Pemikiran Pendidikan Islam K.H. Abdul Halim Sintesis Fungsi Teologis Dan Sosiologis Pendidikan Islam

Pemikiran Pendidikan Islam K.H. Abdul Halim Sintesis Fungsi Teologis Dan Sosiologis Pendidikan Islam

p-ISSN 2581-0735 Edutrained: Jurnal Pendidikan dan Pelatihan e-ISSN 2721-0154 Vol. 5, No. 1, Juli 2021 PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM K.H. ABDUL HALIM SINTESIS FUNGSI TEOLOGIS DAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN ISLAM Caswita SDN Saguling Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya [email protected] DOI : http://doi.org/10.37730/edutrained.v5i1.133 Diterima: 4 April 2021 | Disetujui: 24 Juni 2021 | Dipublikasikan: 6 Juli 2021 Abstrak Penelitian ini dilatar belakangi akan pentingnya asepk moralitas/akhlakul karimah dan skill/keterampilan kerja bagi lulusan pendidikan Islam. Salah satu pemikir tokoh pendidikan Islam yaitu K.H Abdul Halim yang mencoba melakukan sintesis fungsi pendidikan Islan antara teologis dengan sosilogis. Tujuan Penelitian ini untuk menggali pemikiran tokoh pendidikan Islam K.H Abdul Halim bagaimana sebaiknya pendidikan Islam terjadi sintesis antara fungsi teologis dengan fungsi sosiologis. Metode penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Dalam penelitian pustaka dilakukan dengan cara menuliskan mengklarifikasi, mereduksi, dan menyajikan data dari berbagai sumber tertulis. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemikiran tokoh pendidikan Islam K,H Abdul Halim masih sangat relevan untuk diterapkan pada saat ini yaitu menghasilkan out put pendidikan yang berakhlakul karimah dan memiliki keterempilan kerja. Kata kunci: Pendidikan Islam K.H Abdul Halim, Sintesis fungsi teologis dan sosiologis. Abstract This research is motivated by the importance of morality/akhlakul karimah and skills/work skills for graduates of Islamic education. One of the leading thinkers of Islamic education, K.H Abdul Halim, tried to synthesize the functions of Islamic education between theological and sociological ones. The purpose of this research is to explore the thoughts of Islamic education figure K.H Abdul Halim how should Islamic education occur a synthesis between theological and sociological functions. This research method is library research. In library research, it is done by writing, clarifying, reducing, and presenting data from various written sources. The results of the study show that the thoughts of Islamic education leaders K, H Abdul Halim are still very relevant to be applied at this time, namely producing educational outputs that have good morals and have work skills. Keywords: Islamic Education, K.H Abdul Halim, Synthesis, theological function, sociological. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 59 p-ISSN 2581-0735 Edutrained: Jurnal Pendidikan dan Pelatihan e-ISSN 2721-0154 Vol. 5, No. 1, Juli 2021 PENDAHULUAN para pemimpin, birokrat dan para Islam adalah ajaran yang menyeluruh professional. (As Syaibani, 1979:476) dan terpadu, yang mengatur seluruh Pendidikan Islam, juga harus bisa aspek kehidupan manusia baik dalam menghasilkan terbentuknya kepribadian unsur-unsur keduniawian, maupun yang umat berdasarkan nilai-nilai dan ukuran menyangkut keakheratan. Pendidikan Islam, tetapi pendidikan Islam tidak adalah hal yang tidak terpisahkan dari terlepas dari tujuan-tujuan yang bersifat ajaran Islam secara keseluruhan, yang operasional, sehingga dapat dirumuskan merupakan bagian terpadu dari aspek- tahap-tahap proses pendidikan Islam aspek ajaran Islam. Oleh karena itu mencapai tujuan-tujuan lebih jauh. sumber pendidikan Islam inhern dengan Di Indonesia pemikiran pendidikan sumber ajaran Islam itu sendiri, yang Islam telah ada sejak zaman sebelum bersumber dari prinsip-prinsip Islam merdeka hingga sekarang. Hal ini dapat dan seluruh perangkat dilihat dari fenomena tumbuh kebudayaannya.(Azra, 1998:8). Islam kembangnya program dan praktek menempatkan pendidikan dalam posisi pendidikan Islam yang dilaksanakan di vital, terbukti dengan lima ayat pertama nusantara, baik yang berupa pondok yang diwahyukan kepada Nabi pesantren, madrasah, sekolah, tempat- Muhammad Saw, dalam Surat Al-alaq tempat ibadah dan lain sebagainya. Hal dimulai dengan perintah membaca. tersebut menunjukan adanya pemikiran (Rahim, 1995:146). tentang pengembangan pendidikan Usaha pendidikan adalah salah satu Islam. Berangkat dari semua itu para bentuk usaha masyarakat atau pemikir dan tokoh pendidikan Islam sekelompok manusia yang sadar akan telah berusaha memikirkan berbagai adanya hal-hal budaya yang harus persoalan pendidikan Islam agar tujuan dikembangkan atau harus ditransfer pendidikan Islam dapat dicapai secara pada generasi berikutnya. Dalam Islam utuh. sendiri pendidikan merupakan Diantara tokoh pendidikan Islam kewajiban dalam rangka menyampaikan Indonesia yang juga seorang ulama yang risalah ama'r “maruf nahi mun’kar. telah berusaha memikirkan pendidikan (Ismail,1995:146). Sehingga dalam Islam Islam dan menerapkannya, adalah K.H. segala aktivitas pendidikan dihargai Abdul Halim. sebagai ibadah. K.H. Abdul Halim adalah seorang Dalam masyarakat Islam pendidikan ulama dan tokoh pembaharuan tidak saja berfungsi teologis tetapi juga pendidikan Islam berasal dan Majalengka sosiologis, konsep aktualisasi dan Jawa barat yang cukup terkenal, praktek dari konsep tersebut, akan mempunyai pemikiran pendidikan Islam menentukan jalannya sejarah umat Islam yang integritas yakni mementingkan ditengah kehidupan manusia. Dari kedua pendidikan fungsi teologis dan fugsi pendidikan tersebut akan sosiologis. Pemikiran beliau dituangkan menentukan tujuan pendidikan Islam dalam sebuah lembaga pendidikan Islam yaitu tercapainya tujuan yang ideal yakni yaitu Santi Asromo yang didirikan pada terbentuknya manusia yang beriman dan tahun 1932. Sampai pada akhirnya Santi bertakwa sekaligus dapat berperan Asromo berorientasi pada sekolah ditengah masyarakat. agama. Namun demikian K.H. Abdul Pendidikan Islam seharusnya Halim telah berusaha memikirkan difungsikan untuk membimbing generasi permasalahan pendidikan Islam agar muda muslim dalam konteks mencapai tujuan yang ideal untuk dunia pengembangan keinginan dan bakat dan akherat. Selain itu pemikiran mereka, disamping diarahkan sebagai pendidikan Islam beliau juga dituangkan bentuk suasana yang sesuai bagi dalam beberapa organisasi diantaranya kemajuan umat tertentu, untuk Hayatul Qulub, Jamiat I’anatul Muta memenuhi tersedianya para ahli pikir, ’allimin, Persyerikatan Ulama (PU), 60 p-ISSN 2581-0735 Edutrained: Jurnal Pendidikan dan Pelatihan e-ISSN 2721-0154 Vol. 5, No. 1, Juli 2021 Persatuan Umat Islam (PUI), dengan Perenial Essensialis salafi, Kontekstualis mendirikan berbagai sekolah dan Falsifikatif dan Rekonstruksi Sosial. madrasah, yang berada dibawah Perenial Esensialis Salafi lebih naungan organisasi PUI. Pemikiran K.H. menonjolkan wawasan kependidikan Abdul Halim juga dituangkan dalam Islam era salaf, sehingga berfungsi bentuk tulisan untuk disosialisasikan sebagai upaya melestarikan dan kepada seluruh anggota PUI dan mempertahankan nilai-nilai (illahiyah masyarakat pada umumnya. dan insaniyah), tradisi dan kebiasaan era salaf (era kenabian dan sahabat), karena mereka dipandang sebagai masyarakat KAJIAN PUSTAKA ideal. Perenial Essensialis Madzhabi, lebih menonjolkan wawasan Dalam pemikiran pendidikan Islam, kependidikan Islam yang tradisionalis Hasan Langgulung menyatakan. bahwa dan kecenderungan untuk mengikuti sumber-sumber pendidikan Islam adalah pemahaman atau doktrin suatu al-Qur’an dan al-Hadits, kata sahabat, mazdhab. Dalam pemikiran ini kemaslahatan sosial, nilai-nilai dan pendidikan Islam berfungsi untuk kebiasaan sosial serta pemikir-pemikir mempertahankan serta mengembangkan Islam, pendapat ini hampir sama dengan pemikiran terdahulu dan kurang berani yang dinyatakan al-Syabani. mengubah materinya. Modernis lebih (Langgulung, 180:187) menonjolkan wawasan kependidikan Hasan Langgulung dan al-Syaibani Islam yang bebas, modifikatif, progressif mempunyai pendapat bahwa pendidikan dan dinamis dalam menghadapi dan Islam tidak hanya regresif dan merespon tuntutan zaman. konservatif terhadap pemikir Perenial essensialis kontekstualis terdahulunya, tetapi juga harus falsifikatif mengambil jalan tengah. melakukan kontekstualisasi dan antara mengambil masa lalu dengan verifikasi dengan tuntutan lingkungan melakukan kontekstualisasi dan dan kebutuhan zaman. Selain itu mengembangkan dengan tuntutan diperlukan kajian kritis terhadap zaman serta perubahan sosial. pemikiran non-muslim untuk tidak Rekonstruksi sosial lebih mengutamakan terjebak terhadap filsafat yang tidak sikap proaktif dan antisifatif sehingga islami. (Muhaimin,, 2003:45). Sedangkan tugas pendidikan adalah agar fungsi menurut Muhammad Quthb, Sumber pendidikan Islam sebagai upaya pendidikan Islam hanya al-qur’an dan as- menumbuhkan kreatifitas peserta didik, Sunnah. (Quthb, 184:14) memperkaya khazanah budaya manusia, Secara esensial ajaran Islam dan memperkaya nilai-nilai Ilahiyah dan nilai-nilai mendasar yang terkandung insaniyah serta menyiapkan tenaga kerja dalam al-Qur’an dan as-sunnah produktif. (Muhaimin, 2003:45) bercirikan universal dan abadi, hampir Al-Qur’an dan as-Sunnah meskipun dapat dipastikan bahwa setiap pemikir memuat nilai-nilai kebenaran yang muslim akan berkesimpulan yang sama universal dan abadi, namun tidak berarti jika menangkap intinya. Namun akan ada mencakup persoalan-persoalan yang perbedaan jika yang ditangkap adalah bersifat operasional (praktik empirik nilai-nilai instrumentalnya. Boleh jadi pendidikan). Sedangkan masalah- mereka mempunyai pemikiran yang masalah operasional lebih berbeda. Al-Qur’an dan as-Sunnah dikembangkan di dunia barat. Karena itu memberikan peluang untuk ditafsirkan tidak ada salahnya pemikiran pendidikan menurut konteks zaman,

View Full Text

Details

  • File Type
    pdf
  • Upload Time
    -
  • Content Languages
    English
  • Upload User
    Anonymous/Not logged-in
  • File Pages
    20 Page
  • File Size
    -

Download

Channel Download Status
Express Download Enable

Copyright

We respect the copyrights and intellectual property rights of all users. All uploaded documents are either original works of the uploader or authorized works of the rightful owners.

  • Not to be reproduced or distributed without explicit permission.
  • Not used for commercial purposes outside of approved use cases.
  • Not used to infringe on the rights of the original creators.
  • If you believe any content infringes your copyright, please contact us immediately.

Support

For help with questions, suggestions, or problems, please contact us