SKRIPSI

MANFAAT DANA DESA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI DAN INFRASTRUKTUR PEDESAAN DI KABUPATEN SIMALUNGUN (STUDI KASUS : KECAMATAN RAYA)

OLEH :

AFANDY SANDRO SIMBOLON 140501043

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ABSTRAK

MANFAAT DANA DESA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI DAN INFRASTRUKTUR PEDESAAN DI KABUPATEN SIMALUNGUN

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk menganalisis dampak kebijakan dana desa bagi pembangunan ekonomi dan infrastruktur pedesaan di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif. Metode analisis kualitatif digunakan untuk menggambarkan indikator dan subindikator penelitian yang disajikan dalam grafik dan tabel. Menggambarkan dampak pemanfaatan dana desa terhadap status perkembangan desa dan untuk melihat perbedaan kondisi sebelum dan sesudah implementasi dana desa. Sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah sebanyak 5 desa yang tersebar di wilayah administratif Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa Dana Desa memberikan manfaat dalam pembangunan ekonomi dan pembangunan infrastruktur pedesaan. Hal ini dilihat dari pembangunan infrastruktur jalan desa dan peningkatan pendapatan masyarakat desa.

Kata Kunci : Manfaat Dana Desa, Pembangunan Infrastruktur, Peningkatan Pendapatan, Pembangunan Ekonomi Pedesaan

i

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ABSTRACT

BENEFITS OF VILLAGE FUND IN THE ECONOMY DEVELOPMENT AND INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT VILLAGE IN

The purpose of this research to analiyze the inpact of village fund policies for economic development and infrastructure development in Raya Districts Simalungun Regency. The analytical method used in this study is a qualitative method. Method qualitative for describe research indicator and sub indicators are presented in the form of grafhs and table. For see impact of using village funds on the status of village development and see differences in economic conditions before and after the impelementation of village fund. The number of samples taken for this study in 5 village scattered in the administrative Raya Districts Region Simalungun. Based on the results of the study indicate that village funds provide benefits in economic development and ruler infrastructure development. This is seen from the development road infrastructure and increased income for the village community.

Keywords : Benefits of village funds, Infrastructure Development, Increased Revenue, Economic Development.

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga Peneliti mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “ Manfaat Dana Desa Dalam Pembangunan Ekonomi dan Infrastruktur Pedesaan Di Kabupaten Simalungun”. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Manfaat dari penelitian ini adalah menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama tentang masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Penulisan ini tidak terwujud tapa adanya dukungan berupa Doa, bimbingan, pengarahan, bantuan, kerja sama semua pihak yang turrut membantu dalam penelitian dan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada beberapa pihak. 1. Kepada Ibu Rosdiani Orang tua peneliti yang sudah memberikan semua yang bisa diberikan untuk menyelesaikan setiap proses dari awal hingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Demikian juga abang dan kakak dan semua keponakan saya yang memberikaan dukungan penuh pada peneliti. 2. Bapak Prof. Dr. Ramli, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Wahyu Aryo Pratomo, SE., M.Ec Selaku Ketua Departemen S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier, MP selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, dan Inggrita Gusti Sari Nasution, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 5. Bapak Wahyu Aryo Pratomo, SE., M.Ec selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti hingga skripsi ini dapat diselesaikan. Demikian juga Bapak Prof.Dr. Lic.rer.reg. Sirojuzilam, SE dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si telah memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini. 6. Berserta seluruh teman-teman Peneliti yang sudah juga banyak membantu peneliti terkusus Buat Adek Amel yang sudah memberikan waktu tenaga dan dukungan moral penuh dari awal sampai selesai penulisan skripsi ini dan juga Boyi Hasoman Saragih, Eva Sihombing,

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Juliana Saragih, Dominggo, Oky Purba, Febri Saragih, Ferdinan Simarmata, Jeflin Saragih dan seluruh pihak yang sudah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan peneliti dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih semoga bermanfaat.

Medan, 8 Juli 2019 Penulis,

Afandy Sanro Simbolon NIM : 140501043

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK …………………………………………………….………...... i ABSTRACT ……………………………………………………………….. ii KATA PENGANTAR ……………………………………………………. iii DAFTAR ISI …………………………………………………….………… v DAFTAR TABEL ……………………………………………….……...... vii DAFTAR GAMBAR …………………………………………………...... viii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………… 1 1.1 Latar Belakang …………………………………………. 1 1.2 Rumusan Masalah ……………………………………… 4 1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………. 4 1.4 Manfaat penelitian ……………………………………… 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .…………………………………. 6 2.1 Pengertian Desa ………………………………………… 6 2.2 Karakteristik Desa ……………………………………… 8 2.3 Pemerintahan Desa …………………………………...... 12 2.4 Anggaran Pedapatan dan Belanja Negara ……………… 18 2.5 Alokasi Dana Desa …………………………………….. 18 2.5.1 AsasPengelolaan Keuangan Desa ……………...... 20 2.5.2 Pengelolaan keuangan Desa………………………. 20 2.6. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ……………… 25 2.6.1 Dasar Hukum Dana Desa ………………………… 27 2.6.2 Tujuan Dana Desa ……………………………… 27 2.6.3 Penyusunan Kebijakan Pemerintah ………………. 28 2.7 Penelitian Terdahulu .………………………………….. 29 2.8 Kerangka Konseptual …………………………………… 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………….. 32 3.1 Jenis Penelitian ……………………………………...... 32 3.2 Tempat dan waktu Penelitian …………………………… 32 3.3 Metode Pengambilan Data ...... ……..………………….. 32 3.3.1 Pemilihan Wilayah Sampel ………………………. 33 3.3.2 Pemilihan Sampel Respoden …………………...... 35 3.4 Sumber Data ……………...…………………………….. 36 3.5 Metode Pengolahan Data … …………………………… 37 3.6 Metode Analisis Data …………………………………... 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………….. 38 4.1 Hasil Penelitian ……..………………………………….. 38 4.1.1 Deskripsi Wilayah Penelitian……..………………. 38 4.1.2 Karakteristik Responden ……..…………………... 38

v

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.1.3 Gambaran Umum Desa Sampel …….……………. 40 4.1.4 Pemanfaatan Dana Desa ……..…………………… 41 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………… 60 5.1 Kesimpulan ……..………..……………………………… 60 5.2 Saran ……..…………….………………………………... 63 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 65 LAMPIRAN 1 …………………………………………………….………... 67

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ...... 27 3.1 Indeks Desa Membangun ...... 29 3.2 Desa Populasi ...... 30 3.3 Desa Sampel ...... 31 3.4 Pengumpulan Data ...... 32 4.1 Peberdayaan Masyarakat Desa ...... 38 4.2 Akses Transportasi ...... 41

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DAFTAR GAMBAR

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ...... 31 4.1 Usia Responden ...... 34 4.2 Jenis Kelamin Responden ...... 35 4.3 Bidang Pekerjaan Responden ...... 35 4.4 Lulusan Responden ...... 36 4.5 Peningkatan Keterampilan Masyarakat ...... 39 4.6 Kemampuan Masyarakat Dalam Berorganisasi...... 40 4.7 Peningkatan Hubungan Masyarakat Dengan Pemerintah ...... 40 4.8 Akses Komunikasi ...... 42 4.9 Peningkatan Penjualan ...... 42 4.10 Penjualan Barang ...... 43 4.11 Masyarakat Yang Diuntungkan ...... 43 4.12 Hasil Kegiatan Pembangunan ...... 44 4.13 Kepuasan Terhadap Kualitas Kontruksi ...... 45 4.14 Jarak Dari Desa Ke Sumber Air Alternatif ...... 45 4.15 Transfortasi Yang Digunakan Dari Rumah ke Sumber Air Alternatif ...... 45 4.16 Jarak Dari Desa Ke Sumber Air Alternatif ...... 46 4.17 Yang Pernah Mengalami Penyakit Diare ...... 46 4.18 Yang Pernah Mengalami Penyakit Gatal ...... 46 4.19 Jenis Budidaya Yang Banyak Dilakukan ...... 47 4.20 Budidaya Tanaman Pangan ...... 48 4.21 Budidaya Tanaman Hortikultura ...... 48 4.22 Perubahan Jenis Tanaman ...... 48 4.23 Rata- Rata Produktivitas Pertanian ...... 49 4.24 Rata – Rata Penjualan ...... 50 4.25 Penerimaan Masyarakat ...... 50 4.26 Biaya Produksi ...... 51 4.27 Manfaat Dana Desa Dalam Pembangunan Infrastruktur Jalan ...... 51 4.28 Skala Kepuasan Terhadap Pembangunan Infrastruktur Jalan ...... 52 4.29 Manfaat Dana Desa Dalam Peningkatan Pendapatan ...... 53 4.30 Skala Kepuasan Terhadap Peningkatan Kepuasan ...... 53

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

1. Kuesioner Penelitian

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desa adalah tempat tinggal masyarakat yang berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dan merupakan pemerintahan terendah di bawah kecamatan. Menurut Undang – Undang Republik Nomor 6 Tahun 2014

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Dalam perjalanan ketatanegaraan Republik

Indonesia, desa telah berkembang dalam berbagai bentuk sehingga perlu dilindungi dan diberdayakan supaya menjadi kuat, maju, mandiri dan demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera.

Sejak diberlakukannya Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah, pemerintah telah mengakui telah adanya otonomi yang dimiliki oleh desa dan kepala desa untuk dapat diberikan penugasan ataupun pendelegasian dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk melaksanakan urusan tertentu. Urusan pemerintah yang menjadi wewenang desa mencakup urusan pemerintah yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa.

Urusan pemerintah yang menjadi kewenangan kabupaten yang diserahkan

1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2

pengaturannya kepada desa. Tugas pembantuan dari pemerintah desa, pemerintah daerah dan urusan pemerintah lainya yang oleh peraturan perundang - undangan diserahkan kepada desa. Banyak urusan pemerintah pusat yang menjadi tanggungjawab pemerintah daerah termasuk dalam hal pengelolaan keuangan dan pembangunan daerah yang diharapkan akan membawa perubahan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.

Sebagai penyempurnaan dari Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 di atas, telah diterbitkan Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Mengatur secara khusus tentang desa yang termasuk di dalamnya perangakat dan sumber keuangan desa. Dalam

Undang–Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa disebutkan bahwa desa mempunyai sumber pendapatan yaitu dari pendapatan asli desa, alokasi Anggaran

Pendapatan Belanja Negara (APBN), bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota. Alokasi anggaran dari APBN, bantuan keuangan dari

APBD provinsi dan APBD kabupaten/kota, serta hibah yang bersifat tidak mengikat dari pihak ketiga. Sumber pendapatan desa tersebut secara keseluruhan digunakan untuk mendanai seluruh kewenangan yang menjadi tanggung jawab desa. Dana tersebut digunakan untuk melaksanakan kewenangan desa yang mencakup penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan. Dengan demikian, pendapatan desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) juga digunakan mendanai kewenangan tersebut. Berdasarkan Pasal 18 Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2014, desa diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3

kewenangannya sesuai dengan kebutuhan dan perioritas desa. Hal itu berarti dana desa akan digunakan untuk mendanai keseluruhan kewenangan desa sesuai dengan kebutuhan dan prioritas dana desa tersebut. Namun mengingat dana desa bersumber dari belanja pusat, untuk mengoptimalkan dana desa, pemerintah diberikan wewenang untuk menetapkan prioritas penggunaan dana desa dan pemberdayaan masyarakat desa.

Dalam mengalokasikan dana desa sesuai prioritas pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Kebutuhan pembangunan tersebut tidak terbatas pada kebutuhan primer, pelayanan dasar, lingkungan dan pemberdayaan masyarakat desa. Selain itu alokasi dana desa juga bisa digunakan untuk kegiatan lain jika masih untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahtraan masyarakat desa.

Adanya target dan perencanaan dapat melihat bagaimana efisiensi pemerintah desa dalam mengalokasikan dana desa sesuai dengan target yang telah disusun sebelumnya.

Jumlah dana desa semenjak tahun 2015 hingga tahun 2017 dana desa yang dialokasikan untuk Provinsi Sumatera Utara terus meningkat dimulai dari sebesar 1,46 Triliun rupiah 2015, 3,29 Triliun rupiah 2016 dan 4,19 Triliun

Rupiah pada Tahun 2017. Pada Tahun 2018 turun menjadi 3,78 Triliun Rupiah.

Sumatera Utara menjadi ke 5 jumlah desa terbanyak di Indonesia yaitu sebanyak

5.417 desa. setiap desa di Provinsi Sumatera Utara diperkirakan menerima sebesar

270 juta Rupiah/desa pada tahun 2015, berkisar 600 Juta Rupiah/desa 2016, berkisar 773 Juta Rupiah/desa pada Tahun 2017 dan sekitar 697 Juta Rupiah/desa pada Tahun 2018. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4

tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja negara.

Berlandaskan Undang–Undang Nomor 6 Tahun 2014 dana desa bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik di desa. Dengan dana desa mulai 2015 hingga tahun 2018 diharapkan bahwa pembangunan ekonomi dan infrastruktur di

Kabupaten Simalungun mengalami peningkatan. Untuk melihat bagaimana manfaat dana desa dalam pembangunan ekonomi dan infrastruktur pedesaan di

Kabupaten Simalungun dan melihat bagaimana kondisi ekonomi sebelum dan sesudah menerima dana desa. Perlu dilakukan penelitian terhadap “Manfaat

Dana Desa Dalam Pembangunan Ekonomi dan Infrastruktur Pedesaan di

Kabupaten Simalungun”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan paparan latar belakang di atas serta untuk memperjelas objek penelitian, maka penulis membatasi dan merumuskan pokok masalah dalam penelitian ini. Bagaimana manfaat dana desa bagi pembangunan ekonomi masyarakat ditinjau dari peningkatan pembangunan infrastruktur pedesaan di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun.

1.3 Tujuan Penelitian

2. Untuk menganalisis dampak kebijakan dana desa bagi pembangunan

ekonomi dan infrastruktur pedesaan di Kecamatan Raya Kabupaten

Simalungun.

3. Melihat perbedaan pembangunan ekonomi dan infrastruktur pedesaan di

Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Mengumpulkan informasi tentang pengelolaan dana desa dan peningkatan

pembangunan pedesaan di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun.

2. Menjadi bahan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan dana desa bagi

pembangunan daerah pedesaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Desa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) desa merupakan kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang kepala desa), kelompok rumah tangga di luar kota yang merupakan kesatuan, udik atau dusun (dalam arti daerah pedalaman sebagai lawan kota). Desa juga merupakan kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu, berhak mengurus rumah tangga sendiri, memilih penguasa, dan mempunyai harta benda sendiri. Swadaya yaitu desa masih terikat oleh tradisi karena taraf pendidikannya relatif rendah, produksi diarahkan untuk kebutuhan primer keluarga, dan komunikasi ke luar sangat terbatas. Swakarya merupakan desa yang sudah agak longgar adat-istiadatnya karena pengaruh luar, mengenal teknologi pertanian, dan taraf pendidikan warganya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan desa lainnya. Swasembada merupakan desa yang lebih maju daripada desa swakarya dan tidak terikat lagi oleh adat-istiadat yang ketat.

Pengertian Desa menurut umum adalah pembagian wilayah administratif di bawah Kecamatan yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa. Kata “ desa “ sendiri berasal dari bahasa india yakni “ swadesi” yang berarti tempat asal, tempat tinggal, negeri asal, atau tanah leluhur yag merujuk pada kesatuan hidup, dengan satu kesatuan norma, serta memiliki batas yang jelas (Soetardjo, 1984:15 Yuliati,

2003:24). Sesuai batasan defenisi tersebut, maka di Indonesia dapat ditemui bayak

6

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 7

kesatuan masyarakat dengan peristilahannya masing masing seperti Dusun dan

Marga bagi masyarakat Sumatra Selatan, Dati di Maluku, Nagari di Minang,

Wanua di Minahasa dan Nagori di Simalungun. Pada daerah lain masyarakat setingkat desa juga memiliki berbagai istilah dan keunikan sendiri baik mata pencaharian maupun adat istiadatnya.

Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa yang mengatur tentang Desa mengartikan bahwa desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 diuraikan:

1. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah

yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,

kepentingan masyarakat setempat berdasarka n prakarsa masyarakat, hak

asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem

pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat Desa sebagai

unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 8

4. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah

lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya

merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah

dan ditetapkan secara demokratis.

2.2 Karakteristik Desa

Di Indonesia, karakteristik desa berbeda-beda satu sama lain, antara jawa dengan luar jawa, antara desa dekat kota dengan desa yang jauh dari kota, antara wilayah dataran ditinggi dengan wilayah dataran rendah, demikian pula antara pantai dan pedalaman. Indonesia kelihatanya belum ada kajian khusus tentang hal ini. Secara umum masyarakat yang telah mulai menetap yang disebut dengan desa, istilah sebutannya sangat beragam di berbagai suku bangsa. Di jawa disebut desa, di aceh disebut gapong, di Papua disebut kampong, dan masih banyak berbagai istilah lainya. Sangatlah penting mengklasifikasikan penduduk yang telah mulai menetap, digolongkan menurut sistem produksinya untuk kepetingan hidup mereka sendiri dan penemuan penduduk desa itu sendiri. Kebudayaan produksi bukan megubah alam akan tetapi mengadaptasi alam. Artinya apa yang didalam sekitarnya itulah sumber kehidupan mereka. Karakter sistem sosialnya bersifat komunial. Contoh jelas akan hal ini adalah adat. Bagi desa yang belum megenal ekonomi dan uang, aktivitas ekonominya dilakukan dengan cara barter

(Susetiawan, 2010).

Dalam masyarakat desa berlaku keteraturan kehidupan sosial yang mencakup kegiatan-kegiatan ekonomi, keagamaan, politik, dan hukum yang sesuai dengan lingkungan hidup setempat. Dilihat dari karakteristik wilayahnya,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 9

kawasan perdesaan masih lebih bersifat alamiah, belum banyak tersentuh oleh teknologi modern dan perkembangan pembangunan. Selain sebagai lahan permukiman penduduk, sebagian wilayah desa terdiri atas lahan pertanian, perkebunan, atau tertutup oleh hutan alami, baik itu wilayah desa yang terletak di wilayah pantai, dataran rendah, maupun dataran tinggi. Adapun kota sebagian besar wilayahnya tertutup oleh kawasan permukiman penduduk, gedung-gedung perkantoran, fasilitas sosial, kawasan industri, dan kawasan lainnya.

Kehidupan masyarakat pedesaan dicirikan oleh kegiatan yang pada umumnya bercorak agraris. Aktivitas kesehariannya masih didominasi oleh pengaruh lingkungan alam. Dengan kata lain, pengaruh lingkungan atau kondisi alam setempat masih sangat kuat mewarnai tatanan dan pola hidup penduduk desa. Hubungan antar warga masyarakat desa sangat erat, saling mengenal, dan gotong royong. Penderitaan seseorang di pedesaan pada umumnya menjadi derita semua pihak. Menurut para ahli sosiologi, hubungan masyarakat semacam ini dikenal dengan istilah gemeinschaft (paguyuban).

Menurut Direktorat Jenderal Pembangunan Desa (Ditjen Bangdes), ciri- ciri desa antara lain sebagai berikut :

1. Perbandingan manusia dengan lahan (man and land ratio) cukup besar,

artinya lahan-lahan di perdesaan masih relatif luas dibandingkan dengan

jumlah penduduk yang menempatinya sehingga kepadatan penduduknya

masih rendah dan lapangan pekerjaan penduduk masih bertumpu pada

sektor agraris.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 10

2. Hubungan antarwarga masyarakat desa masih sangat akrab dan sifat-sifat

masyarakatnya masih memegang teguh tradisi yang berlaku.

3. Sarana dan prasarana komunikasi dan perhubungan sebagian besar masih

sangat sederhana, seperti berupa jalan batu, jalan aspal sederhana, tidak

beraspal, bahkan jalan setapak. Sarana per hubungan atau transportasi

yang umum dijumpai antara lain angkutan perdesaan, ojek, alat

transportasi perairan, seperti perahu sederhana atau rakit, bahkan di

beberapa tempat masih ada yang menggunakan kuda dan sapi.

Secara khusus, beberapa karakteristik sosial masyarakat desa menurut

Soerjono Soekanto (1984) antara lain sebagai berikut:

1. Warga masyarakat perdesaan memiliki hubungan kekerabatan yang kuat

karena umumnya berasal dari satu keturunan. Oleh karena itu, biasanya

dalam satu wilayah perdesaan, antara sesama warga masyarakatnya masih

memiliki hubungan keluarga atau saudara.

2. Corak kehidupannya bersifat gemeinschaft, yaitu diikat oleh sistem

kekeluargaan yang kuat. Selain itu, penduduk desa merupakan masyarakat

yang bersifat face to face group antar sesama warga saling mengenal.

3. Sebagian besar penduduk bekerja pada sektor agraris (pertanian,

perkebunan, peternakan, maupun perikanan).

4. Cara bertani masih relatif sederhana atau tradisional sehingga sebagian

besar hasilnya masih diperuntukkan bagi kebutuhan hidup sehari-hari

(subsistence farming).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 11

5. Sifat gotong royong masih cukup tampak dalam kehidupan sehari-hari

penduduk desa. Golongan tetua kampung atau ketua adat masih

memegang peranan penting dan memiliki karisma besar di masyarakat

sehingga dalam musyawarah atau proses pengambilan keputusan, orang-

orang tersebut sering kali dimintai saran atau petuah.

6. Pada umumnya sebagian masyarakat masih memegang norma - norma

agama yang cukup kuat.

2.2.1 Karakteristik Pedesaan di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun

Kabupaten Simalungun adalah salah satu Kabupaten di Sumatera Utara

Indonesia. Suku Simalungun merupakan penduduk asli dari kabupaten ini.

Ibu Kota Kabupaten Simalungun adalah Pematang Raya resmi pada tanggal 23

Juni 2008. Kabupaten Simalungun adalah kabupaten yang memiliki 32 kecamtan dengan luas 438,660 ha atau 6,12 % dari luas wilayah Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari 345 desa/nagori dan 22 kelurahan.

Selama tahun 2012, Kabupaten Simalungun menghasilkan antara lain

440.992 ton padi, 383.813 ton jagung, dan 336.555 ton ubi kayu, yang menjadikan

Kabupaten Simalungun sebagai penghasil padi, jagung, dan ubi kayu terbesar di

Sumatera Utara. Produksi tanaman pangan lainnya yang cukup besar dari kabupaten ini adalah kedelai, kacang tanah, dan ubi jalar. Tanaman perkebunan rakyat yang memberikan kontribusi sebesar 25,41% terhadap PDRB Simalungun antara lain karet, kelapa sawit, kopi, aren, vanili, kelapa, cokelat, cengkeh, kulit manis, kemiri, lada, dan pinang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 12

Kabupaten Simalungun memiliki 57 titik lokasi objek wisata, terdiri atas

30 lokasi wisata alam, 14 lokasi wisata agro, 4 lokasi wisata budaya, dan selebihnya adalah lokasi wisata rekreasi lainnya. Kecamatan Girsang Sipangan

Bolon merupakan kecamatan yang memiliki objek wisata terbanyak. Kecamatan

Girsang Sipangan Bolon memiliki objek wisata yang paling diandalkan, yaitu

Danau Toba yang bisa dinikmati dari , berjarak tempuh 172 km dari

Medan atau 74 km dari Raya. Pada tahun 2012, industri pariwisata Simalungun bertumpu pada 10 hotel berbintang dan 43 hotel melati. Jumlah hotel berbintang tersebut adalah yang terbanyak kedua di Sumatera Utara setelah Kota Medan

2.3 Pemerintahan Desa

Pemerintah Desa atau disebut juga Pemdes adalah lembaga pemerintah yang bertugas mengelola wilayah tingkat desa. Lembaga ini diatur melalui

Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang pemerintahan desa yang diterbitkan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 216 Ayat (1) Undang Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Pemimpin pemerintah desa, seperti tertuang dalam paragraf 2 Pasal 14 Ayat (1), adalah kepala desa yang bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.

Kepala desa mempunyai wewenang:

1. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan kebijakan yang

ditetapkan bersama Badan Perwakilan Desa (BPD).

2. Mengajukan rancangan peraturan desa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 13

3. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama

BPD.

4. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai Anggaran

Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa) untuk dibahas dan ditetapkan

bersama BPD.

5. Membina kehidupan masyarakat desa.

6. Membina perekonomian desa.

Adapun tugas ataupun tanggung jawab seorang kepala desa dalam menjalankan roda pemerintahan desa yaitu :

1. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan

UUD 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

2. Meningkatkan kesejahteraan rakyat.

3. Memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat.

4. Melaksanakan kehidupan demokrasi.

5. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas dari

kolusi, korupsi dan nepotisme.

6. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja pemerintahan desa.

7. Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang undangan.

8. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan yang baik.

9. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan desa.

10. Melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa.

11. Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 14

12. Mengembangkan pendapatan masyarakat dan desa.

13. Membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya dan adat

istiadat.

14. Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa.

15. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan

hidup.

16. Mengordinasikan pembangunan desa secara partisipatif.

17. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk

kuasa hukum untuk mewakili sesuai dengan peraturan perundang

undangan.

18. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang

undangan.

Dalam melaksanakan tugas – tugas pemerintahan desa diatas, kepala desa berhak:

1. Mengusulkan struktur organisasi dan data kerja pemerintahan desa.

2. Mengajukan rancangan dan menetapkan peraturan desa.

3. Menerima penghasilan tetap setiap bulan, tunjangan dan penerimaan yang

sah, serta mendapat jaminan kesehatan.

4. Mendapat perlindungan hukum atas kewajiban yang dilaksanakan.

5. Memberikan mandat pelaksanaan tugas dan kewajiban lainya kepada

perangkat desa.

Sebagaimana telah disebutkan dalam pengertian pemerintah desa di atas bahwa kepala desa dibantu oleh perangkat desa dalam menyelengarakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 15

pemeritahan desa. Perangkat desa akan bertugas untuk membantu kepala desa dalam melaksanakan wewenangnya.. Perangkat desa lainnya terdiri atas :

1. Sekertaris Desa

2. Pelaksanaan Teknis Lapangan

3. Unsur Kewilayahan

4. Badan Pemursyawaratan Desa (BPD)

Anggota BPD terdiri dari ketua rukun warga, pemangku adat, golongan profesi, tokoh pemuka agama atau pemuka masyarakat lainnya. BPD berfungsi menetapkan peraturan desa bersama kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

Badan permusyawaratan desa (BPD) mempunyai wewenang:

1. Membahas Rancangan Peraturan Desa

2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan

peraturan Kepala Desa

3. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa

4. Membentuk panitia Kepala Desa

5. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan

aspirasi masyarakat. Menggali, menampung, menyusun tata tertib Badan

Permusyawaratan Desa (BPD) mempunyai hak.

6. Meminta keterangan kepada pemerintah desa dan menyalurkanya ke

masyarakat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 16

2.4 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

APBN adalah anggaran yang dikeluarkan oleh Negara sesuai dengan

undang-undang, sehingga merupakan kesepakatan antara Pemerintah dan DPR,

sebagaimana disebutkan dalam Pasal 23 Undang-Undang Dasar 1945 yaitu

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai wujud dari

pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan Undang - Undang

dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. Dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara, yang dimaksud dengan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN). Selanjutnya disebut APBN adalah rencana keuangan

tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

Pemerintah menyusun APBN setiap tahun dalam rangka penyelenggaraan fungsi pemerintahan untuk mencapai tujuan bernegara. Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) tersebut harus dikelola secara tertib dan bertanggung jawab sesuai kaidah umum praktik penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik. Sesuai pasal 26 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara, setelah APBN ditetapkan dengan undang-undang, pelaksanaannya dituangkan lebih lanjut dengan Keputusan Presiden.

APBN harus didesain sesuai dengan fungsi alokasi, fungsi distribusi, dan fungsi stabilisasi dalam upaya mendukung penciptaan akselerasi pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas. Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor

17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dijelaskan bahawa fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 17

pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian, fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan, fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental ekonomi.

Beberapa faktor penentu postur APBN antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pendapatan Negara

Besaran pendapatan negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Indikator ekonomi makro yang tercermin pada asumsi dasar makro

ekonomi

2. Kebijakan pendapatan negara

3. Kebijakan pembangunan ekonomi

4. Perkembangan pemungutan pendapatan negara secara umum

5. Kondisi dan kebijakan lainnya. Contohnya, target penerimaan negara dari

SDA migas turut dipengaruhi oleh besaran asumsi lifting minyakbumi,

lifting gas, ICP, dan asumsi nilai tukar. Target penerimaan perpajakan

ditentukanoleh target inflasi serta kebijakan pemerintah terkait perpajakan

seperti perubahan besaran pendapatan tidak kena pajak (PTKP), upaya

ekstensifikasi peningkatan jumlah wajib pajak dan lainnya.

2. Belanja Negara

Besaran belanja negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Asumsi dasarmakro ekonomi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 18

2. Kebutuhan penyelenggaraan negara

3. Kebijakan pembangunan

4. Resiko (bencana alam, dampak krisis global) dan

5. Kondisi dan kebijakan lainnya. Contohnya, besaran belanja subsidi energi

dipengaruhi oleh asumsi ICP, nilai tukar, serta target volume BBM

bersubsidi.

3. Pembiayaan

Besaran pembiayaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain

1. Asumsi dasar makro ekonomi

2. Kebijakan pembiayaan dan

3. Kondisi dan kebijakan linnya.

2.5 Alokasi Dana Desa

Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan dana yang dialokasikan oleh

Pemerintah Kabupaten atau Kota untuk desa, yang bersumber dari bagian dana keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten atau Kota (PP No. 72

Tahun 2005 Pasal 1 ayat 11). Pasal 90 Ayat 3 dan 5 Undang – Undang Nomor 6

Tahun 2014 menyatakan bahwa penyelegaraan kewenangan desa dapat ditugaskan oleh pemerintah pusat maupun pemeritah daerah. Kewenangan desa yang ditugaskan oleh pemerintah pusat didanai oleh Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN). Sedangkan kewenangan desa yang ditugaskan oleh pemerintah daerah didanai oleh anggaran pedapatan dan belanja daerah.

Berdasarkan peraturan diatas jelas bahwa setiap desa akan mendapatkan anggaran

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 19

Dana Desa baik dari pusat maupun dari daerah yang menjadi sumber keuangan dan kekayaan desa.

Alokasi dana desa adalah dana bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) kabupaten yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar desa untuk medanai kebutuhan desa dalam rangka peyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan serta pelayanan masyarakat, Alokasi dana desa merupakan perolehan bagian keuangan desa dari kabupaten yang penyalurannya melalui Kas dana desa. Alokasi dana desa adalah bagian dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh kabupaten.

Alokasi Dana Desa bertujuan untuk meningkatkan peyelenggaraan pemeritah desa dalam melaksanakan pelayanan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan sesuai kewenanganya. Meningkatkan kemampuan lembaga permasyarakatan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembagunan secara partisipatif sesuai dengan potensi yang ada. Meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan berusaha masyarakat serta medorong peningkatan swadaya gotong-royong masyarakat.

Dalam melaksanakan perhitungan dana desa setiap desa pemerintah kabupaten/kota mengacu kepada ketentuan sebagai berikut:

1. Ketentuan terkait sumber dana, modal perhitungan, variable dan bobot

yang digunakan dalam perhitungan sebagaimana diatur dalam bab II

peraturan Menteri Keuangan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 20

2. Sumber dana desa yang digunakan dalam perhitungan dana desa berasal

dari rincian dana desa setiap kabupaten/kota sebagaimana ditetapkan

dalam peraturan Presiden tentang Rincian APBN/APBD.

3. Dana desa setiap desa dihitung berdasarkan:

Alokasi dasar, yang merupakan aloksi yang dibagi secara merata kepada

setiap desa setiap desa sebesar 90% dari dana desa setiap kabupaten/kota.

2.5.1 Asas Pengelolaan Keuangan Desa

Pada Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan

Keuangan Desa, Bab I Pasal 1 yang terdiri dari 23 Ayat memuat tentang ketentuan umum. Dilanjutkan pada Bab II mengenai Asas Pengelolaan Keuangan Desa:

1. Bunyi dari Bab II pasal 2 Ayat 1 dan 2 ini adalah sebagai berikut :

Keuangan desa dikelola berdasarkan asas - asas transparan, akuntabel,

partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.

2. Pengelolaan keuangan desa sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), dikelola

dalam masa 1 (satu) tahun anggaran yakni mulai tanggal 1 Januari sampai

dengan tanggal 31 Desember.

2.5.2 Pengelolaan Keuangan Desa

Kepala Desa memiliki peran tertinggi dalam mengelola keuangan desa.

Oleh karena Kepala Desa jugalah yang harus bertanggungjawab atas segala arah kebijakan dalam pengelolaan keuangan desa berdasarkan Permendagri Nomor 113 tahun 2014. Hal itu sebagaimana tertuang pada pasal 3 yang terdiri dari tiga Ayat.

Berikut ini kutipannya :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 21

1) Kepala Desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan

mewakili Pemerintah Desa dalam kepemilikan kekayaan milik desa yang

dipisahkan.

2) Kepala Desa sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa

sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 :

i) Mempunyai kewenangan: menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan

APB Desa

ii) Menetapkan PTPKD

iii) Menetapkan petugas yang melakukan pemungutan penerimaan desa

iv) Menyetujui pengeluaran atas kegiatan yang ditetapkan dalam APB

Desa

v) Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban APB

Desa.

3) Kepala Desa dalam melaksanakan pengelolaan keuangan desa, dibantu oleh

PTPKD. Penyelenggaraan urusan pemerintah yang diselenggarakan oleh

pemerintah desa didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja negara

(APBN). Sumber pendapatan desa terdiri dari:

i) Pendapatan asli desa, terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan desa,

hasil swadaya dan pastisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan

asli daerah yang sah.

ii) Bagi hasil pajak daerah kabupaten/kota paling sedikit 10% untuk desa

dan dari retribusi kabupaten/kota sebagian diperuntukkan bagi desa.

Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 22

terima oleh kabupaten/kota untuk desa paling sedikit 10%, yang

pembagiannya untuk setiap desa secara profesional yang merupakan

alokasi dana desa.

iii) Bantuan keuangan pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah

Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintah.

iv) Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.

Perencanaan

Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 bab V dimulai dari Pasal 20 sampai

Pasal 23 merupakan hal yang mengatur tentang pengelolaan, dimana bagian yang pertama diatur terkait perencanaan.

Pasal 20 Ayat:

1) Sekretaris Desa menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa

berdasarkan RKP Desa tahun berkenaan.

2) Sekretaris Desa menyampaikan rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa

kepada Kepala Desa.

3) Rancangan peraturan Desa tentang APB Desa sebagaimana dimaksud pada

Ayat (2) disampaikan oleh Kepala Desa kepada Badan Permusyawaratan Desa

untuk dibahas dan disepakati bersama.

4) Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa disepakati bersama

sebagaimana dimaksud pada Ayat (3) paling lambat bulan Oktober tahun

berjalan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 23

Pelaksanaan

Bagian pelaksanaan diatur pada Bab V mulai dari Pasal 24 sampai Pasal

34:

1) Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan

kewenangan desa dilaksanakan melalui rekening kas desa.

2) Khusus bagi desa yang belum memiliki pelayanan perbankan di wilayahnya

maka pengaturannya ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.

3) Semua penerimaan dan pengeluaran desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah.

Pada bagian kedua yang mengatur tentang pelaksanaan ini ada banyak pasal yang tertera, yaitu dimulai pada Pasal 24 sebagaimana terkutip di atas, hingga Pasal 34.

Penatausahaan

Untuk Pasal 35 dan Pasal 36 pada Permendagri Nomor 113 Tahun 2014

Tentang Pengelolaan Keuangan Desa, berisi tentang penatausahaan keuangan desa.

Pasal 35

1) Penatausahaan dilakukan oleh Bendahara Desa.

2) Bendahara Desa wajib melakukan pencatatan setiap penerimaan dan

pengeluaran serta melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib.

3) Bendahara Desa wajib mempertanggungjawabkan uang melalui laporan

pertanggungjawaban.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 24

4) Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

disampaikan setiap bulan kepada Kepala Desa dan paling lambat tanggal 10

bulan berikutnya.

Pelaporan

Untuk pasal 37 pada Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang

Pengelolaan Keuangan Desa, berisi tentang penatausahaan keuangan desa.

Pasal 37

1) Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APB Desa kepada

Bupati/Walikota berupa:

a) laporan semester pertama; dan

b) laporan semester akhir tahun.

2) Laporan semester pertama sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf a

berupa laporan realisasi APB Desa.

3) Laporan realisasi pelaksanaan APB Desa sebagaimana dimaksud pada Ayat

(1) huruf a disampaikan paling lambat pada akhir bulan Juli tahun berjalan.

4) Laporan semester akhir tahun sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf b

disampaikan paling lambat pada akhir bulan Januari tahun berikutnya.

Pertanggungjawaban

Pasal 38

1) Kepala Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi

pelaksanaan APB Desa kepada Bupati/Walikota setiap akhir tahun anggaran.

2) Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APB Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), terdiri dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 25

3) Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APB Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Desa.

4) Peraturan Desa tentang laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan

APB Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilampiri:

1) Format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB

Desa Tahun Anggaran berkenaan.

2) Format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun

Anggaran berkenaan.

3) Format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang

masuk ke Desa.

2.6 Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa)

Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, disebutkan bahwa APB Desa memuat tiga hal yakni Pendapatan Desa, Belanja Desa dan

Pembiayaan Desa.

1) Pendapatan Desa

Semua penerimaan uang melalui rekening desa yang merupakan hak desa dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh transfer dan pendapatan lain-lain desa. Ada tiga jenis pendapatan desa, pendapatan asli desa, dana transfer dan pendapatan lain-lain bagi hasil pajak kabupaten kota, bagian dari retribusi Kabupaten/Kota, Bantuan keuangan dari pemerintah baik pemerintah provinsi dan pemerintah Kabupaten/Kota, Sumbangan Pihak Ketiga.

2) Belanja desa Meliputi semua pengeluaran dari rekening desa yang merupakan kewajiban desa dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 26

oleh desa. Belanja Desa dipergunakan dalam rangka mendanai penyelenggaraan kewenangan desa. Klasifikasi Belanja Desa terdiri atas kelompok: 1) Pelaksanaan pembangunan Desa

2) Pembinaan kemasyarakatan Desa

3) Pemberdayaan masyarakat Desa

4) Belanja tak terduga

Kelompok belanja di atas dibagi dalam kegiatan sesuai dengan kebutuhan desa yang dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKP Desa).

Masing-masing kegiatan tersebut kemudian diperinci berdasarkan jenis belanja:

1) Belanja pegawai

2) Belanja barang dan jasa

3) Belanja modal

3. Pembiayaan Desa

Penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan Desa terdiri atas kelompok:

1. Penerimaan pembiayaan, Sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa tahun

sebelumnya), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan desa

yang dipisahkan.

2. Pengeluaran pembiayaan, Pembentukan dana cadangan dan penyertaan

modal desa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 27

2.6.1 Dasar Hukum Dana Desa

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara.

2. Undang-Undang Republik Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara.

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah.

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah .

6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa.

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Desa.

2.6.2 Tujuan Dana Desa

Tujuan Dana Desa antara lain :

1. Meningkatkn penyelenggaraan pemerintahan desa dalam melaksanakan

pelayanan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan dan

kewenangannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 28

2. Meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan di desa dalam

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan secara

pastisipatif sesuai dengan potensi desa.

3. Meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan bekerja dan

kesempatan berusaha bagi masyarakat desa.

4. Mendorong peningkatan swadaya gotong royong masyarakat.

2.6.3 Penyusunan Kebijakan Pemerintah Kabupaten/Kota Tentang Dana Desa Proses penyusunan kebijkan dana desa, Diprakarsai oleh pemerintah

Kabupaten/Kota bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dengan melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap kemandirian desa, seperti wakil dari pemerintah desa, badan permusyawaratan desa, lembaga kemasyarakatan di desa, lembaga swadaya masyarakat dan perguruan tinggi.

Dalam rangka menyiapkan kebijakan daerah tentang dana desa, pemerintah Kabupaten/Kota membentuk suatu tim yang keanggotaannya berasal dari aparat pemerintah daerah, kecamatan dan desa perwakilan DPRD dan BPD, serta orgaisasi kemasyarakatan yang memiliki pengalaman dalam pemberdayaan masyaarakat dan desa. Tim tersebut dalam pejelasan di atas sebagaimana yang telah disebut sebelumnya bertugas untuk mempersiapkan sebagai hal yang terkait dengan dana desa sesuai dengan kebijakan daerah. Kebijakan daerah tentang dana desa ditetapkan melalui peraturan Bupati/Walikota Atau peraturan daerah. Proses penetapan peraturan Bupati/Walikota atau peraturan daerah tentang dana desa dilakukan secara transparan dan partisipatif.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 29

2.7 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Variabel Hasil dan Tahun Penelitian Muhammad Analissis Variabel Desa Blawi siap Wahib abdi dan kesiapan Indevenden: mengimplementasik Hendry cahyono pemerintah kesiapan Desa an UU RI Nomor 6 2015 desa Blawi Blawi. Variabel Tahun 2014 tentang dalam dependen : Desa inplementasi pemahaman Undang- pemerintah desa Undang terhadap Undang - rebublik Undang Nomor 6 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6 Tahun 2014 Pesta Badia Raja Analisis Variabel dependen Pemerintah desa Siahaan 2016 kesiapan : kesiapan dalam pelaksanaan pemerintah pemerintah desa PP Nomor 60 Tahun Desa Dalam dalam 2014 yang diukur Pelaksanaan melaksanakan PP dengan parameter Peraturan Nomor 60 Tahun komitmetmen, Pemerintah 2014. Variabel pengelolaan Nomor 60 independen : 1. keuangan dan Tahun 2014 Kesiapan SDM, 2. perencanaan tentang Kesiapan laporan pembangunan sangat Anggaran keuangan dan siap dan parameter Dana Desa kesiapan SDM siap Perencanaan Pembangunan Desa Yunita Novita Efektivitas Penelitian ini Kebijakan dana desa Sari dana desa menganalisis memiliki peran dalam seberapa efektif dalam penambahan pembanguna dana desa dalam sarana dan prasarana n ekonomi pembangunan fisik di pedesaan, dan ekonomi dan selanjutnya infrastruktur infrastruktur kebijakan dana desa pedesaan pedesaan di telah berperan Kabupaten Kabupaten Langkat memberikan Langkat peningkatan pendapatan riil masyarakat pedesaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 30

Ismail Nasution Analisis Variabel dalam 1) Partisipasi 2016 partisipasi penelitian ini yaitu masyarakat masyarakat partisipasi dalam Desa masyarakat dan pembangunan derhadap variabel sosial yang dibiayai pembanguna ekonomi oleh keuangan n yang masyarakat pada dana desa di dibiayai Oleh pembangunan di Kecamatan Sei keungan desa Kecamatan Sei Dadap berada di Kecamatan Dadap Kabupaten dalam kategori Sei Dapdap Asahan. baik. Kabupaten 2) Berdasarkan Asahan 2015- tangga 2016 partisipasi, tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang dibiayai oleh keuangan dana desa di Kecamatan Sei Dadap berada pada tingkat partnership. 3) Berdasarkan pengujian bentuk partisipasi masyarakat dengan kondisi sosial ekonomi diketahui bahwa tidak semua sosial ekonomi saling berhubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat.

Sumber : Data diolah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 31

2.8 Kerangka Konseptual

Dana Desa diberikan kepada setiap desa dalam 4 (empat) jenis belanja, yaitu belanja Pembangunan Desa, Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa dan Pembinaan Masyarakat. Belanja Pembangunan Desa. Belanja tersebut digunakan untuk mendorong pembangunan ekonomi desa dan inovasi desa. Pada akhirnya, dampak dari dana desa akan dapat meningkatkan status desa, peningkatan sarana dan prasarana desa dan peningkatan ekonomi masyarakat desa. Adapun gambaran kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut:

Dana Desa

Pembangunan Pemberdayaan Pemerintahan Pembinaan Desa Masyarakat Desa Masyarakat

Pembangunan Ekonomi Desa dan Inovasi Desa

Peningkatan Status Peningkatan Sarana dan Peningkatan Desa Prasarana Desa Ekonomi Gambar 2.1 Masyarakat Desa Kerangka Konseptual Sumber : Data Diolah

2.9 Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian ini adalah: 1. Dana Desa memberikan dampak yang positip bagi perusahaan status desa di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. 2. Dana Desa memberikan dampak yang positip bagi kondisi sarana dan prasarana desa di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1.3 Jenis Penelitian

Kajian dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian eksplanatori. Pendekataan kuantitatif untuk mendeskripsikan terjadinya dampak

Dana Desa terhadap perubahan status desa, peningkatan sarana dan prasarana desa serta peningkatan ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah realisasi kebijakan

Dana Desa. Menjelaskan proses dan dampak pemanfaatan dana desa terkait dengan status perkembangan desa, bidang pembangunan desa dan pengembangan

Lembaga Ekonomi Desa, peningkatan kesejahteraan masyarakat serta praktek inovasi desa yang diterapkan pada desa.

3.2 Tempat dan waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan adalah 5 desa tersebar di Kecamatan

Raya Kabupaten Simalungun Sumatra Utara. Alasan peneliti memilih desa di

Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun menjadi tempat penelitian karena

Kecamatan Raya pada Tahun 2018 memiliki rata-rata Indeks Desa Membangun

(IDM) paling rendah diantara kecamatan yang ada di Kabupaten Simalungun dan

Kecamatan Raya merupakan ibu kota Kabupaten Simalungun. Waktu penelitian ini dimulai dari bulan November 2018

3.3 Metode Pengambilan Data

Penentuan sampel penelitan dilakukan dengan menggunakan metode multi-stages sampling. Tahap pertama yaitu menentukan kecamatan yang menjadi wilayah penelitian. Tahap kedua, menentuan distribusi responden pada masing- masing daerah penelitian.

32

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 33

3.3 Pemilihan Wilayah Sampel Penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di 5 desa Kecamatan Raya Kabupaten

Simalungun. Lokasi penelitian di Kabupaten Simalungun ditentukan berdasarkan nilai rata-rata IDM (Indeks Desa Membangun) Kabupaten dengan melihat nilai rata-rata IDM Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan Raya menjadi lokasi penelitian karena Kecamatan Raya memiliki tingkat IDM yang paling rendah di

Kabupaten Simalungun dan desa yang dipilih menjadi sampel penelitian adalah desa yang mewakili desa berkembang tertinggal dan desa sangat tertinggal yang berada di Kecamatan Raya. yaitu: Bahapal Raya, Dame Raya, Limag Raya,

Lokung Raya, Sihubu Raya.

Tabel 3. 1 Indeks Desa Membangun (IDM) Kecamatan di Kabupaten Simalungun Provinsi Tahun 2018

No. Kecamatan IDM 2018

1 Bandar Huluan 0,653983

2 Bandar Masilam 0,636563 3 Bandar 0,62955 4 Dolok Batu Nanggar 0,628519 5 Gunung Malela 0,618263 6 Pematang Bandar 0,61787 7 Jawa Maraja Bah Jambi 0,617538 8 Gunung Maligas 0,616956 9 Kecamatan Siantar 0,616191 10 Tanah Jawa 0,609125 11 Pematang Sidamanik 0,603719 12 Hatonduhan 0,603448

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 34

13 Tapian Dolok 0,602403 14 Dolok Silau 0,594695

15 Huta Bayu Raja 0,594109

16 Purba 0,587041 17 Panei 0,58575 18 Dolok Panribuan 0,580504

19 Ujung Padang 0,576623

20 Bosar Maligas 0,574283 21 Silimakuta 0,572011 22 Pematang Silimakuta 0,57137 23 Jorlang Hataran 0,570694 24 Panombeian Pane 0,570406

25 Raya Kahean 0,570297

26 Sidamanik 0,564612 27 Silou Kahean 0,56259 28 Dolok Pardamean 0,549635 29 Haranggaol Horison 0,530758 30 Girsang Sipangan Bolon 0,527044

31 Raya 0,520502 Sumber: Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 35

Tabel 3.2 Desa Populasi No Desa IDM Status Desa 1 Bahapal Raya 0,6171 Tertinggal 2 Bongguran Kariahan 0,5886 Tertinggal 3 Dame Raya 0,6114 Tertinggal 4 Limag Raya 0,6057 Tertinggal 5 Lokkung Raya 0,5314 Sangat Tertinggal 6 Raya Bayu 0,6343 Tertinggal 7 Raya Bosi 0,5771 Tertinggal 8 Sihubu Raya 0,5429 Tertinggal 9 Silou Buttu 0,5314 Tertinggal 10 Silou Huluan 0,6343 Tertinggal 11 Simbou Baru 0,2457 Sangat Tertinggal 12 Siporkas 0,6743 Tertinggal Sumber: Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal

3.4 Pemilihan Sampel Responden

Jumlah responden yang dipilih dalam penelitian ini sebanyak 100 responden. Masing-masing daerah ditetapkan secara proporsional yaitu sebanyak

20 responden. Sebaran responden ditentukan berdasarkan kondisi status desa menurut Indeks Desa Membangun 2018. Adapun kondisi status desa di wilayah terpilih adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Desa Sampel

No. Desa IDM Status Desa 1 Bahapal Raya 0,5946 Tertinggal 2 Dame Raya 0,587133 Tertinggal 3 Limag Raya 0,557467 Tertinggal 4 Lokkung Raya 0,466 Sangat Tertinggal 5 Sihubu Raya 0,5032 Tertinggal Sumber: Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 36

3.5 Sumber Data

Data yang dihimpun meliputi data sekunder dan primer. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan penyebaran kuesioner terhadap pemerintahan desa, tokoh masyarakat dan masyarakat desa. Data sekunder diperoleh dari

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Dinas

Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik dan Bappeda Provinsi Sumatera Utara. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3. 1 Pengumpulan Data dan Sumber Data

Tujuan Penelitian Kebutuhan Data Metode Dan Sumber Data 1. Untuk menganalisis 1. Penggunaan Dana 1. Wawancara dengan dampak kebijakan Desa menurut bidang informan dana desa bagi pembangunan desa, (perangkat desa, pembangunan meliputi bidang tokoh masyarakat, ekonomi dan pembangunan, keluarga pra infrastruktur pemerintahan, sejahtera dan pedesaan di pemberdayaan, dan sejahtera. Kecamatan Raya pembinaan per Desa. Kabupaten Simalungun.

2. Melihat perbedaan 1. Pemanfaatan Dana 1 Wawancara dengan pembangunan Desa untuk informan ekonomi dan pembangunan (perangkat desa, infrastruktur ekonomi dan tokoh masyarakat, pedesaan Kecamatan infrastruktur dalam keluarga Raya Kabupaten meningkatkan Simalungun sebelum kesejahteraan 2 Wawancara dan setelah masyarakat dengan responden berlakunya (20 orang/desa)

dana desa

Sumber: Data diolah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 37

3.6 Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data yang dilakukan dalam kajian ini antara lain adalah: a. Perkembangan status desa diolah secara tabulasi dengan

membandingkan status desa tahun 2015 dengan tahun 2018.

c. Manfaat untuk peningkatan kesejahteraan dianalisis secara deskriptif

dan diuraikan dengan grafik dan tabel berdasarkan dimensi sosial,

ekonomi, dan lingkungan menurut tingkat kesejahteraan dan status

desa.

3.7 Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yang menggambarkan indikator dan subindikator penelitian yang disajikan dalam grafik dan tabel. Melihat dampak pemanfaatan dana desa terhadap status perkembangan desa dan untuk melihat perbedaan kondisi sebelum dan sesudah implementasi dana desa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian

Kecamatan Raya adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Simalugun dan juga merupkan ibu kota kabupaten. Ibu kota Kecamatan Raya terletak di

Raya. Terdiri dari 17 Nagori/Kelurahan, total luas wilayah 254,51 Km2 dengan total jumlah penduduk sebanyak 25.963 jiwa. Letak geografis Kecamatan Raya terletak antara lintang utara 2°53’28”-3°5’58, bujur timur 98°44’27”- 99°0’23”, letak di atas permukaan laut 972 meter, berbatasan sebelah utara dengan

Kecamatan Raya Kahean dan Silou Kahean, sebelah selatan berbatasan dengan

Kecamatan Dolok Masagal dan Kecamatan Panei, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Purba dan Dolok Silou dan sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Panombeian Panei. Jarak kantor kecamatan ke kantor bupati sejauh 2 km.

4.2 Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun.

Responden dalam penelitian ini terdiri dari Kepala Desa dan Masyarakat desa.

Kelompok usia yang menjadi responden dalam peneltian ini usia 23-30 tahun sebanyak 11%, usia 31-40 tahun sebanyak 31%, usia 41-50 tahun sebanyak 24%, usia 51-60 tahun sebanyak 21% dan usia diatas 60 tahun sebanyak 13%.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 39

Gambar 4.1 Usia Responden Penelitian Sumber : Data Primer

Untuk jenis kelamin responden, jenis Kelamain laki-laki lebih mendominasi dibandingkan jenis kelamin perempuan yaitu laki laki sebesar 69% dan perempuan sebesar 31%.

Gambar 4.2 Jenis Kelamin Responden Sumber : Data Primer

Bidang pekerjaan responden dalam penelitian ini dominan adalah sebagai petani. responden yang bekerja di bidang pertanian sebesar 93%, bekerja di bidang jasa sebesar 4% dan responden yang belum bekerja sebesar 3%.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 40

Gambar 4.3 Bidang Pekerjaan Responden Sumber : Data Primer

Dari tingkat pendidikan masyarakat yang menjadi responden memiliki pendidikan. Lulus SLTP sebanyak 16%, yang lulus SLTA sebanyak 77%,

Diploma sebanyak 2%, dan untuk lulusan sarjana ada sebanyak 4%.

Gambar 4.4 Lulusan Responden Sumber : Data Primer

4.3 Gambaran Umum Desa Sampel

Desa yang menjadi sampel dalam penelitian ini ada lima desa di

Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. Sesuai dengan hasil survei 80% sudah mempunyai fasilitas kesehatan(Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan Desa) merupakan pembangunan dengan sumber dana dari Pemrintahan Kabupaten

Simalungun. 80% Sudah mempunyai fasilitas pendidikan anak usia dini (PAUD)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 41

yang kepemilikannya oleh pihak swasta. 80% pertanian yang menggunakan irigasi sudah memiliki irigasi merupakan pembangunan dengan sumber dana

Pemerintahan Kabupaten Simalungun, 100% sudah mempunyai sumber air bersih.

80% sudah mempunyai posyandu yang bersumber dari Puskesmas Kecamatan.

Setiap desa sudah memiliki tenaga kesehatan Bidan dan juga Bidan PTT dilihat dari SK penugasan di setiap nagori di Kecamatan Raya.

4.4 Pemanfaatan Dana Desa

Dana desa yang diberikan oleh pemerintah pusat digunakan untuk program pembangunan ekonomi maupun infrastruktur. Setiap desa mendapatkan jumlah penerimaan dana desa yang berbeda-beda. Tentu sesuai dengan kondisi setiap desanya. Setiap desa memiliki luas wilayah dan jumlah penduduk yang berbeda serta memiliki potensi yang berbeda pula dalam pembangunan, sehingga masing- masing desa memilikin target dan standar kecukupannya sendiri. Dari hasil kuesioner 100% masyarakat mengatakan kegiatan dana desa dimana masyarakat merasakan manfaatnya adalah pembangunan jalan desa yang menjadi akses yang mendukung pertanian, mengurangi biaya produksi meningkatkan harga jual barang hasil petanian. Walaupun untuk tingkat kepuasan masih banyak masyarakat merasa kurang puas untuk kualitas dan kuantitas yang dibangun.

4.4.1 Partisipasi Masyarakat Desa dalam Perencanaan Pemberdayaan Dana Desa

Variabel yang dianalisis dalam partispasi masyarakat desa adalah seberapa besar pemerintah mengikut sertakan masyarakat dalam pengambilan keputusan dalam perencanaan pembangunan. Melihat seberapa besar pasrtisipasi masyarakat dalam memeberikan pendapat dalam perencanaan pembangunan desa. Melihat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 42

seberapa besar tingkat kepuasan masyarakat terhadap keputusan rencana pembangunan, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan keluarga atau belum.

Dalam pemberdayaan masyarakat pada tahun 2014 persentase masyarakat yang menyatakan di undang untuk rapat desa dalam rangka perencanaan pembangunan desa sebesar 35% mengatakan diundang untuk menghadiri, 65% mengatakan tidak diundang untuk rapat desa dalam rangka perencanaan pembangunan desa. Pada Tahun 2018 persentase masyarakat yang mengatakan diundang meningkat menjadi 68% dan 32% yang menyatakan tidak diundang dalam rapat.

Tahun 2014 anggota rumahtangga yang hadir dalam rapat desa dalam rangka perencanaan desa 13% menyatakan pernah menghadiri rapat perencanaan pembangunan. Pada tahun 2018 sebesar 29% menyatakan pernah menghadiri rapat desa dalam rangka perencanaan pembangunan desa, dan 71% pada tahun

2018 tidak menghadiri rapat desa.

Dalam pengelolaan dana desa juga pemerintah juga mempertimbangkan saran dan masukan dari masyarakat. Pada tahun 2014 dan juga 2018 terlihat masih sangat sedikit partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan. Terlihat sebelum dan sesudah adanya dana desa partispasi masyarakat sangat sedikit dalam memberikan masukan dan pendapat yaitu sebesar 4% di 2014 dan 7% ditahun

2018.

Persentase masyarakat yang mengatakan pembangunan desa sesuai dengan kebutuhan keluarga pada tahun 2014 sebesar 34% mengatakan pembangunan desa sudah sesuai dengan kebutuhan atau keperluan keluarga dan 66% mengatakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 43

pembangunan masih belum sesuai dengan kebutuhan keluarga. Untuk kebijakan dan pembangunan inprastuktur tahun 2018 persentase masyarakat yang menyatakan perencanaan pembangunan sesuai kebutuhan keluarga mereka meningkat menjadi sebesar 64% namun 36% masih mengatakan kalau perencanaan pembangunan belum sesuai dengan kebutuhan anggota keluarga mereka.

Tabel 4.1 Pemberdayaan Masyarakat Desa Pemberdayaan Masyarakat 2014 2018

Ya Tidak Ya Tidak

Apakah ada anggota rumahtangga yang 35% 65% 68% 32% diundang untuk rapat desa dalam rangka perencanaan pembangunan desa?

Apakah ada anggota trumahtangga yang hadir 13% 87% 29% 71% dalam rapat desa dalam rangka perencanaan pembangunan desa?

Apakah ada anggota rumahtangga yang pernah 4% 96% 7% 93% mengajukan usulan dalam rapat desa dalam rangka pembangunan desa?

Pernahkah hasil keputusan dalam pertemuan 34% 66% 64% 36% perencanaan pembangunan sesuai dengan kebutuhan anggota rumahtangga

Sumber: Data Primer

4.4.2 Manfaat Dana Desa Dalam Peningkatan Kemampuan Masyarakat

Berbicara tentang kemampuan masyarakat desa tidak terlepas dari pengelolaan dana desa. Diharapkan juga dari pengelolaan dana desa adalah meningkatnya keterampilana masyarakat. Sebesar 8% masyarakat yang melihat adanya peningkatan keterampilan dalam pembangunan infrastruktur. Sebesar 61%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 44

mengatakan tidak ada peningkatan keterampilan masyarakat dan 31% tidak tau adanya peningkatan keterampilan masyarakat.

Gambar 4.5 Peningkatan Keterampilan Masyarakat Desa Sumber : Data Primer

Peningkatan kemampuan masyarakat dalam berorganisasi, sebesar 14% yang mengatakan masyarakat mengalami peningkatan, lebih dominan yang mengatakan kalau masyarakat belum megalami peningkatan dalam berorganisasi yaitu sebesar 62% yang mengatakan belum adanya peningkatan. 24% bahkan mengatakan tidak mengetahui ada atau tidaknya peningkatan kemampuan berorganisasi masyarakat.

Gambar 4.6 Peningkatan Kemampuan Masyarakat Dalam Berorganisasi Sumber : Data Primer

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 45

Menurut persepsi masyarakat, peningkatan hubungan masyarakat dengan pemerintah hanya 17% yang mengatakan adanya peningktan hubungun dengan pemerintah. lebih banyak yang mengatakan tidak ada peningkatan hubungan dengan pemerintah, yang dimaksut tidak ada adalah komuniksi masyarakat dengan pemerintah sama saja dengan sebelum adanya dana desa yaitu pada tahun

2014. Sebesar 63% yang mengatakan bahwa tidak adanya progres atau program pemerintah guna meningkatkan hubungan masyarakat dengan pemerintah.

Gambar 4.7 Peningkatan Hubungan Masyarakat dengan Pemerintah Sumber : Data Primer

4.4.3 Manfaat Dana Desa Dalam Peningkatan Akesesibilitas Desa

Pembangunan jalan desa tentunya diharapkan adalah akses transportasi yang lebih mudah. Dilihat dari perkembangan akses transportasi pada Tahun 2014 sampai Tahun 2018 mengalami peningkatan. Pada Tahun 2014 akses transportasi hannya sepeda motor, kendaraan pribadi dan truk disel yang 100% bisa melalui desa. Sedangkan untuk truk besar 59% , bak terbuka 80%, kendaraan umum kecil 40, kendaraan umum besar 23%. Pada tahun 2018 sepeda motor, kendaraan pribadi, truk disel, truk besar, bak terbuka, kendaraan umum kecil sudah 100% bisa melalui setiap desa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 46

Tabel 4.2 Akses Transportsi No Akses Transportasi 2014 2018 1 Sepeda Motor 100% 100% 2 Truk Disel 100% 100% 3 Truk Besar 59% 100% 4 Kendaraan Pribadi 100% 100% 5 Bak Terbuka 80% 100% 6 Perahu Mesin Kecil 7 Perahu Mesin Besar 8 Kodomo 9 Kendaraan Umum Kecil 40% 100% 10 Kendaraan Umum Besar 23% 80% Sumber : Data Primer

4.4.4 Manfaat Dana Desa Dalam Peningkatan Akses Komunikasi

Untuk akses komunikasi semenjak tahun 2014 menurut persepsi masyarakat sudah lancar. Setiap keluarga sudah mempunyai alat komunikasi handphone. berkomunikasi dengan masyarakat diluar desa sudah bisa dikatakan lancar dengan adanya jaringan komunikasi. Untuk sumber informasi seperti televisi sudah hampir setiap keluarga mempunyai televesi sebagai sumber informasi. Untuk tahun 2018 jaringan internet sudah mulai banyak digunakan masyarakat desa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 47

Gambar 4.8 Akses Komunikasi 2014 dan 2018 Sumber : Data Primer

4.4.5 Manfaat Dana Desa Dalam Peningkatan Akses Ekonomi

Perbaikan infrastuktur seperti jalan desa diharapkan akan memberikan dampak positif bagi peningkatan penjualan hasil pertanian. Adanya pembangunan infrastuktur tersebut masyarakat merasakan peningkatan penjualan sebesar 88% masyarakat mengatakan dari tahun 2014 hingga tahun 2018 menyatakan adanya peningkatan penjualan hasil pertanian. Meningkat bukan hanya pada kuantitas, tapi meningkat juga pada harga jual barang hasil pertanian.

Gambar 4.9 Peningkatan Penjualan Sumber : Data Primer

Pada tahun 2014 untuk penjualan barang masyarakat yang mengatakan kalau penjualan barang lancar ada sebanyak 53% dan 47% mengatakan penjualan pada tahun 2014 masih tersendat-sendat. Meningkat pada tahun 2018 yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 48

mengatakan penjualan barang lancar menjadi 83% dan yang mengatakan penjualan barang tersendat-sedat masih ada sebesar 17% lagi dari masyarakat yang mengatakan masih belum merasakan perubahan dari tahun 2014 sebelumnya.

Gambar 4.10 Penjualan Barang Sumber : Data Primer

Pembangunan infrastruktur tidak selamannya membuat masyarakat mendapatkan keuntungan. Pembangunan infrastruktur dari dana desa ini memberikan dampak atau keuntungan bagi masyarakat sebesar 67% masyarakat yang mengatakan pembangunan infrastruktur memberikan keuntungan bagi keluarga mereka. Sebesar 27% mengatakan biasa saja dari sebelumnya dana desa belum terlalu mempengaruhi keuntungan yang mereka dapatkan. Namun masih juga terdapat masyarakat sebesar 6% yang mengatakan sama sekali belum atau tidak mendapatkan keuntungan dari pembangunan infrastruktur.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 49

Gambar 4.11 Masyarakat yang Diuntungkan dari Pembangunan Infrastruktur Sumber : Data Primer

4.4.6 Kualitas Bangunan/Kontruksi

Melihat hasil dari pembangunan/kontruksi yang ada perbedan dari tahun

2014 dan 2018. Pada tahun 2014 masyarakat yang mengatakan pembangunan kontruksi baik sebesar 36%, lebih banyak yang mengatakan pembangunan/kontruksi cukup dan masih ada sebesar 22% yang mengatakan kurang dari segi kuntitas dan juga kualitas kontruksi. Pada tahun 2018 meningkat menjadi 69% masyarakat yang mengatakan baik untuk hasil kegiatan pembangunan/kontruksi yang ada pada tahun 2018. Terdapat 31% mengatakan pembangunan/kontruksi cukup.

Gambar 4.12 Hasil Kegiatan Pembangunan/kontruksi Sumber : Data Primer

Untuk kepuasan atas kualitas kontruksi yang sudah dibangun pada tahun

2014 masyarakat lebih banyak yang mengatakan agak puas terhadap kuliatas hasil

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 50

kontruksi dibanding yang mengatakan puas. Kalau dibandingkan dengan tahun

2018 yang mengatakan puas lebih banyak dibanding yang mengatakan kurang puas. sebesar 64% yang mengatakan puas dan 36% yang mengatakan kurang puas.

Gambar 4.13 Kepuasan Terhadap Kualitas Kontruksi Sumber : Data Primer

4.4.7 Manfaat Kesehatan

Setiap desa mempunyai jarak dari desa menuju ke sumber air alternative kurang lebih 500 meter dari desa baik 2014, juga 2018

Gambar 4.14 Jarak Dari Desa ke Sumber Air Alternatif Sumber : Data Primer

Kendaraan yang biasa dipakai dari rumah ke sumber air alternative baik pada tahun 2014 juga 2018 transportasi yang banyak digunakan adalah sepeda

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 51

motor dan banyak juga yang jalan kaki karena jarak yang tidak terlalu jauh menurut masyarakat.

Gambar 4.15 Transportasi yang Digunakan Dari Rumah ke Sumber Air Alternatif Sumber : Data Primer

Untuk kesulitan jarak tempuh dari rumah menuju ke sumber air alternativ

100% masyarakat mengatakan mudah, baik ditahun 2014 maupun ditahun 2018.

Gambar 4.16 Jarak Dari Rumah ke Sumber Air Alternatif Sumber : Data Primer

Menurut masyarakat dari setiap desa diare dan muntaber bukanlah penyakit yang sering dialami masyarakat. Pada setengah tahun terahir 100% tidak tidak ada keluarga yang mengalami diare dan muntaber.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 52

Gambar 4.17 Masyarakat yang Pernah Diare atau Muntaber Setengah Tahun Terahir Sumber : Data Primer

Gambar 4.18 Mayarakat yang Pernah Penyakit Gatal-Gatal atau Kudis Setengah Tahun Terahir Sumber : Data Primer

4.4.8 Produktivitas Pertanian

Jenis budidaya yang paling banyak diusahakan pada tahun 2014 adalah tanaman pangan yaitu sebesar 50% dari masyarakat dan 44% untuk budidaya tanaman hortikultura dan 6% budidaya lainya. Namun pada tahun 2018 tanaman yang paling banyak di usahakan adalah tanaman hortikultura banyak dimana sebesar 6% dari budidaya tanaman pangan beralih menjadi budidaya tanaman hortikultura.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 53

Gambar 4.19 Jenis Budidaya Tanaman Yang Banyak Diusahakan Sumber : Data Primer

Masyarakat dalam membudidayakan tanaman pangan dalam setahun dimana dalam satu tahun terdapat jenis tanaman yang hanya bisa satu kali dalam satu tahun, ada juga tanaman yang jangka budidaya bisa dilakukan dua kali dalam setahun dan terdapat juga tanaman yang bisa tiga kali dalam setahun jangka waktu budidaya. Persentase masyarakat yang memilih tanaman satu kali dalam setahun sebesar 4% yang melakukannya, 86% memilih tanaman yang bisa panen dua kali dalam satu tahun. 6% masyarakat memilih tanaman pangan yang panennya 3 kali dalam satu tahun. Dipengearuhi oleh usia panen dari setiap jenis tanaman.

Berbeda dengan tanaman Hortikultura yang hanya bisa dilakukan satu kali.

Tanaman hortikultura lebih banyak yang jangka panjang.

Gambar 4.20 Budidaya Tanaman Pangan Sumber : Data Primer

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 54

Gambar 4.21 Budidaya Tanaman Hortikultura Sumber : Data Primer

Dari tahun 2014 sampai tahun 2018 sebesar 8% masyarakat beralih kepada tanaman hortikultura. Sebelumnya pada tahun 2014 masyarakat yang memilih tanaman panagan sebanyak 50% dan pada tahun 2018 yang memilih jenis tanaman pangan menjadi 42%. Masyarakat yang pada tahun 2014 yang memilih tanaman hortikultura sebanyak 44% dan pada tahun 2018 menjadi sebesar 56%.

Gambar 4.22 Perubahan Jenis Tanaman Dari Tahun 2014 ke Tahun 2018 Sumber : Data Primer

Jumlah rata-rata produktivitas pertanian masyarakat dari tahun 2014 sampai tahun 2018 mengalami kenaikan produktivitas. Masyarakat yang merasakan adanya pembangunan infrastruktur mengalami peningkatan produktivitas pertanian sebanyak 27% dari masyarakat yang bertani dengan luas lahan yang sama. Sebanyak 69% masyarakat mengatakan produktivitas pertanian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 55

tidak mengalami kenaikan .Dengan luas lahan yang tetap akan sulit untuk menambah produktivitas pertanian karena tergantung luas lahan yang digunakan.

Sebesar 4% mengatakan bahkan mengatakan adanya penurunan Produktivitas karena beberapa alasan dan kondisi pertanian.

Gambar 4.23 Rata-Rata Produktivitas Pertanian Masyarakat Tahun 2014 dan Tahun 2018 Sumber : Data Primer

Rata-rata penjualan dari tahun 2014 sampai tahun 2018 sebanyak 32% masyarakat yang merasakan kenaikan jumlah penjualan barang hasil pertanian.

Lebih banyak masyarakat yang mengatakan kalau penjualan barang tidak berubah dari tahun 2014. Sebanyak 64% masyarakat yang mengatakan penjualan hasil pertanian tetap. Sebanyak 4% mengalami penurunan penjualan dari tahun 2014.

Gambar 4.24 Rata-Rata Penjualan Setiap Kali Panen dari Tahun 2014 ke Tahun 2018 Sumber : Data Primer

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 56

Penerimaan masyarakat dari tahun 2014 mengalami kenaikan sebanyak

84% masyarakat yang merasakan kenaikan pendapatan. Sebanyak 14% mengatakan penerimaan tetap dan 2% mengalami penurunan penerimaan.

Kenaikan peneriman masyarakat adalah karena kenaikan harga jual barang. Harga jual hasil pertanian lebih tinggi di tahun 2018 dibanding tahun 2014.

Gambar 4.25 Penerimaan Masyarakat Tahun 2014 dan Tahun 2018 Sumber : Data Primer

Biaya produksi juga menyumbangkan bertambahnya jumlah penerimaan masyarakat. Masyarakat yang mengatakan kalau biaya produksi di tahun 2018 menurun ada sebanyak 44% dan yang mengatakan biaya produksi tetap sebesar

25% walaupun 31% masyarakat merasakan kalau biaya produksi tetap naik.

Gambar 4.26 Biaya Produksi Pertanian Tahun 2014 dan Tahun 2018 Sumber : Data Primer

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 57

Dengan adanya dana desa pembangunan Infrastruktur jalan di Kecamatan

Raya Kabupaten Simalungun sejak tahun 2014 hingga tahun 2018 sudah dilakukan dan menjadi prioritas utama dari setiap desa. Baik dalam pembukaan jalan tani, pengerasan jalan tani, hingga rapat beton jalan tani. Pembangunan infrastruktur ini diharapkan akan menambah pendapatan masyarakat dan mengurangi biaya produksi terkusus buat pertanian. Tanggapan dari masyarakat terkait pembangunan infrastruktur jalan sebesar 77% masyarakat mengatakan pembangunan infrastruktur jalan sangat bermanfaat. Sebanyak 23% mengatakan bermanfaat.

Gambar 4.27 Manfaat Dana Desa Dalam Pembangunan Infrastruktur Jalan Sumber : Data Primer

Setelah pembangunan infrastruktur jalan, dapat dinilai juga terkait kepuasan masyarakat atas pembangunan yang sudah dilakukan. Menilai seberapa besar pengaruh atau manfaat pembangunan infrastruktur jalan sudah ada. Dari hasil riset bahwa masyarakat yang mengatakan sangat puas sebesar 16%. Yang mengatakan puas sebesar 45%. Untuk masyarakat yang agak puas sebesar 24% dan untuk masyarakat yang tidak puas sebesar 15%.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 58

Gambar 4.28 Skala Kepuasan Terhadap Terhadap Pembangunan Infrastruktur Jalan Sumber : Data Primer

Seperti harapan masyarakat dan juga pemerintahan desa adanya pembangunan infrastruktur bisa meningkatkan pendapatan masyarakat.Dari pesepsi masyarakat sebanyak 51% mengatakan dana desa sangat bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Sebanyak 41% masyarakat mengatakan dana desa bermanfaat untuk peningkatan pendapatan masyarakat.

Terdapat 4% masyarakat mengatakan agak bermanfaat. Tetapi ada sebanyak 4% masyarakat yang mengatakan dana desa tidak bermanfaat dalam meningkatkan pendapatan masyarakat.

Gambar 4.29 Manfaat Dana Desa Dalam Meningkatkan Pendapatan Sumber : Data Primer

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 59

Masyarakat tentunya sudah merasakan manfaat dari pembangunan infrastruktur. Masyarakat dapat menilai seberapa memuaskan manfaat pembangunan infrastruktur dalam peningkatan masyarakat. Sebanyak 6% mengatakan puas, Terdapat 49% mengatakan puas, 27% agak puas. Peningkatan pendapatan dirasakan karena adanya pembangunan infrastruktur walaupun masih terdapat 18% masyarakat yang mengatakan pembangunan infrastruktur belum memberikan dampak peningkatan pendapatan.

Gambar 4.30 Skala Kepuasan Terhadap Peningkatan Pendapatan Sumber : Data Primer

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan manfaat dana desa dalam pembangunan ekonomi dan infrastruktur pedesaan di

Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun sebagai berikut:

1. Dana desa memberikan manfaat dalam membangun ekonomi dan infrastruktur

pedesaan. Masyarakat 100% setuju adanya pembangunan infrastruktur yang

bersumber dari dana desa. Setiap desa meraskan adanya pembangunan jalan

desa, baik itu pebukaan jalan tani, pengerasan jalan dan juga rapat beton jalan

desa. Menurut hasil wancara dan juga hasil kajian kuesioner bahwa 100%

masyarakat setuju untuk pembangunan infrastruktur jalan desa. Mayoritas

penduduk desa profesi utamanya adalah petani. Infrastruktur jalan sangat

penting dalam akses pertanian.

2. Dalam pemanfaatan dana desa pemerintah desa di Kecamatan Raya

Kabupaten Simalungun setelah adanya dana desa lebih pemberdayaan

masyarakat dalam pengelolaan Dana Desa. Dilihat dari persentase partisipasi

masyarakat ditahun 2018 yaitu sebanyak 68% masyarakat mengatakan mereka

diundang menghadiri rapat desa dalam penyusunan perencanaan

pembangunan desa. Pada tahun 2018 masyarakat desa di Kecamatan Raya

Kabupaten Simalungun menilai kalau pembangunan desa 64% mengatakan

sudah sesuai dengan kebutuhan anggota keluarga.

Profesi masyarakat desa di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun yang

dominan adalah petani yang menjadi faktor penyebab keterlibatan masyarakat

60

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 61

dalam pembangnan infrastruktur sangat sedikit. Begitu juga dengan kemampuan berorganisasi belum ada peningkatan yang dirasakan masyarakat desa.

Untuk Akses transportasi banyak yang berubah dari tahun 2014 sampai tahun

2018 dimana pada tahun 2014 truk besar kendaraan umum belum 100% bisa di akses pada tahun 2018 truk besar dan angkutan umum besar sudah bisa melalui setiap desa. Namun manfaat dana desa yang banyak dirasakan masyarakat manfaatnya terkusus pada pembuakaan jalan tani, pengerasan bahkan sudah banyak yang di rapat beton. 16% masyarakat mengatakan sangat puas, 45% masyarakat mengatakan puas , dan 24% mengatakan agak puas.

Manfaat terhadap akses komunikasi tidak menjadi prioritas dana desa karena akses komunikasi sudah tergolong lancar.

Manfaat dana desa dalam akses ekonomi berkaitan dengan akses transportasi, di tahun 2018 dibandingkan dengan tahun 2014 peningkatan penjualan mengalami peningkatan, masyarakat merasakan peningkatan penjualan karena semakin banyak pedagang yang masuk ke desa membuat persaingan semakin tinggi dan harga jual barang otomatis semakin tinggi. Masyarakat merasa diuntungkan adanya pembangunan infrastruktur yang ada walaupun masih ada juga masyarakat belum merasakan keuntungan dari pembangunan infrstruktur ini, karena jumlah dana desa walaupun jumlahnya besar tetapi masih terbatas juga.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 62

Manfaat kesehatan, hampir setiap desa sudah mempunyai layanan kesehatan

(puskesmas pembantu atau pos kesehatan desa). Kebijakan pemerintah dalam

pengelolaan dana desa sejauh ini belum dialokasikan untuk layanan kesehatan.

Produktivitas pertanian mengalami peningkatan, rata rata penjualan setiap kali

panen juga mengalami peningkatan. Penjualan hasil pertanian juga mengalami

peningkatan baik dari kuantitas barang dan juga harga jual barang juga

meningkat. Penerimaan masyarakat akan otomatis mengalami peningkatan

dan untuk biaya per produksi juga sebagian besar masyarakat merasa semakin

murah dari sebelumnya.

3. Manfaat dana desa dalam pembangunan ekonomi dan infrastruktur pedesaan

di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. Pada tahun 2018 yang dapat

dilihat nyatanya ada pada pembangunan infrastruktur jalan, baik pembukaan

jalan tani, pengerasan jalan dan juga rapat beton yang sudah dilakukan setiap

desa. Memberikan wujud dan kondisi yang berbeda dari sebelum berlakunya

Undang-Undang terkait dana desa dan setelah adanya dana desa. Masyarakat

merasakan adanya manfaat dana desa dan walaupun belum semua masyarakat

merasakan manfaat dari dana desa disebabkan faktor keterbatasan dana juga.

4. Dana desa memberikan dampak peningkatan pendapatan masyarakat desa, 6%

mengatakan sangat puas, 49% mengatakan puas dengan pembangunan

infrastruktur pedesaan bisa menambah pendapatan. Sebesar 27% menyatakan

agak puas artinya sudah menerima manfaat namun masih dalam kategori agak

puas. Akses jalan desa lancar, maka biaya produksi menurun terkusus buat

ongkos hasil pertanian, ongkos pupuk dan lain lain. Kelancaran lalulintas juga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 63

berpengaruh terhadap nilai jual barang, karena semakin banyak pedagang

yang masuk ke desa untuk membeli barang, otomatis akan meningkatkan

persaingan

5.2 Saran

1. Bagi Pemerintah Desa

Pembangunan infrastruktur yang sudah dilakukan dan yang akan

dilakukan perlu lebih ditinjau lagi. Buat infrastruktur yang sudah dibangun

perlu diadakan evaluasi terkait kualitas, manfaat yang dirasakan oleh

masyarakat, dampaknya bagi masyarakat dan menjadikannya

pertimbangan untuk rencana selanjutnya. Perlu memperhatikan masyarakat

yang belum mersakan atau belum mendapatkan manfaat dari

pembangunan yang ada. Memberikan keadilan bagi setiap masyarakat

dalam memperoleh hak mereka dari pembangunan infrstruktur.

Merencanakan pembangunan infrastruktur yang lebih pro aktif dan

memberikan dampak bagi masyarakat. Lebih maksimal lagi melihat

kondisi masyarakat terkait apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Lebih

memanfaatkan masyarakat dalam pembangunan infrastruktur jika masih

ada dari warga desa itu sendiri.

2. Bagi Masyarakat

Diharapkan kepada masyarakat agar lebih aktif baik dalam perencanaan

pembangunan dan juga dalam pelaksanaan pembangunan. Membantu

pemerintah desa menemukan keunggulan desa yang bisa dikembangkan.

Terus mengikuti perkembangan pembangunan dan penggunaan dana desa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 64

dan berani menyuarakan jika menemukan sesuatu kesalahan supaya bisa

diperbaiki. Memberikan masukan, ide, gagasan yang bisa membantu

kelancaran pembangunan ekonomi dan infrastruktur pedesaan. Serta

menerima keputusan guna kepentingan bersama, tidak pula memaksakan

kehendak karena dana desa tetap saja terbatas jumlahnya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya menganlisis secara lebih detail lagi dalam pelaksanaan

dana desa demi membangun ekonomi dan infrastrukstur desa. Serta

mampu memberikan masukan kepada pemerintah desa dan juga

masyarakat yang masih belum memahami tentang pengelolaan dana desa.

Disarankan juga agar dapat mengambil sampel kabupaten yang yang

penduduknya lebih heterogen baik dari pekerjaan dan juga keadaan

lingkungannya. Karena kalau kondisinya homogen, kebutuhan dan

kebijakan yang dilalkukan tidak banyak. Tujuannya supaya lebih

menemukan ide-ide atau gagasan yang lebih banyak terkait bagaimana

pembangunan ekonomi dan infrastruktur pedesaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2006. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Yokjakarta: Graha Ilmu

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bintarto, R 1983, Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya, Ghalia Indonesia Yogyakarta.

Prasetyo, Bambang. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Bagoes, Ida Mantra. 2008. Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian. Jokjakarta: Pustaka Pelajar.

Daulay, Murni. 2010. Metode Penelitian Ekonomi. Medan: USU press.

Erlina. 2008. Metode penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Cetakan pertama. Medan : USU Press.

Hamidi.2010. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press.

Indriantoro dan Supomo, Metode Penelitian. Jakarta : Gramedia.

Republik Indonesia, 2014. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

______2014. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 43 tentang Peraturan

______2014. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 112 Tahun 2014 tentang

Pemilihan Kepala Desa, Jakarta.

______2014. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 43 tentang Peraturan

Pelaksanaan. Jakarta.

______2015. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

65

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 66

Susetiawan. 2010. Pembangunan Pedesaan dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat. Bogor: IPB Pres

Soetarjo. 1984. Desa. Yogyakarta: PN Balai Pustaka

Soetrisno Loekman, dkk. 1992. Pembangunan Desa Dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Jakarta : CV Rajawali

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sarwono, Jonathan, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif&Kualitatif, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Yulianti. 2003. Pemerintahan Desa. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Yunita Novita Sari, (2016). Efektivitas dana desa dalam pembangunan ekonomi dan infrastruktur Pedesaan Langkat. Skripsi, USU.

66

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

KUESIONER UNTUK RUMAH TANGGA

A. Identitas Kuesioner

1 Nomor kuesioner: R …………………………………...... 2 Tanggal pengumpulan data (dd-mm-yy): ……………………. 3 Nama pengumpul data: ……………………………………… 4 Tanggal selesai entri data (dd-mm-yy): ……………………… 5 Nama pengentri data: ………………………………………… B. Identitas Responden 6 Provinsi: …………………………………………………… 7 Kabupaten/Kota: …………………………………………….. 8 Kecamatan: ………………………………………………… 9 Desa: ……………………………………………………….. 10 RW: ………………………………………………………... 11 RT: …………………………………………………………… 13 Siapakah nama Bapak/Ibu ? ………………………………………………………………. 12 Nomor telepon/HP: ………………………………………………….…………………….. 14 Jenis kelamin: 1. Laki-laki; 2. Perempuan 15 Berapa umur Bapak/Ibu (tahun) : …………………………….

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

16 Berapa lama Bapak/Ibu tinggal di desa ini? ……… tahun 17 Apakah bidang pekerjaan utama keluarga Bapak/Ibu ? 1. pertanian 2. perindustrian 3. jasa 4. tidak bekerja 18 Apakah pendidikan terakhir Bapak/Ibu? 1. Tidak bersekolah 5. Lulus Diploma I-III 2. Lulus SD 6. Lulus Sarjana 3. Lulus SLTP 7. Lulus Pascasarjana 4. Lulus SLTA 19 Berapa orang anggota keluarga Bapak/Ibu?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

C. Kegiatan Dana Desa 20 Apa saja jenis kegiatan fisik dari dana desa di mana Bapak/Ibu mendapat manfaat? (jawaban bisa lebih dari 1) 1. Jalan desa 9. Drainase 2. Jembatan 10. Air bersih 3. Tambatan perahu 11. MCK 4. Pasar desa 12. sumur 5. Sarana Olah Raga 13. Posyandu 6. Embung 14. Polindes 7. Irigasi 15. PAUD 8. Penahan tanah longsor 16. Lainnya 21 Apa saja jenis kegiatan pemberdayaan dari dana desa di mana Bapak/Ibu mendapat manfaat? (jawaban bisa lebih dari 1) 1. Kegiatan Bumdes 5. Guru PAUD 2. Pelatihan 6. Kader posyandu 3. Beasiswa 7. Makanan tambahan 4. Perpustakaan desa 8. Lainnya

D. Pemberdayaan Tahun 2014 Tahun 2018 22 Apakah ada anggota rumahtangga yang pernah diundang untuk rapat desa dalam rangka perencanaan pembangunan desa? 1. Ya 2. Tidak  KE NO 6) 23 Apakah ada anggota rumahtangga yang pernah hadir dalam rapat desa dalam rangka perencanaan pembangunan desa? 1. Ya 2. Tidak 24 Apakah ada anggota rumahtangga yang pernah mengajukan usulan dalam rapat desa dalam rangka perencanaan pembangunan desa? 1. Ya 2. Tidak 25 Pernahkah hasil keputusan dalam pertemuan perencanaan pembangunan sesuai dengan kebutuhan anggota rumahtangga Bapak/Ibu? 1. Ya 2. Tidak

E. Kemampuan Masyarakat 26 Apakah ada peningkatan keterampilan masyarakat dalam pembangunan infrastruktur ? 1. Ada 2. Tidak ada 3. Tidak tahu 27 Apakah ada peningkatan kemampuan masyarakat dalam berorganisasi ? Ada 2. Tidak ada 3. Tidak tahu 28 Apakah ada peningkatan hubungan dengan lembaga atau instansi pemerintah ? Ada 2. Tidak ada 3. Tidak tahu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

F. Akses Transportasi Tahun Tahun 2018 2014 29 Apa saja jenis kendaraan yang lewat di desa Bapak/Ibu ? (jawaban bisa lebih dari 1) 1. Sepeda motor 6. Perahu mesin kecil 2. Truk Disel 7. Perahu mesin besar 3. Truk Besar 8. Andong/kodomo 4. Kendaraan pribadi 9. Kendaraan umum besar 5. Bak terbuka (colt) 10. Kendaraan umum kecil

30 Berapa lama waktu yang ditempuh menuju kota kecamatan ? 1. 15 menit 2. 30 menit 3. 45 menit 31 Berapa jumlah kendaraan yang lewat per menitnya di desa Bapak/Ibu? 1. 1 – 3 jenis /mnt 2. 4 – 6 jenis/mnt 3. diatas 7 jenis/mnt

G. Akses Komunikasi Tahun 2014 Tahun 2018 32 Bagaimana komunikasi antar daerah yang terjadi di desa Bapak/Ibu? 1. Lancar 2. Kurang lancer 3. Tidak lancar

H. Akses Ekonomi Tahun 2014 Tahun 2018 3 Apakah dalam kegiatan perdagangan terjadi peningkatan 3 penjualan ? 1. Ada 2. Tidak ada 3. Tidak tahu 3 Bagaimana pembelian barang dagangan yang terjadi ? 4 1. Lancar 2. Tersendat2 3. Tidak lancar 3 Apakah merasa diuntungkan dengan adanya pembangunan 5 infrastruktur ini ? 1. Ya 2. Biasa saja 3. Tidak

I. Kualitas Bangunan/Konstruksi Tahun 2014 Tahun 2018 36 Bagaimana hasil kegiatan pembangunan/konstruksi infrastruktur ini ? 1. Baik 2. Cukup 3. Kurang 37 Apakah Bapak/Ibumerasa puas dengan kualitas hasil konstruksi yang terbangun ? 1. Puas 2. Kurang Puas 3. Tidak Puas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

J.Manfaat Kesehatan Tahun 2014 Tahun 2018 38 Berapa liter air yang dipakai Bapak/Ibu sekeluarga dalam sehari untuk keperluan minum, memasak, mandi, cuci, dll pada waktu kemarau? Liter/hari Liter/hari 39 Berapakah jarak dari desa ke sumber air alternatif pada saat kemarau? 1. 500 m, 2. 1000 m, 3. diatas 1000 m 40 Alat transportasi yang biasa digunakan dari rumah ke sumber air alternatif pada masa sulit air (misalnya kemarau)? 1. kendaraan bermotor roda empat 2. perahu/kapal bermotor 3. kendaraan bermotor roda dua 4. kendaraan tidak bermotor (sepeda, gerobak) 5. perahu tidak bermotor/dayung 6. jalan kaki 41 Bagaimana menurut Bapak/Ibu jarak dari rumah ke fasilitas air bersih pada masa sulit air (misalnya kemarau) yang biasa digunakan? 1. mudah 2. sulit 42 Pernahkah anggota rumahtangga Bapak/Ibu terkena diare / muntaber dalam setengah tahun terakhir? 1. pernah 2. tidak pernah 43 Pernahkah anggota rumahtangga Bapak/Ibu terkena penyakit kulit (gatal-gatal, kudis) dalam setengah tahun terakhir? 1. pernah 2. tidak pernah

K. Manfaat Produktivitas Pertanian Tahun Tahun 2014 2018 44 Jenis budidaya yang terbanyak diusahakan 1. tanaman pangan 4. kehutanan 2. hortikultura (buah, bunga) 5. perikanan 3. perkebunan 6. peternakan 45 Berapa kali dalam setahun usaha budidaya tersebut dilakukan?

46 Berapa kali panen dilakukan dalam setahun?

47 Berapa rata-rata produktivitas (kg per Ha) dari usaha budidaya tersebut setiap kali panen?

48 Berapa rata-rata (kg) produk yang dijual setiap kali panen?

49 Berapa rata-rata luas lahan (Ha) yang diusahakan setiap tahun?

50 Berapa rata-rata penerimaan yang diperoleh dari setiap kali panen (Rp)?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ribu ribu 51 Berapa rata-rata untuk biaya produksi per musim tanam atau antar waktu panen (Rp)? ribu ribu

L. Kepuasan terhadap Manfaat Dana Desa Tahun 2018 Skala Menerima Skala Kepuasan Manfaat Manfaat 1. Tidak menerima 1. Tidak puas 2. Agak puas manfaat; 3. Puas No Manfaat Dana Desa 2. Kurang 4. Puas sekali bermanfaat 3. Bermanfaat 4. Sangat bermanfaat 52 Mempermudah akses fasilitas/sarana kesehatan 53 Memperbaiki kualitas layanan kesehatan 54 Menurunkan biaya kesehatan 55 Mempermudah akses fasilitas/sarana pendidikan 56 Memperbaiki layanan pendidikan 57 Menurunkan biaya pendidikan 58 Memperbaiki kegiatan/lembagagotong royong. 59 Memperbaiki aturan/etika/normagotong royong 60 Memperbaiki komunikasi /hubungan antar warga 61 Menyedikan fasilitasi penanggulangan/ resolusi konflik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Skala Menerima Skala Kepuasan Manfaat Manfaat 1. Tidak menerima 1. Tidak puas 2. Agak puas manfaat; 3. Puas No Manfaat Dana Desa 2. Kurang 4. Puas sekali bermanfaat 3. Bermanfaat 4. Sangat bermanfaat 62 Mempermudah akses fasilitas keagamaan 63 Memperbaiki organisasi/lembagakeagamaan 64 Memperbaiki layanan keagamaan 65 Mengeluarkan orang miskin dari kemiskinan 66 Meningkatkan kesejahteraan golongan menengah dan kaya 67 Memperbaiki kualitas lahan 68 Memperbaiki infrastruktur jalan 69 Memperbaiki sumber daya air 70 Meningkatkan pengetahuan masyarakat 71 Meningkatkan keterampilan masyarakat 72 Memperbaiki perilaku masyarakat 73 Memperbaiki BUMDes 74 Memperbaiki lembaga ekonomi lain 75 Memperbaiki akses sarana produksi 76 Memperbaiki akses pasar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Skala Menerima Skala Kepuasan Manfaat Manfaat 1. Tidak menerima 1. Tidak puas 2. Agak puas manfaat; 3. Puas No Manfaat Dana Desa 2. Kurang 4. Puas sekali bermanfaat 3. Bermanfaat 4. Sangat bermanfaat 77 Meningkatkan pendapatan 78 Meningkatkan kesempatan kerja/peluang usaha 79 Meningkatkan inovasi 80 Memperbaiki jaringan kemitraan usaha 81 Memperbaiki hubungan dengan Pemerintah 82 Memperbaiki jaringan dengan konsumen 83 Memperbaiki hubungan dengan karyawan atau dengan pelaku usaha 84 Mencegah pencemaran air 85 Mencegah pencemaran tanah 86 Mencegah pencemaran udara 87 Menanggulangi tanah longsor 88 Menanggulangi banjir 89 Menanggulangi Gempa Bumi 90 Menanggulangi Tsunami 91 Menanggulangi gelombang pasang surut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Skala Menerima Skala Kepuasan Manfaat Manfaat 1. Tidak menerima 1. Tidak puas 2. Agak puas manfaat; 3. Puas No Manfaat Dana Desa 2. Kurang 4. Puas sekali bermanfaat 3. Bermanfaat 4. Sangat bermanfaat 92 Menanggulangi Angin puyuh/putting beliung/topan 93 Menanggulangi bencana gunung meletus 94 Menanggulangi kebakaran hutan 95 Menanggulangi kekeringan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA