KOMUNIKASI SIMBOL : PECI DAN PANCASILA Rama Kertamukti (Dosen Ilmu Komunikasi FISHUM UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) ABSTRACT The use of peci in the activities of the community in Indonesia is an equivalent form of the symbol of amity and simple. Amity and the simplicity of it is visible in the form of a caps which usually contains only one element of black color and the shape of a tube-like caps follow the head of its users. The use of caps or songkok in Indonesia has been regarded as the culture (Pancasila). Caps in Indonesia became a symbol of resistance in a simplicity pattern to form a balance in society concerned with the material. Black in a psychology color have stimuli the nature of human emotion strong and have expertise are defined although official or formal. Symbol- ism key of mental life typical human and exceeding tiers animal of economics. Basic needs will symbolization clear in humans serves continuously and is a process of fundamental the human mind. As users and interpreter of symbol, human sometimes irrational to think of as if there natural of a connection between a symbol with what symbolized. : Peci, Pancasila, Symbol, Society A. Pendahuluan khas cara berpakaian sebagian umat muslim Sejarah adalah pondasi masa sekarang, di Indonesia. Sebagai Penutup kepala, Peci ada- ketika membaca buku sejarah Indonesia pada lah sunnah nabi dan mereka meyakini bahwa masa pergerakan melawan penjajahan menggunakan penutup kepala berarti mereka imperialisme, banyak terlihat para pejuang mencintai nabinya. Mereka berpendapat ke- bangsa semisal Soekarno, Sutan Sjahrir, Moh. biasaan menelanjangi kepala, tanpa peci atau Hatta selalu menggunakan peci hitam yang surban adalah kebiasaan orang di luar Islam. sangat khas sekali. Sepertinya Peci menjadi hal Dalam sebuah hadist diriwayatkan bahwa yang mewakili kebangsaan atau nasionalisme “Amr bin Huroits radhiyallahu ‘anhu berkata bangsa Indonesia saat itu. Peci adalah bagian bahwa, Nabi Shallallahu‘alaihi wa sallam Vol. 6, No. 1, April 2013 53 pernah berkhutbah, sedang beliau memakai Berpeci dalam kegiatan kemasyaraka- surban hitam” (HR Muslim dan Abu Dawud). tan di Indonesia adalah sebuah bentuk simbol pergaulan yang setara dan sederhana. Penye- B. Peci sebuah Simbolis taraan dan kesederhanaan itu terlihat dalam Komunikasi bentuk sebuah peci yang biasanya hanya terdiri Peci, merupakan istilah lain dari penu- satu unsur warna hitam dan bentuk peci yang tup kepala yang sering digunakan oleh seorang seperti tabung mengikuti kepala penggunanya. pria muslim untuk acara-acara keagamaan Penggunaan peci atau songkok di Indonesia maupun acara resmi lainnya. Peci sebagai se- telah dianggap sebagai hasil budaya. Budaya buah penutup kepala bagi umat islam di Indo- sendiri adalah sebuah sistem yang mempunyai nesia menjadi sebuah sejarah panjang, dari se- koherensi, berupa bentuk-bentuk simbolis buah nilai keagamaan menjadi sebuah nilai yang berupa kata, benda, laku, mite, sastra, lu- ideologi berbangsa. Peci memasuki wilayah pe- kisan, nyanyian, musik, kepercayaan mempu- mikiran simbolis para pemimpin Indonesia da- nyai kaitan erat dengan konsep-konsep epis- lam sejarah perjalanan bangsa. Bagaimana se- temologis dari sistem pengetahuan masyara- buah Peci menjadi sebuah “Visual bergerak” katnya (Kuntowijoyo, 1987: xi). Penggunaan untuk melambangkan bahwa pemakaiannya Peci di Indonesia sudah lama terlacak peng- adalah seorang pemimpin yang nasionalis se- gunaannya di Indonesia, dalam buku Sejarah kaligus agamis, khususnya Soekarno sebagai Nasional Indonesia III karangan Marwati pencetus lahirnya Pancasila dan yang mem- Djoened Poesponegoro dan Nugroho Noto- populerkan peci sebagai simbol nasionalisme, susanto, Peci sudah dikenal di Giri, salah satu menjadikan peci menjadi sebuah hal yang sa- pusat penyebaran Islam di Jawa. Ketika Raja ngat menarik. Sangat menarik memang me- Ternate Zainal Abidin (1486-1500) belajar aga- ngambil hubungan antara sebuah peci dengan ma Islam di madrasah Giri, dia kembali ke Ter- Pancasila yang memiliki lima sila sebagai dasar nate dengan membawa kopiah atau peci seba- negara RI. Diawali dengan cerita bagaimana gai buah tangan. Peci dari Giri dianggap magis sebuah peci hadir didalam masyarakat Indone- dan sangat dihormati serta ditukar dengan sia dan juga cerita sejarah pertamakali Soekar- rempah-rempah, terutama cengkeh tulis. Me- no sebagai pemimpin bangsa ingin menjadikan nurut Hendri F.Isnaeni (2010), peci sebagai identitas nasional, lalu dihubung- kan dengan Pancasila sebagai dasar negara In- C. Penanda Sosial donesia. Apa arti sebuah peci dengan nilai-nilai Peci kemudian menjadi penanda sosial yang terkandung dalam Pancasila, bagaimana seperti penutup kepala lainnya yang saat itu sebuah peci bermakna mendalam pada sebuah sudah dikenal seperti kain, turban, topi-topi ideologi bangsa? Keinginan ingin membuka Barat biasa, dan topi-topi resmi dengan bentuk sebuah semiotik semantik dalam perkara peci khusus. Pemerintah kolonial kemudian beru- sebagai penutup kepala sangatlah mengelitik saha mempengaruhi kostum lelaki di Jawa. untuk dikaji. Jean Gelman Taylor, yang meneliti interaksi antara kostum Jawa dan kostum Belanda pe- riode 1800-1940, menemukan bahwa sejak pertengahan abad ke-19, pengaruh itu tercer- min dalam pengadopsian bagian-bagian ter- tentu pakaian Barat. Pria-pria Jawa yang dekat dengan orang Belanda mulai memakai pakaian Gambar 1. Peci hitam dikenal dengan gaya Barat. Menariknya, blangkon atau peci Kopiah tak pernah lepas dari kepala mereka. Konon Jurnal Komunikasi PROFETIK 54 asal kata Peci sendiri berasal dari bahasa Setiap orang ternganga melihatnya tan- Belanda pet (topi) dan je (kecil). pa bicara. Mereka, kaum intelegensia, memben- Peci di Indonesia menjadi sebuah sim- ci pemakaian blangkon, sarung, dan peci ka- bol perlawanan sebuah kesederhanaan untuk rena dianggap cara berpakaian kaum lebih ren- membentuk pola keseimbangan dalam masya- dah. Dia pun memecah kesunyian dengan ber- rakat yang mementingkan material. Hitam da- bicara: “…Kita memerlukan sebuah simbol dari lam sebuah psikologi warna mempunyai rang- kepribadian Indonesia. Peci yang memiliki si- sangan sifat emosi manusia yang kuat dan fat khas ini, mirip yang dipakai oleh para buruh mempunyai keahlian walaupun diartikan resmi bangsa Melayu, adalah asli milik rakyat kita. Me- atau formal (Marian L. David, 1987: 135). nurutku, marilah kita tegakkan kepala kita de- Penggunaan Warna hitam juga menunjukkan ngan memakai peci ini sebagai lambang Indo- sifat-sifat yang positif, menandakan sifat tegas, nesia Merdeka.” Sukarno menyebut peci se- kukuh, formal, struktur yang kuat (Sulasmi bagai “ciri khas saya... simbol nasionalisme Darmaprawira, 2002 :49). Bentuk yang me- kami.” Sukarno mengkombinasikan peci de- lingkar mengikuti bentuk kepala menandakan ngan jas dan dasi. Berpakaian seperti itu, me- bentuk peci yang luwes dalam membentuk ke- nurut Sukarno untuk menunjukkan kesetaraan pala. Pola kesederhanaan yang terbentuk dalam antara bangsa Indonesia sebagai bangsa yang pola perilaku masyarakat Indonesia, sederhana terjajah dan Belanda sebagai bangsa penjajah. tetapi dapat menciptakan ketangguhan. Ke- Semenjak peristiwa itu, Sukarno hampir selalu inginan itulah yang ingin dinyatakan dalam se- mengenakan peci hitam saat tampil di depan buah simbolisasi peci yang dikenakan masya- publik. Seperti yang dia lakukan saat memba- rakat terhadap sebuah peci. Kesederhanaan cakan pledoinya “Indonesia Menggugat” di Pe- inilah yang ditangkap Soekarno “Founding Fa- ngadilan Landraad Bandung, 18 Agustus 1930. ther” dalam sebuah pemaknaan peci sebagai Dan peci kemudian menjadi simbol nasio- simbol nasionalis untuk mempersatukan bang- nalisme, yang mempengaruhi cara berpakaian sa. Soekarno mengerti betul tentang simbol kalangan intelektual, termasuk pemuda Kristen. kesederhanaan itu dalam sebuah peci. Ada se- Karena itulah, George Quinn dalam The buah cerita tentang awal mula Sukarno mem- Learner’s Dictionary of Today’s Indonesia, mende- populerkan pemakaian peci, seperti ditutur- finisikan peci dengan mengambil contoh Su- kannya dalam Bung Karno Penyambung Lidah karno, “Soekarno sat in the courtroom wearing white Rakyat Indonesia yang ditulis Cindy Adams. trousers, a white jacket and a black cap (Sukarno Pemuda itu masih berusia 20 tahun. duduk di pengadilan, memakai celana putih, jas Dia tegang. Perutnya mulas. Di belakang tu- putih, dan peci hitam)”. Sebenarnya Sukarno kang sate, dia mengamati kawan-kawannya, bukanlah intelektual yang kali pertama meng- yang menurutnya banyak lagak, tak mau pakai gunakan peci. Pada 1913, rapat SDAP (Sociaal tutup kepala karena ingin seperti orang Barat. Democratische Arbeiders Partij) di Den Haag Dia harus menampakkan diri dalam rapat Jong mengundang tiga politisi, yang kebetulan lagi Java itu, di Surabaya, Juni 1921. Tapi dia masih menjalani pengasingan di Negeri Belanda: ragu. Dia berdebat dengan dirinya sendiri. Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo, dan “Apakah engkau seorang pengekor Ki Hajar Dewantara. Ketiganya menunjukkan atau pemimpin?” identitas masing-masing. Ki Hajar mengguna- “Aku seorang pemimpin.” kan topi fez Turki berwarna merah yang kala “Kalau begitu, buktikanlah,” batinnya itu populer di kalangan nasionalis setelah ke- lagi. “Majulah. Pakai pecimu. Tarik nafas yang munculan gerakan Turki Muda tahun 1908 yang dalam! Dan masuklah ke ruang rapat... menuntut reformasi kepada Sultan Turki. Tjipto Sekarang!” mengenakan kopiah dari beludru hitam. Se- Vol. 6, No. 1, April 2013 55 dangkan Douwes Dekker tak memakai penutup sasi adalah kebutuhan pokok manusia,
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages14 Page
-
File Size-