Barus Dalam Sejarah: Kawasan Percaturan Politik, Agama dan Ekonomi Dunia

Barus Dalam Sejarah: Kawasan Percaturan Politik, Agama dan Ekonomi Dunia

Misri A. Muchsin Guru Besar Sejarah Pemikiran Modern Dalam Islam, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Ar-Raniry Banda (2007-sekarang); Ketua Masyarakat Sejarawan (MSI) Provinsi Aceh (2009-sekarang); dan Ketua Pusat Studi Melayu Aceh (PUSMA) Sejak September 2017-sekarang; dan pernah menjadi Ketua Asosiasi Dosen Ilmu-Ilmu Adab Se-Indonesia selama tiga periode (2008-2017). E-mail: [email protected]

Abstract: This paper examines the existence of Barus region as a port city of Muslim trade and its relation to the dynamics of politics, religion and the world economy that has developed since hundreds of years ago. Based on historiography and field research, Barus society have practiced Islamic law in their community life. How- ever, the religious practices of Islam in this region declined during the colonization of Portuguese-Dutch. This colonialization was carried out in a long time and simultaneously with the strength of Christianization until the time of Indonesian independence. Based on this fact, the area of Barus and around Central Tapanuli in the recent times manifest as a minority Muslim.

Keywords: Barus; Barus camphor; the spread of Islam; the colonialization of the Portuguese-Dutch

Abstrak: Tulisan ini mengkaji keberadaan wilayah Barus sebagai kota pelabuhan dagang muslim dan kai- tannya dengan dinamika politik, agama dan ekonomi dunia yang pernah berkembang sejak ratusan tahun

Islam dalam kehidupan masyarakatnya. Namun, praktik keagamaan Islam dalam wilayah ini mengalami lalu. Berdasarkan penelitian historiografi dan lapangan, masyarakat Barus pernah mempraktikann hukum kemunduran saat kolonialisasi Portugis dan Belanda. Kolonialisasi ini dijalankan dalam waktu panjang dan bersamaan pula dengan kuatnya kristenisasi sampai zaman kemerdekaan Indonesia. Berdasarkan fakta inilah, wilayah Barus dan sekitar Tapanuli Tengah pada masa mutakhir berwujud sebagai muslim minoritas.

Kata Kunci: Barus; kapur Barus; penyebaran Islam; kolonialisasi Portugis-Belanda

Pendahuluan nah menjadi pusat perdagangan dunia-inter- nasional Timur dan Barat atau mancanegara. Barus adalah satu bekas kota tua, Ban- Barus dalam sejarahnya pernah berhubungan dar, dan kota dagang internasional sejak be- intens dengan dua kawasan dari Timur Ten- rabad-abad lalu, terutama dalam rentang abad gah, yaitu Persia pada satu sisi, dan bagian 12-17 M.1 Dalam sejarahnya yang panjang per- Timur Laut Tengah pada sisi lain.2 Dalam se-

1Daniel Perret dan Heddy Surachman (Penyunting), Barus: Masyarakat dan Hubungan 2Claude Guilliot et al., Barus Seribu Tahun yang Luar (Abad ke-12-Pertengahan Abad ke-17, (Jakar- lalu, (Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan ta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2015, Arkeologi Nasional Forum Jakarta-Paris, 2008), hal. 535-539. hal. 57.

ADABIYA, Volume 19 No. 1 Februari 2017 1 Misri A Muchsin jarahnya yang panjang juga, Barus telah per- arkeologis, Mckanon, yang mengatakan ula- nah menjadi pengeksport hasil bumi seperti ma yang satu ini lahir, besar, berkembang dan damar, kemenyan, kapur barus, lada, kulit bi- mengembangkan karirnya di Ujung Pancu, natang dan lainnya. Semua hasil bumi dimak- di Aceh Besar. Disebutkan, asal kata Pansuri sud diproduksi dari alam dan wilayah di seki- yang ada di ujung nama Hamzah al-Fansuri, tarnya, seperti dari pedalaman Tanah Karo, kata ahli ini merujuk pada Pancu atau Ujung Simalungun, Toba, Singkil dan pulau-pulau di Pancu itu sendiri. sekitarnya.3 Kemudian, meningkatnya Barus-Pansur Sejak abad 12 M, dan malah ada yang ber- dalam perdagangan skala internasional pada pendapat sejak sebelumnya, Barus sudah men- umumnya, dan dengan wilayah kawasan seki- jadi mitra dagang orang Tamil, Cina, Persia, tar pada khususnya, terkait erat juga dengan Armenia dan orang-orang Nusantara lainnya, kondisi perpolitikan dan ekonomi perdagangan termasuk Marco Polo pernah mendatangi ka- di kawasan Asia Tenggara. Pada abad ke-16 M, wasan dan negeri ini. Hal itu tidak lain kecuali tepatnya pada tahun 1511 M, Melaka yang ter- karena Barus maju pesat sebagai kota dagang kenal sebagai kota dagang internasional umat dunia, sehingga terkenal ke mancanegara dan pannya sendiri melalui satu bunyi syairnya, ada di warga dunia berhasrat mengunjunginya. antara ahli menyebutkan ia lahir di Syahru Nawi, Siam atau Thailand sekarang. Akan tetapi berda- Barus dalam prasasti Tamil dari Lobu Tua sarkan informasi di Singkil sendiri dan tidak kalah yang berasal dari tahun 1088 disebutkan dan kuat argumentasinya pula, bahwa ulama ini lahir di Fansur, Singkil. Hanya saja tanggal dan tahun dikenal dengan situsnya dengan nama . Varocu berapa ia lahir, tidak ada yang mengungkapkan. Situs itu juga memberi gambaran perbedaan Kecuali itu, seperti disebutkan Alwi shihab, seba- antara pemukiman Barus dengan pelabuhann- gaimana perkiraan umumnya penulis bahwa ia hidup antara tahun 1550-1605 M atau ketika ke- ya. Dari itu ada istilah nama lain yang dise- sultanan Aceh dipimpin oleh dan dari masa sul- but-sebut dalam sejarah dan seolah sulit untuk tan Ala’uddin Ri’ayat Syah hingga awal masa pe- dipisahkan yaitu Fansur dan Barus. Menurut merintahan sultan Iskandar Muda (1606-1636). Begitu juga dengan tahun dan tempat meninggal- keterangan satu naskah tua berbahasa Ar- nya, para penulis tidak mendapat informasi yang menia, Pant’chour atau Panchor adalah un- kongkrit, kecuali itu, ada isyarat dan penulis mem- perkirakan ia meninggal dunia pada tahun 1607 tuk menyebut Pansur, dimaksudkan terletak M. Berkenaan dengan tempat ia meninggal dan di Labu Tua.4 Di sanalah dan pada masa jaya sekaligus makam-kuburannya, menurut informasi Barus-Pansur inilah diperkirakan lahir dan masyarakat Aceh Singkil sekarang, adalah di Oboh, dekat Sungai Rondeng Simpang kiri, Subussalam. besar seorang ulama Besar, Hamzah al-Fans- Masyarakat mengkleim salah satu makam yang ada uri,5 dan sekaligus terbantahkan pendapat ahli di sana adalah makam al-Fansuri. Setelah penu- lis mengamati kelihatannya benar bahwa kuburan ulama ini, sebagaimana daerah kelahirannya ada- 3Irini Dewi Wanti dkk., Barus: Sejarah Mari- lah di kawasan Singkil, yang setelah pemekaran tim dan Peninggalannya di Sumatera Utara, (Banda berada di wilayah territorial Kota Subussalam. Lih. Aceh: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional, Panitia Seminar Internasional Hamzah Fansuri, 2006), hal.1-2. Keputusan Seminar, (Singkil: Pemda Singkil, 2002); 4 Daniel Perret dan Heddy Surachman cp. Yusni Saby, “Hamzah Fansuri Aset Nusantara”, (Penyunting), Barus: Masyarakat… hal. 540. Makalah, (Singkil: Panitian Seminar Internasional 5Hamzah al-Fansuri, berdasarkan satu ungka- Hamzah Fansuri, 16-18- Janusiari 2002), hlm. 1-3.

ADABIYA, Volume 19 No. 1 Februari 2017 2 Barus Dalam Sejarah: Kawasan Percaturan Politik, Agama dan Ekonomi Dunia

Islam, telah jatuh kepada dan dikuasai penuh memfokuskan pada eksistensi Barus sebagai oleh Portugis. Melaka telah dijadikan pusat Kota Pelabuhan Dagang Muslim yang pernah dan benteng sentral Portugis di Asia Tenggara. berjaya dan dengan pedagang-pedagang Mus- lim telah mewarnakan keagamaan penduduk Pasca Melaka jatuh ke Portugis, secara dengan Islam. Akan tetapi bagaimana wilayah perlahan peta perdagangan Asia Tenggara, ini kemudian berlangsungnya kolonialisasi terutama bagi pedagang Islam berubah dan Portugis dan kemudian Belanda melakukan mulailah terpencar dan berbagi konsentrasi kristenisasi, sehingga terakhir ini menjadikan perdagangan mereka ke wilayah-wilayah lain, Islam sebagai minoritas di sana, akan dielab- termasuk ke yang terkenal begitu orasi dalam halaman-halaman berikut. banyak pelabuhan dagangnya. Di antara pela- buhan dagang dimaksud mulai Teluk Bayur (Emma Haven) di Sumatra Barat; Natal, Sibol- ga, di Sumatra bagian Timur-Utara; dan pela- Barus Dalam Perdagangan dan Hubun- buhan-pelabuhan yang berada di wilayah ker- gan Ekonomi Dunia ajaan Aceh terutama di wilayah Barat-Selatan Barus sudah dikenal oleh dunia internasi- Aceh, misalnya Trumon, Singkil dan Barus. onal timur dan barat sejak abad ke 7 M, yaitu Dalam perkembangannya, Barus pernah sebagai Bandar pelabuhan ekspor komoditi menunjukkan yang berarti sebagai kota pela- pasar dunia seperti kapur barus, kemenyan, buhan dagang bagi pedagang Islam Nusan- damar, rotan, lada dan hasil hutan lainnya. tara dan Mancanegara sehingga sampai saat Menurut satu informasi dari seorang peda- terakhir masih ditemukan peninggalan arke- gang Cina Barus menjual kapur Barus yang ologisnya di bidang ini berupa sisa pancang paling tinggi mutu dan sifatnya yang murni. dermaga, gudang dan tanggul penahanan ge- Orang-orang Mesir zaman Fir’oun sudah ra- lombang, yang posisi dan kondisi sekarang se- mai datang ke Barus, untuk membeli kemen- bagiannya, sesuai hasil observasi penulis dan yan putih dan kapur barus untuk keperluan rombongan, sudah tertimbun dengan tanah sarana ketika orang meninggal termasuk un- dan sudah berada jauh di daratan serta sudah tuk mengawetkannya guna menjadi mumie di menjadi perkampungan dan persawahan pen- Afrika pada umumnya. Mumie Ramses kedua duduk. dan ketiga yang meninggal di laut merah konon khabarnya dimumiekan dengan kapur Satu hal yang berhubungan langsung den- barus dan rempah-rempah dari Barus, Ophir gan perkembangan ekonomi perdagangan khususnya yang terletak di dekat Natal.6 di kota pelabuhan Barus, ikut berkembang dan mewarnakan keagamaan penduduk se- Dalam sejarahnya yang panjang, Barus tempat dengan Islam, karena para pedagang sebagai kota dagang internasional, pernah yang datang ke sana adalah pedagang Islam menjadi kota dagang Timur dan Barat. Hal ini yang datang dari berbagai negerinya, seperti terkait erat dengan sumber daya alam atau dari India, Hadralmaut, dari Nusantara sendiri sumber bumi yang dimiliki wilayah ini. Kapur serta dari lainnya. Tulisan kecil ini mencoba 6Irini Dewi Wanti et al., Barus … hlm. 21.

ADABIYA, Volume 19 No. 1 Februari 2017 3 Misri A Muchsin

Barus adalah hasil bumi yang cukup terkenal harajaan Sassanid telah melakukan komuni- di dunia internasional, dan konon khabarnya kasi dagang dengan Barus sejak abad ke-4 M, factor ini pula yang menjuluki kawasan ini terutama untuk komoditi kamper, karena ter- dengan namanya “Barus”. masuk dalam daftar obat-obatan peradaban Sassaid. Begitu juga dengan pasukan Arab-Is- Kapur Barus telah menjadi komoditi an- lam sejak abad ke-6 M menemukan tempayan dal dalam sejarah perekonomian Barus. Ko- yang berisi kamper ketika merebut istana ibu moditi ini sejak berabad dan malah berpuluh kota Ctesiphon. Semua kamper ini terkuak abad lalu telah menjadi yang penting bagi dan informasi dari tulisannya Abu Salih al-Armi- sebagai kebutuhan manusia untuk timur dan ni, yang mengatakan bahwa di Fansur-Barus barat. Di kawasan Timur Tengah misalnya Me- tempat asalnya kemper.8 sir, menjadikan kapur Barus sebagai benda pengawet mayat atau mumie. Berabad-abad Kemudian temuan arkelogis dari Lobu lalu orang Mesir Kuno mencari kapur Barus Tua yang berasal dari Timur Dekat, arte- untuk mengawetkan mayat-mayat orang ter- pak-artepak yang paling kuno dikatakan be- nama seperti mayat/mumi Fir’oun yang sam- rasal dari Teluk Persia. Di samping itu teks pai sekarang masih dapat kita saksikan yang Ajaib al-Hindi, yang terbit sekitar tahun 1.000 ditempatkan di dalam satu mesium di Cairo, M telah mencatat sejumlah pelayaran dari yaitu di Ramshe Musium. Mumi Fir’oun diaw- teluk Persia menuju Barus/Fansur. Di teluk etkan adalah dengan kapur Barus. Persia terdapat jaringan Siraf, adalah titik to- lak jalur Maritim menuju Timur Tengah, ter- Hanya saja amat disayangkan, untuk dib- masuk ke Barus. Ketika itu Siraf adalah satu uktikan sekarang Barus dalam sejarahnya se- pelabuhan yang utama dalam imfor kemper bagai penghasil kapur barus,untuk didapatkan yang tidak lain berasal dari Barus. Abad 11 batang kapur barus di kawasan itu tidak ada. M, kemper merupakan komoditi perdagangan Batang kapur barus menghasilkan getah, dan handal terutama bagi pedagang Muslim untuk getahnya itulah yang diproses menjadi kapur Timur Tengah. Ibn Hawqal dalam kitabnya barus. Menurut keterangan penduduk, jikalah Kitab Surat al-Ard, menggambarkan Siraf se- ada satu batang atau dua, jika masuk dalam bagai tempat/pelabuhan yang kaya dari bah- hutan belukar yang masih jarang dijangkau an yang diinfor melalui laut, misalnya gaharu, manusia. amber dan kemper.9 Berkaitan perdagangan Barus dengan demikian terkenal pelabuhan ini dan menyimpan Timur Tengah umumnya, dan dengan Persia banyak khazanah, terutama keramik dari Cina. khususnya sudah berlangsung sejak zaman Claude Guilliot et al., Barus Seribu Tahun yang lalu, (Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kuno, yaitu sebelum zaman Lobu Tua,7 Kema- Arkeologi Nasional Forum Jakarta-Paris, 2008), hal. 60. 7Istilah Lobu Tua adalah satu pelabuhan yang 8 berada di Barus, didirikan oleh orang Chettiar yang Claude Guilliot et al., Barus Seribu Tahun yang terdampar secara kebetulan di sana. Orang-orang lalu, (Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Chettiar yang terdampar di Barus inilah yang mem- Arkeologi Nasional Forum Jakarta-Paris, 2008), bangun pelabuhan Lobu Tua, kemudian banyak hal. 57. pula didatangi oleh bangsa-bangsa lain, sehingga 9Claude Guilliot et al., Barus Seribu Tahun yang

ADABIYA, Volume 19 No. 1 Februari 2017 4 Barus Dalam Sejarah: Kawasan Percaturan Politik, Agama dan Ekonomi Dunia

Hubungan Barus dengan Cina juga memi- ma, dan di pulau Morsala sendiri ditetapkan liki bukti arkeologis yang ditemukan di Lobu seorang khadhi yang bernama Saka. Ialah yang Tua. Di sana ditemukan keramik hasil infor berperan mengislamkan penduduk setempat dari Cina konon khabarnya menapai 2,5 abad di kemudian hari. Sementara 10 budak yang masa infornya, karena begitulah banyak kera- sudah diislamkan dan dididik hingga menjadi mik yang tersimpan di sana. Tidak hanya itu, ulama, menjadi penyebar Islam ke berbagai di Barus ditemukan sekelompok Cina pada wilayah di kemudian hari. Berkaitan dengan masa Lobu Tua, yang dianggap sebagai ped- penyebaran Islam di Nusantara, Barus menja- agang Keramik dan bermakna bahwa Barus- di salah satu salurannya. Ada satu keterangan Cina memiliki hubungan dalam perdagangan menarik berkenaan dengan kedatangan Islam pada masa klasik hingga abad ke-8 M, walau- di Barus, sesuai dengan penjelasan buku The pun perdagangannya tidak langsung, tetapi Relegious Life of Chinese Muslims, bahwa ke- melalui perantara yang memasok keramik ke beradaan Islam di Barus terkait dengan misi Barus, dan sebaliknya yang menginfor kemper Dinasti Tang di bawah kepemimpinan Kaisar ke Cina. Kao Tsung, yang mengirim misi persahabatan ke Madinah yang ketika itu memerintah Khal- ifah Usman bin Affan, dan dalam waktu men- Barus Dalam Sejarah Penyebaran Is- girim pula misi yang sama ke China. Ketika lam itulah misi dari Madinah dalam perjalanan ke China melalui laut, singgah transit terlebih da- Menurut satu keterangan, proses masukn- hulu di Barus untuk penambahan kebutuhan ya Islam ke Barus khususnya, Sumatra dan Nu- makanan dan menunggu peralihan angin-mu- santara pada umumnya terkait erat dan diawa- sim. Dengan demikian selama berada di Barus li dari perjalanan para pedagang Arab yang utusan Madinah ini berdakwah menyebarkan singgah di Barus. Peristiwa itu sudah dimulai Islam kepada penduduk setempat, sehingga sejak zaman Nabi Muahammad SAW, yaitu mulailah Islam dikenal di Barus. Malah sumber orang-pedagang Arab yang pergi berdagang ke ini juga menginformasikan bahwa misi dari China-Tiongkok dan mereka kebanyakan sing- pemerintah Madinah dari Barus melanjutkan gah di Bandar Barus terlebih dahulu. Misalnya perjalanannya ke Tulang Bawang, Lampung, kisah seorang pedagang Arab yang bernama pusat pemerintahan Sriwijaya di Palembang, Wahab bin Abu Kasbah dan rombongannya, ke Brunai dan baru selanjutnya ke Kanton, ingin berdagang ke China dan singgah di pu- China. lau Morsala, . Di pulau tersebut Wahab sambil istirahat memperbaiki kapalnya, men- Keterangan lain, yaitu dari Kitab Sejarah gadakan shalat berjamaah dan membeli 10 Melayu, yang menyebutkan bahwa Syeikh Is- budak yang berasal dari Nias, kemudian diba- mail yang berasal dari Mekkah, khilafahnya di wa ke China guna dididik untuk menjadi ula- Madinah mau menuju Samudera Pasai, tetapi tidak tahu persis kawasan tujuannya. Ia memi- lalu, (Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional Forum Jakarta-Paris, 2008), lih singgah lebih dahulu di Bandar Barus, dan hal. 57.

ADABIYA, Volume 19 No. 1 Februari 2017 5 Misri A Muchsin memperkenalkan Islam kepada masyarakat ra. Maka Syarif Makkah pun menyuruh setempat. Kemudian dari sana baru ia melan- sebuah kapal membawa segala perkak- as kerajaan, seraya disuruhnya singgah jutkan ke Pasai untuk menyebarkan Islam ke negeri Ma’abri. Adapun nama nak- pula di sana. Dari ungkapan terakhir memberi hoda kapal itu Syeih Ismail namanya. sinyal bahwa Barus merupakan wilayah yang Maka kapal itu pun berlayarlah, lalu ia mula-mula menerima dan didatangi Islam. singgah di negeri Ma’abri. Maka kapal Syeih Ismail itu pun berlabuh di laut. Kemudian baru ke wilayah lain, yaitu ke Peu- reulak dan Pasai. 37(44-45) Berapa lamanya di laut maka sampailah kapal kepada sebuah negeri, Nama pulau Morsala, konon khabarnya Fansuri namanya. Maka segala orang isi dibuat oleh orang Arab sendiri, yang berarti negeri Fansuri itu pun masuklah Islam. ... dengan “Mor” artinya pulau, dan “Sala” adalah Berapa lamanya maka sampai kepada se- shalat atau sembahyang. Jadi Morsala artinya buah negeri pula Thobri (Lamri) naman- ya. Maka orang Thobri itu pun masuk Is- pulau tempat shalat; pulau singgahan orang- lam ... Berapa lamanya maka sampai lah ke orang Arab ketika melakukan pelayaran dari negeri Haru namanya. Maka segala orang Barat ke Timur dan sebaliknya. Pulau Morsha- dalam negeri Haru itu pun masuk Islam. ... la, yang pernah dijadikan tempat singgahan Maka fakir itu pun bertanya orang dalam negeri itu ”Di mana negeri yang bernama dan tempat shalat berjamaah oleh pedagang negeri Samudera?” Maka kata orang Haru Muslim dari Timur Tengah ketyika pergi dan itu ”Sudah lalu”. Maka fakir itu pun naik pulang berdagang sampai ke Cina, karena le- ke kapal lalu berlayar pula. Maka jatuh ke taknya yang strategis, indah dan tidak jauh negeri Perlak. Maka mereka itu pun diis- lamkannya. Maka kapal itu pun berlayar dari daratan, namun tidak berpenghuni. Mer- ke Samudera.10 eka merasa nyaman singgah dan beribadah di sana karena jauh dari penduduk setempat dan dari gangguan berbagai unsur alam lainnya. Dari keterangan inilah mungkin yang Ada sumber lain menyebutkan bah- menjadi argumentasi awal penetapan Barus wa Islam sebelum didakwahkan di Peureu- sebagai awal titik nol Islam di Nusantara be- lak, Pasai dan wilayah Aceh lainnya mu- berapa bulan yang lalu. Hanya saja perlu din- la-mula datang-menapak adalah di Barus yatakan, Barus bukan menjadi kerajaan Islam (satu wilayah yang pernah menjadi wilayah periode awal di Nusantara, apa lagi sebutan kekuasaan Aceh), kemudian baru disebar- sebagai satu kekuatan politik Islam utama. kan ke Peureulak. Hal ini seperti beberapa Kerajaan Islam awal adalah Peureulak, Pas- keterangan sumber hikayat Raja Pasai dan ai dan selanjutnya Aceh Darussalam. Proses Sejarah Melayu menguatkan hal itu seperti pencarian Samudera, untuk mewujudkan per- berikut: intah seperti yang dimaksudkan sabda Nabi Muhammad SAW, menjadi tujuan utama dan

36(44) Setelah berapa lamanya kemu- mereka singgah di beberapa tempat seperti dian daripada sabda Nabi SAW itu, 10Tun Seri Lanang, Sulalat al-Salatin, Mu- maka terdengarlah kepada segala isi hammad Haji Salleh alih bahasa, (Kuala Lumpur: negeri Mekkah nama negeri Samude- Yayasan Karyawan & DBP, 1997), h. 44-45.

ADABIYA, Volume 19 No. 1 Februari 2017 6 Barus Dalam Sejarah: Kawasan Percaturan Politik, Agama dan Ekonomi Dunia tersebut di atas, menjadi wujud Islam di sana, gangan-rempah-rempah termasuk kapur Ba- termasuk di Peureulak. Untuk maksud terse- rus yang terkenal, sambil menunggu giliran but pada pertengahan abad ke-8 M, Syarif Me- datangnya angin musim timur-laut dan Barat- kkah di zaman khalifah Harun al-Rasyid, berti- Daya sebagai tempataya yang akan membawa tah dan menyiapkan sebuah kapal dari Jeddah mereka bersama barang-barang dagangannya yang dinakhodai oleh Syekh Ismail beserta ke tempat tujuan masing-masing, termasuk ke Fakir Muhammad (Bekas Raja di Malabar) un- Peureulak. tuk menyiarkan Islam di Samudera. Kapal di- Berkaitan dengan penyebaran Islam di maksud mula-mula singgah di Fansuri-Barus. Nusantara, Barus menjadi salah satu titik sen- Syeikh Ismail dan rombongan turun ke darat tral saluran utamanya. Ada satu keterangan beberapa saat, menemukan beberapa orang menarik berkenaan dengan kedatangan Islam untuk diislamkan di sana serta meminta seka- di Barus, sesuai dengan penjelasan dari buku ligus mengajar mereka untuk membaca al- The Relegious Life of Chinese Muslims, bahwa Qur’an, kemudian baru meneruskan perjala- keberadaan Islam di Barus terkait dengan misi nan-pelayarannya mencari Samudera, tetapi Dinasti Tang di bawah kepemimpinan Kaisar mereka singgah dahulu di bandar Peureulak.11 Kao Tsung, yang mengirim misi persahabatan Dengan demikian jelaslah bahwa me- ke Madinah yang ketika itu yang memerintah mang ada kemungkinan pengislaman perta- adalah Khalifah Usman bin Affan, dan dalam ma berlangsung di Pansuri-Barus yang juga waktu itu mengirim pula misi yang sama ke juga Aceh, sebab wilayah ini memang pernah China. Ketika itulah misi dari Madinah dalam menjadi wilayah teritorial kesultanan Aceh. perjalanan ke China melalui laut, singgah tran- Hal ini sangat beralasan, seperti diungkapkan sit terlebih dahulu di Barus untuk penamba- 12 karena secara geograf- han kebutuhan makanan dan menunggu per- is wilayahnya yang strategis, yang terletak alihan angin-musim. Dengan demikian selama oleh Ibrahim Alfian, antara lautan Hindia dan Laut Cina Selatan berada di Barus utusan Khalifah Usman bin yang menghubungkan negeri-negeri sebe- ‘Affan di Madinah ini berdakwah menyebarkan lah Timur, seperti Cina dan Jepang; dan den- Islam kepada penduduk setempat, sehingga gan negeri-negeri sebelah Barat, yaitu Anak mulailah Islam dikenal di Barus. Malah sumber Benua India, Parsi/Persia dan negara-negara ini juga menginformasikan bahwa misi dari Arab, Afrika, serta dengan benua Eropa. Barus pemerintah Madinah dari Barus melanjutkan karena yang paling ujung Barat, maka para perjalanannya ke Tulang Bawang, Lampung, pendatang-pedagang dari Timur dan Barat pusat pemerintahan Sriwijaya di Palembang, menjadikan pelabuhan Barus transito perda- ke Brunai dan baru selanjutnya ke Kanton, China.13 11Abdullah Munchi,menjelaskannya dalam Se- jarah Melayu, seperti dikutip oleh M. Zainuddin, Keterangan lain, yaitu dari Kitab Sejarah Tarikh Aceh dan Nusantara, (Medan: Pustaka Iskan- dar Muda, 1961), h. 120. 13Irini Dewi Wanti et al., Barus … hlm. 22; dan 12 Wajah Aceh Dalam Dada Meraxa, Sejarah Masuknya Islam ke Bandar Lintasan Sejarah, (Banda Aceh: Pusat Dokumentasi Barus Sumatera Utara, (Medan: Sasterawan, 1973), dan InformasiTeuku Ibrahim Aceh, 1999), Alfian, h. 1. hlm. 16.

ADABIYA, Volume 19 No. 1 Februari 2017 7 Misri A Muchsin

Melayu, yang menyebutkan bahwa Syeikh Is- Seberang dengan banyak orang ser- mail yang berasal dari Mekkah, sebagai utusan tanya. Maka dia membikin kampong dalam rimbo di hilir kampong itu [Kota khilafah atau pemerintahannya di Madinah Bariang]. Maka dinamainya mau menuju Pasai, tetapi tidak tahu persis itu kampung Gugu’. Hatta dangan tak- kawasan tujuannya. Ia memilih singgah lebih dir Allah ta’ala pada suatu hari Sutan dahulu di Bandar Barus, dan memperkenalkan Ibrahim berjalan-jalan ka hilir ka tepi laut dalam pada itu maka kelihatan Islam kepada masyarakat setempat. Kemudi- olehnya satu kulit buah banggis yang an dari sana baru ia melanjutkan ke Pasai un- terkupas dengan pisau. Dalam pada itu tuk menyebarkan Islam pula di sana. Dari un- maka terpikir dalam hatinya, “Kalau gkapan terakhir memberi sinyal bahwa Barus bagitu aku rasa ada orang punya kam- pung di mudik kampung ini kalau bagi- merupakan wilayah yang mula-mula mener- tu kita coba cari”. Dalam pada itu maka ima dan didatangi Islam. Kemudian baru ke Sutan Ibrahim pergi cari ka mudik wilayah lain, yaitu ke Perlak atau Pasai.14 sungai itu dalam pada itu maka ber- temu olehnya satu dusun dangan ada Pendapat yang mengatakan bahwa Barus orang dalam itu dusun. Dalam pada yang mula-mula didatangi Islam di Nusantara, itu maka bertanya orang punya dusun yaitu sejak abad ketujuh dan dibawa oleh para itu / kepada Sutan Ibrahim katanya, “Hai tuan-tuan yang lalu dari mana tu- 15 pedagang dari Hadhral Maut Arab, dilihat an-tuan datang kemari atau orang dari mana tuan?” katanya. Dalam pada itu bagian paling ujung yang menjorok ke laut, maka menjawab Sutan Ibrahim katan- secara geografis alam Barus yang terletak di amatlah memungkinkan, kemudian dari sana ya, “Kamu orang mana?” Kata orang dusun itu, “Aku orang negri di sini baru disebar Islam ke daerah-daerah lain, sep- juga”, katanya. Dalam pada itu Sutan erti Peureulak dan Pasai serta kawasan Ban- Ibrahim pun berkata katanya, “ Aku dar Aceh. pun orang negri ini juga”. Dalam pada itu maka Sutan Ibrahim kembali ka Barus pernah menjalankan hukum Allah / hilir ka kampungnya. Kemudian dari syari’at Islam secara penuh. Hal ini seperti ter- pada itu maka orang punya dusun itu pun menghadap kepada rajanya men- ungkap dalam satu teks naskah yang berasal gasih tahu bahasa ada orang datang ka dari keturunan raja-raja Barus: dusunnya lain rupa orang itu, “Tetapi …kemudian daripada itu dangan be- aku lihat bukan orang dari sini tetapi rapa lama antaranya mati pula Tuan aku tanya dia menjawab katanya dia Mualif berganti pula dangan anaknya orang dari sini juga tetapi rasa hatiku bernama Tuan Marah Pangsu. Barapa itu orang barangkali ada bikin tempat lama suda Tuan Marah Pangsu men- dalam rimbo di hilir kampung ini atau jadi raja. Maka datang pula satu orang di muara”. Kemudian daripada Sutan bernama Sutan Ibrahim dari Tarusan Marah Pangsu Raja itu suruh cari masu’ rimbo pada masa itu maka per- 14Dada Meraxa, Sejarah Masuknya Islam …, gi orang mencari ka hilir masu’ rimbo hlm. 16. maka bertemulah satu kampung ba- 15Amir Siahaan dan Rusdin Tanjung, Sejarah haru bersusu’ rupanya. Maka lantas Ringkas Kota Barus-Negeri Tua, Risalah 44 Aulia bertanya kepada orang dalam kam- Allah Dari Hajratul Maut Timur Tengah Kota Ba- pung itu katanya, “siapa yang mem- rus-Kota Basra, Stensilan, 2012. bikin kampung di sini?” maka men-

ADABIYA, Volume 19 No. 1 Februari 2017 8 Barus Dalam Sejarah: Kawasan Percaturan Politik, Agama dan Ekonomi Dunia

jawab Sutan Ibrahim katanya, “Aku”. periode penjajahan Belanda, sesuai dengan Bertanya pula lagi, “siapa tuan punya salah salah satu missi mereka menyebarkan nama mengapa tuan bikin kampung di agama, yaitu Kristen, maka penyebaran agama sini?” katanya. Dalam pada itu maka menjawab pula Sutan Ibrahim katan- ini berlangsung dengan pesat hingga mema- ya, “Aku yang bernama Sutan Ibrahim suki zaman kemerdekaan Republik Indonesia. serta dangan ra’yatku membikin kam- Oleh karenanya hingga masa terakhir ini Islam pung di sini di atas aku punya tanah di Barus dan di sekitarnya di kabupaten Tapan- sendiri”. Dalam pada itu maka utusan pun kembali mengabarkan kepada uli Tengah Islam sudah menjadi minoritas. rajanya bagaimna perkata’an Sutan Ibrahim. Dalam pada itu diperiksa itu perkara dalam pada itu maka sampai itu Sutan Marah. Pangsu Raja marah Barus Dalam Percaturan Agama dan kepada Sutan Ibrahim. [Sutan Ibrahim Sosial Muttakhir mengusulkan kepada Sutan Marah Pangsu untuk mengucapkan sumpah Harus diakui bahwa Barus dalam sejar- tentang kedudukannya sebagai pemi- ahnya yang panjang, pernah menjadikan Is- lik tanah] Dalam pada itu pada bareso’ lam sebagai kekuatan social dan politik yang harinya maka berangkatla itu tuanku Sutan Marah Pangsu ka kota Guguk berwujud kerajaan dan pernah berjaya di membari bersumpah kepada Sutan sana. Oleh karena itu Barus dalam sejarahn- Ibrahim. [Sutan Ibrahim bersumpah ya diidentikkan dengan kerajaan Islam den- dengan menambah bahwa dia ber- gan penduduknya mayoritas muslim. Hanya sama rakyatnya bersedia menerima hukuman Allah jika dia membohong] saja dalam kenyataan terakhir, dengan sebab setelah suda bersumpah perkara pun yang tidak diketahui sudah terbalik 180 dera- habis itu kampung tetaplah dia punya jat. Umat Islam di Barus dalam waktu terakhir kuasa di situ adanya.16 sudah menjadi minoritas dan terus berkurang Sudah pernahnya menerapkan Syari’at jumlahnya, sementara Kristen menjadi ber- Islam di Barus, tentu ini memberi gambaran tambah mayoritas. Menurut keterangan salah bahwa kawasan dan kota pelabuhan ini sudah seorang Camat di KabupatenTapanuli Tengah, pernah dipimpim oleh pemerintahan yang Is- tepatnya camat kecamatan Barus Utara, Ru- lam dan masyarakatnyapun sudah mayoritas dolf Sihotang (beragama Kristen Protestan) Muslim. Sebab, mustahil jika sebaliknya, mis- menyebutkan bahwa di kecamatannya hanya alnya pemerintahnya non-Muslim dan atau 14 kepala keluarga atau dua persen yang mus- masyarakatnya belum Islam, tentu tidaklah lim, dan selebihnya adalah Kristen Katolik dan mungkin terlaksananya dan diberlakukannya Protestan. Di Kabupaten Tapanuli Tengah ter- syari’at Islam di sana. dapat 37 persen Muslim dan 63 persen pen- duduknya beragama Kristen.17 Komunitas Islam malah diprediksi sudah pernah dominan di Barus hingga zaman me- Akan tetapi berbeda dengan keterangan masuki periode penjajahan. Hanya saja pada Camat Kecamatan Barus Utara, menurut sen-

16Daniel Perret dan Heddy Surachman 17Hasil wawancara dengan Rudolf Sihotang, (Penyunting), Barus: Masyarakat… hal. 536-537. Camat Barus Utara, April 2015.

ADABIYA, Volume 19 No. 1 Februari 2017 9 Misri A Muchsin sus penduduk tahun 2010 Sebagian besar pen- ga, walaupun disebut “makam tangga seribu”. duduk Kabupaten Tapanuli Tengah memeluk Tentu tidak mudah bagi seseorang ke sana ka- Agama Kristen dengan total persentase ham- lau belum terbiasa berjalan kaki jauh dan men- pir 57% di mana Kristen Protestan (45,31%) daki gunung. Sering pengunjung hanya mam- dan Kristen Katolik (11,61%), diikuti oleh Ag- pu mendaki 100 anak tangga, atau sepertiga ama Islam (42,71 %), Buddha (0,07 %), Hindu dari keseluruhan anak tangga. Kenyataan de- (0,01 %), Khong Hu Chu (0,001%) dan Agama- mikian menrut informan, terkait erat dengan Agama Kepercayaan lainnya (0,11 %). Agama kondisi tubuh dan kesehatan pengunjung, di Islam di Tapanuli Tengah dianut oleh Suku samping tergantung pula pada niat dan tujuan Mandailing, Suku Melayu, dan Suku Pendatang pengunjung mendatanginya makam tangga antara lain Suku Jawa. Agama Kristen Protes- seribu tersebut. Jikalah ada di antara niatnya tan/Katolik banyak dianut oleh Sebagian Be- salah, misalnya untuk berpacaran ke sana atau sar Suku . Agama Buddha dianut oleh berria-riaan di sana, kebanyakan pengunjung orang-orang yang beretnis Tionghoa. Semen- tersebut sering tidak mencapai makam Sye- tara Agama Hindu banyak dianut oleh Suku- ikh Mahmud yang berada di puncak perbuki- Suku dari Bali.18 tannya. Malah lebih dari itu, karena salah niat dan ria pengunjung, sering mengalami sakit Dari dua keterangan di atas menunjukkan penyakit-penyakit aneh, termasuk kemasu- perbedaan jumlah umat Islam dalam persen- kan, yang kadang terpaksa digotong ke bawah tasenya antara 37 % dan 42,71 %. Kelihatann- untuk mencari pengobatan pada masyarakat ya keterangan camat Barus Utara bahwa per- sekitarnya. bandingan Islam dengan Kristen di Tapanuli Tengah lebih up to date, karena merupakan Anehnya di desa ini yang muslim han- penyampaian data terakhirnya, sementa- ya satu keluarga, yaitu keluarga yang men- ra sensus 2010 sudah berselang waktu lima jaga makam itu sendiri dan tinggal di kaki tahun dan hal ini memberi gambaran juga gunung-perbukitan makam tangga seribu itu bahwa penambahan Kristen dan penurunan sendiri. Berikut adalah seputar Makam Syeikh - Mahmud/ Makam Tangga Seribu/ Makam Pa- bupaten Tapanuli Tengah. pan Tinggi, beserta tangganya setelah dihitung kwantitas umat Islam sangat signifikan di ka tidak mencapai seribu tangga, tapi hanya Satu hal yang mencengangkan jika dicer- 780 tangga. Perbukitan itu sendiri tingginya mati dengan seksama, makam Papan Tinggi menurut satu keterangan adalah 268 m, dan atau yang disebut juga makam Tangga Seribu setinggi itu pula ditata tangga menuju ke pun- adalah makam Syeikh Mahmud, berada di ke- caknya yang di sana terdapat makam Syeikh camatan Barus Utara, tepatnya di desa Pen- Mahmud. Tangga yang dibangun oleh Dinas anggahan. Makam Syeikh Mahmud berada di Kebudayaan dan Pariwisata Sumatra Utara itu puncak gunung dengan ketinggian sekitar 215 lebarnya sekitar 1,20 cm dan berjumlah 780 M dari permukaan laut dan untuk mencapai anak tangganya. Menuju Makam Papan Tinggi makam tersebut harus menaiki 780 anak tang- yang disebut juga dengan makam Tangga Seri- 18 www.id.wikipedia.org

ADABIYA, Volume 19 No. 1 Februari 2017 10 Barus Dalam Sejarah: Kawasan Percaturan Politik, Agama dan Ekonomi Dunia bu dan makam Syeikh Mahmud, yang terletak dikan sebelumnya, bahwa jumlah makam di di puncak satu perbukitan desa Penanggahan, Mahligai dan makam ulama dan orang-orang kecamatan Barus Utara, Kabupaten Tapanuli Muslim kenamaan lainnya sekitar Barus um- Tengah membutuhkan stamina yang tinggi, umnya mencapai ribuan dan malah puluh sebab pendakian di lereng perbukitan terjal, ribuan. Hal ini menandakan di sekitar Barus juga dengan ketinggi yang jarang didapatkan pada masa lalu, khususnya dalam rentang abad di tempat lainnya. Oleh karenanya seseorang 12-17 M telah pernah hidup dan berkembang ke sana membutuhkan stamina dan persiapan masyarakat Islam dengan segala kehebatan yang cukup, termasuk minuman dan makanan dan kebesarannya. Misalnya saja kalaulah rutinnya, untuk menjaga kemungkinan kelela- bukan karena kehebatan dan kebesarannya han dan kehausan. Syeikh Mahmud, manalah mungkin makam atau kuburannya berada dan sanggup dikebu- Pertanyaannya adalah siapa sebenarnya mikan di satu puncak perbukitan yang tinggin- Syeikh Mahmud yang dikebumikan di puncak ya mencapai 215 meter dari permukaan tanah gunung dengan tarikh seperti tertera di nisan- datarannya. Begitu juga dengan batu-batu ni- nya. Seperti informasi lisan yang didapatkan, san yang terdapat di makam / kuburan terse- bahwa kehadiran Syeikh Mahmud dari Arab but umumnya adalah batu nisan infor dari Hadhratul Maut), telah ikut membuka tabir se- India dan paling tidak dari ibu kota kerajaan jarah penyebaran Islam di negeri Barus. Ialah Aceh Darussalam atau Banda Aceh sekarang. yang dianggap raja atau sultan negeri Barus Semua itu membutuh biaya besar dan kes- Mandailing di pantai Barat Sumatera Utara, ungguhan serta kepercayaan masyarakat dan bertarikh 44 Hijriah, dan batu nisannya sudah pimpinanny a di Barus ketika itu untuk mewu- berumur 1400 tahun. judkannya kemewahan dan kemuliaan sehing- Sebenarnya di Barus bukan hanya makam ga berwujud kenyataan historis yang dapat Syeikh Mahmud yang menjadi bukti sejarah disaksiakan hari ini. perkembangan dan kemajuan Islam di negeri tersebut, tetapi masih banyak situs lain, seper- ti makam Mahligai di desa Aek Dakka yang ter- Penutup dapat makam Syeikh Rukunuddin, makam Sy- Berdasarkan paparan di atas dapat di- eikh Zainal Abidin, makam Syeikh Siddiq dan pastikan bahwa Barus pada masa lalu ber- lain-lainnya yang tersebar hamper di seluruh penduduk mayoritas Muslim dan merupakan Barus.Makam-makam ini bagi masyarakat perkampungan dengan pimpinannya juga Barus menganggapnya sebagai makam para Muslim. Pelabuhannya yang diramaikan dan Aulia, yang terkenal dengan makam 44 Aulia. menganut system kehidupan dalam Islam, Berikut gambaran kondisi makam Mahligai, baik tata pergaulan, kepemimpinan dan regu- yang berhasil dikunjungi rombongan penyeli- lasi dalam perdagangan-perekonomian lainn- dikan dari Fakultas Adab dan Humaniora UIN ya tentu menganut yang ada dalam Islam pada Ar-Raniry Banda Aceh beberapa waktu lalu. umumnya. Menurut keterangan dari satu penyeli-

ADABIYA, Volume 19 No. 1 Februari 2017 11 Misri A Muchsin

Dalam realitas historisnya kemudian, Ba- Medan: Pustaka Iskandar Muda, 1961. rus sejak zaman Kolonial Belanda digerogoti Panitia Seminar Internasional Hamzah Fansu- oleh Kristenisasi, dan realitas demikian ber- ri, Keputusan Seminar. Singkil: Pemda Sin- langsung hingga zaman kemerdekaan RI. Dari gkil, 2002. kenyataan yang demikian itulah Barus dan sekitarnya di Tapanuli Tengah pada masa mut- Wajah Aceh Dalam Lin- takhir berwujud sebagai Muslim minoritas. tasan Sejarah. Banda Aceh: Pusat Doku- Teuku Ibrahim Alfian, mentasi dan Informasi Aceh, 1999.

Tun Seri Lanang, Sulalat al-Salatin, Muham- Daftar Kepustakaan mad Haji Salleh alih bahasa. Kuala Lum- pur: Yayasan Karyawan & DBP, 1997.

Amir Siahaan dan Rusdin Tanjung, Sejarah www.id.wikipedia.org Ringkas Kota Barus-Negeri Tua, Risalah Yusni Saby, “Hamzah Fansuri Aset Nusantara”, 44 Aulia Allah Dari Hajratul Maut Timur Makalah, (Singkil: Panitian Seminar Inter- Tengah Kota Barus-Kota Basra, Stensilan, nasional Hamzah Fansuri, 16-18- Janu- 2012. siari 2002. Claude Guilliot et al., Barus Seribu Tahun yang lalu. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional Forum Jakarta-Paris, 2008.

Dada Meraxa, Sejarah Masuknya Islam ke Ban- dar Barus Sumatera Utara. Medan: Saster- awan, 1973.

Daniel Perret dan Heddy Surachman (Penyunt- ing), Barus: Masyarakat dan Hubungan Luar (Abad ke-12-Pertengahan Abad ke- 17. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2015.

Wawancara dengan Rudolf Sihotang, Camat Barus Utara, April 2015.

Irini Dewi Wanti dkk., Barus: Sejarah Maritim dan Peninggalannya di Sumatera Utara. Banda Aceh: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional, 2006.

M. Zainuddin, Tarikh Aceh dan Nusantara.

ADABIYA, Volume 19 No. 1 Februari 2017 12