HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, Vol. I, No. 2 (April 2018)

KIPRAH PANGERAN MOHAMAD NOOR DALAM DINAMIKA POLITIK INDONESIA (1945-1967)

Helius Sjamsuddin Departemen Pendidikan Sejarah,FIPS, UPI [email protected]

Abstract: This article intends to discuss about P.M. Noor’s role in history of Indonesia. P.M. Noor had aristocratic blood since he held the title of Prince; he was also a technocrat because he was an engineer; a bureaucrat because he served as the first governor of Kalimantan (1945-1950), as Vice Minister of Transport (1945-1946), and as Minister of Public Works and Power (1950-1959); a politician due to his positions as a member of the Volksraad (in two terms 1931-1939) in colonial times, member of BPUPKI during pre-Proclamation, member of DPRS-RI (1950-1956), and members of DPA. As one of the members of BPUPKI and PPKI who established Indonesia, as well as a person who involved in independence revolution battles through MN-1001 troops, he is also deserved to be called as founding father. As a leader, he was a statesman who thought a lot about state welfare through development projects, such as Barito River Authority.

Abstrak: Artikel ini membahas mengenai peran dari P.M. Noor dalam sejarah Indonesia sebagai anggota Volksraad (dalam dua masa jabatan 1931-1939) dalam masa kolonial, anggota BPUPKI pada masa pra-Proklamasi, gubemur pertama Kalimantan (1945-1950), Wakil Menteri Perhubungan (1945-1946), Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga (1950-1959); anggota DPRS-RI (1950-1956), dan anggota DPA. P.M. Noor ikut mendirikan Negara Kesatuan Republik lndonesia, serta sebagai yang orang yang peran dalam perang kemerdekaan / revolusi kemerdekaan, ia pun disebut sebagai sebagai bapak bangsa (founding father). Sebagai pemimpin, ia juga seorang negarawan yang memikirkan kesejahteraan negara melalui proyek-proyek pembangunannya, seperti Proyek Sungai Barito..

Kata Kunci: Pangeran Mohamad Noor, kemerdekaan, BPUPKI, MN-1001, Proyek Sungai Barito

PENDAHULUAN sama, tidak lain adalah lr. Pangeran Mohamad Noor, Pada tanggal 10 Juli 1945, Ketua Sidang Badan sebagai wakil Kalimantan. la juga pernah mewakili Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan ‘Borneo’ dalam Volksraad antara tahun 1931-1939 (BPUPKI), Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat, (Zuhri, ed.,1981: 25). sebelum acara sidang dimulai yang membahas Tuan Mohammad Noor, yang kemudian bentuk negara yang akan didirikan, terlebih dahulu disebut dengan P.M. Noor, menjadi salah seorang ia memperkenalkan enam anggota baru sebagai dari 62 anggota BPUPKI, dan kemudian menjadi tambahan pada 62 anggota BPUPKI yang sudah salah satu dari 25 anggota Panitia Persiapan ada. la menyebut nama-nama dan mempersilakan Kemerdekaan lndanesia (PPKI). Ia tercatat dalam masing-masing berdiri di tempat sambil sejarah pembentukan negara nasional lndonesia memperkenalkan diri. Di antara keenam anggota modem sebagai ‘pendiri bangsa’ atau ‘bapak bangsa’ baru itu disebutkan namanya, Tuan Mohammad (founding fathers). Mengambil analogi sejarah Noor (Yamin, 1959: 145; Cf. Risalah Sidang modern Amerika, mereka yang ikut menandatangani BPUPKI, 1995: 86). Kemudian dalam sidang yang The First Continenfal Congress (1774), Declaration sama, Radjiman dalam pembentukan panitia yang of lndependence (1776), The American Revolution akan merancang ‘pembelaan tanah air’ menyebut / The War of American lndependence (1775-1783), nama 22 orang anggota, di antaranya nama ‘Mohd. dan Constitutianal Convention (1787), (Williams, et Noor’ (Yamin, 1959: 251-252.). Tuan Mohammad al, 1962: 137-160; Leon, 1969: 89-90) lazim disebut Noor. atau tertulis ‘Mohd. Noor’, dalam buku ‘founding fathers’, ‘nenek rnoyang’ atau ‘para pendiri Naskah Persiapan Undang-undang Dasar 1945 dari bangsa’. Selama Republik lndonesia hasil Proklamasi Prof. Mr. H. Muh. Yamin (1959) adalah orang yang 1945 tegak berdiri sebagai negara-bangsa (nation- state), para anggota BPUPKI dan PPKI, termasuk

1 Helius Sjamsuddin Kiprah Pangeran Mohamad Noor dalam Dinamtka Politik Indonesia (1945-1967)

juga mereka yang mengorbankan jiwa dan raga Sebagai anggota-anggota BPUPKI, mereka baru untuk mempertahankan keutuhan negara dan saja menyelesaikan penyusunan Undang Undang bangsa pada awal-awal kemerdekaan adalah para Dasar dengan Mukaddimahnya. Malam itu juga di founding fathers kita. P.M. Noor adalah termasuk di Banjarmasin diadakan rapat umum di bioskop Rex dalamnya, sejarah tidak bisa menghapus itu. (nama kemudian Ria) “yang dihadiri penuh sesak Selagi menjadi anggota BPUPKI, ada suatu dengan rakyat yang datang dari seluruh pelosok peristiwa dalam pengalaman hidup P.M. Noor Kalimantan. yang berpengaruh terhadap perjuangan dan Waktu memasuki gedung rapat saya (P.M. pengabdiannya di kemudian hari. la menyebutnya Noor) sudah dapat merasakan, bahwa Operation ‘Operation Kalimantan’. Pada suatu waktu, tanggal Kalimantan sudah mencapai sukses. Hanya dengan persis tidak disebut tapi setelah penyusunan melihat wajah Bung Hatta semangat rakyat sudah Undang-undang Dasar berserta Mukkadimahnya meluap-luap.” Ketika rapat baru akan dimulai, sirine selesai tanggal 16 Juli 1945. Dalam suasana serba berbunyi tanda bahaya. Rupanya Balikpapan sedang rahasia, P.M. Noor dengan berbekal pakaian untuk dibom Sekutu. Rapat bubar. Tapi setelah tanda ‘semua seminggu diminta datang ke Surabaya untuk aman’ (all clear), rakyat yang masih berkerumun di menemui salah seorang pemimpin lndonesia di halaman di depan tempat kedua mereka menginap, Hotel Oranje. Ternyata yang ditemuinya Bung sempat mendapat sedikit wejangan dari Bung Hatta Hatta. Hatta mengajak P.M. Noor ke Banjarmasin. dalam ‘suasana agak kegelap-gelapan, tetapi sangat Dengan pesawat angkut angkatan laut Jepang memuaskan rakyat. Rakyat Kalimantan di belakang mereka terbang ke Banjarmasin. Di luar dugaannya R.I.’ (Zuhri, ed., 1981: 48). Pagi harinya mereka di pesawat itu ada Panglima Tertinggi Angkatan juga harus mencari perlindungan di Gubernuran Laut Jepang untuk Asia Tenggara, Admiral Shibata. karena Banjarmasin dibom. Setelah semua aman, Penerbangan yang seharusnya dapat ditempuh satu ada pembagian tugas di antara kedua pelaksana jam, malah terbang berputar-putar beberapa lama Operation Kalimantan. P.M. Noor bertemu dengan di atas laut di selatan Sampit. Menurut seorang juru pemimpin-pemimpin/wakil-wakil rakyat di bicara Jepang sambil berbisik padanya, pesawat Balai Kota. Sesudah pertemuan seiesai P.M. Noor dilarang mendarat karena lapangan terbang berkeyakinan bahwa mission-Hatta ke Banjarmasin Banjarmasin sedang dibom pesawat pembom 828 mencapai sukses yang diharapkan. Rakyat di Sekutu. lni membuat Operation Kalimantan sungguh Kalimantan akan berdiri sepenuhnya di belakang menegangkan, tulis P.M. Noor. Dibayangkan kalau Negara Republik lndonesia yang akan dibentuk pesawat-pesawat pemburu sekutu mengetahui (Zuhri, ed., 1981:49). posisi mereka, bahwa di dalam pesawat mereka ada Rupanya, Operation Kalimantan yang berbahaya seorang Panglima Tertinggi Angkatan Laut Jepang itu mengajarkan P.M. Noor dalam masa Perang (bukan dua anggota BPUPKI yang sedangkan Kemerdekaan nanti untuk melakukan ‘clandestine menyiapkan kemerdekaan lndonesia), pesawat operation’ serupa tapi tidak sama. Sebagai Gubemur mereka pasti ditembak jatuh. “Syukur alhamdulillah, Kalimantan pertama ia mengirim infiltran-infiltran Tuhan Yang Maha Esa metindungi perjuangan bersenjata ke Kalimantan dari Yogyakarta lewat kemerdekaan bangsa lndonesia, Bung Hatta pelabuhan-pelabuhan Tegal, Gresik, Tuban dan terhindar dan marabahaya”. Setelah pemboman Purbolinggo. Lebih daripada ini, rupanya ada yang selesai pesawat B28 terbang pergi, baru pesawat lebih berkesan baginya ketika ia bersama Bung mereka bisa mendarat dengan selamat di sebuah Hatta dalam perjalanan darilapangan terbang dekat lapangan terbang dekat Pelaihari. Dengan lega Pelaihari ke Banjarmasin yang berjarak kurang bersyukur, P.M. Noor mengutarakan perasaannya lebih 60 km. DaIam perjalanan itu mereka melihat bahwa mereka baru saja ‘lolos dari lobang jarum’ suatu daerah padang alang-alang yang luasnya (Zuhri, ed., 1981: 46-49). sejauh-jauh mata memandang. Ucapan dan saran Benar, tujuan perjalanan Bung Hatta dan Bung Hatta menggugah P.M. Noor sebagaimana P.M. Noor ke Banjarmasin adalah dalam rangka diakuinya dalam tulisannya: menyiapkan kemerdekaan Republik tndonesia.

2 HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, Vol. I, No. 2 (April 2018) “Spontan Bung Hatta meminta kepada saya Jakarta), Gusti Didi Noor (lahir dan meninggal di untuk memanfaatkan pengetahuan dan Jakarta), Gusti Hidayat Noor (Drs.), Gusti Arifin pengalaman saya sebagai seorang insinyur Noor, Gusti Suriansyah Noor (lr.), dan Gusti Adi irigasi untuk menjadikan padang alang-alang Darmansyah Noor (Zuhri, ed., 1981: 21). itu sawah-sawah yang subur. Lupa perang, Ayah M. Noor, yaitu Pangeran Mohamad Ali lupa pemboman, hanya pembangunan yang adalah seorang kiai tapi bukan dalam pengertian diperhatikan! Sejak saat itulah berkembang sebutan Kiai dalam keagamaan seperti di Jawa. Di ide cita-cita ke arah suatu konsepsi untuk Kalimantan sebutan itu untuk jabatan kepala daerah pembangunan Kalimantan (tentunya lndonesia dalam hai ini kepala distrik. Karena tuntutan tugas seluruhnya)” (Zuhri, ed., 1981: 48). ayahnya acapkali berpindah tempat yang biasanya selalu diikuti seluruh keluarga. Di antaranya pada lde-ide dan konsep-konsep itu yang kelak masa kecilnya ikut pindah ke Kota Baru, Pulau Laut. dikembangkannya antara lain dalam Proyek Sungai Pemandangan laut lepas membuat hatinya lapang dan Barito (Barito River Authority). Bukan semata-mata menyintai keindahan. Ketika di HIS Banjarmasin, karena itu, mimpi dan imajinasinya pada masa kecil ayahnya bertugas di Pantai Hambawang, rebuah ketika melihat kehidupan rakyat kecil yang melarat tempat kecil antara Amuntai dan Barabai dan pada turut memberi warna dalam ide-ide pemikirannya. hari-hari libur ia pulang ke Pantai Harnbawang dengan menggunakan jukung, atau sepeda, atau PEMBAHASAN kuda ayahnya (Zuhri,ed.1981:22-23). Meskipun P.M. Noor berasal dari kalangan Lingkungan, Keluarga, Pendidikan, Karir Kerja bangsawan, pada masa kecilnya yang selalu dan Politik mengikuti kedua orang tuanya, ia mendapat Mohamad Noor lahir tanggal 24 Juni 1901 pendidikan informal membaur bergaul dengan di Martapura, kota yang pemah menjadi ibukota anak-anak dari kalangan rakyat jelata. Sebagimana Kesultanan Banjar di masa-masa jayanya. Gusti M. anak-anak yang lahir dan besar dari budaya sungai, Noor berasal dan kalangan aristokrat Banjar, ayahnya ia juga mandi, berenang, menyelam dan berjukung. bemama Pangeran Ali dan ibunya Ratu lntan binti Dalam proses pertumbuhan dan pergaulannya Pangeran Kesuma Giri. Dari silsilah keluarga masih dengan anak-anak dari kalangan rakyat biasa, ia dapat dirunut kaitan kekerabatannya ke atas dengan juga menyaksikan peri kehidupan mereka yang Sultan Adam, dan tokoh-tokoh terkemuka lain sederhana kalau bukan sama sekali tidak sejahtera dalam sejarah Banjar seperti Panembahan Antasari sebagaimana terdapat di wilayah-wilayah lain dari dan Sultan Hidayatullah (ll) (Zuhri, ed., 1981 :21). sebuah negeri jajahan, Seperti adat yang berlaku di kalangan bangsawan, Dari sinilah sifat-sifat sederhana, populis, melalui suatu upacara tertentu, Gusti M. Noor pemihakan kepada rakyat kecil diperolehnya. Kelak diberikan gelar Pangeran menggantikan gelar Gusti. kenangan masa kecilnya ini selalu membayang ketika Tapi kelak ia lebih menyukai gelarnya itu disingkat ia telah mendapat gelar pendidikan formal sebagai P. untuk Pangeran sehingga namanya biasa ditulis insinyur. la bertekad dengan kecerdasan dan ilmu P.M. Noor. yang dimilikinya, kedudukan yang dijabatnya, akan P.M. Noor menikah dengan Gusti Aminah berusaha memperbaiki dan mensejahterakan rakyat binti Gusti Mohamad Abi pada awal-awal tahun banyak. mimpi, imajinasi, motivasi untuk berbuat 1920an. Dari istri tercinta satu-satunya inilah banyak bagi orang banyak rnerupakan penggerak mendapat 11 orang anak semuanya putra (lima utama (prime mover) segala tindakannya ketika ia di antaranya meninggal): Gusti Mansyuri Noor dalam jabatan yang dipegangnya berkesempatan (meninggal dewasa), Gusti Rizali Noor (Drg.), untuk melakukan itu semua. Gusti Mazini Noor (lahir dan meninggal di Tegal), Sambil mengikuti pendidikan formal di Sekolah Gusti Rusli Noor (M.A., pemah menjadi Duta Besar Rakyat di Amuntai tahun 1911, ia juga mendapat di Denmark), Gusti (lahir dan meninggal di Tegal), pendidikan agama lslam sebagaimana umumnya Gusti Darmawan Noor (lahir dan meninggal di anak-anak Banjar ketika itu. Dasar-dasar religiusnya

3 Helius Sjamsuddin Kiprah Pangeran Mohamad Noor dalam Dinamtka Politik Indonesia (1945-1967)

sudah tertanam meskipun kemudian ia mendapat Sesudah Proklamasi 1945, P.M. Noor diangkat pada pendidikan Barat sejak dari Hollandsch-lnlandsche jabatan-jabatan kenegaraan dan politik. Antara School (HIS) di Banjarmasin tahun 1917, Hoogere 1945-1950 menjadi Gubernur pertama Kalimantan, Burgerschool (HBS) di Surabaya tahun 1923 dan semula berkedudukan di Jakarta kemudian Technichse Hoogeschool (THS) di Bandung tahun pindah ke Yogyakarta, merangkap anggota Dewan 1927. Ketika di HBS, bundanya, Ratu Aminah, wafat Pertimbangan Agung (DPA) RI. Bersamaan dengan dan baginya ini merupakan pukulan yang berat. itu antara 1945-1946 diangkat sebagai Wakil Setamat di HBS Surabaya tahun 1923, ia Menteri Perhubungan dan Pekerjaaan Umum melanjutkan studinya ke THS Bandung. Di THS dalam Kabinet Presidentil l. Kemudian antara 1950- ia bertemu dan berkenalan dengan Soekamo. Usia 1956, menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat mereka hampir sebaya, meskipun Soekamo lebih Sementara (DPRS); antara 1956-1959, menjadi tua 18 hari darinya (lahir 6 Juni 1901). P.M. Noor Menteri Pekeriaan Umum dan Tenaga dalam aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota Jong Kabinet Ali Sastromidjojo ll dan Kabinet Karya. lslamieten Bond (JlB) tahun 1925. Terbawa oleh (Zuhri, ed. 1981: 24-25). lingkungan studi, pergaulan dengan Soekarno Dalam Pemerintahan Orde Lama P.M. Noor dan pemuda-pemuda pergerakan, ia sudah biasa tidak menjabat apa-apa antara 1959-1969. Baru ikut diskusi, pidato dan debat-debat politik yang pada pemerintahan Orde Baru ia menjabat sebagai membahas isu-isu kemerdekaan, kesejahteraan anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) antara rakyat dari sebuah bangsa yang sedang diialah. 1968-1973); merangkap sebagai anggota DPR/MPR Meskipun ikut dalam kegiatan-kegiatan ekstra ini, Rl antara 1971-1977 hasil Pemilu 1971 mewakili P.M. Noor akhirnya dapat menyelesaikan studinya daerah pemilihan Kalimantan Selatan; anggota sebagai insinyur tahun 1927, sarjana teknik pertama DPR/MPR Rl hasil Pemilu 1977, mewakili Golkar, asal Kalimantan (Zuhri, ed.1981: 24). daerah pemilihan Kalimantan Selatan (Zuhri, ed., Sesuai dengan pendidikannya sebagai sarjana 1981: 32). teknik sipil dengan keahlian khusus pengairan, ia Atas semua jasa perjuangan dan pengabdiannya mulai menapak karirya. Sejak 1 Juli 1927 ia diangkat kepada Nusa dan Bangsa lr. PM. Noor menerima sebagai lnsinyur Sipil pada Departement Verkeer Piagam Tanda Kehormatan No. 1097/II/73 tanggal & Waterstaat (Perhubungan dan Pengairan) yang 8 Agustus 1973 dari Presiden Rl Jenderal Suharto, ditempatkan di Tegal, pada lrrigatie Afd. Brantas Anugrah Tanda Kehormatan Bintang Mahaputra (1927-1929); kemudian ditempatkan di Malang Utama (III). masih pada lnigatie Afd. Brantas (1929-1931); Dari luar negeri pada tanggal 19 Juni l971 di pindah ke Batavia (1931-1933) pada Departement Jakarta lr. P.M. Noor menerima tanda penghargaan Burgerlijke Openbare Werken (BOW). Antara dari Yayasan Dr. Yose Rizal Manila. Sebagai seorang 1931 - 1939 ia terpilih sebagai anggota Volksraad Muslim yang taat, pada tahun 1950an P.M. Noor mewakili Kalimantan (dua masa jabatan). Dalam berkesempatan menunaikan ibadah haji, kebetulan kedudukan itu antara 1933-1936, ia ditempatkan waktunya bersamaan dengan Presiden Rl, Soekarno, di Banjarmasin, pada Departement B.O.W. Antara yang juga menunaikan Rukun lslam yang kelima. 1936-1937 diangkat sebagai Gedetegeerde Volksraad (Zuhri, ed., 1981: 35). di Batavia; 1937-1939 ditempatkan di Bandung pada Departement Verkeer & Waterstaaf; antara Pilihan antara Unitarisme atau Federalisme 1939-1941 ditempatkan di Lumajang pada lrrigatie Ketika kemerdekaan yang akan datang sedang Afd. Bekalen-Sampean; dan antara 1941-1942 dirancang, para pendiri bangsa sebagai wakil- ditempatkan di Banyuwangi pada lrrigatie Afd. wakil rakyat lndonesia dari berbagai pulau yang Bekalen-Sampean. Pada masa pendudukan Jepang, duduk dalam BPUPKI membahas beniuk-bentuk antara 1942-1945, ia ditempatkan di Bondowoso, negara yang dicita-citakan kemerdekaan indonesia. sebagai Kepala lrigasi, Afd. Bekalen-Sampean. Sebelum P.M. Noor ikut menjadi anggota tanggal (Zuhri, ed., 1981 24-25). Selanjutnya, menjelang 10 Juli 1945, pada tanggal 29 Mei 1945, Mr. kemerdekaan, P.M. Noor menjadi anggota BPUPKI.

4 HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, Vol. I, No. 2 (April 2018) Muharnmad Yamin selaku salah seorang anggota dengan sebutan Hindia-Beranda (Nederlandsch- BPUPKI, misalnya, menulis dalam pidatonya Indies). Semuanya ditempatkan di bawah sebutan tentang penolakannya terhadap beberapa faham contra diction terminis Pax Nerlandica (Damai kenegaraan seperti federalisme (persekutuan), dalam Lingkungan Belanda), di mana pemerintah feodalisme (susunan lama), monarchie (kepala Belanda di Den Haag memerintah Hindia-Belanda negara berturunan), liberalisme, autokrasi dan melalui Gubemur Jendralnya. Pada gilirannya, birokrasi, serta demokrasi Barat. Menurutnya, dari pusat pemerintahannya di Batavia, Gubernur ‘Negara Republik lndonesia’ yang akan didirikan Jendral memerintah wilayah Hindia-Belanda secara adalah suatu negara kebangsaan (etat nasional) yang sentralistis. Wilayah ini secara historis merupakan merdeka dan berdaulat penuh (Yamin, 1959: 99). wilayah Nusantara yang terdapat sejumlah besar Begitu pula lr. Soekarno dalam pidatonya tanggal 1 kerajaan-kerajaan besar atau kecil dari ratusan Juni 1945 di forum yang sama (kelak dikenal dengan etnis dan budaya. Wilayah inilah yang menjelma pidato hari lahimya Pancasila) menegaskan kembali menjadi satu wilayah kolonial Belanda yang disebut bahwa akan didirikan sebuah ‘Negara Kebangsaan Hindia-Betanda. Situasi dan kondisi semacam ini lndonesia (nationale staat)’ (Yamin, 1959: 69) berlangsung sampai dengan Hindia-Belanda jatuh Kemudian lr. Soekarno dalam sidang pleno ke tangan Jepang pada tahun 1942. BPUPKI tanggal 10 Juli 1945, selaku ketua Panitia Menjelang pemerintah kolonial Belanda Kecil telah mengelompokkan usul-usul yang menyerah pada Jepang, pada bulan Maret 1942, masuk. Dari sembilan kelompok, satu di antaranya Dr. H.J. van Mook beserta pejabat-pejabat tentang isu perjuangan Republik lndonesia ketika Belanda lainnya menyelamatkan diri ke Brisbane, memproklamasikan kemerdekaan lndonesia Australia. Van Mook ini akan memegang peran dan menetapkan delapan Provinsi yang berasal penting dalam perkembangan sejarah lndonesia dari Hindia Belanda dahulu. Sebenarnya secara setelah berakhirnya Perang Dunia II nanti. Di kota konseptual-politis, federalisme semula adalah Brisbane dibentuk sebuah Pemerintah Sementara sebuah filsafat politik di mana sebuah kelompok Hindia Belanda. (serupa halnya ketika Ratu Belanda (group) anggota-anggotanya diikat bersama (bound Wilhelmina terpaksa meninggalkan Negeri Belanda together) (Latin: foedus, covenant) di bawah sebuah dan membentuk Pemerintah Belanda di pengasingan kepala perwakilan pemerintahan (a governing London, lnggris, ketika negerinya diduduki Nazi representative head). lstilah federalisme dapat juga Jerman). Tugas Pemerintah Sementara Hindia untuk menggambarkan sebuah sistem pemerintahan Belanda di Brisbane ialah memonitor perkembangan di mana kedaulatan secara konstitusional dibagi jajahannya lndonesia selama pendudukan Jepang antara sebuah otoritas sentral dan unit-unit politik dan melaporkannya pada pemerintah pelarian peserta (constituent potitical units, seperti negara- Belanda di London (Agung, 1995: 6-7). negara bagian atau provinsi). Federalisme adalah Pasca Perang Dunia II, Kalimantan dan Timur sebuah sistem di mana kekuasaan untuk memerintah Besar (Groote Oost), kecuali Bali, diduduki tentara dibagi bersama (shared) di antara pemerintah Australia di bawah pimpinan jenderal Sir Thomas nasional (the national) dan pemerintah-pemerintah A. Blamey yang bermarkas besar di Morotai. lni negara-negara bagian (state government), merupakan bagian dari tugas yang dibebankan oleh rnenciptakan apa yang acapkali disebut federasi Pimpinan Panglima Tertinggi Tentara Sekutu, Lord (federation). Para pesertanya (proponents) acapkali Mountbatten, yang berkedudukan di Singapura. Jika disebut federalis-federalis (federalists). di Jawa tentara Sekutu (lnggris) di bawah kcmando Jenderal Phllips Christison sejak September mendarat di Jakarta, maka pada bulan yang Proyek Negara Borneo sama tentara Australia mendarat di Banjarmasin Sebelum Perang Dunia ll, seluruh wilayah di di bawah komando kolonel Rabson tanggal 17 Nusantara satu demi satu dltundukkan Belanda September 1945. Bedanya jika di Jawa, lnggris pada untuk kemudian dijadikan wilayah jajahannya awal-awalnya tanpa diboncengi Netherlands lndies

5 Helius Sjamsuddin Kiprah Pangeran Mohamad Noor dalam Dinamtka Politik Indonesia (1945-1967)

Civil Administration (NICA), di Kalimantan tentara ‘federasi’ ini dapat ditemukan dalam bentuk Australia langsung diboncengi NICA. Karena ini ‘kerajaan-kerajaan’ tradisional pada masa pra- pula antara lain membuat perjalanan sejarah di kolonial dan telah mereka manfaatkan semasa kedua daerah itu berbeda. (Agung, 1985: 52-53; Belanda berkuasa dalam bentuk modifikasi Agung, 1995: 6-7; Basry, 2003: 34). landschap atau zelfbestuur. Dengan mengikuti tentara Australia, van Mook Dalam rangka merealisasikan rencana besar bersama-sama opsir-opsir NICA ikut didalamnya. (grand design) Belanda untuk menjadikan bekas Tugas tentara Australia di Kalimantan, seperti halnya wilayah Hindia-Belanda dahulu sebagai sebuah dengan di lndonesia bagian Timur, melucuti tentara negara federal, van Mook berhasil menghadirkan Jepang, dan mengembalikan tawanan-tawanan utusan-utusan Pemerintah Rl ke meja perundingan. itu ke tanah air mereka. Sementara itu dengan Mula-mula di Hooge Veluwe, Negeri Belanda. alasan membantu tentara Australia memulihkan Perundingan berlangsung 14-21 April 1946, tapi pemerintahan sipil, dan menjaga ketertiban dan gagal. Delegasi Indonesia minta dengan tegas keamanan di wilayah yang menjadi tanggung Belanda mengakui de facto kekuasaan Republik jawab tentara Australia, NICA mulai menjalankan lndonesia atas Jawa, Madura, dan Sumatra. Akan tugas berselubungnya mengembalikan kekuasaan tetapi Belanda hanya mau mengakui Rl yang pemerintah kolonial Hindia-Belanda (Agung, 1985: diprorlamasikan 17 Agustus 1945 hanya terbatas di 52-53). Pada tanggal 1 Oktober 1945, Jendral Sir pulau Jawa dan Madura saja. (Agung, 1995: 81-86). Thomas A. Blamey mengeluarkan ‘proklamasi’ yang Kemudian van Mook menyelenggarakan ditujukan kepada segenap penduduk Timor, Selebes, Konperensi Malino tanggal 16 Juli 1946. Sebelumnya Borneo, Residensi, Ternate, Afdeling Amboina, van Mook pada tanggal I Juli 1946 mengeluarkan pulau Kei, Aru dan Tanimbar, Nieuw Guinea Surat Keputusan No. 4 tentang pembentukan suatu (Papua) mengenai penyerahan dan penempatan Komisariat Pemerintahan Umum untuk Timur pulau-pulau tersebut di bawah undang-undang Besar (Groote Oost, termasuk pulau-pulau Sulawesi, Belanda dan dilaksanakan oleh tentara NICA yang Sunda Kecil, juga Papua) dan Borneo. Komisariat telah berada di pulau-pulau tersebut. Hanya NlCA ini mempunyai wewenang yurisdiksi atas wilayah baru mengumumkannya di Kalimantan tangga! Timur Besar dan Borneo. Adapun tugasnya antara 24 Oktober 1945. Rupanya Belanda menunda lain: pengumuman itu sambil menunggu saat yang tepat 1. Mempelajari dan mempersiapkan ketika mereka rnerasa telah mapan kedudukannya pembangunan ketatanegaraan di Borneo dan di situ (Basry, 2003: 15-16). Timur Besar (lndonesia bagian timur); Belanda ingin kembali berkuasa seperti semula 2. Membantu Gubernur Jenderal dalam di wilayah jajahannya Hindia-Belanda dulu. Hanya pelaksanaan wewenang pemerintahan di Belanda menghadapi realitas sejarah tidak dapat wilayah Borneo dan Timur Besar sesuai dengan lagi kembali seperti semula untuk memerlntah peraturan-peraturan dan petunjuk yang jajahannya secara sentralistis. Maka melalui van diberikan kepadanya; Mook digunakan strategi dan taktik lain. Jika 3. Menjalankan wewenang Gubernur untuk lndonesia rnerdeka, susunan ketatanegaran harus wilayah Borneo dan Timur Besar, di dalamnya dibuat sedemikian rupa sehlngga kepentingan- termasuk juga untuk melimpahkan beberapa kepentingan kolonial mereka masih terwakili. wewenang Gubernur kepada Residen-residen Belanda menginginkan lndonesia dibentuk dalam di wilayah tersebut. (Agung, 1985: 98-99). struktur ketatanegaraan berdasarkan federasi di Sementara itu, sehari sebelum Konperensi mana pengaruh Belanda di Jawa menjadi sangat Malino dimulai, 15 Juli serah-terima wewenang kecil sedangkan di luar Jawa yang biasd disebut dan kekuasaan Tentara Sekutu (Australia) di daerah-daerah seberang (Buiten Gewesfen) sangat seluruh wilayah timur Besar dan Borneo ke tangan kuat (Agung, 1995: 44). Pilihan mereka terakhir pemerintah Belanda. ialah memerintah melalui bentuk federasi. Potensi Konperensi Malino menghadirkan semua wakil daerah kecuali dari Republik lndonesia. Dari

6 HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, Vol. I, No. 2 (April 2018) Kalimantan datang utusan-utusan Kalimantan dan Timur Besar (Groote Oost). Yang terakhir ini Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dari kemudian menjadi Negara lndonesia Timur (terdiri Bangka/Belitung, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, atas Sulawesi, Maluku, Papua, dan Sunda Kecil) Sulawesi Selatan, Sangihe/Talaud, Maluku Utara, pada tanggal 24 Desember 1946, (Agung, 1985: 122- Maluku Selatan, Papua, Tanimbar, Kepulauan 179) Keidan Aru, Kepulauan Barat Daya, Bali, Lombok, Belanda hanya mengakui de facto wilayah Sumbawa, Sumba, Flores dan Timor. (Agung, 1983: Republik lndonesia dipulau Jawa (termasuk Madura) 100-102, 167) dan pulau Sumatra saja (empat provinsi), sedangkan Dalam pidato pembukaannya, van Mook wilayah atau pulau-pulau di luar itu tidak. Bagi para mengajak daerah-daerah di luar Jawa dan Madura politisi selain pengakuan de facto juga berarti de jure. untuk membentuk ketatanegaraan dan ketertiban Akan tetapi bagi pihak militer dan pejuang-pejuang hukum baru bersama dengan pemerintah Belanda. kemerdekaan Republik Kesatuan Persetujuan Menurutnya ada dua pilihan: sistem negara Linggajati berarti kemunduran. Belanda menghapus kesatuan dan sistem federal. Negara kesatuan empat wilayah provinsi Republik lndonesia memang murah dan tidak menuntut tenaga yang lain seperti Borneo (Kalimantan), Selebes pimpinan yang banyak seperti negara berbentuk (Sulawesi), Sunda Kecil (Bali dan Nusa Tenggara), federasi. Akan tetapi negara kesatuan mengandung dan Maluku (Nasution, 1978, 5; 63-64). Selanjutnya bahaya bahwa satu bagian yang dominan akan Belanda dan Rl akan mernbentuk bersama negara menguasai keseluruhannya. Oleh sebab itu dalam berdaulat, demokrasi dan berdasarkan perserikatan negara kesatuan ada ancaman perpecahan. Tetapi yang dinamakan NIS (Negara lndonesia Serikat). dalam negara yang berbentuk federasi ancaman NIS akan terdiri atas negara-negara bagian yaitu perpecahan semacam itu dapat dihindari karena Republik lndonesia, Borneo, dan Timur Besar setiap negara bagian dapat mengurus dirinya (Indonesia Timur) (Nasution, 1978, 5; 64). sendiri tanpa ada dominasi dari kelompok dominan Setelah Malino, van Mook melanjutkan lagi tertentu. Oleh sebab itu pemerintah Belanda tidak konperensi berikutnya di Denpasar antara tanggal dapat menerima sistem negara kesatuan melainkan 18 Desember-24 Desember 1946. Gagasannya sistem negara federal. (Agung, 1993: 167-168) di Konperensi Malino tentang untung-ruginya Konferensi Malino memutuskan pembentukan negara kesatuan (unitarisme) dibandingkan dengan suatu federasi yang wilayahnya meliputi Hindia- federalisme dilanjutkan kembali oleh van Mook Belanda sebelum perang dunia. Negara itu disebut dalam Konperensi Denpasar. Van Mook kembali Negara lndonesia Serikat yang terdiri atas Jawa, mengunggulkan Negara federal. Memang sejak Sumatra, Timur Besar (Groote Oost), dan Borneo. Di 21 Desember 1945, federasi sudah menjadi pokok dalam negara-negara bagian itu akan dilaksanakan pendirian pemerintah Belanda juga. Sehubungan desentralisasi pemerintahan dalam wujud daerah dengan itu maka pada akhir Konperensi di Denpasar otonomisesuai dengan keinginan masing-masing itu terbentuklah apa yang disebut Negara lndonesia etnis (Agung, 1995:113-114). Timur (NIT). Wilayahnya apa yang termasuk Setelah Konperensi Malino, Belanda melanjut Groote Oost pada jaman pemerintah kolonial dengan perundingan Linggajati tanggal 11 Belanda sebetum Perang Dunia II (Agung, 1985: November 1946. Dalam Perundingan ini pemerintah 114; 122-179) Sementara itu van Mook berhasil Belanda mengakui kenyataan kekuasan de facto juga membentuk negara-negara di Pasundan, Jawa pemerintah Republik lndohesia atas Jawa, Madura, Timur, dan Madura untuk mengepung Republik dan Sumatra (Agung, 1995: 170-171). lni berarti satu lndonesia yang berpusat di Yogyakarta. kemajuan jika diingat dalam perundingna Hooge Untuk Borneo (Kalimantan) sudah ada Veluwe, yang di mana Belanda hanya mengakui pembahasan tentang Negara Borneo (Negara kekuasaan de facto Republik lndonesia hanya di Kalimantan) sebagai salah satu negara bagian dari pulau Jawa saja. Tetapi, dilihat dari segi negara Negara lndonesia Serikat (atau kemudian Republik kesatuan (unitarisme), ini satu kemunduran karena lndonesia Serikat / RIS) yang akan dibentuk selain tidak mengakui kekuasaan Republik di Kalimantan Negara lndonesia Timur dan Republik lndonesia.

7 Helius Sjamsuddin Kiprah Pangeran Mohamad Noor dalam Dinamtka Politik Indonesia (1945-1967)

Berbeda dengan pembentukan negara-negara Kalimantan Timur sejak awal-awal kemerdekaan bagian seperti yang sudah disebutkan di atas, di Agustus 1945 sampai dengan pertengahan tahun Kalimantan, van Mook menggunakan cara-cara 1949 turut memberikan andil bagi kegagalan itu lain yang tidak langsung. Ia memulai dengan semua. Di Kalimantan Selatan, misalnya berbagai pembentukan dewan-dewan daerah otonom macam laskar, pasukan, gerilyawan, muncul sampai sebagai persiapan pembentukan Negara Borneo kepada Markas Pertahanan Kalimantan ALRI Divisi seperti Daerah lstimewa Borneo di Kalimantan lV di bawah Pimpinan Umum Hassan Basry ikut Barat pada tanggal 9 Mei 1947 (Nasution, 1978, 7: menentukan gagalnya proyek Negara Borneo van 98; 34 tahun lndonesia Merdeka, 1981: 141), Dewan Mook. (Nasution, 1978, 6: 212-213; 495; Basry, Banjar di Kalimantan Selatan pada 14 Januari 1948 2003; ldeham, ed.,2003: 340-518). (Nasution, 1978, 7: 98; Nasution, 1978, 8: 502-503), Dayak Besar pada Desember 1946 (Nasution, 1978, Provinsi Kalimantan: Pengawal Negara Kesatuan 7: 278-279); Borneo Tenggara pada 8 Januan 1947 Dalam sidang BPUPKI tanggal 10 Juli 1945, (Nasution, 7, 1978: 99); Borneo Timur pada 12 Mei para pendiri Republik, termasuk lr. P.M. Noor di 1947 (30 lndonesia Merdeka 1981: 177; 243-244; dalamnya, merumuskan bentuk dan wilayah negara Nasution, 1978, 7: 98, 279-280), dan Dewan Kota Republik lndonesia yang akan berdiri kelak. Setelah Waringin yang para anggota Dewan sebagian besar melalui pembahasan panjang, pada hari yang sama akan dipilih (Nasution, 1978, 7: 99). para peserta sidang sepakat bahwa bentuk negara Pada tanggal 27 Januari 1948 Belanda adalah republik (Risalah Sidang BPUPKI & PPKI, melangsungkan Konperensi Borneo dengan tujuan 1995: 126-127) dan menganut faham unitarisme, membentuk Negara Borneo. Utusan Borneo Selatan bukan federalisme (Risalah Sidang BPUPKI & tidak hadir karena di situ organisasi-organisasi PPKI, 1995: 28, 109, 122). pro-republik seperti Serikat Kerakyatan lndonesia Dalam Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945, (SKI) dan SERMI masih kuat. Konferensi itu ketika membahas pengesahan Undang-undang mengeluarkan resolusi pembentukan sebuah badan Dasar Bab I tentang bentuk negara, maka semuanya pekerja yang akan merancang suatu tatanegara sepakat bahwa Negara lndonesia ialah negara bagi Negara Borneo. Rencana itu harus segera kesatuan, yang berbentuk republik (Risalah Sidang disampaikan kepada semua Dewan Daerah singga BPUPKI & PPKI, 1995: 429). Jadi di luar bentuk pada konferensi berikut Negara Borneo dengan itu, apakah kerajaan, atau bentuk-bentuk lain yang perwakilannya sudah terbentuk (Nasution, 1978, 6: menganut faham federalisme dianggap melanggar 495). Undang Undang Dasar, dan kekuatan-kekuatan lain Menariknya, sampai terbentuk dan bubarnya yang menyimpang dari ketentuan tersebut dianggap Republik Indonesia Serikat, negara bagian sebagai kekuatan sentrifugal yang disintegratif, Borneo itu tidak pernah terbentuk. Sejak tentara sebagai lawan dari kekuatan-kekuatan sentripetal Australia resmi ditarik dari Kalimantan tanggal yang integratif. Dengan kata lain, bentuk negara 15 Juli 1946, tentara NICA harus menghadapi kesatuan (unitarisme) adalah pilihan, sedangkan sendiri perlawanan-perlawanan rakyat. Semua bentuk negara federal (federalisme) adalah lawan. perundingan-perundingan diplomatik sejak (Sjamsuddin, 2009). dari Hooge Veluwe, Malino, Linggajati dan lain- Ketika proklamasi kemerdekaan diucapkan, lain yang bertujuan membentuk Negara Borneo wilayah Republik Indonesia yang disepakaii oleh tidak menyurutkan perlawanan bersenjata rakyat PPKI meliputi bekas wilayah kolonial Hindia- Kalimantan. Rupanya perlawanan-perlawanan Belanda sebelum Perang Dunia ll. Wilayah itu bersenjata yang dilancarkan baik melalui ekspedisi- pada tanggal 19 Agustus 1945 ditetapkan secara ekspedisi dari Pulau Jawa yang dikordinasi oleh administratif dibagi atas delapan Provinsi dengan P.M. Noor, terlebih-lebih perlawanan rakyat gubernumya masing-masing: yang berada di pulau Kalimantan sendiri, baik di a. Jawa Barat (Sutardjo Kartohadikusumo) Kalirnantan Selatan, Kalimantan Barat maupun b. Jawa Tengah (R. Pandji Suroso)

8 HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, Vol. I, No. 2 (April 2018) c. Jawa Timur dan Madura (R.A. Soerjo) Pakualaman (Zuhri, ed.,1981: 272; Risalah Sidang d. Sumatra (Mr. Teuku Mohammad Hassan) BPUPKI & PPKI, 1995: 30, 510; Agung, 1995: 56; e. Celebes / Sulawesi (Dr. G.S.S.J. Ratulangie) Suseno, 1996: 4-5). f. Sunda Kecil (Mr. I Gusti Ktut Pudja) Di Yogyakarta, P.M. Noor menjadi pimpinan g. Maluku, termasuk Papua (Mr. J. Latuharhary) tertinggi yang mengkoordinir semua perjuangan h. Borneo / Kalimantan (lr. Pangeran Mohamad pada waktu itu. Dari Yogyakartalah disusun Noor) (Risalah Sidang BPUPKI & PPKI, 1995: semua strategi-taktik perjuangan untuk tetap 30, 510). mempertahankan Kalimantan sebagai bagian dari Selaku gubernur, P.M. Noor segera membentuk wilayah Republik lndonesia. Para pemuda dan stafnya antara lain: Gusti lbrahim (Kepala Bagian peialar asal Kalimantan yang kebetulan berada Umum), Masri (Sekretaris), Nachli (Kepala Bagian di Yogyakarta atau di pulau Jawa pada umumnya Keuangan), lmansyah dan M. Saleh (Staf Khusus/ mendapat berbagai pelatihan militer dan intel Pribadi), Abdurachman (Bagian Keamanan), Gusti untuk kemudian dalam bentuk ekspedisi-ekspedisi Malioner, Gusti Charidji Kesuma, Gusti Mayor diberangkatkan ke Kalimantan. Tujuannya ialah (Zuhri, ed.,1981: 274; Suseno, 1996: 4-5) merebut kembali Kalimantan yang pada waktu Semula, kantor Gubernur Kalimantan itu diduduki tentara Austratia-NICA (Suseno, berkedudukan di Jakarta (sekarang lokasinya kantor 1996; Zuhri, ed., 1981: 271). Tiga orang putra P.M. Mahkamah Agung Rl, Jalan Lapangan Banteng Noor ikut serta juga membantu ayahanda mereka: Timur) (Zuhri, ed.,1981: 271). Terdorong oleh rasa Mansyuri Noor rnembantu pekerjaan sehari-hari tanggung jawab yang besar, Gubernur P.M. Noor ayahnya, Roesli Noor menjadi anggota gerakan berusaha untuk berangkat ke ibu kota Banjarmasin di bawah tanah di bawah pimpinan tokoh intel menempati posnya. Bekerjasama dengan Badan Zulkifli Lubis, dan Rizali Noor bergabung pada Biro Pembantoe Oesaha Goebernoer (BPOG) Republik Peduangan Seberang pada Kementerian Pertahanan lndonesia Daerah Borneo, P.M. Noor bersama staf di Yogyakarta (Zuhri, ed., 1981: 30-31). dan sejumlah orang pemuda Kalimantan pada Sebagai salah seorang bapak bangsa dari akhir Oktober 1945 merencanakan berangkat dari sebuah negara-bangsa modem, P.M. Noor harus Surabaya dengan menggunakan kapal Merdeka. ditempatkan dalam konteks sejarah nasional, bukan Rombongan ini juga mendapat bantuan dari lagi semata-mata sejarah lokal meskipun ia berasal Radio Surabaya berupa dua pemancar radio dan dari Kalimantan. P.M. Noor yang dipercaya menjadi anggota-anggota Palang Merah seperti Tjilik Riwut, Gubernur Borneo pertama, membuatnya setia A. Munachman dan A. Barmawi Thaib. Akan tetapi memimpin perlawanan terhadap proyek Negara rombongan itu gagal berangkat. Kapal mereka Borneo yang direncanakan Van Mook. Sulit kita tertembak Sekutu (NICA) karena dalam waktu yeng membayangkan bagaimana seorang insinyur sipil hampir bersarmaan, Surabaya terperangkap dalam ahli pengairan dalam masa revolusi lndonesia tiba- pertempuran 10 November 1945 yang terkenal itu tiba menjelma menjadi seorang ahli strategi dan (Suseno, 1996: 5-6; Basry, 2003: 59). taktik militer. Setelah peristiwa tersebut belum ada lagi Dalam masa revolusi atau perang kemerdekaan usaha ke Kalimantan. Sementara itu, ketika semua tuntutan yang serba instan bisa saja terjadi. Jakarta karena tekanan pendudukan Belanda, Untuk itu, P.M. Noor bekerja sama dengan tokoh- Pemerintah Rl menjadi tidak aman. Pada tanggal tokoh militer TNI KSAU Laksamana Udara S. 4 Januari 1946, Pemerintah Rl, presiden dan wakil Suryadharma dalam merencanakan pembentukan presiden, menteri-menterinya, termasuk gubernur- tentara payung (paratroops) (Suseno,2003: 2-3). gubemur Kalimantan, Sulawesi. Maluku, dan Selain dari itu, P.M. Noor bekerja sarna dengan Sunda Kecil beserta semua stafnya ikut pindah ke Laksamana Moh. Nazir membentuk Angkatan Laut Yogyakarta. Yogyakarta dipilih menjadi ibukota Divisi IV untuk Kalimantan yang diresmikan di sementara Republik lndonesia. P.M. Noor selaku Malang tahun 1946 (Zuhri, ed.,1981: 231). Begitu Gubernur Kalimantan membuka kantornya di Jalan pula kerjasama dengan Wakil Panglima TNI A.H.

9 Helius Sjamsuddin Kiprah Pangeran Mohamad Noor dalam Dinamtka Politik Indonesia (1945-1967)

Nasution dalam taktik penyusupan ilegal atau seribu satu macam cara untuk merebut kembali infiltrasi bersenjata ke Kalimantan (Zuhri, ed., 1981: Kalimantan dari pendudukan Belanda (Zuhri, 226-230). ed., 1981: 271-296). Setelah di Yogyakarta, P.M. lde paratroops ini muncul dari P.M. Noor pribadi Noor mengirim rombongan pasukan-pasukan dan ternyata disetujui oleh Suryadharma (Suseno, bersenjata (ekspedisi) dengan perahu-perahu dari 2003: 2-3). Rupanya, blokade Belanda lewat laut pelabuhan-pelabuhan di pantai utara pulau Jawa ke harus diatasi dengan menerjunkan pasukan payung. Kalimantan. Setiap rombongan dikepalai pemimpin Atas inisiatif P.M. Noor, KSAU Suryadharma, masing-masing. Misalnya salah satu rombongan Mayor Tjilik Riwut membentuk Pasukan Payung MN 1001 dipimpin oleh Mustapha ldeham, dengan RI Kalimantan. Latihan dilakukan seadanya di kereta api dari Solo ke pelabuhan Purbolinggo. Pada Maguwo tentang pendaratan dari udara, teori tanpa Februari 1946, berangkat dengan lima perahu yang praktek. Semua putra Kalimantan yang berjumlah seluruhnya memuat 60 orang bersenjata lengkap. 14 orang itu berangkat tanggal 17 Oktober 1947 Mereka tiba di Batakan, Kalimantan Selatan, tanggal jam 1.30 dari Maguwo. Komandan pasukan kecil 7 April 1946, tapi hanya dua perahu yang sampai, dipercayakan kepada Letda lskandar. Mayor Tjilik tiga perahu lain gagal (Zuhri, ed., 1981: 275-276). Riwut, karena ia menjadi Komandan dari pasukan Rombongan MN 1001 berikut dipimpin oleh MN 1001 dan ia juga harus menyiapkan penerjunan Mayor Tjilik Riwut selaku Komandan. Tanggal 16 berikutnya, tidak ikut terjun. Pasukan payung Februari 1946 dengan kereta api berangkat dari itu terjun di daerah Kota waringin. Dari 14 orang Yogyakarta ke Pekalongan. Rombongan terdiri anggota, seorang gagal (Nasution, 1978, 6 : 214-215; dari 13 orang termasuk tiga orang awak perahu. Zuhri, ed., 1981 :285; Suseno, 2003: 11). Peristiwa Maksud perjalanan menuju pedalaman Kalimantan terjun payung merupakan peristiwa heroik dalam yang didiami suku Dayak Ot Danum dengan perlawanan di Kalimantan yang menelan korban tujuan membangkitkan semangat perjuangan di pihak lndonesia (Nasution, 1978, 6: 216; Zuhri, sambil membentuk pasukan-pasukan MN 1001, ed., 1981: 271-273). Penerjunan pasukan payung ini membentuk pemerintahan sipil Rl, dan menjelaskan adalah yang pertama dalam sejarah kemerdekaan arti proklamasi Rl. lndonesia (Zuhri, ed. 1981: 30) Mereka berangkat tanggal 26 Februari 1946 Sejak 18 November 1946, sudah berdiri Gerilya menuju Kalimantan dan tiba di Sungai Tabuk tanggal ALRI Divisi IV di Haryan dipimpin oleh Letnan 6 Maret. Hari berikut, tiga kelompok kecil MN 1001 Hassan Basry. Gerilya Divisi IV ALRI yang meliputi dibentuk. Kelompok Tjilik Riwut berjalan kaki seluruh Kalimantan dibagi atas tiga daerah operasi: menuju pedalaman pulau, dua kelompok lain ada a. Gerilya Divisi IV ALRI daerah A meliputi yang ke Banjarmasin dan meneruskan perialanan ke Kalimantan Selatan, berpusat di Hulu Sungai, Ketapang, Kalimantan Barat. Menurut Tiilik Riwut, dipimpin oleh Hassan Basry; kelompok kecil berjalan kaki yang dipimpinnya telah b. Gerilya Divisi IV ALRI daerah B, meliputi melintasi 13 sungai-sungai besar dan kecil, belum Kalimantan Barat, berpusat di Pontianak, termasuk anak-anak sungainya di Kalimantan dipimpin Dr. Sudarso; Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat c. Gerilya Divisi IV ALRI daerah C, Kalimantan (Sungai Melawi dan Sungai Pinoh). Hasil perjalanan Timur, dipimpin R. Notosunardi, kemudian keseluruhannya terbentuk pasukan MN 1001 di 68 digantikan oleh Herman Runturambe dan tempat (terhitung Kalimantan Tengah, Kalimantan Kasmani (Nasution, 6, 1978: 212-213). Selatan, Kalimantan Barat) (Zuhri, ed., 1981: 276- Mengenai MN 1001, seperti diakui oleh 293) Tjilik Riwut sendiri yang kemudian menjadi Selain sejumlah besar laskar, ada lagi pasukan Komandannya, telah dibentuk di Jakarta sejak bersenjata lain yang tumbuh dan berkembang di tanggal 20 Oktober 1945. Organisasi perlawanan Kalimantan selama masa revolusi untuk mengusir MN 1001 diabdikan menurut nama P.M. Noor. Belanda/NlCA. Pasukan-pasukan itu antara lain M dari Mohamad, N dari Noor, dan 1001 untuk MN 1001 MTKI (Mandau-Telabang-Kalimantan-

10 HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, Vol. I, No. 2 (April 2018) lndonesia) dan Gerilya Divisi ALRI IV Kalimantan. (BRA), mencontoh Tennessee Valley Authority Keduanya semula dibentuk di Jawa oleh P.M. Noor. di Amerika Serikat yang berhasil sebagai model Sehubungan dengan dampak dari perjanjian prototipe. Bentuk dan nama organisasi ini bukan Linggajati yang menghapus Kalimantan sebagai suatu yang baru karena telah pemah diusulkan oleh sebuah provinsi Rl karena Belanda hanya mengakui lr. P.M. Noor dalam DPRS tanggal 2 Oktober 1950. kekuasaan de facto Republik lndonesia atas Jawa- Diakuinya bahwa memang Proyek Sungai Barito Madura dan Sumatra saja, P.M. Noor harus ini adalah sebuah proyek raksasa karena ruang menyesuaikan diri. Menurutnya, setelah infiltrasi lingkupnya memang besar. Rancangan ini ditulisnya bersenjata, kini ia memasuki fase infiltrasi politik ke dalam sebuah buku kecil bersama-sama dengan daerah pendudukan Belanda di Jakarta. pesan pribadinya, diedarkan dan disebar luaskan di Dengan berkedok di balik sebuah yayasan, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (Zuhri, P.M. Noor sebagai pemrakarsa sekaligus sebagai ed., 1981: 67-73). ketua, bersama dua founding fathers lain, Sukardjo BRA merupakan suatu badan otonom di bidang Wirjopranoto dan Prof. Dr. Mr. , masing- ekonomi. BRA. mendapat kekuasaan penuh untuk masing sebagai anggota mendirikan yayasan merencanakan, melaksanakan dan melakukan Dharma Tiga Serangkai. Yayasan ini didirikan eksploitasi sepenuhnya. Modalnya diperoleh dari persis pada Hari Pahlawan tanggal 10 November Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, juga 1947 dan kemudian menerbitkan sebuah mingguan dari badan yang diberikan hak untuk mengadakan yang bernama ‘Mimbar lndonesia’. Melaui media ini pinjaman di pasar uang nasional atau intemasional. mereka memberikan penerangan serta menanamkan Kepengurusannya dibentuk agar wakil-wakil semangat dan keinsyafan bernegara Republik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, juga lndonesia bagi saudara-saudara sebangsa setanah golongan usahawan yang berada di dalamnya dapat air yang berada didaerah pendudukan Belanda bekerjasama dengan harmonis agar dapat menjamin (Zuhri, ed., 1981: 31). Adapun missi dari Mimbar lancarnya pelaksanaan proyek tersebut (Zuhri, ed., lndonesia itu sebagaimana yang ditulis oleh P.M. 1981: 67). Noor, yaitu mempersatukan kembali daerah federal Proyek BRA dilakukan secara bertahap. Tahap- Bijenkomst Federaal Overleg (BFO), Pertemuan tahap itu sendiri dibagi atas 4 bagian: Musyawarah Federal, dan Federal Assemblage J a. Bagian I: pengerukan Sungai Barito; dengan RI. Atau dengan lain, diarahkan kepada b. Bagian II: perluasan areal sawah pasang surut di terbinanya kesatuan kesadaran kearah pulihnya daerah rawa-rawa di antara Sungai Barito dan Negara Kesatuan Republik lndonesia. Misi tersebut Sungai Sampit; telah ditunaikan dan mencapai arah dan sasarannya c. Bagian III: Perkembangan Dataran Riam (Zuhri, ed., 1981: 31-32). (Kanan dan Kiri); d. Bagian IV: Perkembangan Dataran Negara Tahap pertama adalah untuk perkembangan Proyek Sungai Barito pertanian dan transportasi di Kalimantan Selatan Tujuan utama dari Proyek Sungai Barito ini dan Kalimantan Tengah. Pada perluasan pertanian, adalah membina secara integral perkembangan proyek pasang-surut seluas kk. 200.000 ha, luas ekonomi dalam daerah perairan Sungai Barito Proyek Sungai Riam kk. 50.000 ha, dan pada proyek (Barito Easin) di Kalimantan Selatan dan Tengah, Sungai Negara (kk. 200.000 ha). Langkah pertama termasuk pertanian, kehutanan, perkebunan, alat- segera dimulai tahun 1967 dan untuk Proyek Sungai alat komunikasi, perindustrian, pertambangan Barito Tahap I menelan biaya 225 juta dollar. dan lain-lain usaha untuk kemakmuran dan Selain itu, ada pula upaya pembangkitan kesejahteraan rakyat (Zuhri, ed.,1981: 67). Untuk tenaga listrik serta usaha-usaha lain, seperti menyelenggarakan proyek raksasa itu supaya pertambangan (minyak, intan, emas, biji besi); lancar, efisien dan berkelanjutan, maka perlu perkebunan (pembukaan perkebunan baru untuk dibentuk dengan undang-undang sebuah badan hukum yang diberikan nama Barito River Authority

11 Helius Sjamsuddin Kiprah Pangeran Mohamad Noor dalam Dinamtka Politik Indonesia (1945-1967)

ekspor misalnya jagung, pisang, dan lain-lain); Hari Kelahiran Pekerjaan Umurn (Zuhri, ed., 1981: kehutanan (beberapa jenis kayu dan hasil hutan 27 -28; PU-Net, Tt.) untuk diekspor); perindustrian (pabrik kertas, Sebagai Gubernur Kalimantan pertama tripleks, galangan kapal); dan transmigrasi untuk (1945), ia menggunakan segala kecerdasan dan pembangunan masyarakat desa (Zuhri, ed., 1981 : kemampuannya untuk mengawal Kalimantan 77-86). agar tetap sebagai bagian dari wilayah Republik lndonesia. P.M. Noor membentuk pasukan MN Prestasi-prestasi yang Dicapai: Antara Ide dan 1001 (singkatan dari Mohamad Noor, seribu satu Aksi macam cara untuk merebut kembali Kalimantan P.M. Noor telah mengisi usianya dengan dari Belanda/NICA) pada tanggal 20 Oktober perjuangan dan pengabdian yang bermanfaat, tidak 1945 (Riwut dalam Zuhri, ed. 1981: 272). Ia saja bagi diri dan keluarganya, tapi lebih luas lagi juga merupakan pencetus ide pasukan payung daripada itu, untuk kemaslahatan orang banyak, (paratroops) yang terjun di Kalimantan sebagai salah bagi negara dan bangsa. Sebagai seorang insinyur satu cara menembus blokade laut oleh Belanda, sipil, ide dan pemikirannya senantiasa dilandasi yang di mana idenya disambut antusias oleh Kepala oleh hal-hal yang pragmatis sehingga apapun yang Staf AU, Komodor S. Suryadharma. dipikirkan dan dilakukannya dapat menghasilkan Setelah melalui latihan darurat (crash program), karya-karya yang nyata dan berguna. dilaksanakan aksi tanggal 17 Oktober 1947 (Suseno, Sebagai seorang lulusan insinyur sipil irigasi 2003; Riwut dan Setyawan, dalam Zuhri, ed., 198l: pertama di THS Bandung asal Kalimantan pada 272; 305-307). Selain itu, P.M. Noor membentuk tahun 1927, ia langsung bekerja sesuai dengan Divisi IV ALRI untuk Kalimantan di Malang keahliannya yang berhubungan dengan pengairan. bersama Laksamana Muda AL Moh. Nazir. (Nazir, Sebagai anggota BPUPKI satu-satunya asal dalam Zuhri, ed., 1981: 231 -232), Kerjasama antara Kalimantan, bersama-sama dengan anggota- pasukan MN 1001 dan Divisi ALRI merupakan anggota lain, ia ikut menyiapkan kemerdekaan bagi dua kekuatan bersenjata terbesar di Kalimantan bangsa dan tanah air lndonesia. Selatan menghadapi Belanda. Tidak lupa, P.M. P.M. Noor berperan aktif dalam pengambil- Noor pun berkerjasama dengan A.H. Nasution alihan Kantor Kotubu Bonsitsu (sekarang disebut guna menyiapkan ekspedisi-ekspedisi bersenjata ke Gedung Sate) dari tangan Jepang di Bandung pada Kalimantan (Nasution, dalam Zuhri, ed. 1981: 226- tanggal 25 September 1945 dan menjadikannya 230). Kantor Departemen Pekerjaan Umum Republik Yayasan Dharma merupakan yayasan yang lndonesia. la dipercayakan memimpin kantor dibentuk oleh P.M. Noor, yang kemudian menjadi tersebut sebagai Direktur Pekerjaan Umum dan ketuanya, bersama Sukardjo Wirjopranoto dan Prof. Perhubungan. Pada tanggal 4 Oktober 1945 Dr. Mr. Soepomo masing-masing sebagai anggota. tentara Sekutu disertai serdadu Belanda/NICA Tiga serangkai ini meluncurkan majalah Mimbar mulai memasuki kota Bandung dan membuat lndonesia di daerah pendudukan Belanda di Jakarta kekacauan. tanggal 10 November 1947. Majalah itu merupakan Atas inisiatif P.M. Noor, segenap pegawai PU media pencerahan tentang arti kemerdekaan di bawah pimpinannya, pada tanggal 20 Oktober dalarn wadah Negara Kesatuan Republik lndonesia 1945 mengangkat Sumpah Setia kepada Pemerintah (unitarisme) (Zuhri, ed., 1981: 31-32). R.l. lni menumbuhkan rasa patriotisme di kalangan Selanjutnya, P.M. Noor adalah pemrakarsa Gerakan Pemuda PU. Tanggal 3 Desember 1945 gagasan Proyek Sungai Barito, yang lebih dijabarkan pecah pertempuran antara pemuda-pemuda PU dengan nama Proyek Pengembangan Wilayah Sungai yang mempertahankan Kantor itu melawan serdadu Barito (Barito River Basin Development Project). Belanda/NlCA yang menyerang dengan senjata Proyek ini berhasil merampungkan pembangunan berat sehingga jatuh korban tujuh orang pemuda PLTA di Riam Kanan, Kabupaten Banjar, dengan PU yang tewas. Sejak itu setiap tanggal 3 Desember kapasitas penuh 30 MW dan surplus 20 MW. Selain peristiwa heroik itu selalu selalu diperingaii sebagai itu, tersedia pula fasilitas air bersih yang berlebihan

12 HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, Vol. I, No. 2 (April 2018) dari PAM di kota Banjarmasin dengan in take- a. : nya yang berlokasidi Sungai Tabuk, sekitar 20 km “Waktu hidupnya Ir. Pangeran Mohamad dari Banjarmasin); dilakukan pengerukan muara/ Noor pernah menjadi anggota Panitia Persiapan ambang Sungai Barito yang memungkinkan kapal- Kemerdekaan lndonesia mewakili daerah kapal samudra berukuran 6000 DWT, draft 21 feet Kalimantan. Setelah lndonesia merdeka ia dengan leluasa masuk keluar pelabuhan sarnudra diangkat sebagai Gubernur Kalimantan yang Banjarmasin (Zuhri, ed. 1981: 145). masih merupakan Provinsi dan berkedudukan di Proyek lainnya yang diprakarsai P.M. Noor Yogyakarta, karena pada waktu itu Kalimantan adalah Proyek Pasang-Surut untuk meningkatkan masih diduduki Beianda. Sebagai seorang pejuang usaha transmigrasi (Trans- Sumatra Waterway dan lr. Pangeran Mohamad. Noor tidak sedikit jasanya Kalimantan Coastal Canal), dan Proyek Perluasan untuk bangsa dan tanah air. Dalam pemerintahan Persawahan Pasang-Surut. Sejak tahun 1974, secara ia pernah memegang berbagai jabatan di antaranya besar-besaran, proyek ini sudah masuk dalam sebagai Menteri Pekedaan Umum. Segala usahanya program pemerintah/ Departemen Pekerjaan dicurahkan untuk membangun negara, antara Umum pada era Pelita II. Sekarang masih giat lain yang menjadi cita-citanya ialah membangun dilaksanakan dan ditingkatkan. persawahan pasang-surut yang terdapat di Telah dicetuskan gagasan yang mutakhir Kalimantan dan lain-lain daerah di lndonesia. Cita- dengan judul proyek tiga serangkai, yang terdiri atas citanya sangat pentlng sekali untuk pembangunan tiga proyek sebagai satu paket yang tidak terpisah- negara dan perlu diteruskan dan dilaksanakan” pisah, yaitu pembangunan sebuah pelabuhan (Zuhri, ed., 1981: 210). khusus untuk kayu (tog harbor) dengan segala fasilitasnya; pembangunan sebuah kawasan industri b. , jenderal besar: dan kawasan pemukiman/perumahan (industrial areal estate) yang akan merupakan faktor penarik A.H. Nasution menganggap P.M. Noor sebagai utama bagi penanaman modal di Kalimantan teman seperjuangan. Menurutnya, menjadi Selatan, khususnya, di sekitar Kota Banjarmasin gubernur Republik yang pertama untuk Kalimantan yang merupakan suatu sentrum ekonomi di daerah hanyalah bisa jika berdasarkan konduite perjuangan. Kalimantan selatan; dan pembangunan Banjarmasin Tampilnya pejabat-pejabat pertama Rl bukanlah By-Pass, yang merupakan konsekuensi logis berdasarkan profesi atau tanda disenangi oleh guna menghubungkan industrial/real estate dan yang berkuasa, melainkan adalah atas dasar sudah Pelabuhan Samudra Trisakti Banjarmasin dengan terkenal sebagai pejuang bangsa, sudah memiliki daerah pedalaman (hinterlands) yang mempunyai wibawa. Para pejabat itu adalah pejabat perjuangan. potensi kekayaan alam yang sangat besar. By-pass Sebagai pejuang P.M. Noor berdisiplin terhadap itu merupakan satu-satunya saran yang efektif perjuangan rakyat, kepentingan rakyat, dan sebagai bagiperkembangan kota Banjarmasin, yang dalam pejabat, P.M. Noor berdisiplin kepada hierarki situasi sekarang seotah-olah sudah tidak bisa organisasi (Zuhri, ed., 1981: 210). bemapas lagi (Zuhri, ed., 1991: 34-35). “Kini Bapak P.M. Noor sudah tiada lagi ditengah-tengah kita, tapi gagasan-gagasan, cita- P.M. Noor Menurut Tokoh-tokoh Perjuangan dan cita dan garis perjuangan beliau haruslah terus Pembangunan Nasional tertegak bersama kita. Daya juangnya adalah Berikut adalah kesan dari tokoh-tokoh teladan, yang dimotivasi oleh patriotisme yang sekaligus rekan-rekan seperjuangan P.M. Noor tinggi, sebagai putera bangsa dan putera daerah perihal dirinya, diambil dari obituari dan/atau secara harmonis, dilandasi moralitas seorang memorabilia buku P.M. Noor ‘Teruskan, Gawi Kita muslim yang mengesankan. Seorang teknokrat Balum Tuntung’ (1981) yang disusun oleh Asikin dari sejak masa kolonial Belanda dan Jepang, tapi Zuhri. lebih lebih lagi sebagai manusia pejuang. Karena itu tepat sekali beliau ‘dipahlawankan’ demi teladan bagi generasi yang akan datang. Pahlawan adalah

13 Helius Sjamsuddin Kiprah Pangeran Mohamad Noor dalam Dinamtka Politik Indonesia (1945-1967)

teladan penegak moralitas perjuangan. Dan jalan Kalimantan, ada pula mengorganisir suatu terbaik mendidikkan moralita kepada generasi baru kesatuan, yang dikenal sebagai Kesatuan M.N. hanyalah dengan mempraktekkannya, minimal 1001, di mana berulang kali menyusupkan tenaga dengan menyajikan praktek-praktek historisnya, pejuang-pejuang untuk beroperasi ke Kalimantan. sebagaimana teladan Bapak Ir. P.M. Noor yang Dalam bidang operasi politik, juga Gubernur sedang kita peringati ini” (Zuhri, ed., 1981: 229- Kalimantan, memberi bantuan sepenuhnya pada 230). partai-partai politik di Kalimantan Selatan, antara lain pada Serikat Kerakyatan lndonesia (S.K.I.) yang c. Moh. Nazir, Laksamana TNI AL: waktu itu dipimpin oleh dr. Diapari Siregar. Sebagai “Di tahun 1946, bersama-sama, kami P.M. Gubernur Kalimantan, maka bantuan-bantuan Noor dan Moh. Nazir mendirikan Divisi IV ALRI bagi badan-badan perjuangan, telah dilakukan (Kalimantan) yang sempat kami lantik dan sahkan di pula bagi Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat Malang tahun 1946. Modal pertama untuk organisasi sebagaimana halnya dengan Kalimantan Selatan. itu adalah beberapa ton gula yang dikeluarkan dari Gubernur Kalimantan lr. Pangeran Mohamad Tegal dan Tuban. Beliau pernah mengemukakan Noor, adalah koordinator dari seluruh perjuangan suatu rencana sistem polder (empang) di Kalimantan menentang N.l.C.A. di Kalimantan, bersama badan- dan kemudian sistem terusan (kanal) di Sumatra badan perjuangan, yang berada di luar dan di dalam Selatan, yang menghubungkan Palembang dan wilayah Kalimantan” (Zuhri, ed.,1981: 260). Asahan, suatu jarak yang panjangnya kira-kira 1.000 km melintasi beberapa sungai-sungai besar. Sistem e. Haji Imansyah, Veteran Pejuang: yang sama beliau rencanakan buat menghubungkan “Saya adalah orang yang mengenal P.M. Noor Banjarmasin dan Pontianak. … dari dekat, baik mengenai pribadinya, citacitanya Kami sebagai Menteri Pelayaran di waktu dan pengabdiannya terhadap bangsa dan tanah itu melihat dalam gagasan itu suatu tunjangan airnya. Tidak pertu diragukan bahwa lr. P.M. Noor dan kemajuan besar dalam meningkatkan arti adalah seorang pejoang kemerdekaan dan seorang perdagangan dan hubungan lalu-lintas sungai dan Pahlawan Nasional, di mana lembaran sejarah laut, kernudian dapat menumbuhkan industri hidupnya penuh dihiasi dengan wama-wami, yakni perkapalan, tentunya kami menanti-nantikan kapan sejarah pengabdiannya kepada masyarakai, bangsa kiranya ide besar ini dapat dilaksanakan namun dan tanah airnya, dari jaman penjajahan Belanda, rencana beliau itu tetap hidup di negara maritim jaman revolusi sampai jaman pembangunan ini.” (Zuhri, ed.,1981:231-232). sekarang. Beberapa saat sebelum ia menutup matanya d. Moh. Nazir, Laksamana TNI AL: untuk selama-lamanya, maka dihadapan “Waktunya tahun 1946. Pada waktu itu saya kawan-kawannya yang akrab, kawan-kawannya [Hadhariyah] adalah Komandan Kelasykaran seperjuangan yang mengunjunginya di rumah Barisan Pemberontak Rakyat lndonesia Kalimantan sakit Pelni Jakarta, ia masih berbicara mengenai (B.P.R.I. Kalimantan) berkedudukan di Malang, soal-soal pembangunan yang berhubungan dengan yang taktis politis berada di bawah perlindungan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Kalimantan Gubemur Kalimantan, lr. Pangeran Mohamad Noor pada khususnya dan lndonesia pada umumnya. pula. Di samping itu, sayapun adalah Liaison Officer P.M. Noor mengakhiri pembicaraanya dengan [perwira penghubung] dari Gubemur Kalimantan kata-kata dalam bahasa Banjar: ‘TERUSKAN GAWI dan pula sebagai anggota Staf Gubemur, Bagian KITA BALUM TUNTUNG’ (Teruskan, pekerjaan Politik. Maka, bersama dengan suplay Gubernur kita belum selesai). Kalimantan, dilaksanakanlah infiltrasi (illegal) ke Saya merasa beruntung, karena termasuk Kalimantan, khususnya ke Kalimantan Selatan, orang-orang yang menjadi saksi hidup mendengar baik yang bersifat tenaga operasional, maupun langsung kata-kata terakhir beliau tersebut, yang bersifat politis. Seperti diketahui, Gubernur yang bagi saya adalah merupakan canang bagi

14 HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, Vol. I, No. 2 (April 2018) bangsaanya untuk terus berjuang, terus berjuang berlanjut, sebuah estafet panjang dan melelahkan. untuk mewujudkan cita-cita Proklmasi 17 Agustus Maka, bukan kebetulan jika pada akhir hayatnya ia 1945 yaitu suatu masyarakat yang adil dan makmur, rnemberikan pesan berselubung bahwa pekerjaan merata bagi seluruh rakyat lndonesia.” (Zuhri, ed., (gawi) belum usai (tuntung), dan tidak akan 1981: 262-263). pernah usai; karena itulah dinamika kehidupan. Ada generasi-generasi berikutnya yang akan terus SIMPULAN melanjutkannya seperti mengalirnya kehidupan yang penuh dengan perjuangan dan pengabdian. Dalam diri P. M. Noor, tergabung darah aristokrat Hingga pada akhirnya, tersemat pesan simbolik karena ia bergelar Pangeran; teknokrat karena ia akhir dari P.M. Noor, “Teruskan... Gawi kita balum seorang insinyur; birokrat karena ia pemah menjabat tuntung.” jabatan gubemur pertama Kalimantan (1945-1950), Wakil Menteri Perhubungan (1945-1946), Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga (1950-1959); politisi REFERENSI karena ia pernah menjabat berbagai jabatan politis Achmad, Y., et al. (1984). Sejarah Perlawanan kenegraan sejak sebagai anggota Volksraad (dalam Terhadap lmpeialisme dan Kolonialisme di dua masa jabatan 1931-1939) dalam masa kolonial, Kalimantan Barat. Jakarta: Proyek IDSN, anggota BPUPKI pada masa pra-Proklamasi, Depdikbud, Direktorat Sejarah & Nilai anggota DPRS-RI (1950-1956), dan anggota DPA Tradisional. . Sebagai saiah seorang anggota BPUPKI, ia Agung, lda Anak Agung Gde. (1983). Renville. dicatat sejarah bersarna-sama dengan anggota- Jakarta: Sinar Harapan. anggota BPUPKI lain, anggota-anggota PPKI, serta Agung, lda Anak Agung Gde. (1985). Dari Negara mereka yang berkorban jiwa dan raga dalam perang indonesia Timur ke Republik lndonesia Serikat. kemerdekaan / revolusi kemerdekaan sebagai bapak Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. bangsa (founding father) karena ia ikut mendirikan Agung, lda Anak Agung Gde. (1995a). Persetujuan Negara Kesatuan Republik lndonesia ini.Di satu sisi, Linggajati. Prolog dan Epilog. Surakarta: ia adalah seorang sipil, di mana di sisi lain ia juga Yayasan Pustaka Nusantara dan Sebelas Maret seorang patriot bangsa yang aktif merencanakan University Press. dan/atau melaksanankan strategi-taktik perlawanan Agung, lda Anak Agung Gde. (1995b). Pernyataan terhadap penjajahan. Sebagai pemimpin, ia juga Rum-Roijen (Rum-Van Roijen Statement). seorang negarawan karena ia memikirkan melalui Surakarta: Yayasan Pustaka Nusantara dan proyek-proyek pembangunannya kesejahteraan Sebelas Maret Universitv Press. negara, bangsa, dan rakyat, baik sekarang maupun Alfian, T.I., et.al, (1982). Revolusi Kemerdekaan yang akan datang. lndonesia di Aceh (1945-1949). Banda aceh: Seri Perjalanan hidup P.M. Noor merupakan Penerbitan Museum Negeri Aceh. pembelajaran yang berharga bagi kita semua. Andreson, Benedict R.O.G. (1972). Java in A Time Segala aspek perjuangan dan pengabdiannya bagi of Revolution: Occupation and Resistance, 1944- Negara dan bangsa dapat menjadi suriteladan. 1946. lthaca: Comell University Press. Berkat kecerdasannya, ide-ide besarnya jika bisa Artum, A., Seman, S. (1999). Hassan Basry. Bapak dilaksanakan sebagian apalagi jika seluruhnya Gerilya Kalimantan. Pejuang Kemerdekaan. akan menjadikan negara dan bangsa ini makmur Basry Hassan. (2003). Kisah Gerilya Kalimantan 2 sejahtera. Namun, ia menyadari betul bahwa Jilid. Banjarmasin: Yayasan Bhakti Banua. itu mustahil direalisasikan dalam satu atau dua Brinton, Crane. (1962). Anatomi Revolusi. generasi. Meski demikian, ia telah meninggalkan Terjemahan Singgih Hadipranowo & Gusti cetak-biru (blue print) bagi generasi penerus. Ngurah Gedhe. Djakarta: Bhratara. Kini, terserah kita mau mengikuti atau tidak. Cribb, Robert Bridson. (1990). Gejolak Revolusi di Pembangunan bangsa dan negara harus selalu Jakarla 1945-1949: Pergulatan Antara Otonomi dan Hegemoni. Jakarta: Grafiti.

15 Helius Sjamsuddin Kiprah Pangeran Mohamad Noor dalam Dinamtka Politik Indonesia (1945-1967)

Drooglever, P.J. & Schouten, M.J.B. (1988). Officiele Sekretariat Negara Republik Indonesia. (1995). Bescheiden Betreffende de Nederlandsch- Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha lndonesrsche Betrekkingen 1945-1950. Band Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), 63.’s-Gravenhage: Martinus Nijhoff; (1992) Band Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia 71.’s-Gravenhage: Martinus Nijhoff; (1993) Band (PPKI), 28 Mei 1945-22 Agustus 1945. (1995). 75.’s-Gravenhage: lnstituut voor Nederlands Jakarta: Sekretariat Negara Rl. Geschiedenis; (1994), Band 77.’s- Gravenhage: Sjamsuddin, Helius, et al. (1992). Menuju Negara lnstituut voor Nederlands Geschiedenis. Kesatuan: Negara Pasundan. Jakarta: Proyek Feith, Herbert & Castles, Lance. (1970). lndonesian IDSN. Political Thinking 1945-1965. lthaca: Comell ______. (2009). Kalimantan dalam Masa Revolusi University Press. lndonesia (Tarik Ulur Antara Unitarisme dan ldeham, M. Suriansyah, et al., ed. (2003). Sejarah Federalisme) 1945-1950. Bandung: FPIPS UPI. Banjar. Banjarmasin: Pemerintah Propinsi Smail, John R. Bandung in the Early Revolution Kalimantan Selatan. 1945-1946. lthaca: Modem lndonesia Project. Kahin, McTuman George. (1970), Nationalism Soedjatmoko. 2010. Menjadi Bangsa Terdidik and Revolution in lndonesia. Itachaca: Cornell Menurut Soedjatmoko. Jakarta: Kompas Media University Press. Nusantara. Leirissa, R.Z. (2006). Kekuatan Ketiga Dalam Suseno, N. (1996). Tjilik Riwut Berkisah: Sumpah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia. Jakarta: Setia Masyarakat Dayak Pedalaman Kalimantan Pustaka Sejarah. kepada Pemerintah Republik lndonesia. Leon, Joseph M. (1969). World Civitization, Since Yogyakarta: Penebit Andi. 1650, Vol. ll. Lincoln Nebraska: Cliffs Notes. Suseno, N. (2003), Tjilik Riwut Berkisah: Aksi Malik, Adam. (1970). Riwayat dan Perjuangan Kalimantan dalam Tugas Operasional Militer Sekitar Proklamasi Kemerdekaan lndonesia 17 Pertama Pasukan Payung Angkatan Udara Agustus 1945. Jakarta: Wijaya. Republik lndonesia. Yogyakarta: Pusaka Lima. Malik, Adam. (1978-1979). Mengabdi Repubik. Williams, T.H. et. al. (1962). A History of the United Jakarta. Gunung Agung. States. New York: Alfred A. Knopf. Nasution, A.H. (1978) Sekitar Perang Kemerdekaan Yamin, M. (1959). Naskah Persiapan Undang- lndonesia.Jilid 11. Bandung: Angkasa. undang Dasar 1945. Jilid I dan II. Djakarta: PU-net. (Tt.) Peristiwa Heroik 3 Desember. [Online] Yayasan Prapantja. Tersedia: http://www3.pu.go.id/content/ Zaini, Muderis, et al. (1998). Sejarah Perjuangan show/31/peristiwa-heroik-3-desember Rakyat dalam Merebut dan Mempertahankan Reid, Anthony. Indonesian National Revolution, Kemerdekaan Republik lndonesia di Hulu Sungai 1941-1950. Victoria: Longman Australia Pty. Tengah. Barabai: Badan Penggerak Pembina Ltd. Potensi Angkatan ‘45. Riwut, Tjilik. (1958). Kalimantan Memanggil. Zuhri, Asikin, ed. (1981). lr. P.M. Noor: Teruskan Jakarta: Penerbit Pustaka Endang. Gawi Kita Balum Tuntung. (Kerja Kita Belum Riwut, Tjilik. (2007). Kalimantan Membangun Alam Selesai). Banjarmasin: Badan Penggerak dan Kebudayaan. Yogyakarta: NR Publishing. Pembina Potensi Angkatan ‘45, Kalimantan Riwut, Tjilik. (2003). Maneser Panatau Tatu Hiang. Selatan. Pengayaan Adat lstiadat dan Budaya Suku Dayak, dari buku Kalimantan Memanggil dan Kalimantan Membangun. Yogyakarta: Pusaka Lima. Sekretariat Negara Republik Indonesia. (1981). 30 Tahun lndonesia Merdeka. Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia.

16