PROCEEDINGS JOINT CONVENTION SURABAYA 2005 – HAGI-IAGI-PERHAPI The 30th HAGI, The 34th IAGI, and The 14th PERHAPI Annual Conference and Exhibition JCS2005-U027 KAJIAN EKO-GEOLOGI KALDERA BROMO TENGGER SEBAGAI SUMBERDAYA GEOWISATA DAN GEOLOGICAL SITE HERITAGE Agus Hendratno Departemen Geologi, UGM ABSTRAK Kaldera Bromo Tengger yang berupa bentang alam vulkanik lautan pasir dengan beberapa kerucut vulkanik di dalamnya antara lain : G.Bromo (aktif, 2.392 m dpl.), G.Batok (2.440 m dpl.), G.Kursi (2.581 m dpl.), G.Widodaren (2.614 m dpl.), serta G.Watangen (2.601 m dpl.) terletak di dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN-BTS), wilayah Kabupaten Probolinggo – Kabupaten Pasuruan, Propinsi Jawa Timur. Bentang alam vulkanik pada kompleks Kaldera Bromo Tengger merupakan fenomena alam kegunungapian yang sangat menarik, sehingga banyak didatangi wisatawan dari berbagai belahan dunia. Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi obyek eko-geosistem vulkanik Kaldera Bromo Tengger sebagai produk penilaian warisan alam dunia (world natural heritage site) untuk kategori geological site heritage. Kajian ini dilakukan dengan cara pemetaan bentang alam vulkanik dan observasi lapangan; identifikasi daya tarik geowisata kegunungapian, serta penilaian eko-geosistem vulkanik kaldera lautan pasir sebagai world natural heritage (baca : geological site heritage) berdasarkan kategori International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN). Penilaian yang diberikan pada kaldera Bromo Tengger dilakukan dengan pendekatan geodiversity. Zonasi tambahan yang diusulkan dalam konstelasi pengembangan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru adalah Zona Penyangga dan Zona Kaldera Bromo Tengger sebagai geological site heritage. Keywords : geotourism resources, geological site heritage PENDAHULUAN yang sangat menarik untuk kepariwisataan, penelitian kebumian dan tata lingkungan. Latar Belakang Saat ini Indonesia baru mempunyai 6 lokasi dari Geowisata sebagai salah satu bentuk perjalanan 690 world heritage site di seluruh dunia, padahal wisata minat khusus yang dapat dibangkitkan dari sisi potensi Indonesia mempunyai kekayaan melalui apresiasi terhadap obyek kebumian dan lansekap atau fenomena alam (geologi gunungapi) tata lingkungannya, merupakan bentuk alternatif dan juga potensi etno-geologi yang sangat tinggi. diversifikasi daya tarik berbagai fenomena eko- Keenam world heritge site tersebut adalah : geologi Kaldera Bromo Tengger. Daya tarik Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional kegunungapian tersebut serta ekosistemnya juga Komodo, Candi Borobudur, Candi Prambanan, dapat menjadi bobot penting bagi usulan eko- Kawasan Pra-Sejarah Sangiran, serta Taman geologi Kaldera Bromo Tengger sebagai world Nasional Lorenzt di Papua. Keenam world natural heritage / geological site heritage di heritage site tersebut belum ada yang Indonesia. Kaldera Bromo Tengger sebagai daya memfokuskan eko-geologi gunungapi (dan tarik geowisata dan diusulkan sebagai geological aktivitasnya). Indonesia dikenal sebagai site heritage kategori bentang alam vulkanik, kepulauan gunungapi. Banyak gunungapi Kuarter maka perlu dilakukan penelitian deskriptif dan di sepanjang Busur Vulkanik Indonesia telah penilaian terhadap obyek tersebut sebagai world membentuk geosistem, biosistem dan sosio-sistem natural heritage berdasarkan standar IUCN. 629 PROCEEDINGS JOINT CONVENTION SURABAYA 2005 – HAGI-IAGI-PERHAPI The 30th HAGI, The 34th IAGI, and The 14th PERHAPI Annual Conference and Exhibition Tujuan Penelitian Hadisantono, dkk. (2001), serta Direktorat Tujuan penelitian ini adalah : Vulkanologi Bandung (hingga sekarang) melalui 1. Mengidentifikasi karakteristik eko-geologi Pos Pengamatan Vulkanologi Bromo. Salah satu Kaldera Bromo Tengger sebagai produk kesimpulan dari hasil penelitian tersebut geowisata berbasis geologi kegunungapian. menunjukkan bahwa keberadaan Kaldera Bromo 2. Menyusun kriteria penilaian eko-geologi Tengger merupakan laboratorium kegunungapian Kaldera Bromo Tengger sebagai bentuk yang menyimpan berbagai aspek ilmiah kebumian konservasi geologi maupun geological site Zaman Kuarter yang terus untuk diteliti, heritage. diantaranya aspek kronologi pembentukan kaldera, petrogenesa batuan kaldera Tengger dan Lokasi Penelitian aspek rawan bencana erupsi Bromo. Penelitian ini sepenuhnya dilakukan di lapangan, yaitu : di wilayah kaldera Bromo Tengger, Morfologi Kaldera Bromo Tengger dalam konteks Kabupaten Probolinggo dan Pasuruan, Propinsi pengelolaan Taman Nasional Bromo Tengger Jawa Timur. Lokasi penelitian di lapangan Semeru (TN-BTS) berdasarkan Surat Keputusan tersebut mudah dicapai dengan angkutan umum, Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan sementara itu untuk menuju lokasi pengamatan di Pelestarian Alam (Dirjend. PHPA) Departemen wilayah kaldera ditempuh melalui jeep 4 wheel Kehutanan No. 68/Kpts/Dj-VI/1998 tanggal 4 Mei drive. 1998 dimasukkan dalam Zona Rimba. Zona Penetapan TN-BTS yang luasnya 50.276,20 ha TINJAUAN PUSTAKA terdiri dari : Penelitian kepariwisataan yang menyangkut 1. Zona Rehabilitasi, yang ada di sekitar G. Kaldera Bromo Tengger sebagai daya tarik wisata Penanjakan (wilayah Pasuruan). telah dilakukan oleh beberapa pihak, antara lain : 2. Zona Pemanfaatan Intensif, yang ada di sekitar Ismudiyanto (1992) dengan menyusun Dampak Cemorolawang (Probolinggo) dan Wonokitri Pembangunan Kepariwisataan terhadap (Pasuruan). Perubahan Tata Guna Tanah dan Tata Ruang 3. Zona Inti, yang terbentang luas di wilayah Rumah di Desa-desa Sekitar Taman Nasional Semeru Barat dan Semeru Timur. Bromo Tengger Semeru; Nurfanti (1999) dengan 4. Zona Enclave, yang merupakan wilayah menyusun Perencanaan Lansekap Taman hunian masyarakat Tengger di Ngadas Nasional Bromo Tengger Semeru; Fakultas (wilayah Kabupaten Malang) dan Ranu Pani Teknik UGM dengan menyusun Studi Rencana (wilayah Kabupaten Lumajang). Induk Pengembangan Kawasan Pariwisata Bromo 5. Zona Pemanfaatan Tradisional, yang (Anonim, 2000); Pusat Penelitian Pengembangan merupakan wilayah pengembangan di sekitar Pariwisata / PUSPARI UNS dengan menyusun Ngadas dan Ranu Pani. Studi Pengembangan Fasilitas Ekowisata dan 6. Zona Rimba, yang merupakan zona terluas Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger (23.485,20 ha) dan terbentang di wilayah Semeru (Anonim, 2001a), serta Balai TN-BTS Sektor Bromo Tengger (termasuk morfologi dengan menyusun Draft Studi Pengembangan Lautan Pasir – Kawah aktif Bromo). Wisata Alam di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Anonim, 2001b). Beberapa penelitian Geowisata merupakan salah satu bentuk tersebut berhasil menunjukkan dan menempatkan perjalanan wisata alam minat khusus yang bahwa keberadaan Kaldera Bromo Tengger didasari oleh ketertarikan rasa ingin tahu pada merupakan titik sentral daya tarik wisata yang keragaman fenomena kebumian (geodiversity). mendasari setiap pengembangan produk wisata, Keragaman fenomena kebumian ini yang menjadi promosi wisata, bahkan pengembangan sarana dasar komoditas produk dan promosi pariwisata prasarana pendukung wisata yang ada di sekitar (Hendratno, 2002a; Hendratno, 2002b), yang TN-BTS. meliputi : Informasi geologi kegunungapian Bromo telah a. Proses kebumian yang aktif, seperti : aktivitas dilakukan oleh Kusumadinata (1974), Zaennudin gunungapi dan produknya, lokasi rawan (1990), Katili dan Siswowidjojo (1994), gempabumi tektonik, gerakan patahan batuan 630 PROCEEDINGS JOINT CONVENTION SURABAYA 2005 – HAGI-IAGI-PERHAPI The 30th HAGI, The 34th IAGI, and The 14th PERHAPI Annual Conference and Exhibition yang masih aktif, manifestasi geotermal, serta Komoo (2001), menjelaskan bahwa upaya kawasan rawan tanah longsor. penetapan suata kawasan konservasi bentang alam b. Keindahan alam akibat proses geodinamika dan fenomena geologi menjadi suatu geological masa lalu maupun Resen, seperti : heritage / geological landscape heritage harus pemandangan (morfologi gunung, kaldera, dilakukan identifikasi dan pemetaan karakter dari kawah gunungapi, sungai, pantai, karst, obyek geologi tersebut. Karakter obyek tersebut dataran tinggi, terumbu karang), yang diikuti hendaknya meliputi : daya tarik, keunikan obyek dengan pembelajaran wacana ekologi. maupun proses pembentukannya, serta manfaat c. Aspek kebudayaan masa lalu yang mengikuti terhadap lingkungan fisik di sekitarnya. perkembangan geodinamika, seperti : situs hancurnya peninggalan purba oleh bencana CARA PENELITIAN alam masa lalu; situs arkeologi dan paleoantropologi. Bahan atau materi yang dimanfaatkan untuk d. Kegiatan eksploitasi sumberdaya geologi, penelitian geowisata dan penilaian geological site seperti : eskploitasi minyak dan gasbumi, heritage di kaldera Bromo Tengger ini adalah : tambang emas, tambang batubara, Citra Landsat TM (tahun 2000) sebagai dasar pertambangan rakyat. interpretasi morfologi dan geometri Kaldera e. Kegiatan eksploitasi sumberdaya geologi yang Bromo Tengger, serta karakter penggunaan bermasalah terhadap lingkungan hidup di lahannya; Peta topografi skala 1 : 25.000 (tahun sekitarnya. 1999, dari Peta Rupa Bumi terbitan Bakorsurtanal); Peta geologi regional Lembar Berdasarkan penjabaran terminologi geowisata Probolinggo (Suharsono dan Suwarti, 1992) skala tersebut di atas, maka geowisata yang dimaksud 1 : 100.000 (terbitan Puslitbang Geologi dalam penelitian ini adalah produk geowisata Bandung) sebagai referensi kondisi geologi akibat proses kegunungapian yang berujud daerah penelitian; peta bahaya G. Bromo bentang alam kaldera, kawah aktif, susunan (Anonim, 2000) skala 1 : 50.000 (terbitan batuan, serta implikasi pada kondisi lingkungan Direktorat Vulkanologi, Bandung),
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages12 Page
-
File Size-