BAB III BLACK LIVES MATTER SEBAGAI GERAKAN SOSIAL BARU Pada 13 Juli 2013, Patrisse Cullors, Alicia Garza, dan Opal Tometi memposting #BlackLivesMatter di media sosial Twitter. Tagar ini diciptakan pada awalnya untuk memprotetes pembebasan George Zimmerman dalam kasus tewasnya Trayvon Martin. Gerakan ini menjadi lebih besar ketika kasus pembunuhan Michael Brown pada tahun 2014. Setelah itu, gerakan BLM telah berkembang menjadi jaringan organisasi akar rumput yang berada di lebih dari 30 kota di Amerika dan 4 kota di luar negeri.88 Perkembangan gerakan Black Lives Matter (BLM) dapat diidentifikasikan menjadi sebuah gerakan sosial baru dalam menganalisis berbagai aspek yang ada. Gerakan Black Lives Matter dapat berkembang menjadi sebuah gerakan sosial baru karena pertama tujuan dari gerakan Black Lives Matter mengenai anti rasisme. Kedua model taktik dan pengorganisasian gerakan BLM mengesampingkan model pengorganisasian serikat buruh industri dan model politik kepartaian. Dalam menggunakan model taktik, gerakan ini mengikuti dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman informasi. Gerakan BLM pun lebih memilih memakai pendekatan horizontal dalam gaya kepemimpinan.89 Gerakan ini pun bersifat kebih longgar. BLM pun menerapkan taktik yang disruptif dan menggunakan media 88 Alvin B. Tillery, “What Kind of Movement Is Black Lives Matter? The View from Twitter,” The Journal of Race, Ethnicity, and Politics 4, no. 2 (2019): 297–323, https://doi.org/10.1017/rep.2019.17. hal, hal 299 89 Ryan W. Miller, Black Lives Matter: A Primer on what it is and what it stands for diakses dalam https://www.usatoday.com/story/news/nation/2016/07/11/black-lives-matter-what-what- stands/86963292/ (02 November 2019) 46 sosial dalam memobilasisi opini pubik terkait kasus rasisme.90 Ketiga, para aktor dalam gerakan BLM berasal dari kelas-kelas yang berbeda dan terakhir aksi-aksi dalam GSB pun melintasi batas-batas wilayah yang dari local hingga internasional. Berikut ini merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai pengidentifikasian gerakan Black Lives Matter sebagai gerakan sosial baru. 3.1 Tujuan Black Lives Matter Salah satu pendiri gerakan ini, Alicia Garza mengatakan bahwa Black Lives Matter merupakan ideologi dan suatu intervensi politik di dunia dimana kehidupan orang hitam sistematis dan sengaja ditargetkan untuk kematian.91 Black Lives Matter hadir sebagai upaya untuk menghilangkan sekat yang ada antara orang kulit hitam dan orang kulit putih di Amerika Serikat. Dengan menghilangkan sekat itu, Black Lives Matter mempunyai beberapa tujusn yang juga tidak hanya terfokus hanya pada anti rasisme melainkan juga ke aspek ekonomi. Yang pertama adalah “End The War On Black People”.92 BLM ingin menghentikan perlakuan yang tidak sama kepada orang kulit hitam. BLM ini segera mengakhiri kriminalisasi dan dehumanisasi kepada pemuda kulit hitam di semua bidang termasuk sistem peradilan, pendidikan negara, lembaga pelayanan sosial, dan media. Hal ini juga termasuk mengakhiri kebijakan sekolah tanpa toleransi dan penangkapan siswa, penempatan polisi dari sekolah, dan realokasi dana dari polisi.93 90 Angela Marie Bonfiglio, “On Being Disrupted: Youth Work and Black Lives Matter,” Journal of Youth Development 12, no. 1 (2017): 108–25, https://doi.org/10.5195/jyd.2017.487. hal 108 91 Chantal Pierat, Freedom Dreamer: Alicia Garza of Black Lives Matter diaksess dalam https://emergingwomen.com/freedom-dreamer-alicia-garza-of-black-lives-matter/ 92 Black Lives Matter, End The War On Black People diakses dari https://policy.m4bl.org/end-war- on-black-people/ (03 November 2019) 93 Ibid., 47 BLM juga ingin Mengakhiri Perang terhadap Orang-Orang Transgender yang berkulit hitam, queer dan keseteraan Gender, Termasuk perlindungan Hak Sipil Anti-Diskriminasi untuk Memastikan Akses Penuh terhadap pekerjaan, kesehatan, perumahan dan pendidikan94. Kemudian aspek yang kedua adalah “Economic Justice”. Di dalam aspek “Economic Justice” BLM menuntut keadilan ekonomi untuk semua dan merekonstruksi ekonomi untuk menjamin komunitas kulit hitam dapat memiliki kepemilikan kolektif bukan sekedar akses. BLM menginginkan investasi di bidang kesehatan dan keselamatan dari orang kulit hitam, daripada investasi dibidang kriminalitas, caging, dan yang dapat mencelakai orang kulit hitam. BLM juga bertujuan ingin merestrukturisasi semua kode pajak yang ada di Amerika Serikat untuk menjamin kesejahteraan yang berkelanjutan.95 Selanjutnya aspek yang ketiga adalah “Political Power”. BLM mengingkan adanya kemampuan untuk menentukan nasibnya sendiri didalam bidang politik. Mereka menyuarakan bahwas harus adanya rekonstruksi di sistem politik negara, dengan demikian orang kulit hitam dapat menggunakan kekuatan politiknya secara penuh. 94 Ibid., 95 Black Lives Matter, Economic Justice diakses dari https://policy.m4bl.org/economic-justice/ (03 November 2019) 48 3.2 Tuntutan atau Kampanye Black Lives Matter Aksi yang dilakukan gerakan Black Lives Matter saat di Missouri pada tanggal 30 Agustus 2014 mengajukan beberapa tuntutan terhadap pemerintah. Tuntutan tersebut meliputi96: 1. Mencari keadilan untuk keluarga Brown dengan mengajukan petisi untuk penangkapan langsung petugas Darren Wilson dan pemecatan jaksa penuntut wilayah Robert McCullough. 2. Membantu mengembangkan jaringan organisasi dan mengadvokasi untuk membentuk kebijakan nasional yang secara khusus bertujuan memperbaiki pola sistematis kekerasan penegakan hukum anti-kulit hitam di AS 3. Menuntut, melalui jaringan, bahwa pemerintah federal menghentikan pasokan persenjataan dan peralatan militernya kepada penegak hukum setempat. 4. Memints jaksa agung AS Eric Holder untuk membetikan nama-nama semua petugas yang terlibat dalam pembunuhan orang kulit hitam dalam lima tahun terakhir, baik saat sedang berpatroli dan dalam tahanan, sehingga mereka dapat dibawa ke pengadilan. Para aktivis Black Lives Matter seperti Mckensson, Elzie, Sinyangwe dan Packnett juga membuat suatu kampanye yang dinamakan Campaign Zero¸suatu 96 German Lopez, What were the 2014 Ferguson protests about? Diaksesn dalam https://www.vox.com/2015/5/31/17937764/ferguson-missouri-protests-2014-michael-brown- police-shooting (15 November 2019) 49 bentuk kampanye yang berbicara tentang mengurangi kekerasan yang dilakukan oleh polisi, terutama kepada orang kulit berwarna.97 Berikut ini merupakan beberapa isi dari Campaign Zero98: 1. End broken windows policing. Ini mengacu pada cara pihak kepolisian yang melakukan tindakan seperti race profiling maupun stop and frisk.99 Dalam praktiknya, hal ini sangat berdampak pada kelompok minoritas. Salah satu kota yang memiliki banyak kasus stop and frisk ini ialah New York. Dalam beberapa tahun terakhir lebih dari 50% orang kulit hitam di berhentikan oleh pihak kepolisian dan sebanyak 80% lebih kejadian ini salah tangkap.100. 2. Community oversight. Ketika seorang petugas polisi melakukan pelanggaran, organisasi yang paling mungkin menyelidiki situasi ini adalah departemen kepolisian tempat petugas tersebut berasal. Campaign Zero mengusulkan menambahkan lebih banyak pengawasan masyarakat terhadap polisi dengan membuatnya lebih mudah bagi warga negara untuk mengajukan keluhan. 3. Limit Use of Force. Campaign Zero mengusulkan otorisasi kekuatan maut hanya jika ada ancaman yang benar-benar mengancam petugas atau nyawa orang lain, dan penggunaan kekuatan sangat dibutuhkan untuk melindungi kehidupan. Ini juga mengusulkan perubahan kebijakan polisi, termasuk pelaporan dan penggunaan standar kekuatan. 97 Campaign Zero, The Campaign diakses dalam https://www.joincampaignzero.org (12 November 2019) 98 Ibid. 100 New York Civil Liberties Union, Annual Stop-and-Frisk Data diakses dalam https://www.nyclu.org/en/stop-and-frisk-data (13 November 2019) 50 4. Independently investigate and prosecute. Setelah penembakan oleh polisi, penyelidikan biasanya dipimpin oleh departemen kepolisian dan kantor kejaksaan setempat, yang memiliki hubungan dekat dengan departemen kepolisian. Campaign Zero menginginkan pemerintah untuk membentuk penuntut independen di tingkat negara bagian untuk kasus-kasus di mana polisi secara serius melukai atau membunuh seseorang, yang membutuhkan suatu investigasi. Kampanye ini juga menyarankan pengurangan standar pembuktian untuk investigasi hak-hak sipil federal petugas kepolisian. 5. Community representation. Di beberapa kota, pembagian demografi ras dari kepolisian sangatlah tidak seimbang. Salah satunya di Ferguson yang dipenuhi sekitar dua pertiga orang kulit hitam, tetapi hanya tiga dari 53 polisi yang ditugaskan berkulit hitam pada saat penembakan Brown.101 Campaign Zero mengatakan departemen kepolisian harus mengembangkan dan secara terbuka merilis rencana untuk mencapai proporsi yang representatif dari perempuan dan orang kulit berwarna melalui penjangkauan, rekrutmen, dan perubahan kebijakan. 6. Body cameras and filming the police. Sebagian besar departemen kepolisian masih tidak sepenuhnya melengkapi petugas dengan kamera, dan banyak yang tidak memiliki kamera dashboard untuk mobil mereka. Namun alat perekam telah memainkan peran penting dalam meminta pertanggungjawaban polisi seperti dalam kasus penembakan oleh seorang 101 German Lopex, Why did the black community in ferguson feel the need protest? Diakse dalam https://www.vox.com/2015/5/31/17937774/ferguson-police-racism-black-community-protests (13 November 2019) 51 polisi, dalam rekaman yang terdapat di badan polisi itu merekam penembakan petugas polisi kepada Samuel DuBose yang saat itu berada didalam mobil dan melakukan pelanggaran terkait lalu lintas.102 Campaign Zero menyarankan
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages16 Page
-
File Size-