LAPORAN TUGAS AKHIR - RA.141581

Revitalisasi Stasiun Kereta Api Manggarai sebagai Pendukung Sistem Transportasi Terintegrasi

DWI ANGGORO PRIMASETYA 3211100069

DOSEN PEMBIMBING: Ir. ACHMAD MAKSUM, MT.

PROGRAM SARJANA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2015

FINAL PROJECT - RA.141581

Manggarai Station Revitalization: Endorsing the Integrated Transport Systems

DWI ANGGORO PRIMASETYA 3211100069

SUPERVISOR: Ir. ACHMAD MAKSUM, MT.

UNDERGRADUTE PROGRAM DEPARTEMENT OF ARCHITECTURE FACULTY OF CIVIL ENGINEERING AND PLANNING SEPULUH NOPEMBER INSTITUTE OF TECHNOLOGY SURABAYA 2015

ABSTRAK Revitalisasi Stasiun Kereta Api Manggarai sebagai Pendukung Sistem Transportasi Terintegrasi

Nama : Dwi Anggoro Primasetya NRP : 3211100069 Dosen Pembimbing : Ir. Achmad Maksum, MT. Jurusan : Arsitektur

Transportasi secara umum merupakan aktivitas perpindahan manusia ataupun barang dari satu tempat ke tempat lain. Manusia sebagai makhluk hidup dalam kehidupan sehari-harinya tidak akan pernah lepas dari aktivitas transportasi sebagaimana manusia memerlukan berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi. Dalam kehidupan modern masa kini khususnya di kota-kota besar, manusia dituntut untuk memiliki mobilitas tinggi dalam kehidupan sehari-harinya. Di sisi lain, kebutuhan akan mobilitas tinggi tersebut memerlukan suatu sistem transportasi yang memadai, dimana manusia dapat dengan mudah dan cepat berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Sebuah sistem transportasi memiliki beberapa macam komponen, salah satunya adalah terminal atau stasiun. Terminal atau stasiun merupakan tempat dimana manusia dapat memulai atau mengakhiri perjalanan mereka ketika menggunakan moda transportasi umum. Tentunya, kini kita tidak membicarakan lagi penggunaan kendaraan pribadi dalam kehidupan sehari-hari karena tidak efisien dan tidak ramah lingkungan. Oleh karena itu, masyarakat kini disarankan untuk menggunakan transportasi umum dengan jaringan pedestrian sebagai elemen pendukung utamanya. Namun, kota sebagai kota megapolitan belum terlalu mengutamakan pemikiran tersebut dengan masih dominannya penggunaan kendaraan pribadi di jalan-jalan ibukota. Akibatnya, kemacetan terjadi hampir di seluruh pelosok kota Jakarta. Oleh karena itu, penulis bertujuan untuk merancang sebuah komponen terminal percontohan yang nantinya diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk mau beralih menggunakan moda transportasi umum.

Kata Kunci: Stasiun,Transportasi, Pedestrian

ABSTRACT Manggarai Station Revitalization: Endorsing the Integrated Transport Systems

Name : Dwi Anggoro Primasetya NRP : 3211100069 Supervisor : Ir. Achmad Maksum, MT. Department : Architecture

Transportation, is a movement activity of people or goods from one place to another. Human as a living creature will never be separated from this transportation activities as humans need different kind of needs that must be met. In this modern life, especially in metropolitan cities, people there required to have high mobility to do their daily activities because of nowadays convenience and practical lifestyle. In the other side, the need of that high mobility needs a reliable transportation system which can provide people an easy and fast mobility from one place to place. Transportation system consist of several component, one of which is terminal or station. Terminal or station is a place where people begin or end their trip or journey when they use public transport. Of course, in this time and era, we don’t talk about private vehicle for daily use because of it being inefficient and not eco-friendly. With that in mind, nowadays people’s daily life is encouraged to use public transport with pedestrian as its number one supporter. However, Jakarta as a megapolitan city hasn’t think that way, it can be seen with the dominance of private vehicle in Jakarta’s street which lead to heavy traffic in almost every street in Jakarta. Therefore, writer want to create a terminal/station object which can encourage people in Jakarta to use public transport on daily basis.

Keywords: Station, Transportation, Pedestrian

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang mengangkat isu tentang integrasi transportasi di kota- kota besar yang ada di khususnya Kota Jakarta. Proposal ini berisikan tentang latar belakang pengambilan isu dan masalah-masalah yang terjadi pada sistem transporasi beserta fasilitas pendukungya yang ada di Jakarta. Laporan ini juga membahas mengenai konsep desain yang nantinya dapat diambil demi menyelesaikan masalah-masalah yang ada di lapangan. Diharapkan Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan gambaran akan masalah-masalah yang ada pada sistem transportasi di Jakarta dan cara-cara yang dapat dilakukan sebagai bentuk penganggulangannya dalam ranah arsitektural. Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Surabaya, 21 Juni 2015

Penyusun

iii | Tugas Akhir- RA.141581

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ...... i ABSTRACT ...... ii KATA PENGANTAR ...... iii DAFTAR ISI ...... iv DAFTAR GAMBAR ...... v PENDAHULUAN ...... 1 I.1 Latar Belakang ...... 1 I.2 Isu dan Konteks Desain ...... 2 I.3 Permasalahan dan Kriteria Desain ...... 5 PROGRAM DESAIN ...... 7 II.1 Tapak dan Lingkungan ...... 7 II.2 Pemrograman Fasilitas dan Ruang ...... 10 PENDEKATAN DAN METODA DESAIN ...... 19 III.1 Pendekatan Desain ...... 19 III.2 Metoda Desain ...... 19 III.3 Konsep Desain ...... 22 EKSPLORASI DESAIN ...... 37 IV.1 Eksplorasi 1 ...... 37 IV.2 Eksplorasi 2 ...... 40 IV.3 Hasil Rancangan ...... 45 DAFTAR PUSTAKA ...... 50

iv | Tugas Akhir- RA.141581

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Stasiun Manggarai, sumber: google.co.id ...... 7 Gambar 2 Rencana Kawasan Manggarai, sumber PSUD ...... 8 Gambar 3 Rencana Rel Kereta Api, sumber: JICA ...... 9 Gambar 4 Kondisi Site Kawasan Manggarai, sumber: google.co.id ...... 10 Gambar 5 Stasiun Siku, sumber: Subarkah ...... 13 Gambar 6 Lebar Ruang Bebas pada Jalur Kereta Api, sumber: google.co.id ...... 14 Gambar 7 Stasiun Paralel, sumber: Subarkah ...... 14 Gambar 8 Skema Standar Ruang Bebabs pada Jalur Kereta Api, sumber: google.co.id ...... 15 Gambar 9 Lebar Ruang Bebas pada Jalur Kereta Api, sumber: google.co.id ...... 16 Gambar 10 Skema Organisasi Ruang, sumber: Dokumen Pribadi ...... 18 Gambar 11 Skema Organisasi Ruang ...... 18 Gambar 12 Skema Masalah - Solusi, sumber: H. Dubberly ...... 19 Gambar 13 Engineering Design Process, sumber: H. Dubberly ...... 20 Gambar 15 Skema Metoda Desain, sumber: Dokumen Pribadi ...... 21 Gambar 16 Perbauran Kedudukan Stasiun, sumber: Dokumen Pribadi ...... 23 Gambar 17 Multipurpose Station, sumber: google.co.id ...... 23 Gambar 18 Konsep Site Manggarai, sumber: google.co.id ...... 25 Gambar 19 Kondisi Site Manggarai Kini, sumber: google.co.id ...... 25 Gambar 20 Rencana Pengembangan Stasiun Manggarai, sumber: Pemkot Jakarta Selatan ...... 28 Gambar 21 Karakteristik Kawasan Manggarai, sumber: Pemkot Jakarta Selatan ...... 29 Gambar 22 Analisa Sirkulasi, sumber: Dokumen Pribadi ...... 29 Gambar 23 Referensi Pedestrian Street, sumber: google.co.id...... 30 Gambar 24 Pedagang di Area Stasiun, sumber: google.co.id ...... 31 Gambar 25 Skema Sirkulasi, sumber: Dokumen Pribadi ...... 32 Gambar 26 Rute MRT Singapur, sumber: google.co.id ...... 33 Gambar 27 Pintu Masuk MRT, sumber: Dokumen Pribadi ...... 34 Gambar 28 Halte Bus Singapur, sumber: Dokumen Pribadi ...... 34 Gambar 29 Kondisi Stasiun MRT Singapura ...... 34 Gambar 30 Skema Sirkulasi MRT Singapur, sumber: Dokumen Pribadi ...... 35 Gambar 31 Stasiun Gambir, sumber: google.co.id ...... 38 Gambar 32 Konfigurasi Kolom, sumber: Dokumen Pribadi ...... 38 Gambar 33 Konfigurasi Kolom Fleksibel, sumber: google.co.id ...... 39 Gambar 34 Struktur Busur, sumber: google.co.id ...... 39 Gambar 35 Tampak Awal, sumber: Dokumen Pribadi ...... 41 Gambar 36 Denah Lantai Dasar, sumber: Dokumen Pribadi ...... 45 Gambar 37 Denah Lantai 1, sumber Dokumen Pribadi ...... 46 Gambar 38 Denah Lantai 2, sumber: Dokumen Pribadi ...... 47 Gambar 39 Tampak Timur dan Barat, sumber: Dokumen Pribadi ...... 48 Gambar 40 Tampak Utara dan Selatan, sumber: Dokumen Pribadi ...... 49

v | Tugas Akhir- RA.141581

PENDAHULUAN

bukanlah solusi terbaik mengingat kebutuhan I.1 Latar Belakang lahan di daerah perkotaan yang tidak hanya Populasi manusia yang semakin tentang lahan sirkulasi namun juga kebutuhan meningkat tentu tidak lepas dari berbagai lain semacam lahan RTH dan permukiman. macam masalah yang ditimbulkannya Oleh karena itu, sudah seharusnya penggunaan khususnya yang terjadi di kota-kota besar di transportasi publik sebagai sistem transportasi Indonesia pada umumnya. Keterbatasan lahan utama digalakan. bernaung yang kemudian menyebabkan Namun sebagai kota megapolitan, kepadatan wilayah yang tinggi yang dapat kondisi transportasi publik di Jakarta sangatlah berdampak buruk pada lingkungan. kurang layak untuk memenuhi kebutuhan Kesenjangan sosial yang semakin nyata di warganya yang melakukan 53 juta perjalanan masyarakat dengan semakin terbukanya jurang- setiap harinya. Tidak adanya sistem transportasi jurang kelompok di masyarakat. Di sisi lain, publik yang terintegrasi semakin menambah manusia sebagai makhluk hidup yang terus daftar masalah. Dengan sistem transportasi melakukan aktifitas tidak lepas dari kegiatan yang kacau seperti ini dapat mengakibatkan berpindah dari suatu tempat ke tempat lain dampak buruk bagi para penggunanya yang sebagai salah satu bagian dari rutinitas kegiatan mayoritas merupakan roda penggerak ekonomi manusia itu sendiri. kota DKI Jakarta itu sendiri. Para karyawan Kegiatan berpindah dari suatu tempat ke setiap hari harus berdesak-desakkan di dalam tempat lainnya juga tidak dapat menghilangkan moda transportasi publik. Belum lagi dengan kebutuhan akan ruang itu sendiri. Untuk dapat kondisi jadwal perjalanan yang tidak tepat melakukan perpindahan tersebut manusia waktu mengakibatkan waktu tempuh perjalanan membutuhkan ruang dan waktu. Berbagai yang diperlukan menjadi tidak pasti. Tak lupu macam cara dapat dilakukan manusia untuk dari masalah juga para pengguna kendaraan melakukan perpindahan tersebut, salah satunya pribadi yang harus berjibaku dengan kemacetan adalah penggunaan transportasi publik. berjam-jam setiap harinya. Transportasi publik dianggap sebagai moda Dan dari kondisi-kondisi diatas transportasi utama ketika jalan-jalan yang dikhawatirkan tak hanya menyebabkan tersedia sudah tidak lagi mampu menahan kelelahan fisik namun juga akan menyebabkan kendaraan pribadi. penyakit-penyakit kejiwaan seperti lelah pikiran, Jakarta, sebagai kota terpadat di frustasi, dan bahkan depresi bagi para komuter Indonesia tentu tidak terlepas dari masalah di Jakarta. Hal ini tentu bukanlah satu hal yang tersebut. Kemacetan yang disebabkan oleh menggembirakan mengingat oleh karena jerih penumpukan volume kendaraan yang payah sebagian besar orang-orang ini lah roda didominasi oleh kendaraan pribadi yang setiap perekeonomian di Jakarta dapat berjalan. tahun semakin bertambah jumlahnya namun Namun dengan kondisi yang seperti ini bukan tidak diiringi oleh peningkatan ruas jalan yang tak mungkin nantinya dapat menyebabkan tidak seberapa. Penambahan luas jalan sejatinya

1 | Tugas Akhir- RA.141581

penurunan produktivitas para pekerja dan • Lokasi (asal dan tujuan karyawan. • Alat (teknologi) Maka dari itu diperlukan sebuah sistem • Keperluan tertentu di lokasi tujuan yang dapat mengakomodasi kebutuhan akan seperti ekonomi, social, dan lain-lain. transportasi publik yang nyaman dan aman Dari pengertian diatasa maka sistem serta tepat waktu untuk memenuhi kebutuhan transportasi dapat diartikan sebagai suatu masyarakat perkotaan yang serba praktis. Salah kesatuan dari komponen yang saling satunya adalah dengan sistem antar moda mendukung dan bekerja sama dalam pengadaan transportasi yang terintegrasi yang dapat pelayanan jasa transportasi yang melayani memperluas jaringan transportasi dan wilayah mulai dari tingkat lokal (desa dan kota) mempermudah kegiatan transportasi itu sendiri. sampai ke tingkat nasional dan internasional. Dengan sistem transportasi antar moda juga memerlukan fasilitas pendukung yang memadai. Komponen utama sistem tranportasi Salah satu sistem pendukung tersebut adalah adalah (Morlok, 1988) suatu terminal sebagai tempat memulai dan a. Objek yang diangkut atau mengakhiri suatu perjalanan. Dengan fasilitas dipindahkan (manusia dan barang) pendukung yang memadai yang dapat b. Alat transporasi atau sarana memberikan kenyamanan dan kemudahan (kendaraan dan peti kemas) kepada para pengguna nantinya diharapkan c. Tempat pergerakan alat transportasi, semakin meningkat minat masyarakat untuk yaitu prasarana/infrastruktur (jalan) menggunakan transportasi publik. d. Tempat memasukkan dan memuat dan mengeluarkan/membongkar I.2 Isu dan Konteks Desain objek yang diangkut ke dan dari Sistem Transportasi dalam ala transportasi (terminal) Sistem secara umum dapat diartikan e. Yang memadukan point a sampai d sebagai suatu kesatuan, unit, atau integritas di atas sekaligus mengatur dan yang bersifat komprehensif yang terdiri dari mengelolanya (sistem komponen-komponen yang saling mendukung pengoperasian/sistem manajemen) dan bekerja sama mengintegrasikan sistem Dengan telah diketahuinya komponen tersebut. Dengan demikian kalau salah satu utama dari sistem transportasi tersebut diatas komponen rusak, maka rusak pulalah sistem maka batasan sistem tranportasi secara umum tersebut. merupakan gabungan dari komponen- Transportasi secara umum dapat komponen: diartikan sebagai usaha pemindahan, atau • Jalan dan terminal sebagai penggerakan orang atau barang dari suatu prasarana/infrastruktur yang lokasi, yang disebut lokasi asal, ke lokasi lain, tetap/tidak bergerak yang biasa disebut lokasi tujuan, untuk • Kendaraan atau alat transportasi keperluan tertentu dengan mempergunakan alat sebagai sarana bergerak tertentu pula. Dari pengertian ini transportasi • Sistem pengoperasian sebagai mempunyai beberapa dimensi seperti: komponen yang

2 | Tugas Akhir- RA.141581

mengelola/memadukan sendiri pada umumnya terdiri atas bagian- prasarana dan sarana bagian sebagai berikut (Fidel, 2012) 1. Halaman depan/Front area Tempat ini berfungsi sebagai Pengertian Stasiun perpindahan dari sistem transportasi Stasiun adalah tempat untuk menaik- jalan baja ke sistem transportasi jalan turunkan penumpang, dimana penumpang dapat raya atau sebaliknya. Tempat ini berupa: membeli karcis, menunggu kereta api dan a. Terminal kendaraan umum, mengurus bagasinya. Di stasiun itu juga b. Parkir kendaraan, diberikan pelayanan untuk mengirim dan c. Bongkar muat barang. menerima barang kiriman, serta kesempatan 2. Bangunan Stasiun untuk bersimpangan dan bersusulan dua kereta Bangunan ini biasanya terdiri atas : api atau lebih. (Subarkah, 1997) Stasiun adalah a. Ruang depan (Hall atau tempat awal dan akhir dari perjalanan kereta api, Vestibule) loket, bukan merupakan ataupun awal yang b. Fasilitas administratif (kantor sebenarnya. Dari stasiun masih dibutuhkan kepala stasiun & staff), moda angkutan lain untuk sampai ke tujuan c. Fasilitas operasional (ruang akhir. (Warpani, 1990) sinyal, ruang teknik), Menurut Peraturan Menteri d. Kantin dan toilet umum. Perhubungan No.33 Tahun 2011 Pasal 2, 3. Peron Stasiun kereta api merupakan prasarana kereta Peron terdiri atas: api sebagai tempat pemberangkatan dan a. Tempat tunggu, pemberhentian kereta api. Menurut Undang- b. Naik-turun dari dan menuju Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2007 kereta api, yang disebutkan dalam pasal 35 bahwa stasiun c. Tempat bongkat muat barang. kereta api berfungsi sebagai tempat kereta api Bagian ini bisa beratap atau tidak. berangkat atau berhenti untuk melayani naik- 4. Emplasemen turun penumpang, bongkar muat barang, Emplasemen terdiri atas : dan/atau keperluan operasi kereta api. Stasiun a. Sepur lurus, untuk keperluan naik turun penumpang b. Peron, sekurang-kurangnya dilengkapi fasilitas : c. Sepur belok sebagi tempat kereta • Keselamatan, api berhenti untuk memberikan • Keamanan, kesempatan kereta lain lewat. • Kenyamanan, • Naik turun penumpang, Stasiun Manggarai sebagai Bangunan • Penyandang cacat, Cagar Budaya • Kesehatan, Stasiun Manggarai dengan umur yang sudah lebih dari 50 tahun dapat digolongkan ke • Fasilitas umum. Triwinarto (dalam Laksono, 2013) dalam bangunan cagar budaya golongan A yang keberadaannya patut dilestarikan. mengemukakan bangunan stasiun kereta api itu

3 | Tugas Akhir- RA.141581

Pasal 4 Pelestarian Bangunan Cagar Budaya Lingkup Pelestarian Cagar Budaya meliputi Menurut Undang-Undang RI No.11 Pelindungan, Pengembangan, dan Pemanfaatan 2010 yang disebut dengan Pelestarian adalah Cagar Budaya di darat dan di air. upaya dinamis untuk mempertahankan keberadaan Cagar Budaya dan nilainya dengan cara melindungi, mengembangkan, dan Menurut Danisworo memanfaatkannya. Dalam mempertahankan (1995) : ”Konservasi adalah upaya untuk Cagar Budaya dilakukan upaya Pengelolaan melestarikan, melindungi serta memanfaatkan yang pengertiannya adalah upaya terpadu untuk sumber daya suatu tempat, seperti gedung- gedung tua yang memiliki arti sejarah atau melindungi, mengembangkan, dan budaya, kawasan dengan kepadatan memanfaatkan Cagar Budaya melalui kebijakan pendudukan yang ideal, cagar budaya, hutan pengaturan perencanaan, pelaksanaan, dan lindung dan sebagainya”. Oleh karena itu pengawasan untuk sebesar-besarnya sejatinya konservasi merupakan upaya kesejahteraan rakyat. preservasi dengan tetap mempertahankan suatu dari kegiatan atau fungsi aslinya dan diadaptasikan dengan kegiatan atau fungsi yang benar-benar baru sehingga dapat membiayai kelangsungan eksistensinya. Pasal 2 Menurut (Marquis-Kyle dan Walker, 1996; Al Pelestarian Cagar Budaya berasaskan: vares, 2006), konservasi dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: a. Pancasila; • Preservasi adalah mempertahankan b. Bhinneka Tunggal Ika; (melestarikan) yang telah dibangun c. kenusantaraan; disuatu tempat dalam keadaan aslinya d. keadilan; tanpa ada perubahan dan e. ketertiban dan kepastian hukum; mencegah penghancuran. f. kemanfaatan; • Restorasi adalah pengembalian yang g. keberlanjutan; telah dibangun disuatu tempat ke kondisi semula yang diketahui, dengan h. partisipasi; dan menghilangkan tambahan atau i. transparansi dan akuntabilitas. membangun kembali komponen- komponen semula tanpa menggunakan Pasal 3 bahan baru. Pelestarian Cagar Budaya bertujuan: • Rekontruksi adalah membangun a. melestarikan warisan budaya bangsa dan kembali suatu tempat sesuai mungkin warisan umat manusia; dengan kondisi semula yang diketahui b. meningkatkan harkat dan martabat bangsa dan diperbedakan dengan menggunakan melalui Cagar Budaya; bahan baru atau lama. c. memperkuat kepribadian bangsa; • Adaptasi adalah merubah suatu tempat sesuai dengan penggunaan yang dapat d. meningkatkan kesejahteraan rakyat; dan digabungkan. e. mempromosikan warisan budaya bangsa • Revitalisasi adalah kegiatan kepada masyarakat internasional. pengembangan yang ditujukan untuk

4 | Tugas Akhir- RA.141581

menumbuhkan kembali nilai-nilai e. Sirkulasi dan ruang yang terbuka penting cagar budaya dengan untuk memudahkan dan mendorong penyesuaian fungsi ruang baru yang masyarakat untuk mau tidak bertentangan dengan prinsip menggunakan sirkulasi di dalam pelestarian dan nilai budaya masyarakat. stasiun dan akhirnya beralih menggunakan transportasi umum. I.3 Permasalahan dan Kriteria Desain f. Keamanan dan keselamatan bagi Permasalahan Desain seluruh pengguna stasiun dari Dibawah ini diantaranya masalah- ancaman luar(tindak kejahatan, masalah yang perlu diselesaikan: cuaca) maupun dari dalam(stabilitas a. Sirkulasi penumpang yang datang ke bangunan, standar keamanan). stasiun baik dari dalam Kriteria Desain stasiun(penumpang kereta api yang Untuk dapat memenuhi berbagai turun di stasiun Manggarai) maupun tuntutan pada poin sebelumnya, perlu dibuat penumpang dari luar stasiun kriteria sebagai koridor standar rancangan. Manggarai agar tidak terjadi silang Kriteria itu diantaranya; sirkulasi yang nantinya a. Ketersinambungan moda menyebabkan terganggunya proses transportasi sirkulasi dan terjadi penumpukan Dengan harapan terciptanya sebuah manusia. sistem transportasi yang terintegrasi, b. Sirkulasi manusia antara stasiun maka diperlukan adanya Manggarai dengan bangunan atau perencanaan terhadap sistem lingkungan sekitar di Kawasan transportasi itu sendiri. Dengan Manggarai sebagaimana konsep adanya sistem transportasi yang TOD (Transit Oriented berkesinambungan maka akan Development) Kawasan Manggarai memudahkan penggunanya untuk yang mengutamakan transportasi melakukan perpindahan dari satu menggunakan pedestrian. tempat ke tempat lain. c. Organisasi sirkulasi untuk b. Kemudahan pencapaian penumpang KA Komuter, KA Sebagai upaya peminimalisasian Bandara, dan KA Jarak Jauh yang penggunaan kendaraan pribadi, masing-masing memiliki aktivitas objek rancangan nantinya harus dan kebutuhan ruang yang berbeda- dapat dicapai dengan berjalan kaki beda. atau maksimal 400 meter. Objek d. Efisiensi sirkulasi di dalam ruang rancangan juga harus dapat stasiun yang terintegrasi dengan memberikan kesan pencapaian yang sirkulasi di luar melalui orientasi mudah dan dekat dengan cara dan penandaan sirkulasi yang jelas membuat jaringan sirkulasi yang dan tepat. dapat menjangkau berbagai tempat

5 | Tugas Akhir- RA.141581

di sekitar lokasi objek yang padat harus dapat memanfaatkan ruang aktivitas. sebaik mungkin dan bersifat linear c. Ketersediaan fasilitas penunjang sehingga ada kejelasan arah sirkulasi. Dan sebagaimana fasilitas publik e. Keselarasan desain rancangan pada umumnya, objek rancangan dengan bangunan eksisting stasiun nantinya juga perlu ditunjang Manggarai dan bangunan di dengan fasilitas penunjang seperti sekitarnya. toilet, musholla, kantin, minimarket, Sesuai dengan konsep dsb. sebagai bentuk pemenuhan pengembangan kawasan Manggarai kebutuhan para pengguna nantinya. yang nantinya akan menjadi sebuah d. Efektivitas ruang gerak dan pusat aktivitas bisnis dan ekonomi, kejelasan sirkulasi maka kedudukan stasiun Manggarai Kegiatan transportasi dalam sebagai penghubung moda prosesnya memerlukan sebuah transportasi umum ke seluruh tempat untuk melakukan penjuru kota Jakarta khususnya perpindahan. Sebuah sistem untuk jaringan moda transportasi transportasi yang baik adalah sistem kereta api, maka desain rancangan yang memberikan pelayanan nantinya diharapkan dapat transportasi yang cepat dan mudah. mengakomodasi sirkulasi baik dari Hal tersebut dapat dicapai dengan dalam wilayah stasiun Manggarai itu sistem sirkulasi yang efisien dan sendiri maupun dari luar wilayah jelas arahnya. Rancangan sistem stasiun Manggarai. sirkulasi yang muncul nantinya

6 | Tugas Akhir- RA.141581

PROGRAM DESAIN

Gambar 1 Stasiun Manggarai, sumber: google.co.id Stasiun Manggarai (Kode: MRI, II.1 Tapak dan Lingkungan +13m) adalah stasiun kereta api terbesar di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia Identitas Bangunan yang terletak di Manggarai, Jakarta Selatan. Alamat : Jl Manggarai Utara No. 1 Kel. Stasiun ini memiliki jalur hampir sebanyak Manggarai Kec. Tebet Jakarta Selatan stasiun Jakarta Kota. Stasiun ini kebanyakan Jakarta 12850 hanya melayani kereta komuter tujuan Pemilik : P.T. (KAI) Bogor, Depok, Jatinegara, Jakarta Kota, dan Bekasi. Arsitektur : Bergaya Nieuwe Kunst. Existing Stasiun Manggarai Arsitek : J. Van Gendt. Secara geografis lokasi stasiun Golongan : A Manggarai sangatlah strategis, terletak di ujung Utara Wilayah kota Jakarta Selatan Luas Lahan : 4Ha menempatkan stasiun Manggari di tengah- KDB : 50% tengah kota Jakarta yang dikelilingi oleh 4 KLB : 3,5 wilayah kota lainnya. Selain itu stasiun Manggarai juga dilalui oleh 3 jalur kereta

7 | Tugas Akhir- RA.141581

Commuter Line, yaitu jalur Bekasi-Jakarta akan dijadikan sebagai pusat bisnis dan Kota, Bogor-Jatinegara, Bogor-Jakarta Kota. ekonomi di kawasan Manggarai Belum lagi ditambah dengan beberapa Rencana Tata Ruang & Peraturan kereta jarak jauh yang memulai-mengakhiri Rencana Kawasan Manggarai perjalanan di stasiun Manggarai. Apalagi Berdasarkan RTRW Jakarta 2010- ditambah dengan rencana pemerintah 2030 dalam visinya disebutkan bagian Utara menambah jalur baru tujuan Bandara wilayah Jakarta Selatan peruntukannya akan Soekarno-Hatta, membuat kehadiran stasiun digunakan untuk kawasan pusat niaga Manggarai semakin vital. terpadu. Nantinya wilayah Manggarai akan menjadi sebuah Pusat Kegiatan Primer pada Batas Utara: Sungai dan kawasan ekonomi prospektif bersamaan Pintu Air Manggarai, dalam Rencana dengan wilayah disekitarnya diantaranya Kawasan Manggarai area ini akan Kawasan Segitiga Emas Setiabudi, Blok M, diperuntukan Fasilitas Umum. dan Tebet. Batas Selatan: Dipo Stasiun Kereta Di sekitar wilayah Manggarai juga Api Manggarai sebagai tempat perawatan nantinya akan dijadikan sebagai wilayah dan pemeliharaan armada kereta api. perkantoran dan daerah komersil. Dan pada Batas Timur: Perumahan padat, pusatnya terdapat stasiun Manggarai sebagai dalam Rencana Kawasan Manggarai area ini Stasiun Besar yang menghubugkan kereta akan dijadikan lahan untuk fasilitas Park api Commuter Line dari seluruh wilayah and Ride, di sebelahnya juga akan Jabodetabek diperunukkan untuk hunian bertingkat. Batas Barat: Perumahan pada, Kedudukan Manggarai dalam dalam Rencana Kawasan Manggarai area ini Struktur Ruang Kota Dilihat dari letak dan . Manggarai merupakan kawasan yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Primer dengan Pusat perkantoran, perdagangan, dan jasa serta stasiun terpadu dan titik perpindahan beberapa moda transportasi dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) . Kawasan Manggarai termasuk Kawasan Strategis Ekonomi Provinsi dengan arahan pengembangan kawasan perdagangan, jasa, perkantoran dengan mengintegrasikan antar bangunan

Gambar 2 Rencana Kawasan Manggarai, sumber PSUD

8 | Tugas Akhir- RA.141581

dan menyediakan ruang untuk sektor akan ditambah menjadi 11 jalur. 10 jalur informal dan ruang terbuka publik akan digunakan untuk kereta komuter dan . Berada dekat dengan pusat kegiatan untuk langsiran, dan sau jalur digunakan primer perdagangan jasa di Kawasan untuk kereta bandara. Dukuh Atas dan Kawasan Segitiga Untuk jalur kereta jarak jauh Emas Setiabudi serta kawasan menurut rencana PT. KAI, akan diletakkan strategis ekonomi di Jatinegara dan melayang di atas tanah atau double-double kawasan strategis sosial budaya di track (DDT). DDT ini rencananya berawal Menteng & TIM dari stasiun Cikarang sampai stasiun Manggarai berjumlah delapan jalur untuk Rencana Rel Kereta Api pemberhentian dan untuk langsiran. Berikut Untuk dijadikan stasiun yang mampu gambar potongan rel yang direncanakan menampung penumpang dari kereta api oleh perusahaan JICA. komuter, jarak jauh, dan bandara; maka Hubungan Stasiun Manggarai dibutuhkan penambahan rel kereta api. dengan Fasilitas Penunjang Sekitar Enam jalur rel kereta yang ada sekarang

Gambar 3 Rencana Rel Kereta Api, sumber: JICA

9 | Tugas Akhir- RA.141581

Stasiun Manggarai berhubungan berbeda-beda itulah kemudian muncul langsung dengan Dipo Stasiun Manggarai pemecahan masalah yang berbeda-beda pula. yang berfungsi sebagai tempat perawatan Dan untuk menciptakan solusi yang tepat dan perbaikan gerbong maupun lokomotif sasaran guna, perlu dilakukannya

Gambar 4 Kondisi Site Kawasan Manggarai, sumber: google.co.id milik PT Kereta Api selaku pemilik. Selain identifikasi untuk siapa suatu solusi dibuat. itu stasiun Manggarai juga berdekatan Maka dari itu, saya mencoba untuk dengan Terminal Manggarai yang melayani mengidentifikasi ragam pengguna dan perjalanan melalui moda transportasi kebutuhan apa saja yang dibutuhkan oleh Transjakarta. Namun hingga kini belum ada pengguna nantinya. integrasi antar kedua moda tersebut. Dalam prosesnya, pengguna stasiun Manggarai yang diharapkan dapat II.2 Pemrograman Fasilitas dan dikelompokkan menjadi 3(tiga), diantarnya; Ruang a. Pengguna Harian Commuter Identifikasi Ragam dan Line Kebutuhan Pengguna Stasiun Manggarai Pengguna KA Commuter Dalam proses merancang sebuah Line merupakan terbanyak objek salah satu proses dasarnya adalah sekaligus paling sering mengetahui untuk siapa sebenarnya objek menggunakan Jasa KA rancangan yang kita desain dan mencari Commuter Line yang biasanya kebutuhan-kebutuhan pokok yang mereka gunakan untuk pergi ke diperlukan oleh calon penggunanya nantinya. tempat mereka bekerja atau Manusia sebagai individu yang diciptakan bersekolah. Pengguna KA berbeda-beda tentu dalam proses hidupnya Commuter Line biasanya terdiri memiliki tujuan dan kebutuhan hidup yang dari golongan pekerja atau berbeda-beda. Dan dari kebutuhan yang pegawai maupun dari golongan

10 | Tugas Akhir- RA.141581

pelajar. Umumnya, mereka b. Pengguna Kereta Api Jarak bertempat tinggal di pinggiran Menengah/Jauh kota DKI Jakarta namun Pengguna Kereta Api Jarak memiliki pekerjaan maupun Jauh sebenarnya pada saat ini bersekolah di dalam wilayah kota jauh lebih sedikit bila Jakarta. dibandingkan dengan jumlah Umumnya aktivitas pengguna pengguna Harian Commuter Line. KA Commuter Line di dalam Hal ini dikarenakan hanya ada Stasiun Manggarai didominasi satu perjalanan Kereta Api Jarak oleh para pengguna yang transit Jauh yang mengawali dan dan berpindah tujuan kereta. Hal mengakhiri perjalanan di Stasiun ini juga merupakan akibat dari Manggarai yaitu KA Argo dilewatinya Stasiun Manggarai Parahyangan dengan Rute oleh 3 jalur KA Commuter Line. Jakarta-Bandung. Kebanyakan pengguna hanya Sekilas tentang KA berdiam diri menunggu KA Argo Parahyangan Commuter Line lain setelah Argo Parahyangan mereka turun dari KA Commuter mulai dioperasikan pada Line sebelumnya. tanggal 27 April 2010. Dia Hanya sebagian dari adalah sebuah reinkarnasi pengguna yang mengawali dan dari Argo Gede dan mengakhiri perjalanan di stasiun Parahyangan yang dihentikan Manggarai. Ini berarti, mayoritas operasinya. Diciptakan atas pengguna KA Commuter Line permintan pelanggan setia yang berada di Manggarai hanya Kereta Api Parahyangan sekedar transit menunggu kereta, relasi Bandung-Jakarta sehingga kebutuhan ruang untuk dengan rangkaian kereta sirkulasi akses keluar/masuk gabungan antara K1 (kereta stasiun tidak terlalu besar. kelas eksekutif) KA Argo Sebaliknya, dengan banyaknya Gede ditambah K2 (kereta pengguna yang transit, maka kelas bisnis) dari KA diperlukan ruang yang dapat Parahyangan. mengakomodasi tumpukan Kapasitas angkut pengguna KA Commuter Line yang tersedia dalam satu yang berasal dari berbagai kereta api ini mencapai 328 macam wilayah di Jabodetabek. tempat duduk (4 kereta eksekutif dirangkaikan dengan 2 kereta bisnis). Argo Parahyangan relasi Bandung-Jakarta

11 | Tugas Akhir- RA.141581

menempuh jarak 173 km. rentan terkena kemacetan Perjalanan kereta api di siang lalu lintas. hari memungkinkan penumpang dapat menikmati Menurut Peraturan Menteri Indahnya panorama Perhubungan No.33 Tahun 2011 Pasal 2, pegunungan di bumi Stasiun kereta api merupakan prasarana Parahyangan bagian barat kereta api sebagai tempat pemberangkatan dengan jalan dan jembatan dan pemberhentian kereta api. Menurut kereta api yang berkelok- Undang-Undang Republik Indonesia No.23 kelok. Selain itu penumpang Tahun 2007 yang disebutkan dalam pasal 35 juga dapat menyaksikan bahwa stasiun kereta api berfungsi sebagai hamparan Bendungan tempat kereta api berangkat atau berhenti Jatiluhur. untuk melayani naik-turun penumpang, Penumpang dapat memesan bongkar muat barang, dan/atau keperluan makanan dan minuman dari operasi kereta api. Stasiun untuk keperluan pramugara/pramugari sesuai naik turun penumpang sekurang-kurangnya dengan menu pilihan yang dilengkapi fasilitas : disediakan serta bisa • Keselamatan, dinikmati baik di tempat • Keamanan, duduk masing-masing • Kenyamanan, maupun di kereta restorasi • Naik turun penumpang, yang didesain sebagai bar • Penyandang cacat, mini. Semua sengaja dibuat • Kesehatan, untuk membuat layanan • Fasilitas umum. kereta api ini lebih nyaman. Triwinarto (dalam Laksono, 2013)

mengemukakan bangunan stasiun kereta api c. Pengguna Kereta Api itu sendiri pada umumnya terdiri atas Tujuan/Asal Bandara bagian-bagian sebagai berikut Soekarno-Hatta 1. Halaman depan/Front area Pengguna Kereta Api Tempat ini berfungsi sebagai Tujuan/Asal Bandara perpindahan dari sistem transportasi Soekarno-Hatta ini jalan baja ke sistem transportasi jalan sebenarnya masih sebatas raya atau sebaliknya. Tempat ini rencana Pemerintah Pemda berupa: untuk memudahkan akses ke a. Terminal kendaraan Bandara yang selama ini umum, hanya bisa ditempuh dengan b. Parkir kendaraan, kendaraan pribadi dan bis c. Bongkar muat barang. Damri yang terbatas dan 2. Bangunan Stasiun Bangunan ini biasanya terdiri atas :

12 | Tugas Akhir- RA.141581

a. Ruang depan (Hall atau Stasiun sedang terdapat di tempat- Vestibule) loket, tempat yang sedikit penting dan b. Fasilitas administratif disinggahi oleh kereta api cepat, da (kantor kepala stasiun & sekali-kali juga oleh kereta api kilat. staff), 3. Stasiun Besar c. Fasilitas operasional Stasiun besar terdapat dalam kota- (ruang sinyal, ruang kota besar dan disinggahi oleh semua teknik), kereta api. Pengangkutan penumpang d. Kantin dan toilet umum. dan barang lazimnya dipisahkan 3. Peron sedangkan untuk langsiran atau Peron terdiri atas: perpindahan jalur kereta letaknya a. Tempat tunggu, terpisah. b. Naik-turun dari dan menuju kereta api, Menurut bentuknya stasiun kereta c. Tempat bongkat muat api dapat dibagi menjadi beberapa tipe barang. sebagai berikut (Subarkah, 1981) Bagian ini bisa beratap atau tidak. 1. Stasiun Siku-siku (kopstasion) 4. Emplasemen Letak gedung stasiun adalah siku- Emplasemen terdiri atas : siku dengan letak sepur-sepur yang a. Sepur lurus, berakhiran di stasiun tersebut. b. Peron, Maksud pembuatan stasiun siku-siku c. Sepur belok sebagi supaya jalan rel dapat mencapai tempat kereta api berhenti suatu daerah sampai sedalam- untuk memberikan dalamnya, misalnya daerah industri, kesempatan kereta lain perdagangan, dan pelabuhan. lewat. Menurut Honing(dalam Laksono, 2013) stasiun dibedakan berdasarkan besaran sebagai berikut. 1. Stasiun Kecil Stasun kecil atau juga disebut Gambar 5 Stasiun Siku, sumber: Subarkah perhentian, yang biasanya oleh 2. Stasiun Paralel kereta api cepat dan kilat hanya Gedungnya sejajar dengan sepur- dilintasi saja. Stasiun-stasiun yang sepur. Pada stasiun pertemuan atau paling kecil dikenal dengan nama junction, dapat pula gedung perhentian kecil hanya dilengkapi stasiunnya dibuat sebagai suatu oleh fasilitas menaikkan dan kombinasi dari stasiun paralel dan menurunkan penumpang saja. stasiun siku-siku. 2. Stasiun Sedang

13 | Tugas Akhir- RA.141581

Gambar 7 Stasiun Paralel, sumber: Subarkah

3. Stasiun Pulau Gedung stasiun Induk sejajar dengan sepur-sepur tetapi letaknya ada di Gambar 6 Lebar Ruang Bebas pada Jalur Kereta Api, sumber: google.co.id tengah-tengah antara sepur-sepur. kontainer/petikemas ISO(Iso Container 4. Stasiun Semenanjung Size) tipe “StandardHeight”. Gedung stasiunnya terletak di sudut antara dua sepur yang bergandengan.

Ruang Bebas dan Ruang Bangun Keterangan pada Jalur Kereta Api Batas I = Untuk jembatan dengan Ruang bebas adalah ruang diatas kecepatan sampai 60km/jam sepur yang senantiasa harus bebas dari Batas II = Untuk‘Viaduk’dan segala rintangan dan benda penghalang; terowongan dengan ruang ini disediakan untuk lalu lintas kecepatan sampai rangkaian kereta api. Ukuran ruang bebas 60km/jam dan untuk untuk jalur tunggal dan jalur ganda, baik jembatan tanpa pembatasan pada bagian lintas yang lurus maupun yang kecepatan melengkung, untuk lintas elektrifikasi dan Batas III = nonelektrffikasi, adalah seperti yang tertera Untuk‘viaduk’barudanbangunanlamakecuali pada gambar berikut. terowongandanjembatan Ukuran-ukuran tersebut telah Batas IV = Untuk lintas kereta listrik memperhatikan dipergunakannya gerbong

14 | Tugas Akhir- RA.141581

Gambar 8 Skema Standar Ruang Bebabs pada Jalur Kereta Api, sumber: google.co.id

Ruang bangun adalah ruang disisi sepur 1. Pada lintas bebas: 2,35 sampai yang senantiasa harus bebas dari segala 2,53m di kiri-kanan sumbu bangunan tetap seperti antara lain tiang sepur. semboyan, tiang listrik dan pagar. Jarak 2. Pada emplasemen: 1,95m ruang bangun tersebut ditetapkan sebagai sampai 2,35 di kiri-kanan berikut: sumbu sepur.

15 | Tugas Akhir- RA.141581

3. Pada jembatan: 2,15m di kiri- macam kebutuhan manusia, beberapa kanan sumbu sepur. fasilitas yang kiranya dapat mewadahi aktivitas-aktivitas tersebut adalah: a. Fasilitas Umum Merupakan fasilitas utama yang sangat vital dalam proses kegiatan perpindahan pengguna nantinya. Fasilitas ini mewadahi segala aktivitas yang berhubungan dengan aktivitas perpindahan manusia yang memerlukan kemudahan dan ketepatan dalam pelaksanaannya. Diantaranya fasilitas ini diwadahi oleh; - Pedestrian - Loket - Boarding Gate - Peron

b. Fasilitas Kantor dan Layanan

Gambar 9 Lebar Ruang Bebas pada Jalur Kereta Api, sumber: Merupakan fasilitas google.co.id penunjang yang mengurus segala Program Ruang aktivitas yang berkaitan dengan Stasiun sebagai salah satu komponen proses operasional dan dalam aktivitas transportasi dalam pengelolaan stasiun. Diantaranya prosesnya tentu memiliki sarana-sarana fasilitas ini diwadahi oleh; pendukung segala aktivitas yang ada di - Kantor dalamnya. Segala sarana yang ada di dalam - Pusat Informasi stasiun sangat berperan dalam kelancaran - Servis dan aktivitas transportasi yang dilakukan oleh Maintenance sekian banyak orang. Stasiun yang perannya - Elektrikal dan sangat vital dalam kehidupan sehari-hari Mekanikal masyarakat kota Jakarta pada umumnya diharapkan dapat memudahkan akses c. Fasilitas Rest Area masyarakat ke berbagai tempat di Jakarta Merupakan fasilitas dan tentunya menambah efektivitas moda pendukung dalam menunjang transportasi. Sebagai stasiun pendukung kebutuhan pengguna untuk sistem transportasi terintegrasi yang tempat beristirahat sejenak menuntut efektifitas dan sistem yang teratur ditengah kesibukan kegiatan serta menjadi simpul pertemuan berbagai

16 | Tugas Akhir- RA.141581

bekerja ataupun bersekolah. semakin terbatasnya lahan yang Tidak hanya itu fasilitas ini juga ada. Maka solusinya adalah diharapkan menjadi tempat sebuah stasiun yang kemudian menunggu untuk para pengguna menyatu dengan fungsi lain baik Kereta Api Jarak Jauh. Sebagai dalam bentuk pusat perbelanjaan, stasiun yang tidak hanya landmark, dsb. Belum lagi menghubungkan wilayah dalam dikarenakan oleh kebutuhan kota posisi stasiun Manggarai ruang sebuah stasiun yang yang turut terhubung dengan sebenarnya tidak terlalu banyak kota-kota diluar kota Jakarta juga karena sejatinya hanya perlu menciptakan peluang ekonomi mengakomodasi kegiatan untuk memasarkan produk ukm perpindahan manusia yang lokal sebagai oleh-oleh. Untuk dinamis dan fleksibel. Oleh mewadahi kebutuhan-kebutuhan karena itu, stasiun Manggarai di atas, fasilitas-fasilitasnya sebagai stasiun yang berada di antara lain; tengah kota dengan lahan yang - Hall cukup padat penduduk - Restoran dan Café seharusnya dapat berfungsi lebih - Toko oleh-oleh dari sekedar stasiun. Salah - Platform Hiburan satunya adalah dengan membuat - Ruang Kesehatan fasilitas ruang luar yang - Toilet diharapkan menjadi sebuah fasilitas yang dapat menjadi d. Fasilitas Ruang Luar tempat melepas penat masyarakat Sebagai stasiun modern yang pengguna jasa KA Commuter sejatinya bentuk fisik sebuah Line ditengah kesibukan stasiun sudah tidak benar-benar kehidupan kota metropolitan. terlihat sebagai akibat dari

17 | Tugas Akhir- RA.141581

Alasan dipilihnya ruang luar Diantaranya fasilitas yang sebagai fungsi atau fasilitas pada dapat mewadahi kebutuhan stasiun Manggarai adalah untuk tersebut antara lain; menciptakan sebuah landmark - Taman baru yang kemudian dapat - Sculpture dijadikan sebagai patokan untuk - Outdoor Café mengadakan pertemuan antar 2 - Maintenance dan pihak. Ruang luar ini juga Filtrasi diharapkan mampu menjadi tempat beristirahat sejenak ketika Skema Organisasi Ruang melakukan perjalanan dan Secara umum, diagram fasilitas yang kemudian transit di stasiun nantinya akan diwadahi dalam stasiun Manggarai. Manggarai ini adalah sebagai berikut;

Gambar 10 Skema Organisasi Ruang, sumber: Dokumen Pribadi

18 | Tugas Akhir- RA.141581

PENDEKATAN DAN METODA DESAIN

III.1 Pendekatan Desain III.2 Metoda Desain Dalam upaya pemecahan masalah yang Hubungan Solusi dan Masalah kontekstual dalam proses perancangan, Dalam hubungannya Solusi dan dilakukan pendekatan-pendekatan Masalah mempunyai hubungan sebab-akibat perancangan diantaranya: yang saling bertautan. Di satu sisi Solusi a. Studi Literatur merupakan jawaban atau akibat dari suatu Studi literatur dilakukan untuk dapat Masalah, tapi di sisi lain sebuah Masalah lebih memahami tentang objek juga dapat menjadi jawaban atau akibat dari rancang yang merupakan sebuah suatu Solusi. Dari hal tersebut saya maknai stasiun. Oleh karena itu diperlukan bahwa sebuah Solusi tidak dapat menjadi studi untuk memahami tentang suatu hal yang mutlak sifatnya dalam pengertian sebuah stasiun, jenis-jenis memecahkan masalah. Dari suatu solusi stasiun, serta teknis peracangan akan muncul berbagai masalah baru dan dari sebuah bangunan stasiun dan masalah baru tersebut kemudian akan mencari kajian literature yang dapat menciptakan berbagai solusi lain. Maka dari memperkaya alternatif solusi itu dalam kegiatan merancang ataupun terhadap masalah yang ada. memecahkan suatu masalah, probabilitas b. Studi Banding atau kemungkinan munculnya masalah baru Studi banding dilakukan dengan sebagai konsukensi dari Solusi yang melakukan studi preseden pada kasus dimunculkan tidak boleh dihilangkan. Malah bangunan serupa dengan perbedaan sebaiknya dari sebuah solusi yang fungsi dan aktivitas di dalamnya dimunculkan dapat dimunculkan yang diharapkan dapat menambah kemungkinan masalah-masalah baru wawasan dan sudut pandang dalam Kesadaran akan Solusi yang tidak bersifat proses pemecahan masalah yang absolut akan memunculkan rancangan yang muncul pada objek rancang. c. Pengamatan Lapangan Pengamatan lapangan dilakukan untuk mendapatkan dapat terkait kondisi lahan dan kondisi stasiun serta untuk memahami kondisi dan masalah riil yang ada di lokasi objek rancang. Hal ini kemudian diharapkan dapat menjadi landasan dalam proses pencarian solusi rancang yang aktual dan tepat

sasaran. Gambar 12 Skema Masalah - Solusi, sumber: H. Dubberly 19 | Tugas Akhir- RA.141581

fleksibel dengan solusi-solusi baru yang akan dihadapi nantinya. Bahwa setiap objek rancang yang berkualitas tidaklah bersifat statis namun dinamis dan dapat mengikuti perkembangan jaman dan masalah yang dihadapi pada masanya. Metode Desain yang digunakan oleh Michael J. French menekan kepada suatu pengecekan terhadap kemungkinan munculnya masalah baru sebagai konsekuensi dari solusi yang akan dimunculkan. Dan dari hal itulah kemudian masalah-masalah atau feedback yang kemungkinan muncul akan direspon kembali sehingga solusi yang muncul tidak hanya merupakan respon dari masalah aktual namun juga masalah-masalah yang diperkirakan akan muncul ketika solusi sebagai jawaban dari masalah aktual diterapkan. Dibawah ini merupakan penerapan metode desain Michael J. French sebagai metode perancangan

Engineering Design Process oleh Michael J. French Pada tahap pertama, yaitu tahap problem seeking yang dimulai dengan identifikasi kebutuhan-kebutuhan pokok manusia pada daerah tertentu sebagai sasaran utama yang menjadi tujuan penilitian ini. Dari kebutuhan-kebutuhan tersebut kemudian muncul masalah-masalah tertentu yang kemudian diambil permasalahan yang akan diangkat menjadi permasalahan pokok yang akan diselesaikan. Setelah muncul permasalahan pokok yang akan dibahas, kemudian mulai merancang penyelesaian atau solusi dari masalah tersebut. Dari sini setiap solusi Gambar 13 Engineering Design Process, sumber: H. Dubberly yang muncul diharapkan dapat dikaji

20 | Tugas Akhir- RA.141581

kembali terhadap dampak solusi tersebut Metode Pengumpulan Data terhadap masalah-masalah yang akan Dalam rangka mencapai tujuan dimunculkan oleh solusi tersebut sebagai penelitian maka diperlukan adanya mana pembahasan hubungan sebuah solusi pengumpulan data untuk memperoleh terhadap masalah yang telah dibahas informasi yang berkaitan dengan proses sebelumnya. penyelesaian suatu masalah. Data-data Pada tahap ketiga, setelah muncul tersebut diantara lain, konsep-konsep pokok pada tahap a. Data Primer sebelumnya, kemudian masuk kepada tahan Data primer ini diperoleh melalui implementasi konsep-konsep tersebut observasi dan wawancara terhadap dengan standard dan aturan yang berlaku. responden yang merupakan Pada proses ini juga masih tetap pengguna harian Stasiun Manggarai mempertahankan konsep critical thinking dan oknum-oknum yang berwenang pada setiap dampak-dampak yang di Stasiun Manggarai. Selain itu data ditimbulkan oleh implementasi konsep primer ini juga diperoleh melalui tersebut. Dengan ini desain yang nantinya observasi terhadap kondisi riil dimunculkan tidak hanya terpaku pada Stasiun Manggarai dan wilayah di keadaan atau masalah yang ada pada saat ini sekitarnya dengan acuan kelayakan namun juga keadaan dan masalah yang akan standar yang dikeluarkan oleh datang. pemerintah dan instansi terkait.

Gambar 14 Skema Metoda Desain, sumber: Dokumen Pribadi

21 | Tugas Akhir- RA.141581

b. Data Sekunder stasiun/terminal yang kemudian tidak Data sekunder diperoleh melalui memberikan suatu kesan khusus. Sebuah sumber-sumber tertulis baik buku, stasiun/terminal metropolitan tidak membuat jurnal, maupun peraturan-peraturan pengguna transportasi berlama-lama di yang dikeluarkan oleh pemerintah stasiun, namun mengakomodasi sebagai acuan standar operasional penggunanya agar cepat-cepat pelayanan. Data sekunder yang meninggalkan stasiun/terminal tersebut. digunakan paling tidak harus Apalagi di tengah kepadatan aktivitas memenuhi syarat diantaranya, masyarakat di kota-kota besar yang menutut keandalan data, kesesuaian data, dan efektivitas dan kemudahan dalam kecukupan data. bertansportasi. Belum lagi dengan perkembangan jaman yang semakin meningkatkan kebutuhan-kebutuhan yang III.3 Konsep Desain menuntut mobilitas dari para manusianya. Konsep Kedudukan Maka dari itu sebuah stasiun/terminal harus Stasiun/Terminal dalam Sistem dapat mengakomodasi kebutuhan akan Transportasi efektivitas dalam proses mobilisasi Dalam sebuah sistem transportasi, penggunannya dan memberikan kemudahan stasiun merupakan salah satu komponen serta ketepatan dalam bertransportasi dan penting yang tidak dapat terpisahkan dalam bukan menghambatnya. sebuah proses transportasi. Stasiun/Terminal juga merupakan komponen yang Konsep Keberadaan kedudukannya bersifat tetap atau tidak dapat Stasiun/Terminal yang Membaur dengan berpindah tempat. Sehingga pada umumnya Objek Sekitar stasiun/terminal memiliki sebuah tempat Dari konsep diatas, dapat dipahami khusus baik secara fisik maupun psikis. bahwa sebuah stasiun sejatinya tidak harus Padahal dalam proses aktivitas manusia benar-benar memiliki sebuah tempat khusus. berpindah dari satu tempat ke tempat lain Keberadaan sebuah stasiun sejatinya dapat dengan menggunakan suatu kendaraan, membaur atau menyatu dengan fasilitas lain stasiun/terminal tidaklah pernah menjadi seperti pusat perbelanjaan, tempat wisata, suatu tujuan akhir. Stasiun/terminal pada fasilitas pendidikan, dan sebagainya. Dan akhirnya hanya merupakan bagian dari suatu dari penjelasan mengenai konsep kedudukan sistem yang dilewati dalam proses sebuah stasiun/terminal diatas juga dapat transportasi. Dan pada kenyataannya, dipahami bahwa sejatinya kegiatan atau aktivitas yang dilakukan seseorang di aktivitas yang terjadi di sebuah stasiun/terminal dalam proses transportasi stasiun/terminal lebih didominasi oleh hanyalah bergerak menuju tempat yang pergerakan dinamis dan fleksibel yang dituju dan menunggu yang sifatnya hanya diiringi dengan aktivitas menunggu yang bersifat sementara atau singkat. juga bersifat temporer. Konsep sebuah stasiun/terminal metropolitan yang baik menurut saya adalah

22 | Tugas Akhir- RA.141581

Dari hal tersebut kemudian Hal inilah yang kemudian diterapkan di menyebabkan pemahaman sebuah konsep kota-kota besar di negara-negara maju Asia stasiun/terminal yang tidak memerlukan yang menuntut mobilitas tinggi dari ruang yang terlalu besar sepanjang dapat warganya dalam melaksanakan aktivitas mengakomodasi kegiatan bergerak dan sehari-hari. Stasiun-stasiun yang ada di menunggu tersebut. Dan karena selain kota-kota tersebut telah menyatu dengan memang kebutuhan ruangnya yang tidak lingkungan sekitar hingga kemudian terlalu banyak, dengan konsep stasiun yang terbentuk konsep stasiun yang hanya membaur dengan lingkungan sekitarnya juga merupakan sebuah bagian dalam sebuah akan semakin mendekatkan stasiun/terminal sistem transportasi dan bukan merupakan dengan para penggunanya yang idealnya tujuan akhir dari suatu proses transportasi. merupakan pejalan kaki. Hal ini juga diharapkan turut memberi kontribusi Konsep Sirkulasi dan Kebutuhan terhadap program pemerintah kota Jakarta Pengguna yang menggalakan penggunaan moda Seperti sudah dijelaskan pada bab transportasi umum demi mengurangi sebelumnya dimana pengguna dari stasiun penggunaan kendaraan pribadi yang dapat di klasifikasikan menjadi 2 kelompok kemudian menyebabkan kemacetan. dengan dasar pokok kebutuhan yang berbeda. Dari kebutuhan yang berbeda tersebut tentunya memerlukan perbedaan penanganan aktivitas yang berbeda juga. Berikut 2 klasifikasi kelompok pengguna stasiun Manggarai; a. Pengguna harian; yang lebih menuntut akan efektivitas ruang gerak, kemudahan bertransportasi, serta ketepatan

Gambar 15 Perbauran Kedudukan Stasiun, sumber: Gambar 16 Multipurpose Station, sumber: google.co.id Dokumen Pribadi

23 | Tugas Akhir- RA.141581

waktu dalam beraktivitas. Konsep Interkoneksi dengan Area b. Pengguna temporer; yang lebih Strategis Sekitar dan Integrasi bersifat fleksibel dalam Transportasi beraktivitas, Dengan semakin berkembangnya Dari perbedaan kebutuhan mendasar teknologi dan jaman, manusia yang hidup di tersebut dapat disimpulkan di satu sisi, dalamnya juga dituntut melakukan aktivitas pengguna harian yang merupakan kelompok yang membutuhkan mobilitas tinggi. Dan mayoritas pengguna stasiun Manggarai tingginy mobilitas tersebut kemudian memerlukan sebuah sistem sirkulasi dimana membutuhkan sebuah sistem transportasi mereka dapat bergerak dengan cepat, tepat, yang memadai. Di tengah semakin dan efektif. Dan di sisi lain, pengguna bertambahnya jumlah manusia khususnya di temporer yang lebih bersifat fleksibel hingga kota-kota besar kemudian terjadi fenomena kemudian mengurangi kebutuhan akan dimana volume orang yang bepergian lebih efektivitas ruang gerak mereka. Berikut banyak dari volume yang mampu ditampung secara singkat perbedaan kebutuhan sistem oleh jalannya. Hal ini kemudian banyak dua kelompok tersebut; disebabkan oleh meledaknya jumlah a. Sirkulasi pengguna harian; kendaraan pribadi di jalan yang secara sistem sirkulasi yang bebas efektivitas ruang sangatlah tidak baik. Pada hambatan, kejelasan sistem akhirnya orang-orang di kota besar dituntut sirkulasi, efektivitas dalam untuk beralih menggunakan moda sistem sirkulasi transportasi umum. Suatu cara dalam b. Sirkulasi pengguna temporer; bermobilisasi yang bebas hambatan dan sistem sirkulasi yang fleksibel, lebih hemat energi. Dan dari hal tersebut dapat dipahami Sebuah sistem transportasi umum bahwa kedua kelompok pengguna stasiun yang modern tentu dituntut untuk dapat Manggarai tersebut tidak dapat disatukan memberikan pelayanan transportasi yang dalam satu sistem sirkulasi akibat dari mudah, cepat, dan jelas. Dan salah satu perbedaan kepentingan dan kebutuhan dari solusinya adalah dengan meletakkan dan kedua kelompok tersebut. Namun, satu hal menghubungkan sebuah stasiun di dan yang tak dapat dilupakan adalah bahwa dengan tempat-tempat yang strategis. layaknya sebuah stasiun pada umumnya, Dengan begini orang akan dengan mudah kapasitas sebuah stasiun tidak akan penuh terhubung dengan moda transportasi umum setiap saat. Ada kalanya sebuah stasiun yang kemudian mendekatkan kesan antara penuh sesak dengan para pengguna jasa KA masyarakat dengan transportasi umum. Commuter Line di jam-jam sibuk, dan ada kalanya sebuah stasiun sepi dikarenakan bukan jam sibuk. Oleh karena itu, keperluan sirkulasi sebaiknya tidak dibuat terlalu besar karena dikhawatirkan akan terjadi pemborosan ruang.

24 | Tugas Akhir- RA.141581

Gambar 18 Kondisi Site Manggarai Kini, sumber: google.co.id Dilihat dari eksisting stasiun Transjakarta seharusnya ada sebuah sirkulasi Manggarai, sebenarnya ada cukup banyak langsung yang menghubungkan kedua tempat-tempat yang dapat dijadikan sebuah tempat tersebut. Dan dengan interkoneksi jaringan yang terkoneksi langsung dengan tersebut juga masyarakat diharapkan akan stasiun Manggarai. Salah satunya adalah lebih senang berjalan kaki dan beralih dari Terminal Manggarai yang juga berdekatan alat transportasi pribadi ke alat transportasi dengan pusat perbelanjaan. Dengan jarak umum. antara terminal dengan stasiun yang bahkan Namun dengan kondisi iklim tropis tidak mencapai 500m sudah seharusnya hal kota Jakarta yang panas dan lembab ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. tentunya akan menjadi sebuah pertimbangan Apalagi dengan rencana integrasi khusus ketika seseorang ingin berjalan kaki transportasi antara moda transportasi KA dalam beraktivitas. Oleh karena itu Commuter Line dengan moda transportasi diperlukan sebuah sistem sirkulasi yang

Gambar 17 Konsep Site Manggarai, sumber: google.co.id

25 | Tugas Akhir- RA.141581

dapat melindungi para penggunanya dari Kawasan TOD Manggarai dalam rangka terik matahari dan polusi asap kendaraan penyusunan Masterplan yang terpadu bagi bermotor. Kawasan Manggarai. Salah satu sistem sirkulasi yang dapat digunakan adalah dengan Kelebihan TOD (Transit Oriented menggunakan sebuah sistem elevated Development) pedestrian atau pedestrian yang ditinggikan. Dalam pelaksaannya TOD dipilih Alasan dipilihnya sistem elevated pedestrian sebagai konsep pengembangan kawasan ini adalah karena sisitem ini tidak akan Manggarai bukan tanpa alasan, diantaranya mengganggu kondisi lingkungan ketika kelebihan dari penggunaan konsep TOD sistem sirkulasi yang direncanakan harus sebagai berikut: melewati sebuah perumah padat penduduk. . Meningkatkan peran transportasi Underpass ini juga akan terlindung dari publik dan aktivitas transit. panasnya matahari kota Jakarta dan terbebas . Mengurangi ketergantungan terhadap dari polusi udara asap kendaraan bermotor. kendaraan Namun hal yang perlu diperhatikan adalah . Mengoptimalisasi potensi komponen bagaimana sirkulasi udara buatan di dalam transit kawasan. underpass tetap terjaga dan sejuk sehingga . Mengurangi polusi udara memberi kenyamanan untuk para . Menciptakan struktur kawasan yang penggunanya. lebih efisien. . Keterhubungan yang memadai antara Konsep TOD (Transit Oriented tempat kerja dan tempat tinggal. Development) . Meningkatkan kualitas dan TOD merupakan suatu konsep keamanan dalam berbagai segmen pengembangan kepadatan dalam skala hunian menengah sampai tinggi yang berada pada area dengan jaringan pedestrian yang Namun, untuk setiap penggunaan terhubung dengan tempat-tempat sebuah konsep pada sebuah kawasan pemberhentian sementara moda transportasi pastinya tidak dapat lepas dari tantangan- umum. Umumnya suatu kawasan tersebut tantangan yang dihadapi oleh para juga bercampur dengan area permukiman, pengembang. Untuk dapat mewujudkan perkantoran, dan perbelanjaan yang di konsep TOD yang baik diantaranya rancang untuk penggunaan pedestrian tanpa beberapa tantangan yang muncul dalam melibatkan penggunaan kendaraan bermotor. proses penerapan konsep TOD: Maksud dari kegiatan Penyusunan . Bisa mengubah struktur ruang Masterplan Kawasan Transit Oriented kawasan yang sudah ada Development (TOD) Manggarai adalah . Membutuhkan ruang yang luas untuk untuk melakukan kajian penataan ruang baik pergerakan, terutama di sekitar akses arsitektur, lansekap, perancangan kota, tata jalan air, sosial, ekonomi dan transportasi di

26 | Tugas Akhir- RA.141581

. Berpotensi menyebabkan relokasi . Menghindari crossing dengan dalam skala besar kendaraan . Perencanaan akses jalan /pedestrian . Pengaturan Parkir yang perlu efisien dan jelas . Membatasi penyediaan parkir . Peletakan parkir di sisi Komponen-Komponen TOD belakang Dalam proses pengembangan konsep . Pengembangan parkir TOD diantaranya memiliki komponen vertikal pendukung untuk dapat mencapai . Penciptaan ruang yang atraktif pelaksanaan konsep TOD yang ideal sebagai . Jalur pejalan kaki yang berikut: menarik . Pemanfaatan Lahan Secara . Arsitektur bangunan yang Efektif atraktif . Pemanfaatan lahan yang . Lantai dasar bangunan yang mendukung transit (kantor, terhubung dengan jalur hotel, café, retail, dsb) pejalan kaki . Mendorong pengembangan . Perlindungan terhadap cuaca mix uses. . Dilengkapi pencahayaan , . Pengembangan fungsi baru street furniture dan lansekap yang menunjang transit . Penciptaan struktur kawasan . Pengambangan plaza . Jaringan jalan yang efisien . Klaster bangunan dalam blok . Pengaturan Kepadatan . Memberi ruang untuk future . Kepadatan/intensitas tinggi development menjadi prioritas . Penguatan Titik Transit . Pengaturan zona kepadatan . Perencanaan titik transit dari titik transit sebagai titik tujuan dan . Antisipasi kebutuhan gerbang pergerakan pengembangan di masa masyarakat dating . Stasiun/terminal sebagai . Penyediaan Jalur Pejalan Kaki landmark . Jarak tempuh yang pendek . Orientasi bangunan ke jalur . Jalur pejalan kaki yang pejalan kaki menerus /kontinu . Penciptaan ruang publik . Jalur pejalan kaki dapat sekitar titik transit diakses langsung dari entrance bangunan . Jalur pejalan kaki pada street level

27 | Tugas Akhir- RA.141581

Gambar 19 Rencana Pengembangan Stasiun Manggarai, sumber: Pemkot Jakarta Selatan

28 | Tugas Akhir- RA.141581

Gambar 20 Karakteristik Kawasan Manggarai, sumber: Pemkot Jakarta Selatan

Analisa Sirkulasi Lingkungan Pedestrian sebagai Elemen Dari ilustrasi diatas dapat dipahami Penunjang Kegiatan Transportasi bahwa stasiun Manggarai terletak di antara Dilihat dari kondisi masyarakat dua wilayah dengan karakteristik yang Jakarta saat ini yang sebagian besar masih berbeda. Dan dari hal tersebut, stasiun menggunakan kendaraan pribadi untuk Manggarai kemudian diharapkan dapat melaksanakan kegiatan sehari-harinya yang menjadi pembatas maupun sebagai kemudian memunculkan banyak masalah. penghubung kedua wilayah tersebut. Dan untuk dapat mendorong masyarakat kota Jakarta untuk beralih menggunakan moda transportasi umum adalah dengan perbaikan baik sarana maupun prasarana transportasinya. Salah satu elemen penting dalam penggunaan transportasi umum adalah kondisi pedestrian yang baik karena umumnya penggunaan moda transportasi umum tidak mencapai titik tujuan akhir, Gambar 21 Analisa Sirkulasi, sumber: Dokumen Pribadi sehingga kemudian masyarakat dituntut berjalan kaki untuk mencapai tujuan akhirnya. Oleh karena itu diperlukan suatu

29 | Tugas Akhir- RA.141581

perencanaan pedestrian yang dapat menarik wilayah stasiun Manggarai dapat mengalami masyarakat untuk berjalan kaki dan beralih peningkatan aktivitas dan intensitas menggunakan moda transportasi umum. Dan mengingat kedudukannya yang strategis rencana pedestrian tersebut diantaranya sehingga diharapkan juga dapat memberikan memiliki kriteria sebagai berikut. peluang bagi usaha perdagangan dan jasa. - Ruang Pedestrian yang atraktif - Keterjangkauan dan kedekatan terhadap Analisa kebutuhan sebuah Area point interest tertentu Komersial - Ruang gerak yang dinamis Area komersial, salah satu area yang - Orientasi dan jarak tempuh yang jelas dapat menjadi daya tarik untuk mengunjungi dan efektif suatu tempat tertentu. Tapi, bukan berarti - Perlindungan terhadap cuaca pengembangan area komersial di satu - Memberi ruang untuk pengembangan wilayah bebas dari masalah. Banyak terjadi dan adaptasi. pembangunan area komersial yang kemudian sepi pengunjung, penjual merugi, Konsep Pedestrian Street dan akhirnya ditinggalkan. Ujung-ujungnya Untuk tanggapan dari kebutuhan suatu area yang tadinya direncanakan akan ruang yang atraktif dan sarana sebagai pusat aktivitas malah terkesan penghubung kawasan Manggarai Barat minim kehidupan dan terbengkalai. Hal ini dengan Manggarai Timur, maka dapat terjadi dikarenakan kurang cermatnya dikonsepkan untuk pengembangan wilayah pihak perencana terhadap kondisi sosial dan stasiun sebagai Pedestrian Street dimana kebutuhan masyarakat sekitar sebagai nantinya pengunjung diberikan kebebasan sasaran guna. dalam mengatur ruang geraknya sendiri Jika dilihat dari kondisi stasiun Manggarai namun tetap dalam koridor yang utamanya dan stasiun-stasiun di Jakarta pada berorientasi searah. Diharapkan juga umumnya, keberadaan kedai-kedai maupun pedestrian street ini dapat bertindak sebagai PKL liar di sekitar wilayah stasiun sudah penghubung kedua kawasan yang mengapit sangat lekat dengan masyarakat pengguna stasiun Manggarai. Selain itu, dengan jasa angkutan kereta api. Hal ini dapat adanya pedestrian street ini kemudian tercipta atas hubungan kebutuhan dan minat

Gambar 22 Referensi Pedestrian Street, sumber: google.co.id

30 | Tugas Akhir- RA.141581

masyarakat pengguna dengan penyedia handalnya transportasi umum di Jakarta juga kedai atau toko kelontong maupun PKL semakin menambah daftar panjang derita penjaja makanan dan minuman. Oleh karena masyarakat Ibukota. Jadwal yang tidak itu pengembangan area komersial di area konsisten kemudian membuat terjadi stasiun Manggarai dianggap sudah tepat penumpukan penumpang di stasiun ataupun sasaran dan diperlukan untuk mewadahi terminal. Dari situ terjadi kelebihan muatan kebutuhan penggunanya. pada suatu moda transportasi yang kemudian penumpang di dalamnya harus rela berdesak-desakkan dan mengurangi kenyamanan dan keamanan dari penggunanya.

Sirkulasi Dinamis dan Fleksibel diiringi View Atraktif Maka dari itu, dalam perancangan konsep sirkulasi pada stasiun Manggarai ingin saya gunakan sebuah konsep sirkulasi yang dinamis dan fleksibel yang diharapkan dapat sedikit mengurangi rasa penat dan lelah masyarakat setelah seharian beraktivitas. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan konsep ruang sirkulasi yang adaptif dan atraktif. Adaptif dalam hal keadaan suatu ruang sirkulasi tidak bersifat stagnan, namun dapat memberikan peluang- peluang adanya adaptasi terhadap kegiatan- kegiatan tertentu. Hal ini kemudian Gambar 23 Pedagang di Area Stasiun, sumber: diharapkan dapat menghilangkan kesan google.co.id monoton suatu ruang yang menjadi satu Konsep Ruang dan Sirkulasi sumber kebosanan. Mungkin itulah hal-hal yang ada di Kemudian adanya ruang yang benak sebagian besar masyarakat Jakarta atraktif yang diharapkan dapat memberi yang sehari-hari harus pergi bekerja atau sebuah kesan segar kepada user. Cara-cara beraktivitas yang selalu diiringi oleh yang dapat digunakan untuk menciptakan kemacetan dan kesemrawutan sistem ruang yang atraktif adalah dengan transportasi di Jakarta. Ketika tenaga menciptakan kedinamisan sirkulasi yang dan pikiran mereka sudah dikuras oleh tidak hanya vertikal dan horizontal yang aktivitas masing-masing, mereka masih kemudian dapat memunculkan view-view harus berjibaku dengan sesama dalam baru pada penggunanya. Dari hal tersebut perjalanan pulang menuju tempat tinggal kemudian dapat dikembangkan menjadi untuk kemudian beristirahat. Belum

31 | Tugas Akhir- RA.141581

sebuah konsep sirkulasi sekuensial. Dari yang bebas dari kesan terbatas atau view sekuensial tersebut kemudian dapat terkekang yang dialami oleh para pekerja diberikan konsep sebuah perjalanan yang yang sehari-hari berada di area kantor yang dapat memberikan cerita, dari mana dia kaku dan formal. Dan dari aktivitas di area berasal, apa yang dilakukan, dsb. Hal ini stasiun yang didominasi oleh aktivitas bisa diwujudkan dengan pemberian bergerak, kemudian dapat menjadi sebuah void-void pada objek rancangan yang potensi view yang dinamis dan berubah kemudian memberikan view-view ruang sesuai dengan aktivitas masing- dibawahnya ataupun diatasnya. Selain itu, masing penggunanya. dari void-void tersebut kemudian ingin dimunculkan pula kesan ruang yang luas

Gambar 24 Skema Sirkulasi, sumber: Dokumen Pribadi

32 | Tugas Akhir- RA.141581

Studi Kasus Sistem MRT Singapur

Gambar 25 Rute MRT Singapur, sumber: google.co.id Sejarah Singkat melewati daerah pusat kota yang sangat Asal muasal dari MRT Singapura memerlukan transportasi publik. Mass Rapid adalah dari ramalan perencanaan kota pada Transit Corporation (MRTC), selanjutnya tahun 1967 dimana pada tahun 1992 diganti menjadi SMRT Corporation diperlukan sistem transportasi kota di atas didirikan pada 14 Oktober 1983 untuk rel. mengelola otoritas MRT. Pada 7 November Diawali sebuah debat, akhirnya 1987, bagian pertama dari Jalur Utara parlemen Singapura menyimpulkan bahwa Selatan mulai beroperasi yang terdiri dari sistem transportasi hanya menggunakan bus lima stasiun dengan jarak enam kilometer. tidak akan mencukupi karena akan Limabelas stasiun lagi kemudian dibuka dan memerlukan jalur jalan dengan adanya MRT Singapura resmi dibuka pada 12 Maret batasan lahan di negara tersebut. 1988 oleh Lee Kuan Yew, sebagai Perdana Biaya konstruksi awal MRT sebesar Menteri Singapura waktu itu. Sebanyak 21 5 miliar dolar Singapura adalah biaya stasiun ditambahkan dalam jaringan; termahal yang pernah dikeluarkan untuk pembukaan Stasiun Boon Lay pada Jalur sebuah proyek pada waktu itu, yang dimulai Timur Barat 6 Juli 1990 menandai pada 22 Oktober 1983 di Jalan Shan. selesainya jaringan dua tahun lebih awal dari Jaringan MRT dibangun bertahap dimana jadwal. Jalur Utara Selatan diutamakan karena

33 | Tugas Akhir- RA.141581

Gambar 26 Pintu Masuk MRT, sumber: Dokumen Pribadi

Sistem MRT yang terintegrasi dengan Moda Transportasi Lain Banyak sekali dijumpai pintu masuk MRT yang berdekatan dengan moda transportasi bus dan monorail. Selain itu, tidak hanya terhubung dengan moda transportasi lain, pintu masuk MRT station Gambar 27 Halte Bus Singapur, sumber: Dokumen Pribadi yang ada di Singapur juga terhubung langsung dengan tempat-tempat atau ruang di bawah tanah sehingga terlindung dari publik seperti pusat perbelanjaan, taman panas matahari khas daerah tropik semakin kota, landmark, dan sebagai. Hal ini tentu para penduduk Singapur tidak ragu berjalan sangat memudahkan bagi penduduk kaki ketika hendak melakukan perjalanan Singapur untuk melakukan perjalanan dari lintas kota. satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan moda transportasi umum yang aman, nyaman, dan tepat waktu serta mudah dijangkau. Dari hal inilah kemudian volume penggunaan kendaraan pribadi oleh penduduk SingapurA dapat ditekan. Karena selain pajak tinggi yang dibebankan kepada pemilik kendaraan pribadi, penggunaan tranportasi publik di Singapur dirasa sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan akan mobilisasi sehari-hari. Belum lagi keadaan stasiun yang bersih dan rapih serta sejuk dikarenakan letak stasiun yang berada

34 | Tugas Akhir- RA.141581

Diagram Program Stasiun MRT harus membuat banyak stasiun. Sebuah Singapore stasiun MRT hanya perlu didirikan di Dari diagram program diatas dapat sebuah pusat yang dikelilingi oleh objek- dilihat bahwa sejatinya kedudukan stasiun objek yang sekiranya menjadi pusat aktivitas. MRT di Singapura tidak langsung berdekatan dengan objek di sekitarnya. Melainkan, kedekatan antara stasiun dan objek sekitarnya dihubungkan oleh underpass-underpass yang terhubung langsung ke tempat-tempat strategis yang ada pada objek sekitarnya. Hal inilah kemudian menciptakan kesan kedekatan dan kemudahan pencapaian transportasi umum untuk para warganya. Para warga yang ingin berpergian tidak perlu lagi pergi ke sebuah tempat khusus yang berfungsi sebagai stasiun, namun cukup berjalan kaki ke tempat- tempat yang menjadi Dari jaringan-jaringan underpass ini juga kemudian dapat memperluas jangkauan jaringan pengguna transportasi umum tanpa

Gambar 29 Skema Sirkulasi MRT Singapur, sumber: Dokumen Pribadi

35 | Tugas Akhir- RA.141581

[Halaman ini sengaja dibiarkan kosong]

36 | Tugas Akhir- RA.141581

EKSPLORASI DESAIN

luar yang berfungsi untuk tempat IV.1 Eksplorasi 1 istirahat dan bersantai sejenak. Perancangan Denah Dilihat dari kepadatan aktivitas a. Denah Lantai Dasar secara gradual dari bagian utara Pada Lantai Dasar lebih banyak menuju ke selatan objek rancang digunakan untuk kebutuhan akan terjadi penurunan ruang peron kereta api komuter kepadatan aktivitas, dimana maupun kereta api bandara. untuk pedestrian pada bagian Untuk desain denah pada area utara menjadi bagian yang sangat peron dibatasi oleh letak peron umum untuk dilalui baik dan jalur kereta api yang sudah c. Denah Lantai 2 diatur oleh PT KAI selaku pihak Pada lantai 2 ini utamanya hanya yang berwenang. Dari hal diperuntukkan untuk area tunggu tersebut juga kemudian turut bagi para calon penumpang KA mempengaruhi konfigurasi jarak jauh yang sudah melewati strukur yang memang hanya pemeriksaan tiket dan barang dapat dieksplorasi pada lahan bawaan pada area lobby peron dengan bentang 8-10m penumpang KA jarak jauh pada dengan bentang jalur kereta api lantai sebelumnya. sebesar 4-8m. d. Denah Lantai 3 Kebutuhan lain diantaranya Seperti halnya pada lantai dasar, untuk kebutuhan ruang loading pada lantai 3 ini kebutuhan ruang barang yang datang bersama yang ada didominasi oleh kereta barang yang biasanya turut kebutuhan ruang peron untuk singgah di stasiun Manggarai penumpang KA jarak jauh baik yang memang mempunyai datang maupun pergi. Selain itu, gudang untuk keperluan kirim- seperti halnya pada lantai dasar antar logistik. yang memerlukan ruang loading b. Denah Lantai 1 untuk loading barang dari kereta Pada lantai 1 ini lebih ke dalam gudang stasiun, pada diorientasikan untuk pemusatan lantai 2 ini juga diperlukan kegiatan bangunan yang berpusat sebuah area loading yang pada pedestrian di sisi utara kemudian memiliki hubungan objek rancangan dan di sisi sirkulasi langsung ke lantai dasar selatan objek rancangan sebagai yang terpisah dengan sirkulasi lobby untuk calon penumpang penumpang KA jarak jauh. kereta api jarak jauh yang bersebelahan dengan area ruang

37 | Tugas Akhir- RA.141581

Konsep Struktur turut menjadi dasar a. Sistem Struktur pertimbangan penulis untuk Sistem struktur pada bangunan menggunakan struktur ini. ini bisa diklasifikasikan menjadi Dengan diameter 1.5m dan 2 yaitu sistem struktur pada bentang terjauh sebesar 10m bangunan dasar yang berada pada dan konfigurasi kolom lantai 1 dan lantai 2, kemudian berulang yang konsisten sistem struktur pada lantai 3 yang membuat pengaplikasian sekaligus bersifat sebagi jalur sistem struktur ini bisa layang kereta api yang terhubung dikatakan tidak terlalu rumit. dengan bangunan stasiun. Pada sistem struktur yang kedua tersebut kemudian diperlukan sebuah sistem struktur high- performance yang dapat menahan gaya tekan yang cukup besar. Selain itu juga diperlukan sebuah sistem struktur yang dapat memiliki bentang besar agar ruangan didalam objek rancangan nantinya dapat Gambar 30 Stasiun Gambir, sumber: google.co.id terbebas dari kolom-kolom yang dapat memberi kesan kaku dan terbatas. Diantaranya beberapa alternatif sistem struktur yang menjadi pertimbangan untuk penahan beban jalur kereta api: • Kolom Balok Seperti halnya konfigurasi kolom balok pada umumnya

yang disusun pada grid Gambar 31 Konfigurasi Kolom, sumber: Dokumen tertentu dengan ukuran Pribadi tertentu, struktur ini menjadi

pertimbangan pertama karena Namun, setelah melalui penggunaannya yang lazim proses asistensi pada dosen dalam berbagai macam pembimbing, penggunaan bangunan. Studi referensi sistem struktur kolom-balok pada bangunan Stasiun Besar semacam ini dinilai terlalu Gambir yang juga biasa dan perulangan kolom- menggunakan sistem ini kolommnya juga

38 | Tugas Akhir- RA.141581

dikhawatirkan dapat Namun setelah melalui menciptakan kesan monoton proses pengintegrasian yang membosankan, padahal struktur dengan organisasi kesan ruang yang ingin ruang, ditemukan beberapa dimunculkan pada bangunan ketidakcocokkan seperti ialah kesan dinami dan struktur kolom baja dinamis fleksibel yang diharapkan ini tidak dapat mendukung dapat memunculkan aktivitas keberadaan void-void pada gerak yang dinamis. lantai-lantai tertentur. • Kolom Baja Dinamis Terlebih perbedaan sistem Eksplorasi sistem struktur struktur pada bangunan dasar kemudian dilanjutkan pada pada objek rancangan kurang penggunaan kolom baja dapat berpadu. dinamis milik Toyo Ito yang • Struktur Busur diaplikasikan pada Sistem struktur busur ini bangunannya di Jepang, diperimbangkan oleh karena Sendai Mediatheque. Sistem sifatnya yang memiliki struktur ini menggunakan bentang yang cukup besar rangkaian pipa-pipa yang dan bentuknya yang dinamis. dirangkai melingkar dan Terlebih sistem struktur kemudian di tekuk busur ini dapat dapat sedemikian rupa sehingga dikombinasikan dengan memunculkan bentuk yang sistem struktur busur yang dinamis. Hal itulah yang lebih kecil yang kemudian memunculkan dipergunakan pada struktur kesan ruang di dalam bangunan dasar. bangunan yang lebih fleksibel dan dinamis tanpa adanya kolom sebagai pembatas ruangan.

Gambar 33 Struktur Busur, sumber: google.co.id

Gambar 32 Konfigurasi Kolom Fleksibel, Namun, setelah melalui sumber: google.co.id proses asistensi pada dosen pembimbing, penggunaan

39 | Tugas Akhir- RA.141581

sistem struktur seperti ini Pengaruh Struktur Terhadap umumnya hanya untuk Arsitektur struktur atap yang minim Penggunaan struktur beton bertulang gaya tekan. Oleh karena itu dan rangka baja sengaja dibiarkan penggunaan struktur ini terekspos untuk memberikan unsur untuk penahan beban jalur modern dan perbedaan tekstur pada kereta api diatasnya tidak interior bangunan. Selain itu kesan dapat diwujudkan dengan modern yang muncul dari penggunaan bentang yang pengeksposan struktur bangunan terlalu besar. juga ingin penulis tampilkan disini • Bridge Column & Box Grider selain karena dapat menambah kesan Selanjutnya penulis kokoh pada bangunan. Selain itu bereksplorasi kepada sistem Dengan struktur terekspos tanpa struktur jalan layang. Dari dinding juga memunculkan sebuah situ kemudian penulis irama dalam suasana interior. Hal ini menemukan sistem struktur kemudian diharapkan dapat box girder yang mana lazim menambah nilai atraktif ruang dalam digunakan dalam konstruksi bangunan sehingga ada suatu hal jalan layang. Selain itu menarik yang dapat diliha oleh para struktur penopangnya juga penggunanya. bisa dikatakan dapat memiliki bentang yang cukup IV.2 Eksplorasi 2 besar yaitu 30-40m. Konsep Bangunan Kemudian dengan digunakan a. Atap Bangunan sistem struktur jalan layang Atap pada objek rancangan ini selain di dalam bangunan juga berfungsi sebagai fasad bangunan, memunculkan konsep yang atap ini juga berfungsi sebagai sejalan dengan struktur jalur elemen pembentuk ruang dalam pada kereta api sebelum dan bangunan. Oleh karena itu, penulis sesudah stasiun sehingga ada mengeksplorasi bentuk-bentuk atap unsur keseragaman dalam yang sekiranya dapat memberi kesan sistem struktur pada jalan dinamis dan luas pada ruang layangnya. dibawahnya. Namun dalam Selain itu penggunaan kolom perjalanannya penulis juga tidak lupa diagonal pada struktur bahwa ada elemen arsitektur kolonial bangunan dasar juga penulis pada bangunan stasiun Manggari kira dapa memberi perpaduan Lama, oleh karena itu hal tersebut yang cukup baik tanpa bentuk juga harus dipertimbangkan untuk yang terlalu berlawanan. mencegah ketimpangan gaya arsitektur bangunan lama dengan

40 | Tugas Akhir- RA.141581

gaya arsitektur bangunan baru nantinya adalah para pekerja yang nantinya. sehari-hari sudah lelah bekerja di • Gaya arsitektur Kolonial dan Art tempat yang kaku dan formal. Oleh Nouveau karena itu sebisa mungkin dalam Diketahui bahwa gaya arsitektur perjalannya menuju ke rumah bangunan lama stasiun Manggarai masing-masing dapat sedikit terpengaruh oleh gaya arsitektur dikurangi beban pikirannya dengan kolonial dengan ornament khas Art memunculkan kesan ruang yang luas Nouveau. Oleh karena itu , tampang dan bebas. bangunan penulis coba untuk tetap Selain itu, untuk dapat mendorong mempertahankan hal tersebut masyarakat agar mau dan merasa dengan memberikan ornamen- mudah mengunjungi area stasiun, ornamen khas Art Nouveau yang maka diperlukan suatu konsep yang mana merupakan gaya yang dapat meminimalisir jarak antara ‘menghidupkan’ material. stasiun dengan para penggunanya. Namun, setelah melalui proses Salah satu konsepnya adalah asistensi kepada dosen pembimbing, menciptakan sebuah bangunan dikatakan bahwa tampang dengan ruang terbuka. Dengan ruang bangunan yang dimunculkan terlalu terbuka ini kemudian kesan yang terpaku atau sama dengan gaya dimunculkan diharapkan bahwa arsitektur bangunan lamanya pergi ke stasiun Manggarai tak sehingga kesan bangunan barunya ubahnya berjalan di trotoar atau menjadi usang dan tua. pedestrian biasa dan dengan begitu b. Konsep Ruang lantas masyarakat tidak akan merasa Konsep Ruang yang ingin canggung untuk mengunjungi dimunculkan pada bangunan ini stasiun Manggarai. Dan untuk khususnya pada area pedestrian dan memunculkan kesan sebuah peron komuter ada kesan ruang yang bangunan yang terbuka adalah luas dan bebas. Hal ini dikarenakan dengan menambah elemen-elemen oleh mayoritas penguna stasiun ini ruang luar pada ruang dan juga

Gambar 34 Tampak Awal, sumber: Dokumen Pribadi

41 | Tugas Akhir- RA.141581

menghilangkan segala macam nyaman dalam beraktivitas bentuk isolasi ruang dalam bangunan didalamnya, seperti restoran dan dengan suasana ruang di luar kantor PT KAI. Sistem bangunan. pengkondisian udaranya akan Konsep Utilitas menggunakan sistem pengkondisian a. Drainase Tapak udaratemporer dengan unit indoor Drainase pada luar tapak akan dan outdoor terpisah. dialirkan pada selokan tertutup di d. Elektrikal sebelah Timur stasiun Manggarai Elektrikal pada stasiun Manggarai dan Saluran air terbuka di sebelah dipergunakan untuk menjalankan Timur stasiun Manggarai yang kereta api listrik, elevator, escalator, kemudian mengarah ke Sungai penerangan, gerbang elektrik, Ciliwung di arah Utara Stasiun transaksi tiket, audio, papan iklan, Manggarai. dsb. Jalur elektrikal dibagi 2 yaitu b. Penyaluran Air Hujan melalui langit-langit dan melewati Untuk atap pada bagian atas peron lantai. Untuk fasilitas umum seperti KA jarak jauh air hujang akan elektrikal untuk penerangan, audio, mengalir alami ke titik terendah atap dan papan iklan diatur melalui yaitu pada bagian Utara dan Selatan sebuah ruang control yang terletak atap, pada bagian itulah kemudian pada lantai dasar bangunan. diberi talang air yang kemudian Sedangkan untuk pengaturan dan dialirkan ke dalam talang vertikal jalur elektrikal untuk pendayaan jalur yang setelah itu dialirkan ke dalam kereta api berada pada masing- saluran air tertutup. masing peron yang sekaligus c. Pengkondisian Udara berfungsi sebagai ruang pengawas Untuk pengkondisian udara dalam kereta api. bangunan stasiun Manggarai e. Plumbing sebagian besar akan menggunakan Untuk sumber air berasal dari air sistem pengkondisian udara alami PDAM daerah dan kemudian sebagaimana pelaksanaan konsep ditampung pada tendon bawah baru bangunan yang selaras dengan setelah itu dialirkan ke tandon atas kondisi lingkungan sekitar, maka yang berada pada shaft lift barang dari itu atmosfer udara lingkungan dan exhaust menggunakan sekitar tidak dihilangkan pompa.Setelah itu air dialirkan dari hubungannya dengan atmosfer udara tendon atas ke ruangan-ruangan di dalam bangunan. Hanya pada dibawahnya menggunakan pipa. Sisa ruangan-ruangan tertentu saja yang air kotornya kemudian dialirkan menggunakan pengkondisian udara kembali ke bawah untuk kemudian buatan sebagaimana diperlukan diolah atau ditampung terlebih sebuah kondisi yang sejuk dan

42 | Tugas Akhir- RA.141581

dahulu sebelum akhirnya dibuang ke saluran air tertutup. f. Exhaust Untuk sistem exhaust dialirkan melalui langit-langit pada koridor di belakang area toko yang berfungsi sebagai sirkulasi maintanence dan loading sehingga tidak mengganggu aktivitas pada pedestrian di depannya. Setelah itu udara atau asap dialirkan pada pipa utama yang diarahkan vertikal pada shaft yang sama dengan shaft plumbing.

43 | Tugas Akhir- RA.141581

[Halaman ini sengaja dibiarkan kosong]

44 | Tugas Akhir- RA.141581

IV.3 Hasil Rancangan Denah Rancangan a. Denah Lantai Dasar

Gambar 35 Denah Lantai Dasar, sumber: Dokumen Pribadi

45 | Tugas Akhir- RA.141581

b. Denah Lantai 1

Gambar 36 Denah Lantai Dasar, sumber: Dokumen Pribadi

46 | Tugas Akhir- RA.141581

c. Denah Lantai 2

Gambar 36 Denah Lantai 2, sumber: Dokumen Pribadi

47 | Tugas Akhir- RA.141581

Tampak Rancangan

Gambar 37 Tampak Timur dan Barat, sumber: Dokumen Pribadi

48 | Tugas Akhir- RA.141581

Gambar 38 Tampak Utara dan Selatan, sumber: Dokumen Pribadi

49 | Tugas Akhir- RA.141581

DAFTAR PUSTAKA

[1] Christian, Aditya (2008). Stasiun Manggarai Jakarta. Institut Teknologi Bandung: Bandung. [2] Dubberly, Hugh (2005). How do You Design?. Dubberly Design Office; San Fransisco. [3] Laksono, Raden Aji (2013). Evaluasi Kinerja Stasiun Kereta Api berdasarkan Standar Pelayanan Minimal di Stasiun (Studi Kasus Stasiun Prujakan Cirebon, Jawa Barat). UAJY S1 Thesis; Yogyakarta. [4] Miro, Fidel (2012). Pengantar Sistem Transportasi. Erlangga; Jakarta. [5] Subarkah, Iman (1981). Jalan Kereta Api. Idea Dharma; Bandung. [6] Wikantari, Kiky (2012). Stasiun Interchange Manggarai. Institut Teknologi Bandung: Bandung.

[7] Kementrian Perhubungan. Usulan Masterplan Angkutan Massal Jabodetabek. Jakarta, 2013. [8] Kementrian Perhubungan. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: PM 9 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimum untuk Angkutan Orang dengan Kereta Api. [9] Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. [10] Badan Pusat Statistik. Jakarta dalam Angka 2014. Jakarta, 2014. [11] Badan Pusat Statistik. Jakarta Selatan dalam Angka 2014. Jakarta, 2014. [12] Badan Pusat Statistik. Jakarta Selatan dalam Angka 2013. Jakarta, 2013. [13] Badan Pusat Statistik. Statistik Kecamatan Daerah Tebet 2014. Jakarta, 2014 [14] Departemen Perhubungan. Statistik Perhubungan. Jakarta, 2012. [15] Departemen Perhubungan. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tempat Parkir. Jakarta, 1996. [16] PT Kereta Api Indonesia. Penggambaran Ulang Stasiun-Stasiun Besar. Bandung, 2009.

[17] Urban Development Authority Singapore – Transport, http://www.ura.gov.sg/uol/master-plan/View-Master-Plan/master-plan-2014/master- plan/Key-focuses/transport/Transport diakses pada November 2014

[18] Kebudayaan Indonesia – Cagar Budaya, http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1573/cagar-budaya diakses pada November 2014

[19] Sulistyawati, Indah—Perencanaan Jalan Kereta Api, http://blog.trisakti.ac.id/wp-content/blogs.dir/174/files/2013/09/Perencanaan-Jalan- Kereta-Api-blog-Indah-S..pdf diakses pada Desember 2014

50 | Tugas Akhir- RA.141581

Biografi Penulis

Dwi Anggoro Primasetya, lahir di kota Jakarta pada tanggal 27 Agustus 1993. Putra kedua pasangan Sugito dan Muryani yang lebih akrab dipanggil dengan nama Yoyo, memulai pendidikan sekolah dasarnya di SDN 04 Pagi Pondok Kopi. Kemudian penulis meneruskan pendidikannya di SMP N 252 Pondok Kelapa dan SMA N 12 Jakarta. Setelah lulus pada tahun 2011, penulis kemudian melanjutkan pendidikannya di Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya melalui ujian SNMPTN Tulis. Semasa perkuliahan penulis aktif di UKM ITS Foreign Language Society di Departemen Bahasa Jepang. Penulis memiliki pengalaman Kerja Praktek Lapangan di PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. pada Proyek Konstruksi Hangar Narrow Body GMF di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten. Saat ini penulis tinggal di Perumahan Pondok Cipta, Kota Bekasi Barat. Untuk menghubungi penulis dapat dihubungi nomor telepon penulis di 085771297104 atau melalui e-mail di [email protected].