Foreign Case Study 2018 Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta DAYA TARIK LASER BUDHA KHAO CHI CHAN SEBAGAI SALAH SATU OBYEK WISATA UNGGULAN DI

Irvan Hermawanto 17 0268

Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta

Abstract : Makalah ini merupakan hasil laporan Foreign Case Study untuk syarat publikasi ilmiah di Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta dengan Judul Daya Tarik Laser Budha Khao Chi Chan Sebagai Salah Satu Obyek Wisata Unggulan di Thailand.

1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FCS (Foreign Case Study) merupakan program peninjaun dan penelitian secara langsung dilaksanakan oleh Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM) Yogyakarta,dalam program ini para mahasiswa diberikan berbagai objek untuk mampu diteliti, dipahami, dianalisis, dipotret selama program itu berlangsung. Para mahasiswa juga dibekali seminar kepariwisataan dan perhotelan,dimana nantinya hasil penelitian tersebut ditulis dalam bentuk karya tulis atau yang disebut jurnal akademik [1]. Secara Etomologi pariwisata berasal dari dua kata yaitu “pari” yang berarti banyak/berkeliling, sedangkan pengertian wisata berarti “pergi”. Didalam kamus besar indonesia pariwisata adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan rekreasi. Sedangkan pengertian secara umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata mata untuk menikmati kegiataan pertamasyaan atau reakreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Adapun wisatawan menurut definisi internaional sebagai berikut: 1. Visitor atau pengunjung adalah sesorang yang melakukan perjalanan kesuatu negara yang bukan tempat negara yang mereka tinggal, karean suatu alasan yang bukan pekerjaannya sehari-hari. 2. Tourist atau wisatawan adalah pengunjung yang tinggal sementara disuatu tempat paling sedikit 24 jam di negara yang dikunjungi dengan motivasi perjalanannya yang berhubungan dengan berlibur, berdagang, kunjungan keluarga, misi dan pertemuan- pertemuan. 3. Excursionist ( pelancong) adalah pengunjung sementara di suatu negara tanpa menginap.

2. PEMBAHASAN Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah [2]. Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan

1 pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan wisatawan [3]. Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah negara lain. Kegiatan tersebut menggunakan kemudahan, jasa dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh pemerintah dan atau masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan [4]. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi [5]. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak azasi manusia. Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang dalam tahap pembangunannya, berusaha membangun industri pariwisata sebagai salah satu cara untuk mencapai neraca perdagangan luar negeri yang berimbang. Melalui industri ini diharapkan pemasukan devisa dapat bertambah [6]. Pada hakikatnya berwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya [7]. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun lainnya seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman baru [8]. Besarnya kegiatan pariwisata, terutama tingkat internasional, ditambah dengan situasi di mana batas antar negara semakin hilang, telah menjadikan pariwisata sebagai suatu kegiatan penting yang turut mempengaruhi hubungan internasional [9]. Banyak negara di dunia sekarang ini yang menganggap pariwisata sebagai sebuah aspek penting dari strategi pengembangan negara. Berikut merupakan pengertian pariwisata menurut beberapa ahli : 1. Pariwisata berasal dari bahasa sansekerta “pari” yang berarti banyak atau berkeliling dan “wisata” yang berarti pergi atau bepergian. Jadi pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan secara berulang – ulang dan berpindah – pindah. 2. Gejala – gejala yang disebabkan oleh perjalanan dan pendiaman orang – orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara itu. Sektor pariwisata memberikan keuntungan ekonomi terhadap negara yang bersangkutan [10]. Kata "Thai" (ไทย) berarti "kebebasan" dalam bahasa Thai, namun juga dapat merujuk kepada suku Thai, sehingga menyebabkan nama Siam masih digunakan di kalangan warga negara Thai terutama kaum minoritas Tionghoa.Sampai tanggal 23 Juni 1939, negara ini bernama resmi Siam (bahasa Thai: สยาม [dibaca: Sayam]) dan kemudian diganti menjadi Thailand. Sempat dirubah kembali menjadi Siam dari tahun 1945 sampai 11 Mei 1949, dan setelah itu kembali ke Thailand. Kata Siam teridentifikasi dengan bahasa Sansekerta Śyâma (�याम, artinya “gelap” atau “coklat”).Kata Thai (ไทย) dipercaya berasal dari kata Tai (ไท) yang berarti “kemerdekaan” dalam bahasa Thai. Cendekiawan terkenal dari Thailand memberikan pendapat bahwa Tai (ไท) berarti “orang” sejak penelitiannya bahwa kata “Tai” berdasarkan dari kata “kon” dalam bahasa Thai yang artinya “orang”. Jadi, Thailand berarti “tanah kebebasan” untuk menunjukkan bahwa Thailand adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah bangsa Eropa. Kata Mueang Thai (Thai: เมืองไทย) berasal dari kata mueang (Thai: เมือง) yang berarti bangsa tetapi umumnya merujuk kepada “kota”. Ratcha Anachak Thai (Thai: ราชอาณาจักรไทย) berarti “Kerajaan Thailand”.Secara etimologi, kata Ratcha Anachak Thai berasal dari: - Ratcha- (dari bahasa Sansekerta: raja yang berarti “raja”); -ana- (dari bahasa Sansekerta: ājñā yang berarti “otoritas, komando, kekuatan”); –chak (dari bahasa Sansekerta: cakra atau cakram yang berarti “roda” yang merupakan simbol dari kekuatan).

2 Asal mula Thailand secara tradisional dikaitkan dengan sebuah kerajaan yang berumur pendek, Kerajaan Sukhothai yang didirikan pada tahun 1238. Kerajaan ini kemudian diteruskan Kerajaan Ayutthaya yang didirikan pada pertengahan abad ke-14 dan berukuran lebih besar dibandingkan Sukhothai. Kebudayaan Thailand dipengaruhi dengan kuat oleh Tiongkok dan . Hubungan dengan beberapa negara besar Eropa dimulai pada abad ke-16 namun meskipun mengalami tekanan yang kuat, Thailand tetap bertahan sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah oleh negara Eropa, meski pengaruh Barat, termasuk ancaman kekerasan, mengakibatkan berbagai perubahan pada abad ke-19 dan diberikannya banyak kelonggaran bagi pedagang-pedagang Britania. Sebuah revolusi tak berdarah pada tahun 1932 menyebabkan dimulainya monarki konstitusional. Sebelumnya dikenal dengan nama Siam, negara ini mengganti namanya menjadi Thailand pada tahun 1939 dan untuk seterusnya, setelah pernah sekali mengganti kembali ke nama lamanya pasca-Perang Dunia II. Pada perang tersebut, Thailand bersekutu dengan Jepang; tetapi saat Perang Dunia II berakhir, Thailand menjadi sekutu Amerika Serikat. Beberapa kudeta terjadi dalam tahun-tahun setelah berakhirnya perang, namun Thailand mulai bergerak ke arah demokrasi sejak tahun 1980-an. a. Sukhothai Kerajaan Sukhothai adalah salah satu kerajaan tertua di Thailand yang berpusat di sekitar kota Sukhothai, berdiri sejak tahun 1238 sampai 1438. Sebelumnya wilayah kerajaan ini adalah bagian dari Kerajaan Khmer. Pada puncak kejayaannya di bawah raja ketiga Ramkhamhaeng, Sukhothai diperkirakan terbentang dari wilayah yang sekarang termasuk Myanmar) sampai ke dalam wilayah Laos modern, serta ke arah selatan di Semenanjung Malaya. Setelah kematian Ramkhamhaeng, Sukhothai melemah dan berbagai kerajaan bawahannya mulai melepaskan diri. Pada tahun 1438, status Sukhothai berubah hanya menjadi sekedar provinsi dari Ayutthaya. b. Ayutthaya Kerajaan Ayutthaya didirikan pada tahun 1350 Raja Ramathibodi I (Uthong), yang mendirikan Ayyuthaya sebagai ibu kota kerajaannya dan mengalahkan dinasti Kerajaan Sukhothai pada tahun 1376. Dalam perkembangannya, Ayyuthaya sangat aktif melakukan perdagangan dengan berbagai negara asing seperti Tiongkok, India, Jepang, Persia dan beberapa negara Eropa. Setelah melalui pertumpahan darah perebutan kekuasaan antar dinasti, Ayutthaya memasuki abad keemasannya pada perempat kedua abad ke-18. Di masa yang relatif damai tersebut, kesenian, kesusastraan dan pembelajaran berkembang. Perang yang terjadi kemudian ialah melawan bangsa luar. Ayyuthaya mulai berperang melawan dinasti Nguyen (penguasa Vietnam Selatan) pada tahun 1715 untuk memperebutkan kekuasaan atas Kamboja. Meskipun demikian ancaman terbesar datang dari Burma dengan pemimpin Raja Alaungpaya yang baru berkuasa setelah menaklukkan wilayah-wilayah Suku Shan. Pada tahun 1765 wilayah Thai diserang oleh dua buah pasukan besar Burma, yang kemudian bersatu di Ayutthaya. Ayutthaya akhirnya menyerah dan dibumihanguskan pada tahun 1767 setelah pengepungan yang berlarut- larut. c. Siam Setelah serbuan Burma yang membumihanguskan ibukota Ayutthaya, Jenderal mendirikan kerajaan baru pada tahun 1769 yang beribukota di Thonburi (sekarang termasuk dalam Bangkok) dan menyatukan kembali bekas kerajaan Ayutthaya. Taksin kemudian dianggap gila dan dieksekusi tahun 1782, dan digantikan oleh Jenderal Chakri, yang menjadi raja pertama dinasti Chakri dengan nama Rama II. Tahun yang sama dia mendirikan ibukota baru di Bangkok, di seberang sungai Chao Phraya dari ibukota lama yang didirikan Jenderal Taksin. Pada tahun 1790-an Burma berhasil diusir dari Siam. Para penerus Rama I harus menghadapi ancaman kolonialisme Eropa setelah kemenangan Britania di Burma tahun 1826. Pada tahun yang sama Siam menandatangani perjanjian dengan Britania Raya, dan tahun 1833 Siam menjalin hubungan diplomatik dengan

3 Amerika Serikat. Perjanjian Anglo-Siam 1909 menentukan batas-batas Siam dengan Malaya, sedangkan serangkaian perjanjian dengan Perancis mematok batas timur dengan Laos dan Kamboja. Kudeta tahun 1932 mengakhiri monarki absolut di Thailand, dan mengawali munculnya kerajaan Thailand modern. d. Thailand Modern Kudeta tahun 1932 mengubah Siam menjadi Thailand modern yang berupa monarki konstitusional. Perubahan nama dari Siam menjadi Thailand sendiri baru diumumkan Perdana Menteri Plaek Pibulsonggram (Phibun) pada tahun 1939. Pemerintahan Perdana Menteri Phibun ini ditandai dengan bangkitnya nasionalisme Thai. Pada bulan Januari 1941, Thailand menginvasi Indocina Perancis, dan memulai perang Thai-Perancis. Thailand berhasil merebut Laos, sedangkan Perancis memenangkan pertempuran laut Koh-Chang. Perang tersebut berakhir lewat mediasi Jepang. Perancis dipaksa Jepang untuk melepaskan wilayah sengketa kepada Thailand. Dalam perang dunia II Thailand memberi hak kepada Jepang untuk menggerakkan pasukannya dalam wilayah Thailand menuju Malaya, yang pada saat itu dikuasai Inggris. Pada bulan Desember 1941 Thailand dan Jepang menyetujui persekutuan militer yang berisi persetujuan Jepang untuk membantu Thailand untuk merebut kembali wilayah yang diambil Britania dan Perancis (Shan, Malaya, Singapura, sebagian Yunnan, Laos dan Kamboja). Sebagai imbalannya, Thailand akan membantu Jepang menghadapi Sekutu.Setelah kekalahan Jepang, Thailand diperlakukan sebagai negara yang kalah oleh Britania dan Perancis. Namun dukungan Amerika Serikat terhadap Thailand membatasi kerugian yang diderita Thailand. Thailand harus mengembalikan wilayah yang diperolehnya dari kedua negara Eropa tersebut.Thailand kemudian menjadi sekutu Amerika Serikat menghadapi ancaman komunisme dari negara-negara tetangganya. Pada tahun 1967, bersama-sama dengan Indonesia, Malaysia, Singapura dan Filipina, Thailand mendirikan ASEAN dan aktif sebagai anggota di dalamnya. Ketertarikan penulis mengambil destinasi di Negara Thailand karena penulis tertarik untuk menelusuri keindahan dan keunikan yang ada di Laser Buddha yang memiliki Daya Tarik Wisata, seperti di Laser Budha di pahat pada tahun 1996 untuk merayakan 50 tahun Raja . Gambar Buddha tersebut di pahat di dinding batu menggunakan teknologi laser. Itulah sebabnya objek wisata Thailand yang satu ini disebut Laser Buddha, laser ini digunakan sebagai pemandu bagi para pekerja pada saat memasang emas. Hasil pengerjaan selama berbulan bulan ini adalah gambar Buddha emas yang megah dengan tinggi 130m dan lebar 70m. Objek Buddha ini disebut sebut sebagai salah satu gambar Buddha terbesar di dunia dan dapat dilihat dari jarak jauh. Selain Laser Buddha penulis dan teman-teman juga mengunjungi beberapa objek wisata yang ada di Thailand seperti : Wat Pho , Wat Arun, , Aquatic Riverfront Bangkok, Silver Lake Vineyard, China Town , Big Bee Farm, floating market , dan juga Laser Budha yang sangat terkenal di Thailand. Di Negara yang penulis kunjungi penulis menemukan banyak perbedaan dari segi budaya, kebersihan, gaya hidup, serta destinasi yang ada di Negara tersebut.

A. BUDAYA 1. SENI & BUDAYA - Muay Thai, sejenis seni bela diri kickboxing ala Thailand, adalah olahraga nasional di Thailand dan merupakan seni beladiri setempat. Popularitasnya memuncak di seluruh dunia pada tahun 1990-an. Ada pula seni beladiri yang mirip dengan muay Thai di negara-negara lain di Asia Tenggara. - Ucapan penyambutan yang umum di Thailand adalah isyarat bernama wai, yang gerakannya mirip dengan gerakan sembahyang. Hal-hal yang tabu dilakukan di antaranya menyentuh kepala seseorang

4 dan menunjuk dengan kaki, karena kepala dan kaki masing-masing merupakan bagian tubuh yang paling atas dan bawah. - Musik rakyat populer dengan kebanyakan orang Thai, terutama di timur laut. Tapi banyak orang Thai mendengarkan musik pop dan rock. Musik klasik Thai, dulu terbatas pada istana, juga populer. Musisi sering ditampilkan dengan ansambel yang disebut piphat. Piphat meliputi simbal, gong, drum, dan alat musik tiup mirip dengan oboe. 2. MASAKAN Masakan Thailand terkenal dengan campuran dari empat rasa dasar: a. Manis (gula, buah-buahan, lada manis) b. Pedas panas (cabe) c. Asam (cuka, air jeruk nipis, asam) d. Asin (kecap asin, kecap ikan )

Sebagian besar hidangan dalam masakan Thailand mencoba menggabungkan sebagian besar. Hal ini dilakukan dengan menggunakan sejumlah bumbu , rempah- rempah dan buah, termasuk: cabai , lengkuas , bawang putih , daun jeruk , kemangi, jeruk nipis , serai , ketumba, merica , kunyit , dan bawang merah. 3. AGAMA Thailand hampir 95% Theravada Buddha (yang meliputi Hutan Tradisi Thailand dan Nikaya Dhammayuttika dan Asoke Santi sekte,) dengan minoritas dari Muslim (4,6%), Kristen (0,7%), Buddha Mahayana , dan agama lain. Thailand Buddhisme Theravada didukung dan diawasi oleh pemerintah, dengan biarawan menerima sejumlah tunjangan pemerintah, seperti bebas menggunakan infrastruktur transportasi publik. Buddhisme di Thailand sangat dipengaruhi oleh kepercayaan tradisional mengenai roh leluhur dan alam, yang telah dimasukkan ke dalam kosmologi Buddhis. Kebanyakan orang Thailand rumah sendiri semangat, rumah-rumah kayu miniatur di mana mereka percaya roh hidup rumah tangga. Mereka hadiri persembahan makanan dan minuman untuk roh-roh untuk membuat mereka senang. Jika roh ini tidak bahagia, diyakini bahwa mereka akan menghuni rumah yang lebih besar dari Thailand, dan menyebabkan kekacauan. Rumah-rumah ini roh dapat ditemukan di tempat-tempat umum dan di jalan-jalan Thailand, di mana membuat penawaran umum. 4. BAHASA DI THAILAND Bahasa resmi di Thailand adalah bahasa Thai, bahasa yang mempunyai kerabat dekat dengan bahasa Lao dan bahasa Shan di Myanmar. Aksara resmi di Thailand adalah aksara Thai.Thailand juga memiliki beberapa bahasa minoritas. Di sebelah timur laut terdapat dialek Lao. Di sebelah selatan terdapat bahasa Yawi, sebuah bahasa berdialek Melayu yang umumnya digunakan oleh Muslim Melayu. Bahasa China juga diucapkan oleh sebagian besar penduduk Tionghoa.Bahasa Inggris diajarkan di setiap sekolah, tetapi jumlah orang yang mampu berbahasa Inggris sangat rendah, terutama diluar kota. 5. PAKAIAN ADAT Pengaruh agama Buddha sangat kuat di Thailand. Hal ini dapat dilihat dengan terbinannya 50000 buah kuil. Melalui sami-sami Buddha inilah, negara Thailand berhubungan denganadat istiadat jajahan India. Misalnya, pakaian beradat di negeri Thai seperti pakaian Panong.Pakaian panong ini ialah sehelai kain yang dililit di bahagian bawah badan dan dimasukkandi celah kaki seperti kain dhoti di India. Pakaian ini dipakai oleh orang lelaki dan perempuan di Thailand.

5 6. EKONOMI DI THAILAND

Setelah menikmati rata-rata pertumbuhan tertinggi di dunia dari tahun 1985 hingga 1995 - rata-rata 9% per tahun - tekanan spekulatif yang meningkat terhadap mata uang Thailand, Baht, pada tahun 1997 menyebabkan terjadinya krisis yang membuka kelemahan sektor keuangan dan memaksa pemerintah untuk mengambangkan Baht. Setelah sekian lama dipatok pada nilai 25 Baht untuk satu dolar AS, Baht mencapai titik terendahnya pada kisaran 56 Baht pada Januari 1998 dan ekonominya melemah sebesar 10,2% pada tahun yang sama. Krisis ini kemudian meluas ke krisis finansial Asia. Thailand memasuki babak pemulihan pada tahun 1999; ekonominya menguat 4,2% dan tumbuh 4,4% pada tahun 2000, kebanyakan merupakan hasil dari ekspor yang kuat - yang meningkat sekitar 20% pada tahun 2000. Pertumbuhan sempat diperlambat ekonomi dunia yang melunak pada tahun 2001, namun kembali menguat pada tahun-tahun berikut berkat pertumbuhan yang kuat di RRC dan beberapa program stimulan dalam negeri serta Kebijakan Dua Jalur yang ditempuh pemerintah Thaksin Shinawatra. Pertumbuhan pada tahun 2003 diperkirakan mencapai 6,3%, dan diperkirakan pada 8% dan 10% pada tahun 2004 dan 2005.Sektor pariwisata menyumbang banyak kepada ekonomi Thailand, dan industri ini memperoleh keuntungan tambahan dari melemahnya Baht dan stabilitas Thailand. Kedatangan wisatawan pada tahun 2002 (10,9 juta) mencerminkan kenaikan sebesar 7,3% dari tahun sebelumnya (10,1 juta). B. TINGKAH LAKU 1. KEBIASAAN a. Kebiasaan tradisional orang Thailand dikumpulkan dan dijelaskan oleh Phya Anuman Rajadhon di abad 20, pada saat modernitas mengubah wajah Thailand dan sejumlah besar tradisi menghilang atau menjadi disesuaikan dengan kehidupan modern. Namun, perselisihan ke arah perbaikan, yang berakar dalam budaya Siam kuno, yang terdiri dalam mempromosikan apa yang halus dan menghindari kekasaran adalah penekanan utama dalam kehidupan sehari-hari semua orang Thailand teratas dalam skala nilai mereka. Salah satu yang paling khas. Menampilkan ucapan, perpisahan, atau pengakuan, datang dalam beberapa bentuk yang mencerminkan status relatif dari yang terlibat. Umumnya salam melibatkan gerakan doa seperti dengan tangan, mirip dengan mudra Anjali dari anak benua India, dan juga mungkin termasuk membungkuk sedikit kepala. Salam ini sering disertai dengan senyum tenang melambangkan sebuah disposisi ramah dan sikap yang menyenangkan. Thailand sering disebut sebagai “Tanah Senyuman” dalam brosur wisata. b. hal-hal yang berkaitan dengan kontak fisik, sama dengan indonesia, kepala merupakan benda yang sakral, jadi tidak boleh dipegang. Begitu juga kaki, mengangkat telapak kaki terlalu tinggi dan menghadap ke muka orang merupakan tindakan yang kurang sopan. Menunjuk dengan kaki juga sangat tidak sopan. Aturan tangan, sama lagi, tangan kanan dianggap lebih bagus dan lebih sopan, jadi kalau memberi atau menerima sesuatu, gunakan tangan kanan. c. Biksu, bagi masyarakat Thailand, biksu merupakan penghubung antara manusia dan sang budha, jadi kedudukan mereka sedikit lebih tinggi. Salah satu kebudayaan yang berkembang dari agama yang berkembang di Thailand karena biksu merupakan bagian dari agama budha. Disini terlihat peran agama besar pengaruhnya pada masyarakat. 2. ETIKA Sewaktu berkenalan dengan wanita di Thailand jangan tanyakan apakah sudah menikah atau belum, dan hindari pertanyaan soal umur. Di Thailand banyak wanita yang memutuskan untuk tidak menikah atau menikah di usia tua (40 tahunan). Mereka juga akan merasa tersinggung apabila menanyakan umur mereka. Dalam budaya ini terlihat peran dari kemajuan jaman dan pola pikir yang maju,para wanita di thailand lebih memikilkan kemajuan karirnya dari pada menikah karna pola pikir dari negara maju yang menuntut para wanita untuk mandiri. Thailand adalah negara yang masih menghormati

6 nilai nilai yang berhubungan dengan agama, sejarah tetapi pola pikir dan prilaku warga negara Thailand sudah menunjukan pola pikir dari sebuah negara maju yang warga negara nya sudah bisa hidup mandiri. C. GAYA HIDUP

1. Transgender

Negara Thailand atau Negeri Gajah Putih merupakan salah satu negara yang menoleransi adanya jenis kelamin ketiga, kaum transgender. Yang setiap tahunnya mengadakan kontes kecantikan yaitu Miss Tiffany’s Universe di pattaya. Kaum transgender memiliki hak yang sama untuk menerima pendidikan dan memperoleh pekerjaan selepas menyelesaikan studi mereka.Dan transgender tersebut juga memiliki Universitas sendiri yang bernama Universitas Suan Dusit Rajabhat Bangkok yang semua mahasiswanya adalah kaum transgender atau ladyboys. Sama seperti universitas umumnya, Universitas Suan Dusit memiliki mata kuliah antara lain: Pengembangan Kepribadian, Tata Boga, Tata Busana, Tata Rias, Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Keperawatan hingga Program Master dan Doktor. Fasilitas dan layanan kampus yang lengkap bagi mahasiswanya. Kampus ini menjadi tempat favorit bagi para waria untuk menimba ilmu. Universitas ini terkenal karena sering mengirim mahasiswinya mengikuti Miss Tiffany Universe, kontes kecantikan transgender di Thailand. Dosen-dosen profesional yang mengajar di universitas ini berasal dari kaum intelektual, bukan dari waria. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan ke depanya kaum transgender akan menjadi tenaga pengajar di universitas ini. Kecenderungan seseorang memilih sebagai transgender lantaran dari faktor biologis alias sudah ada sejak lahir. Biasanya mereka merasakan pemberontakan jiwa ketika beranjak remaja. Saat pencarian jati diri mereka akan merasa ada yang salah dengan dirinya. Tak ada seorang pun yang menginginkan dirinya terjebak dalam badan yang salah. D. DAYA TARIK LASER BUDHA KHAO CHI CHAN SEBAGAI SALAH SATU OBYEK WISATA UNGGULAN DI THAILAND A. Gambaran Umum Laser Buddha

Buddha Mountain adalah salah satu landmark paling populer di Thailand. Sebenarnya bukan gunung itu sendiri yang menjadi daya tariknya, melainkan gambar Buddha raksasa yang ‘dilukis’ di dinding gunung ini, yang lebih populer disebut Laser Buddha. Laser Buddha (atau yang disebut juga Khao Chi Chan) adalah objek wisata Thailand yang letaknya bersebelahan dengan Silverlake Vineyard, salah satu objek wisata populer lainnya di Thailand. Gambar Buddha yang nama resminya Phra Phutta Maha Wachira Uttamopat Satsada tersebut dipahat pada tahun 1996 untuk merayakan 50 tahun takhta Raja Bhumibol Adulyadej. Selama masa Perang Vietnam, tentara Thailand memanfaatkan gunung Khao Chi Chan untuk usaha pertambangan. Batu hasil tambang dimanfaatkan di daerah bandara U-Tapao, yang pada saat itu merupakan basis tentara Amerika. Setelah perang berakhir, aktivitas pertambangan masih berlanjut hingga 1976.

Gambar Buddha tersebut dipahat di dinding batu menggunakan teknologi laser. Itulah sebabnya objek wisata Thailand yang satu ini disebut Laser Buddha. Laser ini digunakan sebagai pemandu bagi para pekerja pada saat akan memasang emas. Hasil dari pengerjaan selama berbulan-bulan ini adalah gambar Buddha emas yang megah dengan tinggi 130 m dan lebar 70 m. Objek Buddha ini disebut-sebut sebagai salah satu gambar Buddha terbesar di dunia. Gambar Buddha raksasa ini dapat terlihat dari jarak yang jauh. Tak hanya dekat dengan Silverlake Vineyard, Laser Buddha ini juga berada tak jauh dari pantai Pattaya, kurang lebih berjarak 25 km. Sebenarnya baik Laser Buddha dan Silverlake bukan berada di Pattaya. Akan tetapi, karena berada tepat di pinggiran kota

7 Pattaya, maka kedua objek wisata ini seringkali dimasukkan dalam daftar tempat wisata di Pattaya.

Untuk menikmati objek Laser Buddha ini, tidak dikenakan biaya apa pun. Cukup masuk langsung dari depan pintu utamanya akan ada sebuah bangunan kecil tempat umat Buddha melaksanakan ibadah. Setelah melewati tempat ibadah tersebut yang juga terdapat informasi mengenai sejarah terbentuknya pahatan Sang Buddha tersebut, maka akan dijumpai halaman terbuka yang sangat luas untuk menuju ke gunung Laser Buddha tersebut. Saat berjalan mendekati gunung, maka akan tampak taman-taman serta kolam- kolam yang mengelilingi gunung ini, dimana pengunjung bisa menikmati keindahan taman dan kolamnya yang bersuasana tenang dan damai. Namun ada penghalang pagar- pagar yang membatasi pengunjung untuk bisa lebih dekat ke pahatan Sang Buddha tersebut. Meski masih cukup jauh dari lukisan Buddha tersebut, tapi saat mendongakkan kepala hingga ke atas pahatan, barulah terasa kalau pahatan ini ternyata sangat besar.

3. PENUTUP A. Simpulan

Berdasarkan uraian yang telah penulis uraikan diatas, maka dapat diambil beberapa simpulan bahwa: Pemerintah Thailand mengembangkan pariwisata secara terpadu dengan membangun pusat-pusat wisata sehingga pariwisata Thailand lebih cepat berkembang daripada Indonesia. Dalam perkembangannya, sektor pariwisata di Thailand memang menjadi primadona dan menyumbang devisa yang besar untuk negara. Pariwisata berdampak terhadap berbagai aspek, seperti ekonomi, budaya, sosial dan lingkungan. B. Saran

Saran yang dapat penulis berikan untuk kemajuan pariwisata Indonesia melalui pengalaman yang penulis dapatkan ketika berkunjung ke Indonesia yaitu: 1. Pariwisata adalah industry yang sedang menggeliat dan berkembang pesat. Menilik banyaknya kemiripan karakteristik Indonesia dan Thailand, Indonesia sebenarnya mempunyai potensi untuk membesarkan diri menjadi salah satu destinasi wisata yang populer di ASEAN.

Pemerintah Indonesia hendaknya bisa menjadikan Thailand sebagai sebuah pembelajaran atau sebagai contoh untuk kemajuan Indonesia dibidang pariwisata, diantaranya : a. Pemerintah Indonesia harus lebih bisa memperhatikan konektivitas dengan semua negara ASEAN, b. Mengemas keragaman potensi yang dimiliki menjadi suatu objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. c. Akses mudah untuk mencapai berbagai macam objek wisata d. Pemaikaian Tanglineyang Catchy dan konsisten e. Memaksimalkan peran badan usaha f. Diversifikasi jenis pariwisata g. Go digital

8 References [1] Data Foreign Case Study, 18-22 November 2017, Thailand Banngkok-Pattaya

[2] Suryadana., & Octavia, Vanny. 2015. Pengantar Pemasaran Pariwisata.Bandung: Alfabeta. [3] Haruna, K., Akmar Ismail, M., Suhendroyono, S., Damiasih, D., Pierewan, A. C., Chiroma, H., & Herawan, T. (2017). Context-Aware Recommender System: A Review of Recent Developmental Process and Future Research Direction. Applied Sciences, 7(12), 1211.

[4] Isdarmanto, I. (2016). The advantage collaboration program of Tourism Education based on Entrepreneurship in Culinary Products both Thailand and Indonesian countries. International Journal of Tourism and Hospitality Study, 1(1).

[5] Suwantoro, Gamal. (2009). Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

[6] Henny, Ni Luh. (2014). Manajemen Pemasaran Pariwisata.Yogyakarta: Graha Ilmu. [7] Wisnumurti, A. (2013). THE PRIVILEDGES OF YOGYAKARTA SPECIAL REGION AND THE DEVELOPMENT OF THE LOCAL TOURISM POTENTIALS. Jurnal Kepariwisataan, 7(2), 75-85.

[8] Isdarmanto, I. (2015). Structuring Malioboro Yogyakarta Environmentally Friendly Refers To The Tourism Behavior. Jurnal Kepariwisataan, 9(2), 89-97.

[9] Wibisono, H. K. (2013). PARIWISATA DALAM PERSPEKTIF ILMU FILSAFAT (Sumbangannya bagi Pengembangan Ilmu Pariwisata di Indonesia) (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

[10] Prabasmara, P. G., Subroto, Y. W., & Roychansyah, M. S. (2011). The Concept of Livability As a Base In Optimizing Public Space Case Study: Solo City Walk-Jalan Slamet Riyadi, Solo.

LAMPIRAN

9 10 11