
Vol. 3 No. 1 Januari 2015 TINJAUAN TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL ANALISIS LIRIK LAGU KALA CINTA MENGGODA KARYA GURUH SOEKARNO PUTRA Oleh: Anang Sudigdo1 Program Doktor Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Sebelas Maret Surakarta E-mail: [email protected] Oleh: Sumarlam2 Program Pendidikan Bahasa Indonesia, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta E-mail: [email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) Aspek gramatikal yang digunakan pada teks lirik lagu Kala Cinta Menggoda karya Guruh Soekarno Putra. (2) Aspek leksikal yang digunakan pada teks lirik lagu Kala Cinta Menggoda Karya Guruh Soekarno Putra. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sumber data penelitian adalah transkrip tertulis dan rekaman dari lirik lagu populer Kala Cinta Menggoda karya Guruh Soekarno Putra. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak, catat, dan analisis isi untuk menafsirkan makna dari pesan pada lirik lagu tersebut. Berdasarkan analisis data penelitian dapat disimpulkan: (1) Aspek gramatikal yang digunakan pada lirik lagu Kala Cinta Menggoda karya Guruh Soekarno Putra yaitu: (a) pengacuan yang meliputi pengacuan persona (persona pertama tunggal bebas, persona pertama tunggal terikat lekat kanan, persona pertama tunggal terikat lekat kiri, persona kedua tunggal bebas, persona kedua tunggal terikat lekat kanan); (b) penyulihan, (c) pelepasan, (d) perangkaian.; (2) Aspek leksikal yang digunakan pada lirik lagu Kala Cinta Menggoda karya Guruh Soekarno Putra yaitu: (a) repetisi yang meliputi repetisi/pengulangan utuh, repetisi/pengulangan kata sapaan, repetisi epizeuksis. (b) sinonim, (c) antonim.; (3) Aspek kontekstual yang digambarkan pada lirik lagu Kala Cinta Menggoda Karya Guruh Soekarno terdapat prinsip penafsiran personal. Kata kunci: aspek tekstual, kontekstual, aspek gramatikal, aspek leksikal. 1 Mahasiswa Program Doktor Universitas Sebelas Maret Surakarta, Dosen Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. 2 Dosen pembimbing mata kuliah Teori Linguistik Mutakhir, Program Doktor Universitas Sebelas Maret Surakarta. 1 TINJAUAN TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL ANALISIS LIRIK LAGU KALA CINTA MENGGODA KARYA GURUH SOEKARNO PUTRA Anang Sudigdo ABSTRACT The purpose of the research is to describe (1) Aspects of grammatical which is used to the lyric of song Kala Cinta Menggoda written by Guruh Soekarno Putra. (2) Aspects of lexical which is used to the lyric of song of Kala Cinta Menggoda written by Guruh Soekarno Putra. This reasearch used qualitative descriptive method. The sources of data are transcript and the recorded of the poppuler lyric song of Kala Cinta Menggoda written by Guruh Soekarno Putra. Technique of collecting data used scrutinized, noted, and content analysis to interpret the meaning of message in the lyrics of the song. Based on the analysis of the research data, it can be concluded (1) Grammatical aspects which are used on song lyric Kala Cinta Menggoda by Guruh Soekarno Putra are: (a) the reference including the first pronoun, the first singgle pronoun sticked on right, the first single pronoun sticked on left, the second single free pronoun, the second single pronoun sticked on right, (b) substitution, (c) elliptycal sentences, (d) conjunction. (2) Lexicalaspects which are used on song lyric Kala Cinta Menggoda by Guruh Soekarno Putra are: (a) repetition including completed, greeting repetition, and epizeuksis repetition, (b) synonim, (c) antonym. (3) Contextual the song lyric Kala Cinta Menggoda by Guruh Soekarno Putra can be understood by principle of pronoun interpretation. Keyword: textual aspect, contextual aspect, grammatical aspect, and lexical aspect. PENDAHULUAN melalui lagunya. Gagasan penutur Seni merupakan suatu hasil dalam pembuatan lagu dapat berasal inspirasi manusia yang bersifat bebas dari kisah pribadi pengarang atau pun dan tidak terikat. Masyarakat dapat dari kisah seseorang yang kemudian menikmati karya seni diantaranya diolah menjadi sebuah syair lagu. melalui lagu. Lagu diciptakan Seni merupakan bagian dari berdasarkan perwujudan sebagai suatu musik atau bisa dikatakan bahwa musik perasaan yang ditangkap pencipta, adalah cabang seni. Musik dan seni kemudian diolah dengan daya cipta memiliki hubungan yang erat dengan tinggi dan kreasi pencipta untuk menjadi sejarah peradaban manusia (Agustina, sebuah produk karya seni yang 2016: 99). Lebih lanjut, musik mempunyai daya tarik. Pencipta lagu merupakan tempat manusia untuk bertindak sebagai penutur yang ingin mencurahkan perasaan hati, tempat mengekspresikan gagasan petutur melukiskan getaran jiwa khayal yang 2 Vol. 3 No. 1 Januari 2015 timbul dalam pikiran yang tidak dapat Lirik lagu yang dihasilkan dicetuskan dengan perantara kata-kata, merupakan bahasa yang mampu perbuatan atau dengan perantata suatu memberikan kenikmatan estetik bagi bidang seni lain (Kosashi dalam pendengarnya. Kenikmatan estetik Agustina, 2016: 99). dalam bahasa adalah perasaan senang Pencipta dalam menghasilkan yang ditimbulkan oleh pemakaian lagu dapat berperan sebagai hasil bahasa yang indah dan mencerminkan refleksi jiwa dan keadaan masyarakat citarasa artistik pengarang atau yang ada di sekitar sebagai mimesis penyairnya. Diksi adalah kemampuan masyarakat. Lirik lagu merupakan suatu membedakan secara tepat nuansa- hasil karya seni pencipta yang nuansa makna dari gagasan yang ingin diwujudkan melalui bahasa. Pencipta disampaikan dan kemampuan dalam menyusun lirik lagu, menonjolkan menemukan bentuk sesuai dengan unsur tipografi, penyiasatan struktur, situasi dan nilai rasa yang dimiliki pemanfaatan bahasa kias, diksi, tuturan kelompok masyarakat pendengar (Keraf, idiomatik, citraan, pola penyusunan 2004: 24). baris dan bait yang membentuk Proses pemilihan kata terdapat keutuhan lirik lagu. Tersusunnya lirik tiga hal yang harus diperhatikan, lagu dalam bahasa memungkinkan menurut Waluyo (1987: 72) proses adanya analisis terhadap struktur dan pemilihan kata tersebut yaitu: gaya bahasa lagu tersebut, struktur perbendaharaan kata, urutan kata, dan semantik serta konteks yang dapat daya sugesti kata. Perbendaharaan kata dianalisis melalui tinjauan tekstual dan penyair dapat memberikan kekuatan kontekstual. ekspresi dan menunjukkan ciri khas Pendengar lagu atau mitra tutur penyair. Penyair memilih kata-kata agar dapat memahami makna lagu yang berdasarkan pada beberapa hal, yaitu: diciptakan oleh pengarang, maka perlu makna yang akan disampaikan, tingkat mengetahui unsur-unsur yang mem- perasaan, suasana batin, dan faktor bangun lirik lagu tersebut diantaranya sosial budayanya. Urutan kata dalam tekstual dan kontekstual. Pendengar lagu bersifat beku. Artinya, urutan itu atau mitra tutur akan merasa tertarik tidak dapat dipindah-pindahkan dalam menikmati lirik lagu tersebut tempatnya meskipun maknanya tidak karena pencipta mengungkapkan berubah oleh perpindahan tempat itu. melalui bahasa yang lahir dari ekspresi Terdapat perbedaan teknik menyusun perasaan pencipta. urutan kata dalam lagu baik urutan dalam tiap baris maupun urutan dalam 3 TINJAUAN TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL ANALISIS LIRIK LAGU KALA CINTA MENGGODA KARYA GURUH SOEKARNO PUTRA Anang Sudigdo suatu bait. Oleh karena itu, pengurutan Aspek gramatikal terdiri atas kata itu bersifat khas antara masing- empat macam yaitu pengacuan masing penyair. (referensi), penyulihan (substitusi), Makna kontekstual adalah pelepasan (elipsis), dan perangkaian makna penggunaan sebuah kata (atau (konjungsi) (Sumarlam dalam Saddhono gabungan kata) dalam konteks kalimat dan I Dewa Putu Wijaya, 2011: 434). tertentu dan merupakan makna Pengacuan terdiri atas tiga jenis yaitu keseluruhan kalimat (ujaran) dalam persona, domonstrative, dan konteks situasi tertentu (Chaer, 2007: komparatif. Pengacuan persona meliputi 81). Sejalan dengan pendapat tersebut, persona pertama tunggal (aku, saya, bahwa wacana kontekstual dihasilkan hamba, ku-, dan –ku), persona pertama dari proses percakapan yang terikat jamak meliputi (kami, kita, kami semua), konteks (Rohmadi, 2010: 20). Pendapat persona kedua tunggal (kamu, anda, lain, bahwa makna kontekstual kau, -mu), persona kedua jamak (kamu (contextual meaning; situational semua, kalian), persona ketiga tunggal meaning) muncul sebagai akibat (ia, dia, -nya), persona ketiga jamak hubungan antara ujaran dan situasi (mereka, mereka semua). Pengacuan pada waktu ujaran dipakai (Suwandi, demonstrativa terdiri dari pengacuan 2011: 84). waktu kini (kini, sekarang, saat ini), Berkenan dengan masalah waktu lampau (kemarin, dulu, yang kohesi, Haliday dan Hasan (dalam lalu), waktu yang akan datang (besok, Saddhono, 2009: 29) membagi kohesi yang akan datang), netral (pagi, siang, menjadi dua jenis, yaitu kohesi malam, pukul 12), dan pengacuan gramatikal (gramatical cohesion) dan tempat dekat dengan penutur (sini, ini), kohesi leksikal (lexical cohesion). Lebih agak dekat (sini, itu), jauh (sana), lanjut, Halliday dan Hasan (dalam menunjuk secara eksplisit (Yogya, Solo). Suwandi, 2008: 121) menyatakan bahwa Pengacuan komparative yaitu secara garis besar peranti kohesi itu membandingkan dua hal atau lebih yang meliputi lima macam dan yang oleh mempunyai kemiripan dari segi bentuk, penulisnya kemudia dikelompokkan wujud, sifat, watak, perilaku, dan lain- menjadi empat kategori. Peranti kohesi lain (seperti, bagaikan, persis, sama tersebut meliputi: (1) pengacuan dengan, laksana (Saddhono dan I Dewa (reference), (2) penyulihan Putu Wijaya, 2011: 434). (substitution), (3) penghilangan (ellipsis), Suwandi (2011: 81) menjelaskan (4) konjungsi (conjunction), dan (5) bahwa makna gramatikal
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages16 Page
-
File Size-