Anuraga Jayanegara | di Swiss: my experience Copyright Anuraga Jayanegara [email protected] http://anuragaja.staff.ipb.ac.id/2010/11/14/badminton-di-swiss-my-experience/

Badminton di Swiss: my experience

Badminton atau bulutangkis merupakan salah satu olahraga kebanggaan bangsa . Betapa tidak, sejarah telah mencatat harum nama Indonesia di pentas ini dengan sederetan nama besar seperti: Rudi Hartono, , , , Alan Budikusuma, dan masih banyak lainnya. Ajang kompetisi besar badminton pun acapkali disemai dengan manis oleh Indonesia seperti: Piala Thomas, Piala Uber, Piala Sudirman, Kejuaraan dunia, All England, Olmipiade, dsb. Belum lagi turnamen2 super series, grandprix gold dan grandprix di mana Indonesia juga sering berjaya.

Swiss merupakan salah satu negara di dunia yang terkenal dengan tingkat welfare yang tinggi, aman, dan berbagai kenyamanan yang lain. Untuk olahraga, tenis adalah olahraga kebanggan di sini dengan adanya Roger Federer. Sepakbola juga semakin mencuat akhir ini ketika Swiss menjuarai piala dunia junior U17, kemudian timnas seniornya berhasil masuk piala dunia di Afrika Selatan dan membuat kejutan dengan mengalahkan sang juara Spanyol, meskipun akhirnya tidak lolos dari babak penyisihan. Namun jika bicara badminton di Swiss, maka prestasi negara ini untuk level dunia hampir tidak pernah terdengar, bahkan di level Eropa sekalipun. Meskipun demikian, badminton (menurut kacamata saya) merupakan olahraga yang cukup digemari oleh warga Swiss.

Swiss cukup banyak menyelenggarakan turnamen2 badminton baik level kanton (provinsi) maupun level nasional. Yang membanggakan adalah, juara Swiss beberapa tahun terakhir ini adalah orang Indonesia. Beliau adalah Yohannes Hogianto atau biasa dipanggil Mas Hogi yang pernah mengenyam pelatnas PBSI di Cipayung dan seangkatan dengan bintang badminton Sony Dwi Kuncoro. Uniknya lagi, seringkali di turnamen Swiss Master Series (level turnamen badminton tertinggi intern Swiss) beliau di final menghadapi orang Indonesia lainnya yakni Agung Ruhanda. Mereka bekerja sebagai pelatih sekaligus pemain di klub2 di Swiss.

Alhamdulillah saya berkesampatan untuk melanjutkan studi di Swiss, tepatnya di ETH Zurich. Meskipun awalnya biasa saja terhadap olahraga badminton ini, namun lama-kelamaan mulai menyukainya. Warga Indonesia di Zurich biasa bermain badminton setiap hari sabtu di sekitar Hegibachplatz. Saya termasuk papan bawah kalau bermain di sini, ya mungkin sekitar kedua dari bawah. Namun itu tidak mengurangi semangat dalam belajar dan bermain badminton. Yang terpenting adalah menjadi sehat (quwwatul jasadiyah), soal menang atau kalah itu urusan

page 1 / 2 Anuraga Jayanegara | Badminton di Swiss: my experience Copyright Anuraga Jayanegara [email protected] http://anuragaja.staff.ipb.ac.id/2010/11/14/badminton-di-swiss-my-experience/ berikutnya, meskipun inginnya menang :).

Sayangnya terkadang saya tidak bisa rutin berolahraga badminton di Hegibachplatz karena terkadang ada kegiatan lain yang lebih urgen. Oleh karena itu, supaya ada kegiatan olahraga rutin, saya mengikuti training badminton di unit olahraga badminton kampus atau lebih dikenal dengan ASVZ (Akademischer Sportverband Zurich). Kalau di sini, ya boleh dibilang levelnya menengah ke atas karena ndak ada orang Indonesianya :). Pernah saat awal2 berlatih di ASVZ seorang kenalan berkata ".... dari Indonesia ya. Kamu punya DNA badminton. Sepertinya setiap bayi yang baru lahir di Indonesia sudah bisa main badminton ....". Alhamdulillah, ternyata Indonesia sangat dihormati untuk olahraga yang satu ini.

.... to be continued ....

page 2 / 2