Konflik Pemanfaatan Ruang Pariwisata Di Wilayah Pesisir Tanah Lot Bali

Konflik Pemanfaatan Ruang Pariwisata Di Wilayah Pesisir Tanah Lot Bali

PRANATACARA BHUMANDALA: Jurnal Riset Planologi 2[1]:65-77 e-ISSN: 2723-0457 KONFLIK PEMANFAATAN RUANG PARIWISATA DI WILAYAH PESISIR TANAH LOT BALI I Made Windhu Arisanjaya¹, Wahyudi Arimbawa2 Email: [email protected]¹, [email protected] Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Hindu Indonesia Abstract Studies on conflicts over the use of tourism space based on potentials and problems in the coastal area of Tanah Lot. The development of several sectors which are the main potential to be developed, namely the tourism sector, the agricultural sector, the economic sector which is a form of spatial use. From this development, of course, it involves various interest groups in the utilization of tourism space in the coastal area of Tanah Lot. From the various interest groups that exist, there will be competition between the interest groups and stakeholders, which is accompanied by negotiations. The purpose of this research is to understand in depth the conflicts related to the use of tourism space in the coastal area of Tanah Lot. In this study, using a qualitative method with a naturalistic approach to produce descriptive data in the form of written or spoken words of the person or object being observed. For the discussion and analysis of the data carried out inductively. In this study, observations were made to see directly the land use process that occurred in the coastal area of Tanah Lot. The theoretical basis which is used as an assumption in this observation is the zoning theory of spatial use, interest group theory, conflict theory, land use conversion theory, coastal area theory and tourism theory. From the results of this study it can be concluded as follows; The form of existing spatial use is dominated by rice fields, both still productive and unproductive rice fields. Unproductive rice fields are in the form of plantations. Spatial use conflicts that are very prominent are not in accordance with the Regional Regulation Number 16 of 2009 on the Province of Bali, concerning the RTRW of the Province of Bali. Keywords: conflict, spatial use, coastal area, tourism, Abstrak Studi tentang konflik pemanfaatan ruang wisata berdasarkan potensi dan masalah di wilayah pesisir Tanah Lot. Pengembangan beberapa sektor yang merupakan potensi utama untuk dikembangkan yakni sektor pariwisata, sektor pertanian, sektor ekonomi yang merupakan wujud dari pemanfaatan ruang. Dari pengembangan tersebut sudah tentu melibatkan berbagai kelompok kepentingan dalam pemanfaatan ruang pariwisata yang ada di wilayah pesisir Tanah Lot. Dari berbagai kelompok kepentingan yang ada akan menimbulkan terjadinya persaingan diantara kelompok kepentingan maupun para stakeholder, yang di dalamnya disertai dengan negoisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami secara mendalam terkait dengan konflik pemanfaatan ruang pariwisata di wilayah pesisir Tanah Lot. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan secara naturalistik untuk mengasilkan data deskriptif dalam bentuk kata-kata tertulis maupun lisan dai orang atau obyek yang diamati. Untuk pembahasan dan analisis data dilakukan secara induktif. Dalam penelitian ini pengamatan dilakukan untuk melihat langsung proses penggunaan lahan PRANATACARA BHUMANDALA - Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 | 65 https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/Pranatacara_Bhumandala I Made Windhu Arisanjaya, Wahyudi Arimbawa e-ISSN:2723-0457 yang terjadi di wilayah pesisir Tanah Lot. Landasan teori yang dijadikan asumsi dalam pengamatan ini adalah teori zonasi pemanfaatan Ruang, teori kelompok kepentingan, teori konflik, Teori alih fungsi lahan, teori kawasan pesisir dan teori pariwisata. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut; wujud pemanfaatan ruang yang ada didominasi oleh lahan persawahan baik yang masih produktif maupun lahan sawah tidak produktif. Lahan sawah tidak produktif berwujud lahan perkebunan. Konflik pemanfaatan ruang yang sangat menonjol yaitu tidak sesuai dengan Perda Nomor 16 Tahun 2009 Provinsi Bali, tentang RTRW Provinsi Bali. Kata Kunci: konflik, pemanfaatan ruang, wilayah pesisir, pariwisata. 1. Pendahuluan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil menyebutkan bahwa kawasan pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut. Indonesia sebagai negara kepulauan, memiliki panjang garis pantai kurang lebih sebesar 81.000 km. Hal ini menunjukan bahwa Indonesia memiliki kawasan pesisir yang sangat luas dengan banyak pantai yang menjadi potensi besar pada sektor pariwisata. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan Lebih lanjut, dalam Undang-Undang 10 tahun 2009 tersebut menjelaskan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Dewasa ini pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan bagi pemerintah untuk mendukung pembangunan nasional. Pariwisata saat ini terbukti mampu meningkatkan pendapatan daerah maupun pendapatan nasional. Pariwisata merupakan sektor yang dalam perkembangannya juga berdampak pada sektor-sektor industri lain disekitarnya. Sektor pariwisata adalah salah satu sektor yang memiliki kontribusi dalam penerimaan penyerapan tenaga kerja. Hal tersebut terjadi karena adanya permintaan wisatawan yang dating dengan demikian, kedatangan ke suatu daerah akan membuka peluang bagi masyarakat untuk membuka usaha sehingga peluang tersebut akan memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal untuk bekerja sehingga masyarakat akan memperoleh pendapatan dari pekerjaan tersebut (M.J. Projogo, 1997). Bali merupakan salah satu daerah memiliki potensi pariwisata yang cukup besar. Bali menjadi tujuan utama untuk berwisata bagi wisatawan baik wisatawan lokal maupun wisatawan internasional. Keindahan alam dan kebudayaan yang dimiliki Bali merupakan potensi utama yang menjadikan Bali sebagai tujuan untuk berwisata. Potensi pariwisata dimiliki Bali inilah yang mengakibatkan sektor pariwisata menjadi sektor utama yang dipriotaskan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat untuk dikembangkan di 66 | PRANATACARA BHUMANDALA - Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/Pranatacara_Bhumandala e-ISSN: 2723-0457 Konflik Pemanfaatan Ruang Pariwisata Di Wilayah Pesisir Tanah Lot, Bali. Bali. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Kedatangan wisatawan mancanegara ke Provinsi Bali Juli 2019 tercatat mencapai 604.493 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak 604.480 kunjungan, dan yang melalui pelabuhan laut sebanyak 13 kunjungan. Jumlah wisman ke Provinsi Bali pada bulan Juli 2019 naik setinggi 9,96 persen dibandingkan dengan catatan bulan Juni 2019. Salah satu daerah tujuan wisata yang menjadi andalan bagi pariwisata Bali yaitu Tanah Lot. Tanah lot merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Bali yang memiliki potensi periwisata yang cukup besar. Tanah lot merupakan daya Tarik wisata yang terletak di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Tanah lot merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata yang terletak kurang lebih 14 km kearah selatan dari pusat kota Tabanan dan berjarak kurang lebih 27 km dari Bandara Ngurah Rai. Tanah Lot merupakan pantai yang memiliki pemandangan matahari tenggelam yang indah, Selain pemandangan matahari tenggelam, pada daya Tarik wisata Tanah Lot terdapat dua Pura yang berada di atas bongkahan batu besar dan di atas tebing yang menjorok ke laut. Tanah Lot berasal dari kata “Tanah” yang artinya tanah dan “Lot” (Lod) yang artinya laut,sehinggaTanah Lot berati tanah yang berada di tengah laut. Pura Tanah Lot merupakan Pura Dang Khayangan yang memiliki radius kawasan tempat suci sekurang-kurangnya apeneleng alit setara dengan 2000 meter dari sisi luar tembok penyengker pura. Selain adanya aktivitas pariwisata dan adanya pura Dang Khayangan Tanah Lot, pada Kawasan Pesisir Tanah Lot terdapat pula aktivitas pertanian. Hal ini dapat dilihat dari masi adanya lahan pertanian yang masih aktif di kawasan pesisir Tanah Lot. Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 11 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Tabanan Tahun 2012- 2032, kawasan pesisir Tanah Lot termasuk dalam Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus (KDTWK) Tanah Lot. Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus, yang selanjutnya disebut KDTWK, adalah kawasan strategis pariwisata yang berada dalam geografis satu atau lebih wilayah administrasi desa/kelurahan yang didalamnya terdapat potensi daya Tarik wisata, aksesibilitas yang tinggi, ketersediaan fasilitas umum dan fasilitas wisata serta aktivitas sosial budaya masyarakat yang saling mendukung dalam perwujudan kepariwisataan. Namun, pengembangannya sangat dibatasi unutuk lebih diarahkan kepada upaya pelestarian budaya dan lingkungan hidup. Dalam RTRW Kabupaten Tabanan Tahun 2012- 2032, KDTWK Tanah Lot

View Full Text

Details

  • File Type
    pdf
  • Upload Time
    -
  • Content Languages
    English
  • Upload User
    Anonymous/Not logged-in
  • File Pages
    13 Page
  • File Size
    -

Download

Channel Download Status
Express Download Enable

Copyright

We respect the copyrights and intellectual property rights of all users. All uploaded documents are either original works of the uploader or authorized works of the rightful owners.

  • Not to be reproduced or distributed without explicit permission.
  • Not used for commercial purposes outside of approved use cases.
  • Not used to infringe on the rights of the original creators.
  • If you believe any content infringes your copyright, please contact us immediately.

Support

For help with questions, suggestions, or problems, please contact us