Waktu terasa berguling lebih cepat menjelang akhir tahun ini. Suatu akselerasi yang sulit terkendali. Semua yang bersantai-santai di tiga triwulan pertama terengah-engah, tak terbiasa berlari. Semuanya kejar tayang saat akhir 2007 di depan mata. Segala kegiatan mulai dari pekerjaan hingga kesenangan semata saling menumpuk, bertubrukan di waktu yang sama. Sejumlah obrolan (yang tidak terlalu) singkat dengan band yang telah menginspirasi kami pun dipilih untuk mengisi bystanders kali ini. Lalu masih ada liputan gigs, sebuah akar bagi kami yang terbentuk dari pertemuan-pertemuan di sana. Mencari tebengan untuk pulang ke rumah. Membayar puluhan ribu untuk ongkos taxi. Berdoa di dalam bus kota lewat tengah malam demi keselamatan diri. Semua dilakukan setelah berhasil menyaksikan musisi kesayangan. Sebuah perjalanan. Ikutkah Anda dengan kami? oxalis atindriya ratri//project manager contents ballads of the cliche 03 autumn’s grey solace 07 [410] oxalis atindriya ratri // project manager [pemudagalau] tirta kusuma // chief editor sungsang lebam telak 09 [wongacid] firza ilhami // webmaster zeke and the popo 13 [arvidson] yudi nugroho // reporter we are pop #2 16 [anonijmous] fakhrudin // co-webmaster [spidey] diah kurniati // co-editor acoustic with channel v 18 [foe] amalia ratna // reporter tribute to morrissey 19 [yearry] yearry panji // reporter food not bombs 21 [distortof] rama emerald // design evonica tour 22 cd review 25 [allan gulling] allan pringadi contributors [mynameisuta] christo putra place your AD! Untuk beriklan hubungi kami via e-mail melalui Oxalis ([email protected]) atau Amalia ([email protected]), ataupun melalui nomor telfon di bawah. Tarif iklan Rp50.000 per ukuran A6 [148.5mmx105mm) see you the net is our little office at the our website is currently under renovation, so if you want to give any comments, critic, etc just go to http://bystanders.wordpress.com gigs! you can also go to www.myspace.com/the_bystanders or e-mail to [email protected] contacts : oxal [+628159934600], lia [+628567202299] cover and layout by 410 //interview// Sebuah perjalanan yang cukup ballads melelahkan hingga akhirnya bisa mewawancara 'keluarga besar' Ballads of The Cliché. Sempat gagal enam kali, akhirnya pada percobaan ke tujuh Bystanders berhasil mewawancara of the mereka, walaupun tidak semua. Hanya ada Dimas (bass), Bobby (vokal), Erick (gitar), Fino (keyboard), Feri (drums) dan Zennis (saxophone). Bystanders juga sempat mewawancara manager mereka, cliche Felix Dass dalam kesempatan terpisah. Dasar lagu-lagu yang dipilih untuk masuk ke album Trus kan jarak antara rilisan EP pertama yang Hey, tuh apa sih? Apa ada kriteria tertentu? Smiley! sama album yang sekarang kan lama banget, Erick : Menurut kami tuh ya, dasar yang paling kokoh itu kenapa? adalah iman. (Erick memasang muka serius, Erick :Itu karena.. memang kita dikasih Tuhan begini. red) Karena kita abis Hey Smiley itu rencana kita Bobby : Ga ada dasar khusus sih sebenernya bikin full album, tapi mungkin karena belum Erick : Cuma insting aja, misalnya, “ah ini kayaknya waktunya kali ya, jadi akhirnya kita ngeluarin kurang oke nih” EP yang kedua. Rencananya abis EP kedua Bobby : Ya, pilihan juga sih. Mungkin itu dasarnya juga kita pengen ngeluarin full album… Serius tuh! insting kali ya Tapi itu lagi, wong belum dikasih, ada aja Kenapa Feel Free to Feel Lost yang dipilih jadi single masalahnya… pertama? Fino : Kalo yang ketiga itu batalnya di proses Bobby: Karena itu yang dianggap paling waktunya. Jadi rencananya abis Love Parade merepresentasikan musik kita. tuh bikin album, dirilis akhir 2006. Tapi Dan itu juga hasil diskusi internal dua hari dua karena teknis dan lain hal, sebagai pengisi malam kekosongan bikin EP dulu Dimas : Jadi ballads ini kan sekarang ada delapan Dimas : Kalo dipikir-pikir ke belakang, itu sebenernya orang, dan kedelapan orang tersebut sama- malah jadi keunggulan kita. Kalo ga kayak sama membuat komposisi masuk. Salah satu gitu mungkin kita ga bakal bisa kayak hasil yang paling dijagoin ya Feel Free itu. sekarang. Trus rencananya dari album ini akan dirilis berapa Bobby : Jadi intinya kita selalu mengambil sisi positif single? dari segala yang kita lalui Fino : Belum ada rencana sih, baru dua Erick : Sebenernya sih kita pengen banget, tapi kita Erick : Setelah si Feel Free ada lagi, nyadar juga. Ga kebayang klo kita ngeluarin Kemungkinan besar, setidaknya ada dua lagi ke albumnya dulu, pasti berantakan. Yang depan sekarang lebih mateng lah, mudah- Dan semuanya masing-masing akan dibikin EP juga? mudahan.. Erick : Iya, sampe kedua ke depan. Setelah itu nggak. Bangkrut, hahahaha… bystanders04//03 Ribet ga sih, kan personil-personilnya ga dalam satu Kalau Ballads punya kesempatan untuk ke luar kota dan masing-masing pada sibuk kerja? negeri lagi, itu pengennya ke mana? Erick : Wah klo yang itu nanya felix ama yungke deh (semua, kompak) Jepang kayaknya! Bobby : Apalagi Zennis akhir ini bakal sering ke Sanga- Dimas : Karena kita baru aja diedarin di situ Sanga Bobby : Kan album kita didistribusiin sampe sana, yah Erick : Lo cari di peta deh tu, kasi petunjuk donk di sedikit bermimpi lah pulau mana bro.. Erick : Intinya kita seneng karena ternyata musik kita Zennis: Di Pulau Kalimantan, alias Borneo diapresiasi di Jepang Erick : Nah zennis sering memainkan saxophonenya di Harapan Ballads sendiri buat album ini apa? sana Erick : Balik modal sih pertamanya, hahaha… Zennis: Gua emang sengaja, nyari inspirasi Harapan seriusnya, selain bisa abadi (Erick Erick : Jadi dia ngerasa masih kurang banget. Dan dia sok serius, red) kayak judul albumnya, bisa denger di sana ada Suhu Saxophone handal, diterima di khazanah musik Indonesia, kebetulan banget dia ditugasin kesana dari huhuehhehehe kantor. Jadi ya udah.. Dimas : Jadi sebenernya, paling nggak albumnya Fino : Dan dia juga alirannya pop, pop-folk gitu Ballads ada di kehidupan teman-teman, hahahahaha… walaupun sedikit. Tapi misalnya kalo orang [jawaban serius dari Felix] putus cinta, atau lagi pengen jalan-jalan Felix : Ribet sih, tapi kita semua untungnya tersambung atau pengen seneng-seneng, album itu bisa dengan kuantitas yang cukup lah. menemani masa-masa itu. Oya, sama pake hati, itu yang paling dalem. Kalo Pertanyaan terakhir… favourite Evergreen song? ga pake hati udahan band-nya.. Zennis : “Coffee Shop” Oiya, French Riviera yang di EP Love Parade kan di- Dimas : Gua “Distant Star” deh remix sama Tosi, trus apakah di EP-EP atau album- Feri : “Feel Free” album berikutnya BOTC ada rencana untuk meremix Fino : Gua sama kayak “Dimas”, Distant Star lagu sendiri kayak kayak gitu? Bobby : Gua.. “Heidi” deh, biar beda Dimas : Tidak menutup kemungkinan sih Erick : Gua bingung nih.. ni ya.. “Friend's Guide” gua Fino : Mungkin aja, tapi belum ada kepastian suka, “Distant Star” gua suka Dimas : Jadi kan memang yang ngeremix lagu-lagu kita Dimas : Ya udah Erick “Friends Guide” berarti, biar itu memang temen-temen sendiri. Jadi pernah ada temen beda yang bikin remix salah satu lagu kita, iseng-iseng gitu, Fino : Apa gua ganti ya? Biar ga sama kayak Dimas trus nyerahing ke gua. Trus lagunya kita pake.. Dimas : Lo “Coffee Shop” lah Buat Dimas ama Bobby nih. Kebanyakan musik dan Fino : “Coffee Shop” kan udah liriknya kan yang nulis kalian berdua, itu idenya dari Bobby : Ya udah ga pa pa … Biar kesannya ga dibuat- mana? buat, ada dobelnya satu… hahahaha.. Dimas : Jadi kalo lagu biasanya gua ga bisa maksain. Bisa //interview by 410//photo by satria ramadhan// aja misalnya gua pengen buat lagu yang kayak gini, misalnya, tapi mungkin ga maksimal. Jadi gua percaya, kalo itu kayak anugerah aja, dari //bio// Tuhan. Bisa datang sewaktu-waktu. Kalo Ballads of the Cliché terbentuk di misalnya gua lagi di bus gitu trus tiba-tiba tahun 2004, dengan nama-nama yang sebenarnya kepikiran, ya bisa aja gitu, jadi. tidak asing lagi. Tiga orang teman baik yang sama- Kalo lirik sih inspirasinya bisa banyak banget ya sama bermukim di daerah Jakarta Barat -- Dimas Bob, dari personal life masing-masing personil, (bass), Erick (gitar), dan Bobby (vokal) -- dulu Bobby : Kebanyakan dari kejadian sekitar yang kita dikenal tampil bersama band mereka sebelumnya, alami sih Engsel. Lalu mereka mengajak beberapa teman Trus mungkin juga Dimas kan banyak berperan mereka ada Ferry di drums dan Wawan di gitar. Dan dalam bikin musik, tapi kadang-kadang ga tau ada tiga personil additional yang akhirnya menjadi liriknya harus seperti apa, jadi kita trus diskusi. personil tetap karena memang sudah lama bersama Dari mood lagunya itu juga sih. Kira-kira mood mereka, yaitu Nina di piano, Zennis di saxophone, lagunya seperti apa ya? Kalo nada-nada riang dan Fino di keyboard. kan alangkah lebih baik kalo liriknya Sayang karena kesibukan masing-masing menceritakan hal-hal yang positif. Kadang juga personil dan domisili mereka yang tidak dalam satu lirik itu menyesuaikan mood lagunya itu sendiri. kota, membuat band ini jarang tampil secara Biggest achievement yang pernah dicapai Ballads, lengkap. Untungnya personil lainnya saling menurut kalian sendiri tuh apa? melengkapi, sehingga permainan mereka tetap Bobby : Mengeluarkan album berjalan harmonis. Erick : Setiap rilisan merupakan achievement buat kita Terinspirasi oleh Belle and Sebastian, Nick Fino : Yang gol-nya mungkin album perdana dan Drake, Burt Bacharach and Donovan, Ballads of the mungkin yang kemaren tuh ya Cliché menampilkan sebuah musik folk-pop manis Dimas : Tur ke luar negeri (Singapore, red) yang sederhana, dan tentu saja dengan sentuhan Erick : Trus juga album kita didistribusiin
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages28 Page
-
File Size-