Pengaruh Parliamentary Threshold Terhadap Konfigurasi Partai Politik di DPR RI Pada Pemilihan Umum Tahun 2019 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Oleh: RIKY WAHYU RAMADHANI 160906022 Dosen Pembimbing: Dr. Tony P. Situmorang, M.Si DEPARTEMEN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2020 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan sesungguhnya bahwa : 1. Karya tulis ilmiah saya dalam bentuk Skripsi dengan Judul “Pengaruh Parliamentary Threshold Terhadap Konfigurasi Partai Politik di DPR RI Pada Pemilihan Umum Tahun 2019” adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapat gelar Akademik, baik di Universitas Sumatera Utara maupun di perguruan tinggi lain. 2. Skripsi ini murni gagagsan, rumusan, dan penelitian saya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain, kecuali arahan dari tim pembingbing dan penguji. 3. Di dalam Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali ditulis dengan cara menyebutkan pengarang dan mencamtumkannya pada daftar pustaka. 4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran di dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar telah diperoleh karena skripsi ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma dan ketentuan hukum yang berlaku Medan, 27 Januari 2020 Riky Wahyu Ramadhani NIM. 160906022 i UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK RIKY WAHYU RAMADHANI (160906022) Pengaruh Parliamentary Threshold Terhadap Konfigurasi Partai Politik di DPR RI Pada Pemilihan Umum Tahun 2019. Rincian isi skripsi, 167 halaman, 4 tabel, 2 buku, 5 peraturan perundang- undangan, 3 jurnal, 5 situs internet, dan 1 lampiran. ABSTRAK Penelitian ini mencoba menguraikan bagaimana hasil pemilihan umum serentak yang telah dilaksanakan pada 17 April 2019, lebih khusus penelitian ini mencoba menguraikan bagaimana hasil pemilihan umum legislatif nasional, yaitu DPR RI dan bagaimana konfigurasi yang terjadi pasca pemilihan umum tahun 2019. Pada lembaga DPR RI, dengan unsur masyarakat yang heterogen membuat sistem perwakilan yang dianut di Indonesia adalah sistem proporsional. Dimana setiap kekuatan politik di Indonesia yang berbentuk partai politik memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam pemerintahan dengan jumlah kuota kursi daerah pemilihan (dapil) yang telah disediakan pada setiap provinsi dengan metode penghitungan terbaru yaitu saint league. Adapun jumlah peserta pemilu yaitu 16 partai politik yang diantaranya adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Nasdem, Partai Gerakan Perubahan Indonesia (Garuda), Partai Berkarya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Namun, persoalan muncul ketika Indonesia mulai menerapkan sistem Parliamentary Threshold (ambang batas parlemen). Penerapan ini berlangsung sejak pemilihan umum tahun 2009 dengan angka 2.5% dan terus meningkat hingga angka tertinggi pada pemilihan umum terakhir yaitu pada tahun 2019 dengan angka 4% yang secara langsung berdampak pada berubahnya konfigurasi partai politik yang berada di DPR RI. Tercatat dari 16 partai politik peserta pemilihan umum tahun 2019 terdapat 3 partai politik yang menjadi salah satu pemenang daerah pemilihan (dapil) pada suatu provinsi dan mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan jatah kuota kursi yang disediakan pada dapil ii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tersebut. Hanya saja karena adanya regulasi parliamentary threshold membuat ketiga partai politik tersebut harus melenyapkan mimpinya untuk mendapatkan jatah kursi DPR RI, walaupun menjadi salah satu pemenang daerah pemilihan di suatu provinsi. Partai politik tersebut adalah Persatuan Indonesia (Perindo) menjadi salah satu pemenang Dapil 3 Provinsi Sumatera Utara, dan Dapil 2 Provinsi Nusa Tenggara Timur. Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang menjadi salah satu pemenang Dapil 2 dan 3 Provinsi DKI Jakarta, Dapil 1 Provinsi Jawa Timur, dan Dapil 3 Provinsi Banten. Dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) yang menjadi salah satu pemenang Dapil Provinsi Bali. iii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE RIKY WAHYU RAMADHANI (160906022) The Effect of The Parliamentary Threshold With The Configuration Political Parties in Indonesian Parliament In 2019 General Election. Content, 167 pages, 4 tables, 2 books, 5 regulation, 3 journal, 5 websites, and 1 attachment. ABSTRACT This research tries to describe the results of simultaneous general elections which have been carried out on April 17, 2019, more specifically this study tries to describe the results of national legislative elections, namely the DPR RI and how to regulate who reports the 2019 general elections. At the DPR RI, heterogeneous institutions make the representative system adopted in Indonesia is the proportional system. Where every political force in Indonesia that forms political parties has the same opportunity to improve governance with the number of electoral seats (electoral seats) that have been provided in each province with the latest calculation methods such as the Saint League. The number of participants in the election was 16 political parties issued were the Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Nasdem, Partai Gerakan Perubahan Indonesia (Garuda), Partai Berkarya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), andPartai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). However, complications arise at this time, Indonesia began to implement the Parliamentary Threshold system. This implementation has continued since the 2009 general elections with 2.5% and continues to increase until reaching the highest figure in 2019 with 4% which directly impacts on changes in regulating political choices in the Indonesian Parliament. Noted from 16 political parties contesting the general elections in 2019 There were 3 political parties that were one of the winners of regional elections (electoral districts) in each province and had the opportunity to get the quota of seats reserved in the electoral districts. Take it only because there are differences in the parliamentary threshold that makes the election of political parties must eliminate his dream to get a seat in the Indonesian Parliament. The political party is the Persatuan Indonesia (Perindo) to be one of the winners of Electoral District 3 of North Sumatra Province, and iv UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Electoral District 2 of East Nusa Tenggara Province. Partai Solidaritas Indonesia (PSI) which was one of the winners of the Electoral District 2 and 3 of DKI Jakarta Province, Electoral District 1 of East Java Province, and Electoral District 3 of Banten Province. And the Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), which was one of the winners of the Bali Province Electoral District. v UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahamat dan hidyah-Nya yang senantiasa dilimpahakan kepada penulis, sehingga bisa menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Parliamentary Threshold Terhadap Konfigurasi Partai Politik di DPR RI Pada Pemilihan Umum Tahun 2019” sebagai syarat untuk menyelesaiakan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Dalam penyusunan skripsi ini banyak hambatan serta rintangan yang penulis hadapi namun pada akhirnya dapat melaluinya berkat adanya bimbingan dan bantuan dari berbgai pihak baik secara moral maupu spiritual. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada: 1. Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 2. Dr. Tony P. Situmorang, M.Si Selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan selama penyusunan skripsi. 3. Drs. Zakaria, MSP, selaku dosen yang pernah saya ajak diskusi terkait skripsi. 4. Seluruh jajaran Dosen dan Staf Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. 5. Kedua orang tua beserta keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan selama proses pembuatan skripsi. viii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 6. Teman seangkatan saya di Departemen Ilmu Politik, Dwi Wulandari yang telah membantu saya dalam proses penyusunan skripsinya. 7. Teman-teman yang telah memberikan saya pinjaman laptop, M. Reza Firdaus Gultom, dan Elpiani Tanjung. 8. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu memberikan dukungan. Penulis mohon maaf atas segala kesalahan yang pernah dilakukan. Semoga skripsi ini dapat memberikan
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages197 Page
-
File Size-