ANALISIS WACANA KRITIS PADA LAPORAN UTAMA “GADUH JENDERAL GATOT” DI MAJALAH TEMPO

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH ARIE PERMADA NIM F1012141031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2018

OLEH ARIE PERMADA NIM F1012141031

ANALISIS WACANA KRITIS PADA LAPORAN UTAMA “GADUH JENDERAL GATOT” DI MAJALAH TEMPO

Arie Permada, Martono, Laurensius Salem Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Pontianak Email :[email protected]

Abstrack This study provides a view of how the national press Tempo magazine presented the case statement of the import of 5,000 guns and illegal political maneuvering Commander TNI General Gatot Nurmantyo in the rubric of the main report edition 2–8 October 2017. This study uses a qualitative approach in descriptive method. Data analysis was performed by determining the dimensions of the textual and discours then newly implemented in the Indonesian language learning at school. This study obtained the result of (a) The framing in the main report of Tempo magazine has the news framing of the ideal in conveying fact based on the structure of syntax, script, thematic, and rhetorical tools as well as clear with the terms of the field of journalism. (b) The discouragement in the main report of Tempo magazine is a production process of the representation of events, characters, situations, actions, and social phenomena, as for the consumption process of interpretation views, ratings, and the interpretation of the reader. Then (c) the Implementation of research results in the learning can be applied in high School on the material to analyze and produce texts editorial/opinion, class XII (even) using the teaching of the Curriculum in 2013.

Keywords: Tempo magazine, textual dimension, discourse dimension, and implementation

PENDAHULUAN merupakan topik utama dengan lima wacana Wacana dalam media tulis dapat kita berita yang terkait, meliputi (1) Jangan Gaduh temui dengan mudah dalam kehidupan sehari- …; (2) Sang Jenderal dan hari, satu diantaranya wacana dalam media Kontroversinya; (3) Berkonflik dengan tulis majalah. Majalah berunjuk pada media Banyak Orang; (4) Kian Intim dengan Peci massa, majalah merupakan suatu sumber Putih; dan (5) Gatot Nurmantyo: Saya Sudah informasi yang memuat tulisan-tulisan secara Lapor Presiden. Lima wacana laporan utama luas, terperinci, dan mendalam. Misalnya tersebut merupakan seputar informasi yang Majalah Tempo merupakan media massa yang membahas isu pernyataan kontroversial Gatot dikenal dengan cara memuat berita mingguan Nurmantyo mengenai tudingan institusi Indonesia yang umumnya memiliki rubrik negara yang mengimpor 5.000 pucuk senjata ekonomi, nasional, opini, prelude, ilegal dengan mengancam akan menyerbunya. internasional, sains, seni, serta laporan utama Pernyataan Gatot ini menimbulkan berbagai dengan tampilan berita investigasi yang spekulasi, juga memanaskan hubungan tentara diterbitkan oleh Tempo Media Group. dan polisi. Ada pula yang menyebut Gatot Rubrik laporan utama yang dimuat Nurmantyo bersiap terjun ke dunia politik. Majalah Tempo pada edisi 2–8 Oktober 2017 Apalagi belakangan Gatot mendapatkan dengan topik “Gaduh Jenderal Gatot” tudingan yang mengatakan dirinya bermain

1

politik lewat pernyataan kontroversialnya dengan pisau analisis wacana kritis model serta tudingan Gatot Nurmantyo kerap Norman Fairclough. Fairclough membagi mendekati kelompok Islam untuk wacananya ke dalam tiga dimensi, yaitu: (a) mendapatkan dukungan menjadi presiden di dimensi tekstual, (b) dimensi kewacanaan, pemilu 2019. dan (c) dimensi sosial budaya. Dalam hal ini Peneliti tertarik menggunakan Majalah peneliti membatasi penelitian dengan Tempo dengan objek data wacana laporan menganalisis hanya pada dimensi tekstual dan utama “Gaduh Jenderal Gatot” edisi 2–8 dimensi kewacanaan saja. Analisis dimensi Oktober 2017 dalam penelitian ini, karena tekstual unit yang dilihat terdiri dari kosakata, dilihat dari penulisan wacana laporan utama semantik, dan tata kalimat di dalam wacana Majalah Tempo memiliki seputar pembahasan (Darma, 2014:158), adapun dalam penelitian informasi terkait isu sosial yang ini dimensi tekstual di dukung dengan analisis mengidentifikasi Panglima Tentara Nasional framing oleh Zhongdong Pan dan Gerald M. Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo yang Kosicki sebagai cara melihat sudut pandang terkesan kerap memprioritaskan nilai-nilai wartawan Tempo menyeleksi dan menulis jurnalistik yang sangat baik seperti faktual, wacana berita secara tekstual. Adapun struktur aktual dan skeptis sehingga informasi terasa analisis framing meliputi: sintaksis, skrip, hidup ketika dibaca, adapun perihal ini tematik, dan retoris. Berdasarkan pada (a) membuat penelitian ini terkesan ideal dengan struktur sintaksis sebagai skema wacana perolehan sumber dan penemuan data yang bertujuan untuk melihat cara wartawan baik. menyusun fakta dengan mengamati judul Alasan berikutnya dalam penulisan (headline), teras berita (lead), latar informasi, wacana laporan utama “Gaduh Jenderal kutipan sumber, pernyataan, dan penutup Gatot” di Majalah Tempo merupakan (epilog); (b) struktur skrip sebagai pembahasan dengan menyajikan informasi kelengkapan wacana bertujuan untuk melihat yang mengajak pembaca berfikir sistematis cara wartawan mengisahkan fakta dengan dan kritis terhadap penggambaran linguistik mengamati unsur 5W+1H; (c) struktur tematik serta representasi dan interpretasi kewacanaan pada wacana bertujuan untuk melihat cara dari teks bahasa mengenai isu Panglima TNI wartawan menulis fakta dengan mengamati Jenderal Gatot Nurmantyo yang merujuk pada paragraf, hubungan antarkalimat, dan fenomena sosial kekuasaan dan politik yang proposisi; (d) struktur retoris sebagai mengidetifikasi dirinya sebagai pelaku utama, leksikon, grafis, metafora pada wacana perihal ini mesti terdapat pengetahuan dan bertujuan untuk melihat cara wartawan pemahaman berdasarkan struktur tekstual dan menekan fakta dengan mengamati kata, kewacanaan mengenai fakta yang idiom, gambar atau foto, dan grafis. disampaikan Tempo maupun pembaca Selanjutnya analisis dilakukan pada dimensi mengenai isu Gatot Nurmantyo. Adapun kewacanaan sebagai bentuk penafsiran dengan wacana pada laporan utama “Gaduh Jenderal cara intepretasi yaitu menghubungkan kelima Gatot” di Majalah Tempo yang dimuat edisi wacana berita dalam laporan utama “Gaduh 2–8 Oktober 2017 harus ada penjelasan dalam Jenderal Gatot” di Majalah Tempo bentuk analisis sebagai pengetahuan dan berdasarkan proses produksi dan konsumsi pemahaman yang cukup komprehensif dan teks. Pertama produksi wacana dilihat pihak- sangat penting terhadap penggambaran pihak yang terlibat dalam proses produksi tekstual dan interpretasi kewacanaan yang wacana itu sendiri (siapa yang memproduksi dimuat oleh wartawan Tempo. Diperlukan teks). Kedua konsumsi pada tahap ini paradigma penelitian dan metode penelitian dianalisis pihak-pihak yang menjadi sasaran yang tepat untuk menelanjangi, menggali dan penerima atau pengonsumsi teks. mengeksplorasi struktur-struktur tersebut. Selanjutnya hasil dari penelitian ini juga Demikian penelitian ini menggunakan dapat di implementasikan dalam bentuk pendekatan kualitatif pada model deskriptif rencana pelaksanaan pembelajaran Bahasa

2

Indonesia terhadap materi teks editorial/opini, Ruang lingkup penelitian ini difokuskan berikut tabel di bawah ini. pada analisis wacana kritis dalam wacana berita yang dimuat pada rubrik laporan utama Tabel 1 “Gaduh Jenderal Gatot” di Majalah Tempo Kurikulum 2013 Bahasa Indonesia Edisi 2–8 Oktober 2017 berdasarkan analisis SMA/MA Kelas XII (Genap) dimensi tekstual dan dimensi kewacanaan model Norman Fairclough. Pada dimensi Kompetensi Inti Kompetensi Dasar tekstual di dukung analisis framing oleh KI. 3 3.3 Menganalisis teks Zhongdong Pan dan Gerald M. Kosicki guna editorial/opini baik melihat sudut pandang Tempo menyeleksi dan melalui lisan menulis wacana berita secara tekstual meliputi maupun tulisan struktur sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. KI. 4 4.1 Memproduksi teks Selanjutnya pada dimensi kewacanaan akan editorial/opini dilihat proses produksi dari representasi yang koheren peristiwa, tokoh, situasi, tindakan, dan sesuai dengan fenomena sosial, sedangkan proses konsumsi karakteristik teks dari interpretasi pandangan, penilaian, dan baik melalui lisan penafsiran dari pembaca. maupun tulisan Masalah dalam penelitian ini, yaitu (1) bagaimana framing dimensi tekstual pada

laporan utama “Gaduh Jenderal Gatot” di Tujuan adanya implementasi hasil Majalah Tempo edisi 2–8 Oktober 2017?, (2) penelitian terhadap pembelajaran, guna bagaimana dimensi kewacanaan pada laporan sebagai sumbangan terhadap pendidikan di utama “Gaduh Jenderal Gatot” di Majalah sekolah, sesuai dengan gelar yang didapatkan Tempo edisi 2–8 Oktober 2017?, (3) peneliti sebagai Sarjana Pendidikan (S.Pd.) di bagaimana bentuk implementasi hasil Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, penelitian pada rencana pelaksanaan Universitas Tanjungpura, Pontianak, maka pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah?. hasil penelitian ini wajib menjadi buku hasil Tujuan dalam penelitian ini yaitu studi yang memiliki manfaat khususnya mendeskripsikan framing dimensi tekstual peneliti pribadi sebagai seorang guru, FKIP, pada laporan utama “Gaduh Jenderal Gatot” kemudian yang paling penting adalah sekolah di Majalah Tempo edisi 2–8 Oktober 2017 terhadap guru dan murid. yang dikontruksikan wartawan Tempo, Implementasi ini diharapkan dapat mendeskripsikan dimensi kewacanaan pada meningkatkan integritas terhadap tenaga kerja laporan utama “Gaduh Jenderal Gatot” di guru di sekolah dalam cara menyampaikan Majalah Tempo edisi 2–8 Oktober 2017, materi guna ketercapaian tujuan pembelajaran mengetahui bentuk implementasi hasil yang di muat dengan memanfaatkan hasil penelitian pada rencana pelaksanaan penelitian ini sebagai bahan referensi ilmu pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. pengetahuan khususnya guru Bahasa Analisis wacana adalah suatu displin ilmu Indonesia terhadap materi pokok menganalisis yang berusaha mengkaji penggunaan bahasa dan memproduksi teks editorial/opini serta yang nyata dalam komunikasi. Stubbs mendapatkan respon balik dari siswa, dimana (1983:1) mengatakan bahwa analisis wacana pemanfaatan metode pemecahan masalah merupakan suatu kajian yang meneliti dan yang ada pada skripsi ini dapat diterapkan menganalisis bahasa yang digunakan secara pada siswa, sehingga memudahkan siswa alamiah, baik lisan atau tulis, misalnya dalam ikut serta memahami materi dan pemakaian bahasa dalam komunikasi sehari- mengerjakan tugas yang diberi guru, hari. Analisis wacana lazim digunakan untuk khusunya pada pembelajaran Bahasa menemukan makna wacana yang persis sama Indonesia yaitu materi teks editorial/opini. atau paling tidak sangat ketat dengan makna

3

yang dimaksud oleh pembicara dalam wacana (menulis fakta), dan retoris (menekan fakta) lisan, atau oleh penulis dalam wacana tulis (Eriyanto, 2004:29). (Darma, 2009:15).Dalam komunikasi lisan, Tabel 2 wacana merupakan proses komunikasi secara Analisis framing model Zhongdang Pan lisan yang berupa rangkaian ujaran (Broown dan Gerald M. Kosicki dan Yule, 1983). Ujaran itu adalah kalimat yang diucapkan secara lisan. Dalam Struktur Unit yang diamati komunikasi lisan, ujaran sangat dipengaruhi oleh konteks. Sedangkan dalam komunikasi Headline, lead, latar, Sintaksis informasi, kutipan, sumber, tulis, proses komunikasi penyapa dan pesapa tidak berhadapan langsung. Penyapa pernyataan, penutup menuangkan ide, gagasannya dalam kode- Unsur 5W+1H (apa, dimana, kode kebahasaan yang biasanya berupa Skrip kapan, siapa, mengapa,dan rangkaian kalimat. Menurut Fairclough bagaimana) (1995:98) wacana harus dilihat dari tiga dimensi wacana secara simultan, yakni (1) Tematik Paragraf, proposisi teks-teks bahasa, baik lisan atau tulisan; (2) Retoris Kata, idiom, gambar/foto, praksis kewacanaan, yakni representasi dan grafik, dan sebagainya konsumsi teks; dan (3) praksis sosiokultural, yakni konteks masyarakat, institusi, dan Dimensi Kedua yang merupakan dimensi kebudayaan yang menentukan bentuk dan meso dalam kerangka analisis wacana kritis makna sebuah wacana dalam komunikasi. Fairclough ialah dimensi analisis proses Adapun dalam kaitan ini, komunikasi dalam penghasilan dan penggunaan teks atau berita surat kabar jelas terbentuk oleh dimensi kewacanaan (discourse practice). berbagai kalimat yang mengandung gagasan Analisis proses penghasilan teks ini tertentu yang merupakan salah satu bentuk merupakan representasi dengan komunikasi yang muncul dalam peristiwa penggambaran bagaimana teks dapat tercipta komunikasi, karena arena yang akan dikaji atau diciptakan oleh penulisnya dalam hal ini dalam artikel ini menyangkut gagasan yang (wartawan). Fairclough (2010:315). Pada ada dalam surat kabar, yaitu berbagai persepsi level analisis proses penghasilan teks akan tentang laporan utama “Gaduh Jenderal digambarkan kedalam tabel berikut ini. Gatot” dalam Majalah Tempo, edisi 2–8

Oktober 2017, maka wacana surat kabar di Tabel 3 sini akan dilihat sebagai wacana pandangan Proses Penghasilan Teks (Representasi) fungsional berdasarkan dimensi tekstual dan dimensi kewacanaan saja. Dimensi pertama yaitu mikro atau tekstual Unsur Unit yang diamante merupakan dimensi yang dianalisis secara a. Peristiwa linguistik, dengan melihat kosakata, semantik, b. Pelaku dan tata kalimat. Ia juga memasukan Representasi c. Situasi kohorensi dan kohesivitas, bagaimana antara d. Keadaan kata atau kalimat tersebut digabung sehingga e. Fenomena sosial membentuk pengertian. Adapun analisis dimensi tekstual di dukung dengan analisis framing oleh Zhongdong Pan dan Gerald M. Kemudian penelitian ini juga di Kosicki sebagai cara melihat sudut pandang implementasikan dalam rencana pelaksanaan wartawan Tempo menyeleksi dan menulis pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi wacana berita secara tekstual. Adapun struktur pokok menganalisis dan mengkonsumsi teks analisis framing meliputi: sintaksis (menyusun editorial/opini pada Sekolah Menegah Atas/ fakta), skrip (kelengkapan berita), tematik Madrasah Aliyah kelas XII (Genap) dalam

4

pengajaran kurikulum 2013 menggunakan dua referensi yang terkait dengan studi kasus model serta metode sesuai dengan kompetensi penelitian ini, baik berupa buku, penelitian dasar yang dipilih. Pertama model kooperatif ilmiah maupun dari internet. Tahap merupakan pembelajaran yang dapat dipahami selanjutnya peneliti menerapkan metode dari kata kooperatif yang mempunyai arti wawancara untuk menambah data dan “bersifat kerjasama” atau “bersedia menyinergikan data, dengan cara mengajukan membantu” (Depdiknas, 2008). Jadi beberapa pertanyaan kepada pembaca sebagai pengertian pembelajaran kooperatif pihak yang mengkonsumsi atau membaca merupakan suatu model pembelajaran di mana wacana laporan utama “Gaduh Jenderal siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil Gatot” di Majalah Tempo Edisi 2-8 Oktober (umumnya terdiri dari 3-5 orang siswa) 2017. Wawancara dilakukan kepada dengan keanggotaan yang heterogen (tingkat narasumber terpercaya yakni Juniardi Sucinda kemampuan, jenis kelamin, dan suku/ras selaku Mahasiswa Pendidikan Sosiologi serta berbeda), model ini akan diterapkan berkerja sebagai wartwan lepas di Majalah menggunakan metode Jingsaw guna Duta Kalbar (2015-Sekarang), Harian ketercapaian pengetahuan/ kognitif siswa. Kompas (2015-Sekarang), Harian Pontianak Kedua model project based learning Post (2015-Sekarang). Setelah semua data- merupakan pembelajaran yang bertujuan data yang dibutuhkan telah terkumpul, metode untuk memfokuskan peserta didik pada terakhir yaitu metode deskriptif, hal tersebut permasalahan kompleks yang diperlukan berguna untuk mendeskripsikan data-data dalam melakukan investigasi dan memahami yang ada, sehingga lebih jelas dan mudah pembelajaran melalui investigasi. Model ini untuk dipahami. juga bertujuan untuk membimbing peserta Bentuk penelitian ini tidak memaparkan didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang data dengan angka-angka, melainkan mengintegritaskan berbagai berbagai subjek menampilkan data berupa kata-kata yang (materi) kurikulum, memberikan kesempatan berkaitan dengan objek penelitian. Peneliti kepada para peserta didik untuk mengail menggunakan bentuk penelitian kualitatif konten (materi) dengan menggunakan guna data yang ditampilkan relavan dan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, mudah dipahami. Menurut Manshun dan melakukan eksperimen secara kolaboratif, (2012:257), mengatakan analisis kualitatif model ini akan diterapkan menggunakan fokusnya penunjukan makna, deskripsi, metode peracangan guna ketercapaian penjernihan, penempatan data pada keterampilan/ psikomotorik siswa. konteksnya masing-masing, dan sering kali melukiskannya dalam bentuk kata-kata dari METODE PENELITIAN pada angka-angka. Metode adalah cara kerja, teknik kerja, Sumber data dalam penelitian ini langkah-langkah kerja yang dilakukan secara menggunakan subjek majalah Tempo edisi 2– berurutan dan sistematis dalam penelitian. 8 Oktober 2017 dengan objek data pada rubrik Metode yang digunakan peneliti dalam laporan utama “Gaduh Jenderal Gatot” penelitian ini meliputi empat metode di dengan lima wacana yang terkait yaitu (1) antaranya metode observasi, studi pustaka, Jangan Gaduh Panglima…; (2) Sang Jenderal wawancara, dan deskriptif. Cara kerja dari dan Kontroversinya; (3) Berkonflik dengan masing-masing metode ini, yaitu metode Banyak Orang; (4) Kian Intim dengan Peci observasi merupakan metode yang pertama Putih; dan (5) Gatot Nurmantyo: Saya Sudah digunakan peneliti untuk mengambil data Lapor Presiden, serta interpretasi pembaca awal sebagai rujukan untuk merancang judul dari hasil wawancara berupa kata, frase, penelitian dengan berpatokan pada masalah- kalimat atau kutipan yang memusatkan pada masalah yang akan dikaji. Tahap berikutnya masalah dan kontroversi terkait kasus Gatot peneliti menerapkan metode studi pustaka Nurmantyo dengan penyelidikan untuk sebagai pencarian ke beberapa sumber-sumber memperoleh fakta yang tersembunyi demi

5 4

suatu tujuan peneliti. Metode dan teknik yang struktur. Pertama analisis produksi teks digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan dilakukan melalui pemahaman peneliti di data yakni; (a) observasi, (b) studi Pustaka, (c) dukung oleh data sekunder yang berkaitan wawancara, dan (d) deskripsi. repsentasi wartawan Tempo terhadap Validitasi data dalam penelitian ini peristiwa ke dalam teks. Kedua analisis menggunakan teknik trigulasi. Sugiyono konsumsi teks dilakukan melalui pemahaman (2012:175) menyatakan bahwa hasil peneliti di dukung oleh pembaca (informan) penelitian yang valid bila terdapat kesamaan yakni Juniardi Sucinda untuk memperoleh antara data yang terkumpul dengan data yang data guna melihat intepretasi pembaca sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. terhadap wacana laporan utama “Gaduh Dalam penelitian ini, untuk melihat validitas Jenderal Gatot” di Majalah Tempo Edisi 2-8 data, peneliti melakukan teknik triangulasi Oktober 2017. (3) Selanjutnya tahap ketiga terhadap sumber data terhadap sumber data, hasil dari penelitian ini juga dapat dengan cara membaca berulang-ulang untuk diimplementasikan pada Rencana Pelaksanaan memperoleh pemahaman yang mendalam Pembelajaran (RPP) di sekolah, mata pada objek yang diteliti yaitu judul berita dan pelajaran Bahasa Indonesia terhadapa materi isi berita. Dipilihnya teknik triangulasi, karena teks Editorial/Opini. Materi ini dimuat dalam menurut Mathinson (dalam Sugiyono, Kurikulum 2013 dengan Kompetensi Dasar 2014:85) dengan menggunakan teknik SMA/Madrasah Aliyah (MA), kelas XII triangulasi dalam pengumpulan data, maka (Genap). data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas, dan pasti. HASIL PENELITIAN DAN Teknik analisis data dalam penelitian ini PEMBAHASAN dilakukan berdasarkan tiga tahap. (1) tahap Analisis framing pada dimensi tekstual pertama adalah menganalisis data pada laporan utama “Gaduh Jenderal Gatot” di dimensi tekstual yang didukung teori framing majalah Tempo yang didukung dengan oleh Pan dan Kosicki sebagai perangkat cara analisis framing oleh Zhongdang Pan dan untuk mengamati dan mendeskripsikan Gerald M. Kosicki dengan mengamati struktur dimensi tekstual berdasarkan struktur sintaksis, skrip, tematik, dan retoris pada sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. (2) Tahap wacana. Dimensi tekstual berdasarkan hasil kedua adalah menginterpretasi teks dengan temuan dan pengamatan data pada laporan menghubungkan pada proses produksi dan utama wacana yang pertama “Jangan Gaduh konsumsi teks. Teks diproduksi dengan cara Panglima” secara ringkas dapat di lihat pada spesifik dengan rutinitas dan pola kerja yang Tabel 4 berikut:

Tabel 4 Dimensi Tekstual Wacana Berita (1)

Struktur Sintaksis Unit pengamatan Hasil pengamatan Judul (headline) Jangan Gaduh Panglima Jokowi memanggil keduanya menyusul ribut-ribut tentang Teras berita (lead) impor senjata serbu ilegal yang dilontarkan Gatot pada Jumat pekan sebelumnya. Tuduhan impor senjata ilegal dilontarkan Gatot saat acara Latar informasi silahturahmi dengan para purnawirawan TNI. Panglima TNI Gatot Nurmantyo “Kalau informasi ini tidak Kutipan sumber A-1, tidak akan saya sampaikan disini.”

6

Menurut tentara berusia 57 Tahun ini, 500 senjata hanya jumlah yang dilaporkan kepada Menteri Pertahanan. Kepada Pernyataan Presiden, Gatot menunjukan dokumen pembelian senjata serbu oleh Kepolisian RI berupa bazooka dan antitank. Hanya, Presiden mengabaikan undangannya. Jokowi memilih menonton film Penumpasan Pengkhianatan G 30 S Penutup PKI bersama masyarakat Bogor di Markas komando rayon militer. Struktur Skrip

Apa (what) Ribut-ribut tentang impor senjata serbu ilegal yang dilontarkan Gatot

Siapa (who) Gatot Nurmantyo, Wiranto, dan Dimana (where) Istana Kepresidenan Kapan (when) Rabu pekan lalu

Mengapa (why) Pernyataan Gatot tanpa menyebut dengan jelas nama institusi itu menumbuhkan spekulasi

Bagaimana (how) Gatot tak bisa dihentikan. Ia terus berbicara menyoal impor itu Tematik Jokowi memanggil keduanya menyusul ribut-ribut tentang Paragraf, koherensi impor senjata serbu secara ilegal yang dilontarkan Gatot pada Jumat pekan lalu Restoris Kata Ribut-ribut Idiom Berapi-api Grafis “Serangan” Italic Counter

Gambar

Struktur sintaksis berita “Jangan Gaduh adanya institusi yang mengimpor 5.000 pucuk Panglima” memiliki unit judul (headline) senjata ilegal padahal faktanya informasi secara sintaksis menggunakan kata ‘jangan Gatot Nurmantyo soal impor senjata ilegal gaduh’ dan ‘panglima’ oleh Tempo sebagai merupakan kesalahan komunikasi himbauan terhadap Gatot Nurmantyo yang antarlembaga. Oleh sebab itu headline ini acap kali gaduh dari sisi komposisi pro dengan tampak memperlihatkan pandangan Tempo melontaran pernyataan yang membenarkan yang ikut menilai dengan fakta yang

7

mendukung sebagai himbauan kepada Gatot 5.000 pucuk senjata ilegal yang ditengarai Nurmantyo untuk tidak lagi gaduh oleh institusi Polri dalam pertemuan pers di mempermasalahkan soal impor 5.000 pucuk Istana Negara sebelumnya yang membuat senjata ilegal. kegaduhan antarlembaga hingga merujuk pada Teras berita (headline) pada kutipan rasa kekecewaan. proposisi kedua secara jelas Tempo Struktur skrip pada wacana berita pertama menegaskan faktanya bahwa Presiden Jokowi memiliki pengisahan fakta secara lengkap dan memanggil Gatot Nurmantyo dan memberi kesan ideal terhadap pembaca Purnawirwan Wiranto dalam pertemuan pers mengenai ribut-ribut impor senjata ilegal untuk membahas ribut-ribut soal impor 5.000 karena tuduhan Gatot menimbulkan spekulasi, senjata serbu ilegal yang dilontarkan Gatot kasusu ini melibatkan sosok Gatot Nurmantyo, pada Jumat pekan sebelumnya untuk Wiranto, dan Joko Widodo pada hari rabu di memperoleh tanggapan dan kebenaran atas isu Istana Kepresidenan yang mengambarkan tersebut. keadaan Gatot perang pendapat hingga Latar informasi atas peristiwa yang menimbulkan situasi kegaduhan antarlembaga melatarbelakangi berita ini di tulis Tempo dalam pertemuan tersebut. berdasarkan pernyataan Gatot yang dianggap Struktur tematik berdasarkan pengamatan menimbulkan spekulasi dengan tidak wacana pertama ini ditulis Tempo dengan (11) menyebutkan secara jelas nama institusi yang tema. Tema pertama, Tempo menulis fakta memesan, sehingga menjadi sebuah informasi bahwa Jokowi memangil keduanya menyusul yang menarik bagi Tempo untuk dibahas guna ribut-ribut impor senjata ilegal. Tema ini memperoleh kebenarannya. ditulis Tempo pada bagian lead berita sebagai Kutipan sumber berita memperlihatkan pembuka informasi wacana ini, adpun tema pernyataan tuduhan Gatot soal impor 5.000 berikutnya dijelaskan pada paragraf pucuk senjata ilegal saat acara silahturahmi selanjutnya dengan masalah yang masih dengan para Purnawirawan TNI, Gatot terkait dan mendalam. menegaskan akan menyerbu institusi itu Struktur retoris pada wacana berita karena mendatangkan senjata-senjata secara pertama memiliki penekanan fakta yang dapat tidak sah, tuduhan tersebut yang menjadi ditonjolkan oleh Tempo pada unit pengamatan penyebab kegaduhan antarlembaga sebab kata, idiom, grafis, italic, dan gambar/foto pernyataan Gatot sebenaranya ditengarai yang ditulis dan ditampilkan oleh Tempo. Kata kepada institusi Polri, perihal ini semakin jelas (ribut-ribut) memiliki memberikan pandangan setelah diperkuat oleh pernyataan dari seorang yang terkesan dimaknai Tempo sebagai bentuk Pejabat Istana yang mengetahui isi pertemuan kata ganti ‘kegaduhan’ dari institusi lembaga pers tersebut, secara jelas Pejabat Istana itu keamanan RI soal pernyataan impor 5.000 memberi tahu kepada Tempo mengenai pucuk senjata ilegal oleh Gatot. Idiom (berapi- tudingan Gatot terhadap Polri atas dasar alasan api) memberikan pandangan yang terkesan dan bukti yang ditunjukan kepada Presiden dimaknai Tempo sebagai bentuk tindakan Republik Indonesia. yang ‘penuh semangat’ mengenai pernyataan Kemudian penutup (epilog) berita Gatot untuk memberi penegasan akan memperlihatkan kelanjutan informasi yang menyerang institusi yang mendatangkan disampaikan Budi mengenai undangan Gatot senjata ilegal walapun pelakunya seorang kepada Presiden menonton pertunjukan Jenderal. Grafis (“serangan”) memberikan wayang, kabarnya Jokowi mengabaikan pandangan yang terkesan dimaknai Tempo udangan Gatot karena memilih menonton film sebagai bentuk kata ganti ‘tuduhan’ yang Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI menekan makna bahwa Gatot Nurmantyo bersama masyarakat Bogor di Markas pernah menuduh institusi kepolisian RI soal Komando Rayon militer setempat. Informasi impor 5.000 pucuk senjata ilegal. Italic ini terkesan memperlihatkan adanya indikasi (counter) yang memiliki arti ‘balasan’ yang penolakan Presiden karena tuduhan Gatot soal menjelaskan Wiranto membalas pernyataan

8

Gatot soal impor senjata ilegal berupa Analisis dimensi kewacanaan laporan bantahan sehingga membuat Gatot seakan utama “Gaduh Jenderal Gatot” di Majalah tidak konsisten dengan pernyataannya Tempo dengan mengamati struktur produksi sehingga membuat kabar tuduhan impor dan konsumsi pada wacana. senjata tersebut semakin tidak jelas alasannya Produksi wacana oleh Tempo untuk apa dan siapa. Selanjutnya gambar berhubungan dengan unsur apa yang merupakan sudut pandang Tempo untuk membentuk teks, pada dasarnya ini merupakan memberikan kesan perasaaan emosional proses representasi atau sebuah proses oleh kepada pembaca, berdasarkan gambar ini Tempo ketika menulis wacana pertama dengan terlihat hubungan dua Jenderal yaitu Gatot pengamatan unit peristiwa itu terjadi, siapakah Nurmantyo dan yang akur yang terlibat didalamnya, situasi saat peristiwa kemudian terjadi kegaduhan akibat tuduhan terjadi, keadaan yang tergambar dalam teks, Gatot kepada Polri mengenai impor 5.000 dan fenomena sosial yang secara ringkas dapat pucuk senjata ilegal. dilihat pada Tabel 5 berikut:

Tabel 5 Representasi Wacana Berita (1)

Unit Pengamatan Hasil Pengamatan Tuduhan impor senjata ilegal dilontarkan Gatot saat acara silahturahmi dengan para purnawirawan Peristiwa TNI. Kepada para seniornya, Gatotmengungkapkan sebuah institusi yang membeli 5.000 pucuk senjata serbu dengan mencatut nama Presiden. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Menkopolhukam Wiranto, Menhan Ryamizard Tokoh Ryacudu, Kepolisian RI Setyo Wasisto, Kepala BNN Budi Waseso, Pengamat Militer UI Connie Rahakundini Bakrie, Presiden RI Joko Widodo Connie menunjuk pernyataan Gatot yang acap Situasi menyebut situasi darurat. “Serangan” kepada Polri soal senjata ilegal itu Keadaan agaknya ditunjukan Gatot untuk menunjukkan keadaan genting. “Kalau informasi ini tidak A-1, tidak akan saya sampaikan di sini,” kata Gatot.” dan Ia sedang menegaskan posisinya yang mendapat Fenomena sosial dukungan dari umat Islam. “Kalau mau main politik ingin jadi presiden, silahkan lepas baju militer,” kata Connie.”

Berdasarkan pengamatan peristiwa yang Nurmantyo. Adapun perihal tersebut dikemas ditunjukan Tempo dalam wacana ini lebih Tempo menjadi suatu wacana berita dengan identik pada konflik antara Panglima TNI mengangkat judul (headline) “Jangan Gaduh Jenderal Gatot Nurmantyo dengan para Panglima” secara sintaksis penggunaan judul pejabat negara pembantu Presiden. Perihal ini tersebut tentu memiliki ideologi tersendiri disebabkan oleh isu impor 5.000 pucuk bagi Tempo untuk mewakili informasi secara senjata ilegal yang dilontarkan oleh Gatot keseluruhan framing wacana ini.

9

Tokoh yang terlibat dalam wacana ini termasuk cara Gatot mengurusi bidang yaitu Panglima TNI Jenderal Gatot keamanan yang berkaitan dengan keadualatan Nurmantyo yang digunakan Tempo untuk RI. Sedangkan fenomena sosial yang merujuk menunjukan indikasi keberpihakan Tempo pada sisi politik ditunjukan Tempo dengan terhadap tokoh utama dalam kasus merujuk pada tanggapan pribadi Pengamat pemberitaan wacana ini terkait tuduhan impor Militer UI Connie Rahakundini Bakrie yang 5.000 pucuk senjata ilegal yang dilontarkan menilai pernyataan Gatot terkait impor 5.000 Gatot hingga menimbulkan konflik dengan pucuk senjata ilegal sebagai manuver politik adanya bantahan silang pendapat dari berbagai Gatot. pihak pertahanan maupun kepala negara Konsumsi wacana pada dasarnya dalam kasus ini. merupakan proses dari intepretasi pengetahuan Situasi yang terlihat dalam wacana ini pandangan, dan penilaian dari pembaca. menunjukan situasi runyam dengan adanya Dengan demikian dilakukan wawancara konflik yaitu perdebatan silang pendapat yang mendalam kepada narasumber terpercaya menunjukan counter Wiranto terhadap yakni Juniardi Sucinda selaku Mahasiswa pernyataan Gatot Nurmantyo soal tuduhan Pendidikan Sosiologi serta berkerja sebagai impor 5.000 pucuk senjata ilegal merupakan wartawan lepas di majalah Duta Kalbar kesalahan komunikasi. Perihal bantahan (2015-Sekarang), Harian Kompas (2015- tersebut membuat Gatot Nurmantyo merespon Sekarang), Harian Pontianak Post (2015- bahwa tuduhan impor 5.000 pucuk senjata Sekarang). ilegal di depan purnawirawan TNI bukan Pengetahuan narasumber terhadap kasus untuk dipublikasikan media yang membuat Gatot Nurmantyo terkesan sebagai satu tuduhannya kemudian dianggap tidak jelas diantara cara melihat prinsip Tempo dalam dan menimbulkan spekulasi di berbagai pihak berkerja memuat berita dengan dasar isu-isu sehingga membuat situasi makin runyam. politik dan memiliki ketajaman analisis dalam Keadaan dalam wacana ini dapat diamati penulisannya terhadap kasus Panglima TNI pembaca dari dua sisi yaitu pada ucapan dan Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai orang yang tindakan Gatot Nurmantyo yang diungkapan berpengaruh dan dimuliakan di Republik Tempo dalam wacana ini guna memperoleh Indonesia dalam bidang pertahanan, namun ideologi pembaca untuk mengungkap makna Gatot menjadi pihak utama dalam kasus yang berdasarkan keadaan sosial dalam peristiwa diangkat Tempo kali ini, adapun isu tersebut wacana ini. Adapun keadaan saat Gatot merujuk pada tulisan Tempo yang berani Nurmantyo mengucapkan sebuah tuturan yang mengungkapkan tuduhan terkait dugaan bermakna tuduhan terhadap Kepolisian RI. manuver politik Gatot Nurmantyo lewat Perihal ini ditunjukan Tempo berdasarkan ucapan dan tindakannya guna persiapan pernyataan Pengamat Militer UI Connie Pilpres 2019 yang sedang menjadi Rahakundini Bakrie bahwa soal impor 5.000 perbincangan, adapun Juniardi menambahkan pucuk senjata ilegal guna menunjukan ini sudah menjadi kharakteristik Tempo keadaan genting antarlembaga. sendiri. Kemudian fenomena sosial yang Padangan narasumber terhadap kasus tergambar dalam wacana “Jangan Gaduh Gatot Nurmantyo sudah memenuhi kriteria Panglima” dapat diamati pembaca dari dua sisi nilai kinerja yang baik sesuai dengan yaitu kekuasaan dan politik Gatot Nurmantyo interpretasi yang sudah dijelaskan yang diungkapkan Tempo dalam wacana ini sebelumnya, artinya Juniardi memiliki kesan guna memperoleh ideologi pembaca untuk positif terhadap setiap wacana yang dimuat mengungkap makna berdasarkan fenomena pada laporan utama “Gaduh Jenderal Gatot” sosial dalam peristiwa wacana ini. Perihal sebagai produk Tempo yang diproduksi ucapan tuduhan yang diungkapkan Gatot dengan profesional sehingga bersifat lengkap tersebut disebabkan informasi yang bersatatus dan terpercaya bagi khalayak pembaca pada A-1 dan menjadi dasar bahwa tuduhan ini umumnya.

10

Penilaian narasumber memahami wacana menjadi sesuatu yang mengacu pada ini sebagai suatu yang mengacu pada penggunaan bahasa oleh Tempo dalam penggunaan bahasa oleh Tempo dalam kaitannya bertujuan untuk menunjukan praktik kaitannya dengan tujuan dan praktik tertentu sosial, adapun praktik sosial yang tergambar termasuk praktik sosial yang ingin jelas pada kasus Gatot soal impor 5.000 pucuk dimunculkan. Selanjutnya narasumber senjata memperlihatkan fenomena kekuasaan merujuk pada cara pemberitaan Tempo yang dan politik. sangat terkesan menganalisis track record atau Hasil penelitian ini dapat disisipkan pada rekam jejak yang memunculkan beberapa isu pembelajaran di sekolah yaitu dipelajari pada yang kerap terjadi dan menjadi bahan tingkat SMA/MA kelas XII (Genap) dalam perbincangan publik di Indonesia bahkan pengajaran Kurikulum 2013 yaitu ranah internasional mengenai pernyataan Gatot kognitif pada KD 3.3 menganalisis struktur Nurmantyo yang mematik kontroversial yang dan kaidah teks editorial/opini baik melalui kemudian dikemas pada setiap wacana. lisan maupun tulisan menggunakan model Misalnya isu 5.000 pucuk senjata ilegal oleh pembelajaran kooperatif dengan metode sebuah institusi nonmiliter, perihal impor Jingsaw, selanjutnya ranah psikomotorik pada senjata ilegal yang dilontarkan Panglima TNI KD 4.2 memproduksi teks editorial/opini baik Jenderal Gatot Nurmantyo memang menjadi melalui lisan maupun tulisan menggunakan identitas pemberitaan khusus dalam setiap model project based learning (PBL) dengan wacana yang diproduksi Tempo dan dimuat metode perancangan. Berdasarkan kompetensi pada laporan utama “Gaduh Jenderal Gatot” dasar terkait menganalisis dan memproduksi edisi 2-8 Oktober. Kasus impor 5.000 pucuk teks editorial/opini dapat dilakukan pada senjata ilegal memang menjadi daya tarik bentuk teks lisan maupun tulisan, adapun Tempo guna mengembangkan kasus Gatot peneliti mengkhususkan implementasi kedua Nurmantyo kali ini dengan di ikuti isu lain. kompetensi dasar ini pada materi teks Pasalnya ucapan Gatot Nurmantyo soal impor editorial/opini secara tertulis. Kompetensi 5.000 pucuk senjata ilegal menimbulkan Dasar tersebut dapat dicapai dengan teks perdebatan antarlembaga terutama Presiden editorial/opini laporan utama “Gaduh Jenderal RI, Menteri Pertahanan, Menteri Koordinator Gatot” di Majalah Tempo, edisi 2–8 Oktober Politik, Hukum, dan Kemanan, dan Kepolisian 2017. Oleh karena itu, teks editorial/opini ini RI, serta lembaga pertahanan RI lainnya yang dapat dipelajari oleh peserta didik, selain ikut terlibat. Adapun disisi lain tindakan Gatot tercantum pada KD juga dapat di Nurmantyo juga menjadi perhatian besar guna implementasikan dalam kehidupan sehari-hari mendukung laporan utama Tempo kali ini adapun uraian mengenai rencana implementasi serta menjadi bagian penting dan pembentuk pembelajaran materi teks editorial/opini. indentitas dari laporan utama Tempo ini sendiri. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penjelasan tersebut, untuk Simpulan mengelolah fakta terkait kasus Gatot Berdasarkan hasil penelitian yang Nurmantyo terlihat cara Tempo dilakukan dapat simpulkan bahwa dimensi menyampaikan pemberitaan dalam wacana tekstual dengan pengamatan framing dalam laporan utama memang kritis dengan wacana pertama “Jangan Gaduh Panglima” di mengungkapkan beberapa fakta yang terkesan majalah Tempo memiliki pengemasan berita memojokan atau menyalahkan perbuatan berdasarkan struktur sintaksis pada unit Gatot Nurmantyo, perihal ini dapat diamati headline mengenai ucapan Gatot soal impor dari konstruksi Tempo dalam struktur senjata ilegal. Unit lead jenis deskriptif. Unit sintaksis, skrip, tematik, serta retoris yang latar soal tuduhan Gatot soal impor 5.000 identik membahas konflik yang melibatkan pucuk senjata ilegal. Unit kutipan dan Gatot sebagai pelaku utamanya. Pemberitaan pernyataan yang didominasi pihak pertahanan kritis pada kasus Gatot Nurmantyo memang dan keamanan RI. Struktur skrip dengan

11

pengamatan unit (5W+1H) yang lengkap. kerja guru di sekolah dengan cara menerapkan Struktur tematik memperlihatkan sebelas hasil penelitian dalam proses pembelajaran topik. Selanjutnya struktur retoris menekan Bahasa Indonesia terhadap materi teks fakta dengan memperlihatkan unit meliputi: editorial/opini guna ketercapaian tujuan kosa-kata, idiom, grafis (tanda petik), italic, pembelajaran yang dimuat dengan gambar atau foto. memanfaatkan hasil penelitian untuk Dimensi kewacanaan merupakan proses menyampaikan materi dan metode pemecahan produksi dengan pengamatan struktur masalah dengan tepat kepada siswa dalam representasi pada unit peristiwa, tokoh, situasi, menghadapi tuntutan pengajaran Kurikulum keadaan, dan fenomena sosial. Sedangkan 2013. proses konsumsi merupakan pengamatan struktur interpretasi pada unit pegetahuan, DAFTAR RUJUKAN penilaian, dan padangan. Arifin, E. Zaenal. 2015. Wacana Implementasi dalam hasil penelitian ini Transaksional dan Interaksional dalam dapat diterapkan pada rencana pelaksanaan Bahasa Bahasa Indonesia. Jakarta: PT pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA, kelas Pustaka Mandiri. XII (Genap) pada pendekatan saintifik dengan Badara, Aris. 2012. Analisis Wacana: Teori, model pembelajaran kooperatif (kerjasama) Merode, dan Penerapannya pada Wacana guna ketercapaian ranah kognitif (KD 3.3) Media. Jakarta: Kencana Predana Media yaitu menganalisis struktur teks editorial/opini Group. dalam wacana laporan utama “Gaduh Jenderal Asegaf, Djafar H. 1998. Jurnalistik Masa Gatot” di majalah Tempo menggunakan Kini. Jakarta: Ghalia Indonesia. metode Jingsaw. Kemudian implementasi ini Darma, Yoce Aliah. 2009. Analisis Wacana juga menggunakan model pembelajaran Kritis. Bandung: CV Yrama Widya. project based learning (proyek) guna Darma, Yoce Aliah. 2014. Analisis Wacana ketercapaian ranah psikomotorik (KD 4.2) Kritis dalam Multiperspektif. Bandung: yaitu memproduksi teks editorial/opini PT Refika Aditama. menggunakan metode pembelajaran Eriyanto. 2004. Analisis Framing: Kontruksi, perancangan. Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta: LkiS Group. Saran Ishwara, Luwi. 2015. Jurnalisme Dasar. Berdasarkan hasil penelitian dan Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. kesimpulan di atas, maka disarankan hasil Jufri. dkk. 2005. PINISI (Jurnal Pendidikan penelitian ini diharapkan dapat memberikan Bahasan dan Seni). (Jurnal Vol.10). kontribusi positif bagi perkembangan analisis Makasar: Fakultas Bahasa dan Seni UMN. wacana kritis sebagai keilmuaan tentang Moleong, Lexy J. 1997. Metodologi Penelitian gejala sosial yang terjadi sehari-hari di sekitar Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda kita. Berupa analisis wacana kritis terhadap Karya, Cetakan kedelapan. media tulis maupun media lisan sebagai Sugiyono. 2017. Metode Penelitian bentuk penggambaran linguistik dari teks Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: bahasa dan interpretasi hubungan antara Alfabeta CV. proses-proses teks untuk mengungkapkan Yosef, Jani. 2009. To Be Journalist. struktur tekstual yang berada di balik wacana, Yogyakarta: Edisi Pertama, Grahana Ilmu. serta hasi; dari penelitian ini diharapkan ______Komptensi Dasar Kurikulum memberikan bahan acuan berupa pengetahuan 2013 Sekolah Menengah Atas SMA/MA dan pemahaman serta gambaran kepada Kemendikbud 2013. penelitian mahasiswa ______.2005. Critical Discourse Selanjutnya hasil penelitian ini dapat Analysis (CDA) Sebagai Model diimplementasikan guna meningkatkan Pembelajaran Sastra.Website, diakses 20 integeritas (mutu atau nilai) terhadap tenaga Oktober 2017.

12