Strategi Pengembangan Destinasi pariwisata di Kepulauan Togean Provinsi Tengah

Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata di Kepulauan Togean Provinsi Sulawesi Tengah

Fitriah Badarab, Endah Trihayuningtyas, dan M. Liga Suryadana Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung [email protected], [email protected], [email protected]

Abstract— This research aims to know the menyulitkan atau bahkan merugikan strategy of development of Tourism Destinations in masyarakat. the , Regency Tojo Una-Una, Province. The island has become Dari sudut sosial, kegiatan pariwisata akan a major national tourist's destination in Indonesia memperluas kesempatan kerja baik dari between 50 regions in Indonesia. However, the kegiatan pembangunan sarana dan prasarana number of tourists visited the island were fluctuated maupun dari berbagai sektor usaha yang for the last three years. This research examined the langsung maupun yang tidak langsung tourism strategy formulation based on internal and berkaitan dengan kepariwisataan. Dari sudut external factor analysis at the destination. The ekonomi bahwa kegiatan pariwisata dapat research used some instruments to compile data, memberikan sumbangan terhadap penerimaan such as observation, interview, questionnaires, and daerah bersumber dari pajak, retribusi parkir dan documentation. The research result indicated that karcis atau dapat mendatangkan devisa dari there were several strategies that could be wisatawan mancanegara yang berkunjung. implemented in developing the Togian island. The strategies were as follows: 1) developing cultural Sejalan dengan kebijakan pengembangan and natural tours, such as bird watching, beach pariwisata secara nasional serta dengan activities and Bajeu village visits; 2) establishing memperhatikan potensi daya tarik wisata yang close relationship and cooperation between public dimiliki, maka sektor pariwisata di Sulawesi and private sectors; 3) attracting foreign investors; Tengah khususnya Kabupaten Tojo Una-Una, 4) building and maintaining the tourist facilities in Kepulauan Togean mendapatkan perhatian yang some strategic locations; 5) increasing community besar dari Pemerintah Daerah untuk dijadikan awareness for developing tourism; 6) developing sebagai salah satu destinasi wisata unggulan ethnic-based tour packages. Therefore, some yang memiliki daya tarik wisata sebagaimana recommendations for the destination are on yang diatur dalam PP No. 50 Tahun 2011 developing cultural, natural, and culinary tourism; tentang RIPPARNAS 2010-2025, menetapkan improving the public facilities; developing kepulauan Togean masuk dalam 50 destinasi accessibility; and strengthening cooperation among stakeholders. pariwisata nasional. Kepulauan Togean memiliki potensi wisata Keywords— strategy development; tourism alam terutama wisata bahari yang sangat destinations; togian islands; qualitative; internal; mempesona, seperti yang kita ketahui bahwa external; SWOT. atraksi wisata sangat mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung ke Kepulauan I. PENDAHULUAN Togean dimana keindahan, keunikan suatu Pariwisata adalah salah satu dari objek wisata merupakan daya tarik wisata industri gaya baru, yang mampu menyediakan tersendiri dan dapat memberikan rasa nyaman, pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam aman, kesenangan serta kepuasan pada hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup wisatawan yang berkunjung di Kepulauan dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di Togean. Berbagai aktivitas yang dapat dinikmati dalam negara penerima wisatawan (Wahab, oleh para wisatawan di Kepulauan Togean ini 2003: 5). Berkembangnya pariwisata di suatu adalah menyelam, selancar, memancing, daerah akan mendatangkan banyak manfaat bagi berenang, berjemur dan lain sebagainya. masyarakat, yakni secara ekonomis, sosial dan Kepulauan Togean merupakan salah satu bagian budaya. Namun, jika pengembangannya tidak ekosistem terumbu karang penting dari coral dipersiapkan dan dikelola dengan baik, justru triangle yang meliputi wilayah Indonesia, akan menimbulkan berbagai permasalahan yang Philipina, Malaysia, Papua Nugini, Jepang dan Australia. Terumbu karang di Kepulauan

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 97

Fitriah Badarab, Endah Trihayuningtyas, dan M. Liga Suryadana

Togean kaya akan keanekaragaman hayati laut Sektor pariwisata memerlukan suatu pola dengan 4 tipe terumbu karang : karang tepi perencanaan pengembangan destinasi wisata (fringing reef), karang penghalang (barrier yang tersusun agar potensi yang dimiliki oleh reef), karang tompok (patch reef), dan karang destinasi wisata dapat dengan optimal cincin (atoll) serta biota laut yang beragam dikembangkan. Untuk memajukan sektor menjadi potensi wisata bahari untuk menarik pariwisata suatu destinasi maka dibutuhkan perhatian para wisatawan baik domestik peran dari Pemerintah Daerah sebagai leading maupun mancanegara untuk berkunjung ke sector dalam menentukan perencanaan Kepulauan Togean sembari menikmati pembangunan dan pengembangan keindahan bawah laut dengan berbagai aktifitas kepariwisataan daerah. Dengan pemahaman yang ditawarkan. yang baik mengenai aspek lingkungan internal dan lingkungan eksternal di Kepulauan Togean Selain itu Masyarakat yang berada di yang bertujuan untuk mengidentifikasi, wilayah Kepulauan Togean bersifat terbuka, menganalisis serta menentukan strategi bersahabat dan tidak eksklusif, sehingga dapat pengembangan destinasi wisata yang menerima dan memiliki rasa kepedulian dibutuhkan untuk jangka waktu panjang. terhadap masyarakat pendatang di Kepulauan Strategi yang dapat diterapkan dalam penelitian Togean dan dijumpai komunitas Togean, ini mengacu pada konsep Wheelen dan Hanger Babongko dan Bajau yang memiliki budaya, (2000:8) yang mengemukakan bahwa langkah- kearifan lokal dan adat istiadat yang masih langkah dalam proses strategi pengembangan terpelihara hingga saat ini. Akan tetapi, kearifan suatu destinasi diantaranya mengidentifikasikan lokal dan budaya belum menjadi daya tarik faktor-faktor lingkungan internal maupun wisata living culture yang diminati oleh eksternal, formulasi strategi, implementasi wisatawan. strategi dan evaluasi strategi. Ketersediaan amenitas yang terdapat di Manajemen strategis merupakan proses Kabupaten Tojo Una-Una khususnya di yang dinamik karena ia berlangsung secara terus Kepulauan Togean diantaranya akomodasi, menerus dalam suatu organisasi. Dimana yang rumah makan, money changer, biro perjalanan, dimaksud dengan manajemen strategis disini toko souvenir, pusat informasi dan fasilitas agar organisasi menjadi satuan yang mampu kenyamanan lainnya yang menjadi faktor menampilkan kinerja tinggi karena organisasi pendukung wisata (Cooper at all dalam Sunaryo, yang berhasil ialah organisasi yang tingkat 2013:150) akan tetapi beberapa komponen efektivitas dan produktivitasnya makin lama kapasitasnya belum memadai dalam membantu makin tinggi (Siagian, 2007:27) Selanjutnya pengembangan destinasi pariwisata di Djuaeny (2005:2) memberikan definisi Kepulauan Togean manajemen strategis sebagai berikut: Dari beberapa dan hambatan yang dihadapi 1. Manajemen strategis merupakan suatu terutama jika masyarakat lokal tidak proses untuk menempatkan posisi organisasi mendukung kegiatan kepariwisataan tersebut pada titik strategis agar perkembangannya maka disinilah pentingnya kesadaran serta senantiasa memperoleh regulasi dari pihak Pemerintah Daerah yang keuntungan/kemakmuran. melaksanakan pembangunan dan 2. Manajemen strategis merupakan upaya pengembangan pariwisata di Kabupaten Tojo untuk mengintegrasikan antara perencanaan Una-Una khususnya di Kepuluan Togean. strategis dengan upaya meningkatkan Sektor pariwisata memerlukan suatu pola kualitas organisasi, efisiensi anggaran, perencanaan pengembangan destinasi wisata optimasi penggunaan sumber daya, evaluasi yang tersusun agar potensi yang dimiliki oleh program kinerja dan pelaporan. destinasi wisata dapat dengan optimal dikembangkan. Untuk memajukan sektor Proses manajemen strategis dapat pariwisata suatu destinasi maka dibutuhkan dideskritifkan sebagai sebuah pendekatan yang peran dari Pemerintah Daerah sebagai leading objektif, logis, dan sistematis untuk membuat sector dalam menentukan perencanaan keputusan-keputusan besar dalam organisasi. pembangunan dan pengembangan Manajemen strategis berusaha mengorganisasi kepariwisataan daerah. Dengan pemahaman informasi kualitatif dan kuantitatif sedemikian yang baik mengenai aspek lingkungan internal rupa sehingga memungkinkan diambilnya dan lingkungan eksternal di Kepulauan Togean keputusan yang efektif dalam kondisi yang bertujuan untuk mengidentifikasi, ketidakpastian yang melingkupnya. Dengan menganalisis serta menentukan strategi demikian manajemen strategis dapat pengembangan destinasi wisata yang didefinisikan sebegai berikut “Manajemen dibutuhkan untuk jangka waktu panjang. strategis ialah proses mengelola strategi yang terdiri dari tahapan rumusan, implementasi,

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 98

Strategi Pengembangan Destinasi pariwisata di Kepulauan Togean Provinsi Sulawesi Tengah

evaluasi/pengendalian, perbaikan strategi, maupun diarahkan untuk mengunjungi tempat dengan tujuan agar strategi dapat tersebut. Hal terpenting dalam suatu destinasi diimplementasikan sehingga mewarnai dan harus memiliki suatu atraksi atau daya tarik mengintegrasikan semua keputusan dan yang dapat menarik perhatian wisatawan, baik tindakan dalam organisasi”. Perumusan strategi secara psikologi maupun nyata oleh Hermantoro dapat menghasilkan keunggulan kompetitif (2011:77) selanjutnya pengertian destinasi hanya bila prosesnya memberikan makna pariwisata kemudian diperjelas kembali oleh kepada para pekerja seluruhnya yang World Tourism Organization (2006) dalam diungkapkan oleh Hurst dalam David (2011:2). Puslitbang Kepariwisataan-Kemenparekraf RI Melengkapi pernyataan sebelumnya Lincoln (2001:22) menjelaskan bahwa destinasi dalam David (2011:2) menyatakan bahwa pariwisata ialah suatu entitas yang mencakup “tanpa strategi suatu organisasi adalah seperti wilayah geografis tertentu yang didalamnya kapal tanpa haluan, berputar-putar tak kenal terdapat komponen produk wisata seperti atraksi arah, ia seperti gelandangan, tidak punya tempat wisata, amenitas dan aksesbilitas serta layanan yang dituju”. maupun pendukung lainnya seperti masyarakat, pelaku industri pariwisata dan institusi Pengembangan potensi pariwisata pengembangan yang membentuk sinergis dalam mengandung makna upaya dalam meningkatkan menciptakan suatu motivasi kunjungan serta sumber daya yang dimiliki oleh suatu daerah totalitas pengalaman berkunjung wisatawan. tujuan wisata dengan cara melakukan pembangunan baik itu berupa unsur-unsur fisik Adapun pengertian menurut Kamra (2001:7) hingga non fisik dari sistem pariwisata sehingga dimana komponen suatu destinasi pariwisata dapat meningkatkan produktivitas. Sejalan sebagai berikut: A destination comprises a core dengan itu menurut Nuryanti 1994 dalam facilities, amenities, and services fashioned to Jayanthie (2010:15) pada dasarnya cater the needs of the tourists, generally pengembangan pariwisata merupakan suatu represented as four A’s. Nevertheless, all the proses yang berkesinambungan untuk elements: Attractions, Access, Amenities melakukan matching and adjustment yang terus (Accomodation, food amd beverage outlets, menerus antara sisi supply and demand entertainment, retailing and other services), kepariwisataan yang tersedia sehingga dapat Ancillary services (local organization). tercapai misi yang telah ditentukan. Untuk melengkapi pernyataan di atas Pengembangan pariwisata, terutama Cooper at all dalam Sunaryo (2013:159) pengembangan destinasi pariwisata merupakan mengemukakan bahwa kerangka suatu bagian dari sebuah rencana dalam upaya pengembangan destinasi pariwisata memajukan, memperbaiki serta meningkatkan mengandung tujuan yang sama yang mencakup kondisi nyata daerah setempat sehingga dapat unsur-unsur seperti dibawah ini: memberikan nilai tambah maupun dapat bermanfaat bagi masyarakat lokal yang ada 1. Attraction: atraksi wisata yang berbasis disekitar kawasan wisata, wisatawan dan utama pada kekayaan alam maupun budaya pemerintah daerah. Kaiser dan Helber dalam serta artificial atau atraksi buatan seperti Yoeti (2008:71) menjelaskan bahwa tingkat- event atau yang biasanya digolongkan dalam tingkat perencanaan pariwisata itu dimulai dari minat khusus. pengembangan pariwisata daerah atau regional 2. Accessbilities, yang mencakup dukungan tourism development yang mencakup sistem transportasi diantaranya: fasilitas pembangunan fisik objek dan atraksi wisata terminal, bandara, pelabuhan, jalur yang akan dijual, pelayanan umum, angkutan transportasi/rute serta model transportasi wisata, fasilitas akomodasi, restoran dan lainnya. perencanaan promosi yang akan dilakukan. 3. Amenities, yang mencakup fasilitas Adapun tahap-tahap selanjutnya akan banyak penunjang maupun pendukung wisata bergantung pada kondisi suatu destinasi yang diantaranya: akomodasi, rumah makan (food mana ada kecenderungan kunjungan wisatawan and beverage), toko cendramata, biro meningkat atau berkurang atau tidak ada yang perjalanan, retail, pusat informasi wisata, berkunjung sama sekali. Bila ternyata fasilitas penukaran uang (money changer) serta fasilitas kenyamanan lainnya. meningkat maka perlu dipikirkan pengembangan selanjutnya dengan system 4. Ancillary Services, yang mencakup seperti prioritas dalam artian yakni pengembangan rumah sakit, bank, pos, telekomunikasi dan dapat didahulukan dengan kebutuhan maupun lainnya. Ini merupakan fasilitas pendukung permintaan dari pasar wisata. yang digunakan oleh wisatawan. 5. Institutions atau biasanya disebut dengan Destinasi merupakan tempat dimana kelembagaan yang terkait dengan seseorang berkeinginan untuk bepergian keberadaan serta peran dari masing-masing

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 99

Fitriah Badarab, Endah Trihayuningtyas, dan M. Liga Suryadana

unsur dalam mendukung terlaksananya suatu Dari penjelasan beberapa unsur-unsur kegiatan pariwisata yang termasuk kerangka pengembangan destinasi menurut masyarakat setempat. Cooper at all dalam Sunaryo (2013:159) dapat di gambarkan sebagai berikut:

Attraction

Institutions Accessbilities

Destinasi Pariwisata

Ancillary Amenities Services

Sumber: Cooper at all dalam Sunaryo (2013:159)

GAMBAR 1. ILUSTRASI KONSTRUKSI SISTEM DESTINASI PARIWISATA

Berdasarkan penelaan atas produk wisata, mempertahankan, dan menumbuhkan maka strategi pengembangan pariwisata terlebih pelanggan melalui penciptaan, penyampaian, dahulu harus direncanakan untuk perbaikan dan pengkomunikasian nilai yang unggul produk yang ada, mencari peluang untuk kepada pelanggan” (Kolter dan Keller, ekspansi pasar yang baru dan menetapkan 2009:62). Definisi ini adalah definisi luas dan prioritas jangka panjang bagi industri lokal umum dari pemasaran terutama karena Kotler (Godfrey & Clarke, 2000:9). Selain itu sebagai (1969:112) berkeyakinan bahwa prinsip-prinsip kerangka dalam pengambilan keputusan, umum dalam pemasaran akan berlaku untuk strategi pengembangan juga merupakan produk, jasa, orang, dan tempat (destinasi panduan bagi seluruh kegiatan pembangunan wisata). Akan tetapi, walaupun secara umum dimasa depan. Mengidentifikasi kekuatan dan definisi tersebut bisa diterima dalam rangka kelemahan suatu produk wisata, mendefinisikan tujuan pemasaran wisata, ada beberapa area serangkaian tujuan (goals) dan sasaran dimana perencanaan dan pengelolaan (objectives) dalam mengatasi masalah dan pemasaran pariwisata perlu mendapatkan menguraikan rencana aksi untuk mencapai nuansa dan penekanan khusus. Strategi tujuan. Pengembangan destinasi pariwisata pemasaran yang dapat dibuat meliputi meliputi to plan for improvements in existing pengembangan tempat dan aktivitas wisata, products (merencanakan perbaikan produk yang akomodasi, akses ke tujuan-tujuan wisata, ada) , dalam hal ini ialah peningkatan potensi sarana-sarana pendukung pariwisata, dan juga wisaata daerah secara keseluruhan melalui komunikasi pemasaran pariwisata yang efektif pengembangan potensi daerah yang akan dan efisien. Selain itu dalam menentukan dijadikan sebagai destinasi wisata. kebutuhan dan keinginan pasar dan sasaran serta Mengidentifikasi strengths, weaknesses, memberikan kepuasan yang diinginkan secara opportunities and threats in the local product, lebih efektif dan efisien merupakan kunci utama yang mana dalam hal ini faktor internal dan dalam mencapai sasaran dan tujuan dari sebuah eksternal pada destinasi dalam menentukan organisasi, maka kepentingan atau kebutuhan rumusan alternative strategi yang akan pasar yang paling diutamakan bukan digunakan dalam pengembangan destinasi kepentingan atau kebutuhan dari penjual. pariwisata. Maka, hal ini yang didapatkan akan Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemasaran sesuai dengan strategi pengembangan berlandaskan diantaranya pada pasar sasaran kepariwisataan yang bertujuan untuk dan kebutuhan pelanggan sehingga dapat mengembangkan produk dan pelayanan yang menghasilkan keuntungan melalui kepuasan berkualitas, bertahap dan seimbang. pelanggan yang di ungkapkan dalam Suryadana dan Octavia (2015:4). Untuk aspek pemasaran dapat diartikan sebagai suatu seni dan ilmu untuk dapat memilih pasar sasaran, dan mendapatkan,

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 100

Strategi Pengembangan Destinasi pariwisata di Kepulauan Togean Provinsi Sulawesi Tengah

II. METODE PENELITIAN tersebut antara lain ialah perwakilan dari Dinas Dalam penelitian ini menggunakan motode Pariwisata dan Kebudayaan Tojo Una-Una, penelitian kualitatif yang mana penelitian ini Tokoh Masyarakat, Pelaku Usaha Pariwisata didasarkan pada pengumpulan, analisis dan dan Wisatawan. interpretasi daya yang berbentuk narasi visual Untuk penelitian ini peneliti menggunakan (bukan angka) untuk memperoleh pemahaman tiga metode analisis diantaranya analisis data mendalam dari fenomena tertentu yang diminati kualitatif, analisis EFAS dan IFAS serta (Gay at al.., dalam Leo, 2013:100). Selanjutnya menggunakan matriks SWOT. Leo (2013:100) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti sebelumnya hanya A. Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFAS) mengetahui secara kasar apa yang dicari. Alat formulasi strategi ini meringkas dan Rancangan penelitian muncul begitu penelitian mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama mulai dilaksanakan yang mana data kualitatif dalam area fungsional bisnis, dan juga bersifat subyektif karena peneliti memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengutamakan interpretasi individu terhadap mengevaluasi hubungan antara area-area fenomena yang ada dengan melakukan tersebut (David dalam Hendrayana, 2011:46). observasi partisipan, wawancara mendalam dan Tabel IFAS disusun untuk merumuskan faktor- sebagainya. Peneliti sendiri merupakan alat faktor strategis internal. Matriks IFAS pengumpul data yang berbentuk kata-kata, digunakan untuk mengetahui faktor – faktor gambar maupun benda. Dimana prosedur yang berkaitan dengan kekuatan serta penelitian yang menghasilkan data deskriptif kelemahan yang dianggap penting. Data dan berupa kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku informasi aspek internal perusahaan dapat digali yang diamati untuk mendapatkan semua fakta dari beberapa fungsional perusahaan. Setelah yang terkait dengan pengembangan destinasi faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan pariwisata dan menerapkan berbagai teori yang diidentifikasi, suatu tabel IFAS disusun untuk relevan untuk membantu menjawab masalah merumuskan faktor-faktor strategis internal penelitian. tersebut dalam kerangka kekuatan dan kelemahan perusahaan. Tahapnya adalah: Penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2013:298) tidak menggunakan populasi 1. Menyusun dalam sebuah kolom (kolom 1) dikarenakan penelitian kualitatif berangkat dari yang terdiri dari faktor-faktor yang menjadi kasus tertentu yang ada pada situasi sosial kekuatan serta kelemahan perusahaan. tertentu dan hasil kajiannya tidak akan 2. Memberi bobot masing-masing faktor dalam diberlakukan ke populasi akan tetapi di kolom tersebut (kolom 2). Faktor-faktor transferkan ke tempat lain pada situasi sosial tersebut kemungkinan dapat memberikan yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial dampak terhadap faktor strategis. (Semua pada kasus yang dipelajari. bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00) Menurut Spradley dalam Sugiyono 3. Menghitung rating didalam kolom tersebut (2013:297) dinamakan situasi sosial atau social (kolom 3) untuk masing-masing faktor situation yang terdiri dari tiga elemen yakni dengan memberikan skala mulai dari 4 place, actors and activity (tempat, pelaku dan (sangat kuat) sampai dengan 1 (sangat aktivitas). Dalam hal ini ialah situasi sosial di lemah) berdasarkan pengaruh faktor tersebut Kepulauan Togean provinsi Sulawesi Tengah terhadap kondisi perusahaan yang yang melibatkan keseluruhan unit dalam ruang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif lingkup yang diteliti ialah pengelola maupun (semua variabel yang masuk kategori masyarakat yang memanfaatkan obyek-obyek kekuatan) diberi nilai mulai dari 1 sampai wisata yang berada dilokasi tersebut. dengan 4 (sangat kuat) dengan Selanjutnya Sugiyono (2013:299) membandingkannya dengan rata-rata menambahkan sampel dipilih dari sejumlah industri atau dengan pesaing utama. kecil individu atau informan kunci. Penentuan Sedangkan variabel yang bersifat negatif, informan atau narasumber yang diwawancarai kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan dilakukan secara purposive yakni dipilih dengan perusahaan besar sekali dibandingkan pertimbangan dan tujuan tertentu. Beberapa dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1, pertimbangan dalam menetapkan sampel sedangkan jika kelemahan perusahaan di diantaranya seperti (1) mereka yang tahu bawah rata-rata industri, nilainya adalah 4. kedalaman informasi sehubungan dengan Rating mengacu pada kondisi destinasi masalah yang diteliti, (2) mereka yang diterima pariwisata di Kepulauan Togean, sedangkan oleh berbagai kelompok yang terkait dengan bobot mengacu pada industri lainnya di penentuan kebijakan, (3) mereka yang memiliki mana destinasi pariwisata Kepulauan pengetahuan tentang pariwisata. Narasumber Togean berada.

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 101

Fitriah Badarab, Endah Trihayuningtyas, dan M. Liga Suryadana

4. Mengkalikan bobot pada kolom 2 dengan secara langsung maupun tidak langsung rating pada kolom 3, untuk memperoleh terhadap perusahaan. Berikut tahapan kerja yang faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya dilakukan dalam matriks EFAS, yakni: berupa skor pembobotan untuk masing- masing faktor yang nilainya bervariasi mulai a) Membuat daftar faktor-faktor utama yang dari 4 sampai dengan 1. mempunyai dampak yang signifikan 5. Menggunakan kolom 5 untuk memberikan terhadap kesuksesan maupun kegagalan komentar atau catatan mengapa faktor- usaha untuk aspek eksternal mencakup faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor peluang dan ancaman. pembobotannya dihitung. b) Tentukan bobot dari faktor tersebut dengan 6. Menjumlahkan skor pembobotan (pada skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi kolom 4), untuk memperoleh total skor tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah pembobotan bagi perusahaan yang seluruh bobot harus sebesar 1. Nilai bobot bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan dinilai dan dihitung berdasarkan rata-rata. bagaimana perusahaan bereaksi terhadap c) Tentukan rating setiap faktor tersebut faktor strategis internalnya. Total skor ini dengan skala 1 – 4, dimana: dapat digunakan untuk membandingkan 1 = sangat lemah perusahaan lainnya dalam kelompok 2 = tidak begitu industri yang sama. 3 = cukup kuat 4 = sangat kuat B. Matrik Evaluasi Faktor External (EFAS) d) Kalikan nilai bobot dengan nilai rating-nya Matriks evaluasi faktor eksternal (EFAS) guna mendapatkan skor semua faktor memungkinkan para penyusun strategi untuk tersebut. merangkum dan mengevaluasi informasi e) Jumlahkan skor guna mendapatkan skor ekonomi, sosial, budaya, demografi, total bagi subyek yang dinilai. Skor total 4.0 lingkungan, politik, pemerintah, hukum, mengindikasikan bahwa subyek merespon teknologi, dan persaingan (David dalam dengan cara yang luar biasa pada peluang- Hendrayana, 2011:47). Penafsiran atas peluang yang ada dan menghindari ancaman keterangan responden menjadi hasil identifikasi di pasar industri. Sementara itu, skor total peluang dan ancaman. Peluang dan ancaman sebesar 1.0 mengindikasikan bahwa subyek tersebut kemudian dianalisis eksternal dengan tidak memanfaatkan peluang yang ada atau menggunakan Matrik EFAS. Matriks EFAS tidak menghindari ancaman eksternal. digunakan peneliti guna mengevaluasi faktor- Matriks IE (Internal-Eksternal) (Rangkuti, faktor yang berasal dari eksternal perusahaan. 2006:301) sering juga disebut dengan Matriks Data eksternal tersebut kemudian dikumpulkan Portofolio yang terdiri dari sembilan sel seperti untuk menganalisa hal-hal yang menyangkut yang tertera pada gambar dibawah ini. persoalan eksternal relevan perusahaan. Hal ini penting, karena faktor eksternal berpengaruh

Sumber: Rangkuti (2006:301)

GAMBAR 2. MATRIKS IE (INTERNAL-EKSTERNAL)

Dari diagram di atas diperoleh sembilan sel a) Sel I, II, IV strategi yang seharusnya dengan tiga implikasi perencanaan yang berbeda diterapkan adalah strategi Tumbuh dan (Rangkuti, 2006:301), yakni: Kembangkan (Growth and Build) yang

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 102

Strategi Pengembangan Destinasi pariwisata di Kepulauan Togean Provinsi Sulawesi Tengah

terdiri dari strategi penetrasi pasar, perusahaan serta peluang dan ancaman yang pengembangan pasar, dan pengembangan dipengaruhi faktor-faktor eksternal yang tidak produk. bisa dikontrol oleh perusahaan. Teknik analisis b) Sel III, V, VII strategi yang tepat diterapkan SWOT digunakan untuk mengidentifikasi dalam sel ini adalah strategi Jaga dan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan, Pertahankan (Hold and Maintain) yang peluang-peluang yang dimiliki dan ancaman- terdiri dari penetrasi pasar dan ancaman yang dihadapi perusahaan dalam pengembangan produk. persaingan bisnis. Namun hal ini dapat c) Sel VI, VIII dan IX, strategi yang sebaiknya menyebabkan sejumlah anomali. Masalah dilakukan adalah strategi Tuai atau dengan analisis SWOT dasar dapat diatasi Divestasikan (Harvest or Divest). dengan menggunakan lebih kritis POWER SWOT. POWER adalah singkatan dari personal C. Analisis Matriks SWOT experience (pengalaman pribadi), order Analisis SWOT adalah alat untuk mengenali (permintaan) strengths or weaknesses, situasi, yang jika dilakukan dengan benar maka opportunities or threats, weighting akan menghasilkan pondasi yang kuat untuk (pembobotan), emphasize detail (penekanan merumuskan atau memformulasikan suatu pada yang lebih detail), dan rank and prioritize strategi (Bozac and Tipuric dalam Hendrayana, (peringkat dan prioritas). POWER SWOT pada 2011:51). Analisis SWOT juga digunakan dasarnya merupakan perpanjangan dari SWOT sebagai alat untuk mengetahui kekuatan, dasar dan jauh lebih berguna untuk perencanaan kelemahan yang dipengaruhi kebijakan internal strategis.

Faktor Internal Kekuatan / Strength (S) Kelemahan/Weaknesses (W) Mengidentifikasi Faktor-faktor Mengidentifikasi Faktor-faktor

Kekuatan Internal Kelemahan Internal Faktor Eksternal Peluang/Opportunities Strategi SO Strategi WO (O) Sel 1 Sel 3 Mengidentifikasi Faktor Ciptakan strategi yang menggunakan Ciptakan strategi yang meminimalkan Peluang Eksternal kekuatan untukmemanfaatkan peluang kelemahan untuk memanfaatkan peluang Ancaman / Threats (T) Strategi ST Strategi WT Mengidentifikasi Faktor Sel 2 Sel 4 Ancaman Eksternal Ciptakan strategi yang menggunakan Ciptakan strategi yang meminimalkan kekuatan untuk mengatasi ancaman kelemahan untuk menghindari ancaman Sumber: Rangkuti (2006:31)

GAMBAR 3. MATRIKS SWOT PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA DI KEPULAUAN TOGEAN

Alasan yang mendasari menggunakan dengan cara menganalisis dan memilah hal-hal metode ini dikarenakan analisis SWOT yang mempengaruhi keempat faktor SWOT, mengarahkan analisis strategi dengan cara kemudian diterapkan dalam gambar matrik memfokuskan perhatian pada kekuatan SWOT. Dalam matrik tersebut dapat (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang dibandingkan bagaimana kekuatan (strengths) (opportunities) dan ancaman (threats) yang mampu mengambil keuntungan (advantage) merupakan hal yang kritis bagi keberhasilan dari peluang (opportunities) yang ada, pengembangan suatu destinasi wisata. Maka bagaimana cara mengatasi) kelemahan perlunya identifikasi terhadap peluang dan (weaknesses yang mencegah keuntungan ancaman yang dihadapi serta kekuatan dan (advantage) dari peluang (opportunities) yang kelemahan yang dimiliki destinasi wisata ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) melalui telaah terhadap faktor internal dan mampu menghadapi ancaman (threats) yang faktor eksternal dalam menetapkan strategi ada, dan bagaimana cara mengatasi kelemahan pengembangan suatu destinasi wisata yang (weaknesses) yang mampu membuat ancaman realistis dalam mewujudkan misi dan visinya. (threats) menjadi nyata atau menciptakan Dimana analisis SWOT merupakan cara sebuah ancaman baru. sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melakukan strategi. Implementasi SWOT Tujuan utama dari analisis SWOT adalah sangat bergantung dengan situasi dan kondisi, untuk mengotimalkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan, serta memanfaatkan baik itu situasi kondisi internal maupun eksternal. Agar mencapai hasil yang maksimal peluang yang muncul dan mengatasi ancaman dalam analisis SWOT, peneliti harus mampu yang datang. Manfaat dari analisis SWOT merangkum berbagai indikasi yang digunakan adalah merupakan strategi bagi para stakeholder untuk menghitung analisis SWOT itu sendiri untuk menetapkan sarana-sarana saat ini atau

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 103

Fitriah Badarab, Endah Trihayuningtyas, dan M. Liga Suryadana

kedepan terhadap kualitas internal maupun Kecamatan Walea Kepulauan dan Kecamatan eksternal. Walea Besar.

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Secara geografis, Kabupaten Tojo Una-una terletak antara 0o20’ Lintang Utara sampai Kabupaten Tojo Una-una merupakan salah dengan 01o60’ Lintang Selatan dan 120o09’ satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah Bujur Timur sampai dengan 121o75’ Bujur yang secara yuridis formal dibentuk berdasarkan Timur di bagian Timur Pulau Sulawesi, dengan UU No. 32 tahun 2003 dengan ibukota batas-batas sebagai berikut: kabupaten yang berkedudukan di Ampana. Jumlah kecamatan di Kabupaten Tojo Una-una ▪ Sebelah Utara : berbatasan dengan ialah sembilan kecamatan yang terdiri dari lima Teluk Tomini dan Provinsi Gorontalo kecamatan di wilayah daratan, yaitu Kecamatan ▪ Sebelah Timur : berbatasan dengan Tojo, Kecamatan Tojo Barat, Kecamatan Tojo Kabupaten Banggai Ulubongka, Kecamatan Ampana dan ▪ Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Ampana Tete serta empat Kabupaten Morowali kecamatan di wilayah kepulauan yang terdiri ▪ Sebelah Barat : berbatasan dengan dari Kecamatan Una-una, Kecamatan Togean, Kabupaten Poso

Sumber: Disbudpar Kabupaten TOUNA (2016)

GAMBAR 4. PETA LOKASI KABUPATEN TOJO UNA-UNA

Luas wilayah Kabupaten Tojo Una-Una dalam zona transisi garis Wallace dan Weber kurang lebih 9.292,36 km2 dengan luas daratan yang merupakan gugusan dari pulau-pulau kecil kurang lebih 5.721,53 km2 dan luas lautan yang melintang ditengah Teluk Tomini yang kurang lebih 3.570,83 km2. Iklim di Kabupaten mana Taman Nasional Kepulauan Togean Tojo Una-una yakni iklim tropis dan terdiri dari terletak pada koordinar 00o 07’ 43” - 00o 65’ 06” dua musim yaitu musim Barat (Juli-Desember) LS dan 121o 51’ 63” – 1220 44’ 00” BT, dan musim Timur (Januari-Juni). Curah hujan memanjang kurang lebih 102,7 km. Secara berkisar antara 1200-4100 mm/tahun dan geografis Kepulauan Togean terletak di tengah- temperaturnya berkisar 17-330C, sedangkan tengah Teluk Tomini dengan daerah seluas kelembaban udara antara 74%-82% dan 755,4 km2. . Kepulauan Togean berbatasan kecepatan angin berkisar 3-6 knot (mil/jam). sebelah utara dengan Teluk Tomini dan Provinsi Gorontalo, sebelah selatan berbatasan dengan Kepulauan Togean merupakan bagian dari daratan pulau Sulawesi dan Lautan dalam Kabupaten Tojo Una-Una, Provinsi Sulawesi selanjutnya disebelah timur berbatasan langsung Tengah yang terbentang sepanjang 90 km. dengan Laut Maluku dan sebelah barat Kepulauan Togean terdiri dari pulau-pulau kecil berbatasan dengan Teluk Tomini dan Lautan yang jumlahnya mencapai 60 pulau dan 6 pulau dalam. besar. Dimana Kepulauan Togean termasuk dalam bagian Taman Nasional yang terletak

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 104

Strategi Pengembangan Destinasi pariwisata di Kepulauan Togean Provinsi Sulawesi Tengah

Sumber: Disbudpar Kabupaten TOUNA (2016) GAMBAR 5. PETA LOKASI KEPULAUAN TOGEAN ANALISIS FAKTOR INTERNAL

1. Kondisi Aktual Atraksi Wisata pemberangkatan yang tidak setiap hari, informasi dan jadwal keberangkatan tidak tentu, Kepulauan Togean merupakan destinasi dan sarana transportasi yang belum memberikan wisata yang sangat diunggulkan karena kenyamanan perjalanan bagi wisatawan menuju memiliki potensi sumber daya perikanan, ke destinasi wisata. Permasalahan aksesbilitas keanekaragaman hayati, biota laut dan darat, transportasi diatas dikarenakan oleh belum kekayaan budaya lokal (adat istiadat) serta berkembangnya usaha angkutan wisata baik keterbukaan masyarakat dalam menerima para oleh swasta maupun masyarakat, sebagaimana pendatang. Objek wisata unggulan hingga saat yang sudah ada pada destinasi-destinasi wisata ini yakni pesona alam dan keindahan bawah laut yang telah maju. Permasalahan aksesbilitas perairan gugusan Kepulauan Togean yang dapat diatasi dengan pengembangan sistem menarik simpatik wisatawan untuk berkunjung transportasi wisata yang memuaskan bagi ke Kepulauan Togean. Selanjutnya, potensi wisatawan. wisata yang dimiliki oleh Kepulauan Togean yakni makanan khas seperti: Du’I atau Papeda 3. Kondisi Aktual Amenitas dan Sinole yang merupakan hasil olahan dari Sagu. Selain itu, pengamatan burung Allo yang Usaha-usaha kepariwisataan di Kepulauan menjadi fauna khas Kabupaten Tojo Una-Una Togean belum terintegrasi dalam mata rantai juga diminati yang dapat di lihat disekitaran industri pariwisata, sehingga belum memiliki desa Tumbulawak (watching bird), trakking ke hirarki yang dapat meningkatkan jumlah dalam hutan pulau Malenge untuk melihat kunjungan wisatawan. Masalah ini disebabkan Tarsius maupun Kera khas Kepulauan Togean oleh lemahnya keahlian pelaku usaha dan dan juga dapat terdapat danau Ubur-Ubur yang aparatur pemerintah dalam jaringan mata rantai tidak menyengat sehingga aman bagi wisatawan bisnis pariwisata. Lemahnya jaringan usaha yang ingin berenang/snorkeling. membatasi penciptaan paket wisata, kurangnya perhatian terhadap ekonomi lokal. Di destinasi 2. Kondisi Aktual Atraksi Wisata Kepulauan Togean usaha pariwisata masih terbatas pada akomodasi dan usaha transportasi Wisatawan yang berkunjung ke Kepulauan yang disediakan oleh pengelola objek wisata. Togean pada umummnya dapat ditempuh dengan dua jalur yang berbeda seperti jalur Kota 4. Kondisi Aktual Ancillary Service Ampana - Wakai dan Gorontalo - Wakai. Di kawasan wisata Kepulauan Togean, Wisatawan yang berkunjung diperhadapkan pada dua masalah aksesbilitas yakni kemudahan fasilitas pendukung pariwisata masih terbatas mencapai destinasi dan pergerakan dalam pada akomodasi dan pendukungnya serta destinasi. Dari Wakai wisatawan menggunakan fasilitas diving yang disediakan oleh pengelola perahu kecil untuk mencapai tempat wisata objek wisata. Berbagai fasilitas pendukung yang lainnya, terkait dengan transportasi wisatawan dijumpai di destinasi, namun belum tersedia di sering diperhadapkan dengan kendala frekuensi Kepulauan Togean seperti: ATM, Money

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 105

Fitriah Badarab, Endah Trihayuningtyas, dan M. Liga Suryadana

changer, fasilitas olahraga pantai, tempat pembinaan terhadap usaha kecil menengah sampah, toilet umum maupun klinik kesehatan. maupun koperasi. Sejalan dengan hal tersebut dari hasil wawancara bersama Bapak Ude 5. Kondisi Aktual Kelembagaan selaku pengelola usaha kepariwisataan yang ada Kepulauan Togean sebagai taman wisata di Kepulauan Togean mengungkapkan bahwa laut telah nyata menjadi salah satu destinasi masyarakat lokal belum memanfaatkan kegiatan wisata bahari di Indonesia dan telah menjadi pariwisata yang ada disekitar desa mereka untuk tujuan wisatawan mancanegara. Dalam kawasan membuat suatu ketrampilan seperti souvenir Sulawesi, Kepulauan Togean berada dalam khas daerah yang dapat bernilai ekonomi untuk jaringan keterkaitan wisata dengan Bunaken dan ditawarkan pada wisatawan. Toraja. Berdasarkan fakta ini, konsep 3. Kondisi Aktual Pasar Wisata pembangunan perwilayahan kepariwisataan Tojo Una-Una bersifat lintas sektoral yang Pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una berorientasi pada keterkaitan antar-wilayah, hingga saat ini berupaya mempromosikan daya baik regional maupun nasional. Jaringan wisata tarik wisata, misalnya melalui website dan yang terbangun antar wilayah mengharuskan berbagai even wisata. Beberapa usaha lahirnya senergitas pembangunan pariwisata memasarkan daya tarik wisata Kepulauan Togean melalui website, event A. Analisis Faktor Eksternal nasional maupun internasional serta melalui 1. Kondisi Aktual Teknologi biro-biro perjalanan nasional dan internasional. Teknologi di bidang pariwisata tidak hanya Tantangan bagi Kabupaten Tojo Una-Una ialah dimanfaatkan sebagai media promosi, namun menciptakan rencana pemasaran yang efektif teknologi juga dapat menjadi media untuk diimplementasikan di dalam dan luar pembelajaran bagi para investor/pengusaha di negeri. Berdasarkan hasil wawancara dengan bidang pariwisata. Dunia pariwisata menjadi bapak Zainal bidang Pemasaran Pariwisata salah satu bidang garapan pemerintah daerah Kabupaten Tojo Una-Una, menyatakan bahwa dalam mengimplementasikan e-government sebelumnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan untuk mempublikasikan atau memasarkan Kabupaten Tojo Una-Una telah mengadakan potensi wisata di daerah, sehingga dapat penelitian mengenai pasar wisata pada bulan disimpulkan bahwa adanya suatu sistem April 2012, yang mana wisatawan wisatawan informasi manajemen yang berbasis pada Eropa masih mendominasi untuk berkunjung ke pengolahan data elektronik di bidang pariwisata. Kepulauan Togean, sejalan dengan hasil Akan tetapi, dilihat dari kondisi tersebut dari observasi peneliti dilapangan. Sementara pasar pihak Pemerintah Daerah belum secara potensial meliputi wisatawan Amerika Serikat, maksimal dalam memanfaatkan teknologi Timur Tengah, India, dan negara-negara Asia. berbasis E-Tourism untuk mendatangkan 4. Kondisi Aktual Pesaing Bisnis wisatawan maka perlu dilakukan suatu upaya Kepariwisataan penyususnan rencana pengembangan pariwisata yang berbasis pada sistem teknoligi informasi Kepulauan Togean merupakan destinasi yang memperkenalkan segala potensi wisata, pariwisata unggulan yang ada di Sulawesi sarana-prasarana pendukung, kemudahan akses Tengah yang menawarkan keindahan alam baik dan transportasi, paket wisata yang ditawarkan, underwater, landscape maupun budayanya. iklim, biaya, rute dan jarak serta hal-hal yang Aktifitas diving dan snorkeling menjadi andalan berkaitan dengan kegiatan wisata di Kabupaten di destinasi ini karena memiliki ±79 spot dive Tojo una-Una khususnya di Kepulauan Togean. dengan kedalaman yang berbeda maupun Informasi yang ditampilkan bukan sekedar keunikan spot tersebut. Kepulauan Togean jumlah dan jenis objek wisata saja melainkan termasuk dalam triangle coral yang dengan visualisasi objek dan fasilitas, peta citra menghubungkannya dengan wilayah Indonesia, satelit sehingga informasi ini dapat Philipina, Malaysia, Papua Nugini, Jepang dan dimanfaatkan oleh para wisatawan untuk Australia. Sedangkan Pulau Bunaken termasuk menentukan objek wisata yang akan dikunjungi, dalam wilayah “segi tiga emas” yang jadwal kegiatan wisata, waktu dibutuhkan merupakan jalur perairan laut yang hingga pada kemudahan transaksi lainnya. menghubungkan laut Filipina, Papua dan Indonesia karena kekayaan alam yang berada di 2. Kondisi Aktual Perekonomian Bunaken, organisasi nasional dan internasional Ekonomi rakyat merupakan ekonomi non pemerintah saling bekerjasama dalam mandiri yang tidak tergantung modal asing, menjalankan konservasi terumbu karang dan sehingga pemberdayaan ekonomi perlu mangrove. Akan tetapi, disisi lain Kepulauan dilakukan dengan terus meningkatkan Togean lebih unggul pada lokasi - lokasi yang perekonomian rakyat melalui perlindungan dan dijadikan tempat penyelaman dimana aktivitas

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 106

Strategi Pengembangan Destinasi pariwisata di Kepulauan Togean Provinsi Sulawesi Tengah

diving and snorkeling menjadi unggulan kemasyarakatan dengan konsep daya tarik ditempat ini. wisata living culture yang berbeda dengan produk wisata para pesaing karena B. Strategi Pengembangan Destinasi mengembangkan jejaring desa wisata Pariwisata di Kepulauan Togean dengan keunikan lokal yang dimilikinya 1. Dari hasil analisis EFAS dan IFAS sehingga wisatawan mendapatkan perencanaan dari SO merupakan hal yang penguatan unsur memory/kenangan khas dan dianggap mememiliki prioritas yang tinggi life style dari komunitas suku yang berada di dan mendesak untuk dilaksanakan. destinasi pariwisata Kepulauan Togean serta Perencanaan tersebut ialah: Pengembangan mempublikasikan melalui media sosial. sistem transportasi multi moda (darat, laut dan udara) dengan menata manajemen moda 4. Dari hasil analisis EFAS dan IFAS transportasi yang memudahkan pergerakan perencanaan WT merupakan hal yang dapat wisatawan mencapai destinasi wisata di untuk dilaksanakan. Perencanaan tersebut Kepulauan Togean demi merangkul ialah: Memperkuat kerjasama antar wisatawan mancanegara terlebih pada pasar stakeholder dan para investor dalam potensial dari negara-negara ASIA. menciptakan iklim investasi pariwisata yang kondusif dengan sistem dan mekanisme 2. Dari hasil analisis EFAS dan IFAS pelayanan dan perizinan investasi dibidang perencanaan WO merupakan hal yang pariwisata yang mudah, cepat dan murah seharusnya dianggap mememiliki prioritas agar pengadaan fasilitas-fasilitas pariwisata yang tinggi untuk dilaksanakan. dapat meningkat sejalan dengan Perencanaan tersebut ialah: Menetapkan pengembangan usaha-usaha pariwisata yang regulasi perencanaan jalur transportasi dikelola oleh para investor dengan menuju destinasi pariwisata Kepulauan berkembangnya industri pariwisata di Togean dengan mengoptimalkan rute dan Kepulauan Togean memungkinkan untuk jadwal penerbangan serta pelayaran menuju memadainya fasilitas-fasilitas umum ke Kepulauan Togean demi meraih pangsa pariwisata seperti ATM, Toilet Umum, pasar yang potensial dari negara-negara Money Changer, bahkan infrastruktur ASIA dan sekaligus mempermudah akses berupa air bersih, listrik dan alat masuk para wisatawan asing dengan tingkat telekomunikasi dapat terpenuhi. keamanan yang terjaga sehingga Kepulauan Togean dapat menjadi destinasi pariwisata Sesuai dengan perhitungan skor posisi berskala internasional. internal dan eksternal pada matriks IFAS dan EFAS yang menunjukkan skor 3,81 pada 3. Dari hasil analisis EFAS dan IFAS internal dan 3,23 pada eksternal maka kawasan perencanaan ST merupakan hal yang wisata Kepulauan Togean menurut IE Matriks sebaiknya untuk dilaksanakan. Perencanaan berada pada kuadran I yang berarti berada pada tersebut ialah: Mengembangkan potensi posisi sedang dan bertumbuh sesuai dengan sumber daya lokal sebagai daya tarik wisata gambar berikut: yang khas berbasis budaya, adat istiadat dan

GAMBAR 6. IE MATRIKS

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 107

Fitriah Badarab, Endah Trihayuningtyas, dan M. Liga Suryadana

Pada posisi diatas dapat dijelaskan bahwa dan pengoptimalan aksesibilitas karena image destinasi pariwisata Kepulauan Togean berada dasar yang terbentuk adalah keindahan bawah pada posisi kuadran I yaitu bertumbuh dengan laut Kepulauan Togean dan pemandangan alam asumsi untuk dikembangkan, melihat posisi yang menarik. Penguatan image tersebut yang strategis dianjurkan untuk menggunakan diwujudkan dalam penganekaragaman berbagai salah satu strategi diversifikasi produk, yang sarana dan prasarana penunjang kegiatan dimana menurut Fandy Tjiptono (1997) terdapat berwisata dan peristirahatan bagi para 3 strategi diversifikasi produk, salah satunya wisatawan. Selain pembedaan dan variasi, adalah Diversifikasi konsentris, dimana produk- strategi lain yang dijadiin fokus adalah penetrasi produk baru yang diperkenalkan memiliki pasar atau yang lebih mudah diartikan sebagai kaitan atau hubungan dalam hal pemasaran, usaha aktif pengelola dalam mencari dan teknologi dengan produk yang sudah ada, atau melebarkan cakupan pengunjung. Melakukan dengan kata lain yaitu pengembangan produk Re-orientasi pengunjung dapat dilakukan serta menggunakan strategi penetrasi pasar yang dengan menambah youth market sebagai pasar dapat ditafsirkan sebagai promosi yang gencar sasaran yang berimplikasi ditambahkannya untuk menarik minat berwisata. Fokus produk wisata budaya untuk mengakomodasi diversifikasi produk lebih kepada tuntutan segmen pasar tersebut. pemberagaman aktivitas, pengadaan fasilitas

GAMBAR 7. POTENSI WISATA KABUPATEN TOJO UNA-UNA

IV. METODE PENELITIAN pengembangan destinasi pariwisata di Strategi pengembangan destinasi pariwisata Kepulauan Togean selain itu belum adanya di Kepulauan Togean diarahkan pada upaya kerjasama dengan investor baik dalam negeri untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dan maupun luar negeri dalam pengembangan menjadi destinasi yang berdaya saing kepariwisataan daerah. internasional, sesuai dengan kondisi aktual Menyangkut faktor-faktor yang menjadi perkembangan pariwisata di Kepulauan Togean penghambat dalam pengembangan destinasi yang masih berada pada tahap eksplorasi. antara lain yakni kesadaran akan sebagian besar Strategi pengembangan destinasi di Kepulauan masyarakat akan lingkungan masih sangat Togean yang dihasilkan pada penelitian ini yang rendah, hal ini dapat dilihat seperti: pembuangan menjadi prioritas dalam pengembangan sampah sembarangan di laut, penangkapan ikan destinasi yakni produk wisata khususnya pada dengan menggunakan bom ikan. Sifat aksesibilitas, melengkapi amenitas dan keterbukaan masyarakat lokal terhadap kerjasama antar stakeholder yang ada di wilayah wisatawan khususnya mancanegara dapat Kabupaten Tojo Una-Una dan Gorontalo. Yang menimbulkan terkikisnya budaya lokal dengan menyebabkan kondisi produk wisata yang budaya asing yang dibawa oleh wisatawan belum terkemas dengan baik disebabkan oleh mancanegara. Masih tertanamnya image kurangnya tenaga profesional di bidang Indonesia sebagai negara dengan keamanan kepariwisataan (SDM) yang tersedia baik itu yang kurang kondusif dibenak wisatawan dalam lingkup masyarakat, pengusaha maupun khususnya mancanegara. Adanya potensi pemerintah itu sendiri dalam mengelola

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 108

Strategi Pengembangan Destinasi pariwisata di Kepulauan Togean Provinsi Sulawesi Tengah

perubahan wisata special interest menjadi mass Buchari, Alma. (2007). Manajemen Pemasaran tourism dalam pengembangan pariwisata di dan Pemasaran Jasa. Bandung: PT. Kepulauan Togean dimana hal ini dapat Alfabeta. berdampak pada kerusakan ekosistem laut dan ______. (2009). Manajemen terumbu karang yang merupakan produk Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Cetakan unggulan Kepulauan Togean Ke delapan. Bandung: Alfabeta. Strategi pengembangan destinasi pariwisata Butler. R.W. (1980). The Concept of Tourism di Kepulauan Togean diarahkan pada upaya Area Cycle of Evolution: Implicationsfor untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dan the Management of resources. The menjadi destinasi yang berdaya saing Canadian Geographer. internasional, sesuai dengan kondisi aktual Charles R. Goeldner, J.R Brent Ritchie & perkembangan pariwisata di Kepulauan Togean Robert W. McIntosh. (2000). Tourism yang masih berada pada tahap eksplorasi. Principles, Practices, Philosophies. Eight Berdasarkan hasil pembahasan dan Edition. Penerbit Simultaneously in kesimpulan dalam penelitian ini mengenai Canada. strategi pengembangan destinasi di Kepulauan Cooper, C.P., Fletcher, J Fyall, A., Gilbert D Togean Kabupaten Tojo Una-Una Provinsi and Wanhill, S. (2005). Tourism: Sulawesi Tengah, maka rekomendasi yang perlu Principles and Practice. Harlow. disampaikan dalam pengembangan produk England: Financial Times Prentice Hall. wisata yang ada, memaksimalkan pasar wisata Damanik, Janianton dan Helmut F. Weber. serta potensi lain yang mendukung strategi (2006). Perencanaan Ekowisata Dari tersebut dengan cara mengembangkan destinasi Teori ke Aplikasi. Yogyakarta: Andi pariwisata dengan prinsip berkelanjutan dari Offset. aspek lingkungan, sosio kultural dan ekonomi, David, Fred, R. (2011). Strategic Management serta mudah dicapai dan menarik bagi Manajemen Strategi Konsep, Edisi 12, wisatawan, mengembangkan pemasaran Salemba Empat, Jakarta. pariwisata yang dapat meningkatkan kujungan Djafar Suaib. (2014). Pulau Togean Kabupaten wisatawan, mengembangkan industri pariwisata Tojo Una-Una Provinsi Sulawesi Tengah. dan ekonomi kreatif yang berdaya saing, Yogyakarta: Penerbit Ombak. mengembangkan organisasi, sumber daya Djaelani I. Ridwan. (2008). Strategic Tourism manusia, regulasi dan mekanisme operasional Development the Sea Garden Togean yang efektif dan efisien. Island in The Tojo Una-Una Regency of DAFTAR RUJUKAN the Central Sulawesi. Thesis. Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. Anonymous. Informasi Obyek dan Daya Tarik Djuaeni, Achmad. (2006). Manajemen Wisata. Dinas Kebudayaan dan Strategis. Bandung: Lembaga Pariwisata, Kabupaten Tojo Una-Una. Administrasi Negara Republik Indonesia. ______. Informasi data kunjungan Fandeli, Chafid. (2002). Perencanaan wisatawan 2013 – 2015. Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: DinasKebudayaan dan Pariwisata, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Kabupaten Tojo Una-Una. Mada, Bulaksumur. ______. (2016). Tojo Una-Una Dalam Griffin, R.W, and Ronald J. Elbert (2008). Angka 2012. Dinas Kebudayaan dan Business 8th edition. New Jersey: Prentice Pariwisata, Kabupaten Tojo Una-Una. Hall ______. Togean Islands Travel Guide Gunn, Clare A. (1994). Tourism Planning: Book Central Sulawesi Indonesia 2016. Basic, Concepts and Cases. Washington Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DC: Taylor and Francis: Kabupaten Tojo Una-Una. Gunn, Clare A and Turgut Var. (2002). Tourism ______. Togean Islands the Tojo Una-Una Planning: Basics, Concepts, Cases. New Regency. Dinas Kebudayaan dan York, US. Pariwisata, Kabupaten Tojo Una-Una. Goeldner, Charles A and J.R. Brent Ritchie, Ali, Hasan. (2009). Marketing Edisi Baru. (2006). Tourism Principles, Practices, Yogyakarta: Media Pressindo Philosophies (10th ed). New Jersey: Arsyad A. (2003). Pokok-pokok Manajemen Wiley. Pengetahuan Praktis Bagi Pimpinan dan Goodfrey, K and Clarke, J. 2000. The Tourism Eksekutif, Yogyakarta: Penerbit Buku Development Handbook. London: Pustaka Pelajar Continum.

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 109

Fitriah Badarab, Endah Trihayuningtyas, dan M. Liga Suryadana

Godfrey, K., & Clarke, J. (2000). The Tourism Marsongko, E. Pramita. (2014). Pengembangan Development Handbook: A Practical Produk Destinasi Wisata. Bandung: Approach to Planning and Marketing. Diklat Peningkatan Kapasitas Aparatur London: Continuum. Pariwisata Daerah Provinsi Jawa Timur. Hainim. B. (2008). Pengantar Pariwisata, Middleton, Victor T.C. (2001). Marketing in Bandung: Penerbit STPB. Travel and Tourism 3nd Edition. Bodmin: Hadinoto, Kusudianto. (1996). Perencanaan MPG Books Ltd. Pengembangan Destinasi Pariwisata. Muljadi, A.J. (2010). Kepariwisataan dan Jakarta: UI Press Perjalanan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Hall, Colin Michael. (2000). Tourism Planning, Persada. Policies, Processes and Relationship. Maimunah Nur. (2015). Strategi Singapore: Pearson Education Limited. Pengembangan Destinasi Pariwisata ______. (2003). Introduction Kota Kupang Provinsi NTB. (Thesis). to Tourism, Dimensions and Issues 4th Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung Edition. New South Wales: Pearson Nitisusastro, Mulyadi. (2012). Perilaku Education Australia Pty Ltd. Konsumen dalam Perspektif Hakim Lukman. (2014). Strategi Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta Pengembangan Dan Pengelolaan Daya Novianti Sisca, (2013). Strategi Pengembangan Tarik Wisata Alam. Atraksi Wisata Guna Meningkatkan http://luchmanhakim.lecture.ub.ac.id/files Kunjungan Wisatawan Di Kawasan /2012/11/ Wisata Kampung Cikidang Di Kabupaten Hunger, J. David. (1995). Strategic Bandung Barat. Bandung, Program studi Management and Business Policy. Manajemen Resort & Leisure, UPI. Boston: Addison-Wesley. Novianti T. Diana. (2014). Pemanfaatan Hermantoro, Hengky. (2011). Creatif – Based Teknologi di Bidang Pariwisata. Tourism (Dari Wisata Rekreatif Menuju http://repository.library.uksw.edu/handle/ Wisata Kreatif). Yogyakarta: Galang 123456789/2435 Press. Novitasari Ninda. (2013). Pengembangan Kamra, Krishan K. (2001). Managing Tourist Atraksi Wisata di Goa Jatijajar Destination. New Delhi-India: Kanishka Kabupaten Kebumen. Bandung: Program Publisher Distributors. studi Manajemen Resort & Leisure, UPI. Kartadimaja, Muh Fadel. (2015). Pengaruh Pitana I Gede dan Gayatri Putu G. (2005). Atraksi Wisata Terhadap Motivasi Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Berkunjung Wisatawan Ke Braga Penerbit Andi. Culinary Night Dan Cibadak Culinary Pitana I Gede dan Diarta I Ketut Surya. (2009). Night. Bandung: Program studi Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Manajemen Resort & Leisure, UPI. Penerbit Andi. Kotler dan Keller. (2009). Manajemen Puslitbang Kepariwisataan Kemenparekraf RI. Pemasaran, Jilid I, Edisi ke 13. Jakarta: (2001). Erlangga Pendit S. Nyoman. 2002. Ilmu Pariwisata. Kotler, Philip, and Amstrong, Gary, (2012). Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Principles of Marketing 14 edition. New ______. 2003. Ilmu Pariwisata. Jersey: Pearson Hall. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Kotler, Philip, and Keller, Kevin Lane. (2012). PERDA No 1 Tahun 2006, Tentang Kebijakan Marketing Management 14 edition. New Pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una Jersey: Pretice Hall. dalam Pengembangan Pariwisata. Kustanti, A. (2011). Manajemen Hutan Poerwadarminton. (2002). Kasus Umum Mangrove. Bogor: Institut Pertanian Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Bogor. Ponulele. A. (2004). Guide Book to Central Maharani, Deddy Prasetya. (2014). Sulawesi. Central Sulawesi Cultural and Pengembangan Potensi Pariwisata Tourism Office Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Pradikta Angga. (2014). Strategi Timur (Studi Kasus: Pantai Lombang). Pengembangan Obyek Wisata Waduk Jurnal Politik Muda. 3(3). Gunungrowo Indah Dalam Upaya Marpaung H. (2002). Pengetahuan Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kepariwisataan. Bandung: Penerbit Alfa (PAD) Kabupaten Pati. Jurnal Fakultas Beta. Ekonomi. Universitas Negeri Semarang (UNNES)

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 110

Strategi Pengembangan Destinasi pariwisata di Kepulauan Togean Provinsi Sulawesi Tengah

Prasetyo, Putro. (2013). Strategi Dinas Virna, Ervi N. (2012). Pengembangan Daya Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Tarik Pariwisata Budaya. Bandung, Pusat Olahraga Dalam Mengembangkan Potensi Perencanaan dan Pengembangan Objek Wisata Kota Tarakan. Ejournal Kepariwisataan (P2Par) Institut Teknologi Ilmu Pemerintahan. Bandung. Rangkuti F. (2008). Analisa SWOT Teknik Wulandari, et al. (2015). Strategi Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Penerbit Pengembangan Pariwisata Kecamatan PT. Gramedia Pustaka Utama. Badau Kabupaten Belitung. Jurnal. Raymond, F. (2012). Manado Indo Universitas Islam Bandung. Kepariwisataan Blog. Wirawan Saktria. (2013). Pengembangan http://www.indonesia-tourism.com/ Sektor Pariwisata Berbasis Teknologi central-sulawesi/map/index.html, diakses Informasi.http://wwwperadabanpecinta.bl 11 Januari 2016 ogspot.co.id/2013/02/pariwisata-berbasis- Richardson, I. J. dan Fluker, Martin. (2004). teknologi-informasi.html. Understanding and Managing Tourism. Yoeti, Oka A. (2002). Perencanaan Strategis Australia: Pearson Education. Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. Sammeng, Andi Mapi. (2001). Cakrawala Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Pariwisata. Jakarta: Balai Pustaka ______. (2005). Perencanaan Strategis Siagian, Sondang P. (2007). Manajemen Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. Strategi. Jakarta, Bumi Aksara Jakarta: PT. Pradnya Pramita. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. ______. (2008). Perencanaan dan Penerbit Alfabeta. Pengembangan Pariwisata, cetakan ______. (2009). Metode Penelitian kedua. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Warpani, Suwardjoko P & Warpani, Indira P. Penerbit Alfabeta. (2007). Pariwisata dalam Tata Ruang ______. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Wilayah. Bandung: ITB Bandung: Penerbit Alfabeta. Wahab, Salah. (2003). Manajemen ______. (2011). Metodologi Penelitian Kepariwisataan. Jakarta: Pradnya Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta. Paramitha. ______. (2012). Metode Penelitian. Wardiyanta, M. (2006). Metode Penelitian Bandung: Penerbit Alfabeta Pariwisata. Yogyakarta: ANDI. Sunaryo Bambang. (2013). Kebijakan Wiriaatmadja, R. (2012). Metode Penelitian Pembangunan Destinasi Pariwisata Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Rosdakarya. Yogyakarta. Wheelen, T. dan Hunger. J. (2000). Strategic Suwantoro Gamal. (2004). Dasar-Dasar Management and Business Policy, 6th Pariwisata. Yogyakarta. edition, Reading: Addison-Wesley ______. (2009). Dasar-Dasar World Tourism Organization. (2004). Indicator Pariwisata. Yogyakarta: Andi of Sustainable Development for Tourism Suryadana, Moh Liga dan Vanny Octavia. Destination-A Guidebook, Madrid-Spain, (2015). Pengantar Pemasaran World Tourism Organization. Pariwisata. Bandung: Alfabeta. Soebagyo. (2012). Strategi Pengembangan Pariwisata Di Indonesia. Jurnal Liquidity, Peraturan Perundangan 1(2). Undang-Undang No. 29 Tahun 1959 tentang Soekadijo, R.G. (2000). Anatomi Pariwisata Daerah Sulawesi Tengah dibagi Menjadi 4 Memahami Pariwisata Sebagai Kabupaten Dengan Memekarkan Systematic Linkage. Jakarta: PT. Sebagian Wilayah Kabupaten Donggala Gramedia Pustaka Utama. dan Kabupaten Poso. warbrooke John. (2002). The Development and Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Management of Visitor Attractions, Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan 2ndedn. Butterworth-Heinemann. Ekosistem. Tjiptono, Fandy. (1997). Strategi Pemasaran, Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Edisi Ke-3. Yogyakarta: ANDI Pelaksanaan Pemerintah Daerah ______. (2004). Strategi Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Pemasaran, Edisi 2. Yogyakarta: Penerbit Perimbangan Keuangan Pusat dan Andi. Daerah.

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 111

Fitriah Badarab, Endah Trihayuningtyas, dan M. Liga Suryadana

Undang-Undang No. 32 Tahun 2003 tentang Website Pembentukan Kabupaten Tojo Una-Una http://www.bps.go.id/brs/view/id/1104, diakses di Provinsi Sulawesi Tengah. pada 11 Januari 2016 Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang http://disbudpar.sulteng.go.id/, diakses 11 kepariwisataan Januari 2016 Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2011 http://tojounakab.bps.go.id/linkTabelStatis/vie tentang Rencana Induk Pembangunan w/id/27, diakses pada 11 Januari 2016 Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – http://sulteng.bps.go.id/frontend/, diakses pada 2025 (Lembaran Negara RI Tahun 2011 11 januari 2016 No.125). http://www.kemenpar.go.id/asp/index.asp, Peraturam Daerah Kabupaten Tojo Una-Una diakses pada 11 Januari 2016 No. 8 Tahun 2012 tentang RTRW http://eprints.ung.ac.id/932/5/2013-2-93403- Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2011 – 331310028-bab2-10012014091805.pdf, 2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Tojo diakses pada 1 September 2016 Una-Una Tahun 2012 No. 8) https://caretourism.wordpress.com/2013/09/20/ Peraturan Daerah Kabupaten Tojo Una-Una pariwisata-massal-dan-implikasinya/ No. 7 Tahun 2013 tentang Rencana Induk https://elissanindia.wordpress.com/2012/12/03/ Pembangunan Kepariwisataan Daerah keadaan-kepariwisataan-indonesia Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2010 – 2025.

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 112