REPO-16033480687958244.Pdf

REPO-16033480687958244.Pdf

1 EKONOMI KREATIF DAN KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBANGUNAN PARIWISATA BERKELANJUTAN DI BALI OLEH DR. A. A. GDE PUTRA PEMAYUN, M.Si UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL DENPASAR 2018 2 KATA PENGANTAR Industri pariwisata sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Disebabkan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara. Semakin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Kegiatan industri sebenarnya sudah lama ada, yaitu sejak manusia berada di muka bumi ribuan tahun yang lalu dalam tingkat yang sangat sederhana. Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia, kegiatan industri pun tumbuh dan berkembang semakin kompleks. Quick Yielding Industry berarti cepat menghasilkan. Dengan pengembangkan pariwisata sebagai suatu industri, devisa (foreign exchange) akan lebih cepat jika dibandingkan dengan kegiatan ekspor yang dilakukan secara konvensional. Devisa yang diperoleh langsung pada saat wisatawan melakukan perjalanan wisata, karena wisatawan harus membayar semua kebutuhannya mulai dari akomodasi hotel, makanan dan minuman, transportasi lokal, oleh-oleh atau cenderamata, hiburan city sightseeing dan tours. Semuanya dibayar dengan valuta asing yang tentunya ditukarkan di money changer atau bank. Dalam industri pariwisata di Bali berada di bawah naungan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan tersebut, bertugas mengatur dan mengembangkan pariwisata berkelanjutan (sustainability tourism). Kepariwisataan yaitu keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha. Permintaan dalam industri pariwisata yakni banyaknya kesempatan rekreasi dari individu untuk menggunakan waktu luang. Meningkatnya jumlah pengunjung pada suatu areal wisata khusus wisata dapat disebabkan karena areal wisata tersebut mempunyai potensi yang menarik, kebutuhan rekreasi meningkat, dan tersedianya sarana dan prasarana yang ditunjang oleh fasilitas akomodasi. Penawaran suatu objek wisata merupakan kualitas dan kuantitas sumberdaya yang ada untuk digunakan pada waktu luang. 3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR PENULIS DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Ekonomi Kreatif 1.2 Industri Kreatif BAB II INDUSTRI KREATIF DI INDONESIA 2.1 Sub Sektor Industri Kreatif di Indonesia 2.2 Pengembangan Ekonomi Kreatif 2.3 Konsep Ekonomi Kreatif 2.4 Setrategi Mewujudkan Ekonomi Kreatif 2.5 Pengelolaan Ekonomi Kreatif BAB III BUDAYA DAN KEARIFAN LOCAL (LOCAL GENIUS) 3. 1 Pengertian Budaya 3.2 Wujud 3.3 Pengertian Kearifan Lokal (Local Genius) 3.4 Tri Hita Karana dalam Konsep Hindu 3.5 Tat Twam Asi BAB IV DINAMIKA MASYARAKAT BALI 4.1 Religi dan Upacara Keagamaan 4.2 Organisasi Kemasyarakatan 4.3 Kesenian 4.4 Mata Pencaharian Hidup 4.5 Sistem Pengetahuan 4.6 BAB V BAB VI BAB VII 4 BAB I PENDAHULUAN Luas pulau Bali yakni 5.632,86 km2 dengan jumlah penduduk kurang lebih 3,5 juta jiwa. Secara administratif Pulau Bali yaitu Provinsi yang dibagi dalam 8 Kabupaten dan satu Kota, dengan ibu kota Denpasar, terdiri dari : 51 Kecamatan, 579 Desa Dinas, 79 Kelurahan dan 3.945 Banjar Adat, berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur dengan selat Bali di sebelah barat dan Provisnsi Nusa Tenggara barat dengan selat Lombok di sebelah timur, sedangkan disebelah utara yaitu Laut Jawa dan disebelah selatan ykni samudra Indonesia. Bali adalah salah satu dari 17.805 pulau gugusan kepulauan di Indonesia yang sampai saat ini masih menyiratkan citra magis. Pulau kecil dikawasan tropis dengan pepohonan hijau disepanjang lereng gunung vulkanis, berpasir putih, terumbu karang dan deburan ombak lautnya sangat mengasikkan para peselancar bermain surfing. Lanskipnya mencerminkan ukiran tangan trampil selama berabad-abad yang tervisualisasikan pada terasering persawahan dengan sistem pengelolaan airnya yang sangat canggih dikenal dengan subak. Kedamaian pedesaan, penduduk yang ramah, senyum dan ceria, upacara keagamaan yang dapat disaksikan dalam kehidupan sehari-hari yang menyiratkan budaya yang adiluhung. Proses Bali menjadi daerah tujuan wisata tidak terjadi secara cepat, namun tahap demi tahap. Secara umum pengembangan pariwisata di Bali dibagi menjadi 6 fase yakni : (1) Masa kedatangan pelaut Eropa, (2) Masa Kolonial Hindia Belanda, (3) Masa pendudukan Jepang, (4) Masa Kemerdekaan, (5) Masa Orde Baru dan (6) Masa Reformasi sampai sekarang. Pesatnya pengaruh globalisasi saat ini menyebabkan semua sektor dalam kehidupan manusia mengalami perubahan yang sangat drastis baik dibidang sosial, ekonomi, politik, hukum dan teknologi informasi menjadi komunitas satu dunia. Sebagai bangsa Indonesia yang dalam kehidupannya pluralisme saling menghargai satu sama lainnya, menatap masa depan yang penuh tantangan dan cobaan silih berganti harus terlewatkan. Pembangunan pariwisata yang terpadu dan berkelanjutan perlu memperhatikan dampak serta aspiratif dengan adat istiadat masyarakat di sekitar daerah tujuan wisata. Masyarakat setempat, wisatawan, pengusaha (investor), biro perjalanan serta Pemerintah Daerah harus saling terpadu untuk berupaya secara maksimal mengembangkan potensi wisata yang memperhitungkan keuntungan dan manfaat rakyat banyak. 5 Secara langsung dengan dibangunnya sarana dan prasarana kepariwisataan di daerah tujuan wisata tersebut maka akan banyak tenaga kerja yang diperlukan. Perputaran uang akan meningkat dengan adanya kunjungan para wisatawan baik domestik maupun non domestik, hal ini tentu akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap peningkatan penerimaan devisa negara, pendapatan nasional serta pendapatan daerah. Walaupun demikian ada beberapa alasan di luar faktor ekonomis yaitu yang bersifat non ekonomis dalam pengembangan pariwisata. Pembangunan pariwisata perlu direncanakan secara matang dan terpadu dengan memperhatikan segala sudut pandang serta persepsi yang saling mempengaruhi. Mulai dari potensi yang dimiliki daerah setempat, adat istiadat kebiasaan hidup masyarakat sekitar lokasi pariwisata, kepercayaan yang dianutnya, sampai kepada kebiasaan dan tingkah laku wisatawan yang direncanakan akan tertarik untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata yang siap dikembangkan.Dengan kebijakan yang memperhatikan kompleksitas permasalahan tersebut diharapkan akan tercipta suasana lokasi daerah tujuan wisata yang harmonis, aman, nyaman, bersih, bebas polusi dan memiliki lingkungan yang terpelihara, sehingga menyenangkan semua pihak khususnya para wisatawan. Organisasi Pariwisata Dunia mendefinisikan wisatawan sebagai orang yang “perjalanan dan tinggal di tempat-tempat di luar lingkungan yang biasa mereka selama lebih dari 24 jam dan tidak lebih dari satu tahun berturut-turut untuk bersantai, bisnis dan tujuan lainnya yang tidak terkait dengan pelaksanaan kegiatan yang dibayar dari dalam tempat yang dikunjungi.Turisme merupakan industri terbesar di dunia, dan merupakan industri yang bergerak dalam bidang jasa. Jasa-jasa yang terkait dengan industri pariwisata adalah transportasi, hotel dan restoran, bank, asuransi, keamanan, dan jasa-jasa yang terkait lainnya.Pariwisata telah menjadi aktivitas rekreasi global. Pada tahun 2008, kedatangan wisatawan internasional 922 juta, meningkat 1,9% dibandingkan tahun 2007. penerimaan pariwisata internasional tumbuh menjadi 944 juta dolar AS (euro 642 juta) pada tahun 2008, mencerminkan peningkatan secara riil sebesar 1,8%. Adapun pengertian pariwisata yang berkelanjutan adalah industri pariwisata yang berkomitmen untuk membuat dampak yang rendah pada lingkungan dan budaya lokal, sambil membantu menciptakan lapangan kerja di masa depan bagi masyarakat lokal. Tujuan dari pengembangan pariwisata berkelanjutan adalah untuk membawa pengalaman positif bagi masyarakat setempat, perusahaan pariwisata dan wisatawan sendiri.Para 6 ekonom global memperkirakan pertumbuhan pariwisata internasional, berkisar antara tiga dan enam persen per tahun, tergantung pada lokasinya. Sebagai salah satu industri terbesar dan yang berkembang cepat di dunia, pertumbuhan ini (pariwisata) akan memberikan dampak yang besar pada habitat biologis yang beragam dan budaya masyarakat asli, yang sering digunakan untuk mendukung pariwisata massal. 1.1Pengertian Ekonomi Kreatif Ekonomi kreatif dan industri kreatif adalah satu kesatuan, di masyarakat modern dua istilah ini sudah tidak asing lagi. Keberadaan ekonomi kreatif mampu menopang kehidupan masyarakat dengan berlandaskan kemandirian, artinya orang tak lagi bergantung pada terbukanya lapangan kerja. Dengan mereka paham akan konsep ekonomi kreatif maka industri kreatif bisa berkembang seperti di luar negeri. Memang di Indonesia sendiri Industri kreatif masih belum maksimal perkembangannya, hal itu dikarenakan masih banyak masyarakat yang pola pikirnya masih berbasiskan kolonial. Artinya sudah terbiasa untuk bekerja pada orang lain, ketergantungan inilah yang membuat orang tidak mampu menciptakan ide-ide baru untuk memandirikan diri sendiri. Saat ini sering dilihat fenomena dimana banyak sekali kaum terpelajar dalam artian mereka yang mampu menyelesaikan pendidikannya dengan baik, tetapi justru sangat kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Inilah mindset yang harus dirubah ketika orang seharusnya sudah tidak lagi berpegang pada konsep itu, menciptakan lapangan kerja secara mandiri walau

View Full Text

Details

  • File Type
    pdf
  • Upload Time
    -
  • Content Languages
    English
  • Upload User
    Anonymous/Not logged-in
  • File Pages
    151 Page
  • File Size
    -

Download

Channel Download Status
Express Download Enable

Copyright

We respect the copyrights and intellectual property rights of all users. All uploaded documents are either original works of the uploader or authorized works of the rightful owners.

  • Not to be reproduced or distributed without explicit permission.
  • Not used for commercial purposes outside of approved use cases.
  • Not used to infringe on the rights of the original creators.
  • If you believe any content infringes your copyright, please contact us immediately.

Support

For help with questions, suggestions, or problems, please contact us