Konstruksi Kelembagaan Perwakilan Dalam Pelaksanaan Asas Kedaulatan Rakyat

Konstruksi Kelembagaan Perwakilan Dalam Pelaksanaan Asas Kedaulatan Rakyat

SASI Volume 24 Nomor 1, Januari - Juni 2018: hal. 73 - 83 Fakultas Hukum Universitas Pattimura p-ISSN: 1693-0061 | e-ISSN: 2614-2961 Konstruksi Kelembagaan Perwakilan Dalam Pelaksanaan Asas Kedaulatan Rakyat Sherlock Halmes Lekipiouw Fakultas Hukum Universitas Pattimura, Ambon, Indonesia E-mail: [email protected] Abstract: Constitutionalism is not just a matter of dismantling pairs of texts and their institutions through the constitution, but rather as a leap of critical thinking and concrete actions to provide assurance of social welfare rights as basic rights of citizens who cannot be neglected at all by the organizers of power. That is one way to interpret constitutional theory and law to be more substantive, dignified and grounded for all citizens. Keywords: Institutional Construction, Representation, People's Sovereignty. A. PENDAHULUAN. ketatanegaraa1. Basis pokok berlakunya konstitusi adalah adanya kesepakatan Perdebatan mengenai wacana umum atau persetujuan (consensus) di konstitusi dewasa ini sesungguhnya antara mayoritas rakyat mengenai dipengaruhi pula oleh sejumlah konteks bangunan yang diidealkan berkenaan sosial politik di Indonesia pasca Soeharto. dengan negara. Organisasi negara itu Konteks sosial politik sebagai pemantik diperlukan oleh warga masyarakat politik perdebatan-perdebatan itu adalah proses agar kepentingan mereka bersama dapat pergeseran kekuasaan dan ketatanegaraan, dilindungi atau dipromosikan melalui perubahan undang - undang dasar, serta pembentukan dan penggunaan desakan publik yang begitu kuat di mekanisme yang disebut negara2. tengah eforia reformasi. Tentu, perdebatan - perdebatan tersebut menggiring pada disain-disain 1 Lihat tulisan Ellydar Chaidir, Teori paradigmatik yang sangat besar Konstitusi Dalam Prespektif Hukum Kritis,Total Media, Yogyakarta, 2007, Jimly assidiqie, mempengaruhi politik hukum perubahan Konstitusi & Konstitusionalisme Indonesia. Edisi konstitusi. Seiring dengan perubahan Revisi. Jakarta: Konstitusi Press, 2005. dan tersebut telah banyak melahirkan Gagasan Kedaulatan Rakyat dalam Konstitusi sejumlah pemikiran - pemikiran baru dan Pelaksanaannya di Indonesia. Jakarta: Ichtiar maupun alternatif terhadap objek studi Baru-van Hoeve, 1994. 2 William G. Andrews, misalnya, dalam bukunya Constitutions and Constitutionalism, 3rd edition, menyatakan: “The members of a political 73 | SASI Vol. 2 4 No. 1, Januari - J u n i 2 0 1 8 Dalam perkembangan kehidupan jumlah materi muatan UUD 1945 bernegara, konstitusi menempati posisi seluruhnya mencakup 199 butir ketentuan. yang sangat penting. Pengertian dan Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa materi muatan konstitusi senantiasa meskipun namanya tetap merupakan berkembang seiring dengan UUD 1945, tetapi dari sudut isinya UUD perkembangan peradaban manusia dan 1945 pasca Perubahan Keempat tahun organisasi kenegaraan. Dengan meneliti 2002 sekarang ini sudah dapat dikatakan dan mengkaji konstitusi, dapat diketahui merupakan Konstitusi baru sama sekali prinsip-prinsip dasar kehidupan bersama dengan nama resmi “Undang-Undang dan penyelenggaraan negara serta Dasar Negara Republik Indonesia Tahun struktur organisasi suatu negara tertentu. 1945 (UUD NRI Tahun 1945) 3 . Bahkan nilai-nilai konstitusi dapat Sehubungan dengan itu penting disadai dikatakan mewakili tingkat peradaban bahwa sistem ketatanegaraan Indonesia suatu bangsa. Kajian tentang konstitusi setelah Perubahan Keempat UUD 1945 semakin penting dalam negara-negara itu telah mengalami modern saat ini yang pada umumnya perubahan-perubahan yang sangat menyatakan diri sebagai negara mendasar. Perubahan - perubahan itu juga konstitusional, baik demokrasi mempengaruhi struktur dan mekanisme konstitusional maupun monarki structural organ-organ negara Republik konstitusional. Konstitusi tidak lagi Indonesia yang tidak dapat lagi dijelaskan sekedar istilah untuk menyebut suatu menurut cara berpikir lama. Banyak dokumen hukum, tetapi menjadi suatu pokok-pokok pikiran baru yang paham tentang prinsip-prinsip dasar diadopsikan ke dalam kerangka UUD penyelenggaraan negara 1945 itu, diantaranya adalah (a) (konstitusionalisme) yang dianut hampir penegasan dianutnya citademokrasi dan di semua negara, termasuk negara-negara nomokrasi secara sekaligus dan saling yang tidak memiliki konstitusi sebagai melengkapi secara komplamenter; (b) dokumen hukum tertulis serta yang pemisahan kekuasaan dan prinsip “checks menempatkan supremasi kekuasaan pada and balances’ (c) pemurnian sistem parlemen sebagai wujud kedaulatan pemerintah presidential; dan (d) rakyat pengeuatan cita persatuan dan keragaman Sebagaimana diketahui, dalam wadah Negara Kesatuan Republik Undang-Undang dasar 1945 telah Indonesia. Hal ini sejalan pula susbtansi mengalami perubahan-perubahan konstitusionalisme, dimana tujuan atau mendasar sejak dari Perubahan Pertama cita-cita bersama merupakan falsafah pada tahun 1999 sampai ke Perubahan kenegaraan atau staatsidee (cita negara) Keempat pada tahun 2002. Perubahan - perubahan ituj juga meliputi materi yang 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik sangat banyak, sehingga mencakup lebih Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun 1945) dari 3 kali lipat jumlah materi muatan asli yang merupakan landasan konstitusional UUD 1945. Jika naskah asli UUD 1945 penyelenggaraan negara, dalam waktu relatif berisi 71 butir ketentuan, maka setelah singkat (1999-2002), telah mengalami 4 (empat) kali perubahan. Dengan berlakunya amandemen empat kali mengalami perubahan, kini UUD NRI Tahun 1945, telah terjadi perubahan dalam pengelolaan pembangunan, yaitu (1) penguatan kedudukan lembaga legislatif dalam community have, bu definition, common interests penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja which they seek to promote or protect through the Negara (APBN); (2) ditiadakannya Garis-garis creation and use of the compulsory political Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai pedoman mechanisms we call the State”, (New Jersey: Van penyusunan rencana pembangunan Nasional; dan Nostrand Company, 1968), hal. 9. Lebih lanjut (3) diperkuatnya Otonomi Daerah dan lihat Jimly Assidiqie, Gagasan dasar tetang desentralisasi pemerintahan dalam Negara konstitusi dan Mahkamah Konstitusi, h, 12 Kesatuan Republik Indonesia. 74 | SASI Vol. 2 4 No. 1, Januari - J u n i 2 0 1 8 yang berfungsi sebagai filosofische kedua disebut “Dewan Perwakilan grondslag atau common platforms atau Daerah (DPD)” 4 . Namun demikian, kalimatun sawa di antara sesama warga setelah perubahan Keempat UUD NRI masyarakat dalam konteks kehidupan Tahun 1945, keberadaan MPR yang bernegara. selama ini disebut sebagai lembaga Dasar filsosofis di Indonesia adalah tertinggi negara itu memang telah Pancasila serta perwujudan empat tujuan mengalami perubahan yang sangat atau cita-cita ideal bernegara yang mendasar, akan tetapi keberadaannya disebutkan dalam alinea ke-4 Pembukaan tetap ada sehingga sistem yang kita anut UUD 1945. Ketiga kesepakatan tersebut tidak dapat disebut sistem bikameral melengkapi inti yang menyangkut prinsip ataupun satu kamar, melainkan sistem pengaturan dan pembatasan kekuasaan, tiga kamar (trikameralisme). yaitu: (i) the general goals of society or Sehubungan dengan itu penting general acceptance of the same disadai bahwa sistem ketatanegaraan philosophy of government (kesepakatan Indonesia setelah Perubahan Keempat tentang tujuan atau cita-cita bersama UUD NRI Tahun 1945 itu telah tentang pemerintahan); (ii) the rule of law mengalami perubahan-perubahan yang or the basis of government (kesepakatan sangat mendasar. Perubahan-perubahan tentang negara hukum sebagai landasan itu juga mempengaruhi struktur dan pemerintahan atau penyelenggara negara); mekanisme struktural organ-organ negara (iii) the form of institutions and Republik Indonesia yang tidak dapat lagi procedures (kesepakatan tentang bentuk dijelaskan menurut cara berpikir lama5. institusi-institusi dan prosedur-prosedur ketatanegaraan). Setelah berhasil 4 Sebagai perbandingan, prinsip yang melakukan perubahan konstitusional, sama dapat kita temukan dalam konstitusi tahapan selanjutnya yang harus dilakukan Amerika Serikat yang mementukan bahwa semua adalah pelaksanaan UUD 1945 yang telah kekuasaan legislatif ada di Kongres yang terdiri atas ‘The House of Representatives and Senate’. diubah tersebut. Pelaksanaan UUD 1945 Memang, anggota senat bisa disebut Senator harus dilakukan mulai dari konsolidasi sedangkan anggota Dewan Perwakilan Rakyat norma hukum hingga dalam praktik atau ‘House of Representatives’ biasa disebut kehidupan berbangsa dan bernegara. ‘Congressman’. Akan tetapi, sesungguhnya, baik Sebagai hukum dasar, UUD 1945 harus anggota Senat maupun anggota DPR Amerika Serikat itu sama-sama merupakan anggota menjadi acuan dasar sehingga Kongres . Akan halnya nanti dengan anggota benar-benar hidup dan berkembang Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan dalam penyelenggaraan negara dan Perwakilan Daerah, pada hakikatnya mereka kehidupan warga negara (the living adalah anggota MPR, tetapi secara sendiri-sendiri constitution). mereka juga dapat dibedakan antara anggota DPR atau anggota DPD. Demikian pula dalam konstitusi Kerajaan Belanda dikatakan bahwa kekuasaan legislatif berada di ‘Staten Generaal’ B. PEMBAHASAN yang terdiri atas “Eerste Kamer en Tweede Kamer”. Keanggotaan dalam masing-masing 1. MRP RI Pasca Perubahan UUD kamar parlemen Belanda ini tidaklah mengurangi NRI Tahun 1945 pengertian bahwa pada hakikatnya mereka juga anggota ‘Staten Generaal’ Lihat Jimly Assidiqie, Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Semula Majelis Permusyawaratan Pasca Reformasi, Jakarta: Setjen

View Full Text

Details

  • File Type
    pdf
  • Upload Time
    -
  • Content Languages
    English
  • Upload User
    Anonymous/Not logged-in
  • File Pages
    11 Page
  • File Size
    -

Download

Channel Download Status
Express Download Enable

Copyright

We respect the copyrights and intellectual property rights of all users. All uploaded documents are either original works of the uploader or authorized works of the rightful owners.

  • Not to be reproduced or distributed without explicit permission.
  • Not used for commercial purposes outside of approved use cases.
  • Not used to infringe on the rights of the original creators.
  • If you believe any content infringes your copyright, please contact us immediately.

Support

For help with questions, suggestions, or problems, please contact us