
Kebijakan Uang Darurat Lampung pada Agresi Militer Belanda II di Lampung Tahun 1949 Oleh Muhammad Agung Sujadi¹*, Muhammad Basri2, Suparman Arif3 FKIP Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 01 Bandar Lampung E-mail: [email protected] HP.085856330016 Received: November 19, 2018 Accepted: November 29, 2018 Online Published: December 03, 2018 Abstract: Lampung Emergency Money Policy on the Netherlands Military Aggression II in Lampung 1949. The purpose of this study was to find out about the Emergency Money Policy in the Netherlands II Military Aggression in Lampung in 1949. The method used in this study is the historical method with data collection techniques through documentation and library engineering techniques. The data analysis technique used is qualitative data analysis techniques. The results of data analysis in this paper show that the emergency money policy as well as being a legitimate payment instrument, emergency money was used as a symbol and tool of resistance against the Dutch government. The existence of the money is able to maintain the existence of the existence of Lampung Emergency Government to the Dutch Government. Emergency money can foster a sense of nationalism in the community to continue to believe and support the Lampung Emergency Government Struggle. Keywords: netherlands military aggression II, economic crisis, emergency government Abstrak: Kebijakan Uang darurat Lampung pada Agresi Militer Belanda II di Lampung Tahun 1949. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengenai kebijakan uang darurat pada Agresi Militer Belanda II di Lampung tahun 1949. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Historis dengan teknik pengumpulan data melalui teknik dokumentasi dan teknik kepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif. Hasil analisis data dalam skripsi ini menunjukan bahwa kebijakan uang darurat selain sebagai alat pembayaran yang sah,Uang darurat dijadikan suatu simbol dan alat perlawanan terhadap pemerintah Belanda. Uang tersebut mampu menjaga Eksistensi keberadaan Pemerintahan Darurat Lampung kepada Pemerintahan Belanda dan masyarakat Lampung. Uang darurat dapat menumbuhkan rasa Nasionalisme masyarakat untuk terus percaya dan mendukung perjuangan Pemerintahan Darurat Lampung. Kata kunci: agresi militer belanda II, krisis ekonomi, pemerintah darurat PENDAHULUAN yang di pegang Letkol Sjamaun Lampung pada sekitar tahun Gaharu. Sementara pemerintahan 1949 masih belum merupakan daerah sipil dipegang oleh Residen RM Provinsi yang berdiri seperti Rukadi Wiryoharjo. sekarang ini, tetapi masih merupakan Pada tanggal 19 Desember 1948 bagian dari Provinsi Sumatera Tentara belanda melancarkan agresi selatan yang beribukota di ke II. Belanda berusaha untuk Palembang. Sehingga apapun yang menduduki daerah-daerah Republik terjadi di Sumatera selatan maka Indonesia dan kota-kota yang akan berdampak juga ke Keresidenan dipandang strategis, dalam rangka Lampung. Hal ini dapat terlihat pada memperluas kekuasaannya untuk masa Agresi militer belanda dan dapat kembali menjajah negara pembentukan Pemerintahan Darurat maupun bangsa Indonesia. Republik Indonesia (PDRI). Pertempuran-pertempuran dalam Pada masa PDRI Sumatera usaha mempertahankan kemerdekaan Selatan berada dalam Provinsi Republik Indonesia muncul dimana- Sumatera. Hal ini sesuai UU No.10 mana di berbagai daerah pelosok Tahun 1948.Tentang Pembagiann tanah air demikian juga di daerah Sumatera dalam 3 Provinsi. Sebagai Lampung yang turut mendapatkan Gubernur Sumatera adalah Mr. T.M ancaman dan serangan militer Hasan (yang dalam PDRI sebagai Belanda. wakil ketua PDRI), Sumatera Selatan Pada tanggal 1 Januari 1949 sendiri dipimpin oleh Gubernur Pelabuhan Panjang yang terletak di Militer dr. Adnan Kapau Gani. Daerah Panjang, merupakan pintu Kekuasaan PDRI di Sumatera gerbang di ujung Sumatera bagian Selatan memang berhadapan Selatan dan termaksuk territorial langsung dengan politik pecah belah kekuasaan ALRI mendapat serangan (devide et impera) Belanda. Sebab dari tentara Belanda. Karena pada 30 april 1948 Palembang pertempuran laut tersebut, menjadi negara boneka yang merupakan pengalaman pertama kali bernama Negara Sumatera Selatan bagi pasukan ALRI dan keadaan (NSS), Negara Sumatera Selatan persenjataan yang sangat tidak resmi berdiri 30 Agustus 1948 di seimbang, maka pasukan ALRI wilayah Kota Palembang dan diperintahkan mundur, dan sambil sekitarnya dengan Wali Negara melakukan bumi hangus.Selanjutnya Abdul Malik. (Mulkarnaen Gele diperintahkan untuk berkumpul di Harun dkk, 2015:42). Km 21 Gedongtataan, yang Lampung bukan termasuk ditentukan sebagai markas darurat Negara Sumatera Selatan namun pasukan ALRI. Lampung merupakan bagian dari Agresi militer kedua di Provinsi Sumatera Selatan Lampung baru dimulai tanggal 1 Pemerintahan Darurat Republik Januari 1949, Belanda masuk ke Indonesia (PDRI). Gubernur Militer Teluk Lampung melalui Kalianda A.K. Gani melakukan konsolidasi di menuju Pelabuhan Panjang. Kira- Sumatera selatan yang membawahi kira Pukul 05.00 pagi, kapal perang sejumlah keresidenan salah satunya Balanda mulai menembaki Lampung. Kemudian dibentuk Pelabuhan Panjang. Tetapi karena Komandan Sub-Teritorial Lampung perlawanan dari pihak tentara kita di Panjang, baru setelah kira-kira jam Abdul halim dari PSII,dan K.H 06.00 mereka dapat mendarat di Gholib dari Pringsewu. Rapat Pantai luar Pelabuhan Panjang dan di memutuskan mengangkat Letkol Mr. Pantai sekitar Gunung kunyit Gele Harun sebagai residen darurat Telukbetung. Ibukota Karesidenan lampung (kepala pemerintahan akhirnya dapat diduduki oleh darurat) mengantikan Residen pasukan Belanda pada hari itu juga. Rukadi yang tetap berada di daerah Karena peristiwa itu, maka pemerintahan Belanda di tanjung pemerintahan Karesidenan Lampung, Karang. Letnan Kolonel Syamaun Gaharu Proses perlihan kekuasaan inilah dengan anggota-anggota stafnya terjadi banyak peristiwa peristiwa beserta pejabat-pejabat sipil penting dalam sejarah daerah Karesidenan Lampung pada tanggal Lampung. Salah satunya terkait 1 Januari 1949 sudah berada di masalah “Uang darurat Lampung”. Gedong Tataan, sedangkan Suatu Kebijakan Politik yang rombongan keluarga militer dan sipil dilakukan selama Masa Agresi yang mengungsi sudah berada di Militer Belanda II tahun 1949. Suatu Pringsewu. Pada Saat itu front utara kebijakan untuk alat pertukaran dengan bataliyon mobilnya yang sebagai penganti uang Belanda dan dipimpin oleh Mayor Nurdin pada Jepang yang tersebar pada masa tanggal 1 Januari 1949 sore hari agresi militer Belanda II tersebut. sudah berada di Kotabumi. Kebijakan Uang Darurat Lampung Pejuang dan TNI dan Rakyat Hanya berlaku di wilayah anti penjajah Belanda mulai Keresidenan Lampung yang pada meninggalkan kota untuk saat itu hanya tersisa wilayah berevakuasi ke daerah pedaleman. Lampung utara. Terutama ke Gedongtataan dan Berdasarkan uraian di atas Pringsewu.TNI yang tadinya penulis tertarik untuk mengkaji lebih terpecah belah lambat laun dapat spesifik mengenai Kebijakan Uang dipersatukan kembali dibawah Darurat pada Agresi Militer Belanda Komando Staf Teritorium Lampung. II di Lampung tahun 1949. Letnan Kolonel Syamaun Gaharu. Berdasarkan latar belakang Pemerintah sipil pun pada tanggal 2 masalah diatas maka rumusan januari 1949 dapat memindahkan masalah dalam penelitian ini adalah pemerintahannya ke Pringsewu. “Mengapa Uang dijadikan kebijakan (Supangat, Dewan Harian darurat pada masa Agresi Militer Angk’45:10). Belanda II di Lampung tahun 1949?” Pemerintahan di Lampung saat itu mengalami krisis Politik hal ini METODE PENELITIAN dipertegas oleh Heri Wardoyo Metode yang digunakan dalam (2008:27) Pada 5 januari 1949, di penelitian ini adalah metode historis. sebuah pendopo di Pringsewu Metode penelitian historis adalah diadakan musyawarah untuk cara untuk mengumpulkan data-data menentukan pemerintahan kereside- pada masa lampau untuk menguji nan Lampung. Dalam Pertemuan itu suatu kebenaran berdasarkan sumber hadir antara lain Komando S.T.L yang ada baik data primer maupun Letkol Syamaun Gaharu, Mayor N.S data sekunder untuk ditarik Effendy, M.Yasin dari Masyumi, H. kesimpulan menjadi data-data yang fakta. dengan teknik pengumpulan Pemerintah sipil pun pada tanggal 2 data melalui Teknik Dokumentasi januari 1949 dapat memindahkan dan Teknik Kepustakaan. Teknik pemerintahannya ke Pringsewu. analisis data yang digunakan adalah Pemerintahan di Lampung saat teknik analisis data Kualitatif. itu mengalami krisis Politik Variabel Penelitian menurut dikarenakan Hilangnya Residen Sumadi Suryabrata, variabel Lampung Rukadi pada saat itu. Pada diartikan sebagai segala sesuatu yang 5 januari 1949, Untuk menjalankan akan menjadi objek pengamatan Roda Pemerintahan, Sebuah pendopo penelitian, sering pula dinyatakan di Pringsewu diadakan musyawarah variabel penelitian itu sebagai faktor- untuk menentukan pemerintahan faktor yang berperan dalam peristiwa keresidenan Lampung. Dalam atau gejala yang diteliti (Sumadi Pertemuan itu hadir antara lain Suryabrata, 2012 : 25). Sementara itu Komando S.T.L Letkol Syamaun mengenai pengertian variabel yang Gaharu, Mayor N.S Effendy, dikemukakan oleh pendapat lain, M.Yasin dari Masyumi, H. Abdul “variabel dapat didefinisikan sebagai halim dari PSII,dan K.H Gholib dari kondisi-kondisi yang oleh peneliti di Pringsewu. Rapat memutuskan manipulasikan, di kontrol atau di mengangkat Letkol Mr. Gele Harun observasikan dalam Suatu sebagai Residen Darurat Lampung penelitian” (Usman Rianse dan Abdi, (kepala pemerintahan darurat) 2009 : 81). mengantikan
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages12 Page
-
File Size-