Sastra Lisan Dalam Perkembangan Teknologi Media; Studi Terhadap Tradisi Salawat Dulang Di Minangkabau

Sastra Lisan Dalam Perkembangan Teknologi Media; Studi Terhadap Tradisi Salawat Dulang Di Minangkabau

Jurnal Pustaka Budaya. Vol. 6, No. 1. Januari 2019 Copyright ©2019, pISSN: 2355-1186 | eISSN: 2442-7799 Available Online at: https://journal.unilak.ac.id/index.php/pb SASTRA LISAN DALAM PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIA; STUDI TERHADAP TRADISI SALAWAT DULANG DI MINANGKABAU Eka Meigalia*), Yerri Satria Putra **) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas, Padang, Indonesia Email: [email protected] *) ; [email protected] **) Naskah diterima: 17 Sepetember; direvisi: 24 September; disetujui: 1 Oktober Abstrak Tulisan ini menjelaskan kondisi sastra lisan ketika berhadapan dengan perkembangan teknologi media. Selain itu, juga dijelaskan pemanfaatan perkembangan teknologi serta media di era digital ini oleh para pelaku sastra lisan dalam proses kreatif mereka untuk keberlanjutan tradisi tersebut. Untuk itu, tradisi Salawat Dulang yang berkembang di Minangkabau dijadikan sebagai sumber data primer penelitian. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Sedangkan teknik pengambilan data dilakukan dengan pengamatan, wawancara, serta kajian kepustakaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Salawat Dulang merupakan salah satu sastra lisan yang mampu bertahan karena kemampuannya untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Teks yang dituturkan selalu diperbaharui mengikuti selera masyarakat yang diperoleh penutur melelui media seperti televisi, radio, atau pun media sosial. Media sosial pun dijadikan oleh penuturnya sebagai sarana promosi dan publikasi kegiatan mereka dalam berkesenian. Kata Kunci: kreatifitas, media, pewarisan, salawat dulang, sastra lisan, teknologi Abstract This paper explains the conditions of oral literature when dealing with the development of media technology. In addition, it explains the use of technologies and media developments in this digital era by oral literary actors in their creative processes for the continuity of tradition. For this reason, the tradition of salawat dulang which developed in Minangkabau was used as the primary data source for the study. The method in this research will be a qualitative. Meanwhile the technique of data collection is done by observation, interviews, and literature review. Based on the research conducted, salawat dulang is one of the oral literature that is able to survive because of its ability to adapt to technological developments. The text that is spoken is always updated according to the tastes of the people that are obtained by speakers through media such as television, radio or social media. Social media was used by speakers as a means of promotion and publication of their activities in the arts. Keywords: creativity, media, inheritance, oral literature, salawat dulang, technology 1 Eka Meigalia, Yerri Satria Putra 1. Pendahuluan Basijobang yang sekarang hanya tinggal 2 Manusia saat ini dikatakan tengah orang penutur aktifnya dan belum ada memasuki era di mana teknologi dan pewarisnya, serta Tupai Janjang yang penutur perangkat elektronik tidak bisa dilepaskan satu-satunya baru saja meninggal tahun lalu dari berbagai aspek kehidupan. Berbagai tanpa ada yang mewarisi keahliannya. kegiatan yang dilakukan sehari-hari tidak lagi dilakukan secara manual, namun telah ada Tentu banyak hal yang mempengaruhi perangkat-perangkat elektronik yang perubahan atau hilangnya tradisi tersebut membantu meringankan pekerjaan, seperti dari masyarakat. Terutama dengan semakin mencuci, memasak, membersihkan rumah, berkembangnya teknologi dan media saat ini. dan sebagainya. Begitu juga dengan berbagai Beberapa bahkan menduga bahwa tradisi keperluan dan kebutuhan hidup yang bisa seperti sastra lisan ini akan sulit bertahan. diperoleh hanya dengan satu perangkat Meskipun berbagai upaya telah dilakukan elektronik, yaitu ponsel cerdas (smartphone), oleh berbagai pihak dalam rangka seperti kebutuhan akan informasi, hiburan, merevitalisasi tradisi-tradisi yang masih ada, belanja, makan, serta bepergian. namun beberapa telah terlanjur hilang. Tapi ada juga beberapa tradisi yang ternyata Menghadapi kemajuan teknologi memiliki kemampuan untuk bertahan dan tersebut, manusia dituntut untuk mampu tetap disukai oleh khalayaknya. Salah satunya secara efektif dan kritis menggunakan serta terjadi pada sastra lisan Salawat Dulang. beradaptasi dengan berbagai kebaharuan Hingga saat ini, Salawat Dulang masih mudah yang muncul. Kemajuan teknologi dan ditemui, dipertunjukkan terutama sekali informasi saat ini telah membawa perubahan dalam rangka perayaan hari besar agama yang positif bagi kehidupan manusia. Namun Islam. Begitu juga dengan penampilnya yang di saat yang sama, dampak negatif juga disebut dengan “tukang salawat”. Grup-grup muncul sehingga menjadi tantangan baru di salawat baru masih terus bermunculan, berbagai bidang kehidupan manusia, yaitu bahkan yang beranggotakan anak-anak muda. politik, ekonomi, sosial budaya, dan sebagainya (Eshet-Alkalai, 2004). Menarik sekali membahas bagaimana kemampuan tradisi Salawat Dulang ini terus Dibidang budaya, perubahan dan bertahan di tengah perkembangan teknologi tantangan sangat terasa terjadi pada tradisi media saat ini. Bertahan dan berupaya untuk masyarakat yang telah muncul jauh sebelum tetap digemari oleh khalayaknya serta perkembangan teknologi dan media itu bersaing dengan berbagai alternatif hiburan terjadi. Terutama sekali di bidang sastra lisan dan medianya. Tetap memiliki fans setia tidak yang menurut Teeuw (1994) lahir dari masa saja dari kalangan tua, namun juga muda. ketika masyarakat belum mengenal aksara, Tidak terbatas laki-laki atau pun perempuan. pada masyarakat yang bercorak pedesaan. Oleh karena itu, tulisan ini akan memaparkan Ketika masyarakat telah memiliki banyak bentuk pemanfaatan teknologi serta media di alternatif hiburan yang dapat diperoleh di era digital ini oleh para pelaku tradisi Salawat mana saja dan kapan saja, maka salah satu Dulang dalam pewarisan serta proses kreatif fungsi dari sastra lisan, yaitu sebagai sarana mereka demi mempertahankan keberadaan hiburan, mulai berkurang bahkan menghilang. Salawat Dulang bagi khalayaknya. Akibatnya, satu persatu dari sastra lisan itu hilang dari masyarakat. Salawat Dulang merupakan tradisi yang cukup sering dibicarakan dalam berbagai Minangkabau sebagai salah satu etnis tulisan ilmiah. Berkaitan dengan yang memiliki ragam sastra lisan pun tidak eksistensinya, Mardiani (2018) menjelaskan luput mengalami perubahan tersebut. Tahun keberadaan tradisi Salawat Dulang di Padang 1999, Amir dan kawan-kawan telah Sibusuk, Kecamatan Kupitan, Kabupaten memetakan sastra lisan yang ada di Sijunjung. Tradisi ini bertahan di tengah Minangkabau dan menemukan setidaknya ada masyarakat karena masih memiliki fungsi bagi 30 jenis sastra lisan yang berkembang di masyarakat. Salawat Dulang pun masih wilayah budaya Minangkabau. Namun ditampilkan dalam berbagai upacara adat sebagiannya telah hilang atau punah dari masyarakat setempat. tengah masyarakat pendukungnya (Amir, Adriyetti., 2006). Belum lagi di tahun-tahun Sementara itu, Meigalia (2018) juga terakhir ini, tentu telah semakin bertambah membahas model pewarisan tradisi Salawat yang hilang atau pun terancam punah seperti Dulang dalam artikel yang diseminarkan di 2 Eka Meigalia, Yerri Satria Putra Seminar Antarbangsa Khazanah Melayu 3. Hasil dan Pembahasan Serumpun dalam Era Baharu. Ada pun 3.1 Sastra Lisan Menghadapi tahapan pewarisan tradisi Salawat Dulang Perkembangan Teknologi Media yang dilalui oleh penampilnya terdiri atas tiga Ong (1982) membagi budaya lisan ke tahap, yaitu ketertarikan, mulai belajar, dan dalam dua tahapan. Pertama tahapan yang mendampingi guru dalam setiap pertunjukan. disebut dengan kelisanan primer, yaitu masa ketika masyarakat belum mengenal aksara Kedua tulisan tersebut sedikit dan yang berkembang hanyalah budaya lisan. banyaknya menyinggung mengenai Kemudian kedua disebut dengan kelisanan keberadaan tradisi Salawat Dulang yang terus sekunder, yaitu tahapan ketika budaya lisan bertahan di Minangkabau. Namun, terkait telah memasuki masa modern yang tidak saja dengan teknologi media dan bagaimana bersentuhan dengan aksara, tapi juga media kemampuan tradisi tersebut dalam elektronik seperti televisi, radio, dan telepon. menghadapi perkembangannya justru belum Memasuki masa kelisanan sekunder, dibicarakan. Hal itulah yang menjadi fokus kebudayaan lisan mendapat tantangan penelitian dalam tulisan ini. tersendiri dengan bermunculannya media- media elektronik tersebut. Pilihannya, tetap 2. Metode bertahan dan menyesuaikan diri, atau hilang Penelitian untuk tulisan ini dilakukan karena tidak mampu bertahan serta dengan metode kualitatif. Sedangkan menyesuaikan diri. pengumpulan data dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu pengumpulan data, analisis, Sehubungan dengan hal itu, menurut dan perumusan hasil analisis. Tahapan Pudentia (2007), sastra lisan akan mengalami pengumpulan data dilakukan dengan berbagai perubahan, diantaranya yaitu a) beberapa teknik. Pertama adalah pengamatan. terancam punah atau telah punah karena Pengamatan dilakukan di lapangan, dengan fungsinya sudah berkurang atau berubah mengikuti beberapa pertunjukan Salawat dalam kehidupan masyarakatnya; b) Dulang. Pertunjukan tersebut memberikan mengalami perubahan yang sangat lambat; informasi yang cukup besar terkait dengan dan atau c) berubah cepat sehingga tidak popularitasnya dalam masyarakat. Khususnya dikenali lagi bentuk awalnya. Dengan begitu, dengan mengamati penonton dan aktifitasnya sastra lisan dapat dikatakan sebagai produk ketika pertunjukan Salawat Dulang budaya yang dinamis, selalu mengalami berlangsung. perubahan dari waktu ke

View Full Text

Details

  • File Type
    pdf
  • Upload Time
    -
  • Content Languages
    English
  • Upload User
    Anonymous/Not logged-in
  • File Pages
    8 Page
  • File Size
    -

Download

Channel Download Status
Express Download Enable

Copyright

We respect the copyrights and intellectual property rights of all users. All uploaded documents are either original works of the uploader or authorized works of the rightful owners.

  • Not to be reproduced or distributed without explicit permission.
  • Not used for commercial purposes outside of approved use cases.
  • Not used to infringe on the rights of the original creators.
  • If you believe any content infringes your copyright, please contact us immediately.

Support

For help with questions, suggestions, or problems, please contact us