Kaum Profesional dan Pemerintahan yang Bersih: Pandangan Seorang Jurnalis Ignatius Haryanto Pengantar tantangan menghadang kaum profesional untuk meretas jalan menuju pemerintahan Kaum profesional sering disebut se- yang bersih. Tulisan ini sekedar bercerita bagai baglan dari kelas menengah atas bidang yang penulis geiuti, yaitu dunia yang.diharapkan untuk menjadi agen jurnaiistik, dimana di daiamnya juga terjadi perubahan. Pertanyaanya lalu ber- tarik-menarik antara para jurnalis (yang bunyl, apakah betui demikian? Lantas juga mungkin masuk sebagai kaum profesional) perlu dipertanyakan, perubahan terhadap dengan pemerintahan atau birokrasi yang apa? Mungkin terutama perubahan terha diandaikan tidakbersih. dap pemerintahan yang korup, sentralistis, pandai menggunakan kekerasan, serta Sepintas tentang Jurnalis pada masa mengabaikan aspirasi masyarakat luas. Awal Kemerdekaan Pendeknya dalam ikiim yang tidak demo- kratls, peran kaum profesional banyak dl- Mengapa seorang Mochtar Lubis akhir- harapkan bisa membuka kebekuan yang nya memilih dirinya untuk menjadi seorang ditimbulkan oleh sistem politik yang tidak wartawan, adaiah karena bujuk rayunya dari terbuka. Contoh yang sering disebut untuk senior wartawan kawak yang kemudian konteks Asia misalnya apa yang terjadi di menjadi saiah satu wakil presiden, Adam Korea Selatan. Malik. Waktu itu Adam Malik yang memim- Apakah tema in! hanya sekedar ha- pin kantor berita Antara, mengatakan sudah rapan belaka, ataukah sudah terlihat ada banyak orang yang berjuang untuk mem- gejala yang dapat disimpulkan sebagai mu- bela negeri ini dengan mengangkat bambu lai tumbuhnya kekuatan para profesional runcing tapi belum banyak orang yang ber- untuk menjadi kelompok penekan (pressure pikir bahwa pena pun menjadi senjata yang group) yang efektif kepada kekuasaan, agar tak kaiah ampuh dengan bambu runcing. kekuasaan mulai membuka dirinya dan Dari situ Mochtar Lubis pun akhirnya me- menjadi lebih popular di mata masyarakat- mutuskan untuk menjadi seorang wartawan nya. (Atmakusumah, 1992, 60). Tulisan ini tidak berpretensi iimiah un Mungkin ini kisah romantis yang digali tuk membahas di mana peiuang itu terbuka dari sejumiah generasi awai. Tokoh seperti untuk kaiangan profesional dan di mana Mochtar Lubis, BM DIah, Rosihan Anwar 18 UNISIA NO. 36/XXI/IV/1998 Topik: Kaum Profesional dan Pemerintahan yang Bersih, Ignatius Haryanto ataupun angkatan sebelumnya seperti Adi- memimpin Pikiran Rakyat dan Hatta me negoro, Parada Harahap, Tirtoadhisoerjo, mimpin Indonesia Merdeka di Belanda), dan Iain-Iain, turut mewamai sejarah jumalis masih melihat surat kabar sebagai salah di negeri inidengan segala pahit manisnya. satu komponen penting untuk mengisi infor- Menjadi wartawan adalah turut menjadi masi kepada masyarakat baru tersebut. pembela negeri, adalah idealisme yang Tak berlebihan jika suatu saat Mochtar dikobarkan oleh para jurnalis masa itu. Lubis pernah bercerita bahwa para jurnalis Boleh dikatakan juga bahwa sejumlah saat itu sangat dekat dengan presiden. Wa politikus Indonesia sejak awal abad 20, tak lau sudah menulis hal-hal yang kritis ten- lain dan tak bukan adalah seorang jurnalis, tang Sukarno atau kebljakan Sukarno atau atau setidaknya mereka memimpin suatu kebijakan Sukarno, presiden pertama Rl surat kabar ketika berjuang menuju Indo initak pernah lupa untuk mengundang war nesia merdeka. Bahwa sejumiah mahasis- tawan menghabiskan akhir minggu di istana wa sekolah kedokteran (Stovia) di awal 20 Bogor. Mochtar bahkan bercerita kalau me Itu juga dikenal sebagal jurnalis. Sebutlah reka amat mudah bertemu dengan presiden seperti Tjipto Mangunkuesoemo, TirtoAdhi- atau para menteri. Tidak perlu berhadapan soerjo dan Iain-Iain. dengan para ajudan atau sekretaris yang Posisi surat kabar itu memang me- akan menghalangi bila bertemu dengan mlliki peran penting yang tak dapat diting- para menteri tersebut. gaikan begitu saja pada tahun-tahun perta- Pengalaman tarik-menarik antara pers ma kemerdekaan. Sejumlah koran didirikan dengan birokrasi riegara baru terjadi pada setelah kepergian Jepang untuk menyuara- tahun 50-an, saat berlangsungnya masa kan kemerdekaan bangsa dan blasanya demokrasi konstitusionai. Sebenamya yang pendirinya adalah seorang politikus. saat itu terjadi adalah Imbas politik ideo- Posisi wartawan mendapat tempat logis yang juga terjadi dalam tubuh pers. yang tinggi di mata pemerintahan saat itu. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Pemerintahan republik yang masih muda pada masa tersebut, banyak pers mengam- usia, berharap agar para jurnalis ini bisa bil suatu partal politik sebagai afiliasinya, memberitakan bagaimana kemerdekaan dan kabinet yang berjalan pada tahun 50- mau dicapai dan dipertahankan dengan pro- an tersebut adalah kabinet yang banyak gram-program yang telah disiapkan sebe berganti tergantung dari dinamika politik lumnya. Tarik-menarik antara perang fisik yang terjadi. Satu kali kabinet dikuasai oleh dl satu sisi dan perlawanan yang dilakukan Partal Nasional Indonesia, kali lain dikuasai lewat diplomasi dl luar negeri dilakukan oleh Masyumi atau kabinet koalisi. De- dengan mengundang partisipasi penuh dari mikian jugalah pers yang mengkritik perne- para wartawan pada masa itu. Tiap kali rintahan saat itu pun berganti-ganti. Saat terjadi perundingan ke luar negeri, hingga Masyumi memimpin, koran dari Partal akhir tahun 1949, para jumalis awal menjadi Nasional Indonesia akan banyak mengkritik saksi sejarah terjadinya tarik menarik pihak kebijakan kabinet tersebut. Begitupun sekutu dengan para pemuda Indonesia un sebaliknya, jika PNI yang berkuasa. tuk merribuktikan bahwa para perriuda ini Namun pada masa Demokrasi Ter- sanggup untuk mendirikan suatu negara pimpin para jurnalis pun beroleh peng republik. alaman yang tidak cukup mengenakkan Sukarno Hattapun walau tidak lagi me dengan adanya sejumlah pembredeilan mimpin surat kabar sendiri (Sukarno duiu atau penutupan surat kabar yang mereka UNISIA NO. 36/XXI/IV/1998 19 Topik: Kaum Profesional dan Pemerintahan yang Bersih, Ignatius Haryanto alami sejak tahun 1957, saat Indonesia muncul, yaitu Jend Soeharto yang memulai diumumkan dalam keadan darurat perang karirnya sebagai panglima Kostrad lalu (Lihat pada Smith 1989). Puluhan surat ka- pemegang Supersemar, sekaligus kepala bar terkena tindakan represi dari pemerin Kopkamtib, dan akhirnya sebagai Presiden tahan ketika DemokrasI Konstitusional ber- dalam Sidang Umum tahun 1969, maka henti berjalan dan dianggap tidak pantas muncul harapan bahwa masa yang baru untuk diteruskan, dan diambil alih oleh Su akan lebih baik daripada masa sebelumnya. karno dan ABRI. Indonesiapun masuk da Banyak orang yang belum apa-apa lam era Demokrasi Terpimpin. Kekuasaan sudah memberikan dukungan moral yang terpusat pada presiden diberlakukan, kem- demikian hebat kepeda pemerintahan yang bali pada UUD 45 itulah artinya, presiden muda usia, dan masih belum diuji dalam adalah penguasatertinggi perang, Panglima saat mengatasi krisis ekonomi dn politik Besar Revolusi dan berbagai sebutan lain- saat itu. Orang seperti Mochtar Lubis yang nya. dibebaskan dari penjara tahun 1968 (setelah 10 tahun mendekam di dalamnya) misalnya dalam edisi pertama koran Indonesia Raya Konstruksi Hubungan Pers dan Pe- periode kedua masa hidupnya menulis ta- merintah pada Masa Orde Baru juk rencana yang demikian menyokong pe Pada masa peralihan kekuasaan pada merintahan yang baru; tahun 1965-66 jugaditandai dengan kela- Harian ini memberikan dukungannya pa hiran sejumlah pers generasi baru, baik ko- da pemerintah Suharto dan akan mem ran yang dibentuksebelum terjadi peralihan berikan sumbangan sebesar murigkin kekuasaan seperti Kompas, Sinar Harapan- menciptakan ikiim yang sehat dan kons- maupun Angkatan Bersenjata atau Berita truktif di negeri kita, agar program-pro- Yudha. Dan sejumlah koran yang dulunya gram pembangunan ekonominya untuk sempat ditutup pada masa Demokrasi Ter kemakmuran rakyat yang merata dan adil pimpin, akhirnya kembaii terbit. Bisa di- mendapat sukses sebesar mungkin. sebut di sini adalah koran seperti Indone Akan tetapi kami juga akan memberikan kritik-kritikdimana dan apabila kami ang- sia Raya, Pedoman dll. Sejumlah koran gap perlu dengan tujuan senantiasa su- mahasiswa pun tampil ke permukaan, se paya pemerintah kita yang sekarang, perti mingguan Mahasiswa Indonesia di pimpinan nasional kita yang baru, ber- Bandung, Harian KAMI di Jakarta dan be- hasil dalam tugas berat mereka memper- berapa pemilik kampus masing-masing. baiki kehancuran dan kerusakan di se- Beberapa orang masih percaya bahwa gala bidang penghidupan bangsa kita yang disebut antara tahun 1966-74 adalah yang telah ditimbulkan oleh bekas regim masa bulan madu antara pers dan peme Sukarno. rintahan Orde Baru. Saya menilainya agak Kami akan bekerja menyadarkan penda- lain. Buat saya konstruksinya saat itu ada pat umum rakyat kita pada kenyataan lah pers dan kekuasaan yang baru memiiiki bahwa pekerjaan yang berat itu akan me- minta waktu yang cukup lama, akan me- kepentingan yang sama pada masa per minta disiplin nasional yang tinggi, rasa alihan kekuasaan tersebut. Sejumlah eks- tanggung jawab sosial dan nasional yang ponen pers juga turut dalam aktivltas politik sebesar-besarnya, kerja keras dan peng- menentang pengaruh komunis yang lebih abdian yang seluhur-Iuhurnya dari setiap besar ataupun kebencian yang ditujukan kita, pemimpin atau rakyat umum. Keha- kepada Sukarno. Ketika penguasa baru diran Indonesia Raya adalah juga per- 20 UNISIA NO. 36/XXI/IV/1998 Topiki'Kaum Profesional dan Pemerintahan yang Bersih, Ignatius Haryanto
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages12 Page
-
File Size-