35 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan Usaha

35 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan Usaha

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan Usaha kuliner Tahu Campur Cak Kahar ini diawali dari nenek Cak Kahar yakni Alm. Mbah Aminah di tahun 1960. Usaha kuliner tahu campur diteruskan oleh anak Mbah Aminah yaitu Bapak Abdul Sajad pada tahun 1980. Cak Kahar adalah anak dari Bapak Abdul Sajad yang melanjutkan dan membuat nama Usaha Kuliner Tahu Campur Cak Kahar pada tahun 1996. Kemudian pada tahun 2015, Andrean adalah anak dari Cak Kahar sebagai penerus generasi keempat. Resep masakan tahu campur merupakan warisan turun-temurun. Sejarah berdirinya usaha kuliner Tahu Campur Cak Kahar ini sama seperti yang diceritakan oleh Cak Kahar, “Jadi mbiyen taun 1960 iku dimulai karo Mbah Aminah, itu nenek saya. Dulu dodolane sek sewa tempat ning gang cilik seberang gedung presiden sana. Dodolan tahu campur sama bubur kacang ijo. Terus tahun 1980an iku ganti bapakku, Abdul Sajad tempat dodolane yo gak pindah. Terus tahun 1996 iku, aku mulai nerusno buka depot iki. Wes sempet pindah ping pindo, pertama pindah ning sebelahe Rawon Setan kono, terus baru pindah ning kene sing dinggoni saiki. Terus wes dilanjutno karo anakku, Andrean teko tahun 2015. Dari jaman Mbah Aminah sampe saiki sing diterusno turun-temurun resep tahu campure.” Perhitungan usaha kuliner Tahu Campur Cak Kahar sudah bertahan hingga empat generasi berasal dari resep tahu campur diperoleh dari generasi pertama yaitu Alm. Mbah Aminah yang dipertahankan hingga generasi keempat yaitu Andrean. Cara perhitungan usaha kuliner Tahu Campur Cak Kahar hingga empat generasi ini dinyatakan oleh Cak Kahar, “Empat generasi iki gak iso diitung teko nama depote ngono mas. Ngitunge kudu dari Mbah Aminah, soale resep tahu campur iki asale dari beliau. Nek ga onok resep iki kan yo gurung tentu iso dadi Depot Tahu Campur Cak Kahar.” Andrean mendukung penjelasan Cak Kahar dengan mengatakan, “Yo jelas diitung dari pendiri usahane Mbah Aminah sing gawe resep tahu campur, diturunkan ke anak, dari anak turun ke cucu, dari cucu turun ke cicit. Resepe sing enak tetep podo dan tetep dipertahano cita rasane. Nek ga onok resepe 35 Universitas Kristen Petra dari Mbah Aminah yo ga dadi Depot Tahu Campur Cak Kahar sing saiki mas.” Tahu Campur Cak Kahar merupakan sebuah bisnis keluarga jenis Family Business Enterprises (FBE) karena perusahaan dipegang oleh anggota keluarga secara turun-temurun dan belum pernah dipegang oleh diluar pihak keluarga. Penjelasan mengenai posisi Tahu Campur Cak Kahar yang dipegang oleh anggota keluarga secara turun-temurun dinyatakan oleh Cak Kahar, “soale turun temurun sing nyekel depot iki masih satu keluarga. Dari Mbah Aminah nenek saya, Abdul Sajad bapak saya, terus Mas Andrean juga anak kandung saya. Jadi, termasuk bisnis keluarga turun-temurun, durung pernah dicekel sama orang luar selain keluarga.” Pendapat Cak Kahar diperkuat oleh pendapat Andrean, “Iyo mas, bisnis keluarga soale kan sing dadi pimpinannya pihak dalam keluarga semua dari generasi satu sampai sekarang. Gak pernah dipindahtangankan ke orang lain atau ke temen lain, istilahe yo sing megang iku sek satu keturunan garis lurus.” Selain pemimpin perusahaan dipegang oleh anggota keluarga, tidak adanya kekhususan dalam manajemen juga merupakan ciri-ciri bisnis keluarga yang tercermin pada usaha kuliner Tahu Campur Cak Kahar. Tidak adanya kekhususan dalam manajemen terlihat dari pembagian kerja karyawan yang sama dan tidak ada pembagian job description yang spesifik antar karyawan. Pembagian kerja karyawan yang sama sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Cak Kahar, “Tahu Campur Cak Kahar iki ada 3 karyawan, pokoke wong 3 karyawan iki kerjo bareng, mulai teko kulaan bumbu-bumbu, masak lan nyiapno nang warung. Tugasku cuma ngawasi supoyo usaha iki lancar kebutuhane lan tetep apik, 3 karyawan iki mulai kerjo nang kene yo lumayan suwe, onok seng teko taon 2007, sampek 2011 jadi wes ngerti dewe penggawean.” Jawaban Cak Kahar mengenai pembagian tugas karyawan sejalan dengan pendapat Andrean, “…tiga karyawan iki kerjoe podo kabeh kerjasama mulai urusan tuku bumbu-bumbu sampe sak produksi iku masak- masake yo 3 karyawan iki sampe nyiap-nyiapno juga semua karyawan ikut.” Ciri-ciri bisnis keluarga yang tercermin pada usaha Tahu Campur Cak Kahar adalah keuangan usaha cenderung berbaur dengan keuangan keluarga. 36 Universitas Kristen Petra Pada usaha Tahu Campur Cak Kahar, uang hasil penjualan yang digunakan untuk kepentingan bisnis operasional dan kepentingan pribadi. Pembagian keuangan usaha Tahu Campur Cak Kahar terlihat dari hasil wawancara dengan Cak Kahar sebagai berikut, “ Jadi gini, setiap awal bulan uang masuk bulan lalu dibagi dadi 3 kelompok. Sing pertama digawe tuku bahan baku mbek bumbu rempah rempah (kulaan), digawe bayar pegawai, digawe bayar listrik, sewa tempat, air, ya pokoke biaya operasionale usaha iki. Sing kedua pemasukane digawe mangani awake dewe / digawe konsumsi…” 4.2 Profil Informan Informasi yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari informan penelitian. Penelitian memerlukan 11 orang informan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.1, Tabel 4.2, dan Tabel 4.3. Tabel 4.1 Profil Informan Penelitian (Pemilik Tahu Campur Cak Kahar) No Nama Informan Jenis Kelamin Jabatan 1 Cak Kahar Laki-laki Pemilik (Generasi Ketiga) 2 Andrean Laki-laki Pemilik (Generasi Keempat) Tabel 4.2 Profil Informan Penelitian (Karyawan Cak Kahar) No Nama Informan Jenis Kelamin Lama Kerja 1 Mas Agung Laki-laki 10 tahun 2 Mas Bagus Laki-laki 12 tahun 3 Mas Bayu Laki-laki 1 tahun 4 Mas Andi Laki-laki 1 tahun Tabel 4.3 Profil Informan Penelitian (Konsumen Cak Kahar) No Nama Informan Jenis Kelamin Usia 1 Yuli Perempuan 21 Tahun 2 Rizal Laki-laki 28 Tahun 3 Erna Perempuan 24 Tahun 4 Krisna Laki-laki 32 Tahun 5 Anton Laki-laki 25 Tahun 37 Universitas Kristen Petra 4.3 Analisis Mempertahankan Bisnis Keluarga Hingga Generasi Keempat pada Usaha Kuliner Tahu Campur Cak Kahar Surabaya Berikut ini adalah analisis bagaimana mempertahankan bisnis keluarga hingga generasi keempat pada usaha kuliner Tahu Campur Cak Kahar Surabaya. Analisis dilakukan dengan meninjau faktor internal dan faktor eksternal organisasi. Faktor internal ditinjau menggunakan 4 Manajemen Pilar Bisnis. Faktor eksternal ditinjau menggunakan 5 Kekuatan Persaingan Porter. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan penelitian diperoleh aggregate dimensions, first order category, dan second order themes yang menunjukkan upaya mempertahankan bisnis keluarga Cak Kahar (lihat Gambar 4.1). 4.3.1 Open Coding and Axial Coding : Aggregate Dimensions 4 Manajemen pada Pilar Bisnis Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada di dalam organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan khusus pada perusahaan. Lingkungan internal terdiri dari manajemen pada 4 pilar bisnis yaitu Manajemen Keuangan (Fahmi, 2013, p.2), Manajemen Pemasaran (Assauri, 2013, p.12), Manajemen Produksi dan Operasional (Assauri, 2013, p.19), dan Manajemen Sumber Daya Manusia (Mangkunegara, 2013, p.2). Second Order Themes: Manajemen Keuangan Pengelolaan keuangan dilakukan oleh pihak keluarga yaitu istri Cak Kahar. Pengalokasian keuangan dibagi menjadi tiga yaitu untuk biaya oeprasional bisnis, biaya pribadi, dan tabungan. Pengalokasian keuangan yang terbagi menjadi tiga ini sejalan dengan hasil wawancara dengan Cak Kahar, “Jadi gini, setiap awal bulan uang masuk bulan lalu dibagi dadi 3 kelompok. Sing pertama digawe tuku bahan baku mbek bumbu rempah rempah (kulaan), digawe bayar pegawai, digawe bayar listrik, sewa tempat, air, ya pokoke biaya operasionale usaha iki. Sing kedua pemasukane digawe mangani awake dewe / digawe konsumsi, sing ketiga nek sik ada sisa maneh yo ditabung…”. Pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan dialokasikan untuk: 38 Universitas Kristen Petra 1. Biaya Operasional Biaya operasional meliputi pembelian bahan baku, biaya listrik, biaya air, biaya gaji karyawan dan lain-lain. 2. Konsumsi Pribadi Konsumsi pribadi meliputi makan, mencukupi kebutuhan hidup keluarga sehari–hari. 3. Ditabung Tabungan yang disisihkan dari sebagian pemasukan digunakan untuk mengembangkan Usaha Kuliner Tahu Campur Cak Kahar. Dalam hal keuangan, Tahu Campur Cak Kahar memprioritaskan keuangan untuk operasional bisnis seperti yang dikemukakan oleh Cak Kahar dalam kutipan wawancara berikut ini, “…Duit sing wes digawe kulaan iki wes gaoleh digawe keperluan konsumsi sehari hari. Duit sing digawe konsumsi sehari – hari kudu cukup sakmono sebulan, gaoleh jupuk teko jatah kulaan.” Proporsi dari tiga alokasi keuangan paling banyak digunakan untuk biaya operasional bisnis, kemudian kedua terbanyak digunakan untuk konsumsi pribadi, dan paling sedikit untuk ditabung. Proporsi tiga alokasi keuangan ini sama seperti hasil wawancara yang dikatakan oleh Cak Kahar, “Sing penting yowes dibagi tiga, sing paling akeh digawe biaya kulaan karo operasional, terus digawe mangan awake dewe, sisane nek sik onok yo ditabung.” Gaji Cak Kahar sudah termasuk dalam biaya konsumsi pribadi yang meliputi makan, mencukupi kebutuhan hidup keluarga sehari–hari. Pernyataan mengenai gaji Cak Kahar ini didukung dari perkataan Cak Kahar, “Gajiku yo sama aja dengan duit sing ta gawe mangan , sing di gawe kebutuhan sehari-hari iku mau sing ta jupuk teko pemasukan.” Kemudian sisa dari pemakaian untuk biaya operasional bisnis, biaya pribadi akan ditabung yang digunakan untuk mengembangkan bisnis seperti membuka cabang seperti terlihat dari kutipan wawancara yang dikemukakan oleh Cak Kahar berikut ini, “Yo gawe ngembangno usaha kuliner iki maneh mas, sapa tahu nek wes ngumpul kan yo pengen buka cabang

View Full Text

Details

  • File Type
    pdf
  • Upload Time
    -
  • Content Languages
    English
  • Upload User
    Anonymous/Not logged-in
  • File Pages
    33 Page
  • File Size
    -

Download

Channel Download Status
Express Download Enable

Copyright

We respect the copyrights and intellectual property rights of all users. All uploaded documents are either original works of the uploader or authorized works of the rightful owners.

  • Not to be reproduced or distributed without explicit permission.
  • Not used for commercial purposes outside of approved use cases.
  • Not used to infringe on the rights of the original creators.
  • If you believe any content infringes your copyright, please contact us immediately.

Support

For help with questions, suggestions, or problems, please contact us