Judul Dalam Bahasa Indonesia, Ditulis Dengan

Judul Dalam Bahasa Indonesia, Ditulis Dengan

Available online at: http://unikastpaulus.ac.id/jurnal/index.php/jpkm JKPM: Jurnal Pendidikan dan KebudayaanMissio, P-ISSN: 1411-1659; E-ISSN: 2502-9576 Volume 12, No 1, Januari 2020 (67-82) DOI: https://doi.org/10.36928/jpkm.v12i1.215 ANALISIS SEMIOTIKA KONFLIK IDEOLOGI (ANALISIS SOSIOLOGI MEDIA PADA FILM “JENDERAL SOEDIRMAN”) Lasarus Jehamat1 Rudolof Ngalu2, Laurensius D.E.P. Putra3 1Jurusan Sosiologi Fisip Undana Kupang 2Prodi PGSD FKIP Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng 3Jurusan Sosiologi Fisip Undana Kupang Email: [email protected] [email protected] [email protected] Abstrak Penelitian ini berjudul Analisis Semiotika Tentang Konflik Ideologi (Analisis Sosiologi Media Pada Film “Jenderal Soedirman”). Penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa semua hal termasuk film tidak luput dari proses dan relasi kekuasaan. Kehadiran film memiliki tujuan dan karena itu memiliki makna tertentu pula. Penelitian ini berfokus pada analisis konflik antarideologi dalam film “Jenderal Soedirman”. Disebutkan, dalam film tersebut, konflik sering terjadi di beberapa segmen. Semua konflik tentu dilandasi oleh akar dan sebab tertentu. Demikian pula, setiap konflik selalu memiliki dinamika tertentu. Apa pun alasannya, dinamika konflik entah secara sosial maupun secara simbolis dalam film memiliki makna tertentu. Oleh karena itu, dinamika konflik yang terjadi dapat dianalisis dan laik diperiksa. Kajian menggunakan teori konflik Ralf Dahrendorf. Analisis penelitian ini menggunakan konsep interpretatif kualitatif. Metode yang dipakai sebagai mesin analisis menggunakan metode semiotika Roland Barthes. Semiotika Roland Barthes memfokuskan analisis tanda dengan melihat pada denotasi, konotasi dan mitos. Hasil penelitian menunjukkan sejumlah konflik ideologi yang terjadi dalam film tersebut. Beberapa di antaranya ialah konflik antara ideologi nasionalisme sempit (chauvinism) vs fasisme, antara nasionalisme vs kolonialisme, antara nasionalisme vs komunisme, dan konflik komunisme vs kolonialisme. Pemahaman akan konflik ideologi urgen dianalisis agar masyarakat tidak dimanipulasi oleh beragam ide dan gagasan yang muncul dari rezim tertentu dapat segera diatasi. Kata Kunci: film, Semiotika, konflik dan konflik ideologi. SEMIOTIC ANALYSIS OF IDEOLOGY CONFLICT (MEDIA ANALYSIS OF SOCIOLOGY IN GENERAL SOEDIRMAN'S FILM) Abstract This research is entitled Semiotic Analysis of Ideology Conflict (Media Analysis of Sociology in General Soedirman's Film). This research is based on the consideration that all things including films are not immune to the process and power relations. The presence of a film has a purpose and therefore has a certain meaning. This research focuses on the analysis of interarideological conflicts in the film General Soedirman. It is said, in the film, conflicts often occur in several segments. All conflicts are certainly based on certain roots and causes. Likewise, every conflict always has a certain dynamic. Whatever the reason, the dynamics of the conflict whether socially or symbolically in the film has a certain meaning. Therefore, the dynamics of the conflict can be analyzed and worth checking. The study uses Ralf Dahrendorf's conflict theory. The analysis of this study uses a qualitative interpretive concept. The method 67 | Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, e-ISSN/p-ISSN: 25029576/14111659 Analisis Semiotika Konflik Ideologi…. used as an analytical machine uses the Roland Barthes semiotics method. Roland Barthes' semiotics focuses the analysis of signs by looking at denotations, connotations and myths. The results showed a number of ideological conflicts that occurred in the film. Some of them are conflicts between narrow ideology of nationalism (chauvinism) vs. fascism, between nationalism vs. colonialism, between nationalism vs. communism, and communism vs. colonialism conflict. Understanding of ideological conflicts is urgently analyzed so that people are not manipulated by various ideas and ideas that emerge from certain regimes can be immediately overcome. Keywords: films, semiotics, conflict and ideological conflict. PENDAHULUAN melanggar perjanjian Renville. Berbagai konflik, baik bersifat Perjanjian Renville berisikan langsung maupun tidak langsung yang pemberhentian gencatan senjata antara mengatasnamakan ideologi tertentu Republik Indonesia dengan Belanda. digambarkan dalam film “Jenderal Agresi ke II Belanda dipimpin oleh Soedirman”. Bahkan, konflik akibat Jenderal Simon Spoor dengan satu gesekan kepentingan dan tujuan mengembalikan kolonialisme. ketidaksamaan pikiran terjadi dan Tanggal 19 Desember 1948, Belanda berujung pada kontak fisik yang melancarkan serangan terhadap mengatasnamakan sebuah ideologi Republik Indonesia melalui Yogyakarta tertentu dengan pertimbangan logisnya Ibu Kota Republik Indonesia saat itu. maupun tentang simpatisan penganut Belanda bertujuan menangkap idologi. Akhirnya, mereka juga harus pemimpin-pemimpin pemerintah, terseret dalam arus konflik dan hanya merobohkan pemerintah Republik menjadikan ideologi sebagai tameng Indonesia, serta menggoncang NKRI kepentingan demi keselamatan semata. dan TNI. Film Soedirman tidak hanya Hari itu juga “Jenderal menceritakan perjuangan Soedirman Soedirman” meninggalkan Yogyakarta (Adipati Dolken) belaka. Meskipun Viva dan memulai perjalanan gerilya selama Westi mengagumi “Jenderal kurang lebih tujuh bulan lamanya. Soedirman”, ia masih melihat tokoh “Jenderal Soedirman” menerapkan fiksi, yaitu Karsani (Gogot Suryanto), sistem perang gerilya dari luar ibu kota yang kehadirannya menimbulkan sehingga mampu menghambat dan banyak pertanyaan. Menurut Viva, membuat tentara Belanda Belanda tokoh Karsani mewakili rakyat. Hal ini kewalahan. Bagi seorang yang masih disebabkan karena terdapat rakyat sakit, perjalanan naik turun gunung, yang turut berjuang serta sebagai keluar masuk hutan, berpindah dari penghormatan pada pusara pahlawan satu tempat ke tempat lain, bukanlah tak bernama. perjalanan yang ringan. Obat-obatan Film “Jenderal Soedirman” yang sulit diperoleh membuat dimulai dari Soedirman dipilih sebagai “Jenderal Soedirman” kekurangan panglima tertinggi TNI hingga diajak makanan dan obat-obatan. Selain itu, bergabung oleh Tan Malaka (Mathias Belanda selalu berusaha Muchus). Tan Malaka dianggap sebagai menangkapnya. tokoh komunis. Perjuanganya selalu Film “Jenderal Soedirman” berseberangan dengan semua tokoh menampilkan keadaan militer bangsa masa itu. “Jenderal Soedirman” Indonesia sangat rapuh. Hal ini dilihat pun sempat beradu gagasan melalui keberadaan tokoh Karsani, kebangsaan dengan Tan Malaka, juga militer tidak dibentuk oleh satu namun ia tetap teguh pada pendirian garis komando. Selain itu, ada bekas nasionalismenya. tentara Kolonial Belanda (KNIL), Kisah ini berlanjut ketika Belanda terdapat eks PETA (Pembela Tanah Air), melancarkan Agresi II (1948) dengan dan satuan bentukan Jepang seperti 68 | Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan: Vol 12, No 1 Januari 2020 Analisis Semiotika Konflik Ideologi…. Soedirman. Bahkan, ada pula tentara konotasi terhadap ideologi tertentu. tidak terlatih. Hal ini ditunjukkan saat Konotasi merupakan aspek bentuk Karsani datang bergabung. Pertanyaan bahasa dan mitos adalah muatannya. yang diberikan, “Apakah pernah ikut Barthes mengatakan bahwa latihan militer atau berperang?” penggunaan konotasi dalam teks Jawaban yang diberikan, yakni “tidak”. sebagai pencitran mitos. Film Soedirman juga menampilkan Teori Barthes tentang mitos ini tentara Indonesia beragam. Pergolakan memungkinkan pembaca melakukan telah menciptakan banyak tentara. Hal pengkajian ideologi secara sinkronik ini dibuktikan dengan adanya tentara maupun diakronik. Secara sinkronik, merah (komunis) dan tentara liar. makna terbentuk pada suatu titik Selain itu, di samping TNI sebagai sejarah dan seolah berhenti di titik tentara nasional terdapat juga tentara tersebut. Sementara secara diakronik yang berasal dari aliran berbeda, mulai analisis Barthes memungkinkan untuk dari nasionalis, komunis, sampai melihat kapan, di mana, dan dalam kolonialis. lingkungan apa sebuah sistem mitos digunakan. Tanda denotatif menurut Semiotika Roland Barthes Barthes terdiri dari penanda (signifier) Roland Barthes dikenal sebagai dan petanda. Saat yang bersamaan salah satu pemikir strukturalis yang penanda denotatif juga merupakan rajin mempraktikkan model linguistik penanda konotatif. Jadi menurut Saussurean. Barthes juga merupakan Barthes, tanda konotatif tidak hanya intelektual dan kritikus Perancis sekadar memiliki makan tambahan, ternama; eksponen penerapan namun juga mengandung kedua tanda strukturalisme dan semiotika pada denotatif yang melandasi sastra. Barthes berpendapat bahwa keberadaanya. bahasa adalah sebuah sistem tanda yang menjelaskan asumsi-asumsi dari Teori Konflik Ralf Dahrendorf masyarakat tertentu pada waktu Bagi Dahrendorf (Ritzer dan tertentu. Barthes mengajukan Goodman, 2014), tugas pertama pandangan ini dalam Writing Degree analisis konflik adalah menganalisis Zero (1953) dan Critical Essay (1964) beragam peran otoritas dalam (Sobur, 2009). Tujuan analisis ini masyarakat. Dahrendorf menentang bukan untuk membangun suatu mereka yang bergerak pada level sistem klasifikasi unsur narasi yang individu. Otoritas dalam setiap asosiasi sangat formal, namun untuk bersifat dikotomis. Hanya dua menunjukkan tindakan yang paling kelompok konflik terjadi dalam asosiasi masuk akal. Rincian yang paling manapun. Para pemegang otoritas dan meyakinkan atau teka-teki yang paling mereka yang berada di posisi menarik merupakan produk

View Full Text

Details

  • File Type
    pdf
  • Upload Time
    -
  • Content Languages
    English
  • Upload User
    Anonymous/Not logged-in
  • File Pages
    16 Page
  • File Size
    -

Download

Channel Download Status
Express Download Enable

Copyright

We respect the copyrights and intellectual property rights of all users. All uploaded documents are either original works of the uploader or authorized works of the rightful owners.

  • Not to be reproduced or distributed without explicit permission.
  • Not used for commercial purposes outside of approved use cases.
  • Not used to infringe on the rights of the original creators.
  • If you believe any content infringes your copyright, please contact us immediately.

Support

For help with questions, suggestions, or problems, please contact us