Ersis Warmansyah Abbas MenulisMenulis Menghancurkan BelengguBelenggu Penerbit: WAHANA Jaya Abadi Kompleks Puri Asri Blok D-48 Padasuka Telepon 022-88884477 bandung Sampul Dalam iii Menulis Menghancurkan Belenggu Ersis Warmansyah Abbas Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. Setting/Layout : Ersis Warmansyah Abbas Desain Sampul : Ersis Warmansyah Abbas Pemeriksa Aksara : Risna Warnidah Cetakan Pertama : Juni 2015 Sanksi Pelanggaran Pasal 72: Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997 tentang Hak Cipta 1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu bulan dan/atau dengan paling sedikit Rp1.000.000.00 (satu juta rupiah) atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). iv Sampul Dalam Kattta Pengantar KUNGKUNGAN. Menulis dipastikan menjadi keinginan banyak orang, tetapi tidak sedikit yang kecewa, karena tidak semudah yang dibayangkan. Berbagai hambatan kemudian menjadi belenggu sehingga menulis menjadi susah dan menyusahkan. Padahal, bahwa sesungguhnya, menulis tidak sesusah yang dibayangkan, menulis itu mudah, sangat mudah malahan. Ya, menulis menjadi sesuatu yang mudah dan memudahkan manakala (calon) penulis berhasil mematahkan belenggu-belenggu menulis yang membalut mindset sehingga menjadi mental block. Karena itu, manakala seseorang berkehendak menulis dia harus ”membereskan” dirinya, membebaskan diri dari belenggu-belenggu menulis. Belenggu tersebut berupa mindset yang mengalahkan potensi bawaan yang begitu dahsyat, yaitu potensi menulis. KATA PENGANTAR v Buku ini bermuatan gagasan yang dirakit dari pengalaman, bahwa menghancurkan belenggu menulis dilakukaan berdasarkan penyadaran diri dengan membangun mindset menulis mudah. Menulis mudah dapat diraih dengan memposisikan diri sebagai pembelajar sepanjang hayat dalam arti, menulis, menulis, dan terus menulis. Menulis sebagai lakukan belajar. Dengan demikian, lakuan tidak menjadikan pihak di luar diri sebagai ”kambing hitam” kegagalan menulis. Tepatnya, membenahi diri sendiri dan me- manage hal-hal di luar diri berkontribusi konstruktif dalam membangun kemampuan dan keterampilan menulis. Manakala kemampuan dan keterampilan menjadi bagian diri, menulis beranjak posisinya sebagai kebutuhan berlandaskan kemauan diri. Selamat membaca. Selamat memindai dan mempraktikkan kiat-kiat menghancurkan belenggu- belunggu menulis menuju menulis mudah. Salam menulis. Banjarbaru, 7 Juni 2015. vi KATA PENGANTAR DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .......................................................... v DAFTAR ISI ....................................................................... vii BAGIAN PERTAMA: MENINDAS KEBIASAAN BURUK .................... 1 1.1 Membenahi Berpikir .................................... 3 1.2 Menumpahkan Pengetahuan ................... 7 1.3 Menjinakkan Kesombongan .................... 11 1.4 Menindas Kebiasaan Buruk ...................... 15 1.5 Menyamankan Diri ...................................... 19 BAGIAN KEDUA: MENGHANCURKAN BELENGGU DIRI ....... 23 2.1 Akan Menulis, Akan, dan Akan (Lagi) ....... 25 2.2 Bertanya, Bertanya, dan Bertanya (Lagi) .... 29 2.3 Berguru, Berguru, dan Berguru (Lagi) .... 33 2.4 Mengeluh, Mengeluh, dan Mengeluh (Lagi) ......................................................... 37 2.5 Bermimpi, Bermimpi, dan Bermimpi (Lagi) ....... 41 2.6 Berkomentar, Berkomentar, dan Berkomentar (Lagi) ............................... 44 2.7 Menyoal, Menyoal, dan Menyoal (Lagi) . 47 2.8 Merajuk, Merajuk, dan Merajuk (Lagi) ... 50 2.9 Ngeyel, Ngeyel, dan Ngeyel (Lagi) .......... 53 2.10 Menulis, Menulis, dan Menulis (Lagi) .. 53 DAFTAR ISI vii BAGIAN KETIGA: MENSIASATI KENDALA-KENDALA ............. 59 3.1 Jebakan Kerangka....................................... 61 3.2 Deraan Minder ............................................. 64 3.3 Memerangi Malas ...................................... 67 3.4 Dihajar Guru ................................................. 70 3.5 Ketika Ide Dicuri ........................................... 73 3.6 Tulisan Loe Buruk ....................................... 76 3.7 Uuh ... Nyebelin Banget ............................. 79 3.8 Kecewa Setelah Menulis ........................... 82 3.9 Dikecewakan Lomba Menulis ................. 85 3.10 Jangan Putus Asa ...................................... 88 BAGIAN KEEMPAT: ME-MANAGE MARAH ................................... 91 4.1 Marah Merugikan Kehendak .................... 93 4.2 Dicaci, Berdamailah .................................. 96 4.3 Gue Ngak Suka............................................ 99 4.4 Mari Me-Manage Marah ........................... 102 4.5 Perantau Dicaci-Maki ................................ 105 4.6 Tidak Direspon, Duh Gemes .................. 108 4.7 Duh ... Teganya, Teganya ........................ 109 4.8 Dikecewakan Penerbit .............................. 114 4.9 Pikiran Sesat ................................................ 117 4.10 Mari Menyahabati Diri ............................. 120 viii DAFTAR ISI BAGIAN KELIMA: MENJINAKKAN KEBIASAAN BURUK ............ 123 5.1 Tidak Berkarakter..................................... 126 5.2 Mindset Lucu ............................................. 128 5.3 Sampai Muntah .......................................... 131 5.4 Mempersoalkan Bukan Halnya .............. 134 5.5 Menyakiti Diri .............................................. 137 5.6 Berlagak Hebat ........................................... 140 5.7 Hantu Bakat ................................................. 144 5.8 Raja Komentar ............................................ 147 5.9 Raja Alasan Ratu Berkilah ........................ 151 5.10 Sudahlah, Menulis Sajalah ..................... 155 PENULIS ............................................................................. 159 DAFTAR ISI ix x DAFTAR ISI BBBAAAGIAN Pertttama MenINDAS Kebiasaan Buruk Menindas Kebiasaan Buruk 1 Tulisan tidak selesai lebih buruk dari sampah. Mari tindas menulis tidak tuntas. Membangun kemampuan menulis tuntas berarti membangun mindset menulis. Tinggalkan kebiasaan buruk tidak menyelesaikan tulisan. Tulisan tidak selesai mencederai ide, gagasan, dan pikiran. 2 Menindas Kebiasaan Buruk 1.1 Menulis Membenahi Berpikir Tidak diragukan lagi, apa pun motifnya, banyak orang berkehendak menulis dan tidak semua berhasil menjadi penulis. Apa pun itu, menulis menjadi dambaan berjuta- juta orang. Lalu, kenapa ada yang sukses dan banyak yang ‘tergeletak’ sehingga menulis sebatas angan-angan belaka? PENULIS produktif terkesan menulis begitu mudahnya. Padahal, keterampilan menulis tidak diperoleh begitu saja. Sebab, menulis memerlukan pengetahuan, pengalaman, tekad, latihan, dan seterusnya. Dan, ini paling penting, menulis melakukan. Dalilnya, manakala seseorang tidak menulis dipastikan dia tidak akan menghasilkan tulisan. Pada kenyataannya, jutaan orang berkehendak menulis, tetapi tulisannya tidak menjadi. Berjuta-juta pula yang memiliki pengetahuan dan pengalaman memadai, tetapi tidak menjadi tulisan. Bahkan, ada yang mempelajari teori atau seluk-beluk menulis sampai ke perguruan tinggi, tetapi mandul menulis. Tidak sepadan dengan ilmunya. Apakah menulis demikian susahnya? Menindas Kebiasaan Buruk 3 Tidak sedikit orang yang tidak mempelajari teori menulis, tetapi tulisannya bagus. Perbincangan dengan Andrea Hirata, masih tergiang di telinga saya. “Ndre”, tanya saya pada suatu perbincangan, “Kamu hebat. Saya kagum membaca pendeskripsian pengangkatan perahu dalam Laskar Pelangi, dan terbahak-bahak membaca taruhan menyambut durian dengan telapak tangan.” Jawaban Andrea lebih seru. Kata Andrea, setelah Laskar Pelangi popu- lar, seseorang bertanya: ”Bagaimana memilih diksi demikian hebat?” Jawabnya: “Saya tidak tahu apa itu diksi, tidak paham apa itu majas.” Setelah menulis novel, Andrea mempelajari apa itu diksi, apa itu majas, dan seterusnya. Bahkan, sekolah menulis ke Iowa University. Jangan-jangan setelah itu Andrea tidak mampu lagi menulis novel sehebat Laskar Pelangi. Kita lihat saja buktinya. Testimoni Andrea, menulis Laskar Pelangi sebagai janji hatinya kepada Bu Muslimah. Tentu, diperlukan waktu bertahun-tahun, bahkan setelah pengembaraannya yang panjang selepas SD Muhammadiyah Belitung barulah terpenuhi janji tersebut. Muatan pesannya, ada kehendak dibalut tekad kuat dari dalam diri. 4 Menindas Kebiasaan Buruk Sebaliknya, manakala seseorang ingin menulis sesuatu dengan kehendak tidak jelas, tujuannya abu-abu, atau tidak mau memenuhi persyaratannya, manalah mungkin mampu menulis sesuatu. Sekadar mimpi doang. Tepatnya, mindset harus dibenahi terlebih dahulu. Kalau menulis dengan tekad setengah- setengah bukan karya tulis yang menjadi, tetapi tulisan setengah jadi. Pada banyak kasus, menjadi tulisan satu atau dua alinea. Maunya menulis novel, mana ada novel sealinea. Maunya menulis buku, kalau baru menulis beberapa halaman. Tulisan yang tidak selesai bukanlah tulisan, novel yang tidak tuntas, bukanlah novel. Buku yang ditulis beberapa halaman bukanlah buku. Tulisan sepenggal lebih buruk dari lamunan. Menulis bukan angan-angan tidak impian. Bahwa,
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages42 Page
-
File Size-