
setuju dengan sikaP sang : menobatkan Ken Angrok :e:: Amfirwabhfrmi. Kemudian i: KEN ,{NGROK, ANAK TIJNGGUL AMETUNG pendeta untuk memakai n3::,. oleh : Buchat'i mengatakan bahwa hany a *al.: dapat dikalahkan, N{aka ci ::-: L Cerita tentang Ken Angrok di dalam kitab Pararaton cukup dikenal, dikalahkan. Kini Sri R?jas: :.: sehingga tidak perlu Sumber-sumber lain r rasanya kami rnenterjemahkannya selengkapnya di sini. =:.9j Mereka yang ingin mengetahui cerita seluruhnya kami persilakan membaca Nigarakegtigama (Brandes. 1i terjemahan kitab Pararaton oleh Ki J. Padmopoespito (padmopoespito, 1966) dan 1960-1963) dal kitab Kriu;rg R. Pitono Hardjowardojo (Pitono, 1955). cukuplah kalau di sini kami sebutkan menyebutkan pri Ranggah Rr': pokok-pokoknya saja yang nanti akan kami bicarakan lebih lanjut. kandungan. Ia bertakhta di :el Pokok-pokok yang kami anggap pcnting itu ialah bahwa Ken Angrok ialah Pada tahun 1144 $aka i: penjelmaan kernbaii seorang yang mula-mula hidup tidak baik, tetapi karena dikalahkannya laja Kadiri itu sanggup dijadikan kurban untuk dewa penjaga pintu ia kembali ke surga dengan Rijasa mEninggal pada tal-iur. 1 (.\?g. Visnu. Ibunya seorang wanita petani desa Pangkur, yang telah disetubuhi oleh Siwa dan candi Buddha (Ndg.. I dewa Brahma pada waktu ia sedang mengantarkan makan untuk suarninya di Hayam Wuruk 37. lr. ladang. Dewa Brahma meramaikan bahwa bayi yang tumbuh dalam kandungan bahwa candi $iwanya mas*. ;: (NIg., 1- r. wanita itu kelak akan memerintah pulau Jawa. Iapun berpesan agar wanita itu sudah rusak 37. r tidak lagi bergaul dengan suaminya. Kurang dari lima hari setelah peristiwa itu (Nig., 36, l). suami wanita itu meninggal, rneskipun mereka itu segera bercerai setelah peristiwa Kidung Harsawijal'a ner. penrerkosaan tersebut. waktu raja Memenag, Jay e-k:i' yang agar Ja1.ii. Bayi Ken Angrok yang dibuang oleh ibunya rnengeluarkan sinar di malam menganjurkan karena tidak hari; dan mujizat itu masili ada padanya pada waktu ia sudah dewasa. tidak mau, n:: beLlaku [:aik. Maka dicerite::"; Berganti-ganti ia rner-rdatangkan bencana dan keuntungan Lepada orang-orang pertempuran melari : yang diikutinya. Selanjutnya ia hidup mengernbara sebagai pencuri, perampok, dalarr an orang Pangkur, anak Ni \C"-i. pernerkosa wanita dan pernbunuh, sehingga ia dikejar-kejar oleh rakyat dan itu nraka rlla wajib firgn'.1r.: utusan dari Tumapel atas peiintah raja Daha. Tetapi ia selalu dapat lolos dari seorang ksatrl'a yang tangg-i:: kejaran berkat bantuan dewa-dewa. Ia diaku anak dewa piwa, dan dikatakan : penjelrnaan dewa Visnu. 2. Tentang ceritera Ken -\i Dengan perantaraan pendeta Lohgawe ia dapat diterima menghambakan diri Sebagian besar menganggap K: pada sag akuw'u di runrapel, Tunggul Ametung. Tidak rama kemudian Ken hidup (Brandes, 189(r; Kre.i::. Angrok tertarik akan isteri muda Tunggul Ametung, Ken DeQes, yang juga 1965; Pitono, 1964; 196j t. \li nrenrpunyai nrujizat dapat mengeluarkan sinar. Maka dibunuhnyalah runggul berbeda yang satu dengar Ametung, 1 dan diperisterikannya Ken pedes, yang pada waktu itu sedang mereka itu berpendapat b:hr.. mengandung tiga bulan. Lalu ia menggantikan Tunggul Ametung sebagai akuw,tt biasa, Tetapi ada juga l di rumapel. ):ri semuanya itu dibiarkan saja oleh keluarga Tunggul Ametung dan dalam sejarah. yaitu Prot'ess.': rakyat Tunrapel. 1962 a; 1962 b; 1959: 196-< t. 1) Setelah 40 tahun mcnjadi ukuwu di rumapel di bawah kekuasaan Di sini bukanlah naks:. maharaj.a Daha, Ken Angrok didatangi oleh para brohntanq dari Daha, yang tidak sarjana telsebut satu dern; s":- 56 LS l?depuad ssdn8uoru ur)Eunu {Bpr} e,{wrr>J u?(I 'n}es ruop nlus lnqos.ral ?uphes ,Brleq ered 1upr1 8ue,,{ uup nfinturtri.. .. ledepued-ledepued s?q?quou Inlun rtup) pnsleru r{Elu?)nq 1uls I11 ueBSpn)o) rlp,4^Bq tp , 'Gget:OSA:q ie 11 l:Cr:::_ ,3rag) Zgg Z96t :q gSOt:u 9S6t:tS6I:1961 E;ag.3.3.IO rossoJord nlre,{,qereles tuelep uep Sunletuy u8ienl;;, upe quured 1epr1 lo.r8uy ue) e/\\qeq uer.upuedreq Eue,{ e8nl epe rde1e1 .esurq ln88unl nAlnID reEeqes Bunleuy I esep ruuled rJsp lBSBreq J?uoq-ruuoq l0r8uy uo) p/r\qeq ledupued;eq nlr sre.rau lnFFu: ,ure1 Suepes n1! nllD,^\ eped r,;".. lor8uy ue) Insn-lesu ruueEuaut rde1e1 Buu,{ ue8uep nles Eue,,t ?poqloq qu1e,,{uqnunqrp .(Sget 1n33un1 -. ?>lororu ludepued pelop udereqaq reueEueur undrlsa4 iVgOt.ouolr4 19961 E)rl\ .suao141 ,ricsog u8nl' 8uu,,{,sapaq ua; .Bun:;:1 'eue.,{puleurels :ss6l :gs6I i1961 ,ruo:;{ :g6gI .s3pue-rg) dnprq ua) uurpnuo) PrUPI - qeu;ed leuaq-reuoq 3ue.{ qo>1o1 re8eqes >lor8uy uey de8Eue8uau rpseq r.rerEeqa5 )eflI : rrrp uB>lEqlueqEuaru ELur.ral]r 'euelres u-red rrep uerrsJe] re8eqreq BpE nlr >lor8uy ua) B-roruac Buelue; .z :r:i: '(SE ,e,rrgf 'lI '61-Ll'Il ''A\H) ue8ue-redad urelep qnEEuel Bue,,{ o,07ni1 8ueroos up>lul?1tp uup Bi\\ap }:_; uep solol oulwtoqp ruEeqes 'e.{u8uu,,{our >foueu uer]erue>J s?leqlueiu qr[e,a,r elcr e>[?ru nli tudep n1e1as ur rCe:: l 'esu[u1 uup l: Buors) F$ releE ueEuap e[e.r lpelueur Suef '>1op11 rN rpue 'rn>13ue4 Euero leXlcr qcJo .ruia>1-.reie.i:. uBunJnlo{ 'lor8uy .(; n1re,,{ 'eruEeuef y 1n,,{nq uelteleu uerndu;a}.rad tuelep 'loduru.red,r;nJuod re8eqas i:r:.- inEn8 nlnqep e[e-r 1n,{nq elrquq e,{uqrled qelo qelue>lerolrroorp u>lBI{ 'Teq n>leljeq Euelo-Euero epedey ueBuntur:r tuef Eue.ro dupeqiel ,nuu 'ESU,4 ep qepns lequf lenqreq rnlnqepuaur new >lspr] ?uore{ >1epr1 Pl nlIE 1\ '1.: Euo1n1u,,{e1 BIntu-EInIi[ 'r-rese8urg Euere.,{uetu 3uo1e1e,,(u1 re8e ue4.rnfue8ueur Bue,( uuleu rp leurs uelrenle8uar-l: :..- 'rnu4J Ernpe4 godlqpo uep l?lns euirreuoru .Euo1e>1e,(e1 ,Eeuatuatrl efer nllerrr u€>lelrJocuoru 8ur,,( uer8eq epud 4orEuy ,,(y 1nqe.,{ueu e,{ufrmeireg Bunpr; emrlsrred qpletes rBreJ.rFq crel:. -. '(t 'gE ''8gtrt) n1 enrlsited qelolos rrell Elu:i .,r: .(S-I ,tt...Ee5f pltuE^A uuse8urg uet?los quleqes rp Wlolrel ueBuaue8ey lusnr qepns nll re8u uesadLeq u.,cr1 : er{ueqppng rpuec rde1a1 'rl?{es {req ueepee{ tu?lep rirseru efuea,rr$ rpuuo e,rqeq ue8unpue>1 tuelep qnqunr Fur.., :. .(Z , ..E351) u?4ele>lrp n1t ue8ueua8e) rp rpuec enpe4 Buelue1 Lt. >1nrn6 uu,{zg ip e,{uruens >lnlun ue>Jeui ji}- .- .0?.SgN) alsr 3ue,,{our >1aueu reEeqas }nqasrp eI .(S-I Bqppng rpuec uup ezlrr$ qolo rqnqnlosrp qele] Eua,i ..;r,r3-: Ipu?c tuepp ue8ueua8e;4 rp uu>JrpuBcrp '?{eS 6tl I unqei eped p88urubur use fg1 ue8uep e8rns e1 tlequel pt !-- jr: 'plpeX PuerBI tjS uep eleE8ueg [?quo{ nt?sraq e>lew ntr rrrfey efer e,{uue4qep4p Idelrl ')leq )iBp1 c: r : 'e(etelia ueEueq 'uelurBey efur ue>lqele8uoru ur ?{pg Vill unrlu} pp?d qelur 1or8uy uo;1 ?,rr{Bq r{e1Ei i_ 'e>lES .ueEunpue4 .irr[ue1 tgl I unqel epud unel Eunung rnuJrl rleloqes rp elq>lelreq e1 qrqal je\:-;: : rl?p >lspll rqel 8ue,{ erprylC ertnd rzEuqes esefeg qeEEuEU ue4lnqafueur uellnqos riu?I ruts rp nelB)j _T-:-. !$ -ueplrd euruE!1ie1ere83N getlx '(1g6f'8ieg) e,{uftr're6-reg 8unp1y qu1r1 (tgerogel uep (9961,olrdseodorupu6) orr;s: : 'pneeEr4 :6161 'ruoJ)--uro) :gI6I-Ll6I'u-re; 17661 'sepue.rg) uueEelia>lere8rp eoequotu uu>1eps;ed ruel u,._,.:- qstpl I{EIEI esefeg p$ nelu lorEuy ue;,1 1nqe.,(uaw fiuv'l urBI roguns-roqurns 'luls Ip e,{udu13ue1es s.{LrirE:..;-.-.. * * *'(W 7771 ufiry1) leduurn; rp elereqeur peluau usefey u$ rur;1 'ue>fq?p>Fp '1eue>Jrp dn>1nc uolz.rB.red crrr\. ., .uelqup>pp ludep uquq rolueg Br?ln q?leqes lp ueEue.redad urupp Ip uTBW tedup .rl unrnl rlrpuos nrng zrgieqg ne1e4 ue4eluEueur ..,a :Iyyttlnt3rl.gulp e.(ueq ?/!tluq 'srprieg tepfieq 'zqeg elur qeqes e;gieUA Bu?u re>lBruatu >lntrun zlepuad 'nrn3 ONnJ.AWV -1133\ ered epede4 urzr ?lurtu qelotres eqeq Euere,{uetu Br u?rpnuey 'Iulqq?/t\rnuv teg esufug gd ieleE uetuep leduurn; 1p e[e; reEeqes 4o.iEuy u0) ue>ll?qouoru nll z>loJatltr '?>lolotu unal depuqrol ufu.reqeur Sues de4rs ueEuep nlnles Professor Berg itu dalam kesempatan yang sesingkat ini. Kami hanya ingin bahwa R.?jasa tidak Perna;: .:. mengemukakan kemungkinan tafsiran yang lain dari ceritera Ken Angrok itu, tahun terakhir telah me:'::'-: - berdasarkan sistim kemasyarakatan dan kepercayaan dalarn jaman kuna. dikenal oleh para ahii'--.-, berbahasa MelaYu kunr -.: Pertama-tanta perlu dipersoalkan apakah tokoh Ken Angrok itu historis atau 3. 1966), SrT Mah-ar'-aJa \la;.f'- kami berpegang pada keterangan-keterangan yang terdapat di tidak. Dalam hal ini Malenga dari desa Reng: . .': sebab dari segi lteuristik kitab itulah yang teramat dalam kitab Nigara$tigarna, dalam prasasti berbehssi S.--.i: dapat dipercaya sebagai sumber sejarah daii pada sumher-surnber lain yang kami besok atau lusa muncul i.:s:!: Prapafca memperoleh keterangan mengenai nenek moyang raja Hayam sebutkan. sesudah Ken Angrok ciiargl': pendeta Buddha, srhipal;a yang meilgul'usi candi Singasari. Wuruk dari seorang Daha ia memberikan 3nui::i- seribu bulan, seorang yang jujLir. berkeiakuan baik, Pendeta itu telah berusia antara lain ia memberlkar l:- (NEg.,38,3 4). Karni tidak keturunan orang bail<-baik. dan nrasih keiuarga Laja Keputusan semacam itu t:rl- yang fiktif. dapat merlbayangke:, :rahwa pendeta tersebut rnenyebut ilama-nania kami tidak daPat men! i: j Kagerrengan, yang dikatakan sebagai tenrpat Apalagi kalau diirigai i;ahwa caudi prasasti-Prasast i dari mes3 si l jaman {rrapar{ca, sehingga ia dapat pencandian pri tiajasa, nrasih ada dalam 1961, lrlm. 20). penrerian yang demikian hidup tentang candi itu2).- Ruiu Hayam mernberikan Ada juga Prasrst:-::.i candi dan nremula cli dalarnnya (Ndg', 36, Wuruk telah mengunjungi ilu historisitas Ken Angrok aiau S jantan nenek l.-2). Mengingat kepercayaan pada dahultl tentang ai'wah moyang, paka 8), yang menYebut l:: j:' dan kebiasaan men-dharnra-kan Laja-raja di dalam suatu candi, tidak mtrngkinlah wanibhinnisran talo kn Pil dk;' I rasanya nama $ri Rijasa d;rn candi Kagenengan itu dikarang-karang begitu saja yang menyebut F,i \1"-.:.
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages14 Page
-
File Size-