Risalah HUKUM Fakultas Hukum Unmul, Juni 2010, Hal. 24 - 28 Vol. 6, No. 1 ISSN 021-969X Pembuktian Hukum Adat Sebagai Solusi Alternatif Penyelesaian Kasus di Masyarakat (The Verification through Custom Law as An Alternative Solution In The Case Solving) Abdul Kadir Sabaruddin Fakultas Hukum Universitas Mulawarman Samarinda Jl. Ki Hajar Dewantara Kampus Gn. Kelua Samarinda Kalimantan Timur Telp:0541-7095092 ABSTRACT The verification through custom law may be found in the community where they determine the defendant as guilty or not through “Shroud Pledge”. This pledge is often conducted when the crime committed by the defendant is difficult to be verified. The verification through custom law, especially through “Shroud Pledge”, is an alternative solution which is more effective to solve any cases in the community. Key words : pembuktian hukum adat (the verification of custom law ), solusi alternatif (alternative solution ), penyelesaian kasus (case solving ). Pendahuluan maka dilarang mengunakan alat pembuktian Salah satu televisi swasta pernah semacam ini sebagai cara untuk menemukan menayangkan suatu proses pembuktian adat kebenaran materiil. 1 di suatu daerah di tanah air. Seorang ketua Alat pembuktian adat yang adat dalam suatu upacara adat membakar disampaikan di atas, dahulu sering digunakan sebatang besi dan setelah sebatang besi itu oleh masyarakat adat, bahkan dari tayangan membara diyakini tidak mendatangkan bahaya televisi di atas cara semacam itu masih dipertahankan dan diberlakukan di daerah bila disentuh dengan tanggan kosong bagi tertentu oleh masyarakat adat, untuk orang yang tidak bersalah dan akan membuktikan apakah seseorang itu bersalah mendatangkan panas yang membara bila atau tidak. disentuh oleh orang yang melakukan Pada masa sekarang, pembuktian adat kesalahan dalam hukum adat masyarakat yang masih dapat kita temukan di dalam tersebut, sebagai contoh dalam kasus masyarakat dalam membuktikan seseorang pencurian. bersalah atau tidak yang dilakukan di luar Pasal 26 ayat (2) ordonansi (S.1932- proses pengadilan adalah sumpah pocong. 80) yang didalamnya tercantum kata-kata Sumpah ini sering dilakukan terhadap orang yang menyatakan bahwa “jikalau sesuatu yang dituduh melakukan suatu kejahatan yang 2 perbuatan hukum adat bertentangan dengan sulit untuk dibuktikan, termasuk santet. syarat-syarat kemanusiaan, maka hakim harus Pembuktian semacam ini menjadi lebih mengadili menurut keadilan yang patut.” menarik, karena merupakan suatu pembuktian Sebagai contoh peraturan hukum acara terbalik yang sudah dikenal oleh masyarakat adat yang dianggap oleh ordonansi (S.1932- kita dan dapat diterima sebagai suatu proses 80) yang bertentangan dengan syarat-syarat penyelesaian kasus di masyarakat. kemanusiaan, yaitu cara pembuktian adat, 1 misalnya terdakwa harus menyusup (masuk) Bushar Muhammad, 1991, Pokok-Pokok Hukum Adat Cet.5 , Pradnya Paramita, Jakarta, hlm.95. ke dalam air atau masuk kedalam kobaran api, 2 Hal ini dapat dilihat di Majalah Tempo, 5 Oktober 2003, hlm. 127. Risalah Hukum Fakultas Hukum Unmul Vol. 6, No. 1 25 Berdasarkan latar belakang masalah di juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai atas, permasalahan yang dapat penulis angkat mana pembentukan hukum adat. 5 dalam tulisan ini adalah: 1. Apakah cara pembuktian adat efektif Pembuktian Hukum Adat dalam menyelesaikan permasalahan dalam Cara pembuktian adat dengan masyarakat? mengunakan sumpah pocong banyak 2. Mengapa masyarakat dalam kasus tertentu dilakukan dikarenakan mereka tidak tahan lebih menerima pembuktian adat dari pada menghadapi teror dari anggota masyarakat melalui proses pengadilan? yang menduga mereka sebagai dukun santet, sedangkan aparat hukum dalam hal ini Hukum Adat kepolisian sulit memberikan perlindungan Hukum adat adalah suatu kebiasaan terhadap seseorang yang diduga sebagai manusia dalam hidup bermasyarakat. Hukum dukun santet. Kasus penganiayaan juga sering adat merupakan adat yang diterima dan harus disaksikan dalam berita kriminalitas yang dilaksanakan dalam masyarakat yang disiarkan oleh TV swasta yang ada, hal ini bersangkutan. 3 Apabila terjadi pelanggaran perlu mendapatkan perhatian hukum dan terhadap hukum adat yang ada (hukum solusinya, mengapa hal ini harus terjadi. materiil adat), maka diperlukan pembuktiaan Sumpah pocong bisa dikatakan berasal terhadap pelanggaran hukum adat tersebut, dari ajaran Islam yang bernama sumpah li’an. dengan cara pembuktian adat (hukum formil Sumpah ini diterapkan kepada orang yang adat). Cara pembuktian adat yang ada di dituduh melakukan suatu kejahatan yang sulit suatu kelompok masyarakat adat akan dibuktikan, termasuk santet. Prosesinya berbeda dengan cara pembuktian adat di dilakukan dengan singkat, hanya sekitar 10 kelompok masyarakat adat yang lain di sampai 15 menit, tapi cukup efektif. Indonesia. Perbedaan ini dipengaruhi oleh Yang menarik, cukup banyak orang faktor-faktor seperti agama, kultur dan yang meminta disumpah serupa di Pesantren kepercayaan dalam masyarakat tersebut. Kiai Luthfi Akhmad pengasuh Pondok Seseorang pemerhati hukum adat Pesantren Madinatul ‘Ulum, Jenggawah dalam wacana modern, M.B Hooker, pernah Jember. Menurut keterangan beliau, pihaknya mencatat bahwa hukum adat dibentuk telah menyumpah sekitar 1.500 orang sejak menurut ide-ide umum ( comman ideas ) yaitu 1995. Tujuannya sama, agar mereka terbebas adat yang menpunyai sifat sebagai norma dari tudingan memiliki ilmu hitam atau yang berisi larangan ( prohibition ) dan melakukan penyantetan. Nyaris tiap minggu kewajiban atau “yang seharusnya” dan orang datang untuk disumpah pocong, karena diartikulasikan masyarakat berdasarkan nilai- polisi sulit memberi perlindungan. Jika sumpah nilai yang diterima secara luas. Ide-ide umum sumpah pocong telah dilakukan, warga yang ini pada akhirnya mengalami institusionalisasi menuduhnya akan segera meredakan menjadi suatu budaya particular setelah amarahnya, karena masyarakat sudah paham bersinggungan dengan sistem religi, agama- betul resiko sumpah pocong yang dilakukan. agama dan kepercayaan-kepercayaan yang Jika berbohong diyakini orang yang disumpah berkembang dalam masyarakat. 4 akan menerima akibatnya dalam tempo dua Dalam perjalanannya, pembentukan atau tiga hari. Mereka bisa meninggal secara hukum adat tidaklah bersifat independen mengenaskan, misalnya tertabrak mobil. Dari terlepas dari unsur-unsur nonlokal, melainkan pengalaman sang Kiai selama ini, lebih banyak karena adanya interaksi antara nilai-nilai lokal tuduhan masyarakat itu tak terbukti. (indegenousity ) dengan sistem budaya, agama “Ternyata, dari sekian ribu orang yang dan kepercayaan yang dianut oleh disumpah, baru sebelas orang yang betul-betul masyarakat, begitu pula pembuktian adat, 5 Otje Salman, Islam Dalam Perspektif Hukum Adat dan 3 Hilman Hadikusumo , 1992, Pengantar Ilmu Hukum Adat Kebiasaan (Membangun Sebuah Perspektif Baru) dalam Indonesia , Mandar Maju, Bandar Lampung, hlm. 1. Jurnal Ilmu Hukum Litigasi, Volume 3. No. 1 Januari- 4 Ibid, Juni 2002, hlm.32. 26 Abdul Kadir Sabaruddin Risalah Hukum Fakultas Hukum Unmul menerima akibatnya dari sumpah yang ketika itu sekitar 200 orang lebih tewas dilakukannya”. 6 dihakimi warga masyarakat. 8 Antropolog dari Universitas Negeri Para pelaku pembantaian itu, baik di Jember, Kusnadi, mengakui sumpah pocong Ciamis maupun di Banyuwangi, akhirnya diadili efektif menangani kasus santet di Jember dan dan dihukum, tapi tak satu pun dukun santet sekitarnya. Ini merupakan suatu mekanisme yang bisa dijerat secara hukum menurut kultural masyarakat dalam bentuk pembuktian catatan pengadilan yang disampaikan oleh terbalik. Cara ini bisa diterima dan diyakini Ketua Pengadilan Negeri Kabupaten memiliki kebenaran dan nilai keadilan kerena Banyuwangi. 9 dipimpin oleh seorang tokoh yang alim dan Seperti yang dirumuskan dalam Pasal langsung bersumpah di hadapan publik dan 255 Rancangan KHUP, yang menjadi sasaran Tuhan. 7 memang orang yang melakukan kegiatan Mengapa masyarakat lebih memilih magis. Pembuktiannya bisa didasarkan dari penyelesaian dengan mengunakan sumpah pengakuan si dukun santet atau penyewanya. pocong? Hal ini lebih dikarenakan belum Yang pasti, tidak dituntut pembuktian adanya aturan hukum dalam Kitab Undang- bagaimana praktek itu bisa mencelakakan atau Undang Hukum Pidana kita yang menewaskan seorang korban. Menurut Yusril mengaturnya, yang ada baru sebatas Ihza Mahendra, pasal santet terbilang delik rancangan, seperti yang diungkapkan oleh formil, bukan materiil. Jadi, katanya “Yang Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia menjadi soal bukan meninggalnya orang yang pada waktu itu, Yusril Ihza Mahendra. Dalam di santet, melaikan hubungan tukang santet Pasal 255 Rancangan Undang-Undang KUHP, dengan penyewannya.” dinyatakan,” Setiap orang yang menyatakan Antropolog Kusnadi kurang setuju soal dirinya mempunyai kekuatan magis, santet dimasukkan dalam KUHP karena akan memberitahukan, menimbulkan harapan, tetap sulit pembuktiannya. Ini juga bisa menawarkan, atau memberikan bantuan jasa menjadi pisau bermata dua. Kemungkinan kepada orang lain bahwa karena perbuatannya pasal ini bisa mengurangi praktek santet, tapi dapat menimbulkan kematian, penderitaan juga bisa dimanfaatkan oleh orang yang mental atau fisik seseorang, dipidana penjara mencelakakan atau menjebak orang lain lewat paling lama lima tahun.” tuduhan palsu. Dalam penjelasan RUU itu disebutkan Demikian pula pendapat mantan hakim pula, ketentuan tersebut muncul untuk agung Benjamin Mangkoedilaga. Kalau mengatasi keresahan dalam masyarakat yang diberlakukan, ia memperkirakan pasal ini tak ditimbulkan
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages5 Page
-
File Size-