Religious: Jurnal Agama dan Lintas Budaya 1, 2 (Maret 2017): 103-109 AGAMA DJAWA SUNDA (ADS) Roro Sri Rejeki Waluyajati Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jl. A.H. Nasution 105 Cibiru, Bandung 40614, Indonesia. E-mail: [email protected] __________________________ Abstract The purpose of this article is to express the community about the existence of a indigenous religion whose existence nearly extinct. Indigenous religion is in known in the name of ADS (Religion Djawa Sunda). In expressing existence ADS and the use writers’ research methodology kulaitatif by using data analysis is inductive. Location for research in doing in Cigugur Village, district Kuningan. The result showed that Religion Djawa Sunda (ADS) is a religion local trying to combine between the sunda wiwitan and Islamic teachings. Keywords: Indigenous religion; Cigugur; Sunda Wiwitan __________________________ Abstrak Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengungkapkan pada masyarakat tentang keberadaan sebuah agama asli yang keberadaannya hampir punah. Agama asli tersebut dikenal dengan nama ADS (Agama Djawa Sunda). Dalam mengungkapkan keberadaan ADS ini maka penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis data bersifat induktif. Adapun lokasi penelitian di desa Cigugur Kabupaten Kuningan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Agama Djawa Sunda (ADS) adalah sebuah agama lokal yang mencoba menggabungkan antara ajaran Sunda Wiwitan dan ajaran Agama Islam. Kata Kunci: Agama asli; Cigugur; SundaWiwitan __________________________ Pada artikel kali ini penulis akan mengungkap secara gamblang tentang apa itu A. PENDAHULUAN ADS, mulai dari asal usul pemunculan, Agama Djawa Sunda (ADS) atau yang ajarannya hingga perkembangan ajaran biasa di kenal oleh masyarakat dengan ajaran tersebut saat ini. Madrais, merupakan salah satu ajaran agama lokal yang mempunyai pengaruh cukup besar B. HASIL DAN PEMBAHASAN di tanah Jawa Barat ini, bermula dari sebuah 1. Kondisi Geografis dan Sosial desa di Cigugur Kabupaten Kuningan hingga Keagamaan Masyarakat Cigugur 1 meluas ke daerah Banten, Garut, Bandung dan Kuningan Jawa Barat Cirebon. Pengaruh ADS ini cukup penting Cigugur adalah sebuah kecamatan di bagi perkembangan agama lokal di Jawa Kabupaten Kuningan Jawa Barat, letak Barat, hal itu dibuktikan dengan berdirinya kecamatan secara geografis berada di bawah satu kampung di daerah Cireunde, Cimahi kaki Gunung Ceremai dengan ketinggian 700 Bandung yang menjadikan ADS sebagai m di atas permukaan laut dengan curah hujan rujukan dalam sistim kepercayaannya, walau- rata-rata 26,8 mm dan suhu udara rata-rata 26º pun pada pengaplikasiannya telah di mo- C. Adapun batas-batas wilayahnya sebagai difikasi dan terasimiliasi dengan budaya berikut : sebelah utara sebelah timur Keca- setempat. Ajaran ADS mungkin sekarang matan Kuningan, Kecamatan Kramatmulya, tinggal kenangan di sebagian tempat, tetapi sebelah selatan Kecamatan Kadugede, sebelah indikasi keberadaan pengikutnya masih barat Gunung Ciremai. Untuk jumlah pen- banyak terdapat di tempat asalnya Cigugur kuningan. 1 http://id.wikipedia.org/wiki/Cigugur,_Kuningan#Batas -batas_Wilayah Roro Sri Rejeki Waluyajati Agama Djawa Sunda (ADS) duduk kecamatan 7.084 jiwa, untuk mata Cirebon, disana ia tidak mendapat penceharian warga Cigugur kebanyakan keterangan yang memuaskan, tetapi ia sebagai petani. Tingkat pendidikan masyarakat dapat tinggal sebagai pelayan pada salah kampung ini masih tergolong rendah, karena seorang pangeran di Cirebon, karena itu pemahaman keagamaannyapun masih patuh dan rajin, Madrais di sayang oleh bersifat pasif. induk semangnya, sehingga diberi Tetapi untuk kondisi keagamaan pelajaran ngelmu Cirebon atau ngelmu masyarakat desa sebelah malah menganut sejati atau ngelmu hakikat.2 aliran Islam fanatik, hingga terhadap masya- Sejak waktu itu pandangan orang mulai rakat kampung Cigugur mereka kurang akur. berubah, menganggap seolah-olah Madrais Ketika mendakwahkan ajaran Islam mereka termasuk keluarga Sultan Cirebon, kemudian kurang sabar dan cepat menilai seseorang ia menikah dengan seorang perempuan yang kafir. Itulah yang mengakibatkan ketika se- berasal dari desa Cigugur kemudian iapun me- orang yang bernama Madrais menciptakan netap disana dan mengembangkan ajarannya. ajaran baru yaitu ADS banyak dari masyarakat Sudah menjadi rahasia umum bahwa orang- Cigugur Kuningan ini menyambutnya. orang yang mempelajari ngelmu Cirebon kalau tidak dibarengi dengan pengetahuan 2. Sejarah Kelahiran Agama Djawa Sunda agama Islam yang baik, hasilnya orang Di ceritakan pada tahun 1848 di desa tersebut akan melalaikan ajaran syariat Islam cigugur berdiri sebuah aliran kepercayaan dan lebih mengutamakan ajaran ngelmu 3 yang dikenal dengan mana Agama Djawa Cirebon. Begitupun yang terjadi pada Sunda atau di singkat ADS, pendirinya adalah Madrais. Pada perkembangan selanjutnya Madrais menurut riwayat Madrais masih ke- Madrais mencoba mengkolaborasikan ajaran turunan Sultan-sultan Cirebon, hal itu di- Ngelmu sejati Cirebon dan menciptakan kisahkan sebagai berikut: ajaran baru yang disebut ADS (Agama Djawa Seorang Pangeran keturunan sultan di Sunda). Cirebon mempunyai selir (istri yang Mengapa di sebut Ajaran Djawa Sunda, dikawin sah tetapi di akui sebagai istri karena ajaran ini mencoba mengkolaborasikan tidak resmi) di salah satu desa Kecamatan antara ngelmu sejati Cirebon yang identik Losari Cirebon, ayah dari si selir tadi dengan tradisi kejawen dengan tasauf Islam termasuk guru ngaji (guru agama Islam) dan tradisi Sunda Wiwitan, hal ini bisa di dikampung. Dari selir itu lahir anak laki- pahami karena ADS muncul dan berkembang laki yang diberi nama oleh kakeknya (ayah di Cigugur Kuningan, dan seperti yang kita si selir) Muhammad Rais, yang akhirnya ketahui bahwa Kuningan secara geografis disebut orang-orang Madrais. Menurut terletak di daerah perbatasan Jawa Barat dan cerita sang pangeran tadi tidak pernah Jawa Tengah hingga budaya Jawa dan Sunda datang-datang lagi sehingga tidak tahu terasimilasi cukup kuat di daerah ini. kepada anaknya, juga sebaliknya. Yang di Sedangkan menurut versi lainnya Madrais kira oleh Madrais ayahnya adalah sering disebut sebagai Pangeran Madrais kakeknya. Karena selang beberapa lama Alibasa Widjaja Ningrat, yang di percaya setelah mempunyai anak si ibupun sebagai keturunan sultan Gebang Pangeran meninggal dunia. Sampai dewasa Madrais Alibasa I, sedangkan menurut cucunya yang memperoleh pendidikan agama dari masih hidup pangeran Djatikusuma, Nama kakeknya yang pengetahuan Islamnya tidak Madrais berasal dari Muhammad rais sebuah banyak. Semenjak dewasa Madrais sadar nama yang diberikan kakeknya. bahwa yang dianggap ayahnya adalah kakeknya selama ini, kemudian Madrais 2 Prof. Kamil Kartapraja, Aliran Kebatinan dan meminta izin pada kakeknya untuk menemui kepercayaan Di Indonesia, CV Haji Masagung, Jakarta, ayahnya atau saudara dari ayahnya di kota 1990. hlm 131. 3 Ibid. hlm 131 104 Religious: Jurnal Agama dan Lintas Budaya 1, 2 (Maret 2017): 103-109 Roro Sri Rejeki Waluyajati Agama Djawa Sunda (ADS) Dikisahkan pada usia 10-13 tahun ia batin dan yakin. Dirumah Madrais selalu tinggal di pesantren, namun terpaksa menyalakan api unggun. ditunda karena menerima bisikan gaib yang 3. Wajib menyembah kepada guru, ratu memberi petunjuk agar ia pergi, menelusuri (pemerintah) dan kedua orang tua. Me- dusun-dusun baik besar ataupun kecil yang melihara tanah dengan bercocok tanam biasanya dituju adalah tempat-tempat yang dengan baik dan mengenai penghidupan, dikenal secara umum sebagai tempat- istilah menyembah tanah, mengkiblat ka tempat angker yang digunakan sebagai ratu (artinya mentaati pemerintah) tempat-tempat pemujaan, kemudian ditem- 4. Dilarang menentang adat desa, sedangkan pat itulah ia bertapa. Dengan maksud untuk agama Islam disebut agama yang baik mencari rahasia semesta alam baik lahir untuk orang Arab. maupun batin.4 5. Perkawinan, kematian dan sebagainya Dari pengembaraanya inilah Madrais mempunyai cara sendiri di luar cara yang mengembangkan ajaran ADS, untuk sebagaian biasa dilakukan oleh umat Islam, dasar orang ADS dianggap sebagai gabungan dari perkawinan suka-sama suka, pengikut ajaran tasawuf Islam dengan mistisme Jawa Madrais dilarang kawin di penghulu. yang dibingkai dengan unsur-unsur kebu- Untuk urusan cerai tidak ada, namun bila dayaan Sunda. Dari Cigugur, ADS ber- satu pasangan sudah tidak cocok satu kembang ke pelosok Jawa Barat seperti sama lain mereka boleh berpisah begitu Indramayu, Majalengka, Ciamis, Tasikmalaya, saja. Laki-laki kaum ADS dilarang untuk Garut, Bandung, Padalarang, Bogor, Pur- bersunat dan tidak boleh solat secara wakarta, bahkan sampai DKI Jakarta. Jumlah Islam, Soal warisan diatur berdasarkan penganut ADS dipercaya pernah mencapai hukum adat. lebih dari 100.000 orang, namun yang tercatat Untuk menghadapi kematian biasanya dalam buku cacah jiwa hanya sekitar 25.000 pengikut Madrais yang menghadapi sakarotul orang. maut oleh kawan-kawannya ditunggu sambil dikatakan: wajon lawan, artinya ayo lawan, 3. Istilah-istilah Keagamaan Dalam Ajaran dan bila ia meninggal mereka berkata: Hih Bet Agama Djawa Sunda5 olehan = Lo, tukang kalah, prosesi pemaka- 1. Syahadat agama Djawa Sunda dalam man mereka dimasukkan dalam peti kaki dan bahasa sunda yang artinya: tidak Ada tangan agak di lipat (mentongkrong), biasanya tuhan melainkan Allah dan Madrais ialah mayat akan di kuburkan terpisah dari kuburan Rosullah. Rosullah menurut ajaran kaum muslim. Madrais bukan berarti utusan Allah, tetapi 4. Istilah Keagamaan yang bermakna
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages7 Page
-
File Size-