10 2. TINJAUAN PUSTAKA Teori Makna Makna Adalah Bagian Yang
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Makna Makna adalah bagian yang tidak terpisahkan dari semantik dan selalu melekat dari apa saja yang kita tuturkan. Pengertian dari makna sendiri sangatlah beragam, diantaranya : a. Mansoer Pateda mengemukakan bahwa istilah makna merupakan kata- kata dan istilah yang membingungkan. Makna tersebut selalu menyatu pada tuturan kata maupun kalimat. b. Menurut Ullman (Pateda 82) mengemukakan bahwa makna adalah hubungan antara makna dengan pengertian. c. Menurut Ferdinand de Saussure (Chaer 286) mengungkapkan pengertian makna sebagai pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada suatu tanda linguistik. Makna jika dikaitkan dalam arti interior berarti lebih mengarah kepada arti atau filosofi dalam sebuah ruang tersebut yang dapat dilihat dari segi bentuk, warna, pencahayaan, penghawaan, suasana, dan gaya ruang tersendiri yang sesuai dengan teori interior. Contoh: penggunaaan warna putih memberikan makna ketenangan, kebersihan, dan menciptakan suasana luas dan lapang; plafond yang terlalu tinggi pada kamar dapat menciptakan makna seram dan besar pada ruang. 2.2. Teori Fungsi Fungsi adalah sekelompok aktivitas yang tergolong pada jenis yang sama. Fungsi dapat dihubungkan dengan: a. Fungsi (bahasa) : dalam linguistik berarti suatu cara untuk mencapai tujuan dengan menggunakan bahasa tersebut. b. Function (object/ functor / functionoid) : suatu konsep dalam pemrograman object-oriented. 10 Universitas Kristen Petra Fungsi dalam kaitannya dengan interior menurut Christian Norberg Schulz mengatakan bahwa sebuah bangunan atau ruangan dibedakan dari aktivitas yang terjadi di dalamnya, dimana dihubungkan dengan fungsi–fungsi elemen interior dalam hubungannya dengan sebuah ruang, dimana akan memberi dampak positif maupun negatif pada ruang tersebut. Contoh: pemberian banyak jendela pada rumah dapat memperlancar akses keluar masuknya udara dan memberi suasana segar pada rumah; penggunaan Foyer bisa digunakan sebagai ruang perantara atau transisi. 2.3 Teori Bentuk Menurut Dwidoria, dalam teori arsitektur, bentuk dapat diartikan sebagai: • Penampilan luar yang dapat dilihat. • Gambar struktur formal, tata susun, komposisi yang menghasilkan gambaran nyata. • Massa 3 dimensi, wujud, penampilan, konfigurasi. Dalam arsitektur maupun interior, bentuk selalu dikaitkan dengan wujud, yaitu sisi luar karakteristik atau konfigurasi permukaan suatu bentuk tertentu. Di samping wujud, bentuk juga memiliki ciri visual: 1. Dimensi Berupa panjang, lebar, dan tebal. Dimensi-dimensi tersebut menentukan proporsi dari bentuk, sedangkan skala ditentukan oleh ukuran relatifnya. 2. Warna Merupakan fenomena pencahayaan dan persepsi visual yang menjelaskan persepsi individu dalam corak, intensitas, dan warna. Warna adalah atribut yang paling menyolok dan membedakan suatu bentuk dari lingkungannya. Warna juga berpengaruh terhadap bobot visual suatu bentuk. 3. Tekstur Kualitas yang dapat dilihat dan diraba yang diberikan kepermukaan oleh ukuran, bentuk, pengaturan, dan proporsi bagian benda. 11 Universitas Kristen Petra 4. Posisi Letak dari sebuah bentuk adalah relatif terhadap lingkungannya atau lingkungan visual dimana bentuk tersebut terlihat. 5. Orientasi Arah dari sebuah bentuk relatif terhadap bidang dasar, arah mata angin, bentuk-bentuk benda-benda lain atau terhadap seseorang yang melihatnya. 6. Inersia Visual Merupakan tingkat konsentrasi dan stabilitas suatu bentuk. Dalam kaitannya dengan interior, bentuk merupakan wujud sebuah elemen interior yang dapat mempengaruhi keindahan sebuah ruang. Contoh: bentuk lengkung dapat memberi suasana yang lebih santai dan menarik; bentuk statis memberi suasana formal dan kaku. 2.4. Teori Interior 2.4.1. Pengertian Interior Dalam bahasa Inggris interior adalah ruang dalam atau bagian dalam (Echols dan Shadily 327). Interior selalu dikaitkan dengan ruang. Menurut D.K. Ching, desain interior adalah perencanaan, tata letak dan desain ruang interior dalam bangunan. Pengaturan ini fisik memenuhi kebutuhan dasar kita untuk penampungan dan perlindungan, mereka menetapkan panggung untuk dan mempengaruhi bentuk kegiatan kami, mereka memelihara aspirasi kita dan mengekspresikan ide-ide yang menemani tindakan kita, mereka mempengaruhi pandangan kita, suasana hati dan personality. Tujuan dari desain interior adalah perbaikan fungsional, estetika pengayaan, dan peningkatan psikologis ruang interior. 2.4.2. Prinsip Desain Interior • Unity and Harmony Yaitu suatu ruangan dianggap sebagai suatu kesatuan dimana semua elemen yang ada saling melengkapi dan berkesinambungan satu dengan yang lainnya sehingga menghasikan komposisi yang seimbang. 12 Universitas Kristen Petra • Keseimbangan (Balance) Tidak terlalu condong ke sisi sebelah kanan atau kiri. Style keseimbangan terbagi 3, yaitu: simetris, asimetris, dan radial. • Focal Point Focal Point adalah aksen yang menjadi daya tarik ruangan. Contohnya, focal point pada ruangan adalah jendela besar yang ada di ruangan, perapian atau lukisan. • Ritme Dalam interior ritme adalah semua pola pengulangan tentang visual. • Details Adalah mulai dari pemilihan saklar, tata cahaya, letak pot bunga, dsb. Detail biasanya tidak jelas tetapi harus benar sehingga meningkatkan nuansa keseluruhan ruangan. • Skala dan Proporsi Adalah kedua prinsip desain yang berjalan beriringan karena keduanya berhubungan dengan ukuran dan bentuk. Contohnya, ukuran kursi tamu dan meja tamu yang seimbang; apabila mejanya terlalu tinggi, maka pengguna kursi akan merasa tidak terlalu nyaman dengan desain meja tersebut • Warna Memegang peranan penting dalam menghasilkan mood dan nuansa suatu ruangan. 2.4.3. Sirkulasi Ruang dan Organisasi ruang Sirkulasi adalah elemen yang sangat kuat dalam membentuk struktur lingkungan. Terdapat beberapa pola sirkulasi yang biasa digunakan dalam ruang, yaitu linier, radial, spiral, network, dan campuran. Tiga prinsip utama dalam pengaturan teknik sirkulasi dan organisasi ruang : • Jalan harus menjadi elemen ruang terbuka yang memiliki dampak visual yang positif. • Jalan harus dapat memberikan orientasi kepada seseorang yang melewatinya dan membuat ruang menjadi jelas terbaca. 13 Universitas Kristen Petra • Sektor ruang harus terpadu dan saling bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. 2.4.4. Elemen Interior Secara garis besar elemen interior dikelompokkan menjadi: 1. Elemen Struktural • Dinding Dinding secara fisik dapat dimasudkan sebagai pembatas antara ruang satu dengan ruang lainnya. Di samping itu dinding dapat memberi kesan tertutup dan memberi rasa aman, sekaligus memberi batasan seseorang. Untuk memberi nilai visual, dinding umumnya diberi penyelesaian (finishing) dengan mempergunakan material seperti cat, wallpaper, vinyl, panel akustik, dan batu. • Lantai Lantai, merupakan salah satu bagian penting dalam ruang dan penunjang segala sesuatu yang berada didalam ruang, karena setiap komponen ruang akan selalu berada diatas lantai dan terhubungkan satu dengan lainnya. Lantai berfungsi sebagai pembatas, penghubung ruang, dan sebagai isolasi suara. Untuk lebih memberi nilai estetis, maka dapat dilakukan dengan memberi pengolahan pada material atau warna lantai. • Langit-langit Langit-Langit (ceilling) adalah salah satu unsur penting dalam interior selain dinding dan lantai. Langit-langit adalah bagian dari suatu bangunan yang tidak lepas dari fungsi, bentuk, dan karakter ruang. Aktivitas yang terjadi dalam ruang akan menentukan fungsi ruang tersebut dan fungsi akan menentukan bentuk langit-langit serta material dan bentuk yang dipakai untuk memenuhi fungsi ruang tertentu akan menciptakan spesifikasi atau karakteristik dari langit- langit yang akan dipergunakan dalam ruang tersebut. Di samping itu langit-langit dipergunakan untuk meletakkan titik lampu sebagai pencahayaan ruang. 2. Elemen Non Struktural Elemen non struktural atau aksesoris interior (accessories interior) yaitu elemen yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan struktur interior atau 14 Universitas Kristen Petra bangunan. Aksesoris interior berkenaan dengan hal-hal yang melengkapi sebuah ruang dengan kaya estetis dan hiasan-hiasan yang dapat memberikan suasana yang menyenangkan untuk mata, tekstur yang menarik untuk tangan atau stimulasi untuk pikiran. 2.5. Restoran 2.5.1. Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Restoran Pengertian restoran secara etimologi berasal dari kata “re-store” yang berarti memulihkan kondisi badan. Sedangkan pengertian secara umum restoran adalah tempat usaha yang komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan pelayanan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya (Suarthana 23). Selain itu, terdapat pengertian restoran yang lain, yaitu suatu tempat dimana seseorang yang datang menjadi tamu yang akan mendapatkan pelayanan untuk menikmati makanan, baik pagi, siang, ataupun malam sesuai dengan jam bukanya dan oleh tamu yang menikmati hidangan itu harus membayar sesuai dengan harga yang ditentukan sesuai daftar yang disediakan di restoran itu (Sihite 16). Berdasarkan pernyataan dari dua tokoh tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi dari restoran adalah tempat usaha yang melayani tamu yang datang dengan ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman yang bersifat komersial dan tujuan dari restoran adalah untuk mencari keuntungan di bidang jasa boga dan memberikan kepuasan kepada tamu dalam pelayanan makanan maupun minuman (Suyono 11). 2.5.2 Tipe restoran Bisnis restoran merupakan bisnis favorit bagi para pembisnis untuk menjalankan sebuah usaha. Pada zaman sekarang ini, dunia bisnis restoran berkembang sangat pesat, hal ini dapat dilihat dengan