Lampiran 1 : Matriks Berita 1 : Kemelut Putri Mahkota SINTAKSIS Headline Lead Latar Informasi Kutipan Sumber Penutup Kemelut Putri Demi tahta Keraton Paragraf 1 – 4 : Paragraf 5 : Sehubungan dengan konflik Mahkota untuk Mangkubumi, Pemberian gelar “Tadinya Pembayun tidak pemberian gelar Sri Sultan bahkan Mangkubumi kepada masalah, tapi setelah ada Mangkubumi pada dirinya, Kemelut (KBBI) = menjual harta keraton Pembayun menyebabkan sabda raja, kami ada batas.” Pembayun memilih untuk keadaan yang genting walau hal tersebut beberapa aktivitasnya tidak berbicara apa – apa atau berbahaya. ditentang oleh menjadi terganggu dan Yudhaningrat, adik tiri Sri dengan alasan bahwa ini sebagian anggota membuat ia hubungannya Sultan. belum waktunya bagi dia keluarga keraton. dengan orang – orang untuk berbicara. sekitar semakin terbatasi. Paragraf 5 & 6 : Paragraf 11 : Sri Sultan mengeluarkan “Saya gemeteran sampai dua dawuh (sabda), tidak lihat Ngarso Dalem pemberian gelar sudah jalan turun. Dua hari Mangkubumi kepada saya tidak bisa tidur,” Pembayun serta akunya (Pembayun). 113 penggantian namanya. Kedua dawuh tersebut menyebabkan polemik. Paragraf 7 : Paragraf 12: Gelar Mangkubumi yang Ia (Pembayun) merasa nama disandang Pembayun Mangkubumi sangat berat menyebabkan konflik karena bermakna pemangku tahta keraton. adat kekuasaan. Paragraf 8 – 11 : Paragraf 13: Pemberian gelar tersebut Ia (Siti Sutiyah) mengaku membuat Pembayun semua penari pun tidak merasa terbeban dan selalu hadir, yang penting tertekan. mereka menekuni tarian dengan latihan sendiri. Paragraf 12 & 13 : Paragraf 14 : Gelar Mangkubumi “H-1 dan H-2 itu datang. bukanlah alasan mengapa Kalau beberapa hari Pembayun menghadiri itu memang sempat tidak latihan. rawuh (datang). Tapi, 114 menjelang pentas, tetap datang kok,” jelasnya. Paragraf 14 – 16 : Paragraf 17 : Prosesi Pemberian gelar “Itu memang kursi putri Mangkubumi pada mahkota itu. Sri Sultan ke-x Pembayun sama seperti ini sebelum dilantik duduk pemberian gelar untuk di situ juga, yag menyemati penerus tahta kesultanan bitang waktu itu Kanjeng Yogyakarta. Panembahan Purboyo, kakak Sri Sultan Hamengku Buwono IX” Gusti Bendoro Raden Ayu (GBRAy) Murdokusumo, kakak tiri Sri Sultan. Paragraf 17 – 19 : Paragraf 18: Sri Sultan telah Seluruh saudara Sri Sultan melakukan kesalahan, menganggap dua perintah memberikan gelar raja sudah salah kaprah Mangkubumi pada 115 seorang perempuan dan karena melanggar paugeran, mendegradasikan aturan adat tidak tertulis. gelarnya dengan mengganti namanya sendiri. Paragraf 20 – 21 : Sri Paragraf 19 : Sultan menjual tiga aset Lepasnya gelar pemimpin agar para pangeran tidak agama inilah yang menjadi mempermasalahkan unek – unek Yudhaningrat. sabda sultan. Ia menganggap Sri Sultan telah keluar dari paugeran raja – raja Yogyakarta selama ini Paragraf 22 – 24 : Paragraf 20 : Penjualan aset keraton “Sri Sultan tidak mau pakai memang ada, tapi tidak kekhalifahan, kemudian berhubungan dengan bergelar sendiri kemudian polemik tahta. Hubungan menentukan pilihannya pada Gusti Kanjeng Ratu 116 sultan dan kerabatnya Pembayun menjadi putra baik – baik saja. mahkota. Kita ini patriarkat,” tegasnya (Yudhaningrat) Paragraf 25 – 27 : Paragraf 21 : Pergantian nama Yudhaningrat menyebutkan Mangkubumi bukanlah tiga aset Keraton secara pasti menetapkan Yogyakarta telah dijual. Pembayun sebagai calon Aset tersebut antara lain penerus pertokoan Duta Merlin dan Bank Dagang Nasional Indonesia di Jakarta serta sebuah perusahaan di Bali. Paragraf 28 – 32 : Paragraf 22: sejumlah kerabat keraton Sumber majalah detik yang tergabung dalam menyebutkan penjualan ini dewan saudara tetap untuk menenangkat hati para menentang pemberian pangeran. Namun mereka gelar terhadap Pembayun tetap tidak terima sehingga 117 menolak sabda dan dawuh raja. Paragraf 33 – 34 : Paragraf 23 : Keberadaan dewan Kerabat keraton, saudara sudah ada sejak Pujoningrat, mengakui pengangkatan Sri Sultan penjulan dua aset ini. Hamengkubuwono IX, Namun sepengetahuannya, namun Sri Sultan sendiri hanya dua aset yang dijual menyangkal keberadaan sekitar dua tahun lalu, yakni dewan saudara tersebut. pertokoan duta merlin dan kompleks bank dagang nasioal Indonesia di Jakarta. “Kalau yang di Bali, saya tidak tahu,” akunya. Paragraf 35 : Pembayun Paragraf 24 : belum mau berbicara apa Pujoningrat menganggap – apa tentang polemik polemik keraton tidak tersebut. sebesar yang digembar – gemborkan. 118 Paragraf 25: “Ini tinggal disetujui oleh Sri Sultan. Selama ini, mereka selalu ikut rapat baik - baik” jelasnya. (Yudhaningrat). Paragraf 26 : Parentah Pengageng Keraton Yogyakarta Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Yudahadiningrat menganggap persoalan ini hanya salah paham saja. Menurutnya, perubahan nama Mangkubumi hanya perubahan nama, bukan soal jabatan putra mahkota. Paragraf 28 : 119 “Dawuh raja hanya kanetapale (menetapkan) pergantian nama Pembayun menjadi Mangkubumi, bukan menentukan putra mahkota. Mangkubumi itu nama biasa, bukan jabatan putra mahkota.” (Yudahadiningrat) Paragraf 31 : Hadi Suryo mengaku mendapat mandat untuk menjalin komunikasi antara Sri Sultan dan seluruh keluarga. 120 Paragraf 33 : “Dari dulu, sebelumnya sudah ada Dewan Saudara. Yang mengangkat beliau (Sir Sultan Hamengku Bawono X) kan Dewan Keluarga, bukan Sri Sultan Hamengkubuwono IX, lo, ya. Karena, Ngarso Dalem IX waktu itu sudah wafat, ” jelasnya (Hadi Suryo). Paragraf 34 : Menurutnya (Sri Sultan), Dewan Saudara tidak ada dalam struktur keraton. Paragraf 35 : Mangkubumi sendiri memilih tidak berkomentar atas polemik putra mahkota. 121 “Ora entuk nggege mongso (tidak boleh mendahului masanya),” jelasnya. SKRIP Paragraf Who What Where Why When How 1 Gusti Kanjeng Sudah berhari – Ndalem Persiapan perayaan Senin, 18 - Ratu Pembayun hari tidak latihan Yudhonegaran, ulang tahun ke-27 Mei 2015 menari kediaman pamannya Sri Sultan bertahta 2 Pembayun, Akan Acara perayaan ulang - - - membawakan tahun ke-27 Sri Sultan tarian wayang bertahta wong Yudhaningrat Adik tiri Sri Sultan - - - - Pejabat setingkat menteri urusan budaya di Keraton Yogyakarta 122 3 Yudhaningrat Mempersiapkan - - - Diadakan dua kali tari dan musik setiap pekan di untuk pentas kediamannya. 4 Pembayun Jarang latihan - Sri Sultan Kamis, 5 Mei Rutinitas latihan mengeluarkan 2015 mengendur dawuh tentang pemberian gelar Mangkubumi pada Pembayun. 5 Yudhaningrat Ada batasan antara Sri Sultan Pembayun dan mengeluarkan mereka dawuh tentang pemberian gelar Mangkubumi pada Pembayun 6 – 8 Sri Sultan Dua sabda raja - Adanya polemik Sri sultan mengganti Hamengkubuwo dari sabda raja nama beliau dan no X memberikan gelar 123 Mangkubumi pada Pembayun. 9 Pembayun Pemberian gelar Siti Hinggil Tidak menduga Pukul 07.30 Pemberian nama Mangkubumi bahwa namanya dilakukan dalam akan berganti waktu setengah jam 10 – 11 Pembayun Dua hari tidak bisa - Merasa gemetar - Disuruh berdiri tidur dan resah menghadap raja, lalu setelah pengucapan nama tuntas ia disuruh mundur dan duduk di kursi. Tidak terbersit pikiran tentang tahta. 12 Pembayun - - Nama - Merasa berat dengan mangkubumi menyandang nama bermakna tersebut pemangku adat kekuasaan. 124 13- 14 Siti Sutiyah Alasan - - - - ketidakhadiran Pembayun dalam latihan 15 – 17 Para pangeran Mempermasalahka - Prosesi pemberian - Pembayun duduk di keturunan Sri n pemberian gelar gelar dilakukan kursi putra mahkota Sultan tersebut seperti penobatan setelah pemberian Hamengku putra mahkota gelar Buwono IX 18 Seluruh saudara Mempermasalahka - Sultan dianggap - Nama beliau diganti Sri Sultan n dua sabda Sultan telah salah kaprah dengan dan melanggar menggunakan paugeran Bahasa Jawa biasa, serta melepaskan gelar pemimpin agama. 19 - 20 Yudhaningrat Mengeluarkan - Sultan telah keluar Sri sultan unek – unek dari paugeran raja melepaskan gelar tentang sri sultan – raja Yogyakarta pemimpin agama 125 dan mengarahkan pewarisan tahta pada perempuan 21 Saudara Sri Gelagat tidak - Tiga aset milik - Pertokoan Duta Sultan mengenakan soal keraton telah dijual Merlin, Bank penerus takhta Dagang Nasional Indonesia (BDNI) di Jakarta serta perusahaan di Bali. 22 Sumber Majalah - - Penjualan aset - Para pangeran tidak Detik keraton untuk terima dan tetap menenangkan hati menolak sabda raja. para pangeran. 23 Pujoningrat Penjualan aset - Mengakui adanya Dua tahun Hanya dua aset yang keraton penjualan tersebut lalu dijual. 24 – 25 Pujoningrat Polemik keraton - Sultan dan saudara - - bukan masalah serta anak – anak besar masih berhubungan baik 126 26 – 28 KRT Polemik keraton - Perubahan nama - Anak Sri Sultan Yudahadiningrat hanya salah paham bukan berarti Hamengkubuwono I menjadi penerus ada yang bernama tahta Mangkubumi tapi tidak menjadi putra mahkota. 29 - 30 - Sikap saudara Sri - - - Anak – anak dari istri Sultan masih keras pertama Sri Sultan menolak sabda dan Hamengkubuwono Dawuh raja IX menemui Sri Sultan Sri sultan Masih keukeuh - - - - dengan 31 – 33 pendapatnya Hadi Suryo - - Mendapat mandat - Mengumpulkan untuk menjalin keluarga lewat komunikasi dewan saudara. dengan sultan dan seluruh saudara 127 34 - Polemik masih - Sri Sultan - Dewan tidak ada di berbuntut panjang membantah struktur keraton keberadaan dewan saudara 35 Pembayun Tidak mau - Ia beralasan untuk berkomentar tidak mendahului masanya untuk berbicara. Tematik Bagian berita Koherensi Proposisi Parafraf 1 – 3 : deskripsi Penjelas Sudah berhari – hari Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pembayun tidak menghadiri latihan tari di Ndalem Pembayun bolos latihan tari. Yudhonegaran, Jalan Ibu Ruswo Nomor 35, Yogyakarta. Paragraf 4 - 5 : Eksposisi Sebab – akibat Pembayun awalnya rajin
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages129 Page
-
File Size-