PERILAKU KONSUMEN PENIKMAT KOPI TUBRUK DAN KOPI INSTAN 1Sudiyarto, 1Sri Widayanti, 2Dya Maretya Kresna 1Dosen Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur 2 Karyawati PT. Bank Mandiri Surabaya ABSTRACT The levels of Indonesian domestic coffee consumption increases more and more; this is related to consumer behavior, living standards improvement and lifestyle shift of urban people as in Surabaya. Each year coffee processing industry continues to grow in line with market demand. The purpose of this study was to: 1) describe the type of product and the known and favored coffee brand, 2) analyze consumer behavior in purchasing or consuming mud coffee and instant coffee. The research was conducted in Surabaya in March-April, 2012. This research applied qualitative-descriptive analysis. The coffee brand available in all traditional stores and minimarkets was only one brand of coffee (Kapal Api brand), while the coffee brands which were available in minimarket but were not available in traditional stores/food stalls were 4 brands of coffee. The coffee lovers bought coffee mostly in food stalls. Further, consumers enjoyed coffee at home, while the type of coffee mostly chosen was in form of original coffee powder, and the time to enjoy coffee was most frequently at night. Consumers enjoyed coffee for 2 cups/day in average. The consumer considerations in choosing coffee were influenced by flavor and external factors, mostly due to friendship effect. 55.00 percent of consumers preferred mud coffee. Keywords: consumer behavior, coffee, type (mud, instant) and brand. PENDAHULUAN mencegah penyakit syaraf, menurunkan Hasil pengolahan bahan minuman resiko kanker payudara, mencegah diabetes, yang bersumber dari sektor pertanian sangat dan berkhasiat merevitalisasi sel kulit baru diperlukan masyarakat untuk membantu dan menjaga kelembapan (Anonymous, dalam proses metabolisme tubuh, 2011). Berdasarkan jenisnya, kopi olahan penghilang dahaga atau hanya sebagi yang ada dipasaran dibedakan menjadi 2 bentuk kebiasaan. Salah satu jenis minuman jenis yaitu kopi tubruk dan kopi instan. yang populer dimasyarakat adalah kopi. Kopi tubruk adalah minuman kopi yang Kopi paling banyak dikonsumsi masyarakat dibuat dengan mendidihkan biji kopi setelah teh. Kopi dinikmati baik dingin bersama dengan gula, saat diseduh maupun panas, selera minum kopi terbawa minuman kopi tersebut juga meninggalkan secara turun temurun hingga sekarang. ampas, sedangkan kopi instan dapat berupa Tingkat konsumsi kopi dalam negeri campuran kopi, gula dan susu, yang melalui berdasarkan hasil survei LPEM UI tahun proses granulasi terlebih dahulu kemudian 1989 adalah sebesar 500 dikemas dengan bahan aluminium foil, gram/kapita/tahun. Namun pada tahun toples, maupun botol. Dalam penyajiannya 2011 tingkat konsumsi kopi di Indonesia kopi instan tidak meninggalkan ampas telah mencapai 800 gram/kapita/tahun. (Dini, 2010). Dengan demikian dalam kurun waktu 20 Kopi yang banyak dikonsumsi oleh tahun peningkatan konsumsi kopi telah rumah tangga adalah kopi instan karena mencapai 300 gram/kapita/tahun dilihat dari segi harga, kopi instan lebih (Anonymous , 2011) murah bila dibandingkan dengan kopi Masyarakat memiliki kebiasaan tubruk. Masyarakat memilih kopi instan meminum kopi setiap harinya. Berbagai dikarenakan juga cara penyajiannya lebih kalangan status sosial menggemari mudah diseduh dan juga dirasa cukup minuman kopi dengan tujuan konsumsi memberikan citarasa khas tersendiri, cara yang berbeda-beda, antara lain untuk memperolehnya juga lebih mudah JSEP Vol. 6 No. 3 November 2012 1 didapatkan. Oleh karenanya permintaan Gununganyar Surabaya terhadap minuman produk kopi cukup tinggi di pasar. memiliki tingkat pengkonsumsian yang Permintaan terhadap suatu produk kopi berbeda-beda diantara berbagai jenis dipengaruhi adanya selera konsumen minuman yang ada. Tingkat konsumsi terhadap produk kopi. Berbagai macam tersebut memiliki perbedaan karena terkait produk kopi yang dijual dipasaran dengan perilaku konsumen dalam menyebabkan persaingan antar produsen mengkonsumsi minuman tersebut. kopi, sehingga bagi pemasar kopi perlu Peningkatan taraf hidup dan pergeseran memahami perilaku konsumen untuk gaya hidup masyarakat perkotaan di kemudian menyusun suatu strategi Surabaya. Kedai-kedai kopi yang banyak pemasaran dalam memperebutkan minat terdapat di pusat-pusat pembelanjaan, beli konsumen, yang artinya pemasar harus perkantoran maupun kedai kopi pinggir mengetahui apa yang dibutuhkan konsumen jalan ini tidak lagi dipenuhi dengan orang dan meneliti apa yang menyebabkan dewasa, tetapi juga anak muda. Kebiasaan konsumen memilih dan membeli produk konsumen dalam menikmati kopi dengan tersebut. berbincang-bincang bersama teman Pemasaran kopi sangat berkembang merupakan hal yang sudah biasa. pesat baik di pasar tradisional maupun Konsumen biasanya meluangkan waktu minimarket. Perkembangan pemasaran kopi untuk menikmati kopi sambil menuggu yang pesat di minimarket dapat kemacetan. Pada siang hari, kedai kopi juga memudahkan konsumen untuk banyak didatangi pengunjung untuk membelinya, meskipun demikian tidak melakukan meeting atau pembicaraan menyurutkan pemasaran kopi di pasar-pasar bisnis. Untuk itu, para pengusaha tradisional. Pasar tradisional merupakan melakukan berbagai inovasi baik dari segi salah satu tempat dimana produk kopi dapat peracikan kopi maupun pelayanannya demi diperjualkan, sehingga penting bagi memenuhi target konsumen yang produsen kopi memahami perilaku diinginkan. Kuncinya terletak pada variasi konsumen kopi yang membeli di pasar olahan rasa yang dilakukan banyak tradisional. Sampai sekarang konsumen produsen (Anonymous, 2007). Berdasarkan kopi masih banyak yang membeli kopi di fenomena diatas, maka penelitian ini pasar-pasar tradisional, karena sebagian diarahkan untuk mengidentifikasi merek, konsumen menganggap bahwa penjualan jenis kopi yang dijual pada toko/warung kopi di pasar tradisional harganya lebih tradisional dan minimarket serta perilaku terjangkau daripada di minimarket. konsumen dalam membeli atau (Wijiastuti, 2011). Berdasarkan data dari mengkonsumsi kopi tubruk dan kopi instan, Kementerian Perindustrian mencatat jumlah termasuk didalamnya mendeskripsikan perusahaan industri pengolahan kopi di luar jenis produk dan merek kopi yang dikenal UKM pada periode 2007-2010 berkembang dan disukai konsumen atau penggemar kopi dari 77 perusahaan menjadi 81 perusahaan. pada umumnya dan diakhiri pada sebuah Setiap tahunnya industri olahan kopi terus kesimpulan. tumbuh mengikuti permintaan pasar Sesuai dengan latar belakang diatas (Najiyanti dan Daniarti. 2004). Sejalan maka tujuan yang ingin dicapai dalam dengan pendapat tersebut, data Pemkot penelitian ini adalah : 1)Mengidentifikasi Surabaya menunjukkan pertumbuhan mini merek, jenis kopi yang dijual pada toko market yang semakin menjamur. Hal ini tradisional dan minimarket di Kecamatan didukung data di Dinas Perdagangan dan Gunung Anyar Surabaya dan Perindustrian Kota Surabaya sampai akhir 2)Mendeskripsikan perilaku konsumen 2009 terdapat 475 mini market di Surabaya. dalam membeli atau mengkonsumsi kopi Pemahaman yang mendalam tubruk dan kopi instan. mengenai konsumen akan meningkatkan pasar dan dapat mempengaruhi keputusan METODE PENELITIAN konsumen sehingga membeli apapun yang Penentuan Lokasi ditawarkan pemasar (Kotler, 1994). Lokasi dalam penelitian ini adalah Konsumsi rumah tangga di Kecamatan kecamatan Gunung Anyar Surabaya yang 2 JSEP Vol. 6 No. 3 November 2012 dilaksanakan pada bulan Maret sampai konsumen dalam menikmati dan dengan April 2012, dengan pertimbangan membeli kopi tersebut. bahwa Kecamatan Gunung Anyar merupakan salah satu kecamatan baru di Analisis Data kota Surabaya dengan perubahan gaya 1. Untuk menjawab tujuan pertama yaitu hidup serta ekonomi yang cepat karena untuk mengidentifikasi berbagai jenis terdapat beberapa pusat akademik, kantor produk dan merek kopi yang terdapat di dan perumahan-perumahan elite. toko tradisional dan minimarket, Penentuan Sampel dan Responden menggunakan analisis deskriptif Metode pengambilan sampel dan dimana peneliti akan melakukan responden dalam penelitian ini adalah observasi langsung di toko tradisional dengan metode purposive sampling yaitu dan minimarket. Selanjutnya data metode pengambilan responden dengan diolah dan disusun agar mudah untuk cara sengaja dan pertimbangan tertentu mengidentifikasi berbagai merek kopi yaitu konsumen penikmat kopi yang berada yang tersedia dipasaran. di Kecamatan Gunung Anyar, Surabaya. 2. Untuk menjawab tujuan yang kedua, Jumlah responden yaitu sebanyak 60. yaitu untuk mendiskripsikan perilaku Pertimbangan yang digunakan dalam konsumen dalam menikmati kopi pengambilan responden adalah : tubruk dan kopi instan menggunakan Konsumen sebagai penikmat kopi, yang analisis deskriptif untuk mengetahui dapat mengenali perbedaan kopi olahan bagaimana konsumen mendapatkan, tubruk dan kopi instan yang berumur 20 s/d mengkonsumsi, volume minum dalam 50 tahun responden diduga bisa memahami satu hari, dan proses keputusan yang semua pertanyaan yang di ajukan oleh mendahului serta mengikuti tindakan. peneliti sesuai pengalamannya. Dari kriteria yang telah disebutkan, HASIL DAN PEMBAHASAN cara yang dilakukan dalam pengambilan A. Merek dan Jenis Kopi yang Ada di responden yaitu dengan cara mendatangi Pasaran warung kopi yang berada di Kecamatan Merek dan jenis kopi yang dijual di Gunung Anyar Surabaya dengan bantuan toko tradisional dan minimarket seringkali informasi dari pedagang warung kopi untuk berbeda. Ada beberapa
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages11 Page
-
File Size-