Pemikiran Hadis Abdurrauf As-Singkili Dalam Kitab Mawa’Izat Al-Badi’Ah

Pemikiran Hadis Abdurrauf As-Singkili Dalam Kitab Mawa’Izat Al-Badi’Ah

Diroyah: Jurnal Ilmu Hadis 2, 1 (September 2016): 55-62 PEMIKIRAN HADIS ABDURRAUF AS-SINGKILI DALAM KITAB MAWA’IZAT AL-BADI’AH Muhammad Imron Rosyadi Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jalan A.H. Nasution No.105 Bandung 40614 Tlp. (022) 780-2275 Fax. (022) 780-3936 web: www.uinsgd.ac.id E-mail:[email protected] Abstrak Tulisan ini ingin menjelaskan pemikiran Abdul Al-Ra’uf As-Singkili, seorang ulama abad XVII yang mempunyai banyak karya, salah satunya dibidang hadis. Sejauh mana perhatian dan peran kitab Mawa’izhul Badi’ah karya beliau mengenai hadits. Setelah ditelusuri lebih seksama pemikiran Abdul Al-Ra’uf as-Singkili dalam kitab Mawa’izhul Badi’ah lebih dominan memberikan pemahaman yang bersifat praktis mengenai hubungan antara aqidah syari’at dan hakikat. Selain juga memberikan pengajaran dalam menanggapi perbedaan dalam pemahaman yang sesuai dengan kebutuhan umat (masyarakat Melayu). Juga tidak menutup kemungkinan kecenderungan beliau ketika menuliskan buah pikirannya hanya untuk memberikan pemahaman semata tanpa bermaksud menerangkan hadis secara mendetail. Perlu dilaukan penelitian ulang untuk mengungkap bagaimana perhatian beliau terhadap hadis dengan meneliti semua karya-karyanya. Kata Kunci:Abdurauf As-Singkel, Hadis, Mawa’izhul Badi’ah A. PENDAHULUAN (hadis yang lafaznya dari Nabi saw, namun maknanya langsung dari Allah swt).1 Pada awalnya pembelajaran dan Mawa’izhul Badi’ah adalah salah satu pengembangan hadis dan ilmu hadis di karya hadis yaitu karya Al-Singkili. Karya ini Indonesia kurang mendapat perhatian dari boleh dikatakan karya hadis pertama di para ulama Indonesia. Jika pun ada, hanya Nusantara. Meskipun telah didahului oleh digunakan untuk mendukung atau referensi, Nuruddin Al-Raniri dengan karyanya dari amalan-amalan dalam fiqh atau tasawuf, Hidayat al-Habib fi al Tagrib wa’l-Tarhib, yang merupakan aplikasi ibadah ritual saja. Namun perkara yang penting perlu dicatat Namun sejalan dengan adanya tradisi adalah bahwa keberadaan karya-karya masyarakat Islam Indonesia, yang tersebut mengisi kekosongan karya yang menyimpang dari ajaran Islam (bid‘ah). dihasilkan oleh ulama Nusantara pada abad Maka para ulama tergugah untuk XVII mengembalikan ajaran Islam kepada kemurniannya. Yang digali dari sumber B. PEMBAHASAN aslinya, yakni Alquran dan Hadis. 1. Biografi Abdul Ra’uf as-Singkili Ulama-ulama tanah air, terpanggil untuk meluruskan kembali ajaran Islam yang Syeikh Abdurrauf memiliki nama menyimpang itu. Dengan menulis kitab-kitab lengkap Nama lengkapnya ialah Aminuddin hadis di antaranya, Nuruddin ar-Raniri ia Abdul Ra’uf bin Ali al- Jawi Tsumal Fansuri mengumpulkan sejumlah hadis dalam al-Singkili. Dari nama ini terlihat bahwa dia karyanya, Hidayat al-Habib fi at-Targib wa adalah seorang Melayu dari Fansur, Singkel. at-Tarhib. Abd Rauf as-Singkili menulis dua Menurut pendapat Voorhoeve, Fansur berarti buah buku hadis yaitu, a. Penjelasan seluruh daerah pantai Barat Sumatera dan mengenai buku Hadis Arba‘in karya An- Nawawi, b. Abd Rauf as-Singkili juga 1 Musyrifah Sunanto, Peradaban Islam menulis buku Al-Mawa‘iz al-Badi‘ah, buku Indonesia (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), ini mengandung kumpulan hadis-hadis qudsi 298-299. © 2012 RCEPM - LIPI All rights reserved 56 Muhammad Imron Rosyadi / Diroyah: Jurnal Ilmu Hadis 2, 1 (September 2017): 55-62 menerjemahkan kata tambahan nama itu dia belajar kepada pada Ibrahim bin dengan “orang Indonesia yang berasal dari ‘Abdullah bin Jaman dan Qadhi Ishaq. Guru- pantai Barat Sumatera atau dari Singkel”.2 gurunya di Yaman nampaknya ahli dalam Dan di masyarakat beliau lebih dikenal bidang Hadis dan Fiqh. Seperti dipetakan dengan julukan Teungku Syeikh Kuala. kebanyakan ulama Yaman adalah murid dari Syaikh Abdurrauf lahir di Singkel Ahmad Qusyasyi dan Ibrahim al-Kurani, Aceh 1024 H/1615 M dan wafat di Kuala yang pada akhirnya al-Singkili sendiri juga Aceh, Aceh 1105 H/1693 M, beliau adalah belajar pada Ahmad Qusyasi dan Ibrahim al- seorang ulama besar Aceh yang terkenal. Ia Kurani.3 memiliki pengaruh yang besar dalam Abdurrauf Singkili belajar ke Makkah penyebaran agama Islam di Sumatera dan dan Madinah selama 19 tahun dengan para Nusantara pada umumnya. Menurut riwayat guru besar al-Qusyasyi dan Ibrahim al- masyarakat, keluarganya berasal dari Persia Kurani serta puteranya, Muhammad Thahir, atau Arabia, yang datang menetap di Singkel, di Madinah. Setelah kembali pada tahun Aceh, pada akhir abad ke-13. Pada masa 1661, ia menjadi ahli fiqih terkenal di Aceh mudanya, ia mula-mula belajar pada ayahnya dan juga seorang sufi yang mencari sendiri. Ia kemudian belajar belajar pada keseimbangan antara berbagai pandangan ulama-ulama di fansur dan Banda Aceh. para pendahulunya dan mengajarkan zikir Selanjutnya ia pergi menunaikan ibadah haji, wirid Syatariyah. Muridnya menyebarkan ke dan dalam proses perjalannya ia belajar pada Sumatera Barat melalui Burhanuddin Ulakan berbagai ulama di Timur Tengah untuk dan ke Jawa dengan Muhyiddin dari mendalami agama Islam. Pamijahan yang sampai sekarang masih Di waktu kecil Syeikh Abdurrauf diamalkan di pedesaan.4 mendapat pendidikan pertamanya dari orang Setelah belajar di Madinah pada tua sendiri, itu dikarenakan ayahnya adalah Syeikh tarekat Syatariyah, Ahmad al- seorang ulama yang memiliki dayah Qusyasyi (w.1661/1082 H) dan kemudian (madrasah) sendiri di Simpang Kanan. pada khalifah atau penggantinya, Ibrahim al- Menurut A. Hasjmy setelah menyelesaikan Kurani, Abdurrauf memperoleh ijazah dari pendidikannya pada sebuah dayah tinggi pimpinan tarekat tersebut. Ini berarti ia telah (Aceh : Dayah Manyang) di Barus yang beroleh pengakuan dan hak untuk dipimpin oleh Hamzah Fansuri. Selanjutnya mengajarkan tarekat Syattariyah itu kepada belajar pada Syeikh Syamsu al-Din al- orang lain atau untuk mendirikan cabang Sumatrani diperkirakan dayahnya di wilayah baru di tempat lain.5 Pase. Terakhir al-Singkili belajar di Timur Dilihat dari pendidikan, pengalaman Tengah, meliputi Dhuha (Doha), Qatar, dan guru-gurunya, menggambarkan Syaikh Yaman, Jeddah dan akhirnya Mekkah dan Abdurrauf al-Singkili seseorang yang ahli Madinah selama 19 tahun. Menurut catatan berbagai disiplin ilmu seperti fiqh, hadits, al-Singkili sendiri yang ditulis dalam Umdat tasawuf. Selain seorang faqih, beliau juga al-Muhtajin ila Suluk Maslak al-Mufridin, seorang sufi dan mursyid tarekat Syatariyah ada 19 orang guru yang dia belajar langsung yang dikembangkan ke berbagai Nusantara. dalam bermacam disiplin ilmu. Selain itu Dengankedalaman ilmu dan pengalamannya juga dia mempunyai hubungan pribadi menuntut ilmu diberbagai tempat dan guru di dengan sejumlah ulama-ulama lain yang Timur Tengah, memberikan kontribusi yang sangat mungkin ini merupakan teman diskusi dalam ilmu-ilmu tertentu. Beberapa ilmu 3 yang disebutkan al-Singkili adalah Abd al- Amiruddin, M.Hasbi, Perjuangan Ulama Aceh di Tengah Konflik, (Yogyakarta: Ceninnets Qadir al-Mawrir ketika di Qatar. Di Yaman Press, 2004), 29-30 4 Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, (Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2 Syahrizal, Syeik Abdurrauf dan Corak 2007), 250 Pemikiran Hukum Islam, (Banda Aceh : Yayasan 5 Harun Nasution dkk, Ensiklopedi Islam PeNA, 2003), 15 Indonesia jilid 3, (Jakarta : Djambatan, 2002), 1047 Muhammad Imron Rosyadi / Diroyah: Jurnal Ilmu Hadis 2, 1 (September 2017): 55-62 57 sangat berarti dalam menghadapi dan 21. Ta’yidul Bayan Hasyiyah Idhahil memediasi konflik di Aceh yang Bayan. menimbulkan konflik dan perpecahan antar 22. Syamsul Ma’rifah. masing-masing pengikut aliran pada saat itu.6 23. Pindahan Dari Otak Ilmu Tasawuf. 24. Tanbihul ‘Amil Fi Tahqiq Kalamin C. Karya-Karya Abdurrauf as-Singkili Nawafil. 25. Umdatul Ansab.8 Syeikh Abdurrauf merupakan seorang ulama yang sangat produktif, kreatif dan D. Kitab Mawa’iz al-Badi’ah evolusioner, dalam berbagai kesibukannya selain sebagai ulama juga menjabat mufti Kitab Mawa’iz al-Badi’ah karya kerajaan namun dalam kesibukannya mampu Syeikh Kuala, sudah mendapat kajian dari mengarang berbagai kitab bahkan menyusun beberapa orang peneliti, baik sarjana dalam tafsir Qur’an yang pertama sekali dalam maupun dari luar negeri. Voorhoeve, hasil bahasa melayu (Tafsir al-Baidhawi). Di penelitiannya menerangkan bahwa kitab antara kitab-kitab karangannya adalah:7 Mawa’iz adalah benar karya Syeikh Kuala. 1. Syarh Lathif ‘ala Arbain Hadistan lil Karya ini kemudian diterjemahkan oleh Abue Imamin Nawawi. Bakar, yang diterbitkan oleh Pusat 2. Sullamul Mustafidin Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA) 3. Risalah Mukhtasharah fi Bayani tahun 1980. Penelitian tersebut hanya berupa Syuruthisi Syaikhi wal Murid. identifikasi karya-karya Syeikh Kuala, tidak 4. Fatihah Syeikh Abdur Rauf. membahas suatu aspek secara terfokus isi 5. Daqaiqul Huruf. dan kandungan dari kitab Mawa’iz al- 6. Sakratul Maut. Badi’ah tersebut. Penelitian ini telah 7. Risalah Simpan. memberi informasi tentang keaslian karya 8. Mun-yatul I’tiqad. Syiah Kuala.9 9. Bayanul Ithlaq/bayanut Tajalli. Karya ini telah mengalami beberapa 10. Risalah A’yan Stabitah. kali cetak ulang. Kitab ini, sekarang telah 11. Risalah Jalan Ma’rifatullah. digabung bersama delapan karya ulama Aceh 12. Kifayatul Muhtajin ila Masyrabil lainnya, oleh seorang ulama Syekh Ismail bin Muwahhidi nal Qa-ilin bi Wihdatul Abdul Muthallib al-Asyi, ulama abad Wujud. kedelapan belas.10 Sebagaimana delapan 13. ‘Umdah Muhtajin ila Sulukil kitab lainnya, Mawa’iz ditulis dalam bahasa Mufarridin. Arab Melayu. Kitab ini berisi sejumlah ayat 14. Washiyah. al-Qur’an dan hadis dengan syarahnya, yang 15. Mir’atul Thulab

View Full Text

Details

  • File Type
    pdf
  • Upload Time
    -
  • Content Languages
    English
  • Upload User
    Anonymous/Not logged-in
  • File Pages
    8 Page
  • File Size
    -

Download

Channel Download Status
Express Download Enable

Copyright

We respect the copyrights and intellectual property rights of all users. All uploaded documents are either original works of the uploader or authorized works of the rightful owners.

  • Not to be reproduced or distributed without explicit permission.
  • Not used for commercial purposes outside of approved use cases.
  • Not used to infringe on the rights of the original creators.
  • If you believe any content infringes your copyright, please contact us immediately.

Support

For help with questions, suggestions, or problems, please contact us