FIS42 (2) (2015) FORUM ILMU SOSIAL

JURNAL http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/FIS FORUM ILMU SOSIAL

SISTEM PENGETAHUAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT DIENG DALAM MEMAKNAI SAKIT PADA BOCAH GEMBEL (STUDI KASUS DI DUSUN SIGEDANG, DESA SIGEDANG, KECAMATAN KEJAJAR, KABUPATEN )

Unik Dian Cahyawati, S.Pd. Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Kajian Budaya Dan MediaUniversitas Gadjah Mada Yogyakarta

InfoArtikel Abstrak Sejarah Artikel Penelitian ini bertujuan menggambarkan sistem pengetahuan pada Diterima Juni 2015 masyarakat Dieng dalam memaknai penyakit pada bocah gembel di Desa Disetujui Desember 2015 Sigedang, Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Kedua untuk Dipublikasikan Desember 2015 mengetahui bagaimana orang tua bocah gembel memperlakukan bocah gembel ketika mengalami sakit. Penelitian ini merupakan penelitian Keywords : deskriptif kualitatif wawancara dan dokumentasi untuk mengumpulkan Knowledge, bocah gembel, sick data. Hasil penelitian menunjukan jika masyarakat Desa Sigedang memiliki sistem pengetahuan sendiri dalam memaknai sakit yang dialami oleh bocah gembel. Hasil kedua adalah orang tua bocah gembel memperlakukan berbeda ketika bocah gembel sakit yang berkaitan dengan kepercayaan rambut gembel dengan sakit yang tidak berkaitan

Abstract

This study aims to describe the system of knowledge in society Dieng of understanding of the disease on child beggars in the village Sigedang, District Kejajar Wonosobo . Secondly to find out how parents treat bocah gembel when experiencing pain. This research is descriptive qualitative interviews and documentation to collect data. The results showed if communities Sigedang village has its own system of knowledge of understanding of pain experienced by the child beggars. The second result is parents treat bocah gembel differently when child beggars beggars belief pain associated with tangled hair with no pain associated with tangled hair.

2015 Universitas Negeri

* Alamat korespondensi ......

PENDAHULUAN berbeda dari satu daerah dengan daerah lainnya meskipun masih sama-sama di Masyarakat Jawa kaya akan tradisi dan Jawa.Aturan tersebut cenderung dekat mempunyai aturan-aturan untuk meng- dengan mitos atau kepercayaan yang hadapi anak-anak yang sakit. Aturan ini bisa diyakini oleh masyarakat setempat.Anak-

Forum Ilmu Sosial, Vol. 42 No. 2 Desember 2015 235 anak yang sakit kadang dianggap karena Desa Sigedang adalah salah satu desa terkena gangguan roh jahat. Proses di Dataran Tinggi Dieng yang terdapat di penyembuhannnya pun menggunakan tradisi Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. setempat yang kadang tidak ada dalam aturan Di desa ini terdapat banyak anak-anak medis kedokteran seperti disiram dengan air dengan rambut gembel, hal ini dibuktikan kembang tujuh rupa, dan sebagainya, dengan banyaknya bocah gembel yang berbeda dengan zaman sekarang yang berasal dari Desa Sigedang dalam setiap kali masyarakatnya sudah menuju menjadi upacara ruwatan yang diadakan di kawasan masyarakat modern. Masyarakat modern Dataran Tinggi Dieng. biasanya lebih condong pada pengobatan Bimo (2013) menyatakan adanya medis modern, banyak masyarakat modern fenomena bocah gembel yang ada pada terutama yang berada di daerah perkotaan Masyarakat Dieng. Fenomena tersebut yaitu hanya mengandalkan pengobatan medis banyaknya anak-anak di daerah Dieng yang modern untuk mengobati berbagai penyakit. memiliki rambut gembel dan fenomena Masyarakat Dieng seperti masyarakat Jawa tersebut tidak ada pada masyarakat di daerah kebanyakan juga memiliki fenomena sakit lain selain di. Bocah gembel merupakan yang tidak ditemukan di tempat lain dan anak-anak yang memiliki rambut gembel memiliki persepsi sendiri dalam menyikapi yang menempel pada rambut normal anak- penyakit tersebut. Sakit tersebut adalah sakit anak.Anak yang terkena rambut gembel pada bocah gembel. biasanya adalah anak yang berusia di bawah Dieng menurut Arif dan Sukatno sepuluh tahun. (2010) adalah “kawasan dataran tinggi di bagian tengah di Provinsi Jawa Tengah. METODE PENELITIAN Secara geografis terbagi menjadi kawasan Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Penelitian dilakukan dari bulan Maret Banjarnegara. Masyarakat di dataran tinggi sampai April 2015 di Dusun Sigedang, Desa Dieng memiliki kebudayaan yang cukup Sigedang, Kecamatan Kejajar, Kabupaten unik dan berbeda dengan kebanyakan Wonosobo.Penelitian dilakukan di dusun masyarakat di Kabupaten Wonosobo tersebut dengan pertimbangan banyak maupun kabupaten Banjarnegara, hal ini ditemuinya bocah gembel di wilayah disebabkan suhu udara di Dieng lebih rendah ini.Metode yang digunakan adalah metode daripada suhu udara di tempat lain di penelitian kualitatif. Metode penelitian Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara kualitatif dianggap sesuai dengan penelitian sehingga menimbulkan kebiasaan yang yang peneliti lakukan, karena analisis data berbeda seperti keseharian masyarakat yang dilakukan adalah dengan me- Dieng yang selalu mengenakan kain atau ngumpukan data yang diperoleh melalui selimut meskipun pada sing hari. Letak kegiatan observasi, wawancara, dan mencari Dieng yang cukup tinggi membuat kawasan beberapa data pendukung lainnya di kantor Dieng berada jauh dari kedua kabupaten Kelurahan Desa Sigedang serta lembaga tersebut. terkait seperti Puskesmas Desa Sigedang dan

236 Forum Ilmu Sosial, Vol. 42 No. 2 Desember 2015 Perpustakaan Daerah Wonosobo. Reduksi langsung dengan Kabupaten Temanggung. data dilakukan dengan menyaring informasi Desa Sigedang berdiri sejak tahun 1821. yang telah diperoleh selama penelitian Desa Sigedang mempunyai luas wilayah disesuaikan dengan kebutuhan data dalam 1081,515 Ha. Luas wilayah tersebut terbagi peneltian, penyajian data secara deskriptif atas tanah pekarangan 24,136 Ha,Tegalan dan penarikan kesimpulan yang dilakukan 213 Ha, Hutan 965 Ha dan perkebunan teh 86 melalui keputusan yang didasarkan pada Ha. Karakteristik wilayah Desa Sigedang reduksi data, penyajian data sebagai jawaban bertofografi pegunungandengan ketinggian dari permasalah yang diangkat dalam ± 1700 m dari permukaan laut dengan curah penelitian. hujan rata-rata mm, suhu rata-rata 14° C s/d 23° C. HASIL PENELITIAN DAN Desa Sigedang merupakan salah satu PEMBAHASAN desa dalam kawasan Dataran Tinggi Dieng yang memiliki populasi bocah gembel cukup Bocah gembel yaitu anak yang tinggi karena Desa Sigedang termasuk dalam memiliki rambut menggumpal, tidak bisa daerah segitiga mistis cakupan kekuasaan disisir, dan tidak bisa terurai.Bocah gembel dari leluhur Kabupaten Wonosobo yaitu Ki biasanya berusia antara dua tahun hingga Kolodete. Desa Sigedang adalah daerah sepuluh tahun.Rambut gembel tersebut perbatasan di Kabupaten Wonosobo, muncul disertai dengan demam tinggi dan meskipun berdekatan dengan desa yang akan terus bertambah selama bocah gembel sudah termasuk dalam wilayah Kabupaten tersebut belum minta untuk dipotong rambut Temanggung, namun masyarakat Desa gembelnya. Proses pemotongan rambut Sigedang memiliki kebiasaan yang berbeda tersebut disertai dengan ruwatan dan di dengan masyarakat desa tetangga di luar dalamnya terdapat syarat yang diajukan Kabupaten Wonosobo. sendiri oleh bocah gembel. Permintaan Bocah gembel sudah sejak dulu ada di tersebut seperti meminta seratus potong Desa Sigedang, menurut tokoh adat yaitu Pak daging kambing, meminta tahu yang Fadlan, rambut menggumpal yang biasa berjumlah dua ratus atau permintaan lain disebut gembel pada bocah gembel tersebut yang tidak biasa diminta oleh anak adalah warisan dari nenek moyang seusianya. Wonosobo yang bertempat tinggal di Dataran Desa Sigedang merupakan salah satu Tinggi Dieng bernama Ki Kolodete. desa yang terletak di kawasan Dataran Persebaran bocah gembel setiap tahun Tinggi Dieng dan masuk pada salah satu dari berpindah-pindah gang atau ngeblok dan 16 desa di Kecamatan Kejajar, Kabupaten dipercaya karena berkah yang diberikan oleh Wonosobo. Jalan untuk menuju ke desa ini leluhur dibagi secara merata. Sedangkan dari arah Kabupaten Wonosobo harus pada tahun ini bocah gembel paling banyak melewati perkebunan teh yang dikelola oleh terdapat di Gang Rabu dan sekitarnya. PT. Tambi. Desa ini juga desa paling ujung Bocah gembel sudah ada sejak dahulu, dan merupakan desa yang berbatasan kemunculannya menjadi pertanda awal

Forum Ilmu Sosial, Vol. 42 No. 2 Desember 2015 237 masuknya Islam di Dieng yang dibawa oleh Keterangan yang dikatakan olehorang Ki Kolodete, leluhur masyarakat Dieng dan tua dari para bocah gembel tersebut masyarakat Kabupaten Wonosobo. Jumlah menyatakan bahwa bocah gembel yang akan bocah gembel di Desa Sigedang lebih tumbuh rambut gembelnya untuk pertama banyak daripada di daerah lain karena Desa kali maupun akan bertambah rambut Sigedang merupakan bagian dari kawasan gembelnya memiliki ciri-ciri yaitu : tempat tinggal Ki Kolodete yang secara 1. Sumeng bermula pada malam jumat metafisika disebut sebagai segitiga mistis kliwon atau malam selasa kliwon. sehingga diyakini merupakan tempat yang 2. Sebelum sumeng, pada siang hari paling mendapat pengaruh Ki Kolodete. biasanya bocah gembelakan ber- Jumlah bocah gembel paling banyak di Desa perilaku agresif dan lebih aktif seperti Sigedang setiap tahun berpindah-pindah mengamuk atau menangis sambil gang atau ngeblok, hal ini dipercaya berguling-guling. pemberian berkah di Desa Sigedang dibagikan secara merata oleh para leluhur. Bocah gembelakan berhenti terkena Rambut gembel memiliki beberapa sumeng apabila rambut gembel sudah tidak tipe yang berbeda pada setiap bocah gembel. tumbuh lagi, sedangkan rambut gembel tidak Ada tiga tipe rambut gembel yaitu : 1). akan bertambah lagi apabila bocah gembel Gembel Pari yaitu model gembel yang sudah meminta untuk diruwat dan kemudia tumbuh memanjang membentuk ikatan dilakukan ruwatan yang di dalamnya rambut kecil-kecil menyerupai bentuk padi. termasuk pemotongan rambut gembel yang 2). Gembel Jatha yaitu corak gembel yang melekat pada bocah gembel. Rambut merupakan kumpulan rambut gembal yang gembelakan terus tumbuh pada kepala bocah besar-besar tetapi tidak lekat menjadi satu. gembel selama belum dilakukan ruwatan 3). Gembal Wedhus yaitu model gembal dengan rentang waktu setiap satu sampai dua yang merupakan kumpulan rambut besar- bulan. besar menjadi satu menyerupai bulu domba. Rambut gembel yang masih terus Anak yang rambutnya akan menjadi bertambah setiap satu atau dua bulan juga gembel biasanya akan mengalami sumeng menandakan bahwa bocah gembel tersebut atau demam yang tinggi dan hal ini berulang masih lama untuk meminta diruwat. terus hingga rambut gembel tersebut Ruwatan pada bocah gembel yaitu dengan diruwat, masyarakat Desa Sigedang paham memotong rambut gembel yang menempel mengenai demam sebagai tanda akan pada kepala bocah gembel disertai dengan munculnya rambut gembel dan demam biasa memberikan apa yang diminta bocah gembel yang bukan merupakan tanda munculnya tersebut yang diyakini sebagai permintaan rambut gembel. Wawancara dengan ibu para dari “penunggu” yang bersarang di rambut bocah gembel menyebutkan bahwa ada ciri- gembel itu. Ruwatan hanya dilakukan ketika ciri khusus ketika sumengakan mengawali bocah gembel sudah meminta sendiri untuk tumbuhnya rambut gembel pada anak diruwat, orang tua tidak boleh memaksakan mereka. pada bocah gembeluntuk diruwat karena

238 Forum Ilmu Sosial, Vol. 42 No. 2 Desember 2015 apabila hal itu terjadi maka rambut Kolodete, sehingga penyebab sumeng tidak gembelakan tumbuh kembali. terlepas dari warisan Ki Kolodete yang Pemahaman masyarakat Desa mengiringi tumbuh dan bertambahnya Sigedang tentang adanya sumeng sebagai rambut gembel pada bocah gembel tersebut. demam yang merupakan tanda akan Ciri-ciri yang membedakan antara munculnya rambut gembel dan berbeda sumeng dengan demam biasa yang diyakini dengan demam biasa tersebut dapat oleh masyarakat Desa Sigedang juga tidak dikaitkan dengan konsep Etiologi Penyakit terdapat pada masyarakat lain di luar Pada Sistem Medis Lokal yang dikemuka- Kabupaten Wonosobo. Ciri-ciri sumeng kan oleh Foster dan Anderson. Dalam dipahami oleh masyarakat Desa Sigedang konsep etiologi penyakit, sistem medis secara turun temurun dan diklasifikasikan lokal, terdapat dua pandangan yaitu oleh mereka sendiri berdasarkan sumeng penyebab penyakit yang bersifat yang telah terjadi berulang-ulang pada bocah personalistik dan penyebab penyakit yang gembel sejak dahulu. bersifat naturalistik. Pernyataan Bidan Desa Sigedang Dalam penyakit yang bersifat dalam wawancara juga menyebutkan bahwa personalistik, sakit disebabkan oleh agen- bidan sebagai tenaga medis yang ada di Desa agen supranatural, sakit dianggap pengaruh Sigedang tidak tahu mengenai sumeng yang langsung dari agen tersebut.Penyebab sakit dialami bocah gembel dan menyerahkan dianggap bukan karena pengaruh makanan, penangan sumeng yang sedang dialami oleh cuaca, ataupun hal lainnya yang dapat bocah gembel pada tabib Desa Sigedang diketahui dengan pasti atau diukur yaitu Pak Fadlan. Pemahaman tentang bocah menggunakan alat. Penyebab sakit yang gembel yang memang merupakan suatu bersifat personalistik juga berbeda dari satu anugerah sehingga sumeng tidak perlu daerah dengan daerah yang lain. dikhawatirkan membuat mayarakat Desa Sumeng memiliki penyebab bersifat Sigedang khususnya orang tua bocah gembel personalistik karena dianggap oleh tidak berfikiran bahwa sumeng memiliki masyarakat Desa Sigedang sebagai tanda penyebab yang dapat dicegah, meskipun di akan muncul atau bertambahnya rambut Desa Sigedang sudah ada tenaga medis yaitu gembel pada bocah gembel. Sumeng tidak Bidan dan sebuah puskesmas. Bidan tidak dianggap sebagai tanda akan munculnya ikut campur dalam mempengaruhi suatu penyakit, apalagi dengan ciri tertentu pemikiran masyarakat Desa Sigedang seperti dimulai pada malam jumat kliwon tentang penyebab sumeng karena penyebab atau selasa kliwon, dan bocah gembel akan sumeng adalah penyebab yang bersifat rewel terlebih dahulu sebelum mengalami personalistik dan sudah sejak lama dipercaya sumeng. Orang tua bocah gembel tidak akan oleh masyarakat Desa Sigedang. kaget karena telah mengerti bahwa sumeng pasti terjadi pada bocah gembel. Penyebab Sistem Pengetahuan Masyarakat Dalam rambut gembel dipercaya karena adanya Memaknai Penyakit Pada Bocah Gembel warisan dari nenek moyang mereka yaitu Ki Bocah gembel sebagai anak-anak yang

Forum Ilmu Sosial, Vol. 42 No. 2 Desember 2015 239 sedang mengalami masa pertumbuhan tentu mengamuk, tidak bisa mengendalikan tidak terlepas dari sakit-sakit yang emosinya, lebih sering “rewel”, dan menyerang. Sakit yang dialami oleh bocah permintaannya harus segera dituruti.Bocah gembel tidak hanya sakit yang berkaitan gembel sudah ada sejak dulu di Dataran dengan kepercayaan rambut gembel, namun Tinggi Dieng pada umumnya, dan di Desa jenis-jenis sakit lain yang tidak ada kaitannya Sigedang pada khususnya.Masyarakat Desa dengan rambutgembel. Sigedang juga sudah memahami tentang Sakit yang Tidak Berkaitan Dengan perlakuan yang harus dilakukan pada bocah Kepercayaan Rambut Gembel gembel. Orang tua dari bocah gembel Sakit yang tidak berkaitan dengan mengetahui bagaimana cara memperlakukan kepercayaan yang melekat pada rambut anaknya dengan sendirinya karena selama gembel yaitu sakit seperti luka ketika orang tua bocah gembel tinggal di Desa terjatuh, lecet, maupun terkilir, dan penyakit Sigedang sudah sering melihat bagaimana yang parah seperti tifus, campak atau demam para orang tua di zaman dahulu mem- berdarah.Sakit seperti itu tidak dikaitkan perlakukan anak-anak yang gembel. dengan kepercayaan tentang rambut gembel. Anak yang rambutnya akan menjadi Sakit yang BerkaitanDengan gembel biasanya akan mengalami sumeng Kepercayaan Rambut Gembel atau demam yang tinggi dan hal ini berulang Bocah gembel sebelum rambutnya terus hingga rambut gembel tersebut diruwat, menjadi gembel biasanya mengalami masyarakat Desa Sigedang paham mengenai sumeng.Sumeng yaitu demam yang sangat demam sebagai tanda akan munculnya rambut tinggi dan berbeda dengan demam pada gembel dan demam biasa yang bukan umumnya.Demam yang sering dialami anak merupakan tanda munculnya rambut gembel. pada umumnya adalah demam yang disertai Wawancara dengan ibu para bocah gembel batuk pilek atau masuk angin dan sembuh menyebutkan bahwa ada ciri-ciri khusus dalam tiga hari hingga tujuh hari. ketika sumengakan mengawali tumbuhnya Sumeng yang dialami oleh bocah rambut gembel pada anak mereka. Ciri-ciri gembel akan sembuh apabilarambut gembel tersebut yaitu : 1. Sumeng bermula pada tersebut sudah terbentuk, namun rambut malam jumat kliwon atau malam selasa gembel tersebut akan terus bertambah hingga kliwon. 2. Sebelum sumeng, pada siang hari saatnya untuk dipotong dan diruwat. biasanya bocah gembelakan berperilaku Sumengakan kembali dialami bocah gembel agresif dan lebih aktif seperti mengamuk atau pabila rambut gembel akan mulai bertambah menangis sambil berguling-guling. dan sumeng akan berhenti sama sekali Pemahaman masyarakat Desa Sigedang apabila bocah gembel tersebut sudah tentang adanya sumeng sebagai demam yang diruwat. merupakan tanda akan munculnya rambut Bocah gembel selain mengalami gembel dan berbeda dengan demam biasa sumengbiasanya juga akan memiliki sikap tersebut dapat dikaitkan dengan konsep yang lebih agresif dibanding anak-anak lain Etiologi Penyakit Pada Sistem Medis Lokal yang tidak gembel. Bocah gembel juga sering yang dikemukakan oleh Foster dan Anderson.

240 Forum Ilmu Sosial, Vol. 42 No. 2 Desember 2015 Konsep etiologi penyakit dalam sistem medis secara turun temurun dan diklasifikasikan lokal terdapat dua pandangan yaitu penyebab oleh mereka sendiri berdasarkan sumeng yang penyakit yang bersifat personalistik dan telah terjadi berulang-ulang pada bocah penyebab penyakit yang bersifat naturalistik. gembel sejak dahulu. Dalam penyebab sakit yang bersifat personalistik, sakit disebabkan oleh agen- Perlakuan Masyarakat Desa Sigedang agen supranatural, sakit dianggap pengaruh Terhadap Sakit yang Dialami Bocah Gembel langsung dari agen tersebut.Penyebab sakit dianggap bukan karena pengaruh makanan, Ketika Bocah Gembel Mengalami Sakit yang cuaca, ataupun hal lainnya yang dapat Berkaitan Dengan Kepercayaan Rambut diketahui dengan pasti atau diukur Gembel. menggunakan alat. Penyebab sakit yang bersifat personalistik juga berbeda dari satu Sakit yang berkaitan dengan daerah dengan daerah yang lain. kepercayaan rambut gembel pada bocah Sumeng termasuk dalam penyebab gembel yaitu sumeng atau demam sakit bersifat personalistik karena dianggap tinggi.Bocah gembelakan mengalami oleh masyarakat Desa Sigedang sebagai sumeng ketika pertama kali rambut akan tanda akan muncul atau bertambahnya menjadi gembel dan ketika rambut gembel rambut gembel pada bocah gembel. Sumeng akan bertambah setiap satu atau dua bulan tidak dianggap sebagai tanda akan sekali. Orang tua bocah gembel yang munculnya suatu penyakit, apalagi dengan mendapati anaknya sumeng dengan ciri-ciri ciri tertentu seperti dimulai pada malam berkaitan dengan akan tumbuhnya rambut jumat kliwon atau selasa kliwon, dan bocah gembel sudah paham dengan sendirinya. gembel akan rewel terlebih dahulu sebelum Tindakan yang dilakukan oleh orang mengalami sumeng. Orang tua bocah gembel tua ketika bocah gembel mengalami sakit tidak akan kaget karena telah mengerti bahwa menurut Foster dan Anderson dalam konsep sumeng pasti terjadi pada bocah gembel. tentang etiologi penyakit dalam sistem medis Penyebab rambut gembel dipercaya karena lokal adalah karena orang tua bocahgembel adanya warisan dari nenek moyang mereka tersebut menganggap penyebab sumeng yaitu Ki Kolodete, sehingga penyebab merupakan ciri-ciri dari akan munculnya sumeng tidak terlepas dari warisan Ki rambut gembel, hal ini termasuk dalam Kolodete yang mengiringi tumbuh dan penyebab sakit bersifat personalistik. bertambahnya rambut gembel pada bocah Penyebab bersifat personalistik itu sendiri gembel tersebut. merupakan sakit yang disebabkan oleh agen- Ciri-ciri yang membedakan antara agen seperti makhluk gaib (dewa atau leluhur sumeng dengan demam biasa yang diyakini mati). Masyarakat Desa Sigedang mem- oleh masyarakat Desa Sigedang juga tidak percayai bahwa rambut gembel pada seorang terdapat pada masyarakat lain di luar anak merupakan warisan dari nenek moyang Kabupaten Wonosobo. Ciri-ciri sumeng mereka bernama Ki Kolodete, beberapa dipahami oleh masyarakat Desa Sigedang kepercayaan juga melekat bersama rambut

Forum Ilmu Sosial, Vol. 42 No. 2 Desember 2015 241 gembel tersebut karena kepercayaan tersebut subsistem perawatan kesehatan mengikut orang tua akan melakukan tindakan yang sertakan peran sosial pasien dalam dianggap tidak bertentangan dan sudah masyarakat seperti istirahat dari kewajiban menjadi aturan untuk dilakukan yang telah dan tanggung jawab sehari-hari, meng- diwariskan oleh nenek moyang secara turun hindarkan dari tekanan psikologis dan sosial temurun. untuk sementara waktu. Bocah gembel yang Sumeng yang merupakan demam menginginkan sesuatu harus langsung tinggi pada bocah gembel tidak diperlakukan dipenuhi segala bentuk dari keinginan sama dengan demam yang dialami oleh tersebut, jika keinginan bocah gembel tidak anak-anak yang tidak gembel. Cara dituruti maka bocah gembel akan mengamuk memperlakukan sumeng bukan dengan dan menunjukkan emosinya yang tidak membawa ke bidan untuk diobati, namun terkontrol. Sumeng akan berakhir apabila dengan membiarkan saja hingga rambut rambut gembel sudah tidak tumbuh lagi, gembel tersebut muncul. Ciri-ciri sumeng sedangkan rambut gembel tidak akan yang merupakan tanda akan munculnya tumbuh lagi apabila bocah gembel sudah rambut gembel juga berbeda dengan demam diruwat. Ruwatan bocah gembel adalah biasa. Sumeng akan mulai terjadi pada proses pencukuran bagian rambut yang malam Jumat Kliwon atau malam Selasa gembel disertai dengan permintaan bocah Kliwon selain itu bocah gembel akan gembel yang harus dipenuhi dan kemudian mengalami emosi yang tidak terkontrol, dijadikan persembahan. Permintaan bocah apabila sumeng sudah terjadi, orang tua akan gembel harus dipenuhi, apabila tidak membiarkan saja dan tidak mengupayakan dipenuhi maka rambut gembel akan tumbuh penyembuhan secara medis modern, upaya lagi. yang dilakukan oleh orang tua bocah gembel Bocah gembel menjadi anak yang sebatas membawa anaknya pada tabib Desa spesial karena permintaannya selalu Sigedang untuk dimintai air putih yang telah dipenuhi, tidak seperti anak lain yang belum didoakan oleh tabib tersbeut. Orang tua tentu permintaannya dituruti karena orang bocah gembel membawa anaknya ketika tua mereka menganggap permintaan tersebut sumeng pada tabib desa hanya sebagian bukan datang dari nenek moyang, sedangkan kecil, banyak orang tua yang sekedar jika bocah gembel yang meminta sesuatu menunggu hingga rambut gembel pada maka permintaan itu dianggap merupakan anaknya mucul atau bertambah sehingga permintaan dari makhluk gaib yang sumeng akan sembuh dengan sendirinya. bernaung pada rambut gembelnya atau Perlakuan orang tua bocah gembel permintaan dari nenek moyang yang pada anaknya yang sedang mengalami mewariskan rambut gembel tersebut. Cara sumeng dengan cara hanya dibiarkan saja untuk menghilangkan rambut gembelpun sampai sumeng itu reda dengan sendirinya harus dengan melalui memenuhi permintaan juga dapat dikaitkan dengan konsep Fungsi yang diajukan oleh bocah gembel meskipun Sistem Medis yang dikemukakan oleh Foster permintaan itu terlihat susah untuk dipenuhi dan Anderson yaitu fungsi sistem medis pada seperti meminta tahu yang berjumlah seratus

242 Forum Ilmu Sosial, Vol. 42 No. 2 Desember 2015 atau daging sapi dalam jumlah banyak. karena di daerah mereka tidak ada Fungsi sistem teori penyakit lain yang kepercayaan tentang rambut gembel, namun dapat dikaitkan yaitu suatu sistem teori sumeng di Desa Sigedang atau di Dataran penyakit memberikan rasional bagi Tinggi Dieng pada umumnya ada dan dapat kesehatan dan menjelaskan “mengapa”. dijelaskan yaitu karena adanya kepercayaan Suatu sistem teori penyakit dapat tentang rambut gembel. memberikan rasional bagi pelaksanaan- pelaksanaan konservasi, suatu sistem teori Ketika Bocah Gembel Mengalami Sakit yang penyakit dapat mengatasi agresi. Dalam hal Tidak Berkaitan Dengan Kepercayaan ini, dengan adanya kepercayaan masyarakat Rambut Gembel Desa Sigedang mengenai asal mula rambut gembel maka masyarakat Desa Sigedang Bocah gembel selain mengalami dapat terus mengadakan ritual ruwatan yang sumeng yang menandakan akan munculnya selain sebagai upacara pemotongan rambut rambut gembel juga mengalami sakit-sakit gembel juga tentunya sebagai upaya untuk lain selama hidupnya. Bocah gembel sebagai melestarikan adat istiadat yang sudah turun anak-anak tentu sering mengalami sakit yang temurun. Masyarakat Desa Sigedang disebabkan oleh penyakit dalam seperti percaya ada pantangan yang harus dihindari amandel, diare atau sakit yang disebabkan dalam menghadapi bocah gembel seperti oleh penyakit luar seperti terkilir, lecet ketika tidak boleh memotong rambut gembel terjatuh, atau korengan. Penyakit-penyakit apabila bocah gembel belum menginginkan tersebut tidak berkaitan dengan kepercayaan untuk dipotong, apabila orang tua melanggar tentang rambut gembel dan orang tua bocah maka kesialan dap at menimpa orang tua. gembel menerapkan perlakuan yang berbeda Nilai-nilai pada masyarakat Desa Sigedang apabila anak mereka mengalami hal tersebut. menjadi dapat dilestarikan dengan adanya Sakit yang dialami oleh bocah gembel aturan-aturan dalam mengahadapi bocah yang tidak berkaitan dengan kepercayaan gembel. rambut gembel seperti cacar air, amandel, Sistem teori penyakit juga dapat terkilir merupakan sakit yang penyebabnya menjelaskan “mengapa” yaitu mengapa bersifat naturalistik. Menurut Foster dan sumeng bisa terjadi pada bocah gembel, Anderson penyebab bersifat naturalistik mengapa sumeng memiliki ciri-ciri yang merupakan sakit akibat pengaruh lingkungan, berbeda dengan demam biasa seperti terjadi makanan, kebiasaan hidup, ketidak- pada malam Jumat Kliwon atau malam seimbangan dalam tubuh, termasuk juga Selasa Kliwon dan dapat menyebabkan kepercayaan panas dingin seperti masuk bocah gembel menjadi lebih agresif. Sumeng angin dan penyakit bawaan. tersebut terjadi dan memiliki ciri-ciri yang Orang tua bocah gembel menganggap berbeda karena merupakan tanda akan sakit seperti terkilir, cacar air, amandel bukan munculnya atau bertambahnya rambut merupakan sakit yang merupakan tanda akan gembel pada bocah gembel. Sumeng yang munculnya rambut gembel, orang tua bocah pada masyarakat lain kemungkinan tidak ada gembel juga tidak mengetahui bagaimana

Forum Ilmu Sosial, Vol. 42 No. 2 Desember 2015 243 cara menangani beberapa penyakit seperti membawa anaknya pada bidan di puskesmas cacar air dan amandel dan menyerahkan yang ada di Desa Sigedang karena orang tua pengobatannya pada bidan, sakit-sakit bocah gembel telah paham bahwa sumeng tersebut dipercaya muncul karena faktor lain adalah tanda akan muncul atau bertambahnya yang tidak dimengerti oleh masyarakat Desa rambut gembel sehingga sumeng yang Sigedang, sedangkan sakit seperti terkilir dialami bocah gembel tidak perlu untuk meskipun diketahui penye babnya, namun dikhawatirkan. bukan termasuk sakit yang menandakan Puskesmas Desa Sigedang dapat akan munculnya rambut gembel karena bekerja sama dengan Dinas Kesehatan terkilir terjadi akibat ketidaksengajaan dan Wonosobo membuat data siapa saja bocah tidak semua bocah gembel mengalami gembel yang ada di Desa Sigedang dan terkilir. riwayat sumeng anak tersebut, karena sejauh Sakit yang disebabkan oleh penyebab ini tidak ada sama sekali di Puskesmas personalistik ditangani secara berbeda mengenai daftar bocah gembel yang ada di dengan sakit yang disebabkan oleh penyebab Desa Sigedang, dan bidan tidak mengetahui naturalistik. Sumeng akan dibiarkan saja ketika ada bocah gembel yang sedang karena dianggap merupakan tanda akan mengalami sumeng sehingga bidan desa munculnya rambut gembel, rambut gembel tidak mengetahui bagaimana riwayat sumeng dianggap sebagai anugerah sehingga hal pada bocah gembel. Peneliti selanjutnya tersebut bukan merupakan hal yang harus mengenai bocah gembel yang berkaitan dikhawatirkan, sedangkan cacar air, diare, dengan antropologi kesehatan dapat amandel, dan terkilir akan ditangani dengan bekerjasama dengan pihak kesehatan dalam cara membawa anak yang sedang mengalami melakukan penelitian sehingga petugas sakit tersebut pada bidan desa diberi obat kesehatan Desa Sigedang tidak lepas tangan atau suntikan karena orang tua bagaimana terhadap sakit yang dialami oleh bocah cara menangani penyakit-penyakit itu dan gembel. dikhawatirkan akan menjadi semakin parah jika tidak ditangani oleh bidan. DAFTAR PUSTAKA

PENUTUP Arif, Choirul. 2011. Makna Simbolik Ruwatan Cukur Rambut gembel di Bocah gembel dianggap sebagai titisan K e j a j a r, Wo n o s o b o . J u r n a l . dari leluhur Dieng yaitu Ki Kolodete.Orang Yogyakarta. Universitas Islam Negeri tua bocah gembel memperlakukan anaknya Sunan Kalijaga. ketika sedang sumeng berbeda dengan ketika Bourgois, Philippe. 2002. 'Anthropology and anaknya mengalami sakit yang tidak Epidemiology on Drugs : The berkaitan dengan rambut gembel. Orang tua Challenges of Class Methodological bocah gembel hanya akan mendiamkan saja and Theoretical Dialogue'. Dalam anaknya ketika sedang sumeng, tidak International Journal of Drug memperbolehkan anaknya mandi, dan tidak Policy.No. 13.Hal.259-269.

244 Forum Ilmu Sosial, Vol. 42 No. 2 Desember 2015 Damayanti, Ayu. 2011. Dinamika Perilaku Moeloeng, Lexy J. 2006. Metodologi Nakal Anak Berambut Gimbal di Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Dataran Tinggi Dieng. Jurnal. Remaja Rosdakarya Offect. Yogyakarta. Universitas Gadjah Nasution. 2004. Metode Research. Jakarta : Mada. Bumi Aksara. Fida dan Maya. 2012. Ilmu Kesehatan Anak. Sarwono, Solita. 1993. Sosiologi Kesehatan: Yogyakarta : Divapress. Beberapa Konsep dan Aplikasinya. Foster, George., dan Barbara Anderson . Yogyakarta : Gadjah Mada U.P. 2013.Antropologi Kesehatan. Jakarta : Soehadha. 2013. RitualRambut gembel UI Press. Dalam Arus Ekspansi Pasar Hidajat, Lidia Laksana. 2005. Pemaknaan Pariwisata. Jurnal. . Sehat Sakit Pada Masyarakat Jawa Universitas Negeri Sebelas Maret. d a n B a l i . J u r n a l . Yo g y a k a r t a . Universitas Gadjah Mada.

Forum Ilmu Sosial, Vol. 42 No. 2 Desember 2015 245