Bertukar Tangkap Dengan Lepas

Bertukar Tangkap Dengan Lepas

Sawerigading, Vol. 26, No. 2, Desember 2020: SAWERIGADING Volume 26 No. 2, Desember 2020 Halaman 149—161 BERTUKAR TANGKAP DENGAN RAJA PENYAIR PUJANGGA BARU: PENGARUH AMIR HAMZAH TERHADAP CHAIRIL ANWAR (Seizing Words with the King of the New Writer: The Influence of Amir Hamzah on Chairil Anwar) Dipa Nugraha Universitas Muhammadiyah Surakarta Jalan A. Yani, Pabelan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Indonesia Pos-el: [email protected] (Naskah Diterima Tanggal: 10 November 2020; Direvisi Akhir Tanggal 23 November 2020; Disetujui Tanggal; 24 November 2020) Abstract This article aims to describe the influence of the poem “Padamu Jua” by Amir Hamzah on two poems written by Chairil Anwar, “Di Mesjid” dan “Doa.” It is a qualitative study. The study was conducted using close reading. The result of the analysis showed that Chairil Anwar useds symbolic expressions from Amir Hamzah’s poem. Nevertheless, Chairil Anwar transformeds these symbolic expressions creatively based on his situation in adaptation with his situation when making his poems. The poems where analysed in this study showed a distance issue between the poets and their God. Keywords: Amir Hamzah, Chairil Anwar, close reading, intertextuality, creative process Abstrak Artikel penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengaruh sajak “Padamu Jua” karya Amir Hamzah yang tampak di dalam dua sajak karya Chairil Anwar yang berjudul “Di Mesjid” dan “Doa.” Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pembacaan cermat (close reading). Hasil pembacaan cermat menunjukkan bahwa meski kedua sajak Chairil Anwar yang menjadi objek pembacaan menunjukkan jejak pengaruh ekspresi simbolik Amir Hamzah namun Chairil Anwar secara kreatif mentransformasikan ekspresi simbolik tersebut sesuai dengan situasinya. Sajak-sajak yang dianalisis juga menunjukkan adanya masalah jarak antara kedua penyair dengan Tuhan. Kata kunci: Amir Hamzah, Chairil Anwar, pembacaan cermat, intertekstualitas, proses kreatif PENDAHULUAN kekagumannya kepada Amir Hamzah. Ia Dua penyair besar Indonesia, Amir memuji Amir Hamzah sebab memberikan Hamzah dan Chairil Anwar, memang gaya baru kepada ekspresi susastra di dalam tidak pernah tidak menarik untuk terus bahasa Indonesia. Sementara itu, pengaruh diperbincangkan. Keduanya telah dicatat dan terhadap perkembangan revolusioner bahasa mendapat tempat masing-masing di dalam dan sastra Indonesia adalah sesuatu yang sejarah sastra Indonesia. Chairil Anwar dilekatkan Teeuw (2013: 152) atas diri Chairil di dalam sebuah tulisannya, sebagaimana Anwar sedangkan Amir Hamzah disebut oleh dikutip oleh Kratz (1999: 261), menyatakan Sutherland (1968: 122) sebagai penyair terbaik Indonesia di masa kolonial Belanda yang 149 Sawerigading, Vol. 26, No. 2, Desember 2020: 149—161 memiliki pengaruh terhadap penyair-penyair dengan keadaan mereka dan mendapati jarak Indonesia yang muncul kemudian. Ini artinya antara diri mereka dengan Tuhan yang tetap bahwa baik Amir Hamzah maupun Chairil tidak dapat direngkuh. Raffel (1966: 146) juga Anwar, meski keduanya diletakkan di dalam mempunyai pendapat yang mirip mengenai periode sastra yang berbeda menurut tolok ukur sajak Chairil Anwar, “Di Mesjid.” Sajak ini norma-norma umum dalam sastra seperti yang menunjukkan konflik atas pemberontakan di dilakukan oleh Rosidi (1991: 12) atau berdasar dalam jiwa yang ingin percaya tetapi tidak momentum besar sosial-politik layaknya mau menyerahkan diri kepada Tuhan. Tiwon dikerjakan oleh Yudiono K.S. (2010: 50–51), (1992: 15–17) juga membicarakan kedua sajak memiliki pengaruh besar pada perkembangan ini dalam konteks jarak antara penyair dengan awal bahasa Indonesia dan sastra modern Tuhannya. Dapat disimpulkan dari pendapat Indonesia. ketiga kritikus sastra tersebut bahwa hubungan Telah banyak tulisan yang membicarakan kedua penyair dengan Tuhan mereka adalah pengaruh Amir Hamzah, Raja Pujangga Baru, intim sekaligus kompleks. Sedangkan sajak terhadap Chairil Anwar. Sylvia Tiwon (1992: “Padamu Jua” karya Amir Hamzah, justru 12–16) misalnya menunjukkan adanya pengaruh mengingatkan Teeuw (2013: 155) pada sajak dan suara Amir Hamzah dalam sajak Chairil “Doa” milik Chairil Anwar lewat penggunaan Anwar yang berjudul “Sajak Putih” melalui secara optimal dominasi urutan suara vokal u-a penggunaan frasa seperti sepi menyanyi, meriak di dalam menciptakan nada sajak. muka air kolam, dan malam dalam mendoa. Pengaruh Amir Hamzah terhadap Chairil Frasa-frasa ini mengingatkan pada sajak-sajak Anwar juga dibahas oleh Johns di dalam Amir Hamzah seperti “Kenang-kenangan” tulisannya yang berjudul “Amir Hamzah: Malay dan “Naik-naik.” Sajak “Sorga” mengarahkan Prince, Indonesian Poet” (1979a). Menurut kepada sajak Amir Hamzah yang berjudul Johns (1979a: 138–139), sajak “Padamu Jua” “Turun Kembali.” Ada godaan untuk cenderung karya Amir Hamzah sebagai sumber inspirasi kepada kenikmatan duniawi dibandingkan sajak “Doa” milik Chairil Anwar. Bagian segala tawaran akan keindahan surgawi. “Kaulah kandil kemerlap/Pelita jendela di Meski demikian, Chairil Anwar menghadirkan malam gelap” milik Amir Hamzah telah antithesis poetika dan menyodorkan ketegangan membuka jalan bagi kelahiran ekspresi Chairil antara poetika tradisional dengan poetika yang Anwar “CajaMu panas suci/tinggal kerdip lilin baru. Ia menghadirkan kontras pada bentuk dikelam sunyi.” struktur, kesopanan, epitet yang berbeda Pengaruh Amir Hamzah kepada Chairil dibandingkan dengan pengaruh tradisional Anwar dibahas juga oleh Al-Ma’ruf (2005). yang masih tampak di dalam karya-karya para Menurutnya (2005: 85), sajak Chairil Anwar penyair Pujangga Baru seperti Amir Hamzah. yang berjudul “Doa” mendapatkan inspirasinya Harry Aveling (2014) pun turut dari sajak Amir Hamzah “Padamu Jua”. Lepas membandingkan Amir Hamzah dan Chairil dari perdebatan di dalam menempatkan Amir Anwar melalui hal yang lebih spesifik yaitu Hamzah sebagai penyair sufistik (Daud, 2007; penyair dan hubungannya dengan Tuhan. Pada Kratz, 1999: 263; Mahmud, 2005) kecuali sajak Amir Hamzah “Padamu Jua” berbunyi hanya sebagai seorang penyair Muslim yang “Engkau pelik menarik ingin/Serupa dara di terkadang menunjukkan ekspresi religiusitasnya balik tirai”, sedangkan Chairil Anwar dalam saja sebagai seorang humanis Muslim (Johns, “Di Mesjid” menulis “Satu menista lain gila.” 1979b: 154, 156), Al Ma-ruf percaya bahwa Dengan menggunakan sajak “Padamu Jua” sajak ‘Padamu Jua” bernuansa sufistik sebab dan “Di Mesjid,” Aveling (2014: 246–249) berhasil mempertemukan dimensi sastra dan menunjukkan bahwa kedua penyair frustasi dimensi keagamaan. Dengan pijak argumen 150 Sawerigading, Vol. 26, No. 2, Desember 2020: Dipa Nugraha, Bertukar Tangkap dengan Raja... yang sama, ia juga menempatkan sajak “Doa” melebur dengan cakrawala-cakrawala yang sebagai sajak sufistik. Al Ma-ruf (2005: 84-86) ditawarkan oleh teks-teks sebelumnya untuk meyakini bahwa kedua sajak kental dengan dapat melahirkan sesuatu yang baru ciptaannya nilai transendental dan kemungkinan terilhami melalui pembacaan cermat (Elkad-Lehman & atau mempunyai hipogram ayat 35 dari surah Greensfeld, 2011: 262; Schleicher, 2007: 17). An-Nur dari dalam Alquran. Lagi pula, teks yang berasal dari kata latin Dari beberapa pembahasan mengenai textus yang berarti tenunan mengisyaratkan pengaruh Amir Hamzah kepada Chairil Anwar, pesan bahwa teks adalah sebuah situs atau terdapat beberapa sajak yang telah diulas oleh tempat berlangsungnya dialog di dalam teks kritikus sastra sebelumnya terkait dengan nuansa dan dengan teks-teks di luar teks, interior religiusitas kedua penyair. Sajak-sajak karya dan eksterior (Hartman, 1992: 296–298). Amir Hamzah tersebut adalah “Padamu Jua” dan Oleh sebab itu, interpretasi atas sebuah teks “Turun Kembali” sedangkan sajak-sajak karya meniscayakan perambahan pada teks-teks yang Chairil Anwar adalah “Doa”, “Di Mesjid”, dan hadir sebelumnya. “Sorga”. Dari kelima sajak ini, sajak “Padamu Usaha perambahan pada teks-teks Jua” karya Amir Hamzah serta dua sajak Chairil sebelumnya dalam rangka menciptakan Anwar, “Doa” dan “Di Mesjid”, adalah sajak- interpretasi yang lebih dalam atas sebuah teks sajak yang paling banyak mendapatkan ulasan memerlukan teknik pembacaan tertentu, yaitu dari kritikus sastra terkait keterkaitan kedua pembacaan cermat. Pembacaan cermat atau penyair. Namun, dari beberapa ulasan yang ada close reading adalah praktik ketat dan penuh mengenai ketiga sajak tersebut, belum pernah konsentrasi di dalam pembacaan seolah proses ada kajian yang membahas keterkaitan ketiga pembacaan seperti sebuah proses penelusuran sajak secara utuh. Penelitian ini hendak membaca dan penciptaan kembali teks. Pembacaan ketiga sajak ini dalam rangka mendeskripsikan cermat tidak beroposisi dengan pembacaan pengaruh sajak “Padamu Jua” karya Amir jauh (distant reading) tetapi berlawanan Hamzah yang tampak atau muncul di dalam dua dengan pembacaan biasa atau pembacaan yang sajak karya Chairil Anwar yang berjudul “Di longgar (Culler, 2010: 20; Hancher, 2016: 125). Mesjid” dan “Doa.” Pembacaan cermat adalah aktivitas membaca teks dengan perhatian pada penyingkapan atau KERANGKA TEORI eksplikasi makna dari sebuah teks di dalam Di dalam usaha menggali makna teks, mengekspresikan ide, imaji, emosi (Howe, pembacaan selalu menempatkan situasi yang 2009: 1). Ia adalah cara membaca teks dengan melibatkan tiga suara yang berdialog yaitu detail dan intim untuk menangkap makna pengarang, pembaca, dan konteks. Teks yang dikandungnya (Culler, 2010). Ia adalah memediasi pengarang dan pembaca sementara usaha menjelaskan bagaimana

View Full Text

Details

  • File Type
    pdf
  • Upload Time
    -
  • Content Languages
    English
  • Upload User
    Anonymous/Not logged-in
  • File Pages
    13 Page
  • File Size
    -

Download

Channel Download Status
Express Download Enable

Copyright

We respect the copyrights and intellectual property rights of all users. All uploaded documents are either original works of the uploader or authorized works of the rightful owners.

  • Not to be reproduced or distributed without explicit permission.
  • Not used for commercial purposes outside of approved use cases.
  • Not used to infringe on the rights of the original creators.
  • If you believe any content infringes your copyright, please contact us immediately.

Support

For help with questions, suggestions, or problems, please contact us