TUGAS MATA KULIAH

FILSAFAT

“Konsep Negara Kesatuan Republik Mengenai Relevansi 31 Mei 1945”.

\

Disusun oleh:

RABELLA JAUZA

52418014

Dosen pengampu:

Agustinus W. Dewantara, S.S., M.Hum

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERITAS KATOLIK WIDYA MANDALA MADIUN

2018 PENDAHULUAN

Pancasila merupakan Asas Negara, dan filsafah bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia sebelumdisahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilaizaman dahulu sebelum bangsa Indonesia mendirikan Negara Republik Indonesia mendirikan Negara berupanilaiadatistiadat, kebudayaansertanilai- nilaireligius. Nilai-nilai itu ada dan melekat bahkan menjadi amal dalam kehidupan sehari- hari sebagai pandangan hidup. Materi Pancasila berupa nilai-nilai yang tidak lain bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai tersebut diangkat dan dirumuskan dengan formal Serta dijadikan dasar Filsafat Negara Indonesia.

Sidang pertama BPUPKI dan panitia 9 adalah materi pancasila bersifat formal.

BPUPKI beranggotakan 67 orang. BPUPKI diketuai oleh Radjiman Wedyodiningrat dengan wakil ketua inchil bangaseYosio orang jepang).

Panitia kecil beranggotakan 9 orang dan dikenal pula sebagai panitia Sembilan dengan susunan sebagai berikut:

1. Ir. Soekarno ( ketua) 2. Drs. Moh. Hatta (wakilketua) 3. Mr. Ahmadsoebardjo ( anggota) 4. Mr. Muhammad Yamin ( Anggota) 5. K.H. WachidHasyim( anggota) 6. Abdul Kaharmuzakir ( anggota) 7. Abikoesno Tjokrosoejoso ( anggota) 8. H. AgusSalim ( anggota) 9. Mr.A. A. Maramis( anggota)

Untuk memahami pancasila secara lengkap dan utuh berkaitan dengan jatidiri bangsa Indonesia sebagai pancasila itu sendiri.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, jiwa serta kepribadian bangsa serta berguna sebagai perjanjian seluruh bangsa Indonesia pada waktu mendirikan Negara. PENGERTIAN PANCASILA MENURUT ETIMOLOGIS.

Pancasila menurut etimologis berasal dari bahasa “Sanskerta”, yang berarti pasca itu lima dan sila berarti peraturan tingkah laku dasar yang penting dan baik.

Secara Historis istilah pancasila dipergunakan masyarakat. Pancasila lima dasar yang harus ditaati dan dilaksanakan. Pancasila juga memiliki tingkah laku yang baik.

Lahirnya pancasila yaitu tanggal 1 juni 1945 yang diperingati dengan “Hari lahir pancasila”.

BPUPKI “Dokuritsujunbicosakai” adalah badan yang dibentuk pemerintah colonial pada tanggal 29 april 1945 sebagai rekayasa jepang mendapat dukungan rakyat Indonesia bahwa jepang memberikan kemerdekaan padatanggal 1 juni 1945. Soekarno menyampaikan pidato mengenai Lima Dasar Negara yaitu pancasila.

. Agustinus Wisnu Dewantara mengatakan:

“Soekarno memang berkepentingan untuk memperkenalkan penggaliannya mengenai dasar Negara. Soekarno tentu tidak gegabah dalam menguraikan dasar Negara, karena dasar semacam itu haruslah selaras dengan Weltanschauung (atau bisa dikatakan sebagai: pandangan hidup) yang sudah mengakar lama dalam masyarakat Indonesia. Soekarno meyakinkan bahwa pandangan hidup seperti kemanusiaan, kebangsaan, musyawarah / mufakat, keadilan dan ketuhananlah yang mengakar di bumi Indonesia sejak lama” (Dewantara, 2017:15,16)

Dalam memilihkan dasar negara bagi negara Indonesia Soekarno melakukan permenungan yang mendalam tentang sebuah ideologi yang kompatibel dengan kehidupanrakyat Indonesia. Soekarno tidak mengambil dasar Negara dari luar melainkan dari kehidupan rakyat Indonesia itu sendiri. Kelima sila yang ada di dalam Pancasila adalah asli dari kehidupan rakyat Indonesia yang mana hal itu sudah menjadi bagian atau mengakar dalam tradisi rakyat Indonesia. Kelima nilai hidup tersebut kemudian diringkas atau diperas dalam satu nilai, yakni gotong-royong (Dewantara, 2017:16). Adapun sila-sila tersebut yang membentuk Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraph ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undangDasar 1945. Kendatipun dalam proses terjadi perubahan komposisi maupun urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahapan selama masa perumusan Pancasila padatahun 1945, namun tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnyaPancasila. (Wikipedia, 2018, https://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila/, 14 November 2018)

Sila pertama dari Pancasila Dasar Negara NKRI adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Dari sila pertama ini memiliki arti yaituTuhan yang satu, atau Tuhan hanya satu. Dari penjelasan ini berarti Tuhan Yang Hanya Satu, tidak mengacu pada suatu individual yang kita sebut Tuhan yang jumlahnya Hanya Satu. Dan Sesungguhnya Ketuhanan Yang Maha Esa berarti mulia Tuhan yang mutlak harus ada.

Sila pertama Pancasila ini pada awalnya merupakan sila kelima yang dikemukakanSoekarno pada sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945 berbunyi “Ketuhanan Yang Berkebudayaan” kemudian dalam piagam pada tanggal 22 Juni 1945 oleh kelompok islamis diganti menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya". Karena hal tersebut sila pertama ini kemudian menimbulkan banyak kekacauan Karena terkesan mengakui bahwa Indonesia rakyatnya hanya beragama Islam saja. Oleh sebab itu para tokoh pun mulai memperdebatkan sila pertama ini dalam rapat PPKI (PanitiaPersiapanKemerdekaanIndonesia ). Setelahmelaluiperdebatan yang panjang maka sila pertama itu akhirnya menjadi "Ketuhanan Yang MahaEsa" seperti yang sekarang ini kita semua rakyat Indonesia kenal. (Kevin Budisetio, 2017, https://www.kompasiana.com/kevinbs/5a0dc3775a676f26b87f2232/ mengenal-lebih-dalam-sila-pertama-pancasila/, 14 November 2018) MaknaSilaKetuhanan Yang MahaEsaadalah:

1. Percaya dan taqwa kepadaTuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 2. Menghormati serta bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut- penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup. 3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuaidengan agama dan kepercayaan masing-masing. 4. Tidak memaksa suatu agama atau kepercayaan kepada orang lain. 5. Bertoleransi dalam beragama, dalam beribadah menurut agama masing- masing.

Pokok-pokok yang terkandungdalamSilaKetuhanan Yang MahaEsa:

a. Pernyataan pengakuan Bangsa Indonesia adanya kekuasaan Tuhan Yang MahaEsa. Ini terbukti dalam UUD 1945 pasal 29 ayat 1, yang berbunyi :

“Negara Berdasarkan atasKetuhananYangMahaEsa”

Pengakuan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa secaraYuridis mewajibkanPemerintah Negara untuk memilih arah budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.

Hal ini merupakan kunci keberhasilan bangsa Indonesia untuk menuju apa yang baik dan adil.

b. Negara menjamin kemerdekaan tiap penduduk untuk beribadat

Jaminan kemerdekaan beragama secara yuridis constitutional membawa konsekuensi pemerintah yaitu:

1. Pemerintah harus memberikan dorongan bahkan kesempatan terhadap kehidupan keagamaan yang sehat. 2. Pemerintah memberikan perlindungan bahkan jaminan bagi usaha-usaha penyebaran agama. 3. Pemerintah tidak memaksakan untuk memeluk atau meninggalkan agama, dan 4. Pemerintah melarang kebebasan untuk tidak memilih agama.

Pengakuan terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa , kehidupan beragama bangsa Indonesia tidak bisa di pisahkan dengan sila-sila lain. Kehidupan beragama membawa persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga membawa seluruh rakyat Indonesia untuk mewujudkan keadilan dan kemakmuran lahir batin.

c. Sebagai sarana untuk mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa ,maka kebebasan memeluk agama harus dengan asas toleransi antar pemeluk agama, saling menghargai ,dan menghormati antar agama yang satu dengan yang lain dalam menjalankan ibadah menurut agama masing-masing .

Perumusan dasar negara menurut para tokoh yang terkenal, sebgai berikut:

1. Mohammad Yamin, dalam sidang BPUPKI 1 tanggal 29 Mei 1945 menyampaikan rumusan asas dan dasar negara yaitu: a. Peri Kebangsaan b. Peri Kemanusiaan c. Peri Ketuhanan d. Peri Kerakyatan e. Kesejahteraan Rakyat

2. Mr. Soepomo, menyampaikan usul 5 dasar negara tanggal 31 Mei 1945 yaitu: a. Paham Negara Kesatuan b. Perhubungan Agama dengan Negara c. Sistem Badan Permusyawaratan d. Sosialisasi Negara e. Hubungan antar bangsa 3. Ir. Soekarno dalam BPUPKI tanggal 1 juni 1945 mengusulkan rumusan: A. Kebangsaan Indonesia B. Internasionalisme dan Perikemanusiaan C. Mufakat atau demokrasi D. Kedejahteraan sosial E. Berketuhanan dan berkebudayaan Rumusan dasar negara yang terakhr pada taggal 18 Agustus 1945 dalam sidang PPKI sebagai berikut: 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakya Indonesia

Rumusan ini dijadikan sebagai dasar negara, sekarang bahkan sampai akhir perjalanan Bangsa Indonesia. Bagsa Indonesia bertekad bahwa pancasila sebagai dasar negara yangtidak bisa dirubah oleh siapapun.

Prof. Mr. Dr. Soepomo (1903-1958) merupakan sosok pemikir yang cukup problematik. Di satu sisi ia merupakan salah seorang tokoh kunci dalam menggagas berdirinya Indonesia menjadi sebuah republik yang berdaulat. Di sisi lain gagasannya – terutama – dirujuk pada pidatonya di sidang BPUPK tanggal 31 Mei 1945, menunjukkan sebuah gambaran pemikiran seorang yang fasistik, totaliter dan otoriter dengan konsep “negara integralistik” yang ditawarkannya, di mana hak-hak individu tidak dikenal dalam konsepsi seperti itu. Namun kemudian ia mendukung prinsip- prinsip hak-hak individu ini dalam UUD 1950, di mana Soepomo duduk sebagai ketua Panitia Perancang UUD 1950 sekaligus Menteri Kehakiman.

Soepomo merupakan salah seorang ahli hukum terkemuka dan sangat disegani dan merupakan gurubesar hukum adat di Fakultas Hukum di Jakarta. Dalam karya Adnan Buyung Nasution, dijelaskan bahwa pada tahun 1941 Soepomo memberikan ceramah inagural mengenai “Hubungan Antar Individu dan Masyarakat Dalam Hukum Adat” yang isinya mengenai kesatuan individu dan dan masyarakat di Indonesia. Pada masa pendudukan Jepang, Soepomo pernah melakukan kunjungan singkat ke Jepang, dan kemudian tahun 1943 ia diangkat menjadi penasehat pada Departemen Kehakiman Pemerintahan Balatentara Jepang sebagai anggota Panitia Adat dan Hukum Konstitusional. Soepomo merupakan anggota BPUPK dan juga PPKI di mana ia menjadi ketua komisi kecil yang bertugas merumuskan UUD 1945, yaitu sebuah komisi yang merupakan bagian dari Panitia Perumus UUD 1945 yang diketuai oleh Soekarno. Setelah proklamasi 1945, Soepomo diangkat menjadi Menteri Kehakiman Republik Indonesia yang pertama.

Soepomo menyelesaikan studi doktoralnya pada tahun 1927 dari Universiteit Leiden dalam bidang hukum, dengan predikat cum laude, yang juga seorang pengikut ajaran Theosofi. Soepomo kurang aktif dalam dunia pergerakan. Ini bisa ditelusuri dari buku Abdul Rivai, yang merupakan catatannya terhadap aktivitas mahasiswa-mahasiswa Indonesia di Eropa, terutama Belanda, semasa pergerakan nasional. Dalam bukunya tersebut Abdul Rivai hanya satu kali menyebut nama Soepomo, yang ditulisnya sebagai mahasiswa yang sedang mengambil studi Meester.Tulisan ini memiliki tujuan untuk sedikit menguraikan pemikiran Soepomo, terutama pemikiran-pemikirannya dalam hal politik-hukum dan konsepsinya mengenai tata-negara Indonesia yang banyak dipengaruhi oleh “kekagumannya” pada sistem persatuan Tennoo Haika Kekaisaran dengan Rakyat Jepang, kepemimpinan Fuhrer dan konsepsi Nasional-Sosialis dalam Nazi Jerman dan konsepsi manunggaling kawula gusti dalam budaya Jawa, sebagai satu kesatuan yang dikonstruksinya dalam konsepsinya mengenai ideal negara Indonesia. Soepomo mengambil rujukan pada sebuah konsepsi teori “integralistik” yang ia ambil dari pemikiran tiga filsuf abad 18 dan 19, yakni Spinoza, Adam Muller dan Hegel.

Tulisan ini juga ingin melihat konstruksi pemikiran Soepomo, dengan analisis diskursus yang dikembangkan Ernesto Laclau lewat konsepsi dislokasi (dislocation) yang diadopsi dari filsafat psikoanalisa Jacques Lacan. Laclau berpendapat bahwa tindakan para subyek terjadi karena pentingnya diskursus yang menyampaikan identitas subyek tersebut. Menurut Laclau, dislokasi memiliki sisi produktif “di satu sisi mengancam identitas-identitas, di sisi lain merupakan landasan di mana identitas dibentuk”.

Karena itu, jika dislokasi merusak identitas dan diskursus, maka dislokasi juga menimbulkan kelemahan di tingkat makna yang mendorong dibentuknya konstruksi diskursif baru, yang bertujuan untuk menambal struktur yang terdislokasi. Menurut David Howarth, hal ini mengasumsikan kategori dislokasi, yang merujuk pada proses dengan mana kontijensi (contingency) dalam struktur diskursif dibuat kasat mata (visible). Jadi secara umum dislokasi merupakan kejadian (event) yang tidak dapat disimbolkan oleh aturan diskursif yang ada, dan menjadi fungsi yang merusak aturan tersebut. Subyeknya dipaksa untuk mengambil keputusan atau mengidentifikasikan proyek-proyek politik tertentu serta diskursus yang diartikulasikan, pada mana terjadi identitas sosial mengalami krisis dan struktur harus diciptakan (recreated) kembali. Dalam proses identifikasi, subyektifitas politik tersebut diciptakan dan dibentuk. Setelah terbentuk dan stabil, subyektifitas politik ini menjadi posisi subyek yang mengubah individu menjadi aktor-aktor sosial dengan karakteristik dan sifat-sifat tertentu. Jadi analisa ini bukan melihat bagaimana diskursif membentuk superstuktur.Dislokasi di sini bukan dilihat sekedar konsekuensi dari sebuah krisis yang datang tiba-tiba dari tata-aturan institusional. Perubahan juga bisa dihasilkan oleh gangguan yang saling mempengaruhi dari praktek-praktek politik-simbolis (politico- symbolic) yang membuat berjalannya institusi-institusi dan memberikan kontribusi bagi keberlangsungannya dalam suatu rentang waktu

Dasar Negara menurut para ahli:

 Karl Marx : Bahwa Dasar Negaraadalah suatu yang mempunyai kekuasaan dalam penindasan kepada kelas yang lain.  George jellinek : Dasar Negara merupakan sebuah organisasi dengan kekuasaan suatu kelompok orang yang bertempat disuatu wilayah tertentu.  J.J.Rousseau: bahwa dasar negara merupakan suatu alat yang mempunyai fungsi dalam menjaga kemerdekaan setiap individu& ketertiban hidup rakyat negaranya.  Robert M.Mac.Iver : bentuk asosiasi yang mempunyai peran dalam melindungi ketertiban masyarakat.  K .C. Wheare :bahwa dasar negara termasuk system tatanegara yang mengandung beberapa aturan dalam menjalankan pemerintahan suatu negara.  Tacy : bahwa dasar negara sebuah program yang ditunjuk supaya memberikan perubahan dalam kehidupan bermasyarakat ebuah negara.  Aristoteles :bahwa negara merupakan perpaduan antara keluarga sampai pada beberapa desa.yang akan membawa mereka menjadi mandiri dengan tujuan yang sama yaitu kesenangan dan kehormatan mereka. KESIMPULAN:

Pada akhirnya penulis menyimpulkan terkait pembahasan dalam paper yang bertemakan” adalah sebagai berikut:“Konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia Mengenai Relevansi Soepomo 31 Mei 1945”

Pacasila adalah dasar negara dan filsafah negara. NKRI berupa adat-istiadat , berkebudayaan, serta nilai-nilai religius. Didalam negara Indonesia tidak diperbolehkan untuk timbul pertentangan,sikap dan perbuatan untuk menciptakan kerukunan antar agama, negara, dan budaya. Manfaat yang terdapat pada Kehidupan bernegara adalah dapat membawa faktor keadilan yang rukun dan baik dalam kemakmuran lahir dan batin. nilai adat istiadat, kebudayaansertanilai-nilaireligius. Nilai-nilai itu ada dan melekat bahkan menjadi amal dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup.

Sila pertama dari Pancasila Dasar Negara NKRI adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Dari sila pertama ini memiliki arti yaitu Tuhan yang satu, atau Tuhan hanya satu. Dari penjelasan ini berarti TuhanYang HanyaSatu, tidak mengacu pada suatu individual yang kita sebut Tuhan yang jumlahnya Hanya Satu. dan Sesungguhnya Ketuhanan Yang Maha Esa berarti mulia Tuhan yang mutlak harus ada.kemudian menimbulkan banyak kekacauan Karena terkesan mengakui bahwa Indonesia rakyatnya hanya beragama Islam saja. Dari penyampaian yang disampaikan oleh Soepomo dalam pidatonya ada yang menjadi penentangan serius adalah Moh Hatta dan Moh Yamin yang menurutnya konsep negara diajukan oleh soepomo. Dasar Negara adaah Landasan kehidupan bernegara, berbangsa yang mana setiap negara memiliki dasar negara DAFTAR PUSTAKA

Sekretariat Negara Republik Indonesia. 1995. “Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha- Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Jakarta https://dhutag.wordpress.com/2005/10/31/menapaki-jejak-pemikiran-soepomo- mengenai-negara-indonesia/

Dewantara, Agustinus. "Alangkah Hebatnya Negara Gotong Royong (Indonesia dalam

Kacamata Soekarno)." (2017).

Dewantara, Agustinus. "Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini." (2017)