Foreign Case Study 2018 Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta Kilauan Gems Gallery Sebagai Destinasi Wisata Wajib

Anita Setianingsih 151886

Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta

Abstract : Makalah ini merupakan hasil laporan Foreign Case Study untuk syarat publikasi ilmiah di Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta dengan Judul Kilauan Gems Gallery Pattaya Sebagai Destinasi Wisata Wajib Thailand.

1. Pendahuluan Kerajaan Thailand (Muang Thai) adalah sebuah negara di Asia Tenggara yang berbatasan dengan Laos dan Kampuchea di Timur, Malaysia dan Teluk Siam di Selatan, dan Myanmar dan Laut Andaman di Barat. Secara astronomis, negara ini terletak antara 6°LU-20°LU dan 98°BT-116°BT. Thailand dulu dikenal dengan nama Siam, sampai saat ini nama Siam masih digunakan di kalangan orang Thai, terutama kaum minoritas Tionghoa. Thailand juga sering disebut Negeri Gajah Putih, karena gajah putih merupakan binatang yang dianggap keramat oleh penduduk. Thailand memiliki variasi wilayah geografis yang berbeda. Di sebelah Utara, keadaannya bergunung-gunung dan titik tertingginya berada di Doi Inthanon (2.576 meter). Sebelah Timur Laut terdiri atas hamparan Plato Khorat yang dibatasi oleh Sungai Mekong. Wilayah Tengah didominasi Lembah Sungai Chao Phraya yang hampir seluruhnya datar dan mengalir ke Teluk Thailand. Di sebelah Selatan terdapat Tanah Genting Kra yang melebar ke Semenanjung Melayu. Cuaca setempat adalah tropis dan bercirikan monsun. Ada monsun hujan, hangat, dan berawan dari sebelah Barat Daya antara pertengahan Mei dan September, serta monsun yang kering dan sejuk dari sebelah Timur Laut dari November hingga pertengahan Maret. Tanah genting di sebelah Selatan selalu panas dan lembap. Penduduk Thailand didominasi etnis Thai dan Lao. Selain itu, juga terdapat komunitas besar etnis Tionghoa yang memegang peranan besar dalam bidang ekonomi. Etnis lainnya termasuk etnis Melayu di Selatan, Mon, Khmer, dan berbagai suku orang bukit. Sekitar 95% penduduk Thailand adalah pemeluk agama Buddha aliran Theravada. Namun, ada minoritas pemeluk agama Islam, Kristen, dan Hindu. Bahasa Thailand merupakan bahasa nasional yang ditulis menggunakan aksaranya sendiri, tetapi ada juga bahasa daerah lainnya. Thailand merupakan salah satu Negara di Asia Tenggara yang kini muncul sebagai Negara berkembang yang cukup merangkak naik perekonomiannya. Perekonomian ini ditunjang dengan pariwisata yang cukup pesat, baik itu dari segi pariwisata heritage, alam, budaya, dan juga medis menjadi daya tarik pariwisata negara ini. Sektor pariwisata memberikan banyak kontribusi positif bagi Thailand, seperti pendapat devisa negara, pemerataan pembangunan, hingga perluasan lapangan pekerjaan. Pemerintah Thailand menggabungkan konsep wisata alam dan wisata budaya. Kebijakan yang paling konsisten dilakukan oleh pemerintah Thailand adalah diterapkannya konsep OTOP (One Tambon, One Product), yaitu dimana setiap desa memiliki satu produk yang paling diunggulkan sehingga masing-masing desa memiliki potensinya masing-masing dan tidak saling bersaing antara satu desa dengan desa lain. Selain itu juga konsep ini dilakukan untuk mengembangkan perekonomian rakyatnya. Pemerintah Thailand membantu pemasarannya termasuk standarrisasi. Sistem itu terintegrasi dengan pemerintah daerah dan swasta, sehingga ketika ada potensi daerah muncul dapat segera terpromosikan dan terpasarkan. Hal ini dilakukan sekaligus menambah semarak pariwisata di Thailand yang selama ini hanya terkonsentrasi di Pattaya dan pusat kota Bangkok. 1. Tujuan Umum a. Sebagai informasi bagi masyarakat luas mengenai pariwisata Thailand pada umumnya dan Pattaya pada khususnya, sehingga nantinya akan menarik masyarakat luas untuk berkunjung dan berwisata ke Thailand serta khususnya di objek Gems Gallery Pattaya. b. Memperkenalkan kepada masyarakat luas tentang warisan budaya kerajinan yang terkenal di Thailand pada umumnya dan di Pattaya pada khususnya, sehingga menarik minat masyarakat luas untuk datang berwisata. 2. Tujuan Khusus a. Sebagai syarat untuk memenuhi standar kualifikasi sebagai syarat guna melengkapi program Foreign Case Study. b. Untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam membuat sebuah jurnal ilmiah. c. Untuk mengetahui keberhasilan objek wisata Gems Gallery dalam menarik wisatawan datang berkunjung. Adapun manfaat penulisan jurnal ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi pembaca, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai daya tarik Gems Gallery yang terletak di Pattaya, Thailand. 2. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dalam meniliti suatu objek wisata dan dapat memahami dalam pembuatan jurnal ini. Metode penulisan yang digunakan dalam menyusun jurnal ilmiah ini adalah sebagai berikut : 1. Metode Observasi, dengan melakukan kunjungan ke objek wisata secara langsung saat mengikuti kegiatan Foreign Case Study ke Thailand selama 5 hari pada tanggal 3-7 Maret 2018. 2. Metode Pustaka, dengan mencari ide atau informasi yang terdapat di buku-buku dan juga di internet.

2. Pembahasan A. Gambaran Umum Ketertarikan penulis mengambil judul penelitian Foreign Case Study di Thailand karena penulis ingin mengetahui lebih jauh mengenai perkembangan pariwisata di Thailand khususnya di Gems Gallery Pattaya yang terletak di terletak di Pesisir Teluk Thailand, tenggara Bangkok di Provinsi Chonburi. Pattaya merupakan pusat pariwisata terbesar di Thailand yang salah satunya memiliki obyek wisata batu alam yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Foreign Case Study yang dilaksanakan pada tanggal 3 Maret hingga tanggal 7 Maret 2018 penulis dan teman-tenman tidak hanya mengunjungi Gems Gallery Pattaya yang ada di Pattaya melainkan banyak objek wisata yang penulis kunjungi di Thailand ini. Penulis dan teman-teman juga mengunjungi berbagai daya tarik wisata lainnya seperti Wat Arun Temple, Chatuchak Market, Big Buddha, Pattaya Beach, Platinum Mall, Terminal 21 dan Asiatique The Riverfront [1]. Adapun rangkaian perjalanan Foreign Case Study selama 5 hari pada tanggal 3-7 Maret 2018 adalah sebagai berikut : 1. Perjalanan dimulai paada tanggal 3 Maret 2018 pukul 09.00 WIB, tim berkumpul di Bandar Udara Internasional Adisutjipto di terminal B dengan penerbangan tujuan Kuala Lumpur International Airport di Malaysia pada pukul 15.00 (waktu Malaysia) untuk transit dan makan siang. Setelah makan siang, perjalanan dilanjutkan dengan penerbangan berikutnya yang bertujuan ke Bandar Udara International Don Mueang Thailand dan tiba pada pukul 21.00 (waktu Thailand). Setibanya di Bandar Udara Udara International Don Mueang Thailand, langsung dijemput oleh Van menuju ke Nice Palace Hotel Bangkok, Thailand untuk check in pada pukul 22.00 untuk istirahat day one (waktu Thailand). 2. Perjalanan hari kedua dimulai pada tanggal 4 Maret 2017 pukul 08.00 (waktu Thailand). Perjalanan dimulai dengan mengunjungi destinasi pertama dengan Van yaitu Wat Arun Temple, Chatuchak Market dan Chocolate Ville. Kembali lagi ke hotel pada pukul 20.00 (waktu Thailand) dan acara bebas. 3. Perjalanan hari ketiga dimulai pada pukul 08.00 (waktu Thailand). Perjalanan ketiga menuju Pattaya menggunakan Van yang telah disediakan. Destinasi pertama yang dikunjungi adalah Big Buddha Pattaya. Kemudian dilanjutkan ke Gems Gallery Pattaya Beach. Kembali ke hotel pada pukul 21.00 dan dilanjutkan dengan acara bebas. 4. Perjalanan hari keempat dimulai pukul 09.00 (waktu Thailand). Berjalan menuju ke stasiun BTS (Bangkok Mass Train System) yang berjarak tidak jauh dari Nice Palace Hotel. Destinasi yang didatangi adalah wisata Mall yaitu Platinum Mall, Terminal 21 dan Asiatique The Riverfront. Kembali lagi ke hotel menggunakan BTS pada pukul 20.00 (waktu Thailand). Kemudian acara bebas. 5. Hari kelima adalah hari dimana perjalanan pulang. Check out hotel pada pukul 03.00 (waktu Thailand) dan dijemput Van menuju ke Bandar Udara Udara International Don Mueang Thailand. Boarding time pukul 07.00 (waktu Thailand) kurang lebih 3 jam sampai ke tujuan Kuala Lumpur International Airport. Transit sembari makan pagi, kemudian lanjut penerbangan ke Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta, Indonesia pada pukul 17.00 WIB. Demikian itinerary perjalanan Foreign Case Study selama 5 hari di Thailand. Dalam melaksanakan perjalanan penulis mengamati pariwisata di negara tujuan dan tentang Gems Gallery yang berada di Pattaya sebagai fokus utama dalam jurnal yang penulis susun. B. Pengertian Pariwisata Secara Etomologi pariwisata berasal dari dua kata yaitu “ pari” yang berarti banyak/berkeliling, sedangkan pengertian wisata berarti “pergi” [2,3]. Didalam kamus besar indonesia pariwisata adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan rekreasi [4,5]. Sedangkan pengertian secara umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata mata untuk menikmati kegiataan pertamasyaan atau reakreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam [6,7]. Banyak negara yang mengantungkan pendapatan pada sektor pariwisata karena industri pajak merupakann sumber pajak dan pendapatan [8]. Dunia pariwisata yang saat ini sedang menjadi topik yang paling sering di bahas di Indonesia bahkan di dunia merupakan aset penting dan salah satu devisa suatu negara yang berkembang maupun negara maju. Keindahan alam dan buatan manusia sebagai mayoritas sebuah negara memperlihatkan kepada wisatawan terhadap keindahan negaranya sendiri [9,10]. C. Regulation Kedatangan wisatawan asing ke Thailand pada Tahun 2018 diperkirakan mencapai angka 35 juta orang sebagaimana dicapai pada tahun lalu. Sektor pariwisata negara itu terus tumbuh. Sektor pariwisata menyumbang 10% dari PDB Thailand sekaligus menjadi salah satu sumber pendapatan yang bisa diandalkan dari sisi perekonomian. Thailand juga mengalahkan negara-negara Asean dari sisi industri pariwisata. Regulasi diartikan sebagai sebuah peraturan. Secara lebih lengkap, regulasi merupakan cara untuk mengendalikan manusia atau masyarakat dengan suatu aturan atau pembatasan tertentu. Penerapan regulasi bisa dilakukan dengan berbagai macam bentuk, yakni pembatasan hukum yang diberikan oleh pemerintah, regulasi oleh suatu perusahaan dan sebagainya. Regulasi yang ditetapkan untuk wisatawan dalam perjalanannya keluar negeri adalah sebelum melakukan perjalanan, wisatawan harus mempunyai dokumen resmi yaitu paspor dan juga visa. Selain itu, wisatawan harus mempunyai rencana perjalanan dan juga lama tinggal di suatu negara. Khusus untuk wilayah ASEAN telah memberikan kewenangan bebas visa bagi warga Negara ASEAN yang akan berkunjung ke wilayah ASEAN. Paspor adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu negara yang memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk melakukan perjalanan antar negara. Saat ini beberapa negara juga telah mengeluarkan apa yang disebut e-paspor atau elektronik paspor termasuk Indonesia, e-paspor merupakan pengembangan dari paspor kovensional yang ada saat ini. Perbedaannya adalah pada e-paspor ditanamkan sebuah chip yang berisikan semua biodata pemegangnya lengkap beserta data biometrik-nya. Data biometrik tersebut disimpan dengan maksud untuk lebih meyakinkan bahwa orang yang memegang paspor adalah benar orang yang memiliki dan berhak atas kepemilikan paspor tersebut. Paspor diperlukan untuk perjalanan internasional karena harus ditunjukkan ketika memasuki perbatasan pada suatu negara yang dikunjungi, walaupun di negara tertentu ada beberapa perjanjian dimana warga suatu negara tertentu dapat memasuki negara lain dengan dokumen selain paspor. Paspor akan diberi cap (stempel) atau disegel dengan visa yang dilakukan oleh petugas negara tempat kedatangan. Terdapat beberapa jenis paspor yang dikeluarkan oleh negara berdasarkan kegunaannya masing- masing, yaitu : a. Paspor Biasa Paspor untuk perjalanan reguler. Di Indonesia paspor ini diberi sampul berwarna hijau dan dikeluarkan oleh Ditjen Keimigrasian, Kementerian Hukum dan HAM b. Paspor Diplomatik Paspor untuk tujuan diplomatik, pemegang paspor ini memiliki kemudahan perlakuan dan kekebalan di negara tempat mereka bertugas. Di Indonesia, paspor ini diberi sampul warna hitam dan dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri. c. Paspor Dinas atau Resmi Paspor yang diterbitkan untuk kalangan teknisi dan petugas administrasi dari suatu misi diplomatik, seperti kedutaan dan konsulat ataupun bagi pegawai negeri sipil yang sedang melaksanakan tugas ke luar negeri. Pemegang paspor jenis ini mendapatkan beberapa kemudahan yang tidak dimiliki oleh pemegang paspor biasa. Di Indonesia, paspor ini diberi sampul berwarna biru dan dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri setelah mendapat izin dari Sekretariat Negara. d. Paspor Kelompok Paspor yang diberikan untuk sekelompok orang, misalnya kelompk perjalanan anak liburan sekolah. Semua anak dalam perjalanan tersebut cukup memiliki satu paspor kelompok selama perjalanan liburan mereka berlangsung. Dalam membuat paspor terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi bagi pemohon pembuta paspor. Syarat pembuatan paspor adalah sebagai berikut : a. E-KTP asli dan fotokopi b. Akta kelahiran, surat nikah, ijazah terakhir, atau surat baptis asli dan fotokopi (cukup pilih salah satu dokumen yang di dalamnya terdapat informasi nama, tempat tanggal lahir, dan nama orang tua). c. Kartu keluarga asli dan fotokopi d. Materai D. Behavior 1. Etika di Thailand a. Salam ala Thailand Jika di Indonesia, salam dapat ditunjukkan dengan berjabat tangan, berbeda halnya dengan di Thailand menggunakan salam yang disebut dengan wai dan ucapan sawadee kha. Wai merupakan sebuah ucapan umum dan tanda hormat. Bahkan saat penulis sedang berada di McDonald Thailand, penulis melihat gambar Ronald McDonald berdiri disertai dengan wai. Wai adalah sapaan khas masyarakat Thailand, yaitu suatu sikap tubuh dimana kedua telapak tangan disatukan dengan jari-jari tangan diletakkan setinggi dagu disertai dengan sedikit menunduk. Wai lebih dari sekedar berjabat tangan. Wai merupakan cara untuk mengucapkan halo, selamat tinggal atau terimakasih. Rakyat Thailand memberikan wai pada lambang Budha, kuil, biksu dan orang dengan status yang lebih tinggi. Kepada siapa dan kapan mereka memberikan wai bergantung pada pendidikan mengenai etika sosial sejak masa kecil. Sawadee kha adalah ucapan sapaan setiap saat, entah pagi, siang, atau malam, mereka mengucapkan sapaan ini. Apabila yang mengucapkan wanita, maka akan mengucapkan sawadee kha. Sedangkan apabila yang mengucapkan pria, maka akan berubah menjadi sawadee khap. Namun biasanya mereka tidak memberikan wai pada pelayan, pengemudi taksi atau orang asing yang dijumpai di jalan. Mereka memberikan wai pada dokter ketika memasuki ruang parktiknya, guru, orang tua atau yang dituakan, pejabat pemerintah atau siapapun yang statusnya lebih tinggi. Orang dengan status sosial sangat tinggi tidak membalas wai yang diberikan kepadanya, namun hanya mengangguk sambil tersenyum. Biksu tidak membalas wai dari umat. Raja dan anggota kerajaan Thailand tidak memberikan wai kecuali kepada biksu. Wai juga diberikan bila seseorang merasa ucapan terimakasihnya belumlah cukup untuk menyatakan rasa syukur yang dirasakan. Terdpat 3 jenis wai, yaitu : 1) Jika kita memberi salam pada teman maka cukup mengatup tangan di depan dada atau setidaknya lebih rendah dari hidung (teman sebaya atau teman dekat). 2) Jika kita bertemu dengan orang yang lebih tua dan kita hormati (orang tua, guru, bahkan atasan kerja yang berbeda jauh posisinya) maka angkat salam kita menuju dahi dan agak menunduk. 3) Jika kita bertemu dengan biksu dan anggota kerajaan maka lebih tinggi lagi diatas kepala dan agak menunduk. b. Tambahan Panggilan pada Nama Jika di Bali kita mengenal kata bli untuk panggilan kakak laki-laki, maka di Thailand akan dipanggil dengan awalan khun didepan nama. Khun dapat disamakan dengan Mr. atau Mrs. seperti di Eropa. Tak hanya itu saja, dalam tulisan pun kata khun akan selalu digunakan. Pemakaian kata ini cenderung untuk situasi formal di mana baru pertama bertemu dengan sesorang atau belum kenal baik dengan orang tersebut. Saat akan memanggil atau menyapa seseorang (apa pun gendernya), anda bisa memanggilnya dengan khun. c. Hindari Pembicaraan yang Berhubungan dengan Kerajaan Peraturan mengenai Raja Thailand sangatlah ketat, dan berlaku bagi siapa saja yang ada di wilayah Thailand. Penghinaan terhadap raja bisa diganjar hukuman penjara. Maka dari itu ketika berada di Thailand kita tidak boleh membicarakan sesuatu yang buruk mengenai raja ataupun kerajaan. Informasi mengenai Raja Thailand pun agak tertutup saat dicari melalui internet ketika berada di Thailand, tetapi saat berada di luar Thailand informasi tersebut kembali bisa diakses. Hal ini sepertinya untuk mencegah beredarnya informasi yang kurang baik mengenai raja. Figur raja sangat dicintai dan dihargai. Gambar raja tidak boleh dirusak ataupun diinjak. Candaan mengenai raja juga bisa menyinggung warga Thailand, karena dianggap menghina raja. Warga Thailand dikenal sangat menghormati raja mereka. Bila dicermati, nama-nama jalan dan bangunan ternama banyak diantaranya yang merupakan nama dari raja terdahulu. Foto-foto raja juga bisa dijumpai pada sebagian besar toko yang ada di Thailand. Satu hal lagi yang berkaitan dengan peraturan mengenai raja adalah pemutaran King Anthem (lagu mengenai raja) sebelum pemutaran film bioskop dimulai. Saat itu seluruh penonton diharuskan untuk berdiri sebagai tanda hormat. d. Penghormatan Lagu Kebangsaan Terdapat semacam peraturan, bahwa warga Thailand harus bersikap hormat ketika diperdengarkan lagu kebangsaan mereka. Lagu ini diperdengarkan setiap pukul jam 8 pagi dan jam 6 sore di tempat- tempat umum. Warga yang tidak berdiri diam, akan ditegur oleh warga lainnya (setelah lagu selesai diperdengarkan). Sementara untuk turis asing, hal ini masih dimaklumi apabila turis tersebut tidak ikut berdiam diri. 2. Julukan Dalam pergaulan sehari-hari dengan orang Thailand, sering menjumpai nama sapaan (nickname) yang kadang jauh berbeda dari nama aslinya. Nama orang Thailand, yang terkadang cukup panjang dan sulit diingat biasanya akan disingkat menjadi sebuah suku kata. Penyingkatan ini biasanya untuk memudahkan mereka dalam memanggil rekan mereka secara akrab. Ada yang unik dari nama panggilan ini. Entah mengapa, banyak orang Thailand yang menggunakan nama panggilan dengan nama hewan. Beberapa nama yang barangkali akan cukup sering kita dengar adalah pheung (lebah), moo (babi), mot (semut), chaang (gajah), nok (burung) dan masih banyak lagi. Kemudian, jangan lupa sematkan phi (semacam panggilan kakak) jika akan memanggil orang Thailand yang lebih tua, dan nong (semacam pangglian adik) untuk memanggil yang lebih muda. Penyematan phi atau nong ini bukan sekedar basa-basi. Orang Thailand sangat menghormati senioritas dan menghargai junioritas. Mereka tak akan sungkan-sungkan untuk memanggil orang yang lebih tua dengan panggilan phi meskipun jabatan orang yang memanggil lebih tinggi dari orang yang dipanggil. Untuk kasus tertentu, bila seseorang tidak memanggil yang lebih tua dengan sebutan phi, maka ada beberapa kemungkinan: mereka sudah sangat akrab berteman atau mungkin keduanya adalah sepasang kekasih, atau bisa jadi satu sama lain dari mereka sudah tidak saling menghormati lagi. Untuk yang terakhir ini sangat jarang terjadi, satu kasus dimana seorang junior tak lagi mau memanggil seniornya dengan sebutan phi karena konflik personal diantara mereka. E. Culture Budaya Thailand menggabungkan kepercayaan budaya dan karakteristik asli daerah yang dikenal sebagai hari modern Thailand ditambah dengan banyak pengaruh dari kuno, Cina, Kamboja, bersama dengan tetangga budaya pra-sejarah Asia Tenggara. Hal ini dipengaruhi terutama oleh Animisme, Hindu, Budha, serta oleh migrasi kemudian dari Cina, dan India selatan. Berikut ini adalah beberapa contoh dari kebudayaan Thailand : 1. Seni Thailand seni visual yang tradisional terutama Budha. Thailand Buddha gambar dari periode yang berbeda memiliki sejumlah gaya yang khas. Seni dan arsitektur candi berevolusi dari sejumlah sumber, salah satunya adalah arsitektur Khmer. Seni kontemporer Thailand sering mengkombinasikan unsur-unsur tradisional Thailand dengan teknik modern. Sastra di Thailand sangat dipengaruhi oleh budaya Hindu India. Karya-karya sastra yang paling menonjol di Thailand adalah versi dari Ramayana, etnik agama Hindu, yang disebut Ramakien, yang ditulis sebagian oleh Raja Rama I dan Rama II, dan puisi Sunthorn Phu. Tidak ada tradisi drama diucapkan di Thailand, peran, bukan diisi oleh tarian Thailand. Ini dibagi menjadi tiga kategori lakhon-khon, dan likay-khon yang paling rumit dan likay yang paling populer. Nang drama, bentuk wayang, ditemukan di selatan. Musik Thailand termasuk tradisi musik klasik dan musik pop. 2. Agama Hampir semua warga Thailand (95%) Buddhis Theravada (yang mencakup Tradisi Hutan Thai dan Nikaya Dhammayuttika dan Santi Asoke sekte,) dengan minoritas Muslim di Thailand (4,6%), Kristen di Thailand (0,7%), Buddha Mahayana, dan agama-agama lain. Thailand Buddhisme Theravada didukung dan diawasi oleh pemerintah, dengan para biksu menerima sejumlah tunjangan pemerintah, seperti bebas menggunakan infrastruktur transportasi publik. Buddhisme di Thailand sangat dipengaruhi oleh kepercayaan tradisional tentang roh-roh leluhur dan alam, yang telah dimasukkan ke dalam kosmologi Buddhis. 3. Pakaian Adat Thailand Pada awalnya, Thailand tidak memiliki busana tradisional. Lalu semuanya berubah ketika pada tahun 1960, Raja melakukan perjalanan ke sebagian negara Eropa dan juga ke Amerika Serikat. Ratu yang menemani perjalanan tersebut memutuskan bahwa Thailand membutuhkan busana tradisional untuk dikenakan saat berkeliling dunia. Ratu Sirikit kemudian membuat beberapa desain busana tradisional. Akhirnya pada tahun 1964, diluncurkan secara resmi busana tradisional Thailand yang disebut Chut Thai. Ada 9 Chut Thai yang berbeda untuk kaum wanita dan satu busana untuk kaum pria yang disebut Phraratchathan. Berikut jenis pakaian adat Thailand sebagai berikut : a. Ruean Ton Busana untuk wanita ini terbilang paling casual diantara busana-busana tradisional Thailand lainnya. Bawahan busana ini terdiri dari selembar sarung atau yang disebut Bha Sin dari bahan katun atau sutera dengan motif garis-garis horizontal ataupun vertikal. Sarung ini panjang hingga mata kaki dan dilipat ke satu arah. Sedangkan atasannya berupa blouse dengan warna yang senada dengan sarung atau bisa juga dengan warna yang kontras. Atasan berupa blouse ini memiliki lima buah kancing depan dan tanpa kerah. Busana ini biasanya dikenakan pada acara-acara yang tidak resmi. b. Chit Lada Busana tradisional Thailand ini biasanya dikenakan di siang hari. Misalnya saja dikenakan sebagai busana untuk penjemputan tamu di bandara. Modelnya mirip dengan Ruean Ton. Hanya saja ditambahkan brokat pada keliman sarung. Sedangkan atasannya masih berupa blouse dengan lengan panjang. Blouse ini memiliki lima kancing depan yang terbuat dari perak atau warna keemasan. Kaum wanita yang mengenakan Chit Lada tak perlu menambahkan hiasan lagi. Sedangkan warna busana Chit Lada bisa disesuaikan dengan kebutuhan. c. Amarin Busana untuk kaum wanita ini tersebut dari bahan brokat dan biasanya dipilih sebagai busana malam hari. Misalnya saja untuk dikenakan saat acara makan malam. Untuk atasannya masih berupa blouse dengan lengan yang panjang. Beberapa aksesoris bisa ditambahkan agar busana ini terlihat semakin indah. d. Borom Bhiman Busana wanita Borom Bhiman juga menjadi pilihan busana di malam hari. Atasan Borom Bhiman berupa blouse berlengan panjang dengan kancing di depan atau bisa juga di belakang. Blouse ini pada bagian bawah dimasukkan ke dalam lilitan sarung. Bahan yang digunakan adalah bahan brokat sehingga terlihat mewah. Sedangkan bawahannya berupa rok panjang dari bahan sarung. Atasan dan bawahan busana ini dijahit menjadi satu. Busana Borom Bhiman ini cocok dikenakan oleh wanita yang bertubuh tinggi semampai. Biasanya busana ini dikenakan pada acara-acara formal dan semi formal. e. Chakkri Busana yang satu ini berkesan elegan dan formal. Kaum wanita yang mengenakannya akan terlihat anggun dan berkelas. Bawahan yang digunakan masih berupa sarung tetapi dengan dua lipatan. Sementara atasannya merupakan perpaduan antara brokat dan sulaman dengan tambahan selendang yang panjang menjuntai. Atasan busana inilah yang memberi kesan elegan dan sekaligus menampilkan keindahan. f. Chakkrabhat Model busana ini mirip dengan model busana Chakkri. Atasan busana ini dilengkapi dengan selendang yang panjang menyamai panjang rok bawahannya. Bedanya, model busana Chakkrabhat berkesan lebih kuno dan lebih formal. Selendang yang dikenakan memiliki lipatan dan terbuat dari bahan yang lebih tebal serta dipenuhi dengan sulaman. Biasanya busana ini dikenakan pada acara- acara kerajaan dan upcara-upacara nasional. g. Siwalai Model busana Siwalai ini sedikit mirip dengan model busana Borom Bhiman. Perbedaannya terletak pada adanya tambahan selendang yang diletakkan di bagian bahu. Selendang ini menutup salah satu bahu dan menjuntai hingga ke lantai. Dengan tambahan selendang ini, maka kesan mewah segera saja terlihat. Karena itu pula, busana ini biasanya dikenakan pada acara-acara kerajaan dan acara resmi lainnya. h. Dusit Model busana wanita ini mirip dengan model busana malam ala barat. Atasannya berupa blouse berkerah bulat yang dibuat cukup lebar dan rendah serta tanpa lengan. Bahan yang digunakan untuk atasannya berupa bahan bersulam yang memberi kesan mewah. Bawahan blouse ini berupa sarung yang berwarna keemasan atau keperakan. i. Prayook Model busana ini merupakan modifikasi dari model busana Chakkri. Bagian atas busana dibuat tanpa lengan dengan satu bahu saja. Sedangkan satu bahu lainnya dibiarkan terbuka. Bawahan blouse ini berupa sarung dengan lipatan di bagian depan dan dilengkapi pula dengan pengikat pinggang tradisional khas Thailand. j. Phraratchathan Busana kaum pria yang disebut Phraratchathan ini biasanya dipadukan dengan celana panjang bergaya Eropa atau dengan celana khas Thailand. Celana khas Thailand yang disebut Chong Kraben ini berupa selembar kain dengan panjang kurang lebih 3 meter yang dililitkan dipinggang dan di antara kedua kaki sedemikian rupa sehingga mendapatkan bentuk seperti celana. Bawahan seperti ini sering dikenakan kaum pria di masa lalu. Kain yang digunakan biasanya adalah kain berpola atau kain yang kaya warna. Phraratchathan dirancang sendiri oleh raja Thailand pada tahun 1979 dan segera populer di Thailand. Phraratchathan berupa baju lengan panjang dengan kancing-kancing di bagian depan. Kerahnya berbentuk bulat dengan tinggi kurang lebih 3,5 centimeter sampai dengan 4 centimeter. Busana pria ini memiliki dua kantung di bagian depan. 4. Kuliner Kuliner Thailand terkenal dengan campuran dari empat rasa dasar : - Manis (gula, buah-buahan, lada manis) - Pedas panas (cabe) - Asam (cuka, air jeruk nipis, asam) - Asin (kecap asin, kecap ikan ) Sebagian besar hidangan dalam kuliner Thailand mencoba untuk menggabungkan bumbu. Hal ini dilakukan dengan menggunakan sejumlah bumbu, rempah-rempah dan buah, termasuk: cabe, bawang putih lengkuas, daun jeruk, kemangi, selasih, jeruk nipis, serai, ketumbar, merica, kunyit, dan bawang merah. 5. Pernikahan Upacara pernikahan antara Buddhis Thailand umumnya dibagi menjadi dua bagian: sebuah komponen Buddhis, yang meliputi pembacaan doa dan persembahan makanan dan hadiah lain untuk para biksu dan gambar Budha, dan komponen non-Buddhis berakar pada tradisi rakyat, yang berpusat pada keluarga pasangan. Seorang pasangan akan mencari berkat dari kuil lokal mereka sebelum atau setelah menikah, dan mungkin berkonsultasi dengan seorang biarawan untuk saran astrologi dalam pengaturan tanggal menguntungkan untuk pernikahan. Pernikahan Non-Buddhis sering berlangsung pada hari yang terpisah. Hal ini tidak biasa untuk kunjungan ke sebuah kuil yang harus dilakukan pada hari yang sama sebagai non-Buddhis bagian dari pernikahan, atau bahkan untuk pernikahan untuk mengambil tempat dalam kuil. Sementara pembagian masih sering diamati antara agama dan sekuler bagian dari layanan pernikahan, mungkin sederhana seperti para biarawan hadir untuk upacara Budha berangkat untuk makan siang setelah peran mereka selesai. Selama komponen Buddhis dari layanan pernikahan, mereka kemudian membacakan doa-doa tertentu dasar Buddhis atau nyanyian (biasanya termasuk mengambil tiga perlindungan dan Lima Sila), kemenyan, cahaya dan lilin sebelum foto. Orang tua dari pasangan kemudian dapat dipanggil untuk menghubungkan kedua mempelai, dengan menempatkan pada kepala pengantin wanita dan laki-laki. 6. Pemakaman Pemakaman berlangsung selama seminggu. Menangis tidak dianjurkan saat pemakaman, sehingga tidak perlu khawatir semangat keluarga almarhum. Banyak kegiatan di sekitar pemakaman dimaksudkan untuk membuat manfaat bagi almarhum. Salinan kitab-kitab Budha dapat dicetak dan didistribusikan atas nama yang meninggal, dan hadiah biasanya diberikan kepada sebuah kuil lokal. Biarawan diundang untuk doa nyanyian yang dimaksudkan memberikan manfaat untuk almarhum, serta memberikan perlindungan terhadap kemungkinan relatif mati kembali sebagai roh jahat. Sebuah gambar almarhum saat hari terbaik akan sering ditampilkan di sebelah peti mati. Seringkali, benang dihubungkan dengan mayat atau peti mati yang diselenggarakan oleh para biarawan nyanyian selama hafalan mereka. Benang ini dimaksudkan untuk menyalurkan kebaikan bacaan para biarawan kepada almarhum. Mayat ini dikremasi, dan guci dengan abu biasanya disimpan dalam chedi di kuil setempat. Namun kaum minoritas Tionghoa mengubur almarhum. 7. Hari Libur Liburan penting dalam budaya Thailand termasuk Tahun Baru Thailand, atau Songkran yang secara resmi dirayakan dari tanggal 13-15 April setiap tahun. Jatuh pada akhir musim kemarau dan selama musim panas di Thailand, perayaan terkenal fitur membuang air riuh. Air berasal dari mencuci gambar Budha dan ringan percikan air wangi di tangan orang tua. Sejumlah kecil bedak wangi juga digunakan dalam ritus pembersihan tahunan. Namun dalam beberapa dekade terakhir penggunaan air telah meningkat dengan penggunaan selang, barel, pistol air dan tekanan tinggi tabung. Liburan lainnya adalah Loi Krathong, yang diselenggarakan pada bulan 12 penuh dari kalender lunar Thailand. Meskipun bukan pemerintah diamati liburan, itu adalah tetap merupakan hari baik dalam budaya Thailand, di mana rakyat Thailand loi, yang berarti melayang sebuah Krathong, sebuah rakit kecil tradisional terbuat dari bagian pohon pisang, dihiasi dengan rumit-melipat daun pisang, bunga, lilin, dupa dll. menghanyut rakit lilin adalah simbol melepaskan semua dendam seseorang, kemarahan dan kekotoran batin, sehingga seseorang dapat memulai kembali kehidupan yang lebih baik. F. Lifestyle Berada dalam satu wilayah regional Asia Tenggara, Thailand memiliki banyak kemiripan dengan Indonesia. Secara fisik orang Indonesia mungkin tidak akan merasa berada diluar negeri ketika berada di negeri ini. Budayanya juga banyak kemiripan. Begitu juga dengan gaya hidupnya. Keadaan di Thailand memperlihatkan kehidupan masyarakat disana hampir mirip dengan kehidupan masyarakat di Indonesia. Dari cara berpakaian, model bangunan tempat tinggal hingga mobilitas masyarakat. Thailand memiliki zona waktu yang sama dengan Indonesia (GMT+7) akan tetapi matahari lebih lama terbit dan terbenam di negara ini. Hal ini ternyata cukup mempengaruhi aktivitas masyarakat disana. Penulis memperhatikan bahwa rata-rata aktivitas masyarakat di negara ini dimulai dari jam 08.30 hal ini dikarenakan matahari yang belum terbit padahal waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi. Dan dampaknya, aktivitas di negara ini bisa berakhir sampai dini hari. Berhubungan dengan pariwisata, Bangkok adalah salah satu kota di Thailand yang turut menyumbang jumlah angka wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Thailand (20 juta kunjungan). G. Gems Gallery Pattaya Gems Gallery adalah pabrik pengolahan permata terbesar di dunia yang memiliki beberapa cabang di Thailand yaitu Bangkok, Chiang Mai, Phuket, dan Pattaya. Gems Gallery Pattaya terletak di 555 Moo6 North Pattaya Road, Naklua, Banglamung, Chonburi 20150, Thailand. Gallery ini dibuka sejak tahun 1982 dan beroperasi mulai dari pukul 09.00-17.00 (waktu Thailand). Wisatawan[6] dapat membeli aneka perhiasan cantik seperti cincin, kalung, gelang, anting dan lain sebagainya yang perhiasan tersebut dihiasi batu permata seperti berlian, blue sapphire, ruby, emerald, pink sapphire dan lain sebagainya. Perhiasan yang kita beli tersebut akan mendapat sertifikat keaslian pembelian dari Gems Gallery tersebut. Di Gems Gallery ini pengunjung juga bisa melihat secara langsung proses pembuatan perhiasan dari mulai masih berupa bongkahan, setengah jadi dan akhirnya menjadi perhiasan yang cantik. Walaupun berjudul pabrik, namun tempat ini sangat jauh dari kesan sebuah pabrik yang biasanya ruangan di dalamnya terdapat banyak mesin. Di pintu masuk, wisatawan akan disambut oleh seorang petugas yang megenakan baju adat Thailand dan mengucapkan selamat datang. Setelah itu setiap rombongan wisatawan akan diberi nomer kelompok yang akan ditempelkan oleh petugas tersebut. Pengunjung dapat mengikuti tour simulasi yang menyenangkan bertajuk “Gems Discovery” tentang sejarah berlian dari terbentuknya batu permata, mempelajari bagaimana batu permata diekstraksi hingga menjadi perhiasan menggunakan Mono Train. Rangkaian perjalanan menggunakan Mono Train yang ada didalam pabrik ini sangatlah mengesankan. Selama 15 menit wisatawan diberikan edukasi terlebih dahulu tentang pengolahan batu alam yang ditambang di Thailand. Wisatawan disuguhi diorama bergerak disertai ilustrasi suara dan cahaya. Wisatawan diantar berkeliling di sepanjang terowongan oleh kereta yang dikontrol komputer (computer control train) dan dilengkapi dengan narasi sesuai bahasa wisatawan itu dan sesuai nomer kelompok wisatawan tadi. Sehingga wisatawan yang memiliki bahasa pengantar berbeda tidak dapat naik kereta yang sama. Setelah turun dari kereta, di ujung terowongan wisatawan melanjutkan perjalanan dengan melihat para pengrajin yang sedang memproses pembuatan perhiasan. Selama perjalanan mengelilingi galeri ini, wisatawan akan dipandu oleh pemandu yang merupakan pegawai dari Gems Gallery tersebut. Gems Gallery memiliki lebih dari 2.000 staf yang mahir dalam 17 bahasa yaitu Inggris, Jerman, Pe rancis, Italia, Spanyol, Portugis, Belgia, Belanda, Polandia, Rusia, Turki, Mandarin, Kanton, Jepang, Korea, Vietnam dan Bahasa Indonesia. Para pemandu ini banyak yang berasal dari luar Negera Thailand seperti salah satunya adalah yang berasal dari Indonesia. Dimulai dengan bagaimana batu permata diproses dari pengasahannya, pemasangannya, hingga menjadi perhiasan cantik yang siap dipakai. Para pengrajin ini berasal dari masyarakat lokal yang dulunya tersebar di Pattaya. Para pengrajin memiliki bakat turun temurun seperti warisan keluarga pengrajin di Thailand. Seperti ayah menurunkan bakat ke anaknya. Keluar dari pabrik, masuklah ke sebuah galeri perhiasan yang sangat luas. Ruangan tersebut berisi 80 etalase yang di dalamnya terdapat 50.000 item perhiasan yang dijual dengan harga bervariasi dengan ukuran batu yang bervariasi. Terdapat perhiasan yang dijual maupun dipamerkan. Jenisnya mulai dari cincin, bros, kalung, anting, gelang, hingga tiara. Bentuknya mulai dari yang sederhana dengan satu permata hingga ratusan permata yang terangkai rumit dan berwarna-warni. Harga yang ditawarkan bermacam, mulai dari harga yang termurah untuk cincin permata yaitu 1.500 Baht. Keluar dari galeri yang berisi batu mulia tersebut, wisatawan akan memasuki ruangan dimana terdapat kerajinan seperti logam mulia, aneka fashion yang terbuat dari kulit (tas, dompet, ikat pinggang) hingga ke souvenir seperti kosmetik dan sabun khas Thailand. Gems Gallery Pattaya adalah salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi oleh setiap wisatawan dan biro perjalanan yang ada di Thailand. Dengan mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Thailand sehingga Gems Gallery Pattaya mampu menghasilkan hingga 100 juta Baht pendapatan bulanan atau Rp 320 miliar. Apabila sebuah biro perjalanan di Thailand didapati tidak membawa wisatawannya ke Gems Gallery, maka akan dikenakan denda 300 Dollar untuk masing-masing orang dan bisa dicabut lisensi bironya.

3. Penutup

A. Simpulan Berdasarkan pembahasan diatas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa negara Thailand merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang sedang terus berbenah menjadi negara yang lebih baik khususnya dibidang pariwisata. Hampir sebagian besar provinsi di Thailand memiliki objek wisata dengan pengelolaan yang sangat baik. Pattaya dan Gems Gallery adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Selain keindahan pantainya, Pattaya juga memiliki kilauan keindahan destinasinya yang akan tetap memikat hati setiap wisatawan yang datang. Mengandalkan histori dan pelayanan yang prima, menjadikan Gems Gallery Pattaya sebagai destinasi yang wajib dikunjungi bagi wisatawan Thailand. Dengan kewajiban tersebut, Gems Gallery Pattaya menjadi penyumbang terbesar dengan meraup angka yang fantastis serta dapat menonjolkan potensi apa yang dimiliki oleh Negara Thailand. Dalam studi ini sangat terbukti bahwa sektor pariwisata dapat membentuk sinergi dengan pemerintah dan swasta secara berkesinambungan dan terarah dalam pembentukan kawasan wisata atau produk wisata, serta penunjang pariwisata pendukung lainnya dalam keberlangsungan sektor pariwisata yang berkualitas. Pariwisata sebagai sektor multiplier efect harus mendapat dukungan penuh dari semua aspek baik pemerintah, swasta maupun semua lapisan masyarakat sehingga keberlangsungan pariwisata dapat berjalan dengan baik. Dari paparan diatas penulis dapat memberikan saran bagi Gems Gallery Pattaya seperti berikut : 1. Variasi Harga Bahwasannya wisatawan yang diharuskan datang tidak semua memiliki anggaran dana yang besar untuk membeli batu mulia tersebut karena wisatawan bukan hanya dari kalangan atas saja, namun banyak juga pelajar atau mahasiswa. Sehingga diperlukan kisaran harga yang lebih murah bagi wisatawan seperti wisatawan studi banding dari sekolah dan perguruan tinggi untuk tetap bisa membelinya. Dimana nantinya akan berdampak pada pendapatan yang lebih tinggi lagi. 2. Pengaturan Waktu Diorama Saat berada didalam ruang diorama hal yang penulis rasakan adalah dimana terjadinya suara narasi yang menjelaskan sebuah kegiatan dalam diorama tersebut terdengar bersautan dengan kelompok yang lainnya. Kemudian intonasi suara narator saat pengucapan Bahasa Indonesia dirasa kurang jelas. Kedua hal tersebut sangat mengganggu wisatawan saat sedang mendengarkan narasi diorama. Perlunya diperhatikan jeda waktunya supaya diberi jeda sedikit lebih lama dan untuk intonasinya agar bisa lebih diperjelas supaya wisatawan dapat lebih memahami penjelasan dari narator.

B. Saran Berikut beberapa saran dari penulis. Sangat diharapkan bahwa pihak Manajemen Gems Gallery Pattaya dapat lebih memperhatikan hal tersebut yang diharapkan dapat memberikan nilai tambahan bagi Gems Gallery Pattaya untuk lebih baik lagi dan dapat lebih memikat setiap wisatawan yang datang berkunjung.

References [1] Foreign Case Study, Gems Gallery Pattaya, 2018, Thailand [2] Gems Gallery Pattaya, 2018, Thailand [3] Isdarmanto, I. (2016). The advantage collaboration program of Tourism Education based on Entrepreneurship in Culinary Products both Thailand and Indonesian countries. International Journal of Tourism and Hospitality Study, 1(1). [4] Prabasmara, P. G., Subroto, Y. W., & Roychansyah, M. S. (2011). The Concept of Livability As a Base In Optimizing Public Space Case Study: Solo City Walk-Jalan Slamet Riyadi, Solo. [5] Soeroso, A., & Susilo, Y. S. (2014). TRADITIONAL INDONESIAN GASTRONOMY AS A CULTURAL TOURISM ATTRACTION. Editorial Board, 45. [6] Soeroso, A. (2006). Valuing Borobudur Heritage Area in a Multi-attribute Framework Environmental Economic Perspective and Its Ecotourism Management Policy Implications. Unpublished PhD Dissertation (in Indonesian). Yogyakarta: Gadjah Mada University. [7] Wisnumurti, A. (2013). THE PRIVILEDGES OF YOGYAKARTA SPECIAL REGION AND THE DEVELOPMENT OF THE LOCAL TOURISM POTENTIALS. Jurnal Kepariwisataan, 7(2), 75-85. [8] Isdarmanto, I. (2015). Structuring Malioboro Yogyakarta Environmentally Friendly Refers To The Tourism Behavior. Jurnal Kepariwisataan, 9(2), 89-97. [9] Wibisono, H. K. (2013). PARIWISATA DALAM PERSPEKTIF ILMU FILSAFAT (Sumbangannya bagi Pengembangan Ilmu Pariwisata di Indonesia) (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada). [10] SETYANINGSIH, Z., & Arch, M. (2013). PENGARUH PENGALAMAN WISATAWAN TERHADAP CITRA DESTINASI PARIWISATA Kasus: Jl. Malioboro dan Jl. Ahmad Yani, Yogyakarta (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

Lampiran

Gambar diambil oleh penulis ketika akan memasuki ruangan diorama Gems Discovery di Gems Gllery Pattaya Salah satu diorama gunung meletus Gems Discovery di Gems Gallery Pattaya

Etalase display permata di Gems Gallery Pattaya Tiket masuk Wat Arun Temple yaitu 50 Baht

Penulis saat berada di Chatuchak Market yang selalu ramai pengunjung Penulis berfoto dengan Big Buddha di Pattaya

Papan selamat datang saat penulis berada di Chocolate Ville Penulis saat berada di Pattaya Beach