
PROGRAM PENYALURAN BERAS MISKIN DI KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR TAHUN 2015-2016 Oleh : M. Arif Fadhillah [email protected] Pembimbing: Drs. Erman Muchtar, M.Si Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kampus Bina Widya, Jl. H.R. Soebrantas Km 12,5 Simp. Baru, Pekanbaru 28293 Telp/Fax. 0761-63277 Abstract One of the poverty alleviation programs carried out by the government is to provide assistance in the form of basic needs of rice to poor households so that this is expected to reduce poverty in the region. The implementation of the poor rice distribution program is carried out one of them in the Siak Hulu District of Kampar Regency with the target of poor households with an economic category of poor households. This research uses descriptive qualit ative method by describing the current state of the subject and object of research based on the facts that occur. The research location is in Siak Hulu Subdistrict, Kampar Regency and the writer collected research data from interviews with research informants as well as documentation of books, government regulations, journals, mass media several internet media sites. This research concludes that the implementation of the poor rice distribution program (Raskin) in Siak Hulu District, Kampar Regency was carried out in accordance with government regulations ranging from district level distribution to the point of ransom. Several factors that hampered the implementation of the poor rice distribution program (Raskin) in Siak Hulu Subdistrict, Kampar Regency were the lack of communication and socialization among the implementation team, the low quality of implementing resources, the attitude of program implementers who were not serious and the absence of clear operational standards in the distribution raskin in Siak Hulu District so that the price sold does not match the price of the redemption point. Keywords: implementations, program and rice poor. JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli—Desember2019 Page 1 PENDAHULUAN pelaksanaan penyaluran raskin (beras Penelitian ini merupakan sebuah bersubsidi untuk masyarakat kajian ilmu pemerintahan yang berpendapatan rendah) ini diasumsikan menganalisis mengenai pelaksanaan bahwa program penyaluran beras miskin di program penyaluran beras miskin (raskin) Kabupaten Kampar dikhususkan dan di Kecamatan Siak Hulu Kabupaten diperuntukkan untuk masyarakat yang Kampar tahun 2015-2016. Selain itu memiliki pendapatan yang hanya cukup didalam penelitian ini juga akan dibahas untuk mencukupi kebutuhan pokok atau mengenai faktor-faktor yang memiliki pendapatan dibawah upah mempengaruhi pelaksanaan program beras minimum regional yang ditetapkan oleh miskin (raskin) di Kecamatan Siak Hulu Pemerintah Kabupaten Kampar. Sasaran Kabupaten Kampar. Program penyaluran dari Program Raskin ini adalah untuk beras miskin (raskin) di Kecamatan Siak meningkatkan akses pangan kepada Hulu Kabupaten Kampar ini diharapkan keluarga miskin untuk memenuhi mampu membantu masyarakat terutama kebutuhan pokok dalam rangka keluarga yang termasuk dalam kategori menguatkan ketahanan pangan rumah keluarga miskin. Program Raskin tangga dan mencegah penurunan konsumsi (Program Penyaluran Beras Untuk energi dan protein, sehingga diharapkan Keluarga Miskin) adalah sebuah program dapat mengurangi angka kemiskinan di dari pemerintah. Program ini dilaksanakan Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar di bawah tanggung jawab Departemen secara khususnya. Dalam memenuhi Dalam Negeri dan Perum Bulog sesuai kebutuhan pangan tersebut, Program dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) Raskin perlu dilaksanakan agar masyarakat Menteri Dalam Negeri dengan Direktur miskin benar-benar bisa merasakan Utama Perum Bulog Nomor: 25 Tahun manfaatnya, yakni dapat membeli beras 2003 dan Nomor: PKK-12/07/2003 yang berkualitas baik dengan harga terjangkau. melibatkan instansi terkait, Pemerintah Kerangka teori dibutuhkan untuk Daerah dan masyarakat. Program Raskin peneliti untuk menelaah permasalahan pada dasarnya merupakan kelanjutan dari penelitian dengan lebih terperinci. Selain Program Operasi Pasar Khusus (OPK) itu kerangka teori juga berguna bagi yang diluncurkan pada Juli 1998 di bawah peneliti untuk menyimpulkan hasil Program Jaring Pengaman Sosial (JPS). penelitian dan menemukan hipotesis Beberapa penyesuaian yang telah penelitian ini. Kerangka teori yang dilakukan antara lain meliputi perubahan digunakan yang berhubungan dengan nama, jumlah beras per rumah tangga, permasalahan penelitian ini adalah teori frekwensi distribusi, sumber dan jenis data kewenangan dan implementasi kebijakan. sasaran penerima manfaat, dan penyediaan Kewenangan pemerintah berkait erat lembaga pendamping. Program dengan asas legalitas, Asas legalitas pengentasan kemiskinan dengan menentukan bahwa semua ketentuan yang penyaluran beras miskin inilah yang juga mengikat warga Negara harus didasarkan dilakukan di Kabupaten Kampar Provinsi pada undang-undang. Asas legalitas ini Riau. Dasar hukum pelaksanaan program merupakan prinsip Negara hukum yang beras miskin dilaksanakan di Kecamatan menekan pada pemerintahan berdasarkan Siak Hulu Kabupaten Kampar adalah undang-undang. Dengan kata lain, setiap Keputusan Bupati Kampar Nomor penyelenggaraan kenegaraan dan 501/Adm/EK/18.a tentang pelaksanaan pemerintahan harus memiliki legimitasi, penyaluran raskin (beras bersubsidi untuk yaitu kewenangan yang dimiliki masyarakat berpendapatan rendah. pemerintah ini haruslah berasal dari Surat Keputusan Bupati Kampar peraturan perundang-undangan. Dengan nomor 501/Adm/EK/18.a tentang demikian substansi dari asas legalitas JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli—Desember2019 Page 2 adalah wewenang (SF. Marbun. 2001. Hlm terjadi dalam komunikasi adalah 5). salah pengertian. Pengertian kebijakan publik harus b. Kejelasan, yaitu komunikasi yang diawali dengan pemahaman terhadap diterima oleh para pelaksana pengertian dari kebijakan. Kebijakan kebijakan haruslah jelas dan tidak menurut S. A Wahab berdasarkan membingungkan. Ketidakjelasan pendapat Friedrich, yaitu suatu tindakan pesan tidak selalu menghalangi yang mengarah pada tujuan yang implementasi, pada tataran tentu diusulkan oleh seseorang, kelompok atau saja pelaksana membutuhkan pemerintah dalam lingkungan tertentu fleksibilitas. seraya mencari peluang-peluang untuk c. Konsistensi, yaitu perintah yang tujuan atau mewujudkan sasaran yang diberikan dalam melaksanakan diinginkan (S.A Wahab. 1997. Hlm 3). sebuah kebijakan haruslah Menurut George C. Edwards III terdapat konsisten dan jelas. Karena jika beberapa faktor yang mempengaruhi berubah-ubah akan mengakibatkan proses implementasi kebijakan pemerintah, kebingungan pada pelaksanaan yaitu sebagai berikut (George Edward III. kebijakan. 1974. Hlm 32): 2. Sumber Daya Tidak menjadi masalah bagaimana 1. Komunikasi jelas dan konsisten implementasi kebijakan Implementasi kebijakan akan program dan bagaimana akuratnya berjalan efektif apabila ukuran-ukuran dan komunikasi dikirim. Jika personel yang tujuan-tujuan kebijakan dipahami oleh bertanggungjawab untuk melaksanakan individu-individu yang bertanggungjawab program kekurangan sumberdaya dalam dalam pencapaian tujuan kebijakan. melakukan tugasnya. Komponen Kejelasan ukuran dan tujuan kebijakan sumberdaya ini meliputi jumlah staf, dengan demikian perlu dikomunikasikan keahlian dari para pelaksana, informasi secara tepat dengan para pelaksana. yang relevan dan cukup untuk Konsistensi atau keseragaman dari ukuran mengimplementasikan kebijakan dan dasar dan tujuan perlu dikomunikasikan pemenuhan sumber-sumber terkait dalam sehingga implementor mengetahui secara pelaksanaan program, adanya kewenangan tepat ukuran maupun tujuan kebijakan itu. yang menjamin bahwa program dapat Jika para aktor pembuat kebijakan telah diarahkan sebagaimana yang diharapkan, melihat ketidakjelasan spesifikasi serta adanya fasilitas-fasilitas pendukung kebijakan sebenarnya mereka tidak yang dapat dipakai untuk melakukan mengerti apa sesunguhnya yang akan kegiatan program seperti dana dan sarana diarahkan. Para implementor kebijakan prasarana. bingung dengan apa yang akan mereka Sumberdaya manusia yang tidak lakukan sehingga jika dipaksakan tidak memadai (jumlah dan kemampuan) akan mendapatkan hasil yang optimal. berakibat tidak dapat dilaksanakannya Tidak cukupnya komunikasi kepada para program secara sempurna karena mereka implementor secara serius mempengaruhi tidak bisa melakukan pengawasan dengan implementasi kebijakan. Terdapat baik. Jika jumlah staf pelaksana kebijakan beberapa indikator dalam mengukur terbatas maka hal yang harus dilakukan keberhasilan variabel komunikasi, yaitu meningkatkan skill/kemampuan para sebagai berikut: pelaksana untuk melakukan program. a. Transmisi, yaitu penyaluran Untuk itu perlu adanya manajemen SDM komunikasi yang baik tentu saja yang baik agar dapat meningkatkan kinerja akan menghasilkan komunikasi program. Sumber daya lain yang juga yang baik pula. Sering sekali yang penting adalah kewenangan untuk JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli—Desember2019 Page 3 menentukan bagaimana program mungkin memahami maksud dan sasaran dilakukan, kewenangan untuk program namun seringkali mengalami membelanjakan/mengatur keuangan, baik kegagalan dalam melaksanakan program penyediaan uang, pengadaan staf, maupun secara tepat karena mereka menolak tujuan pengadaan supervisor. Fasilitas yang yang ada didalamnya sehingga secara diperlukan untuk melaksanakan sembunyi mengalihkan dan menghindari kebijakan/program harus terpenuhi seperti implementasi program. Disamping itu kantor, peralatan,
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages17 Page
-
File Size-