POTENSI DAN DAYA TARIK GEREJA KATOLIK GRAHA MARIA ANNAI

VELANGKANI SEBAGAI OBJEK WISATA ROHANI DI MEDAN

KERTAS KARYA

OLEH

AGNES V. SINAGA

132204074

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

POTENSI DAN DAYA TARIK GEREJA KATOLIK GRAHA

MARIA ANNAI VELANGKANI SEBAGAI OBJEK WISATA

ROHANI DI MEDAN

OLEH

AGNES V. SINAGA 132204074

Dosen Pembimbing, Dosen Pembaca,

Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si. Mukhtar, S.Sos., S.Par., M.A. NIP. 19600711 198903 2 001 NIP. 19580615 198703 1 001

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : POTENSI DAN DAYA TARIK GEREJA KATOLIK GRAHA MARIA ANNAI VELANGKANI SEBAGAI OBJEK WISATA ROHANI DI MEDAN

Oleh : AGNES V. SINAGA NIM : 132204074

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

Dr. Budi Agustono, MS NIP. 19600805 198703 1001

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA Ketua,

Arwina Sufika, SE, M.Si NIP. 19640821 199802 2001

ABSTRAK

Tugas akhir yang berjudul “Potensi dan Daya Tarik Gereja Katolik Graha Maria Annai Velangkanni Sebagai Objek Wisata Rohani di Medan” ini diangkat menjadi Tugas Akhir dengan latar belakang bentuk bangunan yang unik serta Graha Maria tersebut merupakan tempat untuk perziarah dan berdevosi kepada Bunda Maria Peyembuh Orang Sakit (Our Lady of Good Health) dan memiliki perpaduan arsitektur Indo-Mogul yang di rancang oleh Pastor James Bharataputra SJ. yang berasal dari India. Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah potensi apa saja yang menjadi daya tarik Gereja Katolik Graha Maria Annai Velangkanni sebagai objek wisata rohani di Medan. Metode penelitian yang digunakan adalahdeskriptif kualitatif yaitu dengan mengumpulkan dari data buku, internet serta wawancara langsung ke lapangan dan penyebaran brosur tentang asal mula Graha Maria didirikan. Teori kepariwisataan yang diuraikan adalahpengertian pengembangan pariwisata, pengertian wisatawan, pengertian daya tarik wisata, pengertian potensi pariwisata, pengertian objek wisata, dan pengertian wisata religi atau ziarah.Hasil penelitian yang didapatkan sebagai potensi dan daya tarik Graha Maria Annai Velangkani adalah berupaaspal pada pintu masuk tergambarkan bentuk rupa manusia yg sedang rebah dengan tangan kedepan seolah-olah merangkul bangunannya, munculnya mata air tepat di bawah telapak kaki Bunda Maria pada kapel berkubah kecil, dan terdapat dibawah diorama jalan salib serta lukisan kaca yang menggambarkan 20 misteri rosario.

Keyworks : Potensi Wisata, Daya Tarik Wisata, Graha Maria Annai Velangkani

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat, kesehatan dan karunia-Nya kepada penulis akhirnya kertas karya ini dapat selesai dengan tepat waktu.

Kertas karya ini merupakan salah satu syarat akademis untuk mendapatkan gelar Diploma D-III Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara. Adapun judul kertas karya ini adalah “Potensi Dan

Daya Tarik Gereja Katolik Graha Maria Annai Velangkani Sebagai Objek

Wisata Rohani Di Kota Medan”. Dalam penulisan kertas karya ini penulis menyadari belum sempurna. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan, pengetahuan, kemampuan, dan suber bacaan yang di peroleh. Oleh karena itu, penulis dengan rendah hati menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca guna dalam penyempurnaan kertas karya yang di buat.

Dalam menyelesaikan kertas karya ini, penulis banyak mendapat dukungan, semangat dan motivasi yang penulis terima dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S sebagai Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Arwina Sufika, S.E.,M.Si. sebagai ketua Program Studi D-III Pariwisata.

3. Ibu Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si. sebagai dosen pembimbing kertas karya

saya ini yang telah meluangkan waktunya dalam membimbing saya dalam

membuat kertas karya ini, memberikan kritik, saran, motivasi dan nasihat

dalam pembuatan kertas karya ini.

4. Mukhtar, S.Sos., S.Par.,M.A. sebagai dosen pembaca kertas karya ini yang

telah meluangkan waktunyya dalam membaca tugas akhir saya, memberikan

saran, memeriksa kesalahan saya dalam pembuatan kertas karya ini.

5. Seluruh staff pengajar Program Studi D-III Pariwisata ang telah membimbing

penulis selama di bangku kuliah khususnya bagian Usaha Wisata sehingga

penulis mendapatkan ilmu dan pengalaman.

6. Kedua orang tua saya Bapak Bonar E. Sinaga dan Mamak Marni M. Purba

serta kakak saya Lia yang telah memberikan saya doa, dukungan dan kasih

sayang yang tiada hentinya.

7. Teman – teman Omk St. Benedictus dan adik-adik Asmika Santo Benedictus

yang memberi saya dukungan, semangat, doa dan membantu penulis dalam

pembuatan kertas karya ini.

8. Teman – teman Usaha Wisata 2013 yang memberikan dukungan, semangat

kepada penulis, dan teman-teman saya Ria Keleng, Nopela, Abid, Naini,

Grasella, Voice yang selalu memberi saya semangat, yang telah banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga kertas karya ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya.

Medan, Januari 2017

Penulis

Agnes V. Sinaga NIM. 132204074

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Kunjungan wisatawan ke Graha Maria Annai

VelangkaniPeriode tahun 2013- 2016 ...... 4

Tabel 3.1 Pemerintahan Kota Medan 2016 ...... 28 Tabel 3.2 Perbandingan etnis di Kota Medan pada tahun 1930, 1980, dan 2000 ...... 33

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...... i

KATA PENGANTAR ...... ii

DAFTAR TABEL...... v

DAFTAR ISI ...... vi

BAB I : PENDAHULUAN ...... 1

1.1Alasan Pemilihan Judul ...... 1 1.2 Batasan Masalah ...... 5 1.3 Rumusan Masalah ...... 5

1.4 Tujuan Penelitian ...... 5 1.5 Manfaat Penelitian ...... 5 1.6 Sistematika Penulisan ...... 6

BAB II : URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN ...... 8

2.1 Pengertian Pariwisata...... 8 2.2 Pengertian Wisatawan ...... 13 2.3 Pengertian Potensi Wisata...... 16 2.4 Pengertian Daya Tarik Wisata ...... 17 2.5 Pengertian Wisata Religi (Rohani)...... 19 2.6 Pengertian Objek Wisata ...... 21

Halaman

BAB III : TINJAUAN KOTA MEDAN ...... 24

3.1 Sejarah Kota Medan ...... 24 3.2 Letak Geografis Dan Demografis Medan ...... 26 3.2.1 Letak Geografis Kota Medan ...... 26

3.2.2 Demografi Kota Medan ...... 30 3.3 Objek Wisata Medan...... 34 3.4 Sejarah Graha Maria Annai Velangkani...... 37 3.5 Aksesibilitas Menuju Gedung Graha Maria Annai Velangkani...... 38

BAB IV : POTENSI DAN DAYA TARIK GEREJA KATOLIK GRAHA MARIA ANNAI VELANGKANI SEBAGAI OBJEK WISATA ROHANI DI MEDAN...... 39 4.1 Potensi dan Daya Tarik Gereja Katolik Graha Maria Annai Velangkani Sebagai Objek Wisata Rohani di Medan ...... 39 4.1.1 Potensi Graha Maria ...... 39 4.1.2 Daya Tarik Graha Maria ...... 44

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN...... 46

5.1 Kesimpulan ...... 46 5.2 Saran ...... 47

DAFTAR PUSTAKA ...... 48

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Kota medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, . Kota ini merupakan kota terbesar di luar Pulau Jawa dan kota metropolitan terbesar ketiga di

Indonesia setelah dan Surabaya. Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare

(265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 -

37,5 meter di atas permukaan laut.

Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata Brastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata penangkaran orang utan di Bukit Lawang, serta kawasan Danau Toba.

Medan memiliki bangunan-bangunan tua yang masih menyisakan arsitektur khas Belanda. Contohnya: Gedung Balai Kota lama, Kantor Pos Medan, Menara Air

Tirtanadi (yang merupakan ikon kota Medan), Titi Gantung sebuah jembatan di atas rel kereta api, Kantor Pos, Bank Indonesia, Gedung London Sumatera dan Bangunan tua di daerah Kesawan. Selain itu, masih ada beberapa bangunan bersejarah, antara

lain Istana Maimun, Masjid Raya Medan, Masjid Raya Al Osmani dan juga rumah

Tjong A Fie di kawasan Jl. Jend. Ahmad Yani (Kesawan).

Daerah Kesawan masih menyisakan bangunan-bangunan tua, seperti bangunan PT. London , dan ruko-ruko tua seperti yang bisa ditemukan di

Penang, Malaysia dan Singapura. Ruko-ruko ini, kini telah disulap menjadi sebuah pusat jajanan makan yang ramai pada malam harinya. Saat ini Pemerintah Kota merencanakan Medan sebagai Kota Pusat Perbelanjaan dan Makanan. Diharapkan dengan adanya program ini menambah arus kunjungan dan lama tinggal wisatawan ke kota ini.

Sistem kepariwisataan Kota Medan memperlihatkan proses pergerakan wisatawan dari daerah asalnya menuju daerah tujuan wisata. Perjalanan kepariwisataan Kota Medan bisa menggunakan transportasi darat seperti becak, mobil, bus, kereta api, motor, angkot, dan sepeda. Untuk mengunjungi objek wisata yang melewati laut ataupun sungai bisa menggunakan kapal maupun sampan kecil dan juga transportasi udara seperti pesawat terbang.

Banyaknya penginapan yang tersebar di Kota Medan baik hotel yang berbintang 1 hingga berbintang lima dan kuliner khas medan seperti Durian Medan, kue Bika Ambon, kuliner yang ada di kampung keleng dan restoran yang terkenal di

Kota Medan. Seperti Durian Medan banyak wisatawan yang hobi makan durian rela datang ke medan untuk mencicipi durian medan serta makanan yang terbuat dari durian. Kini sedang populernya bolu medan seperti bolu Meranti, bolu Amanda dan

Napoleon yang di kelola oleh artis Jakarta yaitu Irwansyah. (sumber : wikipedia.org/wiki/Kota_Medan).

Potensi kepariwisataan Kota Medan terdiri dari wisata alam (flora dan fauna, pantai, hutan atau keadaan fisik suatu daerah), wisata budaya (kesenian, kerajinan tangan, adat istiadat, bangunan sejarah/ monumen), dan pariwisata buatan manusia

(pementasan tarian dan pertunujukan suatu daerah).

Banyak objek wisata dan tempat kuliner yang dapat kita temukan di kota

Medan salah satunya Graha Maria Annai Velangkani. Tentu saja Graha Maria Annai

Velangkani adalah sebuah fenomena kedua dimana yang pertama kali berada di

Velangkanni, India. Bagaikan sebuah tambang rahmat dan berkah, Graha Maria adalah suatu misteri untuk diekplorasi. Graha Maria Annai Velangkanni adalah sebuah tempat wisata iman bagi umat Katolik yang terletak di Taman Sakura Indah,

Jl. Sakura III No. 10, Tanjung Selamat, Medan yang dibangun tahun 2001 – 2005 sebagai tempat untuk berziarah dan berdevosi kepada Bunda Maria Penyembuh

Orang Sakit (Our Lady of Good Health). Dengan Fasade yang bentuknya seperti candi india yang umumnya ada di tempat-tempat ibadah agama hindu.

Gereja Annai Velangkanni terbuka untuk umum baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara, karena daya tarik dari Gereja Annai Velangkani membuat wisatawan banyak berkunjung ke tempat ini.

Tabel 1.1 Kunjungan wisatawanke Graha Maria Annai Velangkani Periode tahun 2013 – 2016.

Tahun Domestik Wisman Jumlah

2013 66.280 63.320 129.600

2014 67.050 64.000 131.050

2015 67.650 66.290 133.940

Jan - Juli 2016 70.028 67.112 137.140

Sumber : Gereja Maria Annai Velangkani Medan

Dari data di atas dapat dilihat peningkatan jumlah kunjungan wisatwan ke

Graha Maria Annai Velangkani dari tahun 2013 sampai Bulan Juli 2016 sebesar 24%.

Peningkatan tersebut diakibatkan karena banyak wisatawan domestik yang berkunjung ke Graha Maria tersebut bukan hanya mereka yang beragama Kristen tapi yang Non Kristen juga mengunjunginya. Ada yang berkunjung untuk berdoa, mengkuti ibadah, dan berfoto-foto.

Terlepas dari perpaduan unik arsitektur Indo-Munghal mirip dengan kuil

Hindu, terlepas dari pentingnya simbol-simbol agama dan isi Alkitab. Bahwa perancang arsitektur Graha Maria, Pastor James Bharataputra SJ, dapat menemukan makna yang mendalam dari warna-warna yang digunakan pada Graha Maria hanya pada akhir tahun 2011, hampir 7 tahun setelah Graha Maria pertama kali dicat pada tahun 2004. Urutan warna yang digunakan adalah hitam yang berarti kegelapan dan kedosaan. Abu-abu yangberarti pertobatan. Putih yang berarti kesucian/kemurnian.

Merah yang berarti pengorbanan. Hijau yang berarti kehidupan. Biru yang berarti warna surga (langit ke-7), dan kuning emas yang berarti kemuliaan.

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka batasan masalah yang akan diangkat dalam kertas karya ini adalah bagaimana potensi yang terdapat di Gereja katolik Graha Maria Annai Velangkani sebagai daya tarik objek wisata rohani di Kota Medan.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang akan diangkat dalam kertas karya ini adalah :

1. Apa saja potensi yang menjadi daya tarik Gereja Graha Maria Annai

Velangkanni sebagai objek wisata rohani di Kota Medan.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui atau mendeskripsikan potensiwisata rohani yang terdapat

di Gereja Katolik Graha Maria Annai Velangkani.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dapat dibagi menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1.5.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu kepariwisataan, khususnya pariwisata dalam objek wisata rohani, baik dari segi bentuk maupun strategi pengembangan.

1.5.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis penelitian diharapkan bermanfaat bagi pemerintah Kota

Medan dalam upaya memperkenalkan Gereja Katolik Graha Maria Annai Velangkani kepada kota maupun provinsi baik dalam negeri maupun luar negeri sebagai objek wisata rohani di Kota Medan, serta bagi masyarakat setempat yang berada di lingkungan tersebut untuk mengambil bagian dalam upaya menjaganya.

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Didalam bab ini diuraikan alasan pemilihan judul, pembatasan masalah,tujuan

penulisan, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : URAIAN TEORITIS MENGENAI KEPARIWISATAAN

Mencakup tentang uraian kepariwisataan yang meliputi pengertian

pengembangan pariwisata, pengertian wisatawan, pengertian daya tarik

wisata, pengertian potensi pariwisata, pengertian objek wisata, dan pengertian

wisata religi atau ziarah.

BAB III : GAMBARAN UMUM GEREJA KATOLIK GRAHA ANNAI

VELANGKANI MEDAN

Dalam bab ini di bahas tentang sejarah Kota Medan , letak geografis, letak demografis, objek wisata Kota Medan, Gereja Katolik Graha Annai

Velangkani.

BAB IV : POTENSI DAN DAYA TARIK GEREJA KATOLIK GRAHA

MARIA ANNAI VELANGKANI SEBAGAI OBJEK WISATA ROHANI DI

MEDAN

Dalam bab ini dibahas potensi dan daya tarik dari Gereja Katolik Graha

Annai Velangkani sebagai objek wisata rohani/ ziarah di Kota Medan.

BAB V PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

2.1 Pengertian Pariwisata

Pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proseskepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan seperti kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan, maupun kepentingan lain seperti sekedar ingin tahu, menambah pengalaman atau untuk belajar. Istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Di Indonesia, kata

“pariwisata” pertama kali dikemukakan secara resmi oleh Prof. Priyono (Alm) pada

Munas Pariwisata II di Jawa Timur pada tanggal 12 sampai 14 Juni 1958.

Kata pariwisata kemudian disyahkan oleh Presiden Soekarno untuk menggantikan tourisme. Atas dasar keputusan tersebut, maka istilah “Dewan

Tourisme” Indonesia berubah menjadi Dewan Pariwisata Indonesia (DEPARI). Pada tahun 1960 DEPARI ditetapkan sebagai satu-satunya penanggung jawab dan menyelenggarakan segala jenis pariwisata bersama dengan bagian kementrian perhubungan ditetapkan sebagai biro eksekutif untuk melaksanakan kebijakan pemerintah dibidang pariwisata (Wardiyanto. 2011;3).

Beberapa ahli juga mengemukakan pengertian Pariwisata, berikut daftar lengkap pengertian Pariwisata menurut para ahli dari luar dan dalam negeri;

Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan sementara waktu dan tidak menetap di daerah tujuan tersebut utnuk memenuhi rasa ingin tau, menghabiskanwaktu senggang. Menurut Koen Meyers (2009), “… bahwa pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh sementara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang atau libur serta tujuan-tujuan lainnya”.

Pariwisata adalah kegiatan wisata yang dilakukan dalam jangka pendek.

Menurut Burkart dan Medlik (1997:3), “… bahwa pariwisata sebagai suatu tranformasi orang untuk sementara san dalam jangka waktu jangka pendek ketujuan- tujuan di luar tempat dimana mereka hidupdan bekerja, dan kegiatan – kegiatan mereka selama tinggal di tempat- tempat tujuan itu”.

Pariwisata adalah kegiatan manusia yang dilakukan secara bergantian dengan orang-orang dalam negeri maupun luar negeri untuk mencari kepuasan tersendiri.

Menurut Prof. Salah Wahab dalam Oka A.Yoeti (1996:116),

“Pariwisata dalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri/ diluar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan secara pribadi atau kelompok untuk sementara waktu berpindah dari satu tempat ketempat lain dengan tujuan mendapatkan kesenangan bagi diri sendiri,

menghabiskan waktu sengangnya, kepuasan rasa ingin tahu, adanya pekerjaan yang ia peroleh dari suatu perusahaan ke tempat tujuan tersebut.

Ada berbagai jenis dan macam pariwisata sesuai dengan potensi yang dimiliki atau warisan yang ditinggalkan nenek moyang pada suatu negara, maka timbullah macam-macam jenis dan macam pariwisata yang dikembangkan sebagai kegiatan, yang lama kelamaan mempunyai ciri tersendiri. Ditinjau dari segi ekonomi, pemberian klasifikasi tentang jenis pariwisata itu dianggap penting, karena dengan cara itu kita akan dapat menentukan berapa penghasilan devisa yang diterima dari suatu macam pariwisata yang dikembangkan di suatu tempat atau daerah tertentu.

Hingga sekarang jenis dan macam pariwisata yang kita kenal diantaranya :

1. Menurut letak geografis Yoeti A. Oka (1996 : 120-121)

1. Local Tourism atau Pariwisata lokal yaitu yang mempunyai ruang lingkup

relatif sempt dan terbatas dalam tempat-tempat tertentu saja.

2. Regional Tourism atau Pariwisata regional yaitu hampir sama dengan

pariwisata lokal, tetapi lebih sempit jika dibandingkan dengan keparwisataan

nasional.

3. National Tourism atau Kepariwisatan Nasional

a. Dalam arti sempit yaitu kepariwisataan yang berkembang dalam

wilayah suatu negara. Dimana titik beratnya orang yang melakukan

perjalanan wisata adalah warga negara sendiri dan orang-orang asing

yang berdomisili di negara tersebut (domestic tourism).

b. Dalam arti luas yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang dalam

suatu wilayah suatu negara. Selain kegiatan domestic tourism juga

dikembangkan foreign tourism dimana adanya lalu lintas wisatawan di

dalam negeri sendiri, juga ada lalu lintas wisatawan luar negeri .

4. Regional –International tourism yaitu kegiatan kepariwisataan yang

berkembang di suatu wilayah internasional yang terbatas tetapi melewati

batas lebih dari dua atau tiga negara dalam wilayah tersebut.

5. International tourism yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang di

seluruh negara dunia.

2. Menurut pembagian objek menurut Pendit, (1999: 42-48) jenis-jenis wisata

dapat dibagi menjadi:

1. Wisata Budayaadalah perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan, untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat, cara hidup, budaya dan seni pada masyarakat daerah yang bersangkutan. Seringnya perjalanan serupa ini disatukan dengan kesempatan- kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan budaya, seperti eksposisi seni (seni tari, seni drama, seni musik dan seni suara), atau kegiatan yang bermotif kesejarahan dan sebagainya. 2. Wisata Kesehatanadalah perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat alam arti jasmani dan rohani, dengan mengunjungi tempat peristirahatan seperti mata air panas yang mengandung mineral yang dapat menyembuhkan, tempat yang mempunyai iklim udara yang mneyehatkan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas-fasilitas kesehatan lainnya. 3. Wisata Olahraga adalah perjalanan dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olah raga di suatu tempat atau negara seperti Asean Games, Olympiade, Thomas dan Uber Cup, Wimbeldon, Tour de Fance, F1, World Cup dan jenis olahraga lainnya. 4. Wisata Komersialadalah perjalanan untuk mengunjungi pameran- pameran dan pekan raya yang bersifat komersil, seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya.

5. Wisata Industriadalah Perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang biasa ke suatu kompleks atau daerah perindustrian yang banyak terdapat pabrik-pabrik atau bengkel- bengkel besar dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian. 6. Wisata Politikadalah pejalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian secara aktif dalam peristiwa kegiatan politik seperti peringatan ulang tahun suatu negara atau perayaan hari kemerdekaan dimana fasilitas akomodasi, sarana angkutan dan berbagai atraksi diadakan secara megah dan meriah bagi para pengunjung. Selain itu peristiwa-peristiwa penting seperti konferensi, musyawarah, kongres atau konvensi politik yang selalu disertai dengan darmawisata termasuk dalam jenis ini. 7. Wisata Sosialadalah pengorganisasian suatu perjalanan murah serta mudah untuk memberi kesempatan kepada golongan masyarakat ekonomi lemah (mereka yang tidak mampu membayar segala sesuatu yang bersifat luks) untuk mengadakan perjalanan. 8. Wisata Pertanianadalah perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi ataupun hanya sekedar melihat-lihat. 9. Wisata Maritim atau Bahariadalah jenis wisata ini banyak kaitannya dengan kegiatan di air seperti di danau, sungai, pantai, teluk atau laut lepas seperti memancing, berlayar, menyelam, berselancar dan lain- lain. Jenis wisata ini dapat juga disebut Wisata Tirta. Indonesia yang merupakan daerah kepulauan kaya akan wisata jenis ini. 10. Wisata Buruadalah kegiatan yang dilakukan di negara-negara yang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah (memliki izin). Pemerintah yang bijaksana mengatur wisata buru ini demi keseimbangan hidup satwa yang diburu agar tidak punah, dengan memperhitungkan perkembangbiakannya, antara yang lahir dan yang diburu tetap seimbang. 11. Wisata Pilgrim. Wisata ini banyak dikaitkan dengan agama, adat istiadat dan kepercyaan umat atau kelompok masyarakat. Bisa dilakukan perorangan atau rombongan ke tempat-tempat suci, makam- makam orang besar atau yang diagungkan. 12. Wisata Bulan Maduadalah penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan suami istri, pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan dan kunjungan mereka. 13. Wisata Cagar Alamadalah perjalanan yang mengkhususkan usaha- usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, tamn lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya. Wisata cagar alam banyak dilakukan oleh para penggemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa udara di pegunungan, keajaiban hidup binatang dan

marga satwa yang langka serta tumbuh-tumbuhan yang jarang terdapat di tempat lain.

2.2 Pengertian Wisatawan

Konsep wisatawan berasal dari kata dalam bahassa Sansekerta wisata yang berarti perjalanan yang sama atau dapat disamakan dengan kata travel dalam Bahasa

Inggris. Jadi orang meakukan perjalann dalan pengertian ini, maka wisatawan sama artinya dengan kata traveler karena dalam Bahasa Indonesia sudah merupakan kelaziman memakai akhiran wan untuk menyatakan orang dengan profesinya, keahliannya, keadaanya, jabatannya, dan kedudukan seseorang. Jadi kata wisatawan dalam beberapa hal berbeda dengan tourist dalam Bahasa Inggris. (Soekadijo ; 2000)

Pandangan lainnya menyebutkan bahwa wisatawan adalah orang-orang yang melakukan kegaiatan wisata atau perjalanan rekreatif Peters tahun 1969

(Wardiyanto,2011:7).

Dengan batasan demikian itu maka wisatawan tidak termasuk pelaku perjalanan dengan ciri sebagai berikut:

1. Orang-orang yang datang baik dengan dasar kontrak mauupun tidak, untuk mencari kerja atau yang bekerja di suatu negara. 2. Orang-orang yang datang menetap untuk menjadi penduduk di suatu negara. 3. Pelajar dan orang-orang muda yag mondok dirumah pemondokan atau asrama untuk suatu kepentingan.

Menurut Komisi Liga Bangsa-Bangsa dalam sidang dewan yang diselenggarakan pada 22 Januari 1937 (Yoeti A. Oka. 1996:137) ”...istilah wisatawan hendaklah dimasudkan, setiap orang yang mengadakan perjalanan selama 24 jam atau lebih dalam suatu negara yang lain dari negara dimana ia biasanya tinggal”.

U.N Conference on Interest Travel and Tourism di Roma 1963 (Wardiyanto,

2011:7) mengunakan istilah pengunjung (visitor) untuk setiap orang yang datang ke suatu negara yang bukan tempat tinggalnya yag biasa untuk keperluan apa saja, selain melakukan perjalanan yang di gaji. Pengunjung yang dimaksudkan meliputi 2 kategori, yakni:

1. Wisatawan yaitu pengunjung yang datang ke suatu negara yang dikunjunginya tinggal selama 24 jam dan dengan tujuan untuk bersenang-senang, berlibur, kesehatan, belajar, keperluan agama dan olahraga, bisnis, keluarga, utusan dan pertemuan. 2. Excurtionist yaitu pengunjung yang hanya tinggal sehari di negara yang di kunjunginya tanpa bermalam.

DefenisiUN. Convention Concerning Costums Fasilities for

Touring(Wardiyanto, 2011:7) “...setiap orang yang datang ke suatu negara karena alasan yang sah, selain untuk berimigrasi dan yang tinggal setidaknya selama 24 jam dan selama-lamanya 6 bulan dalam tahun yang sama”.

Di dalam Intruksi Presiden RI No. 9, 1969, bab 1 pasal 1 dijelaskan bahwa

“...wisatawan ialah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggal untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungan itu.

P.W. Ogilive (Yoeti A. Oka. 1996:141) seorang ahli kepariwisataan Inggris ingin melihat pariwisata dari segi business memberikan batasan sebagai berikut

“wisatawan adalah semua orang yang memenuhi dua syarat yaitu 1) Bahwa mereka meninggalkan rumah kediamannya untuk jangka waktu kurang dari satu tahun dan 2)

Bahwa sementara mereka pergi, mereka mengeluarkan uang di tempat yang mereka kunjungi tidak dengan mencari nafkah di tempat tersebut.”

Abraham Maslow, dalam Mc. Intosh (1990) menyatakan bahwa secara umum motivasi seseorang mengadakan perjalanan wisata dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Motivasi Fisik 2. Motivasi Kultural 3. Motivasi Interpersonal 4. Motivasi

Status dan Harga Diri.

Dalam perkembangannya, tentang wisatawan masing-masing negara kadang- kadang menggunakan defenisi yang berbeda-beda hingga menyulitkan untuk dianalisis. Misalnya definisi yang digunakan oleh negara-negara yang tergabung dalam organisai OECD yang dikeluarkan oleh The Comite of Statistical Experts of the

League of Nations pada tahun 1937(Suwantoro Gamal. 1997:25) yang menyatakan bahwa:

1. Wisatawan adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara selain negara aslinya, dan dengan periode setidak-tidaknya selama 24 jam. 2. Yang berikut ini adalah yang bisa dianggap sebagai wisatawan: a. Orang-orang yang bepergian untuk tujuan bersenang-senang, keluarga, kesehatan dan lain-lain. b. Orang-orang yang berpergian untuk mengadakan pertemuan atau mewakili kedudukan sebagai diplomat, misi keagamaan, dan orang yang berpergian dengan alasan berdagang. c. Orang-orang yang siggah dalam pelayaran lautnya, sekalipun bila mereka tinggal kurang dari 24 jam. 3. Yang berikut ini adalah yang tidak bisa dianggap sebagai wisatawan: a. Orang-orang yang datang baik dengan dasar kontrak maupun tidak, untuk mencari kerja atau bekerja pada suatu aktivitas usaha di negara tersebut. b. Orang-orang lain yang datang untuk menetap menjad penduduk di negara tersebut. c. Pelajar dan orang-orang muda yang mondok dirumah atau asrama (Michael Peters, 1969:14-15).

2.3 Pengertian Potensi Wisata

Potensi pariwisata adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata dan merupakan daya tarik bagi orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut menurut Prof.Mariotti (Yoeti A. Oka. 1996:172).

Sujali (Amdani, 2008) menyebutkan, potensi wisata sebagai kemampuan dalam suatu wilayah yang mungkin dapat dimanfaatkan untuk pembangunan, mencakup alam dan manusia serta hasil kaya manusia itu sendiri.

Jadi dapat disimpulkan bahwa potensi pariwisata adalah sesuatu yang dimiliki dari objek wisata tersebut yang memiliki daya tarik bagi para wisatawan untuk berkunjung.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata potensi berarti kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan, kekuatan, kesanggupan, dan daya. Sedangkan kata pariwisatamempunyai arti segala yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi, pelancongan, turisme.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian Potensi Pariwisata adalah kemampuan, kesanggupan, kekuatan, dan daya untuk mengembangkan segala sesuatu yang berhubungan dengan perjalanan, pelancongan, atau kegiatan pariwisata lainnya dalam hal ini pengembangan produk objek dan daya tarik wisata.

Sujali (1989 : 9-10) memberikan pengertian potensi pariwisata berdasarkan permasalahan yang akan dibahas antara lain :

1. Potensi wisata adalah kemampuan dalam suatu wilayah yang mungkin dapat dimanfaatkan untuk pembangunan, mencakup alam dan manusia serta hasil karya manusia itu sendiri.

2. Potensi internal objek wisata adalah potensi wisata yang dimiliki obyek itu sendiri yang meliputi komponen kondisi fisik obyek, kualitas obyek, dan dukungan bagi pengembangan. 3. Potensi eksternal obyek wisata adalah potensi wisata yang mendukung pengembangan suatu obyek wisata yang terdiri dari aksesibilitas, fasilitas penunjang, dan fasilitas pelengkap.

2.4 Pengertian Daya Tarik Wisata

Destinasi Pariwisata adalah area atau kawasan geografis yang berbeda dalam suatu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat unsur: daya tarik wisata, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, masyarakat serta wisatawan yang saling terkait dan melengkapi untuk terwujudnya kegiatan kepariwisataan.

Daya tarik yang tidak atau belum dikembangankan merupakan sumber daya potensial dan belum dapat disebut daya tarik wisata, sampai adanya suatu jenis pengembangan tertentu. Objek dan daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan. Tanpa adanya daya tarik di suatu daerah atau tempat tertentu kepariwisataan sulit untuk dikembangkan.

Daya Tarik Wisata sejatinya merupakan kata lain dari obyek wisata namun sesuai peraturan pemerintah Indonesia tahun 2009 kata obyek wisata sudah tidak relevan lagi untuk menyebutkan suatu daerah tujuan wisatawan maka digunakanlah kata “ Daya Tarik Wisata” maka untuk mengetahui apa arti dan makna dari daya tarik wisata di bawah ini adalah beberapa definisi/pengertian mengenai DayaTarik Wisata menurut beberapa ahli :

1. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009, Daya

Tarik Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan,

kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya,

dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.

2. Daya tarik wisata adalah segala jenis objek yang dilihat memiliki nilai yang

menarik sehingga layak untuk dikunjungi. Menurut Nyoman S. Pendit dalam

buku Ilmu Pariwisata tahun 1994 mendefiniskan daya tarik wisata sebagai

segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat”.

3. Dari beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Daya

tarik wisata adalah segala sesuatu yang mempunyai daya tarik, keunikan dan

nilai yang tinggi, yang menjadi tujuan wisatawan datang ke suatu daerah

tertentu.

4. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang menjadi tujuan kunjungan

wisatawan.

5. Daya Tarik Wisata adalah sifat yang dimiliki oleh suatu obyek berupa

keunikan, keaslian, kelangkaan, lain dari pada yang lain memiliki sifat yang

menumbuhkan semangat dan nilai bagi wisatawan.

6. Daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan fasilitas yang berhubungan, yang

dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu

daerah atau tempat tertentu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa daya tarik adalah segala sesuatu yang menarik, unik, yang meimiliki nilai keagamaan, kebudayaan,kelangkaan dari setiap bentuk dan sisi dari bangunan tersebut yang dapat dikunjungi bagi wisatawan untuk berwisata atau mempelajari dari objek wisata tersebut.

Objek dan daya tarik wisata (Pendit, 1999:174-177) terdiri dari beberapa unsur diantaranya adalah:

1. Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta yang dimanfaatkan dan diusahakan untuk dapat dinikmati dan memberi kepuasan bagi wisatawan, yang dalam istilah pariwisata disebut dengan istilah Natural Amenities. Contohnya adalah keindahan alam, flora dan fauna, iklim, pusat-pusat kesehatan (health center) seperti sumber air mineral, sumber air panas, mandi lumpur, dan lain-lain. 2. Hasil ciptaan manusia (man-made supply) yaitu segala sesuatu yang merupakan hasil karya manusia yang dapat dijadikan sebagai objek wisata, misalnya: a. Monumen bersejarah dan sisa peradaban masa lampau. b. Museum, perpustakaan, kesenian rakyat, handicraft. c. Acara tradisional, pameran, festival, upacara naik haji, upacara perkawinan, khitanan, dan lain-lain. d. Rumah-rumah beribadah seperti gereja, katedral, kuil, candi, pura atau masjid. e. Tata cara hidup masyarakat (the way life). Tata cara hidup tradisional dari suatu masyarakat merupakan salah satu potensi yang penting untuk ditawarkan kepada para wisatawan. Bagaimana kebiasaan hidupnya, adat istiadatnya, semuanya merupakan daya tarik wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut. Contohnya pembakaran mayat (ngaben) di Bali dan Tana Toraja, upacara sekaten di , tea ceremony di Jepang, upacara waysyak di Candi Mendut dan , dan lain-lain.

2.5 Pengertian Wisata Religi (Rohani)

Religi adalah kepercayaan pada dan hubungan manusia dengan yang kudus, dihayati sebagai hakikat yang gaib, hubungan yang menyatakan diri dalam bentuk serta sistem kultus dan sikap hidup berdasarkan doktrin tertentu (Toyib & Sugiyanto,

2002:4).

Istilah religi secara harfiah berarti kepercayaan akan adanya kekuatan akodrati diatas manusia (Gayati, 1994:28). Pada awalnya konsep religi muncul berupa:

1. Dinamisme (percaya pada kekuatan alam). Gejala tersebut ada karena pemikiran spekulatif pada saat manusia menghadapi sesuatu yang membuat mereka tidak berdaya, biasanya hal ini ditimbulkan oleh gejala-gejala alam yang tidak dapat dihindari oleh manusia dan manusia akan tersugesti pada tindakan spekulasi tersebut mengalami kebenaran, walaupun dengan cara tidak sengaja, contohnya pemujaan terhadap matahari, angin, api, pohon besar, dan lain-lain. 2. Animisme (percaya terhadap kekuatan roh nenek moyang). Gejala ini muncul karena pemujaan terhadap suatu individu yang menjadi pimpinan suatu kelompok secara berlebihan, dimana setelah individu tersebut meninggal maka para pengikut (pemujanya) menganggap arwah dan kekuatan spiritualnya akan tetap ada dan wajib untuk disembah.

Wisata religi adalah perjalanan ke tempat-tempat yang memiliki unsur religi agama tertentu. Dalam arti, wisata yang mengandung nilai-nilai ibadah (agama).

Wisata untuk memberikan penyegaran otak maupun hati (perasaan), sehingga perlunya suasana ibadah. Konsep wisata religi setidaknnya mengandung ke agamisan dalam objek wisatanya. Ada beberapa pengertian wisata ziarah atau wisata pilgrim, yaitu:

1. Wisata ziarah atau wisata rohani adalah kegiatan perjalanan wisata dimana

mereka berkunjung untuk menyaksikan upacara keagamaan.

2. Wisata rohani adalah kegiatan wisatawana dalam jumlah sendiri maupun

kelompok yang dating ke tempat suci yang mereka di agungkan.

3. Wisata rohani adalah sebagai jenis wisata yang sedikit banyak dikaitkan

dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok

dalam masyarakat, wisata piligrim banyak dilakukan oleh perorangan atau

rombongan ke tempat-tempat suci, kemakam-makam orang besar atau

pemimpin yang diagungkan”.

2.6 Pengertian Objek Wisata

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah objek wisata yang sangat melimpah. Objek wisata tersebut dapat kita jumpai dari sabang sampai merauke. Beberapa objek wisata yang terkenal di Indonesia antara lain, Pantai ,

Pantai Palabuhanratu, Pantai , Borobudur, , Monas, Taman

Mini Indonesia Indah, , , Taman Wisata Mekarsari,

Danau toba, Danau Singkarak, Taman Nasional Wakatobi, Istana maimun, Museum

Sejarah Jakarta, Taman Nasional Pulau , Taman Nasional Bantimurung

Bulusaraung, Raja Ampat, Air Terjun Moramo, dan masih banyak lagi.

Objek Wisata adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut.

Menurut SK. MENPARPOSTEL No.: KM. 98 / PW.102 / MPPT-87, Objek Wisata adalah semua tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 24/1979, tentang penyerahan sebagian urusan pemerintah dalam bidang kepariwisataan pada Daerah

Tingkat I adalah sebagai berikut:

1. Objek Wisata adalah perwujudan dari pada ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya, serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik wisata bagi wisatawan untuk dikunjungi. 2. Atraksi Wisata adalah semua yang diciptakan manusia berupa penyajian kebudayaan seperti tari-tarian, kesenian rakyat, upacara adat, dan lain-lain.

Objek wisata dapat berupa wisata alam seperti gunung, danau, sungai, pantai, laut, atau berupa objek bangunan seperti museum, benteng, situs peninggalan sejarah, dan lain-lain. Suatu tempat atau daerah agar dapat dikatakan sebagai objek wisata harus memenuhi hal pokok berikut.

1. Adanya something to see yaitu sesuatu yang menarik untuk dilihat.

2. Adanya something to buy yaitu sesuatu yang menarik dan khas untuk dibeli.

3. Adanya something to do yaitu suatu aktivitas yang dapat dilakukan di

tempat itu.

Umumnya di beberapa daerah atau negara, untuk memasuki suatu objek wisata para wisatawan diwajibkan untuk membayar biaya masuk atau karcis masuk yang merupakan biaya retribusi untuk pengemabangan dan peningkatan kualitas

Objek Wisata tersebut. Beberapa objek wisata ada yang dikelola oleh pemerintah dan adapula yang dikelola oleh pihak swasta. Objek Wisata yang dikelola oleh pihak swasta dapat berupa objek wisata alami maupun buatan.

Contoh Objek Wisata AlamsepertiPantai, Gunung/bukit, Hutan, Pulau, Danau,

Air terjun, Gua, Lembah, Pemandangan Alam, Cagar alam, Suaka Margasatwa,

Taman Nasional, dll.

Contoh Objek Wisata Karya Manusia seperti situs Sejarah, Candi, Monumen,

Tugu, Bangunan berarsitektur khas/daerah, Bangunan dan lokasi bersejarah seperti museum, pelabuhan, mesjid, gereja, kraton, makam tokoh agama/nasional/sejarah, bangunan lain yang bernilai khusus antara lain jembatan (mis. Ampera, Suramadu,

Kutai-Kartanegara – sayang mengalami musibah), bendungan, perkebunan, kebun binatang, taman kota, taman rekreasi, dsb.

BAB III

TINJAUAN KOTA MEDAN

3.1 Sejarah Kota Medan

Dahulu Kota Medan merupakan suatu perkampungan yang terkenal dengan nama Tanah Deli dan keadaan tanahnya yang berawa-rawa seluas 4000 ha. Ada beberapa sungai yang melintasi Kota Medan semuanya bermuara ke Selat Malaka.

Sungai-sungai itu adalah :

1. Sei Deli

2. Sei Babura

3. Sei Sikambing

4. Sei Denai

5. Sei Putih

6. Sei Badra

7. Sei Belawan

8. Sei Kera/Sei Sulang Saling

Pada mulanya yang membuka perkampungan Medan adalah Guru Patimpus lokasinya terletak di Tanah Deli, maka sejak zaman penjajahan orang selalu merangkaikan Medan dengan Deli (Medan–Deli). Setelah zaman kemerdekaan lama kelamaan istilah Medan Deli secara berangsur-angsur lenyap sehingga akhirnya kurang popular. Dahulu orang menamakan Tanah Deli mulai dari Sungai Ular (Deli

Serdang) sampai ke Sungai Wampu di Langkat, sedangkan Kesultanan Deli yang berkuasa pada waktu itu wilayah kekuasaannya tidak mencakup daerah diantara

kedua sungai tersebut. Secara keseluruhan jenis tanah di wilayah Deli terdiri dari tanah liat, tanah pasir, tanah campuran, tanah hitam, tanah coklat dan tanah merah.

Hal ini merupakan penelitian dari Van Hissink tahun 1900 yang dilanjutkan oleh penelitian Vriens tahun 1910 bahwa disamping jenis tanah seperti tadi ada lagi ditemui jenis tanah liat yang spesifik. Tanah liat inilah pada waktu penjajahan

Belanda ditempat yang bernama Bakaran Batu (sekarang Medan Tenggara atau

Menteng) orang membakar batu bata yang berkwalitas tinggi dan salah satu pabrik batu bata pada zaman itu adalah Deli Klei.

Menurut Volker pada tahun 1860 Medan masih merupakan hutan rimba dan disana sini terutama dimuara-muara sungai diselingi pemukiman-pemukiman penduduk yang berasal dari Karo dan semenanjung Malaya.Pada tahun 1863 orang- orang Belanda mulai membuka kebun Tembakau di Deli yang sempat menjadi primadona Tanah Deli.Sejak itu perekonomian terus berkembang sehingga Medan menjadi Kota pusat pemerintahan dan perekonomian di Sumatera Utara.

Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terdapat dua gelombang migrasi besar ke perkampungan Medan.Gelombang pertama berupa kedatangan orang-orang

Tionghoa (China) dan Jawa sebagai kuli kontrak perkebunan.Tetapi setelah tahun

1880 perusahaan perkebunan berhenti mendatangkan orang-orang Tionghoa, karena sebagian besar dari mereka lari meninggalkan kebun dan sering melakukan kerusuhan.Perusahaan perkebunan kemudian sepenuhnya mendatangkan orang-orang

Jawa sebagai kuli perkebunan.

Orang-orang Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan sektor perdagangan.Gelombang kedua ialah kedatangan orang- orang Minangkabau, Mandailing dan Aceh.Mereka datang ke Perkampungan Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi untuk berdagang, menjadi guru dan ulama. Sejak tahun 1950, kota Medan telah beberapa kali melakukan perluasan areal, dari 1.853 ha menjadi 26.510 ha pada tahun 1974. Dengan demikian dalam tempo 25 tahun setelah penyerahan kedaulatan, Kota Medan telah bertambah luas hampir delapan belas kali lipat. Sehingga pada tahun saat ini Kota Medan sudah semakin pesat pembangunannya.

3.2 Letak Geografis Dan Demografis Medan

3.2.1 Letak Geografis Kota Medan

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3°

43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut.

Secara administratif, batas wilayah Medan adalah sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan sumber daya alam (SDA), khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karena secara geografis Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan,

Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.

Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

Tabel 3.1Pemerintahan Kota Medan 2016

Provinsi Sumatera Utara Negara Indonesia Hari Jadi 1 Juli 1950 Pemerintahan

 Wali kota Drs. H.T.Dzulmi Eldin, S.M.Si

Luas Total 265,10 km² (20,740/sq mi) Demografi

 Suku Bangsa Batak, Melayu, Jawa, Tionghoa, Mandailing, Minangkabau, Karo, Aceh, Tamil

Islam (68,83%), Protestam (20,27%), Buddha (879%), Katolik (2,79%),  Agama Hindu (0,44%),Lainnya (0,85%)

Indonesia, Melayu, Batak, Jawa,

 Bahasa Hokkien, Minangkabau, Aceh, Mandailing, Tamil Zona Waktu WIB

Kode Telepon +62 61 Kecamatan 21

Flora Resmi Tembakau Deli

Fauna Resmi Biawak

Sumber : Pemerintahan Kota Medan (www.pemkomedan.go.id)

Kota Medan dipimpin oleh seorang walikota. Secara administratif, Medan terdiri atas 151 kelurahan dan 21 kecamatan, diantaranya adalah:

1. Medan Tuntungan 2. Medan Johor 3. Medan Amplas 4. Medan Denai 5. Medan Area 6. Medan Kota 7. Medan Maimun 8. Medan Polonia 9. Medan Baru 10. Medan Selayang 11. Medan Sunggal 12. Medan Helvetia 13. Medan Petisah 14. Medan Barat 15. Medan Timur 16. Medan Perjuangan 17. Medan Tembung 18. Medan Deli 19. Medan Labuhan 20. Medan Marelan 21. Medan Belawan

Kota Medan merupakan salah satu dari 25 daerah tingkat II di Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km2. Kota ini merupakan pusat pemerintahan daerah tingkat I Sumatera Utara.Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan

dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sei

Babura dan Sei Deli.

Kota Medan mempunyai iklim tropis dan suhu minimum menurut stasiun

Polonia pada tahun 2009 berkisar antara 23,01 derajat Celsius – 24,0 derajat Celsius dan suhu maksimum berkisar antara 30,6 derajat Celsius – 33,1 derajat Celsius.

Selanjutnya mengenai kelembaban udara di wilayah kota Medan rata-rata 78-82%, dan kecepatan angin rata-rata sebesar 0,42 m/sec, rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 100,6 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2009 rata-rata per bulan

19 hari dengan rata-rata curah hujan menurut stasiun Sampali perbulannya 230,3 mm dan pada stasiun Polonia per bulannya 211,67 mm.

3.2.2 Demografis Kota Medan

Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Medan diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria,

(1.010.174 jiwa > 995.968 jiwa). Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari

500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter. Dengan demikian Medan merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar.

Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, penduduk Medan berjumlah

2.109.339 jiwa. Penduduk Medan terdiri atas 1.040.680 laki-laki dan 1.068.659 perempuan. Di siang hari, jumlah ini bisa meningkat hingga sekitar 2,5 juta jiwa dengan dihitungnya jumlah penglaju (komuter). Sebagian besar penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8%

dari total penduduk). Dilihat dari struktur umur penduduk, Medan dihuni lebih kurang

1.377.751 jiwa berusia produktif, (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur.

Laju pertumbuhan penduduk Medan periode tahun 2000-2004 cenderung mengalami peningkatan tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2000 adalah

0,09% dan menjadi 0,63% pada tahun 2004. Sedangkan tingkat kapadatan penduduk mengalami peningkatan dari 7.183 jiwa per km² pada tahun 2004.Jumlah penduduk paling banyak ada di Kecamatan Medan Deli, disusul Medan Helvetia dan Medan

Tembung.Jumlah penduduk yang paling sedikit, terdapat di Kecamatan Medan Baru,

Medan Maimun, dan Medan Polonia.Tingkat kepadatan penduduk tertinggi ada di kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area, dan Medan Timur.Pada tahun 2004, angka harapan hidup bagi laki-laki adalah 69 tahun sedangkan bagi wanita adalah 71 tahun.

Mayoritas penduduk kota Medan sekarang ialah suku jawa, dan suku-suku dari tapanuli (batak, mandailing, karo). Di Medan banyak pula orang keturunan india dan tionghoa. Medan salah satu kota di Indonesia yang memiliki populasi orang tionghoa cukup banyak. Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah masjid, gereja dan vihara tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jl.

Zainul Arifin dikenal sebagai Kampung Keling, sekarang dirubah menjadi Kampung

Madras yang merupakan daerah pemukiman orang keturunan India.Secara historis, pada tahun 1918 tercatat bahwa Medan dihuni 43.826 jiwa. Dari jumlah tersebut, 409

orang berketurunan Eropa, 35.009 berketurunan Indonesia, 8.269 berketurunan tionghoa, dan 139 lainnya berasal dari ras timur lainnya.

Tabel 3.2 Perbandingan etnis di Kota Medan pada tahun 1930, 1980, dan 2000 Etnis Tahun 1930 Tahun 1980 Tahun 2000

Jawa 24,89% 29,41% 33,03%

Batak 2,93% 14,11% 20,93%*

Tionghoa 35,63% 12,8% 10,65%

Mandailing 6,12% 11,91% 9,36%

Minangkabau 7,29% 10,93% 8,6%

Melayu 7,06% 8,57% 6,59%

Karo 0,19% 3,99% 4,10%

Aceh -- 2,19% 2,78%

Sunda 1,58% 1,90% --

Lain-lain 14,31% 4,13% 3,95%

Sumber: 1930 dan 1980: Usman Pelly, 1983; 2000: BPS Sumut *Catatan: Data BPS Sumut tidak menyenaraikan "Batak" sebagai suku bangsa, total Simalungun (0,69%), Tapanuli/Toba (19,21%), Pakpak (0,34%), dan (0,69%) adalah 20,93%

3.3 Objek Wisata Medan

Ada banyak bangunan-bangunan tua di Medan yang masih menyisakan arsitektur khas Belanda. Contohnya: Gedung Balai Kota lama, Kantor Pos Medan,

Menara Air Tirtanadi (yang merupakan ikon kota Medan), Titi Gantung - sebuah jembatan di atas rel kereta api, Kantor Pos, Bank Indonesia, Gedung London

Sumatera dan Bangunan tua di daerah Kesawan.

Selain itu, masih ada beberapa bangunan bersejarah, antara lain Istana

Maimun, Masjid Raya Medan, Masjid Raya Al Osmani dan juga rumah Tjong A Fie di kawasan Jl. Jend. Ahmad Yani (Kesawan).

Daerah Kesawan masih menyisakan bangunan-bangunan tua, seperti bangunan PT London Sumatra, dan ruko-ruko tua seperti yang bisa ditemukan di

Penang, Malaysia dan Singapura. Ruko-ruko ini, kini telah disulap menjadi sebuah pusat jajanan makan yang ramai pada malam harinya. Saat ini Pemerintah Kota merencanakan Medan sebagai Kota Pusat Perbelanjaan dan Makanan. Diharapkan dengan adanya program ini menambah arus kunjungan dan lama tinggal wisatawan ke kota ini.

1. Bangunan Tua

Ada beberapa bagunan tua di Kota Medan yang masih terjaga samapai saat ini

dan dapat kita kunjungi oleh wisatawan, yaitu :

1. Kantor Balai Kota

2. Kantor Pos Pusat

3. Stasiun Kereta Api Lama

4. Menara Bakaran Batu

5. Istana Maimoon

6. Menara Air Tirtanadi

7. Tjong A Fie Mansion

8. PT. PP London Sumatera

2. Hotel

Ada beberapa hotel berbintang di Kota Medan dengan berbagai fasilitas yang disediakan sesuai dengan tingkat bintang yang dimiliki, yaitu:

1. Grand Angkasa International Hotel

2. Danau Toba International Hotel

3. JW Marriott

4. Grand Aston City Hall

5. Grand Swissbell Hotel

6. The Aryaduta Hotel

7. Hotel Citi International

8. Santika Premiere Dyandra Hotel

9. Hotel Deli River

10. Garuda Plaza Hotel

11. Alpha Inn

12. Grand Delta Hotel

13. Asean International Hotel

14. Hotel Soechi International

15. Hotel Tiara Medan

3. Tempat Ibadah

Ada banyak tempat ibadah yang dapat dikunjungi dengan keunikan dari setiap bangunan yang dimilliki sehingga dapat menarik wisatawan untuk berkunjung, yaitu :

1. Mesjid Raya Al-Mashuun

2. Mesjid Raya Al-Osmani

3. Kuil Shri Mariaman

4. Graha Bunda Maria Annai Velangkani

5. Katedral Roma Katholik

6. Vihara Gunung Timur

7. Gereja Immanuel

4. Wisata Kuliner

Kota medan banyak memiliki tempat wisata kuliner yang dapat dikunjungi oleh wisatawan yang berkunjung mulai dari pasar, makanan tradisional, cafe untuk mahasiswa setelah selesai kuliah, hingga makanan yang berada dipinggiran jalan, yaitu :

1. Merdeka Walk, pusat jajanan 24 jam yang terletak di Lapangan Merdeka

Medan dan tepat berada di seberang Balai Kota Medan.

2. Ramadhan Fair, khusus dibuka pada saat bulan puasa (Ramadhan)

terletak bersebelahan dengan Mesjid Raya Medan.

3. Kuliner Pagaruyung, masakan India & Indonesia di daerah "Kampung

Keling"("Kampung Madras").

4. Pasar Merah Square, terletak di Jalan H.M. Jhoni, berdekatan dengan

Kampus ITM & UMSU.

5. Amaliun Food Court, terletak di Jalan Amaliun, dekat dengan Yuki

Simpang Raya.

6. Jalan Dr. Mansyur (Kampus USU), pilihan berbagai cafe yang

menawarkan beragam hidangan.

7. Jalan Semarang, masakan Tionghoa pada malam hari.

3.4 Sejarah Graha Maria Annai Velangkanni

Graha Maria Annai Velangkanni adalah sebuah tempat wisata iman bagi umat

Katolik yang terletak di Taman Sakura Indah, Jl. Sakura III No. 10, Tanjung Selamat,

Medan yang dibangun tahun 2001 – 2005 sebagai tempat untuk berziarah dan berdevosi kepada Bunda Maria Penyembuh Orang Sakit (Our Lady of Good Health).

Dengan Fasade yang bentuknya seperti Candi India yang umumnya ada di tempat- tempat ibadah agama hindu.

Asal usul dari devosi Annai Velangkanni dimulai pada abad ke-17 dimana

Bunda Maria yesus dan wanita samaria pernah menampakkan diri di Velangkani, sebuah dusun pesisir Tanjung Benggala di bagian India Selatan di Provinsi

Tamilnadu dan telah melakukan berbagai mukjizat penyembuhan baik jasmani maupun rohani. Maria Annai sendiri berarti bunda Maria dalam bahasa Tamil.

Puluhan ribu orang datang setiap harinya untuk berziarah ke tempat suci ini penuh dengan iman dan pengharapan untuk mengalami kuasa Tuhan dalam doa dan

permohonannya. Sri Paus Yohannes ke-23 telah menjuluki tempat ziarah itu sebagai

“Lourdes dari Timur” dan mengangkat statusnya sebagai BASILIKA.

3.5 Aksesibilitas Menuju Gedung Graha Maria Annai Velangkanni

Dari alamat yang tertera jelas tempat itu masih didalam kota Medan, yaitu didaerah Medan barat daya di kecamatan Tuntungan, kelurahan Tanjung Selamat, dijalan Sakura 3, dekat perumahan Taman Sakura Indah. Ada cukup kendaraan umum yang melewati jalur itu tetapi jika anda bukan warga Medan sebaiknya naik taksi karena jalannya lumayan jauh dari pusat kota. Itu barangkali termasuk daerah pinggiran karena didaerah itu jalannya relatif sepi, meskipun jalur jalan 2 arah terpisah yang membelah jalan TB Simatupang cukup lebar.

Dari jalan ini cari papan billboard besar dipinggir jalan yang menunjukkan lokasi Graha Annai Velangkanni. Dari jalan raya cuma sekitar 150 masuk kedalam gang yang tidak begitu besar. Begitu sampai di pintu gerbangnya yang bagian atasnya dihiasi ornamen rumah tradisional Batak, maka anda akan terpesona oleh arsitektur bangunannya yang bergaya Indo-Mogul, mirip dengan kuil Hindu.

BAB IV

POTENSI DAN DAYA TARIK GEREJA KATOLIK GRAHA MARIA ANNAI

VELANGKANI SEBAGAI OBJEK WISATA ROHANI DI MEDAN

4.1 Potensi dan Daya Tarik Gereja Katolik Graha Maria Annai Velangkani

Sebagai Objek Wisata Rohani di Medan

4.1.1 Potensi Graha Maria

Gereja Katolik Graha Maria Annai Velangkani adalah salah satu gereja

katolik yang ada di Kota Medan yang memiliki nuansa suasana berbeda dengan

bangunan gereja katolik lainnya yang ada di Medan. Pastor James Barataputra,

seorang pastor Jesuit yang pertama kali mempelopori berdirinya gereja ini setelah

terinspirasi dari keajaiban-keajaiban hadirnya Bunda Maria di desa Velangkanni,

Tamil Nadu, India. Lokasinya di Jl. Sakura III No.10, Tanjung Selamat, Medan,

sekitar 10 kilometer arah selatan pusat kota. Berdiri di atas tanah seluas 7.500

meter persegi dengan luas bangunan sekitar 4.000 M2, Graha Maria ini dikerjakan

selama empat tahun (September 2001 – September 2005).

Melihat Graha Maria Annai Velangkani tersebut memiliki potensi dalam

sektor pariwisata yang diresmikan Gubernur Sumut Drs Rudolf Pardede dan

diberkati Uskup Agung Medan Mgr.A.G.Pius Datubara.OFM,Cap tanggal 1

Oktober 2005 ini, arsitekturnya paduan inkulturatif Indo-Mogul dan menarik

banyak peziarah. Baik wisatawan nusantara maupun yang datang dari Singapura,

Malaysia, India, dan lain-lain.

Keunikan dari Graha Maria Annai Velangkani menarik perhatian para wisatawan yang datang dari berbagai kota baik yang domestik maupun mancanegara. Wisatawan yang datang kemari tidak hanya untuk berdoa saja, ada juga yang datang untuk berfoto- foto tetapi mengandung pesan kepada dunia supaya suku bangsa berkumpul seperti saudara, mengetahui sejarahnya dengan bentuk gereja katolik yang unik beda dari gereja katolik umumnya yang ada di

Kota Medan dan mereka yang berkunjung kemari tidak dipungut biaya apapun atau gratis dan di buka umum tidak hanya mereka yang khususnya Katolik,

Kristen melainkan mereka yang Islam tidak dilarang untuk berkunjung kemari.

Gereja ini tidak punya umatnya, siapa yang mencari Tuhan datang kemari itulah umatnya.

Graha Maria ini cukup mudah di jangkau oleh wisatawan kerena tempatnya tidak terlalu jauh dari jalan menuju kedalam. Tersedia juga parkiran yang luas untuk kendaraan seperti sepeda motor, mobil pribadi, bus-bus pariwisata dan terdapat becak yang ada disimpang jalan menuju ke gereja apabila wisatawan yang berkunjung kemari menaiki angkot .

Bentuk bangunan yang tidak lazim dan menjulang itu kontras dengan keadaan bangunan sekitarnya sehingga keberadaannya sangat menarik perhatian. Setelah mendekat barulah tampak keistimewaan lainnya, yaitu seluruh bangunannya dipenuhi dengan ornamen dan lukisan baik disebelah dalam maupun diluar. Ini bukan sembarang ornamen karena setiap ornamen punya makna tersendiri sehingga secara keseluruhan bangunannya dipenuhi oleh simbol-simbol yang penuh makna, dan ini dimaksudkan sebagai bagian dari proses sebuah perziarahan.

Hal itu diungkapkan sendiri oleh pastur James yang setelah diperkenalkan oleh seorang penjaga kemudian mau repot-repot untuk menyertai penulis berkeliling sambil menjelaskan tentang makna pada ornamen di seluruh bangunan.

Proses peziarahan dimulai sejak dari pintu masuk, dimana pada aspal tergambarkan bentuk rupa manusia yg sedang rebah dengan tangan kedepan seolah-olah merangkul bangunannya, sedangkan pada bangunannya ada jalan melingkar dikiri kanan sebagai simbol lengan Bunda Maria merangkul umat yang datang.

Jalan melingkar ini menuju lantai dua dari bangunan dimana terdapat gerejanya dan dijalan melingkar ini juga penuh simbol. Ada 40 lampu penerang, terbagi menjadi 20 dijalan kiri dan kanan, menggambarkan 40 tahun umat Allah berjuang di padang gurun sebelum memperoleh negeri yang dijanjikan Allah kepada nenek moyang mereka. Lampu ini adalah simbol penerang jalan dalam proses mencari Tuhan.

Pada dinding jalan itu ada ornamen tentang penciptaan dunia dan segala isinya mulai hari ke satu sampai ke enam, dimana akhirnya Allah beristirahat di hari ke tujuh. Dipintu masuk pada bagian atas ada Rosario yang melingkari seluruh bangunan mulai dari depan sampai belakang. Bangunannya terdiri dari tujuh tingkat dimana tingkat 2 keatas berupa menara, ini simbol dari 7 lapis langit dimana paling atas bertahta Allah Bapa.

Ada 3 kubah di bangunan ini dimana kubah paling atas sebagai simbol Allah

Bapa dan dikiri-kanannya merupakan simbol Allah Putra dan Roh Kudus. Pada lantai dua dibagian depan ada patung Annai Velangkanni, berbeda dengan

gambaran penampakan Bunda Maria yang biasa kita kenal, Bunda Maria yang satu ini bermahkota dan memakai pakaian keemasan sambil menggendong seorang anak kecil, yang merupakan putranya yaitu Yesus. Ini sesuai dengan gambaran dalam peristiwa mujizat yang menyertai penampakan Bunda Maria di

Velangkanni. Jadi kalau simbol ini disatukan bisa berarti Bunda Maria menerima umat yang datang merebahkan diri melewati jalan yang sulit untuk bertemu dengan Allah yang merupakan pencipta langit dan bumi, sungguh suatu kombinasi simbol dari bangunan yang luar biasa.

Dikiri-kanan bangunan pada jendelanya, ada deretan peristiwa jalan salib yang dioramanya terbuat dari besi yang dirangkai. Jadi jika ingin melakukan jalan salib harus jalan melingkari bangunan tersebut dan menengadah keatas untuk melihatnya karena letaknya cukup tinggi. Sebenarnya bisa juga dari dalam gerejanya tetapi jalan dibagian dalam sempit dan diorama jalan salibnya akan terlihat terbalik jika dilihat dari dalam. Dibawah diorama jalan salib ini ada lukisan kaca yang menggambarkan 20 peristiwa misteri Rosario, yaitu masing-masing 5 peristiwa gembira, sedih dan mulia, serta peristiwa terang/ cahaya yang belum lama diperkenalkan. Dibawahnya ada rangkaian Rosario yang melingkarinya mulai dari depan bangunan. Yang juga menarik adalah adanya simbol burung disekeliling bagunan, letaknya antara diorama jalan salib dan 20 peristiwa misteri

Rosario, ini bisa berarti simbol Roh Kudus, akan tetapi menurut perancangnya ini adalah simbol dari legenda India tentang burung Annam yang banyak terdapat pada kuil Hindu yang merupakan simbol tentang ajaran kebenaran.

Lantai dasar merupakan ruang terbuka yag diberi nama aula Santa Anna, pada pintu masuk ada prasasti peringatan pembangunan graha ini. Tertulis nama keluarga dari Singapura yang mendanai 30% tempat itu, juga tertulis Johanes

Tarigan sebagai konsultan konstruksi dan seniman amatir G.R Andreas, seorang

Tamil lokal yang membuat ornamen dan gambar. Pada saat itu foto-foto peresmian

Graha Maria tanggal 1 Oktober 2005 lalu, masih dipajang didepan pintu masuk.

Didepan pintu masuk ada kolam dan air mancur, dilengkapi dengan patung yang menggambarkan peristiwa Yesus bertemu dengan perempuan samaria di sumur

Yakub.

Dilantai satu terletak gerejanya yang unik karena dipenuhi berbagai lukisan dan ornamen yang sangat indah. Di pintu masuk ada patung rasul St. Petrus sebagai rasul segala bangsa dan St. Fransiskus Xaverius sebagai rasul bangsa Asia, ia adalah misionaris Jesuit pertama yang datang ke India. Begitu masuk, mata akan dimanjakan oleh pemandangan indah dari seluruh ornamen dan lukisan yang menutupi dinding sampai keatapnya. Pada ruangan tersebut terdapat balkon kecil disamping kiri-kanan, dari disitu bisa dilihat diorama jalan salib yang terbuat dari besi tetapi jika dari dalam maka gambarnya terlihat terbalik, dari balkon ini ada tangga kecil menuju ke menara. Begitu masuk maka mata langsung melihat ayat yang indah dari Matius 11:28, “Datanglah Padaku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan bagimu”, ini sebagai ajakan bagi umat yang datang mencari Tuhan. Tulisan tersebut diletakan tinggi di depan altar.

Pada setiap tiang penyangga terdapat patung para Rasul.

4.1.2 Daya Tarik Graha Maria

Tepat di bawah telapak kaki Bunda Maria muncul sebuah mata air dari sumur.

Mata air pertama kali mucul pada jam 2 pagi tanggal 2 November 2002. Kemudian 3 tahun kemudian jam 2 pagi tanggal 2 November 2005. Air ini dipercaya oleh masyarakat setempat dan pengunjung dapat menyembuhkan penyakit. Ketika diteliti ternyata air murni dan dapat dikonsumsi tanpa dimasak terlebih dahulu karena tidak mengandung zat-zat berbahaya. Rasa air suci sangat segar. Air suci dari sumur di dalam kapel ini disalurkan melalui pipa-pipa berkeran yang terletak di teras belakang

Kapel Maria. Sehingga Graha Maria Annai Velangkani di sebut sebagai Maria Bunda

Penyembuh. Air Suci ini dapat diambil oleh setiap orang peziarah atau wisatawan dengan gratis dan sudah disediakan botol plastik utuk menampung air suci ini namun disediakan kotak sumbangan.

Pada dinding cuplikan dari Alkitab dalam 4 bahasa: Indonesia, Inggris, India dan China, yaitu tentang 8 sabda bahagia yang merupakan inti dari ajaran Kristen yang terdapat di dinding Gereja Graha Maria. Atap bangunan dihiasi oleh lukisan 7 sakramen utama dalam agama Katolik. Bagian belakang altar dihiasi oleh lukisan perjamuan terakhir dan diatasnya ada diorama penyaliban Yesus, disamping kiri altar ada patung Annai Velangkanni yang lebih kecil. Ada kubah diatas altar yang dipenuhi lukisan indah tentang penciptaan Adam (meniru mahakarya Michael Angelo di Kapel

Sistine), lukisan tentang kedatangan Yesus pada akhir zaman dan lukisan pengangkatan Maria ke surga. Jika kita perhatikan dari atas balkon maka lantai gereja ini akan membentuk salib yang sangat besar.

Maka jika makna simbol dari luar dan dalam disatukan, bisa berarti ini adalah gambaran sejarah keselamatan manusia mulai dari awal penciptaan sampai kedatangan Yesus untuk menebus dosa manusia dan akhirnya sampai pada akhir zaman. Jika anda memahami simbol-simbol yang terkandung pada seluruh bangunan ini maka akan memberikan nilai religius yang lengkap dalam ziarah anda, sungguh suatu karya monumental yang luar biasa.

Sebuah bangunan kecil Giovani Paolo II terdapat di samping kanan gereja tersebut begitu juga tulisan Giovani Paolo II terlihat pada gerbang pintu masuknya dengan Bahasa Italia untuk paus Johanes Paulus II yang wafat di tahun 2005.

Kemudian sebuah kapel berkubah kecil yang didalamnya terdapat patung Annai

Velangkani dimana kapel tersebut dikhusukan untuk tempat berdoa bagi wisatawan yang datang. Sebuah keajaiban terjadi setelah beberapa hari Graha Maria Annai

Velangkanni diresmikan. Dari bawah kaki patung kaki Bunda Maria yang terdapat di kapel kecil ini tiba-tiba muncul mata air. Airnya jernih dan tidak mengandung zat-zat berbahaya sehingga dapat langsung dikonsumsi tanpa dimasak. Air ini boleh diambil oleh setiap orang dan banyak yang mempercayai bahwa air ini dapat menyembuhkan.

Pada pintu masuk kapel kecil tersebut terdapat Alkitab yang di letakkan dalam kotak kaca dan dibagian luar Alkitab terlihat hitam karena pada waktu itu terjadinya kebakaran seluruh bangunan rumah tersebut hangus dan yang tersisa hanya alkitab dan uang untuk pembangunan Graha Maria tersebut. Pada dinding kapel kecil tersebut ada tiga lukisan kaca tentang peristiwa mujizat dan penampakan Maria di

Velangkanni lengkap dengan ceritanya.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Gereja Katolik Graha Maria Annai Velangkani adalah salah satu gereja katolik yang ada di Kota Medan yang juga sebagai salah satu wisata rohani di Kota

Medan. Gereja ini terletak tidak jauh dari pusat Kota Medan dan mempunyai potensi sebagai objek wisata rohani yang dapat meningkatkan keimanan seseorang dan memiliki daya tarik wisata. Keunikan dari gereja ini merupakan bangunan yang mirip kuil agama hindu. Graha Maria tersebut memiliki nuansa suasana berbeda dengan bangunan gereja katolik lainnya yang ada di Medan.

Tepat di bawah telapak kaki Bunda Maria muncul sebuah mata air dari sumur. Mata air pertama kali mucul pada jam 2 pagi tanggal 2 November 2002.

Kemudian 3 tahun kemudian jam 2 pagi tanggal 2 November 2005. Air ini dipercaya oleh masyarakat setempat dan pengunjung dapat menyembuhkan penyakit.

Gereja ini dilengkapi dengan kapel untuk berdoa kepada Maria, kapel untuk mengenang Paus Yohannes Paulus II, serta asrama untuk umat Katholik yang ingin menginap di dekat gereja. Gereja ini terbuka untuk semua umat Katholik, bukan hanya untuk bangsa Tamil saja. Gereja ini memberikan pengabdiannya kepada Bunda

Maria yang telah lama menampakkan dirinya di pesisir desa Velangkanni, Tami

Nadu, India sekitar abad 17.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dipaparkan di atas dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk pihak Pemerintahan Kota Medan ikut turun tangan dalam pengelolaan

dan terus mempromosikan Gereja Katolik Graha Maria Annai Velangkani

baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancaegara agar objek wisata

ini semakin dikenal dan memperkuat keimanan katolik dalam berkunjung ke

wisata rohani tersebut.

2. Untuk pihak pengelola sebaiknya mengadakan kerjasama dengan pemerintah

agar potensi dari objek wisata rohani ini semakin berkembang dan

pengelolaannya lebih baik lagi serta tambahan taman untuk anak-anakyang

membuat wisatawan nyaman dan aman berada di Gereja Katolik Graha

Maria Annai Velangkani.

3. Agar pihak pengelola memperbaiki setiap infrastruktur yang rusak dan selalu

menjaga kebersihan lingkungan baik di dalam maupun luar gereja dan toilet.

DAFTAR PUSAKA

Erawan I Nyoman. 1994. Pariwisata Dan Pembangunan Ekonomi (Bali Sebagai

Kasus). Denpasar: Upada Sastra

Marpaung Happy. 2000. Pengetahuan Kepariwisataan. : Alfabeta Bandung

Suwantoro Gamal. 1997. Dasar-dasarPariwisata. Yogyakarta: Andi

Wardiyanto M Baiquni. 2011. Perencanaan Pengembangan Pariwisata. Bandung:

Lubuk Agung

Yoeti A Oka. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa Bandung lisaherdiana.blogspot.co.id/2012/04/dayatarikdan-kawasan-wisata.html , diakses tanggal 12 September 2016 neilybilkis.blogspot.co.iddiaskes tanggal 14 September 2016 backpacksejarah.gereja-velangkani-gereja-berbentuk-kuil.html, diakses tanggal 21

Oktober 2016 www.pemkomedan.go.idPemerintahan Kota Medan, diakses tanggal 15 November

2016 https://caretourism.wordpress.com/2011/12/09/pengertian-dasar-kepariwisataan- obyek-atraksi/, diakses pada tanggal 20 Januari 2017 https://id.wikipedia.org/wiki/Obyek_wisata, diakses pada tanggal 20 Januari 2017