Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi | Vol 8 No 1 Maret 2019 | ISSN : 1978 –192X 1 Tradisi Slametan pada Masyarakat Jlatren, Jogotirto Berbah, Sleman, Yogyakarta Naafi’ Annisa, Amika Wardana Program Studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta Email : [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan jenis tradisi slametan, nilai budaya Islam dalam Slametan , dan tahapan pelaksanan Slametan . Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Subjek penelitian berjumlah 4 orang, terdiri dari Pemuka Adat dan Agama atau disebut Mbah Kaum, sesepuh desa, dan masyarakat yang masih aktif menjalankan tradisi Slametan, pemilihan informan dengan teknik purposive sampling . Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi . Teknik analisis data menggunakan analisis Milles dan Huberman. Hasil penelitian ini tradisi slametan terbagi dalam tiga jenis yaitu: Slametan pribadi, Slametan peringatan Hari Besar Agama Islam, dan Slametan yang berkaitan dengan tradisi Dusun. Nilai budaya Islam dalam tradisi Slametan adalah: (1) Perwujudan rasa syukur kepada Tuhan; (2) Memupuk kebiasaan bersedekah.; (3) Sarana penyampaian harapan kepada Tuhan; (4) Menghormati makhluk ghaib. Tahapan pelaksanaan Slametan dimulai dari penentuan tanggal lalu menunjuk perwakilan keluarga untuk menyampaikan undangan lisan Slametan awalnya akan dibuka oleh Rohis / Mbah Kaum serta akan disampaikan tujuan Slametan , pembacaan ayat Al-Qur’an dan doa, ditutup dengan pembagian ubarampe Slametan . Kata Kunci : Tradisi Slametan, Agama Islam, Masyarakat. Abstract This study aims to describe the types of slametan traditions, Islamic cultural values in Slametan, and the stages of implementing Slametan. This research uses descriptive qualitative method. The research subjects consisted of 4 people, consisting of Customary and Religious Leaders or called Mbah Kaum, village elders, and people who were still actively carrying out the slametan tradition, selecting informants with purposive sampling techniques. Data collection techniques using observation, interviews, and documentation. Data validity uses triangulation techniques. Data analysis techniques using Milles and Huberman analysis. The results of this study are slametan traditions divided into three types, namely: personal slametan, slametan commemorating Islamic religious holidays, and slametan relating to the hamlet tradition. The values of Islamic culture in the slametan tradition are: (1) Embodiment of gratitude to God; (2) Cultivating the practice of charity; (3) Means of delivering hope to God; (4) Respect for supernatural beings. The stages of the implementation of the slametan start from determining the date and then appoint a family representative to deliver an oral invitation. Keywords: Slametan Tradition, Islamic Religion, Society. Pendahuluan Islam berkembang dan melembaga di Nusantara melalui proses yang panjang. Masuknya Islam di Jawa membawa perubahan mendasar pada pola dan tatanan masyarakat, yang pada saat itu sebagian besar masih menganut agama Hindu (Rahman, 2012: 157). Islam muncul ditengah-tengah masyarakat melalui pertemuannya dengan Tradisi Slametan Pada Masyarakat Jlatren, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta | Naafi’ Annisa, Amika Wardana Dimens ia : Jurnal Kajian Sosiologi | Vo l 8 No 1 Maret 201 9 | 2 ISS N : 197 8 –192X budaya lokal, yang mengartikan bahwa penyebarannya (Muqoyyidin, 2013: 13). Islam tampil tidak dengan muka Islam Di Jawa, tradisi tertentu, mistisisme, seluruhnya melainkan ditambah dengan Islam dan hinduisme, mengalami polesan budaya yang ada (Rahman, hibridisasi satu sama lain, masuk lebih 2012: 158-159). Agama yang tumbuh dan jauh dari wacana ritual dan keagamaan; berkembang di Indonesia mau tidak mau dan hakikat dari kombinasi yang lebih harus berdialektika dengan budaya lokal tinggi ini selanjutnya memengaruhi yang kemudian mempunyai ciri khas dan beberapa institusi dari ketiga unsur tradisi keunikan tersendiri (Muqoyyidin, 2013: itu (Miharja, 2014: 204). Karena konteks 3). Jawa yang melatari munculnya Islam di Berdasarkan sistem keagamaan Jawa adalah animisme dan hinduisme, dan kepercayaan yang mengacu pada maka logis jika “warna dan citarasa” Islam penggolongan fenomena keagamaan yang berkembang di Jawa juga Jawa oleh Clifford Geertz, menggunakan bernuansa animisme dan hinduisme tiga tipologi yaitu abangan, santri, dan (Muqoyyidin, 2013: 13). Salah satu adat priyayi. Abangan, yang istiadat, sebagai ritual keagamaan yang merepresentasikan penekanan pada paling populer di dalam masyarakat Islam aspek animistis dari sinkretisme Jawa Jawa adalah " slametan ", yaitu upacara yang serba melingkupi dan secara luas ritual komunal yang telah mentradisi terkait dengan elemen petani; santri, dikalangan masyarakat Islam Jawa yang yang mewakili penekan pada aspek Islam dilaksanakan untuk peristiwa penting dari sinkretisme dan umumnya dalam kehidupan seseorang (Kholil, dihubungkan dengan elemen pedagang 2008: 196). (juga kepada elemen tertentu dikalangan Ritual slametan juga menjadi salah tani); serta priyayi, yang menekankan satu media kelompok abangan dalam aspek Hindu dan terkait dengan elemen mengekspresikan wajah komitmen dan birokratik (Geertz, 2014: xxxii-xxxiii). keagamaannya (Muqoyyidin, 2013: 14). Sebenarnya, dengan menggunakan Slametan yang menjadi tradisi luhur ketiga tipologi tersebut, Geertz ingin untuk mengiringi atau menandai berbagai menegaskan bahwa agama Islam di perubahan dalam kehidupan seseorang Jawa merupakan kumpulan ekspresi adalah "doa" dan harapan sebagai iman, doktrin, ritual dan lain-lain yang ekpresi keberagamaan untuk memohon dipraktikkan masyarakat sesuai dengan agar diberi "kelempangan" jalan, berkah tradisi lokal atau tempat dan waktu seiring rizqi, nasib baik yang itu semua disadari dengan perkembangan dan tidak dapat diraihnya tanpa "intervensi" Tradisi Slametan Pada Masyarakat Jlatren, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta I Naafi” Annisa, Amika Wardana Dimens ia : Jurnal Kajian Sosiologi | Vo l 8 No 1 Maret 201 9 | 3 ISS N : 197 8 –192X Tuhan di dalamnya (Kholil, 2008: 188). penelitian ini menggunakan analisis Slametan yang dianggap sebagai ritual Milles dan Huberman. paling inti dalam masyarakat Jawa ini, dapat dijumpai dalam kehidupan Hasil dan Pembahasan masyarakat di Dusun Jlatren, Jogotirto, Slametan di Dusun Jlatren terbagi Berbah, Sleman, Yogyakarta. Penelitian menjadi tiga jenis yang didasarkan pada ini bertujuan mendeskripsikan jenis-jenis slametan yang dilaksanakan secara tradisi slametan, nilai budaya Islam dalam pribadi, slametan peringatan hari besar tradisi slametan, dan tahapan Agama Islam, dan slametan yang pelaksanaan tradisi slametan. berkaitan dengan tradisi. Sedangkan jika dilihat dari skala besar-kecilnya Metode pelaksanaan tradisi slametan ini terdapat Penelitian ini menggunakan metode dua jenis yaitu: slametan kecil dan penelitian kualitatif dengan pendekatan slametan besar. Slametan kecil deskriptif. Lokasi penelitian ini adalah di merupakan slametan yang Dusun Jlatren, Desa Jogotirto, diselenggarakan dengan hanya Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, mengundang tetangga sekitar rumah Yogyakarta. Lokasi dipilih karena di pemilik hajat saja sehingga cakupannya dusun ini masih menerapkan tradisi relatif lebih kecil. Adapun beberapa jenis slametan secara rutin dan masih sangat slametan kecil adalah: brokohan dan lengkap, baik meliputi slametan pribadi, sepasaran. Sedangkan slametan besar slametan peringatan hari besar Islam, merupakan slametan yang dan slametan yang berkaitan tradisi. diselenggarakan dengan mengundang Subyek penelitian ini diambil dengan seluruh warga dusun, sehingga menggunakan teknik purposive sampling cakupannya relatif lebih besar. Adapun yaitu: masyarakat Dusun Jlatren beberapa jenis slametan besar adalah khususnya yang sudah pernah keseluruhan jenis slametan di Jlatren mengadakan acara slametan , sesepuh kecuali slametan brokohan dan desa, dan tokoh pemuka adat/agama sepasaran. yang cukup disegani di dusun ini yang Slametan pribadi secara umum biasanya mengarahkan jalannya setiap dilaksanakan dengan tujuan sebagai upacara adat yang biasa disebut dengan wujud rasa syukur atas limpahan nikmat Mbah Kaum. Teknik pengumpulan data yang diberikan Tuhan kepada kehidupan menggunakan observasi, wawancara, seseorang sekaligus menandai beberapa dan dokumentasi kemudian untuk peristiwa atau peralihan waktu yang validitas data menggunakan teknik dianggap penting dalam kepercayaan triangulasi . Teknik analisis data dalam masyarakat Jawa, selain itu untuk Tradisi Slametan Pada Masyarakat Jlatren, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta I Naafi’ Annisa, Amika Wardana Dimens ia : Jurnal Kajian Sosiologi | Vo l 8 No 1 Maret 201 9 | 4 ISS N : 197 8 –192X mendoakan agar segala pengharapan keselamatan, biasanya mitoni ini yang baik dapat terwujud. Slametan dilaksanakan bagi kehamilan pertama pribadi ini meliputi beberapa krisis seorang ibu. Mitoni berasal dari kata “ pitu ” kehidupan antara lain: kehamilan, yang dalam Bahasa Indonesia berarti kelahiran, perkawinan, dan kematian. tujuh, yang memiliki arti pitulungan atau Dalam slametan kehamilan terbagi dalam pertolongan. Adapun ubarampe secara dua jenis yaitu slametan 4 bulan umum dalam slametan mitoni / 7 bulanan, kehamilan dan 7 bulan kehamilan adalah nasi dan lauk pauk. Adapula (mitoni). Slametan kelahiran yang ubarampe khusus yaitu berupa ketan meliputi slametan brokohan, sepasaran, kuning, janur kuning (daun kalapa muda), salapanan. Lalu slametan
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages13 Page
-
File Size-