Keanekaragaman Makrozoobentos Sebagai Bioindikator Kualitas Perairan

Keanekaragaman Makrozoobentos Sebagai Bioindikator Kualitas Perairan

SP002- 011 Gazali et al., Keanekaragaman Makrozoobentos sebagai Bioindikator Kualitas Perairan Keanekaragaman Makrozoobentos sebagai Bioindikator Kualitas Perairan Ranu Pani-Ranu Regulo di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Macrozoobenthos Biodiversity as Bioindicator of Water Quality in Ranu Pani-Ranu Regulo,Bromo Tengger Semeru National Park Achmad Gazali 1, Dwi Suheriyanto 2, Romaidi 3 1 Alumni Jurusan BiologiUIN Malang 2011 dan Alumni Pascasarjana Biologi UGM 2014 2 Laboratorium Ekologi Jurusan Biologi UIN Malang 3 Jurusan Biologi UIN Malang [email protected] Abstract: Ranu Pani and Ranu Regulo (2,200 masl) are lakesin Bromo Tengger Semeru National Park (TN.BTS) by area 1 ha and 0.7 5ha. Lakes were used for tourism,agriculture, live stock and fishing spot. Civil and visitors activities give an effect onwater quality. The study was conducted in February-June2011, the aim of study to determine the diversity of macrozoobenthos, to know the water quality by seen thebioindicators and physico-chemical factors. Samples were taken at each of the five observation stations by Ekman Dredge and by hand. Samples were identified and analyzed by Shannon – Winner diversity ('H) and Simpson dominance(D) indices. The results of study in Ranupani were consisted by 93 of Bulimidae, 14 of Hirudidae, 22 of Glossiphoniidae, 1 of Syrphidae, 1 of Gomphidae, 1 of Gammaridae and 3 of Coanagrionidae The results in Ranuregulo were consisted by50 of Coanagrionidae,5 of Asselidae and 5 of Aeshnidae. The diversity indices was higher in RanuPani (0,98) than Ranuregulo (0.57). The dominance in deces was lower in Ranu Pani (0.51) than Ranu Regulo (0.71). Water conditions based on bioindicator in Ranu Pani were classified as medium polluted–polluted.Water conditions in Ranu Regulo were polluted. The condition both ofwatersbased on'H was weight polluted. The analysis ofphysico-chemical factors (based on PP.No.82.year.2001 onWater Quality Standards) for measuringof pH, DO, BOD, COD, nitrate, TSS and TDS showed that the watersin Ranu Pani and Ranu Regulo included to class II and III(except Hatstation IV Ranu Regulo included to class IV and TSS at station II, IV, V waters Ranu Pani feasible for classIII). The Phosphate analysis showed that both of waters included to class III. Keywords: Macrozoobenthos biodiversity, Bioindicator, Quality, Lake 1. PENDAHULUAN Odum (1994) menjelaskan bahwa salah satu biota yang dapat digunakan sebagai parameter Air bersih diperlukan manusia untuk keperluan biologi dalam menentukan kondisi suatu perairan hidup sehari-hari seperti industri, kebersihan sanitasi adalah makrozoobentos. Perubahan kualitas air dan kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain substrat mempengaruhi kelimpahan dan sebagainya (Warlina, 2004). Danau berperan sebagai keanekaragaman makrozoobentos. Kelimpahan dan sumber cadangan air, menyerap dan menyimpan keanekaragaman ini bergantung pada toleransi dan kelebihan air dari daerah sekitarnya dan akan sensitifitasnya terhadap perubahan lingkungan yang dikeluarkan pada saat daerah sekitarnya kering, terdiri dari biotik dan abiotik. Kisaran toleransi dari mencegah terjadinya banjir, sumber energi, dan makrozoobentos terhadap lingkungan berbeda-beda sumber makanan nabati maupun hewani (Darojah, (Purnomo, 1989; Wilhm,1975 dalam Marsaulina, 2005). Ranu Pani dan Ranu Regulo merupakan 1994; Fachrul, 2007). Perairan yang berkualitas baik danau yang dijadikan tempat konservasi dan tempat biasanya memiliki keanekagaman jenis yang tinggi pariwisata yang diduga mengalami pencemaran dan sebaliknya pada perairan yang buruk atau akibat pembuangan limbah rumah tangga tercemar biasanya memiliki keanekaragaman jenis masyarakat di sekitar danau tersebut (Departemen yang rendah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui Kehutanan, 2009). keanekaragaman makrozoobentos, mengetahui 86 Pendidikan Biologi, Pendidikan Geografi, Pendidikan Sains, PKLH – FKIP UNS Gazali et al., Keanekaragaman Makrozoobentos sebagai Bioindikator Kualitas Perairan kualitas perairan dilihat dari bioindikator dan faktor Pengukuran faktor fisika - kimia () perairan fisika–kimianya. dilakukan dengan pengambilan sampel air dan substrat tanah bersamaan dengan pengambilan 2. METODE sampel makrozoobentos. Parameter fisika dan kimia yang diukur adalah suhu dengan termometer, Penelitian ini merupakan jenis penelitian diskriptif kecerahan dengan Cakram secchi, pH air pH meter. kuantitatif. Pengambilan data sampel menggunakan pengkuran kekeruhan dengan mengukur TSS dan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau TDS, DO, BOD, COD, kandungan bahan organik pengambilan sampel secara langsung pada lokasi substrat dasar, kandungan fosfat air, kandungan penelitian. Penelitian dilaksanakan pada nitrat air. bulanJanuari - Juni 2011 di perairan Ranu Pani dan Ranu Regulo Taman Nasional Bromo Tengger 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Semeru. Makrozoobentos diidentifikasi di Laboratorium Ekologi dan Laboratorium Optik, 3.1. Indeks Keanekaragaman dan Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Indeks Dominansi Makrozoobentos Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Nilai indeks keanekaragaman (‘H) dan indeks Alat yang digunakan adalah Ekman Dredge, dominansi (D) makrozoobentos yang tertangkap di pH meter, termometer, GPS, kamera digital, perairan Ranu Pani dan Ranu Regulo terangkum mikroskop stereo, meteran, alat penyaring, botol pada tabel berikut: sample, piringan secchi, baki plastik, buku identifikasi dari Edmonson (1959) dan Zwart (1995) Tabel 2. Perbandingan nilai indeks keanekaragaman dan dan peta dasar Taman Nasional Bromo Tengger indeks dominansi makrozoobentosdi Perairan Ranu Pani- Semeru.Bahan digunakan adalah formalin 4%, Ranu Regulo TN.BTS alkohol 70%, sampel makrozoobentos, sampel air dan substrat tanah. Studi pendahuluan dilaksanakan Indeks Keanekaragaman (H’) & Indeks pada bulan Februari 2011, bertujuan untuk N Pengamatan Dominansi (D) di o di menentukan 5 stasiun yang terdiri dari 3 substasiun R.Pani R.Regulo pengamatan pada masing-masing danau. Substasiun 1 H’ = D = terletak antara 1-3 meter dari garis tepi danau. ST I H’ = 0,73 D = 0,56 0,50 0,68 2 D = Pengambilan sampel secara acak terpilih (Purposive ST II H’ = 0,65 D = 0,54 H’ = 0,56 0,63 random sampling) pada siang hari dengan Ekman 3 D = Dredge dan dengan tangan secara langsung. Sampel ST III H’ = 0,38 D = 0,78 H’ = 0,00 1,00 4 D = dari substrat yang terdapat dalam Ekman Dredge ST IV H’ = 0,85 D = 0,51 H’ = 0,31 0,85 ditumpahkan ke dalam ember berisi air, kemudian 5 D = ST V H’ = 0,89 D = 0,54 H’ = 0,48 0,70 disaring dengan alat penyaringan 0.5 mm. Material 6 D = yang tertinggal disortir dan sampel dimasukkan ke Kumulatif H’ = 0,98 D = 0,51 H’ = 0,57 0,71 dalam botol berisi formalin 4% atau alkohol 70% dan diberi label. Sampel makrozoobentos dibawa Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui nilai ‘H ke laboratorium untuk diamati, spesies makrozoobentos di perairan Ranu Pani dan Ranu makrozoobentos yang ditemukan difoto dengan Regulo. Secara kumulasi dapat diketahui bahwa mikroskop stereo kemudian diidentifikasi dengan keanekaragaman makrozoobentos di perairan Ranu menggunakan buku acuan Edmonson (1959), Zwart Pani (0,98) lebih tinggi dibandingkan dengan di (1995) dan bantuan internet. Sampel yang sudah perairan Ranu Regulo (0,58). dikenali diidentifikasi di lapangan. Hasilnya Keanekaragaman jenis makrozoobentos dimasukkan ke dalam tabel perekam data dan di tertinggi di perairan Ranu Pani terdapat pada stasiun analisis dengan Indeks keanekaragaman Shannon- V (kawasan pendangkalan dan tempat masuknya Winner (‘H) dan indeks Dominansi Simpson (D). aliran air dari pemukiman penduduk) dan yang terendah terdapat pada stasiun III (kawasan Tabel 1.perekam data dermaga, dekat dengan hutan). Tingginya keanekaragaman di stasiun ini diduga karena banyak Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 bahan-bahan organik seperti limbah dan kotoran U U U U U U U U U U U yang masuk ke perairan bersamaan dengan aliran air U U U U U U U U U U U 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 dari rumah penduduk, sehingga mampu memenuhi ketersediaan makanan (Sugianto, 1994) bagi makrozoobentos yang toleran dengan lingkungan di Seminar Nasional Konservasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam 2015 87 Gazali et al., Keanekaragaman Makrozoobentos sebagai Bioindikator Kualitas Perairan stasiun V. Rendahnya keanekaragaman di stasiun III Pani dan Ranu Regulo Taman Nasional Bromo diduga karena di stasiun ini jarang ditemukan Tengger Semeru dapat dilihat pada table. aktifitas, sehingga menyebabkan kondisi air cenderung tetap dan tidak dapat mengundang Tabel 3. Nilai rata-rata parameter fisika-kimia yang diukur makrozoobentos lain untuk hadir di stasiun ini. pada masing-masing stasiun pengamatan di perairan Ranu Keanekaragaman jenis makrozoobentos Pani TN.BTS tertinggi di perairan Ranu Regulo terjadi di stasiun II (kawasan yang sering digunakan untuk Baku Paramet Pengamatan di mutu air N Rer memancing, dekat jalan masuk hutan) dan yang er kelas* o ata terendah di stasiun III (kawasan jarang ditemui Abiotik ST ST ST ST ST II III aktivitas dan dekat dengan hutan). Secara umum I II III IV V Suhu air 18, 18, 18, 17, 17, 18, - - famili yang di temukan di semua stasiun (kecuali 1 (0C) 80 60 80 70 90 36 satsiun IV) sama, tetapi jumlahnya yang berbeda kecerah 56, 53, 54, 56, 55, 54, - - sehingga hal itu yang menyebabkan nilai ‘H di 2 an (cm) 00 00 00 00 00 80 6,9 6,5 6,4 6,3 6,2 6,5 6 - 6 - stasiun II lebih tinggi. Meskipun lokasi stasiun 3 PH air 5 9 6 3 1 1 9 9 berbeda tetapi karakteristik perairan antar stasiun 4 3 relatif sama. Rendahnya nilai di stasiun III DO 5,2 5,1 5,2 5,3 5,1 5,2 ‘H 4 (mg/l) 7 6 3 2 9 3 diduga karena kondisi perairan pada stasiun ini 3 6 relatif tetap sebagai akibat dari jarangnya aktivitas BOD 2,4 2,8 2,7 3,3 1,7 2,6 5 (mg/l) 7 1 4 0 7 2 manusia, sehingga stasiun ini cenderung dihuni oleh COD 10, 11, 8,9 12, 10, 10, 25 50 makrozoobentos yang tetap. 6 (mg/l) 18 46 0 22 69 69 Menurut Sastrawijaya (2000), klasifikasi 0, 1 PO4 0,7 0,7 0,6 0,8 0,6 0,7 2 derajat pencemaran air berdasarkan indeks 7 (mg/l) 0 4 4 8 1 1 keanekaragaman dapat digolongkan sebagai berikut: 10 20 H’ > 2,0 : Tidak Tercemar NO3 1,1 1,2 1,0 1,3 0,9 1,1 8 (mg/l) 9 4 3 4 1 4 H’ = 1,6 .

View Full Text

Details

  • File Type
    pdf
  • Upload Time
    -
  • Content Languages
    English
  • Upload User
    Anonymous/Not logged-in
  • File Pages
    6 Page
  • File Size
    -

Download

Channel Download Status
Express Download Enable

Copyright

We respect the copyrights and intellectual property rights of all users. All uploaded documents are either original works of the uploader or authorized works of the rightful owners.

  • Not to be reproduced or distributed without explicit permission.
  • Not used for commercial purposes outside of approved use cases.
  • Not used to infringe on the rights of the original creators.
  • If you believe any content infringes your copyright, please contact us immediately.

Support

For help with questions, suggestions, or problems, please contact us