Evaluasi Pemerintah Pusat Melalui Pemerintahan Provinsi Terhadap Hasil Pemekaran Wilayah

Evaluasi Pemerintah Pusat Melalui Pemerintahan Provinsi Terhadap Hasil Pemekaran Wilayah

Evaluasi Pemerintah Pusat Melalui Pemerintahan Provinsi terhadap Hasil Pemekaran Wilayah Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan Berdasarkan Aturan tentang Pemerintah Daerah EVALUASI PEMERINTAH PUSAT MELALUI PEMERINTAHAN PROVINSI TERHADAP HASIL PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA SELATAN BERDASARKAN ATURAN TENTANG PEMERINTAH DAERAH Helmanida Dedeng Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya [email protected] [email protected] Abstract: South Sumatra as a Province which has expanded regency / city areas. There are several regencies / cities in South Sumatra that have made regional splits, namely South Ogan Komering Ulu Regency (South OKU) based on Law (Law) Number (No) 37 of 2003, East Ogan Komering Ulu Regency (East OKU) based on Law - Law Number 37 of 2003, Ogan Ilir Regency (OI) based on Law Number 37 of 2003, Banyuasin Regency based on Law Number 6 of 2002, Empat Lawang Regency based on Law Number 1 of 2007, Kota Prabumulih based on Law Law Number 6 of 2001, Kota Pagar Alam based on Law Number 8 of 2001, Lubuk Linggau City based on Law Number 7 of 2001, PALI Regency based on Law Number 7 of 2013 and Muratara Regency based on Law Number 16 years 2013. The Central Government through the Ministry of Home Affairs together with the Government of South Sumatra Province jointly conduct an evaluation of the district division en / cities in South Sumatra based on Law Number 23 of 2014 concerning Regional Government and Law Number 9 of 2015 concerning Second Amendment to Law No. 23 of 2014 concerning Regional Government. This study uses a legal research method with a legislative approach and a history of regional expansion in regencies / cities in South Sumatra. To find out the evaluation of the regency / city regions resulting from the division. From the evaluation types of the ministry of the interior some regencies / cities become independent autonomous regions, namely South OKU, East OKU, Empat Lawang, Ogan Ilir, Banyuasin, Lubuk Linggau, Prabumulih and Pagar Alam and two districts in the process of control towards independent autonomous regions namely PALI and Muratara, which is reviewed from the validity period of the newly established regions starting from the enactment of the pemekaran law for each of the regencies / cities. Keywords: Regency, City, Pemekaran and South Sumatra 1 Helmanida 2 Dedeng Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Abstrak: Sumatera Selatan sebagai suatu Provinsi yang telah melakukan pemekaran daerah kabupaten/kota. Terdapat beberapa daerah kabupaten/kota di Sumatera Selatan yang telah melakukan pemekaran daerah yaitu Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKU selatan) berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor (No) 37 Tahun 2003, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKU Timur) berdasarkan Undang- Undang Nomor 37 Tahun 2003, Kabupaten Ogan Ilir (OI) berdasarkan Undang- Undang Nomor 37 Tahun 2003, Kabupaten Banyuasin berdasarkan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2002, Kabupaten Empat Lawang berdasarkan Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2007, Kota Prabumulih berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2001, Kota Pagar Alam berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2001, Kota Lubuk Linggau berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2001, Kabupaten PALI berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2013 dan Kabupaten Muratara berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2013. Pemerintah Pusat melalui kementerian dalam negeri bersama dengan pemerintahan Provinsi Sumaatera Selatan bersama-sama melakukan evaluasi terhadap daerah pemekaran kabupaten/kota di Sumatera Selatan berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum dengan pendekatan perUndang-Undangan dan sejarah pemekaran daerah kabupaten/kota di Sumatera Selatan. Untuk mengetahui evaluasi terhadap daerah kabupaten/kota hasil pemekaran tersebut. Dari jenis evaluasi kementerian dalam negeri beberapa daerah kabupaten/kota menjadi daerah otonom mandiri yaitu OKU Selatan, OKU Timur, Empat Lawang, Ogan Ilir, Banyuasin, Lubuk Linggau, Prabumulih dan Pagar Alam serta dua kabupaten dalam proses kontrol menuju daerah otonom mandiri yaitu PALI dan Muratara, yang ditinjau dari masa berlaku daerah pemekaran terhitung sejak disahkannya UU pemekaran untuk masing- masing kabupaten/kota tersebut. Kata Kunci: Kabupaten, Kota, Pemekaran dan Sumatera Selatan A. Pendahuluan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Kedua undang-undang ini Pasca Orde Baru dan memasuki menggantikan Undang-Undang era demokrasi Indonesia dengan sebelumnya yaitu Undang-Undang adanya penguatan isu desentralisasi Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok- dengan ditandai keberlakuan Pokok Pemerintahan Di Daerah. Undang-Undang nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah Pemberlakuan dan penguatan dan Undang-Undang nomor 25 Tahun asas desentralisasi pada ketentuan 1999 tentang perimbangan Keuangan Undang-Undang Pemerintahan Evaluasi Pemerintah Pusat Melalui Pemerintahan Provinsi terhadap Hasil Pemekaran Wilayah 3 Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan Berdasarkan Aturan tentang Pemerintah Daerah Daerah yang baru tersebut dengan Daerah otonom memiliki amanah untuk mengurus kepentingan kewenangan untuk membangun, masyarakat daerah, diberikannya mengelola potensi dan sumber daya konsep daerah otonomi luas, nyata yang ada di daerah otonom tersebut dan bertanggung jawab. Selain itu berdasarkan aspirasi masyarakat untuk adanya pemberdayaan daerah. Aspirasi dan keinginan masyarakat secara mandiri dan masyarakat ini hendaknya dapat memperkuat fungsi dewan diadopsi pemerintah daerah dalam Perwakilan Rakyat Daerah. Sistem memajukan pemberdayaan otonomi pada era demokrasi ini masyarakat daerah otonom itu merupakan otonomi yang luas, nyata sendiri. Dengan keberlakuan konsep dan bertanggung jawab. Semua otonomi daerah maka Kabupaten dan kewenangan pemerintah kecuali Kota sepenuhnya melaksanakan politik luar negeri, pertahanan fungsi dari daerah otonom tersebut keamanan, peradilan, moneter, fiskal yang berlandaskan pada asas dan agama, untuk bidang-bidang lain desentralisasi daerah. diserahkan kepada daerah secara Dalam hal pembentukan utuh, bulat dan menyeluruh dengan peraturan daerah maka ajuan ditetapkan melalui peraturan Rancangan Peraturan Daerah dibahas pemerintah. Perspektif desentralisasi bersama DPRD dan setelah adanya politik menerjemahkan desentralisasi persetujuan DPRD, Peraturan Daerah sebagai devolusi kekuasaan dari tersebut ditetapkan oleh Kepala pemerintah pusat ke pemerintah daerah berdasarkan pedoman yang daerah, sedangkan perspektif telah ditetapkan pemerintah pusat. desentralisasi administrasi diartikan Konsep otonomi daerah juga sebagai pendelegasian wewenang mengatur tentang pembentukan administratif dari pemerintah pusat ke daerah baru yang didasarkan pada pemerintah daerah.1 pertimbangan kemampuan ekonomi, potensi sumber daya alam daerah, 1 Syarif Hidayat, Refleksi Realitas Otonomi Daerah Dan Tantangan Kedepan, Jakarta: Pustaka Quantum, 2003, hlm. 23. Helmanida 4 Dedeng Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya faktor sosial budaya, kondisi sosial pelaksanaan otonomi daerah sehingga politik daerah, keadaan geografis Pemerintah Pusat melalui proses daerah, dan dengan pertimbangan pembentukan Peraturan perUndang- lainnya yang memungkinkan Undangan diubah dan menjadi terselenggaranya pembentukan Undang-Undang Nomor 32 Tahun daerah otonom baru. Sedangkan 2004 tentang Pemerintahan Daerah daerah yang tidak mampu dan Undang-Undang nomor 33 Tahun melaksanakan otonomi daerah dapat 2004 tentang Perimbangan Keuangan dihapus atau digabung dengan daerah Antara Pemerintah Pusat dan lainnya. Daerah juga dapat Pemerintahan Daerah. dimekarkan menjadi daerah otonom Dengan disempurnakannya lainnya yang ditetapkan dengan Undang-Undang Otonomi Daerah Undang-Undang. yaitu dengan dikeluarkannya Rencana penelitian ini juga Undang-Undang No 32 Tahun 2004 mempertimbangan bahwa dalam tentang Pemerintahan Daerah dan konsep desentralisasi dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun keberlakuan Undang-Undang 2004 tentang Perimbangan Keuangan pemerintahan daerah memberikan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah kepada kabupaten atau kota dengan yaitu berkaitan dengan untuk diberikan otonomi yang luas, penyelenggaraan pemilihan kepala sedangkan pada Provinsi diberikan daerah dan wakil kepala daerah guna otonomi terbatas, hal ini ditandai tampilnya pemimpin pemerintahan di dengan kewenangan Provinsi pada daerah yang berasal dari rakyat, untuk otonomi yang bersifat lintas rakyat dan oleh rakyat sebagai Kabupaten dan kota. implementasi asas demokrasi langsung. Sedangkan khusus Keberlakuan Undang-Undang Perimbangan Keuangan Pusat dan Nomor 22 Tahun 1999 tentang Daerah bahwa dana perimbangan Pemerintahan Daerah dan Undang- terdiri atas dana alokasi umum Undang Nomor 25 Tahun 1999 (DAU), dana alokasi khusus (DAK) tentang Perimbangan Keuangan dan dana bagi hasil (DBH). Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Dengan berbagai pertimbangan Evaluasi Pemerintah Pusat Melalui Pemerintahan Provinsi terhadap Hasil Pemekaran Wilayah 5 Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan Berdasarkan Aturan tentang Pemerintah Daerah Dengan pertimbangan Undang-Undang Nomor 32 Tahun penyelenggaraan pemilihan kepala 2004 tentang Pemerintahan Daerah daerah dan wakil kepala daerah untuk yang lama. Untuk menjamin perlu menerapkan prinsip efisiensi pembangunan dan pelayanan kepada dan efektifitas yang berkaitan dengan masyarakat melalui kepemimpinan pemanfaatan dana, perlengkapan, pemerintahan daerah yang personal dan keadaan

View Full Text

Details

  • File Type
    pdf
  • Upload Time
    -
  • Content Languages
    English
  • Upload User
    Anonymous/Not logged-in
  • File Pages
    20 Page
  • File Size
    -

Download

Channel Download Status
Express Download Enable

Copyright

We respect the copyrights and intellectual property rights of all users. All uploaded documents are either original works of the uploader or authorized works of the rightful owners.

  • Not to be reproduced or distributed without explicit permission.
  • Not used for commercial purposes outside of approved use cases.
  • Not used to infringe on the rights of the original creators.
  • If you believe any content infringes your copyright, please contact us immediately.

Support

For help with questions, suggestions, or problems, please contact us