PERAN PERSIJA PERS DALAM MEMBANGUN OPINI PUBLIK PERSIJA

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh Pernanda Priatna NIM. 11140510000206

PROGRAM STUDI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2019 M

ABSTRAK

Pernanda Priatna Peran Persija Pers Dalam Membangun Opini Publik . Persija pers ingin membuat alternatif baru untuk pemberitaan Persija Jakarta dalam membentuk pemberitaan yang sehat dan berimbang. Banyak berita negatif dalam pemberitaan Persija, terlebih di akhir 2018. Dalam hal ini peran Persija pers sangat dibutuhkan untuk pemberitan yang berimbang. Persija Jakarta memandang perlu peran media untuk membantu pencintraan Persija Jakarta di media. Persija pers dianggap memiliki peran penting dalam membangun opini publik Persija Jakarta untuk menepis pemberitaan yang kurang menguntungkan Persija Jakarta. Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini mempertanyakan bagaimana peran Persija Pers dalam pembentukan opini publik Persija Jakarta? Apa peran Persija Pers dalam membangun Persija Jakarta? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Teori yang digunakan ialah teori Peran Groes, Masing, dan A.W McEachern. Subjek penelitian adalah Persija Jakarta sebagai pihak yang aktif dalam dunia sepak bola. Adapun objek penelitiannya ialah Persija pers sebagai pihak yang membangun opini publik Persija Jakarta. Hasil penelitian ini menyimpulkan, bahwa Persija pers telah membagun opini publik cukup baik dengan pemberitaan yang berimbang, sehingga masyarakat pencinta sepak bola Jakarta selalu menunggu informasi yang diterbikan oleh para wartawan Persija pers. Selain itu, Persija pers juga menjalakan fungsi jurnalistik karena tetap menjaga independensinya dan Persija Jakarta tidak pernah melakukan intervensi atau meminta pembuatan berita yang tidak berimbang Kata kunci: Peran, Persija Pers, Opini Publik, Persija Jakarta.

i

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas segala berkah, rahmat serta hidayah-Nya yang tiada pernah terputus, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Persija Pers dalam Membangun Opini Publik Persija Jakarta.” Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi muhammad SAW karena perjuangannya ia dapat membimbing kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang-benderang. Ketika menyusun laporan ini, peneliti mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Suparto M.Ed, Ph.d., selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Sihabudin Noor, MA, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Drs. Cecep Castrawijaya, MA, Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Kholis Ridho M.Si selaku Ketua Program Studi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A., selaku Sekretaris Program Studi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

ii

6. Ade Masturi, MA, sebagai dosen Pembimbing Akademik Jurnalistik A. 7. Ali Irfani, M.HI, sebagai dosen Pembimbing Skripsi. 8. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 9. Seluruh staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 10. Ibunda tercinta, Farida Husnaini yang selalu mendidik kami dari kecil dan memberi motivasi luar biasa dan mendoakan peneliti agar diberi kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Abang tercinta, Perdana Priatna yang sudah memberikan dukungan baik moral dan moril kepada peneliti. 12. Penyemangat Uum Arum Sari yang telah membantu menyelsesaikan skripsi ini dengan batuan doa. 13. Keluarga besar Jurnalistik angkatan 2014. 14. Keluarga besar Jakmania Koordinator Wilayah Pamulang (Orange South Tangerang) , Korwil Juned, Iyunk, Rival, Rizal Unpam, Rizal Priuk, Nana Saidin. 15. Manajemen Persija Jakarta yang telah membantu dan memberikan data hingga masukan terhadap penelitian ini. 16. Sahabat tercinta, Muzaki, Fiqi Agus, Aab, Desi, Ejon, Arif, Rizal, Fahkri, Aryo, Wilda, Amimatul yang sudah memebantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.

iii

17. Teman-teman seperjuangan Badan Pengeurus Harian Jakampus UIN 2017-2018, Ricky, Ibad, Alvin, Fahmi, Ias Meha dan Andika. 18. Keluarga besar Jakampus UIN yang menjadi rumah kedua selama di kampus. Terimakasih atas ilmu yang sudah diberikan kepada peneliti. Terlebih khusus untuk Bung Semplo, Bang Takmir, Bang Bedul, Miftah, Bang Bayu, Bang Bekam, Renaldi dan Kawan Kawan yang tidak bisa disebutkan satu persatu peneliti bisa merasakan pelajaran berharga dalam hidup ini. 19. Keluarga besar Redaksi Jacatra.Net yang telah memberikan ilmu tentang kejurnalistkan, trimaksih Bang Raka, Segaf, Gerry, Harry, Imamiot, Bekam, Andri, Mpok Memei. Dan kawan kawan yang selalu bersama Persija 20. Terimakasih kepada kawan-kawan Ikatan Remaja Musholla Al-Barokah. Ahmad, Abed, Rudi, Bang Nana, Ustad Latif, Slamet. Yang selalu ada saat peneliti membutuhkan bimbingan dalam hal keagamaan.

iv

Akhir kata, penulis sangat terbuka dalam menerima kritik maupun komentar yang membangun dari pembaca. Peneliti berharap agar skripsi ini dapat berguna untuk semua pihak yang membutuhkan. Waalaikumsalam Wr. Wb. Ciputat, Desember 2019

Pernanda Priatna

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...... i KATA PENGANTAR ...... ii DAFTAR ISI ...... vi DAFTAR TABEL ...... viii DAFTAR GAMBAR ...... ix BAB I PENDAHULUAN ...... 1 A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Batasan Masalah ...... 6 C. Rumusan Masalah ...... 6 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 7 1. Tujuan Penelitian ...... 7 2. Manfaat Penelitian ...... 7 E. Metodologi Penelitian ...... 7 F. Tempat dan Waktu Penelitian ...... 8 G. Subjek dan Objek Penelitian ...... 8 H. Teknik Pengumpulan Data ...... 9 I. Teknik Analisis Data ...... 10 J. Tinjauan Pustaka ...... 10 K. Sistematika Penulisan ...... 12 BAB II KAJIAN TEORI ...... 14 A. Opini ...... 14 B. Opini Publik ...... 18 C. Peran ...... 22 D. Peran Pers ...... 25 E. Perkembangan Pers di ...... 29

vi

F. Media Massa ...... 37 G. Media Cetak ...... 42 H. Surat Kabar ...... 43 I. Berita ...... 44 BAB III GAMBARAN UMUM...... 34 A. Sejarah Pers Indonesia…………………………... 48 B. Sejarah Persija Jakarta ...... 51 C. Profil Persija Pers ...... 56 BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA ...... 59 A. Strategi Peran Persija Pers dalam Membentuk Opini Publik ...... 59 1. Persija Pers sebagai Medium Informasi ...... 59 2. Persija Pers sebagai Medium Koordinasi ...... 65 3. Persija Pers sebagai Medium Kritik ...... 68 B. Harapan Masyarakat Persija Jakarta Terhadap Persija Pers………………………………………. 71 1. Opini Publik Terhadap Persija Pers...…………. 72 2. Peran dan Fungsi Pemberitaan Persija Pers ...... 78 BAB V PENUTUP ...... 82 A. Kesimpulan ...... 82 B. Saran ...... 83 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Struktur Organisasi Persija Pers

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pemberitaan Negatif tentang The Jackmania Gambar 4.1 Informasi Pertandingan Persija Jakarta Gambar 4.2 Informasi Kegiatan Persija Jakarta Gambar 4.3 Informasi Bursa Transfer Pemain Persija Jakarta Gambar 4.4 Persija Pers sebagai Medium Koordinasi Gambar 4.5 Persija Pers sebagai Medium Kritik Gambar 4.6 Persija Pers Membangun Opini Publik Persija Jakarta

ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan salah satu olahraga yang banyak digemari sebagian penduduk dunia. Salah satunya negara Indonesia. Banyak hal dalam sepak bola yang kemudian menjadi daya tarik untuk menonton pertandingannya atau memainkannya. Sepak bola mengajarkan kita untuk saling berkerja sama, menjaga sportivitas, dan saling menghargai lawan serta unsur- unsur lainnya yang kemudian menjadikan sepak bola menjadi olahraga yang sangat menghibur dan enak dilihat. Pertumbahan organisasi-organisasi sepak bola di Indonesia hingga tahun 1930 semakin marak yang dapat dilihat dari terbentuknya organisasi sepak bola yang dibentuk oleh kaum oud holland seperti voetbalclub di bandung. Orang-orang Tionghoa pun membentuk organisasi sepak bola sepeti tiong hoa un toing hwee dan union makes strength. Sementara pribumi tidak mau ketinggalan dalam membentuk organisasi sepak bola. Maka lahirlah organisasi sepak bola kaum pribumi seperti; persatuan sepak bola mataram, javasche voetbal bond, soerabhaiasche indonesische voetbal bond dan voetbalbond indonesische jacatra (VIJ). VIJ lahir pada tanggal 28 November 1928 yang pada akhirnya nama VIJ diganti Persija (persatuan sepak bola Indonesia Jakarta) ditahun 1950.1

1 Soewono “Kedudukan Politik dan Olahraga” dalam Prismano.4 tahun VII (Jakarta,1978) hal.26

1

2

Sebelum mengganti nama ke Persija, VIJ berhasil merebut empat piala liga Indonesia pada tahun 1931, 1933, 1934, dan 1938. Hingga VIJ mengganti nama ke Persija Jakarta pada tahun 1950. Enam gelar piala Liga Perserikatan dan liga Indonesia berhasil dimasukkan kelemari trofi Persija. Pemberitaan mengenai Persija tidak terlepas dari peranan media dari era perserikatan hingga sekarang. Pemberitaan Persija pertama kali di media cetak pada tahun 1938 di surat kabar Pemandangan. Hingga ditahun 2000-an suporter Persija Jakarta mendirikan portal berita online dengan nama JakOnline di tahun 2001 sebagai wadah pemberitan khusus untuk pecinta Persija Jakarta dan The Jakmania. Pada dasarnya peran tidak bisa dipisahkan dengan status kedudukan, walapun kedudukan berbeda, akan tetapi saling berhubungan antara satu dengan yang lain ibarat dua sisi mata uang yang berbeda.2 Dengan kata lain, seseorang dapat dikatakan berperan apabila mampu memainkan perannya dengan baik sesuai dengan statusnya di masyarakat. Dalam hal ini, Persija pers memiliki kedudukan untuk dapat bermain peran sesuai dengan statusnya sebagai pemberi informasi. Di 20 Oktober 2017 para pewarta dari berbagai media khususnya di Jakarta mendirikan organisasi yang menaungi pemberitanan Persija Jakarta (Persija Pers) terbentuk di jakarta melalui pemilihan dan diadakan dikantor Persija. Keberadaan Persija pers seperti

2 Sarlinto Wirawan Sarwono, Teor-teori Pisikologi Sosial, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Cet Ke-8, h. 214.

3

menambah alternatif bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. Meskipun segmentasi dari media cetak maupun online sangat spesifik, tetapi pesan yang disampaikan langsung tertuju pada target sasaran, karena suporter Persija mencari informasi sesuai apa yang mereka inginkan. Persija pers ingin membuat alternatif baru untuk pemberitaan Persija Jakarta dalam membentuk pemberitaan yang sehat dan berimbang. Banyak berita negatif dalam pemberitaan Persija, terlebih di akhir 2018. Dalam hal ini peran Persija pers sangat dibutuhkan untuk pemberitan yang berimbang. Secara gamblang peneliti telah menjelaskan sejarah perkembangan pers di Indonesia sejak masa kolonialisme Belanda hingga era reformasi saat ini. Saat pergantian rezim sistem yang berlaku terhadap pers di Indonesia pun turut berganti. Pers memiliki beberapa peran dan fungsi melalui medianya baik cetak, audio, audio visual, maupun portal berita berbasis internet. Fungsi tersebut meliputi lima elemen yakni informasi, edukasi, koreksi, rekreasi, dan mediasi. Namun peneliti hanya membahsa tiga dari dari lima elemen tersebut yakni informasi, koreksi dan mediasi sebagai bahan analisis peneliti. Kelima fungsi tersebut dapat kita temukan pada negara yang menganut paham demokrasi. Fungsi pertama pers adalah menyampaikan informasi secara cepat kepada masyarakat. Meskipun demikian informasi yang dipublikasikan harus memenuhi kriteria seperti benar, akurat, aktual, faktual, penting atau menarik, lengkap, jelas, jujur, relevan, etis, bermanfaat dan wajib berimbang (cover both side). Fungsi kedua adalah sebagai

4

sarana pembelajaran sehinga pelbagai informasi yang disebrluaskan pers hendaknya dalam kerangka mendidik. Sebagai pilar keempat demokrasi kehadiran pers memiliki fungsi sebagai pengawas atau mengontrol keekuasan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. 3 Sebagai penganut paham demokrasi pers di Indonesia mengemban tugas sebagai pengawaspemerintah dan masyarakat (watchdog function). Pers senantiasa menyalak ketika melihat berbagai penyimpangan dan ketidakadilan dalam suatu masyarakat atau negara. Meskipun demikian pers bukan hakim yang berhak memvonis atau jaksa yang berhak melakukan tuntutan dan dakwaan. Dalam menjalankan fungsi kontrol sosial pers harus tunduk pada aturan yang berlaku. Pers tidak kebal hukum dan bukan sebagai hukum itu sendiri.4 Fungsi keempat pers adalah menghibur. Pers di Indonesia harus memerankan dirinya sebagai wahana rekreasi bagi seluruh lapisan masyarakat. Hal tersebut memiliki makna apa pun pesan rekreatif yang disajikan tidak boleh bersifat negatif. Pers harus jadi sahabat setia pembaca yang menyenangkan. Fungsi terakhir pers di Indonesia sesusai literatur komunikasi dan jurnalistik yang berlaku secara universal adalah mediasi atau penghubung. Pers mampu menghubungkan berbagai peristiwa yang terjadi di berbagai belahan bumi lain dengan kita. Karena

3 Sedia William Barus, Petunjuk Teknis Menulis Berita, h.18 4 Haris Sumaradia, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, h. 34

5

pers kita dapat mengetahui aneka peristiwa yang terjadi dalam waktu yang singkat, bahkan bersamaan.5 Sementara itu kita telah mengetahui pers di Indonesia terbagi dalam beberapa periode seperti masa sebelum kemerdekaan, masa orde lama, orde baru, dan orde reformasi. Pada masa sebelum kemerdekaan pers di Indonesia kental dengan nafas perjuangan, ketika itu pers menjadi alat perjuangan bangsa Indonesia. Hal itu terus terjadi pada awal kemerdekaan Indonesia. Memasuki tahun 1950 euforia kebebasan pers berujung pada terjebaknya persdalam pergulatan politik. Pada era itu Pers di Indonesia berperan sebagai juru bicara partai politik dalam menjalankan kepentingannya. Hal tersebut merupakan buntut pemberitaan pers yang terlalu tajam mengkritik kebijakan pemerintah. Gambar 1.1 Pemberitaan Negatif tentang The Jackmania

5 Haris Sumaradia, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, h. 35

6

Berdasarkan berita-berita tersebut, persija memandang perlu peran media untuk membantu pencintraan Persija Jakarta di media. Persija pers dianggap memiliki peran penting dalam membangun opini publik Persija Jakarta untuk menepis pemberitaan yang kurang menguntungkan Persija Jakarta. Maka dari itu, peneliti ingin membuat penelitian yang berjudul, “Peran Persija Pers dalam Membangun Opini Publik Persija Jakarta.”

B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas, maka peneliti membatasi proses pembentukan Persija Pers dari di Persija Jakarta. Penulis membatasi ruang lingkup masalah hanya pada Peran Persija Pers Dalam Membentuk Opini Publik Persija Jakarta.

2. Rumusan Masalah Untuk memperjelas permasalahan dan mempermudah mencari data, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut : a. Apa saja fungsi Persija pers dalam membangun opini publik bagi Persija Jakarta? b. Bagaimana harapan masyarakat terhadap Persija Pers?

7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini: a. Mengetahui bagaimana peran Persija Pers dalam pembentukan opini publik Persija Jakarta. b. Mengetahui peran Persija Pers dalam membangun Persija Jakarta. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam ilmu komunikasi khususnya yang terkait dengan media olahraga. b. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran informasi yang bermanfaat bagi peneliti berikutnya yang akan datang, terkait Media dan Persija Untuk melengkapi penulusuran kolesi skripsi pada perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan juga perpustakaan umum UIN Syahid Jakarta, sehubungan dengan belum adanya penelitian khusus tentang media dan Persija Jakarta.

D. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian menggunakan metodologi kualitatif deskriptif. Dengan mengamati kasus dari berbagai

8

sumber data yang digunakan untuk meneliti, menguraikan dan menjelaskan secara komprehesif, berbagai aspek, individu dan kelompok suatu program,organisasi atau peristiwa secara sistemmatis.6 Dengan menggunakan metodelogi kualitatif deskriktif berusaha melukiskan secara sistematis fakta atau karekteristik populasi tertentu secara faktual dan cermat.7 Ciri lain dalam metedologi kualitatif deskriktif ialah titik berat pada observasi dan suasana ilmiah (naturalistic setting). Peneliti bertindak sebagai pengamat. Peneliti hanya membuat kategori prilaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku observasinya. Dengan Susana alamiah yang dimaksudkan bahwa peneliti terjun ke lapangan .8

E. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kantor Persija Pers, Rasuna Said Kuningan, pada 27 Agustus 2019 – 04 Desember 2019.

F. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian adalah Persija Jakarta sebagai pihak yang aktif dalam dunia sepak bola. Adapun objek penelitiannya ialah Persija pers sebagai pihak yang membangun opini publik Persija Jakarta.

6 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: 2017), h 102 7 Jalaludin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi, ( Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 2005), h.22 8 Jalaludin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi, h.25

9

G. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data, yaitu: a. Observasi Merupakan kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya. Sedangkan yang dimaksud metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam arti bahwa data tersebut dihimpun melalui penelitian panca indra.9

b. Wawancara Merupakan sebuah proses memperoleh sebuah keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanggungjawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan wawancara.10 Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data dari sumber tentang masalah yang diteliti. Wawancara ini dilakukan secara bebas, tetapi menggunakan pedoman wawancara agar pertanyaan terarah. Peneliti mengajukan wawancara kepada Taufiq Ardyansyah S.Si (wartawan senior sekaligus pendiri Persija Pers) Gerry Putra S.Psi (Pemimpin Redaksi Jacatra.net) Junaidi abdillah (The

9 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitaif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2005), h.134 10 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitaif, h.126

10

Jakmania) Dwi Putra Saptanto Muharram S.Ikom (Manajemen Persija Jakrata) c. Dokumentasi Merupakan proses pengumpulan dan pengambilan data berdasarkan tulisan tulisan-tulisan berbentuk Koran, catatan dokumentasi atapun foto. Peneliti berhasil mengumpulkan beberapa data berupa foto dan rekaman wawancara.

H. Teknik Analisis Data Analisis data yakni proses pengumpulan data dan mengurutkan ke dalam pola pengumpulan data. Karena dalam teori Burhan Bungin analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah, karena dalam analisis data tersebut dapat diberikan arti dan makna yang berguna untuk memecahkan masalah penelitian.11 Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah penelitian menganalilis data dengan menyususn kata-kata kedalam tulisan yang lebih luas

I. Tinjauan Pustaka Menurut Baharudin Nur Tanjung dan Ardial, kajian pustaka adalah telaah yang dilaksanakan untuk memecah suatu masalah yang pada dasarmya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Telaah pustaka semacam ini biasanya

11 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitaif, h.131

11

dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber pustaka yang kemudian disajikan demgan cara baru dan atau untuk keperluan baru, sebagai dasar untuk melakukan dedukasi dari pengetahuan yang telah ada, sehingga kerangka teori baru dapat dikembangkan sebagai dasar pemecah masalah baru.12 Penelitian ini memiliki beberapa kemiripan dengan skripsi lain yang mencoba menganalisis tentang pembentukan dan tahap tahap perkembangan Media di Persija Jakarta. Kajian pustaka berisi tentang referensi penelitian yang telah ada sebelumnya, mempunyai tema yang hampir sama dengan tema peneliti teliti. Berikut referensi peneliti terdahulu: a. Sejarah dan perkembang Persija Jakarta, “PERSIJA (1970-1980), DINAMIKA PERKEMBANGAN SEPAK BOLA DI JAKARTA,” oleh Dody Dwi Adilhaksono, Universitas Indonesia pada tahun 2012, skripsi ini membahas tentang perkembangan Persija Jakarta pada Tahun 1970-1980 b. Skripsi berjudul, “Aktivitas keagamaan The Jakmania dalam Membentuk Citra positif Suporter,” dibuat oleh Muhammad Imanudin pada tahun 2018. Skripsi ini membahas supporter Persija Jakarta yang tidak bisa dilepaskan dalam pembentukan tim Media Persija.

12 Baharudin Nur Tanjung dan Ardial, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi Dan Tesis) Dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah, (: Kencana 2005), h.2

12

c. Skripsi berjudul, “Peran Media Relations dalam Meningkatkan Citra PT. Mizan Publika,” dibuat oleh Komarudin pada tahun 2015. Skripsi ini membantu peneliti untuk mengetahui tentang peran media terhadap sesuatu institusi. d. Skripsi berjudul, “ Peran dakwah Hizbut Tahrir Indonesia di lingkungan mahasiswa UIN Syahid Jakarta,” dibuat ole Aat Yuliayawati pada tahun 2012. Skripsi ini membantu peneliti untuk mengetahui teori peran terhadap organisasi. Meskipun teori yang dipakai sama-sama teori peran, namun objek peneltiannya berbeda. ini perbedaa yang mendasar antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Belum ada yang meneliti tentang Peran Persija Pers dalam Membagun Opini Publik Persija Jakarta. Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti ingin menggambarkan bagaimana peran Pesija pers dalam membangun opini publik Persija Jakarta dan faktor apa saja yang mengaharuskan ada Persija pers. Perbedaan yang medasar dari penelitian ini dengan penelitian lain adalah objek penelitiannya yaitu Persija pers.

J. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Penulisan mulai dengan pendahuluan yang merupaka Bab I, yaitu terdiri atas ; Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah dan Rumusan, tinjauan dan Manfaat penelitian,

13

Tinjauan Pustaka, Metodelogi Penelitian, Sistematika Penulisan. BAB II KAJIAN TEORI Selanjutnya penulis menempatkan tinjauan teori pada bab berikut ini yakni meliputi; pengertian dan tahapan-tahapan strategi, peran dan opini publik. BAB III GAMBARAN UMUM Pada bab ke-tiga penulis menggambarkan sejarah Persija dan profil Persija. Profil Persija Pers dan stuktur organisasi Persija Pers pertama kali terbentuk hingga sekarang. BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA Pada bab ke-empat ini, mencakup tentang analisis peran dan opini publik Persija Pers. BAB V PENUTUP Kesimpulan dan Saran.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Opini 1. Pengertian Opini Istilah opinion yang diterjemahkan menjadi “opini” didefinisikan oleh Cutlip dan Center diartikan sebagai pengekspresian suatu sikap mengenai persoalan yang mengandung pertentangan. Opini juga diartikan sebagai pendapat atau pandangan tentang suatu persoalan.1 Ketika seseorang beropini terhadap suatu permasalahan yang sama akan menimbulkan penilaian yang berbeda, hal itu dikarenakan opini memiliki sifat subyektif yang artinya menurut pandangan sendiri-sendiri.1 Opini merupakan kata yang berarti tanggapan atau jawaban terhadap sesuatu persoalan yang dinyatakan berdasarkan kata-kata, bisa juga berupa perilaku, sikap, tindakan, pandangan, dan tanggapan. Sedangkan pendapat lain mengatakan opini adalah ekspresi sikap dengan melalui jawaban positif untuk informan yang mendukung, jawaban netral dan negatif untuk jawaban yang tidak mendukung, artinya apabila sesorang beropini positif tandanya orang tersebut mendukung, dan apabila seseorang beropini negatif artinya orang tersebut menolak.

1Abdullah, Press Relation,( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h.14

14

15

2. Tahap-tahap Pembentukan Opini Asal mula pembentukan opini terletak dalam sebuah persoalan yang menimbulkan perselisihan yang memiliki potensi untuk berkembang menjadi isu yang akan menangkap perhatian orang banyak. Sebenarnya setiap orang memiliki keluhan dan harapan yang banyak menimbulkan perselisihan. Akan tetapi, seperti yang dikemukakan Davison,”suatu isu mulai berakar hanya jika dikomunikasikan dari satu orang ke orang kedua, yang kemudian dilanjutkan dalam percakapan sendiri”.2 Suatu isu menjadi umum jika permasalahannya menyebabkan dampak negatif kepada pihak-pihak yang bersangkutan. Tahap pertama pempublikasian sebuah layanan ialah munculnya emoticon pada media sosial yang memiliki potensi menjadi isu. Yang kedua ialah emoticon yang muncul pada media sosial tersebut menggambarkan sebuah budaya pada golongan yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada. Hal tersebut merangsang komunikasi melalui saluran massa, interpersonal, dan organisasi, maka terbukalah fase ketiga yakni pembentukan sebuah opini. 3. Karakteristik Opini Opini merupakan cara individu mengekspresikan informasi yang diperoleh berdasarkan pada pemahaman individu itu sendiri sehingga dapat ditarik suatu

2 Dan Nimmo, Komunikasi Politik; khalayak dan efek, (Bandung, Rosdakarya, 2001), h. 20

16

kesimpulan, individu menyadari adanya kehadiran suatu stimulus, namun individu itu menginterpretasikan stimulus tersebut. Dalam definisi ini mengandung makna : a. Opini itu tergantung pada sensasi-sensasi yang didasarkan pada informasi sensori dasar. Yang dimaksud dengan informasi dasar adalah informasi yang sesungguhnya terjadi sampai pada alat indera kita. Untuk membuat sesuatu agar lebih bermakna diperlukannya adanya keterlibatan aktif dengan aktifitas indrawi yang berhubungan dengan pengamatan interpretasi. b. Sensori-sensori itu menimbulkan interpretasi agar persepsi dapat terjadi. Menurut Deddy Mulyana dalam bukunya “Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar”, pada dasarnya opini atau cara pandang manusia terjadi menjadi dua, yaitu : 1) Opini terhadap objek Opini Setiap dalam menilai suatu objek atau isu permasalahan tidak selalu sama. Terkadang dalam mengopinikan permasalahan, sesorang dapat melakukan kekeliruan, sebab terkadang indera seseorang menipu diri orang tersebut, hal tersebut disebabkan karena: a) Kondisi yang mempengaruhi pandangan seseorang, seperti keadaan cuaca yang membuat orang melihat fatamorgana, pembiasan cahaya seperti dalam peristiwa

17

ketika seseorang melihat tongkat yang dimasukkan kedalam air terlihat bengkok padahal sebenarnya tongkat tersebut lurus. Hal inilah yang disebut ilusi. b) Latar belakang pengalaman yang berbeda antara seseorang dengan orang lain. c) Budaya yang berbeda. d) Suasana psikologis yang berbeda juga membuat perbedaan persepsi seseorang dengan orang lain dalam mempersepsi suatu objek atau isu permasalahan. 2) Opini manusia terhadap persepsi sosial Opini sosial adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang dialami seseorang dalam lingkungan orang tersebut. Menurut Bremm dan Kassin opini manusia adalah penilaian-penilaian yang terjadi dalam upaya manusia memahami orang lain. Opini sosial merupakan sumber penting dalam pola interaksi antar manusia, karena opini sosial seseorang menentukan hubungan seseorang dengan orang lain.3 Untuk memahami opini seseorang dan publik tersebut, menurut R. P. Abelson bukanlah perkara

3 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, h.171

18

mudah, karena mempunyai kaitan yang erat dengan4: a) Kepercayaan dengan sesuatu (belief) b) Apa yang sebenarnya dirasakan atau menjadi sikapnya (attitude) c) Persepsi (perception), yaitu suatu proses memberikan makna, yang berakar dari berbagai faktor, yakni latar belakang budaya, kebiasaan dan adat-istiadat yang dianut seseorang atau masyarakat, pengalaman masa lalu seseorang/kelompok tertentu menjadi landasan atas pendapat atau pandangannya dan nilai-nilai yang dianut (moral, etika, dan keagamaan yang dianut atau nilai-nilai yang berlaku di masyarakat). Berita-berita dan pendapat-pendapat yang berkembang yang kemudian mempunyai pengaruh terhadap pandangan seseorang. Bisa diartikan berita-berita yang dipublikasikan itu dapat sebagai pembentuk opini masyarakat.

B. Opini Publik 1. Pengertian Opini Publik Istilah opini publik dapat dipergunakan untuk menandakan setiap pengumpulan pendapat yang

4 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, h.66

19

dikemukakan individu-individu. Menurut Santoso Sastropoetro istilah opini publik sering digunakan untuk menunjuk kepada pendapat-pendapat kolektif dari sejumlah besar orang.5 Secara etimologi opini publik adalah terjemahan dari bahasa Inggris yaitu public opinion. Sementara public opinion berasal dari bahasa latin yaitu opinari dan publicus. Opinari mempunyai arti fikir atau menduga sedangkan publicus artinya adalah milik masyarakat luas. Secara sederhana opini bisa diartikan pendapat. Tapi setidaknya ada sebuah ekspresi dari pendapat tersebut baik secara verbal maupun non- verbal. Selama pendapat itu belum di ekspresikan maka saat itu pendapat itu adalah pendapat pribadi. Menurut Leonard W. Dood, suatu isu baru dikatakan sebagai opini publik setelah masyarakat mengungkapkannya.6 Berbeda dengan kerumunan, publik lebih merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi, seperti pembicaraan-pembicaraan pribadi berantai, melalui desas-desus, melalui surat kabar, radio, televisi dan film. Alat-alat penghubung ini memungkinkan “publik” mempunyai pengikut yang lebih luas dan lebih

5Santoso Sastropoetro, Pendapat Publik, Pendapat Umum, dan Pendapat Khalayak dalam Komunikasi Sosial, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), h. 49 6Hafied Cangara, Komunikasi politik, Konsep, Teori, dan Strategi, (Jakarata: Raja Grafindo Persada,2009), h.158

20

besar jumlahnya. Publik dapat didefinisikan sebagai sejumlah orang yang mempunyai minat, kepentingan, atau kegemaran yang sama. Publik dimengerti sebagai bentuk koordinasi kolektif yang memiliki tiga hal, yaitu: pertama, identitas lebih kurang sama. Kedua, setuju atas diagnostik masalah (sebab, tanggung jawab, dan pemecahan). Ketiga, ikut terlibat untuk suatu upaya kolektif. Jadi, opini selalu kontekstual terkait dengan budaya dan dinamika perdebatan7. Dalam hal ini, mengapa opini publik perlu diungkapkan. Karena selama tidak diungkapkan tidak akan terjalin sebuah komunikasi dan selamanya pendapat itu ada dalam diri. Sebenarnya antara sikap dan pernyataan mempunyai arti yang berbeda. Sikap ada dalam diri seseorang, sedangkan pernyataan merupakan keluar dari diri seseorang. Tapi ada kesinambungan antara sikap dan pernyataan dalam menghadapi suatu persoalan atau situasi tertentu.Menurut Leonard W. Dood pendapat umum adalah sikap orang-orang mengenai sesuatu soal, dimana mereka merupakan anggota dari sebuah masyarakat yang sama.8

7 Haryatmoko, “Mengarahkan Opini Publik”, kliping harian , Edisi 2 Februari 2009 8 Nikmah Hadiati S, Opini Publik, (Pasuruan: Lunar Jaya,2012), h.5

21

Menurut Dra. Djoenaesih S. Sunarjo, ciri-ciri opini itu adalah9: a. Selalu diketahui dari pernyataan pernyataannya; b. Merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak pendapat; c. Mempunyai pendukung dalam jumlah besar 2. Perkembangan Opini Publik Sebagaimana yang sudah dijelaskan diatas bahwa opini publik merupakan serapan dari bahasa Inggris public opinion. Pada awalnya opini publik banyak dikenal dan dipakai pada akhir abad ke-18 di Eropa dan Amerika Serikat. pemakaian istilah itu terutama berkaitan dengan kehidupan sosial pada masa itu. Istilah opini publik. Dalam arti modern pertama kali digunakan oleh Machiavelli. Ia mengatakan bahwa orang yang bijaksana tidak akan mengabaikan opini publik mengenai soal-soal tertentu, seperti pendistribusian jabatan dan kenaikan jabatan. Sementara Rosseau pernah mengatakan bahwa opini publik sebagai “ratu dunia”, karena opini public tidak dapat ditaklukkan oleh raja-raja di zaman otoritarian pada abad ke-17 dan ke-18, kecuali ketika opini publik mau dibeli dan menjadi budak para raja. Dan ia juga mengatakan bahwa hukum harus bersumber dari kehendak umum.

9 Djonaesih S. Sunarjo, Opini Publik, (Yogyakarta : Liberty, 1984), h. 24

22

Kemajuan ilmu, teknologi dan ekonomi pasar pada akhir abad ke-18 dan permulaan abad ke-19 mendorong timbulnya kesadaran yang luas bahwa yang terjadi disekitarnya. Lebih-lebih suatu peristiwa yang mengandung pertentangan. Pendidikan mahasiswa yang bisa dikatakan jenjang yang lebih tinggi memacu mereka untuk berfikir lebih kritis terhadap suatu permasalahan yang sedang terjadi, lebih-lebih permasalahan tersebut sudah menyangkut kepentingan mahasiswa atau mereka menganggap masalah tersebut termasuk urusan mereka.

C. Peran Dalam kamus besar bahwa Indonesia, peran berarti perangkat tingkat laku yang diharapkan dan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat.10 Pada dasarnya peran tidak bisa dipisahkan dengan status kedudukan, walapun kedudukan berbeda, akan tetapi saling berhubungan antara satu dengan yang lain ibarat dua sisi mata uang yang berbeda.11 Dengan kata lain, seseorang dapat dikatakan berperan apabila mampu memainkan perannya dengan baik sesuai dengan statusnya di masyarakat. Sedangkan Groes, Masing,

10 Pusat Bahasa, Kamus Basar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 1051. 11 Sarlinto Wirawan Sarwono, Teor-teori Pisikologi Sosial, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Cet Ke-8, h. 214.

23

dan A.W McEachern, sebagai mana dikutip oleh David Berry, mendefinisikan peran yaitu sebagai berikut.

"Peran berfungsi sebagai seperangkat harapan-harapan yang di kenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu. Menurutnya pula bahwa harapan-harapan tersebut merupakan imbangan-imbangan dari norma-norma sosial. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peranan- peranan itu ditentukan oleh norma-norma di dalam masyarakat, maksudnya; kita diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan oleh "masyarakat" di dalam pekerjaan kita, di dalam keluarga dan di dalam peranan- peranan lainnya."12 Dari penjelasan-penjelasan di atas, dapat dikatakan seorang berperan apabila telah memiliki status di masyarakat. Di dalam status tersebut terdapat tugas-tugas yang sebelumnya disusun berdasarkan harapan-harapannya, namun harus sesuai harapan masyarakat. Sehingga, apabila dalam tugas-tugasnya yang semula disesuaikan dengan harapan orang atau lembaga yang berperan kemudian tidak sesuai harapan masyarakat, maka dapat dikatakan belum berhasil. Dalam teorinya, Biddle dan Thomas seperti yang dikutip Sarlito W Sarwono membagi peristilahkan teori peran dalam empat golongan, yaitu: 13 1. Orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial. 2. Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut. 3. Kedudukan orang-orang yang berperilaku.

12 David Berry, Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosiologi, (Jakarta: Rajawali Pers, 1983), h. 99-100. 13 Sarlinto Wirawan Sarwono, Teori-teori Pisikologi Sosial, (Jakarta: Rajawali Pers, 1984), h. 234.

24

4. Kaitan antara orang dan perilaku. Jadi peran adalah seperangkat tindakan atau perbuatan atas pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang yang berkedudukan di masyarakat dalam suatu peristiwa atau keadaan yang sedang terjadi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Berikut ini hal-hal terkait dengan peran: 1. Subjek dan target Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial dapat dibagi dalam 2 (dua) golongan sebagai berikut: a. Subjek (perilaku): yang itu orang yang sedang berperilaku menuruti suatu peran tertentu. b. Target (sasaran): yaitu orang yang mempunyai hubungan dengan aktor dan perilakunya.14 Aktor maupun target dapat berupa individu maupun kelompok yang saling berhubungan. Scord dan Backman menyatakan bahwa actor menempati posisi sebagai pusat (focalposition) sedangkan target menempati posisi pedoman dari posisi pusat tersebut (counter position).15 Dengan demikian aktor dan target merupakan partner dalam melakukan suatu peran. Dengan demikian expectation (harapan) norm (norma), performace (wujud perilaku), evaluation (penilaian) dan sanction (sanksi) saling berkaitan dalam perilaku peran. Harapan dan norma merupakan segala sesuatu yang berisi

14 Sarlinto Wirawan Sarwono, Teori-teori Pisikologi Sosial, h. 234. 15 Sarlinto Wirawan Sarwono, Teori-teori Pisikologi Sosial, h. 235.

25

harapan atau keinginan masyarakat tentang perilaku yang menyertai suatu peran. Kemudian muncullah wujud perilaku sebagai realisasi dari harapan dan norma tersebut. Sehingga timbullah penilaian dan sanksi terhadap perilaku yang telah diwujudkan tersebut.

D. Peran Pers Segala aktivitas jurnalisme televisi, memang terkait dengan dunia layar kaca. Dari layar kaca itu, kita melihat bagaimana presenter mengawali pemberitaan televisi. Layar kaca menjadi jendela pemirsa pada berbagai peristiwa yang terjadi. Para kru jurnalistik televisi membawa pemirsa berada di depan suatu peristiwa. Maka itulah, persiapan pemberitaannya memiliki nilai dan menarik untuk ditonton siapa saja. “Apa yang membuat headline di dalam pemberitaan surat kabar tidak selalu akan (berita yang sama) berada di posisi puncak siaran berita televisi”, ungkap Bob long, veteran berita televisi lokal (Downie JR. & Kaiser, 2002: 167- 169), “Kita berkewajiban untuk membuat berita,” tambah Long, tetapi dirinya tidak sanggup mengabaikan kehadiran a wonderful piece of video pada saat hal itu muncul. Ia memberi contoh rekaman adegan baku hantam antara manajer lama dan manajer baru di suatu stasiun televisi Taiwan setelah pergantian pemilik perusahaan, “Kita harus mendapatkan rekaman itu dan kita harus menyajikannya di

26

televisi”, tegas Long. “Adegan itu begitu mempesona. Bukan sesuatu yang buruk dan kita membutuhkan tidak lebih dari 20 detik untuk menayangkannya. Tetapi kita akan menyedotnya dari langit, memantulkannya kembali melalui tiga satelit, dan menghabiskan satu ton uang untuk keperluan itu”. Long memiliki aspirasi yang tinggi terhadap stasiun televisi tempatnya bekerja, WRC. Tetapi ia menghadapi kendala sumber daya yang terbatas dari sebuah stasiun televisi lokal. Aspirasinya sangat dibatasi kebutuhan untuk merauo laba yang dituntut NBC, the station’s owner. Kesuksesan program berita WRC, beritanya yang hanya merupakan pecahan kecil untuk ukuran staf wartawan surat kabar kota besar. Long memiliki 4 orang untuk desk berita konsumen dan seorang produser berita medis yang menyediakan the “news-you-can-use” features – yang bagi ia tidak mempunyai wartawan investigative yang berdedikasi. “Aku akan senang sekali untuk menambah sebuah tim investigasi, yang terdiri dari 3 orang. Akan tetapi, hal itu akan menjadi satu pelaporan yang paloing mahal ntuk dilakukan.”16 Jika ia disuruh menyingkirkan pasukannya yang ada, ia akan habis-habisan menentang. Sebagian besar staf wartawannya, secara umum, bertugas untuk menghasilkan satu dua berita setiap harinya: untuk subyek apapun yang sedang ini.

16Septiawan Santana, Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta: Obor Indonesia, 2004), h. 122.

27

Perangkat-perangkat jurnalisme televisi memang cukuo kompleks. Setiap stasiun televisi berita harus mampu mengatasi keterbatasan waktu dan SDM, biaya-biaya dan godaan teknologi, mampu menyajikan kekuatan video yang dramatis, mampu memenangkan kompetisi dalam menyajikan kekuatan video yang dramatis, mampu memenangkan kompetisi dalam menarik perhatian pemirsa, dan tidak dipenuhi tekanan dari station’s owner yang menuntut keuntungan yang luar biasa. Selain itu, ialah penciptaan tatanan mekanisme redaksional yang kondusif bagi pengemasan berita melalui isolosi unik yang terjadi di studio televisi, ruang kontrol, bahkan di ruang berita, terhadap dunia di sekelilingnya. Kombinasi berbagai unsur itu, bila tidak disiapkan dengan baik, sering kali menyebabkan lahirnya pemberitaan yang lemah, buruk, dan menyesatkan. Menghasilkan suatu penyimpangan realitas. Berbagai stasiun televisi yang tidak menyiapkan perangkat dan tatanan kerja redaksional yang baik akan sedikit sekali melakukan pelaporan yang orisinil, tidak mampu mengakselerasi isu-isu penting yang terjadi di masyarakat. Para pengaruh dan produser berita meragukan ketertarikan dan kesabaran pemirsa untuk menyaksikan berita-berita yang lebih panjang dan rumit. Mereka lebih memburu peristiwa-peristiwa yang dengan mudah didapat tayangan langsungnya. Mereka tidak memiliki kesiapan untuk

28

menguntit tayangan berita yang berdurasi lebih panjang dan mempunyai kerumitan materi. Sebagai gantinya, berbagai televisi lokal di AS, lebih memburu peristiwa kejahatan, berita bencana, ramalan cuaca, olah raga, kesehatan, berita konsumen, dan hiburan. Semua itu mendominasi siaran pemberitaan. Para pengarah berita meyakini bahwa subyek-subyek ini menarik bagi kebanyakan pemirsa. Pada gilirannya, menarik para pemasang iklan yang mengisi kebutuhan stasiun televisi akan keuntungan (persentase dari total pendapatan yang ditetapkan sebagai keuntungan) hingga 40 sampai 50%, bahkan lebih. Melengkapi lingkaran setan tersebut, tujuan merauo keuntungan sebesar mungkin berarti juga menjaga jumlah staf berita seminimal mungkin. Hal ini, antara lain, yang menyebabkan keterbatasan wartawan televisi yang bertugas setiap harinya. Mereka hanya punya sedikit waktu meliput berita pemerintah, politik, bisnis, pendidikan, lingkungan, atau isu-isu sosial yang mempengaruhi kehidupan orang- orang di masyarakat yang mereka layani. Subyek-subyek ini jadi tidak ditangani secara serius. Berbagai subyek tersebut dipandang bukanlah hal akan menarik perhatian pemirsa dan tidak akan mengajak para pemasang iklan berdatangan. Dalam keadaan demikian, perangkat redaksional berita televisi yang tidak memiliki kesiapan yang baik kerap dihambat berbagai keterbatasan, khususnya bila mereka ingin mengerjakan liputan yang bagus pada waktu yang dibutuhkan. Maka, mereka seringkali harus membuat pilihan

29

yang terbaik diantara yang terburuk. Mereka tidak bisa memberikan pemirsa segala hal yang ingin mereka berikan. Mereka sering hanya manjadi penyuplai berita ke sekian, dari berbagai media yang menyampaikan berita kepada pemirsa. Mereka bahkan berharap para pemirsanya telah membaca koran pagi dan mendengarkan radio. Para pekerja jurnalisme televisi hanya mengambil berita yang memiliki pengaruh yang paling kuat, dan di saat itulah, mereka membuatnya menjadi berita terbaik yang dapat mereka kerjakan. Manajemen redaksional televisi memang memiliki perangkat dan mekanisme redaksional tertentu. Selain format pembuatan berita televisi yang cukup rumit teknologinya, di dalam persiapan penayangannya juga memiliki karakteristik kerja tertentu.17

E. Perkembangan Pers di Indonesia Masa kolonialisme Belanda di Indonesia ternyata memiliki peran terhadap dunia pers di tanah air. Berdasarkan sejumlah literasi, surat kabar sudah ada di Indonesia tahun 1744 saat Gubernur Jenderal Van Imhoff memimpin Jakarta. Pada era itu orang-orang Belanda mengelola surat kabar di Jakarta dengan nama Bataviasche Nowvelles. Surat kabar tersebut hanya mampu bertahan selama dua tahun. Kemudian pada 1776, penguasa Belanda menerbitkan Vendu Niews di Batavia yang menjadi ibukota VOC pada masa itu. Koran kedua di Indonesia yang terbit hingga tahun 1809 itu lebih

17Septiawan Santana, Jurnalisme Kontemporer, h. 123-124.

30

fokus pada berita pelelangan. Penduduk Betawi menyebut koran itu sebagai surat lelang hingga tahun 1860. Memasuki abad 19 surat kabar milik Belanda masih menjadi surat kabar utama di Indonesia. Surat kabar berbentuk koran tersebut sudah jelas membawakan suara pemerintahan kolonial Belanda. Para pembaca koran-koran tersebut adalah orang Belanda dan beberapa kelompok kecil bangsa pribumi yang mengerti bahasa Belanda.18 Sementara itu surat kabar milik kaum pribumi mulai terbit pada 1854 melalui majalah Bianglala di Weltevreden- Batavia). Selanjutnya di kota Bromartani mulai beredar pada tahun 1885. Kemudian pada tahun 1856 Soerat Kabar Bahasa Melajoe terbit di Kota Pahlawan, . Surat Kabar pertama milik bangsa Indonesia adalah Medan Prijaji yang terbit tahun 1907 di Kota Bandung. Awalnya surat kabar bentukan R.M. Tirtoadisuryoni berbentuk mingguan, kemudian berubah menjadi harian sejak 1910. Medan Prijaji hanya mampu bertahan selama lima tahun, 1907 hingga 1912. Pada masa jayanya, ketika sudah terbit harian, surat kabar yang menjadi pelopor pers nasional ini dapat mencapai tiras hingga 2.000 eksemplar. Pendirinya, Tirtoadisuryo, dianggap sebagai orang pertama yang meletakkan dasar-dasar jurnalistik modern di Indonesia. 19

18 Haris Sumaradia, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, h. 19. 19 Haris Sumaradia, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, h. 20.

31

Pers nasional makin berkembang setelah lahir organisasi massa serta gerakan kebangsaan dan keagamaan. Setiap organisasi dan gerakan tersebut turut menerbitkan media yang menjadi alat perjuangan mereka. Hal itu juga membuat para pemimpin bangsa ini pernah berkecimpung dalam dunia pers. Salah satunya adalah Abdoel Rivai. Tulisannya sangat terkenal tajam mengkritik penjajahan Belanda, dan oleh Adinegoro, Rivai diberi gelar sebagai “Bapak Jurnalistik Indonesia”.20 Media massa pada masa sebelum kemerdekaan memang menjadi alat perjuangan bangsa Indonesia. Hal itu yang menyebabkan pers di masa penjajahan mendapat tekanan dari pemerintah kolonial Belanda. Proklamasi kemerdekaan Indonesia, Jumat, 17 Agustus 1945, menjadi babak baru perkembangan pers di Tanah Air. Pada awal kemerdekaan Indonesia pers nasional semakin jelas menunjukan jati dirinya sebagai pers perjuangan. Bagi pers saat itu, tak ada tugas paling mulia kecuali mengibarkan merah putih setinggi-tingginya.21 Pers nasional menikmati kemerdekaan dengan bebas dari berbagai tekanan pada awal kemerdekaan. Hal itu menstimulasi munculnya surat kabar baru di beberapa kota besar di Indonesia seperti Merdeka, terbit di Jakarta pada 1 oktober 1945. Selain itu di Kota Pelajar, Yogyakarta, Kedaulatan Rakyat tahun 1945.

20 Haris Sumaradia, Jurnalistik Baru, (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005), h. 18 21 Haris Sumaradia, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, h. 20.

32

Selanjutnya di Kota Surabaya terbit Jawa Pos tahun 1949 dan Surabaya Post tahun 1953. Kemudian di Semarang terbit Suara Merdeka tahun 1950. Sedangkan di Kota Bandung terbit Pikiran Rakyat tahun 1956, dan sebagainya.22 Suasana bebas kehidupan pers pada era itu membuat partai politik berlomba-lomba menerbitkan media. Sejak 1950 muncul media Harian Abadi yang berkiblat pada Masjumi, selain itu ada Suluh Indonesia milik PNI. Kemudian Duta Masyarakat milik Partai Nahdlatul Ulama, Pedoman milik PSI, dan Harian Rakjat milik Partai Komunis Indonesia. Hal itu membuat pers Indonesia lebih banyak memerankan diri sebagai corong kepentingan partai politik. Masa itu adalah masa dimana pers Indonesia dengan sadar menjadi juru bicara dan berperilaku seperti partai politik. Dalam era tersebut, pers terjebak dalam pola sektarian. Secara filosofis pers tidak mengabdi kepada kebenaran untuk rakyat, melainkan kepada kemenangan untuk para pejabat partai. Suasana bebas kehidupan pers tersebut hanya berlangsung selama 14 tahun, selama masa demokrasi liberal (1945-1959). Pada masa itu pers Indonesia disebut juga pers merdeka. Pergolakan politik Indonesia tahun 1959 hingga 1965 juga berpengaruh pada pers Indonesia. Kala itu sistem Demokrasi Indonesia berhaluan pada sistem Demokrasi Terpimpin sehingga terjadi pembatasan terhadap kehidupan

22 Sudirman Tebba, Jurnalistik baru, h. 19.

33

pers. Masa kemerdekaan pers yang bebas berubah menjadi sistem persotoriter. Setelah Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959 pemerintah secara berkala membuat peraturan yang lebih mengetatkan pengawasan terhadap pers. Terlebih saat pihak penguasa mewajibkan seluruh surat kabar dan majalah di Indonesia memiliki surat ijin terbit (SIT). Akibatnya sejumlah surat kabar menghentikan penerbitannya, seperti Harian Abadi, Harian Pedoman, Nusantara, Kengpo, Pos Indonesia, dan lain-lain. Kondisi pengekangan terhadap pers mengendur ketika Orde Baru lahir tahun 1966. Angin kebebasan pers bisa dirasakan karena Pemerintah sangat bersahabat dengan pers. Meskipun demikian masa indah yang dirasakan pers saat itu hanya bersifat sementara. Sejarah tidak pernah alpa, terlebih saat mencatat peristiwa pembredelan mingguan Mahasiswa Indonesia dan 11 penerbitan pers umum, paska peristiwa malapetaka lima belas Januari (Malari) tahun 1974. Pembredelan dilakukan dengan cara mencabut surat izin cetak (SIC) oleh Komando pemulihan keamanan dan ketertiban (Kopkamtib) dan surat izin terbit (SIT) oleh Kementerian Penerangan, terjadi setelah peristiwa itu: Harian Nusantara pada 16 Januari; Harian Suluh Berita di Surabaya 19 Januari; Mingguan dari Bandung, Mahasiswa Indonesia, 20 Januari; Harian KAMI, Indonesia Raya, Abadi, The Jakarta Times, serta Mingguan Wenang dan Pemuda Indonesia 21 Januari; Harian Pedoman serta Mingguan

34

Ekspres 24 Januari; dan Harian Indonesia Pos di Makassar pada 2 Februari.23 Pers Pancasila merupakan sebutan bagi pers Indonesia saat Orde Baru berkuasa selama 32 tahun. Pers Pancasila meupakan gabungan antara teori pers Kenyataan tersebut menunjukan, kemerdekaan yang diraih secara ideologis dan politis dalam era reformasi sejak 1998 di Indonesia, tidak serta merta mengantarkan pers nasional pada zaman keemasan. Bila dianalisis, mereka belum memiliki tiang penyangga utama yang kokoh sebagai syarat mutlak pendirian bangunan pers: idealisme, komersialisme, profesionalisme.24 1. Fungsi dan Peran Pers di Indonesia Secara gamblang peneliti telah menjelaskan sejarah perkembangan pers di Indonesia sejak masa kolonialisme Belanda hingga era reformasi saat ini. Saat pergantian rezim sistem yang berlaku terhadap pers di Indonesia pun turut berganti. Pers memiliki beberapa peran dan fungsi melalui medianya baik cetak, audio, audio visual, maupun portal berita berbasis internet. Fungsi tersebut meliputi lima elemen yakni informasi, edukasi, koreksi, rekreasi, dan mediasi. Namun peneliti hanya membahsa tiga dari dari lima elemen tersebut yakni informasi, koreksi dan mediasi sebagai bahan analisis peneliti.

23 Tempo, data diakses pada 14 Oktober 2019 Pukul 12.45 WIB, dari https://nasional.tempo.co/amp/544903/usai-malari-banyak-media-dibredel 24 Haris Sumaradia, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, h. 27

35

Kelima fungsi tersebut dapat kita temukan pada negara yang menganut paham demokrasi. Fungsi pertama pers adalah menyampaikan informasi secara cepat kepada masyarakat. Meskipun demikian informasi yang dipublikasikan harus memenuhi kriteria seperti benar, akurat, aktual, faktual, penting atau menarik, lengkap, jelas, jujur, relevan, etis, bermanfaat dan wajib berimbang (cover both side). Fungsi kedua adalah sebagai sarana pembelajaran sehinga pelbagai informasi yang disebarluaskan pers hendaknya dalam kerangka mendidik. Sebagai pilar keempat demokrasi kehadiran pers memiliki fungsi sebagai pengawas atau mengontrol keekuasan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Sebagai penganut paham demokrasi pers di Indonesia mengemban tugas sebagai pengawaspemerintah dan masyarakat (watchdog function). Pers senantiasa menyalak ketika melihat berbagai penyimpangan dan ketidakadilan dalam suatu masyarakat atau negara. Meskipun demikian pers bukan hakim yang berhak memvonis atau jaksa yang berhak melakukan tuntutan dan dakwaan. Dalam menjalankan fungsi kontrol sosial pers harus tunduk pada aturan yang berlaku. Pers tidak kebal hukum dan bukan sebagai hukum itu sendiri.25 Fungsi keempat pers adalah menghibur. Pers di Indonesia harus memerankan dirinya sebagai wahana

25 Haris Sumaradia, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, h. 34

36

rekreasi bagi seluruh lapisan masyarakat. Hal tersebut memiliki makna apa pun pesan rekreatif yang disajikan tidak boleh bersifat negatif. Pers harus jadi sahabat setia pembaca yang menyenangkan. Fungsi terakhir pers di Indonesia sesusai literatur komunikasi dan jurnalistik yang berlaku secara universal adalah mediasi atau penghubung. Pers mampu menghubungkan berbagai peristiwa yang terjadi di berbagai belahan bumi lain dengan kita. Karena pers kita dapat mengetahui aneka peristiwa yang terjadi dalam waktu yang singkat, bahkan bersamaan.26 Sementara itu kita telah mengetahui pers di Indonesia terbagi dalam beberapa periode seperti masa sebelum kemerdekaan, masa orde lama, orde baru, dan orde reformasi. Pada masa sebelum kemerdekaan pers di Indonesia kental dengan nafas perjuangan, ketika itu pers menjadi alat perjuangan bangsa Indonesia. Hal itu terus terjadi pada awal kemerdekaan Indonesia. Memasuki tahun 1950 euforia kebebasan pers berujung pada terjebaknya persdalam pergulatan politik. Pada era itu Pers di Indonesia berperan sebagai juru bicara partai politik dalam menjalankan kepentingannya. Hal tersebut merupakan buntut pemberitaan pers yang terlalu tajam mengkritik kebijakan pemerintah.

26 Haris Sumaradia, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, h. 35

37

F. Media Massa 1. Definisi dan Karakteristik Media Massa Istilah "media massa" merujuk pada alat atau cara terorgansiasi untuk berkomunikasi secara terbuka dan dalam jarak jauh kepada banyak orang atau khalayak dalam jangka waktu yang ringkas. Media massa bukan sekedar alat semata-mata melainkan juga institusional dalam masyarakat melalui kekuasaan yang ada maupun kesepakatan-kesepakatan lain.27 Media massa (mass media) adalah saluran atau cara pengiriman bagi pesan-pesan massa. Media massa dapat berupa surat kabar, video, CD-Rom, komputer, TV, radio dan sebagainya.28 Menurut Kurt Lang dan Gladys Angel Lang. Media massa memaksa perhatian pada isu-isu tertentu. Media massa membangun citra publik tentang figur-figur politik. Media massa secara konstan menghadirkan objek-objek yang menunjukkan apa yang hendaknya dipertimbangkan, diketahui, dan dirasakan individu-individu dalam masyarakat.29

27Nurani Soyomakti, Pengantar Ilmu komunikasi (Jogjakarta: AR-Ruzz Media, 2010), h.98 28Lynn H Turner, Pengantar Teori Komunikasi dan Aplikasi (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2008), h.41 29 Warner J. Severin dan James Tankard, Teori Komunikasi : Sejarah Metode dan Terapan dalam Media Massa (Jakarta: Persada Media Group, 2007), h. 264

38

2. Fungsi Media Massa Beberapa para ahli mengemukakan fungsi dari media massa. Menurut Jay Black dan Federick C. Whitney (1988) fungsi dari media massa antara lain.30 a. To infrom (menginformasikan) b. To entertaint (memberi hiburan) c. To persuade (membujuk) d. Transmission of the culture (transmisi budaya) 3. Fungsi Pers a. Fungsi Memberi Informasi Di awal telah disebutkan bahwa dalam masyarakat yang terbuka terhadap informasi, atau informasi menjadi kebutuhannya, media massa (pers, radio, TV, film, dan media baru) berfungsi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Informasi tidak hanya didasari menjadi kebutuhan masyarakat di negara berkembang, melainkan terlebih juga bagi masyarakat negara maju sebagai upaya mempertahankan keunggulan serta memperkokoh pengaruh dan hegemoni di era persaingan global yang kian tajam. Sesungguhnya berita-berita yang dimuat di berbagai media itu mengandung informasi yang sangat kaya. Untuk mengejar ketertinggalan negara-negara berkembang para pakar pernah memperkenalkan “jurnalistik pembangunan” atau “komunikasi

30 Nurdin. Pengantar Teori Komunikasi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 64.

39

pembangunan.” Jurnalistik pembangunan menitikberatkan penyebarluasan informasi pada upaya untuk mengubah karakter masyarakat tradisional menjadi terbuka terhadap pembaruan (agent of social of change). Itu sebabnya ada pakar yang menyebut pers sebagai agen perubahan. b. Fungsi Mendidik Masih sejalan sengan fungsi informatif, jurnalisme juga digunakan sebagai fungsi mendidik. Informasi itu disampaikan secara edukatif atau mendidik. Berita yang bertebaran di media massa sangat kaya dengan informasi yang mendidik karena mampu meningkatkan kecerdasan dan pekerti masyarakat. Selain berita-berita langsug (straight news), informasi yang lebih kaya lagi dapat diperoleh dari ulasan-ulasan berita atau laporan yang mendalam (depth news atau interpretative reporting), tajuk rencana, artikel opini, dan kolom. Bahkan beberapa media secara khsuus memang dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran dan pendidikan. Dalam dunia komunikasi dikenal istilah instructional media seperti instructional television dan instructional radio. Untuk keperluan pengajaran misalnya sekolah/kuliah jarak jauh. Dulu Indonesia pernah memiliki televisi pendidikan seperti TPI (Televisi Pendidikan Indonesia) sebelum berpindah tangan kepada kaum pemodal. Sertidaknya program

40

utama media pendidikan adalah menyiarkan materi atau bahan-bahan pendidikan dan pengajaran. c. Fungsi Menghibur Fungsi hiburan jurnalisme atau media massa tampak jelas dari isi medianya, yang mencakup berita, laporan, foto, dan artikel mengenai gaya hidup, cerita bersambung, cerpen, konser music, dunia tari, dunia mode, karikatur, feature (karangan khas), humor, kehidupan artis atau selebriti, film, dan lain-lain. Selain itu, dalam surat kabar atau majalah yang dikenal serius sekalipun tidak jarang dijumpai tulisan atau karangan yang ditulis oleh orang yang selera humornya tinggi sehingga enak dibaca, reflektif, ringan, segar, penuh warna, lucu, dan penting untuk diketahui. Peran media elektronik dalam dunia hiburan lebih menonjol lagi dengan tayangan-tayangan, film cerita alias sinetron, music pop, drama, komedia situasi, dan banyak lagi yang lain. Kita perlu tahu kemuliaan peran media massa yang utama justru terletak pada kemampuannya menyajikan hiburan yang sekaligus mendidik sehingga dapat mengembangkan kebudayaan.31

31 Sedia William Barus, Petunjuk Teknis Menulis Berita, (Jakarta: Erlangga, 2010), h.17

41

d. Fungsi Kontrol Fungsi pokok media atau pers di negara-negara demokrasi adalah mengadakan fungsi kontrol sosial atau pengawasan masyarakat. Demikian besar pengaruhnya dalam masyarakat di suatu negara sehingga pers dalam melaksanakan fungsi kontrolnya itu sering disebut sebagai kekuatan keempat. Hal ini diambil dari tiga pilar kekuasaan negara, yaitu Eksekutif (Pemerintahan), Legislatif (Parlemen), dan Yudikatif (Peradilan). Di negara-negara liberal pers sering dianggap sebagai pengembang tugas mengawal demokrasi. Pers dianggap sebagai penegak nilai-nilai demokrasi. Karena melaksanakan tugas sebagai pengawal demokrasi itulah, dituntut adanya iklim kebebasan pers. Tanpa hal itu sangat tidak mungkin pers mampu melaksanakan fungsinya itu dengan benar. Kebebasan pers dalam jurnalisme masa kini tidak hanya menyangkut tentang kebebasan menyiarkan atau tidak suatu berita, melainkan juag lebih menyangkut tentang kebebasan mendapatkan informasi. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 di Bab Hak Asasi Manusia, kebebasan memperoleh dan mencari informasi diakui sebagai bagian dari hak asasi manusia. Sebagai aturan pelaksaan dari hak mendapatkan informasi inilah, disusun konsep UU No. 14 Tahun

42

2008 tentang dan UU No. 11 Tahun 2008 tentang informasi dan transaksi Elektronik yang sama-sama dikeluarkan pada bulan April 2008 Kebebasan Memperoleh Informasi Publik. Dengan demikian, kebebasan pers menuntut adanya keterbukaan semua pihak agar segala koreksi, pengawasan, dan kritik yang disampaikan bisa mencapai tingkat objektivitas yang tinggi, jujur, berimbang, dan laporan yang berupa both side coverage dapat dilaksanakan. Walau kebebasan merupakan iklim yang diperlukan pelaksanaan tugas dan fungsi pers bukan berarti dapat berbuat semaunya dalam menjalankan tugas profesinya. Wartawan di dalam menjalankan profesinya juga harus terikat dan dibatasi oelh setidak-tidaknya empat hal, yaitu teori jurnalistik, nilai-nilai sosial yang hidup dalam masyarakat, kode etik jurnalistik, dan berbagai ketentuan perundang-undangan yang berlaku (hukum positif).32

G. Media Cetak Arti harfiah bahasa Indonesia "cetak" ialah cap. Acuan. Makna harfiah ini belum cukup memastikan, karena itu kita masih perlu mengacu kepada kosa kata inggrisnya. Dalam bahasa inggris,cetak yang berkaitan dengan produksi media cetak yaitu press. Press berarti mesin untuk mencetak buku,

32Sedia William Barus, Petunjuk Teknis Menulis Berita, h.18

43

media, surat kabar. Adapun thepress adalah surat kabar, media dan juga para wartawan, termasuk wartawan dan jurnalis (editor) media elektronik baik radio maupun TV.33 Untuk menjangkau khalayak yang relatif heterogen, komunikasi membutuhkan media massa, yaitu sasaran teknis yang memungkinkan terlaksananya komunikasi massa tertentu. Yang dimaksud dengan media cetak adalah sarana media massa yang dicetak dan diterbitkan secara berkala seperti surat kabar, majalah, dan tabloid.34

H. Surat Kabar 1. Sejarah Singkat Surat Kabar Surat kabar merupakan media massa tertua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Surat kabar mengandung isi yang sangat beragam berupa editorial, berita, sasaran, komik, opini, teka-teki silang, iklan dan data surat kabar sangat penting bagi kehidupan manusia dan sebagai medium yang terus beradaptasi dengan gaya hidup yang selalu berubah.35

33 R. Masri Sareb Putra, Media Cetak: Bagaimana media merancang dan memproduksi, (Jogjakarta: Graha Ilmu,2007), cet. ke-1 34 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pusaka, 2001), cet ke-3, h.726 35 Jhon Vivian, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Kencana, 2008), h. 72

44

I. Berita 1. Definisi Berita Secara etemologi dalam Bahasa Inggris, berita (news) berasal dari kata new (baru) jadi berita adalah peristiwa- pristiwa atau hal yang baru. Sedangkan dikalangan wartawan ada yang mengartikan news sebagai singkatan dari: north (utara), east (timur), west (barat), dan south (selatan). Mereka mengartikan berita sebagai laporan dari keempat penjuru angin tersebut, lapangan dari mana- mana, dari berbagai tempat di dunia. Prof Mitchel V. Charnley dalam bukunya "Reporting" mendefinisikan berita sebagai laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang mengandung hal yang menarik minat atau penting, atau kedua-keduanya, bagi sejumlah besar penduduk.36 Konsep dasar dari news atau berita adalah "apa-apa yang diberikan oleh wartawan dan termuat dalam media", artinya berita adalah informasi yang bersifat objektif kadang bersifat subjektif.37 Keunggulan sebuah berita banyak di tentukan oleh apakah berita mempunyai alat nilai, walapun terkadang bersifat subjektif, tergantung siapa yang melihat dan memanfaatkannya. Berita merupakan suatu sajian utama sebuah media massa di samping views (opini). Mencari bahan berita lalu

36 Onong Uchjaha Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003), h. 130-131 37 Indiwan Seto Wahju Wibowo, Dasar-dasar Jurnalistik (Jakarta: LPJA Pres Jakarta, 2006), h. 39

45

menyusun merupakan tugas pokok wartawan dan bagaimana redaksi penerbitan pers (media massa).38 Pada dasarnya berita adalah sebuah laporan mengenai segala sesuatu (fakta atau opini) yang menarik atau penting bagi pembaca dan di sampaikan tepat waktu. Maksud dari "segala sesuatu" disini adalah apa yang dilaporkan itu penting dan menarik, dan harus disampaikan tepat waktu.39 Jadi, berita tidak lain dan tidak lain dan tidak bukan adalah peristiwa yang dilaporkan. Namun, Parakitri T Simbolon dalam bukunya yang berjudul Vademekum Wartawan mengatakan bahwa secara teknis berita baru muncul hanya setelah dilaporkan. Segala hal yang diperoleh di lapangan dan masih akan dilaporkan, belum merupakan berita. Hasil dilapangkan itu masih merupakan peristiwa yang dilaksanakan oleh wartawan.40 Warren Breed (1956), dalam buku Denis McQuail menyebutkan karakteristik umum berita yang disusun dengan beberapa istilah yang menguraikan berita: 'layak jual', 'dangkal', 'objektif', 'berorientasi tindakan', 'menarik', '(cukup berbeda) ',' bijaksana'.41

38Asep Samsul M, Romli, Jurnalistik Praktis untuk Pemula, cet-6 (Bandung: PT, Remaja Rosdakarya, 2005), h.3 39Wibowo, Dasar-dasar Jurnalistik (Jakarta: LPJA Press Jakarta, 2006), h. 40 40Parakitri T Simbolon, Vademakum Wartawan (Jakarta: Kepustakaan Gramedia, 1997), h. 88 41Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, cet-4 (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 191

46

2. Nilai Berita dalam Media Massa Nilai sebuah berita ditentukan oleh seberapa jauh syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhinya. Untuk mengetahui apakah suatu kejadian memiliki nilai berita atau tidak, dapat dilihat dari unsur-unsur dibawah ini:42 a. Penting (significance) mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan orang banyak atau kejadian mempunyai akibat atau dampak yang luas bagi khalayak pembaca. b. Besaran (magnitute): sesuatu yang besar dari segi jumlah nilai, atau angka besar hitungnya sehingga menjadi sesuatu yang berarti dan menarik untuk diketahui banyak orang. c. Kebaruan (timeliness): membuat peristiwa yang baru saja terjadi. Karena kejadiannya yang belum lama, hal ini menjadi aktual atau masih hangat dibicarakan khalayak umum. d. Kedekatan (praximity): memiliki kedekatan jarak (geografis) ataupun emosional dengan pembaca. e. Ketermukaan (prominece): suatu peristiwa yang menyangkut orang terkenal atau yang dikenal masyarakat. f. Sentuhan manusiawi (human interest): suatu yang menyentuh rasa kemanusiaan menggugah hati dan minat.

42Sedia Wiling Barus, Jurnalistik Petujuk Praktis Menukis Berita (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 31-32

47

Selain itu Suhaimi dan Ruli Nasrullah dalam bukunya yang berjudul bahasa jurnalistik mengatakan bahwa tidak semua fakta, peristiwa, kejadian, atau fenomena bisa dijadikan berita. Meliput dan menulis berita harus memperlihatkan beberapa elemen berita yang dijadikan sebuah peristiwa itu memiliki daya tarik.43

43 Suhaimi dan Ruli Nasrullah, Bahasa Jurnalistik (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.31

BAB III GAMBARAN UMUM A. Sejarah Pers Indonesia Pada saat Gubernur Jendral Verenigde Oost Indische Compagnie (VOC), Jan Pieterszoen Coen ingin menyampaikan berbagai informasi dagang kepada anak buahnya yang tersebar di berbagai tempat, ia meminta para schrijfer (juru tulis) menuliskannya dalam selebaran yang dinamai Memorie der Nouvelles, kemudian mengedarkannya di kalangan pegawai VOC. Para julis itu harus menuliskan berulang-ulang sejak tahun 1615. Penerbitan surat kabar pertama di Jawa Baratdianggap sebagai pers putih sebab surat kabarnya “dari dan untuk kulit putih”. VOC sebagai pembawa budaya barat hanya memperhatikan kepentingan mereka sepanjang tidak menentang kebijakan VOC. Pada masa Gubernur Jendral VOC Van Imhoff, diterbitkan surat kabar resmi pertama, Bataviasche Nouvelles pada tanggal 7 Agustus 1744, oleh pedagang VOC Jan Erdmans Jondens, isinya terutama berita-berita kapal, pengangkatan dan pemberhentian pejabat VOC, peraturan-peraturan pemerintah di Belanda dan VOC sendiri, ditambah berita-berita singkat dari berbagai tempat di mana ada pangkalan VOC (mulai dari Nusantara hingga Tanjung Harapan di Afrika Selatan). Tetapi Heren XVII (Tuan-tuan 17), para pemilik modal VOC di Belanda, tidak suka dengan isi surat kabar ini yang dipandang merugikan VOC, sehingga dilarang terbit pada tanggal 20 November 1745 (meski baru berhenti terbit pada tanggal 20 Juni 1746) karena perintah larangan dari kerajaan Belanda lambat diterima di Batavia. Inilah kisah pembredelan pers pertama, setelah 30 tahun Batavia tanpa surat kabar, pada tahun 1776 terbit mingguan Vendu Nieuws yang bertahan cukup lama, yaitu hingga kompeni (VOC dibubarkan pada tahun 1799. Surat kabar

48

49

yag disebut-sebut “Surat Lelang” ini bisa bertahan lama karena isinya hanya advertensi dan sedikit berita. Gubernur Jendral Daendels, Sang Reformis, pada tahun 1810 membidani surat kabar Bataviasche Koloniale Courant yang berisi berita berbagai kebijakan “Mas Galak” (sebutan dari orang Indonesia untuk Daendels) itu, termasuk pengumuman pemberian pangkat militer kepada elite-elite pribumi (patih, bupati, dan lain- lain). Pada masa pemerintahan interregnum Inggris, Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles yang menggantikan posisi Daendels, Bataviasche Koloniale Courant berganti nama menjadiJava Government Gazette (1811-1815). Pemerintahan Inggris berakhir tahun 1816 dan pemerintahan kembali ke tangan Belanda. Pada tahun ini, Java Government Gazette berganti nama menjadi Bataviasche Courant dan pada tahun 1827 diubah lagi namanya menjadi Javasche Courant. Pemerintah Hindia – Belanda mewarisi sifat otokratis VOC, sehingga pers swasta baru muncul pada pertengahan abad ke 19, yang dibatasi dengan ketat melalui Drukpers Reglement tahun 1856 memberlakukan sensor preventif, kemudian diubah tahun 1906 menjadi sensor represif. Hingga akhir abad ke 19 surat kabar putih ini berhaluan politik netral. “Pada peralihan abad ke 19, 20, muncul surat kabar-surat kabar yang memuat berita politik, bahkan yang bersikap kritis terhadap pemerintah kolonial Belanda. Kebebasan pers mengakibatkan delik pers. Pengadilan terhadap wartawan menjadi hal biasa sehingga timbul ungkapan “seorang redaktur surat kabar di daerah jajahan selalu bekerja dengan satu kakinya di penjara.” Beberapa surat kabar putih yang pernah terbit di Jawa Barat antara lain : Tjerimai (1887), De Noordkust (1913), Cheribonsche (1918) di Cirebon; Preanger Bode (1895), mingguan yang bertahan sangat lama hingga menembus masa penjajahan. Nicork Express (1914), mingguan De Indische Post (1920-1939) di Bandung; Bataviaasch Nieuwsblad di Batavia (dengan redaktur seorang Indo – Belanda, F. K. H. Zalberg, pada

50

tahun 1907 muncul E. F. E. Douwes Dekker), Soekaboemipost (1918), De Preanger Post (1922) di Sukabumi; De Archipel Post (1917); De Buitenzorg Post (1922) di Bogor. Ada juga surat kabar dan majalah bersifat khusus, seperti mingguan bisnis De Bedrijfscourant (1915) di Sukabumi, Weekblad van de Handelsvereeniging (1920) di Bandung, majalah bulanan pariwisata The Garoet Express and Tourist Guide Geillustreerd Weekblad di Garut. Di Bandung ada dwibulanan militer De Indische Legerkrant (1919). Koran untuk tentara ini menarik, harga langganannya untuk perwira tinggi f 1,- per kuartal, untuk perwira menengah f 0,50, sedangkan untuk kopral dan prajurit gratis. Pada tahun 1940 di Bandung William Booth menerbitkan Strijd Kreet, surat kabar resmi untuk tentara Hindia-Belanda yang menginduk ke London. Masih ada lagi De Indo – Europeanen (1922) yang diterbitkan Serikat Buruh kereta Api di Bandung, Harian Katolik De Koerier (1938) di Batavia, dan Bantam (1923) surat kabar gratis berisi iklan terbit di Rangkasbitung Kereside nan ”. (Lubis : 2006). Keadaan berubah signifikan saat Harian De Indische Telegraaf (1924) di Bandung muncul dalam edisi pagi dan sore, kecuali hari Minggu dan hari libur. Pada akhir tahun ini muncul pesaingnya, Preanger – Post. Menjelang penjajahan Belanda berakhir masih ada surat kabar yang diterbitkan, yaitu Indisch Weekblad (1941), Indie Bode (1942) di Bandung. Setelah kemerdekaan, masih ada media cetak berbahasa Belanda. Pada tahun 1946 di Bogor masih terbit surat kabar Buitenzorg’s Dagblad. Pada akhir abad ke 20 wartawan dan pemilik percetakan atau pengusaha surat kabarnya umumnya adalah orang-orang Belanda, Indo Belanda, dan sedikit orang Cina Peranakan ada pula orang pribumi ikut di dalamnya sebagai wartawan dan redaksi kemudian melahirkan Pers Cina Peranakan Melayu. Terbit juga surat kabar berbahsa Melayu yang dikelompokkan antara surat kabar yang diterbitkan kaum Cina

51

Peranakan yang menggunakan bahasa Cina dan surat kabar yang diterbitkan orang pribumi dan orang Belanda. Surat kabar pertama yang diterbitkan kaum Cina Peranakan adalah Li Podi Sukabumi pada tanggal 12 Januari 1901 (berakhir tahun 1907). Pada tahun 1903 terbit kabar Perniagaan (kemudian menjadi Perniagaan) yang diusahakan kaum opsir Tionghoa di Batavia; mingguan Tionghoa Wie Sin Ho (1905) di Bogor; dan Sin Po (1910) di Batavia yang pada tahun 1912 berubah menjadi Harian. Pada tahun 1928, Perniagaan dipimpin seorang mahasiswa bernama Oh Sien Hong, dan pada tanggal 1 Juli 1930, Perniagaan diganti namanya menjadi Siang Po. Masih ada terbitan lain, yaitu Keng Po (1923), Sin Bin (1925-1926), dan Hong Po (1939) di Batavia. Kiauw Po (1930) dan tahun 1932 berganti nama menjadi Sumanget di Bandung; Asia (1933) di Sukabumi, dan mingguan Bin Po (1933- 1934)”.(Lubis : 2006). Orang pribumi dan Indo pun menerbitkan surat kabar berbahasa Melayu, Pers Melayu ini ditujukan untuk kalangan pribumi. Redaksi dipegang pribumi atau Indo – Eropa, begitu juga wartawan-wartawan dan pengusaha penerbitannya. Usaha ini dimulai dengan Soerat Chabar Betawie (1858), Pemberita Betawie (1874), Taman Sari (1898), Pancaran Warta (1901), Bintara Hindia (1901) di Batavia; Mingguan Pengadilan (1897) yang diterbitkan De Vries & Fabricius di Bandung, dan Mingguan Pewarta Prajangan (1898) di Bandung.1

B. Sejarah Persija Jakarta Persija (singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta) adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang

1 http://www.kompasiana.com/kikipadwiryanto/sejarah-awal-pers- indonesia_54f35754745513a42b6c7069 diakses pada tanggal 25 Desember 2019 puku 14:00 WIB

52

berbasis di Jakarta. Persija saat ini berlaga di Liga Super Indonesia. Persija didirikan pada 28 November 1928, dengan cikal bakal bernama VoetbalbondIndonesishjacatra (VIJ). VIJ merupakan salah satu klub yang ikut mendirikan Persatuan sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) dengan keikutsertaan wakil VIJ, Mr. Soekardi dalam pembentukan PSSI di Societeit Hadiprojo Yogyakarta, Sabtu 19 April 1930. Pada tahun 1950 VIJ resmi mengganti namanya menjadi Persija Jakarta. Klub ini mendapatkan perhatian yang besar dari mantan Gubernur Jakarta, Sutiyoso, yang merupakan Pembina Persija. Bang Yos, begitu sapaan akrab Sutiyoso pada tahun 1997 juga merupakan aktor dibalik pergantian warna kebesaran Persija dari merah ke oranye. Kelompok pendukungnya bernama The Jakmania. Saat ini Persija dilatih oleh Edson Taraves dibantu oleh asisten Sudirman dan Antonio Claudio, Ahmad Fauzi sebagai pelatih kiper dan Sansan Susanpur sebagai pelatih fisik. Pada zaman Hindia Belanda, nama awal Persija adalah VIJ (VoetbalbondIndonesischeJacatra). Pasca-Republik Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan, VIJ berganti nama menjadi Persija (Persatuan sepak bola Indonesia Jakarta). Pada saat itu, NIVU (NederlandschIndischVoetbalUnie) sebagai organisasi tandingan PSSI masih ada. Di sisi lain,

53

VBO (Voetbalbond Batavia enOmstreken) sebagai bond (perserikatan) tandingan Persija juga masih ada. Terlepas dari takdir atau bukan, seiring dengan berdaulatnya negara Indonesia, NIVU mau tidak mau harus bubar. Mungkin juga karena secara sosial politik sudah tidak kondusif (mendukung). Suasana tersebut akhirnya merembet ke anggotanya, antara lain VBO. Pada pertengahan tahun 1951, VBO mengadakan pertemuan untuk membubarkan diri (likuidasi) dan menganjurkan dirinya untuk bergabung dengan Persija. Dalam perkembangannya, VBO bergabung ke Persija. Dalam turnamen segitiga persahabatan, gabungan pemain bangsa Indonesia yang tergabung dalam Persija "baru" itu berhadapan dengan Belanda dan Tionghoa. Inilah hasilnya: Persija (Indonesia) vs Belanda 3-3 (29 Juni 1951), Belanda vs Tionghoa 4-3 (30 Juni 1951), dan Persija (Indonesia) vs Tionghoa 3-2 (1 Juli 1951). Semua pertandingan berlangsung di lapangan BVC Merdeka Selatan, Jakarta. Prestasi Persija banyak meraih gelar juara pada era perserikatan 10 gelar mampu mereka koleksi dilemari. Era perserikatan mungkin masa keemasan persija Jakarta beda dengan era liga Indonesia.

Perserikatan  Tahun 1931, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (1)  Tahun 1933, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (2)

54

 Tahun 1934, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (3)  Tahun 1938, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (4)  Tahun 1954, Juara Perserikatan (5)  Tahun 1964, Juara Perserikatan (6)  Tahun 1973, Juara Perserikatan (7)  Tahun 1975, Juara Perserikatan, Bersama PSMS Medan (8)  Tahun 1979, Juara Perserikatan (9)  Tahun 1990, Peringkat Ke-10 Perserikatan

Divisi utama Liga Indonesia  Tahun 1995, Peringkat Ke-13 Divisi Utama Wilayah Barat  Tahun 1996, Peringkat Ke-14 Divisi Utama Wilayah Barat  Tahun 1997, Peringkat 10 Divisi Barat  Tahun 1998, Kompetisi Tidak Selesai  Tahun 1999, Semifinalis  Tahun 2000, Semifinalis  Tahun 2001, Juara Liga Indonesia  Tahun 2002, 8 Besar Liga Bank Mandiri  Tahun 2003, Peringkat 8 Liga Bank Mandiri  Tahun 2004, Peringkat 3 Liga Bank Mandiri  Tahun 2005, Runner-Up Liga Indonesia  Tahun 2006, 8 Besar Liga Indonesia  Tahun 2007, Semifinalis Liga Indonesia

55

Di era sepak bola modern pesija Jakarta harus puasa gelar selama hampir 17 tahun lamanya, tetapi persija Jakarta tetap bertahan di dan tidak pernah turun kasta pada 2018 Persija Jakarta mampu menjuarai liga Indonesia. Samapai saat ini persija Jakarta menjadi peraih gelar juara tebanyak di Indonesia dengan raihan 11 Juara Liga.

Liga 1  Musim 2008 - 2009, Peringkat 7 Liga Super Indonesia  Musim 2009 - 2010, Peringkat 5 Liga Super Indonesia  Musim 2010 - 2011, Peringkat 3 Liga Super Indonesia  Musim 2011 - 2012, Peringkat 5 Liga Super Indonesia  Musim 2012 - 2013, Peringkat 11 Liga Super Indonesia  Musim 2013 - 2014, Peringkat 5 Liga Super Indonesia  Musim 2014 - 2015, Peringkat 11 Liga Super Indonesia (Liga diberhentikan)  Musim 2016, Peringkat 14 Torabika Soccer Championship A 2016  Musim 2017, Peringkat 4 Liga 1  Musim 2018, Juara Liga 1

Piala Indonesia  Tahun 2005, Runner-Up Copa Indonesia  Tahun 2006, Copa Indonesia Juara 3  Tahun 2007, Copa Indonesia Juara 3

56

Persija mampu merebut gelar juara pertama kali di kompetisi pramusim yang diselengarakan oleh PSSI bertema piala Persiden. Dengan mengalahkan United pada Final 2018 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta

Piala Presiden  Tahun 2015, Fase Grup  Tahun 2017, 8 Besar  Tahun 2018, Juara Piala Presiden 2018  Tahun 2019, 8 Besar Setelah menjuari liga Indonesia persija Jakarta mendapat kesempatan bermain dilevel internasional. Mereka mamapu menembus semifnal Zona ASEAN Pada gelaran Piala Asia.

Internasional  Tahun 1973, Juara Quoch Khanh Saigon Cup/Ho Chi Minh City Cup Vietnam  Tahun 2000, 2001, Juara Brunei Invitation Cup Brunei Darussalam  Tahun 2018, Juara Bost Fix Malaysia  Tahun 2018, Semifinalis Zona ASEAN AFC Cup 2018  Tahun 2019, Fase Grup Zona ASEAN AFC Cup 2019

A. Profil Persija Pers Awal Persija pers terbentuk untuk mewadahi para wartawan yang sering mencari berita Persija yang

57

sebelumnya kesulitan dan tidak ada kordinasi dalam menginformasikan agenda dan kegiatan Persija Jakarta. Sebelum adanya Persija pers para wartawan mencari informasi melalu pemain atau staff pelatih Persija Jakarta. Pada Februari 2017 Persija Jakarta kedatangan Direktur baru yang memimpin Persija Jakarta bagi Gede Widiade. Direktur baru ini menyatakan bahwa Persija harus lebih dekat dan bersahabat dengan media tepat tanggal 20 Februari 2017 diselengarakan pemilihan ketua Persija Pers di kantor Persija Jakarta dan terpilih wartawan dari harian Jawapos, Taufiq Ardyansyah. Setalah pembentukan struktur organisasi Persija pers, para wartawan pencari berita Persija sangat terkordinir untuk memperoleh informasi seputar Persija saat latihan, pertandinga kandang maupun tandang. Beberapa wartawan (anggota Persija pers) mendapatkan kesempatan ikut rombongan pemain berseta official team dipertangdian laga tandang Persija Jakarta. 2

2 Wawancara Taufiq Ardiynsyah, 1 Oktober 2019, 00 – 23:00 WIB, Di Graha 20: Pena JawaPos

58

Tabel 3.1 Struktur Organisasi Persija Pers Pelindung Media Offcer Persija

Ketua Persija Pers

Taufik Ardiansyah (Jawa Pos)

Wakil Ketua

M. Harry Prasetya (Bola Sport)

Bendahara

Khairul Umam (Rakyat Merdeka)

Bidang Litbang Bidang Sosial Bidang Olahraga Abdul Susila M. Agung Elang P. Erriko Wardewantoro (TopSkor) (Trubus) (TV One)

M. Robbani (Bola Gerry Anugrah P. Segaf Abdullah (Bola Sport) (Bolalob) Sport)

Koordinator Liputan Koordinator Fotografer Aziz Arriyadh () Ferry Setiawan (SuperBall)

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Strategi Peran Persija Pers dalam Membentuk Opini Publik Di Indonesia, menurut Undang-Undang Pers no. 40 tahun 1999, pers mempunyai beberapa fungsi.1 Pers mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Fungsi-fungsi pers yang termaktub dalam undang- undang itu pun dilakukan oleh banyak media massa. Dalam hal ini, oleh Persija Pers. Persija Pers, menurut peneliti telah melakukan fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol internal terhadap klub Persija Jakarta, tentu melalui pemberitaan-pemberitaannya yang kritis. 1. Persija Pers sebagai Medium Informasi Berbagai kegiatan dilakukan Pesija Pers untuk menyampaikan informasi terkait klub Persija Jakarta. Seperti memberitakan pertandingan Persija Jakarta, memberitakan kegiatan setiap pemain, bursa transfer, dan lain-lain.2 Adapun Contoh Berita pertandingan Persija Jakarta sebagai medium informasi. Informasi pertandingan persija disampaikan oleh salah satu media daring Bolasport.com:

1Undang-Undang Pers no.40 tahun 1999 Pasal 3. 2Wawancara Taufiq Ardiynsyah, 1 Oktober 2019, 00 – 23:00 WIB, Di Graha Pena JawaPos. Palmerah Jakatra Barat

59

60

Gambar 4.1 Informasi Pertandingan Persija Jakarta

Persija Pastikan Menjamu Semen Padang di Stadion Patriot Chandrabhaga

BOLASPORT.COM - Persija Jakarta memastikan laga tunda pekan ke-10 Liga 1 2019 kontra Semen Padang akan digelar di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota , Rabu (16/10/2019).

Sebelumnya, Persija Jakarta sempat diragukan tak bakal mendapat izin menggelar pertandingan kandang melawan Semen Padang di sekitaran Jakarta.

Selain karena situasi politik yang sedang tak kondusif di Ibu Kota, laga tersebut juga berdekatan dengan pelantikan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI pada 20 Oktober 2019.

61

Kini, Persija sudah mendapat sinyal positif bahwa laga kontra Semen Padang tetap akan digelar sesuai rencana.

"Alhamdulilah jadi kabar baik ketika kami mendapatkan izin bermain di Bekasi tanggal 16 (Oktober) mendatang," kata asisten pelatih Persija, Sudirman, dikutip dari laman resmi klub.

"Jika tidak mendapat izin tanggal 16 Oktober, latihan yang terlalu panjang juga kurang bagus," ujarnya menambahkan.

"Latihan terlalu panjang tetapi tidak bertanding itu kurang baik juga saya pikir," katanya lagi.

Panpel Macan Kemayoran pun sudah merilis harga tiket untuk pertandingan tersebut dengan kisaran Rp75 ribu- Rp200 ribu.

Ini akan menjadi pertandingan pertama Sandi Darman Sute cs dalam 19 hari terakhir.

Kali terakhir mereka bertanding terjadi pada laga jamuan Borneo FC, di Stadion Segiri, Samarinda, Jumat (27/9/2019).

62

Saat itu Persija takluk 0-1 lewat gol semata wayang yang dicetak oleh Lerby Eliandry pada menit ke-66.3

Adapun Contoh berita kegiatan permain Persija Jakarta diluar pertandingan sebagai medium informasi. Kegiatan para pemain persija termasuk pemberitaan yang menarik untuk para supporter. Gambar 4.2 Informasi Kegiatan Persija Jakarta

Selama Ramadan, Para Pemain Persija Diminta Selalu Buka Puasa Bersama di Mes

Persija akan kembali latihan pada Minggu (28/5/2017). Latihan Persija itu berbeda dari yang sebelumnya. Pada Minggu nanti, Macan Kemayoran berlatih malam.

3BOLA SPORT, diakses pada 27 Oktober 2019 Pukul 15.09 WIB dari https://www.bolasport.com/read/311883678/persija-pastikan-menjamu-semen- padang-di-stadion-patriot-chandrabhaga?page=2

63

Latihan dipindah ke malam agar para pemain Persija yang beragama Islam dapat menjalankan ibadah puasa dengan lancar. Sebab, akan sangat memberatkan jika latihan digelar sebelum waktu berbuka.

Untuk memperlancar program latihan, Teco meminta semua pemain berbuka puasa bersama di mes. “Latihan selama bulan puasa digelar mulai pukul 19.30. Sebelum latihan, semua pemain berkumpul di mes untuk berbuka puasa bersama,” kata Teco di Lapangan Sutasoma, Jumat (26/5/2017) pagi.

Teco menambahkan, saat berbuka puasa, para pemainnya dilarang untuk makan banyak. Sebab, waktu berbuka sangat dekat dengan latihan. Hal itu dilakukan agar para pemainnya bisa berkonsentrasi ketika berlatih

“Kita bicara kepada pemain jangan makan terlalu berat. Nanti setelah latihan selesai baru bisa makan lagi,” tutur Teco.4

Adapun Contoh berita bursa transfer pemain sebagai medium informasi. Pemberitaan mengenai bursa transfer yang diberitakan persija pers juga dinanti para pembaca

4 JACATRA, di akses pada 27 Oktober 2019 Pukul 16.54 dari https://jacatra.net/p/1490-selama-ramadan--para-pemain-persija-diminta- selalu-buka-puasa-bersama-di-mes

64

dari kalangan suporter. Selain dapat membentuk opini publik, persija pers juga dapat menjaga fakta tentang kegiatan klub sepak bola persija. Gambar 4.3 Informasi Bursa Transfer Pemain Persija Jakarta

Persija Upayakan Gaet Satu Pemain Lokal Lagi

Bola.com, Jakarta - Mesin Persija Jakarta semakin panas di bursa transfer paruh musim Shopee Liga 1 2019. Setelah meresmikan Alexandre Luiz Xandao, tim berjulukan Macan Kemayoran ini akan kedatangan satu legiun asing dan satu pemain lokal.

Satu legiun asing itu rencananya akan diperkenalkan pada akhir pekan ini. Sementara sosok pemain lokal itu ialah Fachruddin Aryanto, bek Madura United.

65

Fachruddin bakal bergabung dengan Persija Jakarta pada awal pekan depan setelah membela Madura United melawan Kalteng Putra, Minggu (1/9/2019).

Seakan tidak puas dengan tambahan tiga amunisi, Persija Jakarta masih bernegosiasi dengan pemain lokal. Kisi- kisinya, sang pemain pernah memperkuat Timnas Indonesia era Luis Milla Aspas pada 2017-2018. "Masih dalam proses. Mudah-mudahan dapat pemain yang ini," kata Chief Executive Officer (CEO) Persija Jakarta, Ferry Paulus kepada wartawan5

2. Persija Pers sebagai Medium Kordinasi Tidak hanya sebagai medium informasi, Persija Pers juga berperan sebagai medium kordinasi. Misalnya, Persija Pers melakukan tahap kordinasi untuk para wartawan melakukan peliputan latihan sebelum pertandingan. Perlu diketahui, klub Persija Jakarta menggunakan markas TNI AU di Halim, Jakarta untuk melakukan latihan sepak bola. Wartawan yang akan meliput latihan acap kali kesulitan untuk akses masuk ke dalam lapangan. Untuk itu, ketua Persija Pers berkordinasi dengan manajeman Persija Jakarta untuk

5BOLA, di akses pada 27 Oktober 2019 Pukul 23.12 WIB, dari https://www.bola.com/indonesia/read/4051440/persija-upayakan-gaet-satu- pemain-lokal-lagi

66

mempermudah wartawan melakukan akses peliputan Persija Jakarta di Halim. Selanjutnya, kordinasi juga dilakukan saat peliputan pertandingan resmi. Panitia pelaksana (Panpel) pertandingan selalu menyampaikan kepada Persija Pers tentang teknis di lapangan. Seperti izin pertandingan dari pihak stadion maupun keamanan. Panpel juga selalu mengimbau kepada Persija Pers untuk terus melakukan kordinasi untuk peliputan bagi wartawan yang tidak mempunyai id card resmi liga untuk melakukan izin liputan di stadion saat pertandingan laga kandang Persija Jakarta.6 Kordinasi juga dilakukan dalam hal peliputan. Kordinator liputan menyebarkan informasi hasil wawancara dari manajeman, staff pelatih, dan pemain kepada wartawan yang ingin menulis berita tentang Persija jakarta secara akurat. Panitia pelaksana memberikan pernyataan mengenai perizinan pertandingan persija yang dikutip jacatra.net:

6 Wawancara Dwi Putra Saptanto Muharram, 8 Oktober 2019, 13:00 – 15:00 WIB, Di kantor Persija Jakarta, Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan.

67

Gambar 4.4 Persija Pers sebagai Medium Koordinasi

Keputusan Laga Persija Vs Persela Hari Ini Diumumkan

Jacatra - Ketua Panpel Persija Jakarta, Haen Rahmawan, mengatakan ada kemungkinan laga kontra ditunda. Pihaknya saat ini sedang menunggu keputusan dari kepolisian untuk memberikan informasi lebih lanjut.

Sejatinya laga Persija kontra Persela akan digelar di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Jawa Barat, Rabu (2/10/2019). Pertandingan pekan ke-22 Liga 1 2019 itu terancam ditunda karena dikabarkan ada aktivitas yang mengundang orang banyak berbarengan laga Persija melawan Borneo FC.

“Rekomendasi dari pihak kepolisian setempat baru keluar besok (hari ini, red) diizinkan atau tidaknya. Kami masih menunggu itu,” kata Haen Rahmawan.

68

Sebelumnya, Panpel Persija ingin mengelar laga tersebut di Stadion Patriot, Bekasi, Jawa Barat. Akan tetapi, setelah berkoordinasi dengan kepolisian setempat, mereka menyarankan agar laga itu digelar di Stadion Wibawa Mukti.

Panpel Persija sudah mengirimkan surat untuk menggunakan stadion berkapasitas 35 ribu penonton itu. Kabar terbaru, kemungkinan besar laga itu batal digelar karena ada pihak kepolisian tidak memberikan izin keamanan.7

3. Persija Pers Sebagai Medium Kritik Persija pers juga berperan untuk mengritik persija Jakarta. Kritik yang dibuat oleh Persija Pers untuk membangun tim lebih baik sehingga kontrol terhadap Persija Jakarta seimbang. Ketika persija mengalami kesulitan untuk menang persija pers membantu untuk menyarankan kepada manajeman untuk melakukan pembenahan dari pelatih hingga pemain.8 Banyak yang mengapresiasi persija pers dalam mengeritik manajeman secara elgan melalui pemberitaan-

7JACATRA, di akses pada 27 Oktober 2019 Pukul 22.30 WIB dari https://jacatra.net/p/1764-keputusan-laga-persija-vs-persela-hari-ini- diumumkan 8Wawancara Taufiq Ardiynsyah, 1 Oktober 2019, 00 – 23:00 WIB, Di Graha Pena JawaPos. Palmerah Jakatra Barat.

69

pemberitaan yang mengapsirasikan pubik persija ketika persija kesulitan di kompetisi liga Indonesia. Seperti yang terjadi tahun 2017 persija terpuruk didasar klasmen liga Indonesia saat itu pelatih kepala persija Jakarta mendapatkan kritikan dari supporter di setiap laga kandang maupun tandang. Tidak hanya memberitakan hal positif di persija. Persija pers juga membantu para supporter untuk meniakan berita bernanda kritik terhadap manajeman persija melalui pemberitaan-pemberitaan mengenai supporter persija Jakarta.9 Gambar 4.5 Persija Pers sebagai Medium Kritik

Dari kritikan yang membagun akhirnya persija Jakarta berhasil menjuari liga Indonesia pada tahun 2018. Manajeman selalu mengapersiasi kepada persija pers

9SPORT DETIK, diakses pada 27 Oktober 2019 Pukul 13.08 WIB dari https://sport.detik.com/sepakbola/liga-indonesia/d-4689312/persija-menjamu- badak--jadi-ajang-kritik-the-jak-kepada-manajemen.

70

karena sudah memantu mengontrol tim persija Jakarta dari tulisan-tulisan pemberitaannya. Di tahun ketiganya persija pers tetap mengeritik dalam tulisan-tulisan nya melalui pemberitaan di berbagai media olahraga setalah mundurnya dua pelatih kepala persija Jakarta di tahun 2019. Persija Jakarta saat ini mengalami penurunan performa di setiap pertandingannya membangun kritik diawali oleh kepedulian wartawan terhadap persija Jakarta.10 Bagi media yang menjadi bagian media persija pers sangat beruntung karena dengan adanya persija pers informasi yang didapat selalu cepat dan akurat dan informasi yang didapatkan bisa langsung disebar luaskan kepada masyarakat.11 Pemberitaan persija cukup massif, berbeda dengan sebelum adanya persija pers publik persija kesulitan mencari berita apa yang merka mau dan bisa diterima dengan baik. Banyak yang meminta agar persija pers terus bertahan mengawal persija Jakarta.12

10Wawancara Taufiq Ardiynsyah, 1 Oktober 2019, 00 – 23:00 WIB, Di Graha Pena JawaPos. Palmerah Jakatra Barat 11Wawancara Gerry Anugrah Putra, 6 Oktober 2019, 15:00 – 17:00 WIB, Di Kantor Redaksi Jacatra.net, Cempaka Putih Jakarta Pusat. 12 Wawancara Gerry Anugrah Putra, 6 Oktober 2019, 15:00 – 17:00 WIB, Di Kantor Redaksi Jacatra.net, Cempaka Putih Jakarta Pusat.

71

B. Harapan Masyarakat Persija Jakarta terhadap Persija Pers Persija pers mampu berperan sebagai dari bagian persija Jakarta. ketika ada agenda acara manajeman persija Jakarta dan supporter The Jakmania persija pers turut ambil bagian sehingga bisa berjalan bersama dalam satu rangkaia. Para suppoerter sangat bertrimakasih dengan adanya persija pers.13 Media sosial sangat berpengaruh terhadap penyebarluasan berita tentang Persija Jakarta, banyak para supporter mencari berita persja maelalui media sosialnya masing-masing. Untuk pemberitaannya sendiri sangat ditunggu bagi suporter Jakarta.14 Respon dari berbagai kalangan mengakui bahwa peran persija pers sangat berpengaruh terhadap pemberitaan persija dan banyak yang menanti berita-berita yang akurat dan terpercaya.15 “Menurut saya peran persija pers sangat membantu untuk para supporter persija Jakarta mencari informasi tentang persija Jakarta. Dewasa ini pemberitaan sangat mudah diakses melalui internet yang dapat terhubung di setiap gawai” tutur korwil pamulang.16

13Wawancara Junaidi Abdillah, 3 Oktober 2019, 20:00 – 23:00 WIB, Di Sekertariat The Jakmania Pamulang, Serua Indah Ciputat Tangerang Selatan. 14Wawancara Junaidi Abdillah, 3 Oktober 2019, 20:00 – 23:00 WIB, Di Sekertariat The Jakmania Pamulang, Serua Indah Ciputat Tangerang Selatan. 15Wawancara Junaidi Abdillah, 3 Oktober 2019, 20:00 – 23:00 WIB, Di Sekertariat The Jakmania Pamulang, Serua Indah Ciputat Tangerang Selatan. 16Wawancara Junaidi Abdillah, 3 Oktober 2019, 20:00 – 23:00 WIB, Di Sekertariat The Jakmania Pamulang, Serua Indah Ciputat Tangerang Selatan.

72

Adanya Persija Pers sangant membantu pecinta sepak bola Jakarta dalam mencari informasi tentang perkembangan yang ada terhadap Persija Jakarta secara cepat dan akurat. Mereka terbantu dengan kehadiran Persija Pers dua tahun belakangan ini. 1. Opini Publik Terhadap Persija Pers Bagi manajeman Persija Jakarta, adanya Persija Pers sangat membantu untuk mengenalkan persija Jakarta terhadap masyarakat umum dan mengetahui persija Jakarta lebih mendalam dengan adanya persija pers bagi manajeman tidak hanya sekedar rekan media tapi sudah dianggap sebagi bagian persija Jakarta dengan sebutan pemain ke 13.17 Sebagai mitra persija Jakarta, persija pers selalu melakukan hal pemberitaan positf terhadap tim yang berjuluk macan kemayoran. Pemain ke 13 ini selalu menunjukkan bahwa media sangat berperan sekali terhadap sebuah tim besar di indonesia apa lagi ketika persija membutukan publikasi meraka salalu bergerak cepat dalam mebuat berita.18 Persija pers tetap independen dan tidak terikat apapun dengan persija Jakarta. Persija Jakarta selalu menghargai apa yang ditulis dan tidak diintervensi dalam hal pemberitaan oleh manajemen persija Jakarta karena kritik yang membangun sebuah tim selalu dihargai.

17Wawancara Dwi Putra Saptanto Muharram, 8 Oktober 2019, 13:00 – 15:00 WIB, Di kantor Persija Jakarta, Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan.. 18Wawancara Dwi Putra Saptanto Muharram, 8 Oktober 2019, 13:00 – 15:00 WIB, Di kantor Persija Jakarta, Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan...

73

Bagi publik persija media adalah sebagai alat kontrol yang sangat baik untuk membangun opini publik Persija Jakarta. Mereka merasa terbantu karena setiap keritikan yang supporter lakukan selalu dibuatkan pemberitaan yang kritik itu sampai kepihak manajeman persija Jakarta. Tidak ada nilai minus yang didapatkan oleh persija pers. Karena Persija pers salalu mejaga independesinya sebagai media yang berperan sebagai mitra persija Jakarta. Mereka selalu menantikan berita apa yang keluar dari persija pers hari ini dan esok karena bagi mereka persija adalah sebuah kebanggan.19 Persija pers bagi mereka media yang membantu persija dalam mempublikasi tentang pemain dan info pertandingan seperti halnya info terlkait, Bagian penting bagi masyarakat pencinta sepak bola Jakarta sangat terbantu dengan adanya izin pertandingan. Persija pers sangat membantu Persija Jakarta dalam mempublikasikan tentang pemain dan info pertandingan, seperti perizinan pertandingan.20 Maka dari itu, persija pers merupakan bagian penting bagi masyarakat pencinta sepak bola Jakarta. Mereka berharap persija pers bisa menjadi benteng umtuk menepis berita miring terkait bentrok atau macet di

19Wawancara Dwi Putra Saptanto Muharram, 8 Oktober 2019, 13:00 – 15:00 WIB, Di kantor Persija Jakarta, Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan.. 20https://www.bolasport.com/read/311883678/persija-pastikan- menjamu-semen-padang-di-stadion-patriot-chandrabhaga?page=2 diakses pada tanggal 27 Oktober 2019

74

Jakarta. Banyak media yang sering mengkambinghitamkan supporter Jakarta terkait insiden diluar lapangan yang sering dijadikan berita miring.

Gambar 4.6 Persija Pers Membangun Opini Publik Persija Jakarta

Kronologi Bobotoh Diselamatkan Jakmania di Persija vs Persib

Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu Bobotoh, Hedi Hidayat, bersyukur diselamatkan The Jakmania pada laga Persija Jakarta vs di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Rabu (10/7). Kepada CNNIndonesia.com, Hedi menceritakan kronologi ketika ia dievakuasi dan diamankan sekelompok Jakmania di GBK. Hedi menuturkan, keberangkatannya ke Jakarta atas dasar fanatisme yang mungkin terlalu berlebihan. Namun, ia

75

mengaku fanatisme itu juga dibarengi dengan akal sehat dengan mengetahui konsekuensi dan risiko yang bakal diterima.

Kebetulan, Hedi memiliki teman yang sudah dianggapnya sebagai saudara di Jakarta, tepatnya di daerah Cawang, Jakarta Timur. Ia mengaku enjoy dan tidak panik karena ia sudah mengantongi tiket pertandingan Persija melawan Persib yang dibelinya secara online.

"Sejak pagi saya bertolak ke GBK sambil jalan-jalan ke area stadion mempersiapkan otak agar tidak jenuh dan down di saat sore menjelang. Sehabis bada dzuhur saya pergi ke stadion dari luar sampai area terus masuk dan duduk di tribune tidak ada kendala," kata Hedi.

Selama berada di tribune, Hedi mengaku sebenarnya takut, tapi ia melawan rasa takut itu. Ia juga tahu kalau sebenarnya ada banyak Bobotoh lain di tribune GBK kala itu, namun ia bersikap bodo amat dan pura-pura tidak kenal untuk mengamankan dirinya supaya tidak mati konyol.

Hedi juga tidak sempat berfoto-foto di dalam stadion karena ia sadar jika wallpaper handphone-nya gambar Persib.

Persoalan muncul selepas babak pertama selesai dengan banyaknya keributan di tribune, dan tangga menunju tribune.

76

Namun, ia sama sekali tidak tersentuh dari aksi yang disebutnya sweeping.."

Puncaknya menit 70 teman saya meninggalkan saya di tribune dan handphone saya dibawa. Jadi saya pas ditinggal cuman ada uang di saku saja, identitas lain ditinggal di rumah teman saya."

Hedi yang memakai baju berwarna merah polos dan jaket merah merasa gelisah jelang akhir babak kedua atau setelah Persija mencetak gol melalui Marko Simic di menit 75.

"Saya langsung dirangkul dan diamankan oleh Korlap [Koordinator Lapangan] sekitar 3-4 orang. Mungkin dia sudah tahu [saya Bobotoh], dari awal lihat dan pantau saya terus."

"Mereka menangkap saya di tangga pas keadaan belum ramai, karena saya keluar tribune menit 85 dan saya diapit seperti saya teman mereka untuk menghindari kecurigaan The Jak yang lain terhadap saya," ungkap Hedi, Bobotoh berusia 25 tahun itu.

Setelah itu, Korlap The Jakmania langsung memintanya turun dan keluar dari area stadion. "Dia [Korlap] sempat bilang, 'Ngeyel lu orangnya. Dibilangin jangan ke sini malah ke sini. Makanya gua liatin terus elu, tapi elu gak macem-macem.

77

Muka lu enggak keliatan Bobotoh' sambil di bawa keluar sampai pintu awal masuk," jelasnya

"Mereka [The Jakmania] memang baik, dewasa tapi tidak tahu mungkin ya, yang jelas saya bersyukur karena Allah masih menghendaki saya untuk melanjutkan kehidupan ini," imbuhnya.

Hedi mengaku sangat syok dan tidak ingat lagi apa yang terjadi setelahnya sambil jalan keluar mencari temannya. Di tengah pikirannya yang tak keruan diselimuti rasa takut, ia sempat berhenti di pos satpam untuk makan dan menenangkan diri.

Hedi menegaskan, langkah kakinya ke GBK tak lain karena kecintannya untuk Persib. Bukan untuk eksistensi ataupun apa yang ramai diungkapkan di media sosial saat ini.

"Karena mendukung Persib panggilan hati bukan hanya sekadar eksistensi. Dan mungkin kalau bukan karena cinta, sudah lama saya tinggalkan," ucapnya lagi.

Hedi berharap semoga saat Persija melakukan laga tandang ke Bandung di putaran kedua Liga 1 2019 nanti, Persib dan Bobotoh bisa menjamu suporter lawan lebih baik.

78

"Harapan saya semoga kedua suporter lebih baik dan tidak termakan berita hoaks di media sosial yang belum benar adanya. Biar waktu yang menjawab lebih baik ke depannya," tutup Hedi.

Sebelumnya, operator kompetisi Liga 1 2019 dan kepolisian sepakat tidak mengizinkan suporter tim tamu hadir karena masalah keamanan. Sebab, rivalitas kedua suporter kerap melibatkan bentrok bahkan seringkali memakan korban nyawa.

Beruntung, Jakmania tidak melanjutkan budaya kekerasan di tribune stadion meski suporter tim tamu melanggar aturan.

Pada laga tersebut, Persib berhasil menahan imbang 10 pemain Persija Jakarta lantaran dikartu merah. Macan Kemayoran unggul lebih dulu berkat gol Marko Simic sebelum disamakan Artur Gevorkyan dan memaksa laga berakhir imbang 1-1.21

2. Peran dan Fungsi Pemberitaan Persija Pers Fungsi pokok media atau pers di negara-negara demokrasi adalah mengadakan fungsi kontrol sosial atau pengawasan masyarakat. Demikian besar pengaruhnya dalam

21CNN Indonesia, diakses pada 27 Oktober 2019 Pukul 08.54 WIB dari https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20190712162345-142- 411639/kronologi-bobotoh-diselamatkan-jakmania-di-persija-vs-persib. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2019.

79

masyarakat di suatu negara sehingga pers dalam melaksanakan fungsi kontrolnya itu sering disebut sebagai kekuatan keempat. Hal ini diambil dari tiga pilar kekuasaan negara, yaitu Eksekutif (Pemerintahan), Legislatif (Parlemen), dan Yudikatif (Peradilan). Di negara-negara liberal, pers sering dianggap sebagai pengembang tugas mengawal demokrasi. Pers dianggap sebagai penegak nilai-nilai demokrasi. Karena melaksanakan tugas sebagai pengawal demokrasi itulah, dituntut adanya iklim kebebasan pers. Tanpa hal itu sangat tidak mungkin pers mampu melaksanakan fungsinya itu dengan benar. Kebebasan pers dalam jurnalisme masa kini tidak hanya menyangkut tentang kebebasan menyiarkan atau tidak suatu berita, melainkan juah lebih menyangkut tentang kebebasan mendapatkan informasi. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 di Bab Hak Asasi Manusia, kebebasan memperoleh dan mencari informasi diakui sebagai bagian dari hak asasi manusia. Sebagai aturan pelaksaan dari hak mendapatkan informasi inilah, disusun konsep UU No. 14 Tahun 2008 tentang dan UU No. 11 Tahun 2008 tentang informasi dan transaksi Elektronik yang sama-sama dikeluarkan pada bulan April 2008 Kebebasan Memperoleh Informasi Publik. Dengan demikian, kebebasan pers menuntut adanya keterbukaan semua pihak agar segala koreksi, pengawasan, dan kritik yang disampaikan bisa mencapai tingkat objektivitas yang tinggi, jujur, berimbang, dan laporan yang

80

berupa both side coverage dapat dilaksanakan. Walau kebebasan merupakan iklim yang diperlukan pelaksanaan tugas dan fungsi pers bukan berarti dapat berbuat semaunya dalam menjalankan tugas profesinya. Wartawan di dalam menjalankan profesinya juga harus terikat dan dibatasi oelh setidak-tidaknya empat hal, yaitu teori jurnalistik, nilai-nilai sosial yang hidup dalam masyarakat, kode etik jurnalistik, dan berbagai ketentuan perundang-undangan yang berlaku (hukum positif).22 Peran media untuk membangun persija sangat besar pengauhnya karena itu media sangat penting dalam berperan untuk menginformasikan secara detail kegiatan suatu klub sepak bola yang berada di Jakarta sehingga persija Jakarta sangat terbantu dengan adanya Persija pers . Peran media terhadap persija untuk membantu manajeman membagikan tentang kekurangan dan kelebihan yang dimiliki persija. Banyak yang sangat dihasilkan untuk membentuk sebah tim sepak bola yang sangat kuat. “Jadi fungsi secara umum persija pers ya alat kontrol persija itu sendir” ujar Taufiq Ardyansyah.23 Bagi manajeman persija pers sudah berhasil menjadi bagian terpenting untuk mempublikasi dan memberitakan terkait persija Jakarta. Dengan pemberitaan persija pers berdampak kepada fans persija untuk mencari tau kendala apa

22Sedia William Barus, Petunjuk Teknis Menulis Berita, (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 18. 23Wawancara Taufiq Ardiynsyah, 1 Oktober 2019, 00 – 23:00 WIB, Di Graha Pena JawaPos. Palmerah Jakatra Barat

81

yang sedang dihadapi persija Jakarta. Peran persija pers mendongkrak performa tim hingga pada tahun 2018 setelah dua tahun berdirinya persija pers, persija Jakarta berhasil meraih gelar juara setaelah 17 tahun lamanya berpuasa gelar liga Indonesia. Dampak kehadiran Persija pers sangat besar berpengaruh ketika wartawan mengenal satu sama lain dari berbagai media di Jakarta. Sebelumnya adanya persija pers manajeman persija harus menghubungi para wartawan satu persatu untuk menginfokan terkait peliputan yang menjadi kendala terbesar bagi manajeman persija Jakarta.24 Sebelum adanya persija pers, kurangnya kordinasi terhadap wartawan yang ingin melakukan kegiatan peliputan yang menyebabkan wartawan tidak dapat infomasi yang akurat. Sehingga sering kali banyak pemberitaan miring terhadap Persija Jakarta. Komunikasi yang sangat kurang baik terkadang membuat kekeliruan terhadap wartawan, banyak wartawan kesulitan medapatkan informasi yang akurat. Sehingga Persija Jakarta memutuskan membuat perkumpulan untuk wartawan yang sering meliput Persija Jakarta 25 Banyak wartawan yang menyambut baik persija Jakarta, banyak pihak yang diuntungkan dengan adanya persija pers, informasi yang didapatkan sangat akurat sehingga

24Wawancara Taufiq Ardiynsyah, 1 Oktober 2019, 00 – 23:00 WIB, Di Graha Pena JawaPos. Palmerah Jakatra Barat 25Wawancara Taufiq Ardiynsyah, 1 Oktober 2019, 00 – 23:00 WIB, Di Graha Pena JawaPos. Palmerah Jakatra Barat

82

memudahkan komunikasi antara media dan manajeman Persija Jakarta menjadi lebih sejalan dalam pemberitaan tentang Persija Jakarta. 26

26Wawancara Dwi Putra Saptanto Muharram, 8 Oktober 2019, 13:00 – 15:00 WIB, Di kantor Persija Jakarta, Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan..

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarakan dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan didapatkan beberapa kesimpulan yang berkenaan dengan peran Persija pers dalam membagun opini publik Persija Jakarta. Peneliti menemukan bermacam-macam peran dan opini publik yang terbentuk antara lain: 1. Persija pers sangat berpengaruh dalam memberitakan persija Jakarta. Dengan adanya persija pers sebagai alat kontrol terhadap persija Jakarta untuk mengetahui bagaimana perkembangan persija Jakarta dalam membangun sebuah tim yang sangat kuat. 2. Persija pers menyebarkan berita yang sangat akurat yang didapat langsung dari manajemen Persija Jakarta, sehingga dapat dipercaya kebenarannya dan dapat dipertanggung jawabkan. 3. Persija pers menjadi benteng dalam pemberitaan miring yang bisa merugikan pihak Persija Jakarta, dengan cara terus memberitakan citra positif terkait Persija Jakarta yang tetap sesuai kode etik jurnalistik. 4. Persija pers menjadi alternatif baru dalam pemberitaan bagi Supporter Persija Jakarta yang ingin mengetahui perkembangan Tim baik di luar dan di dalam lapangan. Media berperan untuk menjadi pemberi informasi yang sangat bagi masyarakat, bisa juga sebagai alat untuk

82

83

membangun opini dalam suatu perusahaan sehingga peran media sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia. Infomasi yang akurat menjadi salah satu pilihan untuk membaca berita tersebut. Berdasarkan analisis penulis, Peran Persija pers membagun opini publik cukup baik dengan pemberitaan yang berimbang sehingga masyarakat pencinta sepak bola Jakarta selalu menunggu informasi yang diterbikan oleh para wartawan Persija pers. Menjadi medium informasi terhadap wartawan yang ikut dalam perkumpulan Persija pers untuk mempermudah dalam memlakukan kegiatan peliputan untuk mencari informasi Persija Jakarta dan mengkordinasi para wartawan. Persija pers menjalakan fungsi jurnalistik karena tetap menjaga independensi karena persija tidak pernah melakukan intervensi atau meminta pembuatan berita yang tidak berimbang.

B. Saran Secara keseluruhan peran Persija pers dalam membangun opini publik Persija Jakarta dan The Jakmania sudah cukup baik. namun ada beberapa kekurangan di antaranya: 1. Sebagaian pencinta Persija Jakarta belum mengetahui bahwa Persija pers itu bukan media redaksi melainkan kumpulan para wartawan yang sering meliput agenda Persija Jakarta, maka dari itu diharapkan pihak 84

manajemen Persija Jakarta dan elemen Persija pers dapat memberikan edukasi kepada publik Persija Jakarta dengan baik dan benar. 2. Informasi yang disampaikan oleh Persija pers harus sesuai dengan kode etik jurnalistik. Sehingga pencinta sepok bola Jakarta bisa medapatkan berita yang benar. 3. Diharapkan persija pers dapat menjadi alternatif pembanding pemberitaan yang bernuansa positif terkait persija Jakarta diantara media mainstream.

DAFTAR PUSTAKA

Kriyantono, Rachmat. (2017). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta.

Rachmat, Jalaluddin. (2005). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Bungin, Burhan. (2005). Metode Penelitian Kualitaif. Jakarta: Prenada Media Group.

Nur Tanjung, Baharuddin, dan Ardial. (2005). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (proposal, skripsi dan tesis) dan mempersiapkan diri menjadi penulis artikel ilmiah. Medan: Kencana.

Abdullah. (2001). Press Relation. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nimmo, Dan. (2001). Komunikasi Politik; Khalayak dan Efek. Bandung: Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.

Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi.

Hadiati S, Nikmah. (2012). Opini Publik. Pasuruan: Lunar Jaya.

S. Sunarjo, Djonaesih. (1984). Opini Publik. Yogyakarta: Liberty.

Sumaradia, Haris. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional.

85

86

Sumaradia, Haris. (2005). Jurnalistik Baru. Ciputat: Kalam Indonesia.

Pusat Bahasa. (2008). Kamus Basar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sarlinto Wirawan Sarwono. (2001). Teori-Teori Pisikologi Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Berry, David. (1983). Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosiologi. Jakarta: Rajawali Pers.

Vivian, Jhon. (2008). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana.

Soyomakti, Nurani. (2010). Pengantar Ilmu komunikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

H. Turner, Lynn. (2008). Pengantar Teori Komunikasi dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.

J. Severin, Warner, dan James, Tankard. (2007). Teori Komunikasi: Sejarah Metode dan Terapan Dalam Media Massa. Jakarta: Persada Media Group.

Nurdin. (2007). Pengantar Teori Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Putra, R. Masri Sareb. (2007). Media Cetak: Bagaimana Media Merancang dan Memproduksi. Jogjakarta: Graha Ilmu.

Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pusaka.

Effendy, Onong Uchjaha. (2003). Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

87

Wibowo, Indiwan Seto Wahju. (2006). Dasar-Dasar Jurnalistik. Jakarta: LPJA Press.

Romli, Asep Samsul M. (2005). Jurnalistik Praktis untuk Pemula. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Wibowo. (2006) Dasar-Dasar Jurnalistik. Jakarta: LPJA Press Jakarta.

Simbolon, Parakitri T. (1997). Vademakum Wartawan. Jakarta: Kepustakaan Gramedia.

McQuail, Denis. (1996). Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Wiling Barus, Sedia. (2010). Jurnalistik Petujuk Praktis Menukis Berita. Jakarta: Erlangga.

Suhaimi, dan Nasrullah, Rulli. (2000). Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta.

Undang-Undang Pers no.40 tahun 1999 Pasal 3.

WEBSITE http://forzaPersija.blogspot.com/2012/01/profil-Persija- jakarta.html?m=1 diakses pada tanggal 15 Oktober 2019. https://www.bolasport.com/read/311883678/persija-pastikan- menjamu-semen-padang-di-stadion-patriot- chandrabhaga?page=2 diakses pada tanggal 27 Oktober 2019.

88

https://jacatra.net/p/1490-selama-ramadan--para-pemain-persija- diminta-selalu-buka-puasa-bersama-di-mes diakses pada tanggal 27 Oktober 2019. https://www.bola.com/indonesia/read/4051440/persija-upayakan- gaet-satu-pemain-lokal-lagi diakses pada tanggal 27 Oktober 2019. https://jacatra.net/p/1764-keputusan-laga-persija-vs-persela-hari- ini-diumumkan. diakses pada tanggal 27 Oktober 2019. https://sport.detik.com/sepakbola/liga-indonesia/d- 4689312/persija-menjamu-badak-lampung-jadi-ajang- kritik-the-jak-kepada-manajemen. diakses pada 27 Oktober 2019. https://www.bolasport.com/read/311883678/persija-pastikan- menjamu-semen-padang-di-stadion-patriot- chandrabhaga?page=2 diakses pada tanggal 27 Oktober 2019. https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20190712162345-142- 411639/kronologi-bobotoh-diselamatkan-jakmania-di- persija-vs-persib. diakses pada tanggal 27 Oktober 2019.

ARTIKEL

Tim Tempo. “Usai Malari, Banyak Media Yang Dibredel”. Artikel diakses pada 14 Oktober 2019.

89

Haryatmoko. (Edisi 2 Februari 2009). “Mengarahkan Opini Publik”, Kliping Harian Kompas.

WAWANCARA

Wawancara Pribadi dengan Taufiq Ardyansyah, sebagai Ketua Persija Pers di Gedung Graha Pena Jawa Pos, Palmerah, Jakarta Selatan, pada 1 Oktober 2019.

Wawancara Pribadi dengan Dwi Putra Saptanto Muharram, sebagai Manajemen Persija Jakarta di Kantor Persija Jakarta, Kuningan, Jakarta Selatan, pada 8 Oktober 2019.

Wawancara Pribadi dengan Junaidi Abdillah, sebagai Koordinator Wilayah The Jakmania Pamulang di Sekretariat The Jakmania Serua Indah, Ciputat, pada 3 Oktober 2019.

Wawancara Pribadi dengan Gerry Putra, sebagai Pemimpin Redaksi Jacatra.net di Kantor Redaksi Jacatra.net, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada 6 Oktober 2019.

LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA Peran Persija Pers Dalam Membangun Opini Publik Persija Jakarta

Waktu Wawancara : Selasa, 1 Oktober 2019 Tempat Wawancara : Gedung Graha Pena, Jawa Pos, Palmerah, Jakarta Barat Pewawancara : Pernanda Priatna Informan : Taufiq Ardyansyah S.Si (Ketua Persija Pers) Tema : Untuk mengetahui cara Persija pers membagun opini publik

1. Bagaimana Persija pers dalam memberitakan Persija? Persija pers itu dibentuk bulan Februari tahun 2017, tujuannya itu untuk mengkoordinir-mengkoordinir wartawan dan media yang meliput Persija. Jadi kami berinisiatif (wartawan) buat paguyuban untuk bersilaturhami antara wartawan Persija. Nah waktu itu momen nya diambil pas 2017 beralih manajemen dari pak Ferry ke pak Gede, jadi waktu itu di anggap waktu yang tepat karena pak Gede itukan yang sangat welcome sama media, menggandeng dan merangkul temen-temen media. Enak diajak diskusi jadi kita merasa kalo ada suatu paguyuban temen-temen media yang meliput persija buat ada wadahnya untuk Persija pers. Soalnya, berita Persija sebenarnya ga ada aturan baku karena di dalam Persija pers itu banyak media seperti jawapos, bolasport, topskor, bolalob, vivanews dan rakyat merdeka ya kita ga ada aturan baku untuk soal isu atau pemberitaan soalnyakan masing-masing media itu masing- masing angel dan dari redaksinya berbeda. Jadi Persija pers itu engga menyentuh perangelan, yang di sentuh itu kordinasi dan peliputan jadi awal-awal Persija dipegang pak Gede itukan tempat latihan pindah dari Sawangan ke Halim Perdana Kusuma. Masuk Halim Perdana Kusuma agak sulit karena itu komplek militer (TNI AU) nah disinilah peran Persija pers waktu itu turun tangan karena ga mungkin wartawan izin satu-satu jadi harus ada kolektif akhirnya pengurus Persija pers meminta ke manajemen dan ke TNI AU untuk melakukan peliputan latihan persija. Jadi kita ga pernah mengintervensi perangelan dan semua ga harus berita A kita lebih ke arah peliputan. Selanjutnya kita ada kordinasi untuk peliputan laga tandang persija media-media yang sering aktif meliput Persija dapet keistimewaan untuk melakukan laga tanda bersama manajemen dan pemain Persija kita membikin jadwal dari berbagai media itu yang menyusun Kordinator dari Persija pers itu sendiri. Saat laga tandang wartawan di wajibkan itu perskon H-1 pertandingan untuk memperoleh informasi dan berbagi informasi secara cepat dan akurat kepada pengurus Persija pers dan anggota Persija Pers yang tidak ikut ketika Persija melakukan laga tandang. 2. Bagaimana tantangan dan tujuan Persija pers? Tantangan, sebagai pemain ke 13 setelah suporter (Jakmania) bahasa pak Gede waktu jadi direktur utama Persija. Jadi pak Gede itu berfikir sebuah klub sepakbola itu harus punya semua ga bisa juga kalo punya tim aja tapi ga punya suporter tapi ga didukung media ga bisa dan ga bisa juga sebuah tim punya suporter tanpa media. Nah tantangan yang dihadapi persija pers adalah konsisten dan bersinergi dengan elemen seperti klub dan suporter. Persija pers itu percaya sebuah tim sepakbola akan bisa juara kalo semua elemen itu bersinergi. Tim bermain bagus didukung oleh suporter dan media kolaborasi itu berhasil ketika di tahun 2018 ketika Persija menjadi juara di 3 kompetisi internasional dan nasional. Tantangan kita itu harus konsisten menjaga ritme dari kedua pihak itu. 3. Bagaimana sebelum dan sesudah ada Persija Pers? Sebelum dan sesudah ada Persija pers, jadi sebelum itu kordinasi dan komunikasi itu kurang baik jadi media ga ada yg tau persija itu kapan latihan jadi media nyari tau sendiri melalui pelatih dan pemain akhirnya kita memutuskan untuk membuat grup What’s Aap untuk mencari informasi yang akurat dari klub Persija melalui media offcer Persija.

4. Adakah sangkut pautan dengan manajemen Persija Jakarta? Fungsi kita untuk kontroling kalo Persija lagi bagus ya kita suport kalo Persija lagi jelek ya kita kritisi. Dulu ketika Persija lagi terpuruk karena pelatih kita menekan pelatih itu untuk mundur dari jabatan pelatih dari persija tapi ketika itu pelatih bisa menjawab kritik kita dengan baik dan kita suport kembali. Jadi fungsi secara umum Persija pers ya alat kontrol Persija itu sendiri. 5. Apa fungsi Persija pers untuk Persija? Fungsi kita untuk kontroling kalo persija lagi bagus ya kita suport kalo Persija lagi jelek ya kita kritisi. Dulu ketika Persija lagi terpuruk karena pelatih kita menekan pelatih itu untuk mundur dari jabatan pelatih dari persija tapi ketika itu pelatih bisa menjawab kritik kita dengan baik dan kita suport kembali. Jadi fungsi secara umum Persija pers ya alat kontrol Persija itu sendiri. 6. Bagaimana respon publik Persija Jakarta dengan adanya Persija pers? Respon publik Persija (Jakmania) positif ya karena selama dua tahun ini ga ada komplen apa-apa tentang berita yang kami buat. Kita bersinergi dengan cara masing-masing Jakmania mensuport dengan cara bernyanyi dan kita mensuport dengan cara menulis. 7. Bagaimana awal berdirinya Persija pers? Awal berdiri februari 2017 waktu itu wartawan senior ada ketua PSSI pers. Kita bertemu dengan pak Gede CEO Persija waktu itu kita menyampaikan harus ada ikatan kuat antara media dan Persija. Akhirnya pak Gede sependapat dan akhirnya dibentuk lah Persija pers di supervisi oleh PSSI pers dan sebagi sub PSSI pers. Akhirnya kita melakukan pemilihan saat itu saya terpilih sebagai ketua Persija pers sampai saat ini.

PEDOMAN WAWANCARA Peran Persija Pers Dalam Membangun Opini Publik Persija Jakarta

Waktu Wawancara : Selasa, 8 Oktober 2019 Tempat Wawancara : Kantor Persija Jakarta, Kuningan, Jakarta Selatan Pewawancara : Pernanda Priatna Informan : Dwi Putra S. Muharram (Manajemen Persija Jakarta) Tema : untuk mengetahui bagaimana peran Persija pers utuk Persija Jakarta

1. Bagaimana Persija Pers dalam memberitakan Persija? Persija pers sengaja kita bentuk sebenarnya bukan dari manajemen tapi dari temen-temen wartawan yang sering liput persija untuk mempermudah akses dan membentuk lah sebuah sesuatu komunitas yang bernama Persija pers. Di Persija pers itu sama seperti popja seperti PSSI pers dan DPR pers yang rutin yang meliput kegiatan kegiatan yang mereka. Persija pers itu bisa dibilang wartawan eksklusif jadi karena mereka sering meliput Persija jadi kita istimewakan dari berbagai akses untuk liputan dan siaran pers kita. Banyak yg kita kasih ke persija pers seperti hasil perskonpress, link Web, foto, video resmi Persija Jakarta kita utamakan temen-temen yang sering meliput Persija itu apresiasi kita terhadap temen-temen Persija pers. Kalo dampak dari Persija sendiri cukup bagus adanya persija pers disaat Persija Jakarta butuh masukan selalu input kita bagaimana cari jalan keluar dan masalah publikasi dari temen-temen media yang sangat siap untuk mensuport kita. 2. Adakah sangkut pautnya dengan manajemen Persija Jakarta? Kaga ada sangkut paut bagi manajemen wartawan adalah wartawan kita tidak pernah mengintervensi mereka dalam hal pemberitaan kalo emang Persija harus dikritik ya mereka kritik. 3. Apa fungsi Persija Pers untuk Persija? Alat kontrol bagi Persija Jakarta dengan pemikiran wartawan. Ini klub ibukota semua pusat media ada disini. Jadi kalo Persija menang atau kalah Persija tetap besar namanya. Kalo ada sedikit pemberitaan miring dan tidak sesuai fakta manajemen langsung ngirim surat ke media tersebut jadi tidak ada orang 3 lagi untuk mrmperkeruh berita miring. 4. Apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah adanya Persija Pers dalam memberitakan Persija Jakarta? Seiring berjalan nya waktu yang sekarang serba online dan tv dengan adanya Persija pers bisa saling sharing untuk info Persija di grup Persija pers. Sebelum adanya Persija pers kita sedikit kesulitan karena harus nelpon wartawan satu satu dan ngirim surat keredaksi. dengan adanya Persija pers kita langsung share aja informasi terkait Persija seperti latihan dan lainnya, dulu wartawan selalu jemput bola terus mencari informasi sendiri sendiri sekarang cukup nunggu dikantor tunggu info dari media officer. Dan yang pasti dengan adanya Persija pers menambah relasi antara wartawan dan saling mengenal satu sama lain. 5. Berapa berita yang masuk? Setiap hari kita rilis berita melalui Web resmi Persija Jakarta tiga. Dari Persija pers sendiri per wartawan nya atau media bisa lima berita mau kita libur pun selalu ada berita untuk Persija. Karena kita selalu wawancara staff pelatih dan pemain. 6. Respon manajemen dari berita-berita Persija Pers? Dari jajaran manajemen, media officer dan pelatih sangat beruntung memiliki Persija pers bisa dibilang wartawan Persija itu paling banyak dari klub - klub lainnya di Indonesia. Respon kita pasti positif dan kita berusaha untuk menjaga silaturahmi dengan wartawan salah satu saat kita sedang melakukan laga tandang diluar Jakarta kita ajak beberapa wartawan yang sering aktif meliput persija kita ajak mereka untuk berpengalaman untuk meliput Persija diluar Jakarta jadi respon kita posisi dari direktur kita harus menjaga silaturahmi atau mitra Persija pers. Sekarang media adalah salah satu firstlinenya suatu perusahaan. 7. Ada kritik membangun untuk Persija Jakarta? Kemarin kita baru mengganti pelatih disitu banyak kritik kritik. Jadi peran Persija pers jadi bahan kita juga untuk evaluasi gimana menerapkan diskusi dengan jajaran saat kita rapat dan kita tidak pernah menutup mata kepada wartawan Persija pers. Kita butuh mereka karena banyak ke untungan dari mereka yang bisa kita ambil bukan hanya dari pemberitaan saja tapi kritik kritik membangun dari Persija pers. 8. Sejauh ini apa sih kendala media yang harus diperbaiki? Persija tidak pernah ada permasalahan dengan media manapun. Semoga wartawan bisa mencari sisi sisi lain dari Persija. Misalnya pemain cidera kita putus kontrak namun tetap kita urus dan tanggung biaya pengobatan dan masa pemulihan cideranya kadang berita tidak sebanding dengan kenyataannya.

PEDOMAN WAWANCARA Peran Persija Pers Dalam Membangun Opini Publik Persija Jakarta

Waktu Wawancara : Kamis, 3 Oktober 2019 Tempat Wawancara : Sekretariat The Jakmania Pamulang, Serua Indah, Ciputat) Pewawancara : Pernanda Priana Informan : Junaidi Abdillah (Koor. Wilayah The Jakmania Pamulang) Tema : untuk mengetahui pendapat publik tentang Persija pers

1. Bagaimana Persija pers dalam memberitakan Persija Jakarta? Menurut gue peran Persija pers sangat membantu untuk masyarakat pencinta Persija beritanya di tunggu banget sama Jakmania. Apalagi media sekarang semakin canggih ya berita Persija pers sangat ditunggu sama Jakmania. 2. Perbedaan pemberitaan Persija antara media di Persija pers? Kalo gue bilang ga ada perbedaan berita dari anggota Persija pers, satu sumber sejalan juga sama kepengurusan Jakmania sama manajemen, kita juga suka duduk bareng bersamaan pengurus jakmania dan manajemen Persija. Sangat berperan untuk pemberitaan Persija itu sendiri. 3. Apakah Persija pers membantu untuk mencari info tentang Persija? Sangat membantu, Persija pers itu untuk mencari info Persija. Gue sebagai publik Persija dan masuk ke kepengurusan sebagai Koordinator wilayah Pamulang dan gue dapet banyak info dan info dari kepengurusan Jakmania sama jadi sangat banget update buat gue mencari berita Persija. 4. Dari kapan nonton Persija? Gue nonton bola dari 2001 pertama kali Persija juara, kalo ditanya perbedaan sangat jauh ya dari sekarang dari 2001 sampai 2008 itu apa 2009 ya kalo ga salah gue itu selalu nyari berita kalo ga di koran atau ga di TV gue selalu pentengin berita-berita olahraga tentang Persija nyari infonya juga agak susah dan sekarang adanya Persija pers sangat membantu apa lagi jaman udah canggih ya ada internet kaya gini.

5. Perbedaan pemberitaan Persija sebelum dan sesudah ada Persija pers? Masalah berita sekarang jauh banget bedanya udah cukup update dan maju lah sebelumnya susah yang tadi gue bilang harus mantengin TV. 6. Apa kekurangan Persija pers? Yang kurang dari persija pers itu dalam pemberitaan Persija namanya manusia yang ga sempurna kadang beritanya itu suka naik duluan atau suka kalah cepet dari manajemen pemberitaannya yang gue tau dulu sejalan kadang manajemen duluan ya naikin tapi berita nya agak lama naiknya mungkin dari narasumber nya atau hal teknis lainnya. Kadang juga simpang siur juga beritanya dari manajemen Persija atau pengurus pusat Jakmania. 7. Pandangan terhadap Persija Jakarta? Pandangan gue terhadap Persija pers sangat membantu kalo ada sedikit berita miring terhadap Persija, Persija pers ini selalu meluruskan bukan membela atau semakin memojokkan Persija gue liat si persija pers ini nyari info yang bener-bener update, namanya media ada aja ye tapi yang gue tau persija pers ini sangat akurat kok. 8. Harapan untuk Persija pers? Harapan gue sebagai publik Persija pers ga berenti disini aja. Terus berjalan adanya Persija pers itu awalnya dari pak gw, gue juga tau ya orang orangnya media (wartawan) sebelum adanya Persija pers. Mungkin adanya Persija pers ngebantu banget Jakmania untuk mencari info persija. Kalo bisa lebih di fokusin lagi dan lebih diperbaiki lagi untuk kedepannya. Apa lagi persija pers ini sangat membantu Persija Jakarta ketika mendapatkan berita heboh atau miring tolong direvisi bukan nya untuk melawan dan memojokan media lain. Kebanyakan yang gue tau Persija itu sangat di pojokin banget sama orang-orang yang ga suka Persija. Disini fungsinya Persija pers membantu Persija ketika berita miring itu ada. Semoga kedepannya persija pers berlanjut untuk beritanya terupdate itu aja sih. PEDOMAN WAWANCARA Peran Persija Pers Dalam Membangun Opini Publik Persija Jakarta

Waktu Wawancara : Minggu, 6 Oktober 2019 Tempat Wawancara : Kantor Redaksi Jacatra.net, Cempaka Putih, Jakarta Pusat Pewawancara : Pernanda Priatna Informan : Gerry Putra S.Psi (Pemimpin Redaksi Jacatra.net) Tema : Untuk mengetahui pendapat pimpinan media terhadap wartawan yang tergabung dengan Persija pers

1. Bagaimana Persija Pers dalam memberitakan Persija Jakarta? Perannya cukup masif, banyak media yang sudah gabung di grup Persija. 2. Harapan untuk Persija Pers? Harapan Persija pers dapat terus memberitakan persija sehingga semua supporter atau masyarakat tau tentang info Persija. Info yang dibagikan sifatnya fair bisa kritis dan mendukung. 3. Gimana pemberitaan Persija dari zaman ke zaman? Tahun 70 sudah cukup banyak info tentang berita yang juga sudah masif, membedakan hanya untuk yang sekarang lebih terorganisir dalam memberitakan saja. Apalagi didukung teknologi yang lebih cepat dalam menyebarkan informasi. 4. Berita apa yang sampai saat ini diingat? Berita yang memberitakan persija juara karena saat itu Harian Merdeka benar-benar mengambarkan suasana pertandingan, karena membuat saya bisa ikut larut dalam suasana pertandingan meskipun saya tidak menyaksikan pertandingannya saat itu. 5. Sebagai Pemred tau ga sih pemberitaan pertama kali tentang Persija? Berita pertama Persija setahu saya sudah ada mungkin tahun 1930. 6. Bagaimana tujuan awalnya ikut Persija pers? Awalnya lewat obrolan, membicarakan wadah untuk Persija pers dengan tujuan untuk dapat lebih mudah dalam menginfokan agenda dari Persija, mempermudah temen- temen media.

7. Bagaimana respon sebagai Pemred? Ada beragam respon dari masyarakat mengenai Persija pers, ada yang mengkritik ada yang berterimakasih atas info yang diberikan tentang Persija. Hal itu juga mungkin yang bisa dijadikan Persija pers dapat terus berkembang.