Elite Politik dalam Pusaran Bisnis Batu bara Daftar Isi 2 Daftar Gambar Daftar Kotak Daftar Tabel Bab 1 5 Pendahuluan – Mengisi kesenjangan 1.1 Latar Belakang 9 1.2 Tujuan Laporan Bab 2 11 Kerangka Konteks – Membongkar Korupsi di Sektor Pertambangan 2.1 Korupsi dalam relasi antara negara dan masyarakat 13 2.2 Menelaah risiko korupsi di Indonesia Bab 3 15 Korupsi dalam Pertambangan Batu bara – Permainan para Political Exposed Persons (PEP) 3.1 Permainan dalam Pertambangan 20 3.2 Sektor batu bara yang menggiurkan dan masuknya PEP Bab 4 23 Toba Sejahtra – Jenderal dalam Pusaran Korupsi Politik Kalimantan Timur 4.1 Peta korupsi politik Kalimanan Timur: lanskap baru, struktur lama 28 4.2 Toba Sejahtra – bisnis, politik dan konflik kepentingan 37 4.2.1 Lubang tambang yang ditelantarkan dan polusi air di lokasi pertambangan 40 4.2.2 Berbagai kasus sengketa tanah Bab 5 45 Kesimpulan – Mengakhiri “Business as Usual” 47 Daftar Pustaka Daftar Gambar 13 Gambar 1. Rantai nilai industri ekstraktif/pertambangan 29 Gambar 2. Peta grup bisnis Toba Sejahtra 34 Gambar 3. Peta PEP dalam usaha pertambangan batu bara Toba Sejahtra Daftar Kotak 19 Kotak 1. “Bisnis politik” Indonesia 22 Kotak 2. Beberapa tokoh PEP di balik bisnis batu bara 31 Kotak 3. Orang-orang Luhut 32 Kotak 4. TOBA dan perluasan usahanya ke sektor pembangkit tenaga listrik 36 Kotak 5. Rakabu Sejahtra – Siapa yang Memimpin? 41 Kotak 6. Luhut dan kasus Kimco Armindo 42 Kotak 7. Petani Lokal melawan PKU 1 44 Kotak 8. TOBA dan hubungannya dengan Offshore Daftar Tabel 37 Tabel 1. Kontaminasi logam yang tinggi di air di lubang tambang terbuka Kutai Energi dan sungai Nangka 2 Coalruption – Elite Politik dalam Pusaran Bisnis Batu bara Ringkasan Eksekutif Batu bara: sumber pendanaan kampanye politik Terdapat elite politik dengan konflik kepentingan Dengan pertumbuhan yang cepat dalam 20 tahun politik yang besar di bisnis batu bara. Menteri terakhir, sektor batu bara telah menjadi salah satu Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar sumber utama pendanaan politik di Indonesia, baik Pandjaitan, yang membawahi sektor pertambangan di tingkat nasional maupun daerah. Pemain kunci di dan energi merupakan pemegang saham PT Toba industri batu bara memainkan peranan penting dalam Sejahtra, perusahaan ini memiliki sejumlah anak pemilihan presiden 2019, baik di tim kampanye Joko perusahaan yang terlibat dalam pertambangan batu Widodo-Ma’ruf Amin maupun Prabowo Subianto- bara dan PLTU. Beberapa politically-exposed persons Sandiaga Uno. Para calon dan tim inti kampanye (PEPs) lainnya terhubungkan dengan kelompok bisnis berbisnis dan terkait dengan sektor batu bara. ini, termasuk anggota keluarga Luhut, mantan menteri serta pejabat tinggi lainnya, dan pensiunan jenderal. Di tingkat provinsi dan kabupaten, pilkada langsung dalam konteks desentralisasi memerlukan Dalam menyatukan bisnis dan politik di sektor batu pendanaan politik yang tidak sedikit. Uang dari bisnis bara, Luhut menggunakan struktur lama oligarki pertambangan batu bara kemudian mengisi kebutuhan politik: istana kepresidenan, militer, dan partai politik pendanaan bagi para kandidat dalam pilkada. KPK dan terutama Partai Golkar. Dia juga menggunakan lanskap organisasi masyarakat sipil mencatat adanya kenaikan baru yaitu desentralisasi dengan bekerja sama dengan tajam jumlah izin pertambangan saat kampanye elite dan penguasa lokal. Di Partai Golkar, Luhut pilkada atau segera setelah pilkada selesai. terkoneksi dengan Aburizal Bakrie, Idrus Marham, Azis Syamsuddin, Syaukani Hasan Rais, dan Rita Widyasari. Batu bara, korupsi politik, dan oligarki lama Hukum di Indonesia mewajibkan perusahaan Kebutuhan terhadap modal yang besar, keterkaitan termasuk di sektor pertambangan batu bara untuk erat dengan peraturan pemerintah, adanya royalti mengungkapkan pemilik sah perusahaan tersebut dan pajak serta ketergantungan terhadap infrastuktur sebagaimana didaftarkan di Kementerian Hukum dan pemerintah untuk mengirimkan batu bara ke pasar HAM. Namun, pemilik manfaat, atau benifical owner, menjadikan sektor ini terpapar korupsi politik, dalam masih dapat menyembunyikan keterlibatan mereka. bentuk perdagangan pengaruh, political capture dan regulatory capture. Perusahaan pertambangan Lanskap baru: desentralisasi dan korupsi politik batu bara harus berurusan dengan pejabat publik, yang kemudian mendorong “perselingkuhan” antara Sebelum tahun 1999, peraturan dan izin pertambangan perusahaan, birokrat, dan politisi. Para elit politik dikelola oleh pemerintah pusat. Setelah pelaksanaan juga menyatukan bisnis dengan politik di sektor desentralisasi, politisi di daerah mendapatkan pertambangan batu bara, antara lain Aburizal Bakrie kekuasaan yang lebih besar dalam pengelolaan (mantan Ketua Umum Partai Golkar dan Ketua Dewan sumber daya alam di wilayah mereka. Elite politik Pembina Partai Golkar serta mantan menteri di di daerah memiliki kekuasaan untuk menerbitkan Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono) dengan izin pertambangan, terutama sebagai bagian dari Bumi Resources dan Prabowo Subianto (pendiri dan pendanaan politik. Ketua Umum Partai Gerindra) dengan grup bisnis Nusantara. 3 Hal ini menyebabkan kenaikan tajam dalam jumlah izin persons untuk keuntungan pribadi mereka. Rencana pertambangan yang diterbitkan, naik dari 750 pada pemerintah Indonesia untuk mengurangi produksi batu pertengahan tahun 2001 menjadi lebih dari 10 ribu bara belakangan ini telah diputarbalikkan. Alih-alih pada tahun 2010, yang merupakan kenaikan 13 kali, mengurangi jumlah produksi batu bara menjadi 413 hampir setengahnya adalah izin pertambangan batu juta ton pada tahun 2017 sebagaimana direncanakan, bara. produksi batu bara malah naik menjadi 477 juta ton. Coalruption, atau korupsi batu bara telah dan sedang Kenaikan jumlah izin pertambangan batu bara ini menghancurkan kesejahteraan Indonesia. Praktik ini -bersamaan dengan tingkat keuntungan yang tinggi mencemari lingkungan, mematikan, merusak reputasi dari batu bara dan subsidi negara yang besar- menarik dan melemahkan demokrasi Indonesia melalui praktik banyak elite politisi atau pengusaha dengan koneksi korupsi politik. Korupsi politik di sektor batu bara politik (politically exposed persons) ke dalam industri harus diakhiri dengan mengakhiri ketergantungan tersebut, yang kemudian menyebabkan korupsi kepada komoditas tersebut untuk masa depan politik. Di awal tahun 2000, beberapa perusahaan Indonesia yang lebih baik: energi dan politik yang asing menjual sahamnya di perusahaan pertambangan bersih. batu bara kepada pengusaha Indonesia yang memiliki kekuasaan dan koneksi politik. Rekomendasi aksi Kalimantan Timur: bukti korupsi batu bara yang nyata Terdapat beberapa langkah yang harus diambil untuk di Indonesia mengatasi korupsi politik dalam bisnis pertambangan batu bara: Kalimantan Timur merupakan salah satu pusat industri batu bara di Indonesia di mana terdapat banyak • Memperkuat penegakan hukum dalam operasi lubang tambang yang ditelantarkan. Berdasarkan pertambangan batu bara. Kelemahan yang ada peraturan perundang-undangan, lubang-lubang saat ini adalah kehadiran PEP dalam kepemilikan tersebut harus direstorasi dan ditanami kembali dan kepemimpinan perusahaan batu bara. jika tidak lagi digunakan namun banyak perusahaan mengabaikannya. Hingga bulan Desember 2018, • Memperkuat langkah-langkah hukum untuk jumlah korban yang ditelan oleh lubang tambang mencegah konflik kepentingan di antara PEP, batu bara di Kalimantan Timur mencapai 31 orang. termasuk menciptakan perlindungan yang lebih Perusahaan tambang dapat melakukan hal tersebut kuat dari risiko kolusi dan campur tangan politik tanpa konsekuensi hukum karena pemiliknya memiliki yang ditimbulkan oleh “fenomena keluar masuk” kekuasaan dan koneksi politik, seperti yang dilakukan di mana orang seringkali berpindah jabatan antara beberapa perusahaan di dalam kelompok bisnis PT sektor publik dan swasta. Toba Sejahtra yang dimiliki Luhut Binsar Pandjaitan. • Menyoroti pemilik manfaat dalam usaha Beberapa konflik lahan yang melibatkan Kutai Energi pertambangan batu bara. Jika pemilik perusahaan -salah satu perusahaan di dalam grup Toba Sejahtra- yang sebenarnya tersamar, publik tidak mungkin juga tidak memperoleh penyelesaian bahkan pada saat dapat mengetahui siapa yang mengendalikan keputusan pengadilan telah memenangkan masyarakat perusahaan tersebut. lokal. Hal ini telah menyebabkan masyarakat lokal kehilangan akses terhadap penghidupan. Lubang • Menyusun peta jalan untuk menutup bisnis tambang tersebut juga telah mencemari sungai pertambangan batu bara di Indonesia. yang sangat penting keberadaan dan fungsinya bagi Dampak terhadap lingkungan dan komunitas, masyarakat. pembangunan yang tidak berkelanjutan, dan konflik sosial yang timbul akibat pertambangan Bagaimana korupsi batu bara menghancurkan batu bara sangat luas dan tidak dapat dihindari. Indonesia Sebuah peta jalan harus dibuat untuk melakukan transisi energi dari batu bara ke energi bersih dan Indonesia telah mendapatkan julukan “the dirty man terbarukan. of Asia” karena ketergantungan terhadap batu bara, yang secara aktif didorong oleh politically exposed 4 Pendahuluan – 01. Mengisi kesenjangan “Sungai Nangka yang dari tahun 1970 dimanfaatkan kami untuk mencari ikan, mandi, minum ternak, dan memasak sudah tidak bisa digunakan. Tak ada lagi berbagai jenis ikan yang bisa didapatkan warga dengan menjala atau memancing. Air keruh dan berlumpur. Untuk minum ternak pun warga tidak berani menggunakan air sungai” (Rukka, Ketua Kelompok Tani Maju Bersama, RT 6, Sungai Nangka, Kelurahan Teluk Dalam, Muara Jawa, Kabupaten
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages50 Page
-
File Size-