Kesinambungan Keaslian Sistem Struktur Masjid Wali Di Kabupaten Demak

Kesinambungan Keaslian Sistem Struktur Masjid Wali Di Kabupaten Demak

Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 4, 072-079, Februari 2020 https://doi.org/10.32315/sem.4.072 Kesinambungan Keaslian Sistem Struktur Masjid Wali di Kabupaten Demak Mohhamad Kusyanto Korespondensi : [email protected] Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Fatah Abstrak Masjid wali yang dibangun di Kabupaten Demak tidak banyak diketahui oleh masyarakat umum. Masjid ini didirikan pada masa syiar Islam yang dilakukan oleh Walisanga. Peninggalan masjid wali saat ini yang masih berdiri kokoh adalah Masjid Agung Demak dan Masjid Kadilangu. Kedua masjid ini dirancang dan dibangun oleh Sunan Kalijaga pada masa Kerajaan Demak. Masjid wali ini memiliki sistem struktur yang unik dan menjadi karakteristik kedua masjid wali tersebut. Karakterisitik ini menunjukkan keaslian sistem strukturnya. Tujuan artikel ini adalah mengidentifikasi karakteristik sistem struktur masjid wali yang ada di kabupaten Demak dan menentukan keberlangsungan sistem struktur masjid wali tersebut sebagai upaya pelestarian di masa yang akan datang. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif-eksploratif. Metode pengumpulan data melalui survei, observasi dan wawancara kepada pihak-pihak yang berkompenten. Analisis yang digunakan dengan membandingkan sistem struktur dua masjid wali yang sampai sekarang masih dipertahankan keasliannya. Temuan penelitian ini adalah sistem srtrukur masjid wali antara Masjid Agung Demak dan Masjid Kadilangu memiliki karakteristik yang berbeda. Keberlangsungan sistem struktur kedua masjid wali ini masih digunakan oleh masyarakat dalam membangun masjidnya. Penggunaan sistem struktur pada bangunan masjid dibangun masyarakat dalam rangka untuk pelestarian keasliannya. Kata-kunci : masjid wali, sistem struktur, keaslian Pendahuluan adalah (1) Masjid Agung Demak yang merupakan masjid pertama pada masa Masjid wali pertama kali di Kabupaten Demak Kesultanan Demak, (2) Masjid Kadilangu yang sejak dibangunnya Masjid Agung Demak oleh dibangun oleh Sunan Kalijaga, (3) Masjid Grogol Sunan Kalijaga salah seorang dari walisanga. yang memiliki bentuk seperti Masjid Kadilangu, Walisanga merupakan wali/utusan yang (4) Masjid Dempet memiliki gaya bangunan menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. mirip sekali dengan Masjid Kadilangu, dan Dalam memperkuat dakwahnya, walisanga (5) Masjid Bener dengan bangunan berbentuk mendirikan masjid-masjid. Dengan membangun limasan bersusun dua. Serambi joglo dan saka masjid, sentral dakwah bisa dilaksanakan di guru berukir yang motifnya sama dengan ukiran masjid tersebut. Masjid-masjid yang pernah pada tiang serambi Masjid Agung Demak. dibangun oleh para wali disebutnya masjid wali. Masjid wali lainnya setelah Masjid Agung Demak Masjid Agung Demak, Masjid Kadilangu dan adalah Masjid Kadilangu. Masjid ini didirikan Masjid Grogol memiliki bentuk bangunan ruang oleh Sunan Kalijaga di perdikan Kadilangu yang utama beratap tumpang tiga dan serambi merupakan hutan hadiah dari Sultan Fatah dengan limasan. Masjid Dempet dan Masjid untuk Sunan Kalijaga yang telah membantu Bener sudah mengalami perombakan menjadi membangun Masjid Agung Demak (Gambar 1). bangunan masjid berkubah. Menurut Haryadi (1999), masjid wali yang pernah dibangun saat walisanga masih hidup Kelompok Keahlian Teknologi Bangunan, SAPPK, Institut Teknologi Bandung Prosiding Seminar Struktur dalam Arsitektur 2020 | 072 Kelompok Kerja Struktur Konstruksi IPLBI ISBN : 978-623-93232-1-9 E-ISBN : 978-623-93232-2-6 Kesinambungan Keaslian Sistem Struktur Masjid Wali di Kabupaten Demak keaslian sistem struktur masjid wali, maka dilakukan penelitian dengan membandingkan sistem struktur masjid wali (Masjid Agung Demak dan Masjid Kadilangu). Penelitian ini diharapkan mampu mendapatkan temuan dalam (a) (b) kesinambungan penggunaan sistem struktur pada masjid lain untuk pelestarian pada masa Gambar 1. Masjid Wali. (a) Masjid Agung Demak dan (b) Masjid Kadilangu yang akan datang. Masjid Agung Demak dan Masjid Kadilangu Metode Penelitian memiliki lambang Surya Majapahit yang berada Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan di atas pengimaman/mihraf merupakan simbol pendekatan deskriftif-eksploratif. Penelitian kebesaran Kasultanan Bintoro (Gambar 2). kualitatif merupakan jenis penelitian yang Surya Majapahit atau yang sering dikenal menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dengan matahari Majapahit merupakan lambang dapat dicapai dengan menggunakan prosedur yang sering ditemukan pada reruntuhan statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Penelitian bangunan kuno peninggalan masa Majapahit. deskriptif dapat menggambarkan keadaan obyek Bentuk lambang Surya Majapahit menyerupai penelitian pada saat sekarang sebagaimana matahari bersudut delapan dengan bagian adanya berdasarkan fakta-fakta. Penelitian ini lingkaran di tengah menggambarkan dewa- merupakan usaha untuk mengungkapkan dewa Hindu. Simbol tersebut membentuk masalah, keadaan atau peristiwa sebagaimana diagram kosmologi yang disinari oleh jurai adanya. Metode eksploratif dilakukan dengan matahari atau lingkaran matahari dengan tujuan agar dapat menggali lebih dalam tentang bentuk jurai sinar yang khas. Surya Majapahit ini elemen-elemen yang digunakan pada bangunan sebagai lambang Kerajaan Majapahit kuno. dikarenakan Raden Fattah merupakan darah keturunan Majapahit (Rokhim, 2017). Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dengan survei, observasi dan wawancara kepada pihak-pihak yang berkompenten. Adapun data pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer di dapat dari sumber informan yaitu individu atau perseorangan seperti catatan hasil wawancara, hasil observasi (a) (b) lapangan, dan data-data mengenai informan. Sedangkan data sekunder berupa sumber- Gambar 2. Lambang Surya Matahari. (a) Berada di sumber atau referensi tertulis yang Masjid Agung Demak dan (b) Masjid Kadilangu berhubungan dengan permasalahan penelitian Masjid Agung Demak dan Masjid Kadilangu antara lain buku, jurnal, dan hasil penelitian menjadi identitas Kabupaten Demak. Identitas para ahli lain yang berhubungan dengan berarti kesamaan dan kesatuan yang masalah penelitian guna lebih menambah menunjukkan kekhasan atau keunikan dan pengertian dan wawasan penulis demi menopang secara berkesinambungan (Abel, kesempurnaan akhir penelitian ini. 2017; Hasan, 2009; Anwar, 2011). Kesinambungan sistem struktur Masjid Agung Wawancara yang dilakukan menggunakan Demak dan Masjid Kadilangu sangat diperlukan wawancara secara tidak terstruktur yaitu untuk menjaga kelestarian keasliannya pada wawancara yang daftar pertanyaannya tidak masa yang akan datang. Penelusuran disusun dan biasanya tanpa ada daftar keberadaan sistem struktur masjid wali ini pertanyaan. Karena peneliti hanya sebatas dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan menanyakan poin-poin dari garis besar sesuai 073 I Prosiding Seminar Struktur dalam Arsitektur 2020 Kusyanto, M. topik kajian. Disela-sela wawancara yang olah masjid-masjid yang dibangun saat ini di terstruktur, penulis juga menyelipkan Kabupaten Demak. pertanyaan-pertanyaan secara langsung tanpa ada di dalam daftar pertanyaan. Hasil dan Pembahasan Penelitian ini dilakukan pada dua masjid wali Kesejarahan yang berada di wilayah Kabupaten Demak. Wilayah yang memiliki historis sebagai Kesejarahan masjid wali bila diurutkan adalah Kesultanan Islam pertama di Pulau Jawa. Masjid Agung Demak dilanjutkan dengan Masjid Peninggalan yang sampai saat ini masih ada Kadilangu. Masjid Agung Demak dapat dilihat berupa masjid wali yang didirikan oleh para wali dari prasasti dan wawancara dengan pihak saat menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. masjid yang berkompeten. Masjid Agung Demak Masjid wali dalam penelitian ini adalah Masjid berdasarkan prasasti/Candra Sengkala Memet, Agung Demak di kelurahan Bintoro Demak dan berbunyi “Sariro Sunyi Kiblating Gusti” Masjid Kadilangu di kelurahan Kadilangu Demak bermakna tahun 1401 Saka (=1479 M), sewaktu (Gambar 3). Masjid Agung Demak memiliki Raden Fatah menduduki tahta kerajaan Islam I kekhasan arsitekturnya dikenal dengan di Pulau Jawa, masjid dipugar, direnovasi arsitektur Demakan (Kusyanto, 2015; sebagai Masjid Kasultanan Bintoro Demak. Roesmanto, 2007). Menurut Amar (1992), Masjid Kadilangu dilihat dari prasasti yang berada di dalam masjid menggunakan tulisan huruf Jawa yang berbunyi : “Puniko Titi Mongso Ngadepipun Masjid Kadilangu Dinten Ahad Wage Tanggal 16 sasi Dzulhijah Tahun Hijriyah Alip Tahun 1456” yang artinya Inilah saat berdirinya Masjid Kadilangu pada hari Ahad wage tanggal 16 Bulan Dzulhijah Tahun Hijriyah Alip atau Tahun Jawa 1456” (tahun 1532 M). Berdasarkan kesejarahan maka Masjid Agung Demak memiliki sistem struktur yang lebih awal dibandingkan dengan masjid lainnya. Sistem struktur awal memberikan konstribusi untuk diikuti oleh masjid lain sesudahnya. Bentuk Bangunan dan Dimensi Ruang Bentuk bangunan kedua masjid wali memiliki Gambar 3. Peta wilayah Kabupaten Demak (RTRW atap tajug tumpang tiga pada ruang utama salat Kabupaten Demak tahun 2010-2030) dan limasan pada serambi masjid. Kedua masjid wali ini memiliki luasan ruang utama dan Metode Analisis Data serambi yang berbeda sehingga berpengaruh terhadap sistem struktur yang digunakan oleh Metode analisis data dengan mengidentifikasi masjid. karakteristik sistem struktur yang digunakan oleh Masjid Agung Demak dan Masjid Kadilangu Masjid Agung Demak memiliki luas ruang utama dilanjutkan dengan membandingkan sistem salat 24 m x 24 m. Sistem struktur masjid ini struktur kedua masjid wali tersebut. Hasil ditopang oleh empat saka guru,

View Full Text

Details

  • File Type
    pdf
  • Upload Time
    -
  • Content Languages
    English
  • Upload User
    Anonymous/Not logged-in
  • File Pages
    8 Page
  • File Size
    -

Download

Channel Download Status
Express Download Enable

Copyright

We respect the copyrights and intellectual property rights of all users. All uploaded documents are either original works of the uploader or authorized works of the rightful owners.

  • Not to be reproduced or distributed without explicit permission.
  • Not used for commercial purposes outside of approved use cases.
  • Not used to infringe on the rights of the original creators.
  • If you believe any content infringes your copyright, please contact us immediately.

Support

For help with questions, suggestions, or problems, please contact us