Industrialisasi di Gemeente (Nurhadi Sasmita)

INDUSTRIALISASI DI GEMEENTE BLITAR, 1900-1942

Oleh: Nurhadi Sasmita Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Jember

ABSTRACT

Political victory of the Liberalist in Dutch Parliement gave rise to the change in Nederlandsch Indië. This can be seen from the establishment of Agricultural Act and Sugar Act in 1870. The implementation of this acts opened an opportunity of European businessman to grow the business in plantation industry. Industrialization in Blitar was basically both rural based industries and urban based industries. Rural based industries were developed plantation in and Gemeente Blitar took part as the centers of controlling agencies, communications, and distribution of rural based industry products. Urban-based industries in Gemeente Blitar included service industries, utility industries, construction industry, small manufacture industries. Industrialization in Gemeente Blitar experienced dynamic fluctuative situation because of natural disasters, a problem that could not be solved quickly, the head office of a big company is outside of Blitar. Industrialization effect in Blitar are: the opening of isolated areas, sosial segregation, industrial conflict, new space layout and kampongsverbetering, social economic, establishment of the new institutions and new local regulations. Specially for the city space layout, gouvernment was not entirelly succesfull, because: natutral disasters, there was not utility and constructions company based in Blitar, colonial governments attitude was not serious to develop Gemeente Blitar.

Key words: industry, industrialization, Gemeente Blitar.

I. PENDAHULUAN Kemenangan politik kaum liberal di korporasi milik partikulir. Wertheim Parlemen Negeri Belanda melahirkan melukiskan situasi ini sebagai berikut: Undang-Undang Agraria dan Undang- …the bourgeoisie, which have been able Undang Gula (1870). Jumlah kapital to up considerable capital from the mereka bertambah banyak dan mereka profit derived from the cultural system, mulai berpikir untuk melakukan now looked for investment in the colony. perluasan usaha di wilayah tanah The cultural system, which reserved jajahan. Kepentingan ekonomi kaum almost all economic activities to the borjuasi tersebut telah disokong oleh state, was considered an impediment to merebaknya ide liberalisme di Belanda. the private enterprice....1 Dalam bidang ekonomi, gagasan ini Penerapan undang-undang tersebut merupakan kritik atas peran negara dan terus meluasnya pengaruh dalam mengatur lalu lintas pasar. Dalam liberalisme berujung pada munculnya konteks ini kaum borjuasi kemudian perusahaan perkebunan dan menuntut agar sistem merkantilisme pertambangan partikulir besar di Jawa negara digantikan dengan korporasi- dan Sumatra. Akibatnya struktur penguasaan modal juga mulai bergeser

1

Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 1-18

dengan tampilnya kelas borjuasi sebagai dan permasalahan pokok dalam artikel penopang utama bagi kinerja kapitalisme ini. perusahaan perkebunan itu. Basis modal Ruang lingkup artikel ini meliputi golongan ini semakin kuat seiring lingkup kajian (sejarah sosial dan dengan keberhasilan mereka dengan ekonomi), lingkup wilayah (Gemeente mengkonsentrasikan modal dalam Blitar), dan lingkup waktu (1900-1942). berbagai usaha industri. Industri dipilih untuk mengembangkan Belanda memiliki alasan kuat perekonomian Belanda sebab dinilai untuk membentuk gemeente, meskipun mampu memberikan keuntungan lebih sebenarnya secara geografis Blitar banyak. Dengan industrialisasi maka adalah sebuah daerah kecil dan relatif Belanda akan dapat melakukan terisolasi, seperti diakui oleh eksploitasi lebih besar terhadap Burgemeester Blitar, J.H. Boerstra.2 kekayaan alam Hindia Belanda. Setelah Alasan-alasan tersebut menjawab Jepang berkuasa, langkah Belanda dalam pertanyaan mengapa Blitar dibentuk pengembangan industri terhenti. sebagai gemeente. Setelah berhasil Secara historis, perkembangan membentuk Gemeente Blitar, Belanda industri sudah dimulai sejak sebelum mengaturnya dengan cara-cara dan datangnya orang Eropa.5 Pertama, di peraturan secara lebih komprehensif. desa-desa banyak terdapat kerajinan Atas dasar tersebut di Blitar disediakan rumah, yakni para petani yang membuat kantor-kantor pemerintahan, stasiun sendiri berbagai alat yang kereta api, gardu induk listrik, gereja, diperlukannya. Jenis industri ini telah kebon raja (taman kota), sekolah, rumah sangat lama dikenal dan dikembangkan sakit, penataan kota, pembangunan jalan masyarakat. Kedua, adalah industri dan irigasi, dan simbol-simbol kota rumahan tersebut sering kali juga lainnya. Hal-hal tersebut tentu menghasilkan barang-barang untuk berdampak terhadap kehidupan dijual sebagai tambahan penghasilan masyarakat setempat, yakni terjadinya bagi keluarga (petani) di daerah proses penyesuaian diri (dari beberapa pedesaan. Ketiga, adalah kerajinan kelompok) penduduk dalam situasi dan tangan dengan cara produksi yang kondisi kolonial, terjadinya kontak didasarkan atas pesanan para pelanggan, kultural antara kekuatan tradisional dan seperti tukang kayu, penjahit, maupun kekuatan kolonial. Dalam proses pandai besi. Keempat, adalah tersebut terjadi banyak sekali proses pengolahan (manufacture) yakni tempat- kreatif atau proses destruktif dalam tempat bekerja dengan para pekerja yang hubungan dialektik antara penguasa dipimpin oleh pemilik perusahaan. kolonial dan penduduk di negeri jajahan Semula belum menggunakan peralatan bermula dari kota.3 Karena memerlukan mesin maupun elektrik, tetapi kemampuan teknis serta organisasi yang mengandalkan pekerjaan tangan, dibutuhkan oleh penguasa lokal misalnya perusahaan rokok, tenun, dan (gemeente), para penduduk (bumiputera) batik. Kelima adalah pabrik, yakni tidak dapat berpartisipasi dalam tempat bekerja bersama-sama dengan mengambil keuntungan dari kota (baru) menggunakan tenaga mesin maupun itu,4 terutama dalam industrialisasi yang listrik.6 memerlukan ketrampilan dan tingkat Pengertian istilah industri sama pendidikan tertentu para dengan sektor sekunder dalam tata penyelenggaranya. Dinamika dalam masyarakat. Industrialisasi adalah proses tersebut yang menjadi perhatian perkembangan dalam pembagian suatu

2

Industrialisasi di Gemeente Blitar (Nurhadi Sasmita) tata masyarakat atas sektor primer, pencapaian hasil, distribusi dan sekunder dan tersier, dimana prosentase pemasaran produknya. Industri dengan sektor sekunder meningkat dan kapasitas besar dan produk khusus dibebankan pada sektor primer. Sektor memerlukan lokasi tertentu, serta harus primer, meliputi pertanian dan dapat menjaga keseimbangan, perikanan; sektor sekunder, meliputi keamanan, serta ketertiban di lokasi kegiatan industrial; sedang sektor tersebut.10 tersier, meliputi perdagangan, jasa, dan Industrialisasi yang dikembangkan pengangkutan.7 Ketiganya menjadi oleh Pemerintah Kolonial dan pihak bagian integral dalam industri. swasta di Blitar menunjukkan dinamika Ciri utama industri adalah cukup menarik, baik yang menyangkut penerapan teknologi modern, mulai dari ragam industri maupun tingkat produksi. yang paling awal (dalam pertanian Rural-based industries yang terdapat di misalnya pengolahan tanah dan Gemeente Blitar dalam skala kecil dan pembibitan) sampai pada pengolahan diusahakan oleh rakyat di seluruh desa hasil pertanian. Penerapan teknologi berupa pertanian rakyat. Usaha ini modern juga ditandai dengan pemakaian dijalankan oleh masyarakat kebanyakan alat-alat modern (antara lain berupa alat- secara tradisional dan turun-temurun, alat mekanik), serta mengarah dalam sehingga ciri tradisional dan cara-cara bentuk perusahaan dalam skala lebih sederhana mewarnai pertanian mereka. besar, sehingga melibatkan pengusaha Oleh sebab itu data mengenai hal (pemilik modal), sarana dan prasarana, tersebut amat terbatas dan tidak akan buruh, bahan mentah, pengolahan, dan dibahas lebih detail dalam artikel ini. distribusi.8 Industri dapat dibedakan Hampir semua urban-based industries menjadi rural-based industries dan akan dibahas secara lebih detail meliputi urban-based industries.9 Rural-based hampir semuanya, terutama yang telah industries terdiri atas pertanian dan ditemukan sumber datanya.Tidak semua perkebunan, termasuk di dalamnya jenis urban-based industries peternakan dan perikanan. Urban-based dikembangkan oleh Pemerintah Belanda industries terdiri atas industri maupun pihak swasta di Gemeente pengolahan atau manufaktur, Blitar. Beberapa industri yang transportasi, telekomunikasi (pos, berkembang di Gemeente Blitar antara telegraf, dan telepon), utility atau lain industri pengolahan (manufaktur) perusahaan umum, konstruksi, jasa-jasa berupa pabrik minyak di Sukorejo dan lainnya. Pakunden, industri jasa transportasi Selain itu, usaha industri modern (kereta api), jasa telekomunikasi (pos, harus memenuhi persyaratan tertentu telegraf, dan telepon), industri yang amat berbeda dengan usaha secara konstruksi (perumahan, perkantoran), tradisional. Industri sebagai bidang dan utility (pasar, rumah sakit, listrik, air usaha harus bekerja secara melembaga, minum). Proses dialektik itu menjadi sehingga keberadaannya harus bersifat landasan analisis dan fokus pembahasan formal. Usaha industri harus memiliki dalam artikel ini ijin, produk sebagai hasil usaha, diperlukan manajemen yang menggerakkan seluruh aktivitasnya, II. METODE seluruh aktivitasnya tercatat secara tertib Artikel ini merupakan hasil penelitian dan teratur dalam kurun waktu tertentu sejarah, sehingga metode yang mulai dari perencanaan sampai digunakan adalah metode sejarah,

3

Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 1-18

meliputi empat langkah kegiatan. erosi.11 Wilayah sebelah utara sampai di Pertama, mencari dan mengumpulkan kawasan Gunung Kelut merupakan sumber yang relevan dengan topik daerah yang subur. Demikian juga di artikel ini. Dalam hal ini penelusuran sepanjang Lembah Brantas, sedang di arsip dan studi pustaka harus dilakukan sebelah selatan lembah itu sebagian untuk memperoleh sumber-sumber daerahnya kering, berupa rangkaian tersebut. Kedua, kritik sumber, baik daerah Pegunungan Kapur Selatan. Di kritik ekstern maupun intern. Ketiga, kawasan utara dan selatan itu tersedia interpretasi dan sintesis terhadap fakta tanah luas dan kebanyakan berupa hutan. yang diperoleh. Keempat, historiografi, Faktor pendukung yakni menuliskan hasil penelitian dalam dikembangkannya industri di Blitar bentuk tulisan sejarah. antara lain berupa sarana dan prasarana yang terus ditingkatkan. Jalan desa telah III. HASIL DAN PEMBAHASAN tersedia sampai di pelosok pedalaman A. Akses Menuju Industrialisasi dan daerah perkebunan. Jalan tersebut Secara geografis Gemeente Blitar kemudian dibangun, dilebarkan dan terletak pada koordinat 1120114’ – dikeraskan oleh para pengusaha 112028’ Bujur Timur dan 802’ – 8010’ perkebunan untuk memperlancar Lintang Selatan. Posisi ini kira-kira transportasi. Jalan raya juga disiapkan terletak 160 Km di sebelah selatan ibu oleh Pemerintah Kolonial sampai di kota Propinsi Jawa Timur (). pusat kota. Sampai 1923 jalan raya di Ketinggian rata-rata adalah 156 meter di Gemeente Blitar telah dapat atas permukaan laut. Ketinggian di menghubungkan daerah di luarnya, bagian utara sekitar 245 meter dengan lengkap dengan pemberian nama dan tingkat kemiringan 2º sampai 15º, bagian kelas jalan.12 tengah 175 meter dan bagian Selatan Pengembangan industri 140 meter dari permukaan air laut memerlukan tenaga kerja yang terdidik dengan tingkat kemiringan 0º sampai 2º. dan terampil. Untuk memenuhi Dilihat dari topografinya wilayah ini kebutuhan tersebut Pemerintah Kolonial termasuk dataran rendah. Suhu udara mengembangkan pendidikan, dan berkisar antara 280 sampai 290C dengan diperkuat setelah diterapkannya Politik tipe iklim C-3, sehingga menjadikan Etis pada 1901. Lembaga-lembaga Gemeente Blitar sebagai sebuah pendidikan berhasil dibangun di Blitar kawasan yang beriklim relatif sejuk. oleh pemerintah maupun swasta (Cina, Salah satu sungai yang mengalir di bumiputera, dan organisasi keagamaan Gemeente Blitar adalah Sungai Lahar Islam dan Katholik). Sampai 1920-an sepanjang ± 7,84 Km. Hulu Sungai telah tersedia sekolah tingkat dasar Lahar berada di Gunung Kelut menuju (ELS, HIS, HCS) sampai tingkat ke Sungai Brantas. Beberapa sungai menengah (MULO, Jongens kecil yang melintasi wilayah Gemeente Normaalschool, Meisyes Leerschool), Blitar antara lain Kali Cari, Kali Urung- dan sekolah calon pamong praja urung, Kali Tugu, dan Kali Gedog. bumiputera atau OSVIA.13 Namun Keadaan tanah di Gemeente Blitar demikian pemerintah tidak mendirikan berupa tanah regusol dan litusol. Jenis sekolah kejuruan yang sesuai dengan tanah regusol berasal dari Gunung Kelut pengembangan industri di Blitar. (vulkan) sedang jenis tanah litusol Sekolah tersebut tersedia di dan mempunyai konsistensi gembur, .14 korositas tinggi dan tahan terhadap

4

Industrialisasi di Gemeente Blitar (Nurhadi Sasmita)

Pasar juga telah tersedia di kompleks perkebunan maupun di tempat Gemeente Blitar yaitu di Pakunden, lain. Pembukaan perkebunan dan unit Pasar Pon, dan yang baru Pasar Legi. pengolahan itu memperkenalkan pola Dalam batas tertentu ketiga pasar itu baru dan kemandirian dalam bertani menjadi pusat aktivitas ekonomi kepada masyarakat. masyarakat dalam memenuhi kebutuhan Urban based industries yang hidup sehari-hari dan penjualan produk dikembangkan di Gemeente Blitar industri. meliputi industri jasa, utility industries, Akses untuk ekspor dan impor industri konstruksi, dan industri produk industri, Gemeente Blitar telah pengolahan. Industri jasa meliputi jasa dihubungkan dengan kereta api sejak komunikasi, transportasi, hotel, layanan 1884, melalui Tulungagung-Kediri- kesehatan (klinik, rumah sakit dan Kertosono-Surabaya.15 Pembangunan apotek). Utility industries meliputi jalan kereta api menuju Blitar terkait listrik, air bersih, dan penyediaan BBM. dengan rencana besar pengembangan Industri konstruksi meninggalkan jalan kereta api. Pada 1875 rencana itu berbagai bangunan irigasi, jalan dan telah tercantum dalam Rencana jembatan, perumahan, taman kota, Anggaran dan Pendapatan tempat ibadah, gedung-gedung Staasspoorweg dan pelaksanaan pemerintahan dan perusahaan, dan pembangunannnya ditetapkan dengan sebagainya. Industri pengolahan berupa Staatsblad No. 161/1875, 6 April 1875. pabrik rokok dan minyak kelapa. Proyek itu mencakup pembangunan Industri jasa komunikasi meliputi jalan kereta api Buitenzorg-Bandung- pos, telegraf, telepon, dan pers. Bukti Cicalengka dan -Blitar.16 Kereta tertua industri pos adalah sebuah foto api menjadi pendukung utama distribusi kartu pos koleksi KITLV Leiden yang produk industri sampai ke pelabuhan dikirim dari Blitar pada 6 Desember ekspor. 1877 untuk Charles Kinder Esgrs di Hamberg Jerman. Pada 1881 telah dioperasikan layanan pos di Blitar, B. Industrialisasi di Blitar dilakukan hubungan pos dengan Kantor Industrialisasi di Blitar meliputi rural Pos Nganjuk yang dibentuk berdasarkan based industries dan urban based Staatsblad No 43/1881, 31 Januari 1881. industries. Rural based industries Layanan yang dilakukan sangat terbatas, berupa industri perkebunan berada dan pada 1882 diperkuat dengan layanan dalam wilayah Kebupaten Blitar. Daerah pos kuda yang menghubungkan subur di Blitar yang dikembangkan Nganjuk-Kediri-Blitar yang dibentuk menjadi pusat industri perkebunan berdasarkan Staatsblad No. 174/1882, 15 adalah di sekitar lereng Gunung Kelut Juni 1882.18 Jaringan tersebut terus (Blitar bagian utara) dan lembah meluas, antara lain dengan Kantor Pos Brantas. Pada awalnya terdapat ratusan Pembantu Kertosono19 dan daerah- perkebunan yang berhasil dikembangkan daerah lain setelah semakin terbuka dan oleh orang-orang Eropa tetapi pada 1939 lancarnya jalur transportasi darat. Jenis tercatat 45 perusahaan perkebunan selain surat menyurat dan penyediaan dengan tanaman budidaya kopi, karet, berbagai benda pos, juga layanan kina, teh, tebu, tembakau, kapuk, tabungan dan pengiriman uang.20 singkong, kelapa, dan agave.17 Jaringan telegraf memasuki Blitar Perusahaan perkebunan memiliki unit pada 1874.21 Pada 1874 jaringan itu pengolahan sendiri, baik di dalam dihubungkan jalur untuk Kediri ke

5

Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 1-18

Situbondo, juga dibangun jalur Soponjono di Blitar, dan substansinya sepanjang Blitar, Malang, Lumadjang adalah karya sastra dan pengetahuan dan Bondowoso.22 Sejak saat itu di umum serta kebudayaan (khususnya) Blitar telah terdapat jaringan telegraf Jawa, iklan (advertensi), pengumuman, yang menghubungkan dengan beberapa serta sangat sedikit berita. Sebagian daerah dan memperlancar hubungan besar iklan ditulis dengan huruf latin, komunikasi warganya dengan dan dalam bahasa Melayu (), masyarakat luas di luar Blitar. Kantor serta bahasa Belanda.26 telegraf menjadi satu dengan Kantor Pos Alat transportasi yang banyak sehingga bernama Kantor Pos dan digunakan oleh masyarakat Blitar adalah Telegraf, berlokasi di Kepanjenkidul. sepeda, gerobak, delman, dan bendi.27 Jasa telepon tersedia pertama kali Sepeda motor dan mobil sedikit sekali di Hindia Belanda pada 1882. Sejak itu pemakainya. Truk digunakan untuk sampai dengan 1906 jasa telekomunikasi angkutan barang. Perusahaan jasa disediakan oleh perusahaan swasta transportasi yang beroperasi di Blitar dengan lisensi pemerintah selama 25 adalah milik Tan Kiem Phiauw. Dalam tahun. Pada 1906, Pemerintah Kolonial kontraknya disebutkan bahwa Belanda membentuk departemen yang perusahaan ini bertugas mengangkut mengendalikan semua jasa pos dan kopi pemerintah, uang, dan material telekomunikasi di Hindia Belanda.23 lainnya dari wilayah Residensi Kediri ke Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Surabaya dan sebaliknya, serta dunia usaha dan pemerintahan yang mengangkut garam dari Residensi semakin dinamis, Pemerintah Kolonial Madura ke gudang-gudang penyimpanan membangun jaringan telepon di di Kertosono, Nganjuk, Pare, Kediri, Gemeente Blitar.24 Tulungagung, Blitar, Tawing, dan Urban based industries yang Panggul. Masa berlakunya kontrak kerja cukup penting bagi pertumbuhan sektor tersebut 1892-1896.28 industri adalah industri pers. Pers juga Setelah jaringan kereta api berperan penting dalam kehidupan terhubung dengan Kediri dan Surabaya, masyarakat kota. Keberadaan pers dapat maka jalan kereta api Blitar-Wlingi (19 memacu pertumbuhan industri lainnya, Km) dibangun dan diresmikan pada 10 karena pers menyediakan iklan untuk Januari 1896, dan Wlingi-Kepanjen (36 sarana pemasaran.25 Salah satu ciri Km) diresmikan pada 30 Januari 1897.29 pertumbuhan dan perkembangan sebuah Pembukaan jalur Blitar-Wlingi juga kota ditandai dengan penerbitan surat merupakan hasil dari desakan yang telah kabar atau majalah. Media publikasi ini disampaikan oleh para pengusaha yang dimanfaatkan oleh para pemuda yang tergabung dalam Blitarsche aktif dalam pergerakan dan organisasi- Landbouwvereeniging pada 10 Oktober organisasi, serta para pengusaha untuk 1889.30 Dengan demikian, sejak itu memasang advertensi dagangan atau jasa pengangkutan produk perkebunan yang ditanganinya. dengan kereta api dari Blitar ke Pers yang terbit di Gemeente Blitar Surabaya dapat juga melalui Kepanjen adalah Tjondo Berowo, sebuah majalah dan Malang. Pada 1900 hampir semua yang terbit sebulan sekali, menggunakan kota-kota di Jawa Timur sudah bahasa Jawa dan ditulis dengan huruf dihubungkan dengan baik oleh jalur Jawa. Majalah ini terbit pertama kali kereta api31 dan dimanfaatkan untuk pada 1925 di bawah pimpinan redaktur mendukung aktivitas Belanda di Blitar. J. Ing Tjiang. Penerbitnya adalah Pengadaan kereta api pada dasarnya

6

Industrialisasi di Gemeente Blitar (Nurhadi Sasmita) untuk memenuhi kebutuhan pelayanan jika memeriksakan kesehatan atau para pejabat Belanda dan pengusaha berobat di rumah sakit untuk masyarakat sebagai sarana mobilitas atau alat bumiputera. Hal itu secara tegas pengangkutan hasil produksi perkebunan dikemukakan oleh Asisten Residen dan industri mereka. Kereta api Blitar, G.H. Barro, dalam memori serah memainkan peranan penting dalam jabatannya tertanggal 30 Agustus mengintegrasikan Jawa secara ekonomi 1929.34 dan sosial sejak abad ke-19,32 dan sarana Disebutkan juga bahwa tingkat pendukung eksploitasi yang efektif kesehatan masyarakat Gemeente Blitar terhadap daerah-daerah sumber cukup bagus jika dibandingkan dengan kekayaan alam yang menguntungkan. beberapa daerah lain, seperti Dengan tersedianya jaringan kereta api Tulungagung dan Trenggalek. Penyakit tersebut, wilayah Blitar dapat memiliki cacar banyak melanda Jawa Timur, akses menuju pelabuhan atau pusat- khususnya Surabaya, dan daerah Blitar pusat layanan ekspor. relatif bebas dari penyakit tersebut.35 Terdapat tiga hotel di Gemeente Kematian berkisar antara 12/1000 dan Blitar yang dikenal sebagai hotel 16/1000. Penyakit yang banyak ditemui berkelas untuk daerah itu, yakni Hotel adalah gondok. Oleh karena itu atas Chemin de Fer, Hotel Van Rheeden, dan persetujuan dokter Pemerintah Daerah Hotel Centrum. Ketiganya berlokasi akan disediakan tempat penjualan garam pada posisi yang strategis di pusat kota. beryodium untuk mencegah menjalarnya Keberadaan ketiga hotel tersebut penyakit gondok. Selain dokter orang menunjukkan bahwa Gemeente Blitar Belanda di Kota Blitar juga ditempatkan menjadi salah satu daerah yang sering dokter bumiputera dan diberi tugas dikunjungi oleh orang-orang dari luar untuk mengurus Dinas Kesehatan daerah (terutama orang Belanda) untuk Umum. Poliklinik juga didirikan di berbagai kepentingan dan kegiatan. beberapa tempat seperti Lodoyo, Di wilayah Gemeente Blitar Srengat, Gandusari, dan Kesamben, terdapat dua buah klinik yang menjadi yang dalam pelaksanaan sehari-harinya pusat layanan kesehatan, yaitu sebuah ditangani oleh seorang mantri dari klinik untuk masyarakat bumiputera, dan Departemen Kesehatan.36 Sebuah apotek sebuah klinik untuk orang-orang dan yang ada di Gemeente Blitar bernama pekerja Eropa,33 yang berkembang De Bromo. menjadi rumah sakit. Keduanya sangat Sampai 1923 listrik masih amat berbeda dalam tingkat ukuran dan minim di Blitar, ditandai dengan jalan- layanannya. Rumah sakit untuk jalan utama yang dirasa kekurangan masyarakat bumiputera amat sederhana penerangan. Pemerintah gemeente dan terbatas tenaga dan kelengkapan menunjuk De Blitarsche Blik-en medisnya. Bangunan yang disediakan Zinkindustrie untuk menyediakan dan juga dalam ukuran kecil, sehingga juga mengoperasikan semua perangkat yang sering disebut sebagai rumah sakit kecil. diperlukan untuk penerangan jalan.37 Sebaliknya, rumah sakit untuk orang- Pemerintah gemeente berusaha orang Eropa jauh lebih memadai, dengan meningkatkan penyediaan tenaga listrik tenaga dan peralatan medis yang lebih pada 1927 dengan menyiapkan pusat lengkap, sehingga juga lebih mahal, listrik tenaga diesel.38 Sarana pendukung lebih dikenal sebagai rumah sakit besar. program tersebut segera disediakan dan Orang-orang Eropa dan orang-orang direncanakan akan dapat beroperasi pada kaya atau para pejabat tidak akan puas April 1928.39 Pada 1929 di sentral listrik

7

Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 1-18

Blitar telah dipasang motor diesel masyarakat dan dunia usaha, serta tambahan dengan kekuatan 250 PK.40 menghindari resiko kecelakaan karena Sumber listrik tersebut akan dapat penyimpanan dan penimbunan BBM mendukung meningkatnya aktivitas memerlukan penanganan khusus. pemerintah, masyarakat, dan berbagai Tidak ada perusahaan jasa lembaga lainnya. Klinik dan rumah konstruksi yang berkedudukan di Blitar. sakit, kantor pemerintah, jalan raya, Bagian pembahasan ini menyangkut rumah kediaman atau rumah tangga beberapa bangunan bidang konstruksi (terutama orang-orang Belanda dan yang secara jelas berpengaruh terhadap kalangan masyarakat kelas atas) dan perkembangan struktur dan perusahaan, memerlukan tenaga listrik pembentukan tatakota. Bekas-bekas lebih besar untuk menunjang bangunan irigasi tetap dimanfaatkan aktivitasnya sehari-hari.41 Setelah sebagaimana fungsinya, seperti berikut Gemeente Kediri dipasang listrik pada ini.47 1924,42 Blitar dipasang pada 1933 oleh 1. Aliran Sungai Kembangan- NIWEM (Nederlandsch Indie Tanjungsari-Pakunden. Waterkracht en Elektriciteit 2. Aliran Sungai Tanggung-Bendo- Maatschappij) dengan sebuah gardu Dawuhan-Dimoro. listrik.43 Sejak itu Blitar memiliki 3. Aliran Sungai Jatimalang-Dam jaringan listrik yang lebih memadai. Sentul-Cari-Plered-Meduran- Air bersih menjadi kebutuhan vital Mentaraman ditunjang dari bagi masyarakat kota. Bugemeester Sumberbentis ke Karangsari-Tlumpu- Blitar, J.H. Boerstra, dalam catatannya Rembang. menyebutkan bahwa air minum 4. Aliran Sungai Jatimalang ditunjang diusahakan oleh pemerintah dan dari sumber Jurangsembot dan disalurkan ke beberapa kompleks Sendang menjadi Sungai Urung- perumahan yang dihuni oleh orang- urung. orang Eropa.44 Untuk memenuhi 5. Aliran Sungai Gedog yang terdiri dari keperluan tersebut air diambilkan dari : Aliran Sungai Gedog I-Plered- sumber air di daerah perkebunan Gebang-Karanglo; Aliran Sungai Buluroto, yang berjarak kira-kira 15 Km Gedog II-Brendil-Sananwetan- di sebelah Timur Laut Gemeente Blitar. Karanglo menyatu dengan Sungai Adanya kebutuhan air dalam volume Gedog I ke Karangtengah-Klampok; yang besar, maupun kualitas tertentu Aliran Sungai Gedog III-Ngegong- yang sesuai kebutuhan, maka Ngrebo-Sananwetan/Kuningan. diusahakan dengan menggunakan Sungai Gedog aslinya mengalir pompa untuk menaikkan air. Sebuah langsung ke arah selatan ke sebelah pompa air besar dibangun oleh barat Jl. Enggano, kemudian pemerintah dan Perusahaan Kereta Api dialihkan alirannya ke arah barat di Kampung Dongki.45 menjadi saluran Gebang, Pemerintah Gemeente Blitar pada berdampingan dengan Jl. Ahmad 28 Agustus 1923 menetapkan N.V. Yani memisahkan Gebang Lor dan Bataafsche Petroleum Maatschappy Gebang Kidul, dipertemukan kembali sebagai pihak yang disetujui untuk dengan aslinya di sebelah selatan rel menyediakan dan mengatur penyediaan kereta api, di Jl. KS. Tubun menuju bahan bakar minyak di Blitar dan Karanglo. sekitarnya.46 Hal itu penting untuk Perumahan yang dibangun oleh menjaga ketersediaan BBM bagi pemerintah gemeente berada di

8

Industrialisasi di Gemeente Blitar (Nurhadi Sasmita)

Bendogerit, menghadap De yang biasanya menjadi tempat bertemu Garoemstraat. Kompleks ini menjadi dan berkumpulnya banyak orang, bagian penting dalam tataruang yang menjadi salah satu sasaran para direncanakan oleh pemerintah, sebab pendatang untuk membangun ternyata di Bendogerit pula pemukiman baru mereka. Sekitar stasiun terkonsentrasi sebagian besar aktivitas kereta api (Kepanjenkidul) dan pasar penting orang-orang Belanda. Selain (Pasar Legi dan Pasar Baru),52 misalnya, dibangun sebagai kompleks pemukiman menjelma menjadi kampung-kampung yang ideal, juga dibangun kompleks yang semakin padat penghuninya, baik pendidikan (dengan didirikannya ELS, para pedagang, pekerja (kuli), maupun HIS, MULO), kompleks susteran, buruh. Kawasan seperti ini harus selalu kompleks paroki (lengkap dengan diperhatikan agar tidak semakin luas. asrama dan gereja), taman kota (Kebon Kondisi ini mendorong dilaksanakan Raja), sarana olahraga, dan rumah dinas program kampongsverbetering di setiap pejabat pemerintah, dan OSVIA. kota, tidak hanya terbatas pada kota-kota Keseluruhan kompleks ini diproyeksikan besar.53 Bangunan-bangunan lain berupa oleh pemerintah gemeente sebagai Stadshuis, tempat ibadah (masjid, model pengembangan tatakota Blitar kelenteng, dan gereja), taman kota, yang modern tetapi tetap mempertahan pemakaman bagi warga Eropa dan Cina, ciri dan suasana pedesaan yang pemandian umum, lapangan olahraga, nyaman.48 Pemerintah membangun 22 pasar, dan sebagainya. rumah murah dengan harga sewa Industri pengolahan dalam skala berkisar antara f. 7,50 sampai f. 25, - besar terdapat di wilayah kebupaten. Di perbulan.49 Akan tetapi kebutuhan Gemeente Blitar terdapat dua pabrik rumah yang lebih sederhana lebih minyak, yaitu di Pakunden dan banyak jumlahnya, yakni untuk Oliefabrieken van Dongen (Olvado) di menampung masyarakat yang kurang Sukorejo.54 Selain itu semula mampu. Pengadaan perumahan itu masyarakat mengusahakan industri penting agar tidak terjadi penumpukan rumah tangga pembuatan rokok kretek. penduduk di lokasi yang kumuh yang Usaha tersebut semakin terdesak oleh dapat mengganggu kebersihan, para pengusaha Cina yang keamanan dan ketertiban kota, serta memproduksinya dengan sistem pabrik. disesuaikan dengan program perbaikan Akibatnya usaha rumah tangga itu kampung. Oleh sebab itu dibangunlah kemudian beralih menjadi bekerja untuk pemukiman dengan harga sewa antara f. pengusaha Cina, sehingga pada 1927 4,- sampai f. 6,- perbulan, tetapi tetap dan 1928 Asisten Residen G.H. Barro dengan memperhatikan penataan jalan mencatat mereka dapat memperoleh dan selokan drainase, penyediaan air keuntungan puluhan ribu gulden.55 Blitar bersih, dan penanaman pohon dan terus dikenal sebagai daerah produsen rokok mengembangkan kawasan kota yang yang diusahakan oleh (terutama) orang- lebih nyaman, sehat, dan indah.50 orang Cina antara lain dengan cap Munculnya kapling-kapling pondokan di Mentjo, dan Tjikrak-Tladung. kampung-kampung kota, seringkali Keberhasilan tersebut mendorong rawan kebakaran, sanitasi yang buruk, munculnya beberapa perusahaan rokok sarang penyakit, kekurangan air bersih, baru, baik di Kota Blitar maupun di luar pencemaran, lingkungan kumuh, serta kota. Perusahaan-perusahaan yang lebih tiadanya area rekreasi.51 Tempat-tempat belakangan muncul memproduksi rokok strategis dan potensial di Kota Blitar,

9

Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 1-18

cap Umpling, Bumbung, Saringan, lahar adalah salah satu aliran utama yang Boket, Orong-orong, dan Baji Sutji.56 menampung muntahan lahar dari puncak Gunung Kelut. Dam ini mula-mula C. Kendala Industrialisasi tingginya 10 meter, dan terbukti tidak Faktor alam dan finansial berpengaruh efektif ketika terjadi erupsi pada 1919, besar terhadap industrialisasi di Blitar. sehingga kemudian ditinggikan lagi Kalangan masyarakat Blitar dan untuk mencegah bahaya yang sekitarnya sangat mengenal unen-unen mengancam dan menuju ke Gemeente yang menyebutkan Blitar dadi latar, Blitar.59 Letusan hebat pada Mei 1919 Kediri dadi kali, Tulungagung dadi ini selanjutnya mendasari lembaga kedhung. Unen-unen itu sangat terkait Survai Vulkanologi memutuskan tugas dengan keberadaan dan aktivitas yang pertama yang harus mereka Gunung Kelut yang terletak di sebelah lakukan adalah untuk mengalirkan air utara Blitar, di daerah perbatasan dengan danau kawah melalui suatu terowongan Kebupaten Kediri. Ketiga daerah buatan. Pekerjaan tersebut dimulai pada kebupaten tersebut yang paling September 1919 dan memerlukan waktu merasakan dampaknya karena selalu beberapa tahun untuk dapat menjadi sasaran limpahan meterial menyelesaikannya. Bemmelen (1949) vulkanik. Letusan pada 1919 terjadi menjelaskan, rencana awalnya adalah pada tengah malam antara 19 dan 20 menggali suatu terowongan sepanjang Mei. Sebaran abu vulkanik ke arah barat 955 meter. Ketika pekerjaan dimulai, mencapai Bandung dan ke arah timur kawah masih kering dan penggalian mencapai ujung timur Bali.57 Letusan itu terowongan dimulai dari kedua sisi merupakan peristiwa dahsyat dengan dinding kawah. Oleh karena temperatur suara dentuman serta gemuruh amat yang tinggi di area kerja penggalian keras dan terdengar sampai di daerah (46°C), sehingga terowongan itu sampai Kalimantan. Cuaca menjadi gelap 1923 belum dapat diselesaikan. Pada karena abu menutupi hampir seluruh waktu itu kawah telah terisi air hingga wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah, separuh (kira-kira mencapai 22 juta sehingga suasana pada siang hari seperti meter kubik air). Banjir lumpur dan menjelang malam. Bencana ini kerikil yang tidak terduga terjadi dan mengakibatkan 5.160 orang meninggal memenuhi terowongan yang tengah dan kerusakan hebat, terutama digali. Peristiwa tersebut menewaskan Kebupaten Blitar dan Kediri. Banjir lima orang pekerja, sehingga pekerjaan lahar menyebabkan lebih 15.000 hektar dihentikan pada 1923. Rencana baru tegalan, lahan pertanian dan perkebunan diputuskan untuk menurunkan level air rusak berat, serta ratusan desa dan kawah secara progresif dengan kampung hampir rata dengan tanah.58 pemboran tujuh terowongan paralel Jebolnya tanggul Sungai Badak besar dan menggunakan pipa sifon untuk menyebabkan Gemeente Blitar dilanda mengalirkan air kawah. Pekerjaan ini lahar hebat. Banyak material vulkanik berhasil diselesaikan pada 1926 dan berupa pasir, batu dan lumpur, kayu, sukses menurunkan volume kawah kotoran, bangkai binatang dan mayat sampai kurang dari dua juta meter kubik. manusia, pohon-pohon tumbang Pekerjaan besar tersebut menjadi menimbun sebagian besar kota. perhatian serius Pemerintah Kolonial, Dam Bladak [sic.] terletak di Kali sebab dampak erupsi Kelut selalu lahar, berfungsi sebagai tanggul menimbulkan kerugian besar. Menurut pengaman jika terjadi luapan lahar. Kali Bemmelen, Gunung Kelut merupakan

10

Industrialisasi di Gemeente Blitar (Nurhadi Sasmita) contoh pertama dan paling ambisius dari dapat diterima sebagai siswa di suatu pekerjaan rancang-bangun yang sekolah. dibuat di suatu gunung api untuk 3. Konflik industrial. Konflik ini mencul mengurangi ancaman yang berasal dari ketika diselenggarakan Rapat danau atau kawah.60 Pembangunan dan Peresmian SI Blitar pada 1914. Pada pekerjaan konstruksi setelah 1919 saat SI menuntut penyesuaian harga banyak berkaitan dengan rehabilitasi sewa lahan penanaman tebu dan akibat erupsi itu, contohnya pemberian aliran irigasi yang memperbaiki dan memindah jembatan memadai. Usulan dan aspirasi SI dan jalan, meninggikan rel kereta api, Blitar itu juga mendapat dukungan memperbaiki gedung, dan sebagainya. dari Pekalongan, dan menjadi salah Kendala lainnya adalah satu bahasan utama dalam Kongres terbatasnya dana pemerintah dan tidak Nasional SI Pertama di Bandung tersedianya lahan luas yang relevan 1916.62 SI Blitar menjadi salah satu untuk usaha industri. Pada 1906 hinga penggerak penuntutan tersebut tetapi 1914 pemerintah gemeente hanya tidak sampai menimbulkan konflik memiliki anggaran sejumlah f. 11.850,- terbuka. Pada 1925-1928 sebesar f. 24.340,- Pada 4. Tata ruang baru dan 1939 menjadi f. 32.414,- pada 1940 kampongsverbetering. Perkembangan menjadi f. 39.076,- dan pada 1942 turun industri menyebabkan pemerintah menjadi f. 31.122,-61 harus mengatur penggunaan lahan, keamanan dan ketertiban di D. Dampak Industrialisasi lingkungan kota. Oleh sebab itu tata Industrialisasi di Gemeente Blitar ruang di kota diatur sedemikian rupa, berdampak terhadap daerah, pemerintah sehingga menjamin keamanan, daerah, dan sosial ekonomi masyarakat. kenyamanan, dan kelangsungan Hal itu antara lain dapat dilihat dalam industri, sebab industrialisasi yang beberapa aspek sebagai berikut. identik dengan modernisasi juga 1. Blitar menjadi daerah yang terbuka, memiliki dampak spasial atas wilayah hubungan dan komunikasi dengan kota.63 Industrialisasi berpengaruh daerah lain dan luar negeri dapat terhadap kondisi fisik kota, termasuk terjalin dengan mudah dan lancar pencemaran lingkungan, dan karena telah dibangun jasa sebagainya.64 Pembangunan jalan dan komunikasi dan transportasi. Jalan gedung-gedung menciptakan wajah dan jalan kereta api membuat lalu kota yang semakin rapi dan indah, lintas orang dan barang terus menjadi tersedia kawasan pusat meningkat. pemerintahan, daerah pemukiman, 2. Segregasi sosial yaitu pengucilan atau pusat aktivitas ekonomi, tempat- pemisahan kelompok masyarakat tempat aktivitas pendidikan, tertentu dalam kehidupan sosial keagamaan, olahraga dan hiburan sehari-hari. Pengucilan tersebut dapat (rekreasi). Keteraturan dan ketertiban berupa pembatasan. Hal itu dapat itu harus dihindarkan dari kesan dilihat dari dibangunnya perumahan kumuh, dan kotor. Program untuk masyarakat warga Eropa di kampongsverbetering dijalankan Bendogerit. Penyelenggaraan untuk menghindari hal tersebut, pendidikan, dalam praktiknya juga terutama untuk menjaga kebersihan, terjadi pembedaan persyaratan untuk kesehatan dan kenyamanan seluruh warga kota. Pelaksanaan program itu

11

Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 1-18

berdasarkan kebijakan dan petunjuk pemukiman etnis Cina lengkap teknis dari Desentralisatie Kantoor.65 dengan kelenteng yang berada di 5. Sosial ekonomi. Berdirinya beberapa sudut timur laut Pasar Legi. industri menarik para pendatang dari Selanjutnya, banyak toko Cina luar kota untuk bekerja dan menetap didirikan di pusat kota, terutama di di kota. Pada 1920 jumlah penduduk sepanjang De Heerenstraat, De kota 19.700 orang (termasuk 500 Stationstraat dan beberapa jalan kota orang warga Eropa dan 1.700 orang di sekitarnya. Para pedagang Cina),66 pada 1930 berubah menjadi bumiputera berjualan di dalam dan 27.846 orang (termasuk 673 warga pinggiran pasar, dan sebagian Eropa, 24.372 bumiputera, 2.746 mendirikan kios-kios sederhana yang Cina dan 55 warga Timur Asing).67 terbuat dari bahan bambu dan kayu. Peningkatan jumlah yang cukup besar Sebagian di antara mereka bahkan adalah warga Cina, yaitu mencapai menggelar dagangan di tepian jalan hampir 67%, sedang warga Eropa menuju pasar. meningkat 33,6%.68 Dengan 6. Dibentuknya lembaga baru dan demikian kepadatan penduduk Kota Peraturan Daerah baru. Pengamanan Blitar (luas wilayah 6,4 Km2) ladang tebu dan pabrik-pabrik gula mencapai 4.351,6 orang per Km2.69 menjadi perhatian serius para Angka kematian tercatat 18,4 (1929), pengusaha, karena sering terjadi 17,9 (1930), dan 18,6 (1931).70 Aspek kasus perusakan, pembakaran ladang ekonomi merupakan aspek yang dan pencurian. Sekitar 1900-an menonjol dalam kehidupan kebakaran ladang tebu terbesar terjadi masyarakat kota. Keragaman, tingkat di wilayah Besuki, (pada perkembangan, dan dinamika 1902 daerah termasuk berbagai aspek perekonomian wilayah Keresidenan Pasuruan) dan masyarakat kota merupakan faktor Kediri, baik diukur dari segi jumlah dominan yang mendorong pembakaran maupun luas lahan yang pertumbuhan dan perkembangan dibakar. Luas ladang tebu pada 1903: kota. Pasar, pertokoan, sarana dan Besuki 8.462 bau,72 Pasuruan 19.501 prasarana produksi dan distribusi bau, dan Kediri 17.018 bau, dan yang lebih lengkap dan memadai, jumlah pabrik: Besuki 10, Pasuruan menyebabkan kota mampu 27, dan Kediri 16. Panen tebu diukur berkembang lebih baik dari pada dengan pikul tebu.73 Menurut daerah lainnya.71 Pembangunan Pasar Dickooff ketiga daerah tersebut Legi pada 1910-an menunjukkan merupakan wilayah penghasil gula makin berkembangnya perekonomian terpenting di Hindia Belanda.74 Elson kota. Pembangunan pasar ini dan van Moll mencatat bahwa pada dimaksudkan untuk menampung para 1903, pengusaha pabrik mencatat 720 pedagang lokal dan luar daerah, dan (Besuki), 370 (Pasuruan), dan 438 menjadi salah satu pusat aktivitas (Kediri) kebakaran, menghanguskan perekonomian. Jalan menuju lokasi 810 bau (Besuki), 388,5 bau tersebut diperlebar dan diperbaiki (Pasuruan), dan 1.450 bau (Kediri) sehingga menjadi De Passarstraat ladang tebu.75 Para pemilik pabrik di pada 1923. Di sekitar pasar muncul riga keresidenan itulah yang pertama rumah dan pertokoan Cina, bahkan kali membentuk polisi perkebunan. rumah Capiten der Chineezen. Blitar mempunyai peran dan Kompleks tersebut menjadi lokasi sumbangan penting dalam

12

Industrialisasi di Gemeente Blitar (Nurhadi Sasmita)

pembentukan polisi perkebunan. 4. Gemeente Blitar berperan sebagai Pabrik-pabrik gula di Kediri pada pusat pengendalian perusahaan 1903 turut memberlakukan sistem perkebunan dan kelancaran hubungan tersebut di afdeeling Kediri dan pada dan distribusi produk perkebunan. 1906 diperluas mencakup di afdeeling 5. Industri rumah tangga semakin Blitar, Berbek, dan Tulungagung. terdesak akibat kemunculan industri Peraturan daerah yang dibuat dan pabrik dan pemilik modal yang lebih ditetapkan berkaitan dengan kuat. perkembangan industri antara lain 6. Berkembangnya industrialisasi di mengenai minuman keras. Peredaran kota menimbulkan dampak dalam minuman keras harus diatur sebab dapat kehidupan masyarakat, maupun menimbulkan dampak negatif. Peraturan terhadap bentuk fisik kota, meliputi : Daerah ini dapat diketahui (a) terbukanya isolasi daerah, (b) keberadaannya karena adanya segregasi sosial, (c) konflik industrial, permohonan pemilik Hotel Van Rheeden (d) struktur baru Kota Blitar dan untuk meringankan tunggakan pajak Kampongsverbetering, (e) dampak minuman keras yang ditanggungnya sosial ekonomi, (f) pembentukan pada 1921 sampai 1923.76 lembaga baru dan pembuatan Peraturan Daerah. IV. SIMPULAN 7. Ditinjau dari aspek tataruang kota, Pembangunan sektor industri di dapat dikatakan bahwa perencanaan Gemeente Blitar menunjukkan dinamika dan pengembangan tataruang Kota historis menarik dan kompleks, juga sisi Blitar dalam batas tertentu gagal. positif dan sisi negatif bagi pemerintah, Lingkungan perkotaan yang masyarakat, dan dunia usaha. Beberapa diidealkan dan dicontohkan dalam hal yang dapat dikemukakan sebagai penataan kawasan Bendogerit tidak simpulan adalah sebagai berikut. dapat diterapkan di desa-desa lainnya, 1. Industrialisasi diawali dengan karena terbatasnya lahan dan dana pembukaan perkebunan dengan yang dimiliki oleh pemerintah. memperkenalkan pola tanam baru, Program kamposngsverbetering tidak berorientasi ekspor, memiliki dapat diterapkan di semua desa. semangat kemandirian, dan memicu Kegagalan tersebut antara lain pengembangan industri lainnya. disebabkan oleh (a) sering terjadi 2. Sektor industri dipacu karena mampu bencana alam, (b) tidak ada memberikan keuntungan lebih besar perusahaan konstruksi dan utility dan menjadi sarana eksploitasi yang yang berpusat di Blitar, (c) efektif dan optimal, tetapi Pemerintah Kolonial Belanda mengingkari tujuan semula, sebab setengah hati dalam menetapkan tidak sepenuhnya berhasil pengembangan Kota Blitar, (d) meningkatkan kesejahteraan rakyat. perusahaan besar yang membawahi 3. Industri harus memiliki ijin, tetapi perusahaan-perusahaan di Blitar dalam situasi tertentu syarat harus ada umumnya berpusat di Malang, ijin akan membelenggu atau Surabaya, dan bahkan Batavia, membatasi pengusaha untuk akibatnya efektivitas dan intensitas mengembangkan perusahaan dengan pengawasan menjadi kurang. upaya dan kreasi yang lebih 8. Ada kendala yang tidak dapat diatasi menguntungkan dalam singkat atau secara cepat, pembangunan industri mendesak. tidak semuanya berhasil seperti yang

13

Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 1-18

diharapkan. Kendala yang dihadapi oleh pemerintah Gemeente Blitar dan 2010), hlm. 3 dan 7. Sumber lain pemilik modal adalah terbatasnya menyebutkan tinggi rata-rata 170 M, periksa lahan yang relevan, dan terbatasnya T.J. Bezemer (et.al. redacteuren), dana yang dimiliki oleh pemerintah. Oosthoek’s Geillustreerde Encyclopaedie Tweede Druk Deel II (Utrecht: A. Oosthoek, 1925), hlm. 701. CATATAN 12 Notulen der openbare vergadering van

1 Gemeenteraad van Blitar 14 Januari 1921 W.F. Wertheim, Indonesian Society in dan Notulen der openbare vergadering van Transition: a Study of Social Change (The Gemeenteraad van Blitar 9 November 1923 Hague: Van Hoeve, 1959), hlm. 57, atau punt 7. dalam edisi terjemahan bahasa Indonesia 13 Disarikan dari bagian-bagian dalam Tim Masyarakat Indonesia Dalam Transisi, Penyusun, Hari Jadi dan Bunga Rampai Studi Perubahan Sosial (Yogyakarta: Tiara Sejarah Kota Blitar (Blitar: Kantor Bappeda Wacana, 1999), hlm. 44-45. 2 Pemkot Blitar, 2010). Periksa Koloniaal Periksa 25 Jaren Decentralisatie in Verslag van 1915 (Gedrug ter Algemeene Nederlandsch Indië 1905-1930 Uitgegeven Landsdrukkerij), hlm. 119, Koloniaal voor de Vereeniging voor Locale Belangen Verslag van 1917 (Gedrug ter Algemeene (Semarang: Samensteller FWM Kerchman, Landsdrukkerij), hlm. 120. John 1930), hlm. 369. 3 Tondowidjojo, Ricordare “Yohanes Abdurrachman Surjomihardjo, Kota Gabriel” Indonesia (Surabaya: Yayasan Yogyakarta Tempo Doeloe, Sejarah Sosial Sanggar Bina Tama, 2006. Parakitri T. 1880-1930 (Jakarta: Komunitas Bambu, Simbolon, Menjadi Indonesia (Jakarta: 2008), hlm. 1. 4 Kompas, 2007. W.F.Wertheim, op.cit., hlm. 152-153. 14 5 Sartono Kartodirdjo, dkk (Dewan Periksa Bisuk Siahaan, Industrialisasi di Redaksi), Memori Serah Jabatan1921-1930 Indonesia Sejak Hutang Kehormatan (Jawa Timur dan Tanah Kerajaan) (Jakarta: Sampai Banting Stir (Bandung: Penerbit Arsip Nasional Republik Indonesia, 1978), ITB, 2000) dan D.H. Burger, Sedjarah hlm.CXCIX. Ekonomis Sosiologis Indonesia II (Djakarta: 15 Staatsspoor-en Tramwegen in Pradnja Paramita, 1970). Nederlandsch-Indië, Jaarstatistieken over 6 D.H. Burger, ibid., hlm. 190. 7 het Jaar 1927 (Weltevreden: Ensiklopedi Indonesia 3 (Jakarta: Ichtiar Landsdrukkerij, 1929), hlm. 229. Baru-Van Hoeve, 1982), hlm. 1442-1443. 16 8 S. A. Reitsma, Dients der Staasspoor- en Colin Barlow dan John Drabble, Tramwegen, Mededeelingen Administratieve “Pemerintah dan Industri Karet yang Diensts No. 1 Indische Spoorweg Politiek Muncul di Indonesia dan Malaysia, 1900- Deel IV (Weltevreden: Albrecht & Co., 1940” dalam Anne Booth, William J.O. 1920), hlm. 24. Malley, Anna Weidemann (Penyunting), 17 BrinKman’s, Cultuur-Adresboek voor Sejarah Ekonomi Indonesia (Jakarta LP3ES, Nederlandsch-Indië 1939 (Soerabaja: Reis 1988), hlm. 258-289. 9 & Co.), hlm. 1-11. Dewi Yuliati, Menuju Kota Industri, 18 Harimintadji, Menguak Tabir Boyongan Semarang Pada Era Kolonial (Semarang: Ibukota Kebupaten dari Berbek ke Nganjuk Badan Penerbit Universitas Diponegoro (Nganjuk: Pemda Kebupaten Nganjuk Press, 2009), hlm. 65-81. 10 2002), hlm. 24. Bisuk Siahaan, op.cit., hlm. 34-35. 19 11 Tim Penyusun, Hari Jadi dan Bunga Batas dan letak koordinat itu yang berlaku Rampai Sejarah Kota Blitar, hlm. 87. sekarang (2012), setelah terjadi pemekaran 20 Verslag Omtrent den Dienst der wilayah (sejak tahun 1981 dan 2005) dan Postpaarbank in Nederlandsch-Indië over berbeda dengan ketika masih berupa het jaar 1928 (Welevreden: Landsdrukkerij, Gemeente Blitar. Kota Blitar Dalam Angka 1929), hlm. 56-57. 2010 (Blitar: BPS dab Bappeda Kota Blitar,

14

Industrialisasi di Gemeente Blitar (Nurhadi Sasmita)

21 Regeerings Almanak Voor Nederlandsch- Kolonial” dalam Dimensi Vol. 27 No. 2, Indië 1895 Eerste Gedeelte (Batavia- Desember 1999 (Surabaya: Teknik Landsdrukkerij), hlm. 291-292. Arsitektur Universitas Kristen Petra 22 Ibid., hlm. 293. Surabaya), hlm. 48-56. 23 Online 32 Robert Crib, Historical Atlas of Indonesia http://id.wikipedia.org/wiki/Telekomunikasi (Honolulu: University of Hawai’i Press, diunduh pada Selasa, 09-08-2011, pk. 09.15. 2000), hlm. 140. 24 Data maupun dokumentasi tercetak yang 33 Klinik untuk masyarakat bumiputera menyebutkan mengenai masuknya jaringan sekarang menjadi SLB Blitar (Gedung Panti telepon ke Blitar belum ditemukan. Karya) dan klinik untuk orang-orang 25 Dewi Yuliati, op.cit., hlm. 70. Iklan dalam Belanda sekarang menjadi RS Budi Rahayu media pers adalah sarana yang praktis, Blitar, keduanya berada di Jl. Ahmad Yani. efektif, dan amat membantu promosi produk Belum diketahui secara jelas mana yang suatu perusahaan. Pers dapat memiliki berdiri terlebih dahulu. jangkauan yang lebih luas, serta 34 Sartono Kartodirdjo, dkk (Dewan penyebarannya dalam tempo yang lebih Redaksi), op.cit., hlm. CXCVI. singkat. Masyarakat akan dapat memperoleh 35 Sri Djojo Bojo, Lembar Kedua, 29 Mei informasi suatu produk industri dengan 1925. membaca iklan, dan perusahaan tidak terlalu 36 Ibid. repot untuk melakukan promosi langsung 37 Notulen der openbare vergadering van kepada masyarakat. Gemeenteraad van Blitar 28 Augst 1923, 26 Koleksi Tjondo Berowo yang tersimpan di punt 6. Perpustakaan Nasional (Jakarta) hanya 38 N.V. Algemeene Nederlandsch-Indische sampai pada penerbitan tahun 1926 (bentuk Electriciteit Maatschappij, gevestigd te asli dan mikro film). Penerbitan tahun-tahun Amsterdam. Verslag over het 20ste sesudah tahun 1926 itu tidak ditemukan, Boekjaar (1927), hlm. 9. sehingga tidak diketahui masih terbit atau 39 N.V. Algemeene Nederlandsch-Indische tidak terbit lagi. Menilik iklan yang dimuat Electriciteit Maatschappij, gevestigd te di dalamnya, majalah tersebut memiliki Amsterdam. Verslag over het 20ste pangsa pasar cukup luas, tetapi tidak Boekjaar (1928), hlm. 8. ditemukan data mengenai hal tersebut. 40 Algemeene Nederlandsch-Indische Demikian juga data mengenai seberapa Electriciteit Maatschappij, N.V., gevestigd banyak tiras penerbitan dan distribusinya. te Amsterdam. Verslag over het 21ste Sumber iklan menunjukkan berasal dari Boekjaar (1929), hlm. 8. daerah Kalimantan, Sumatra, Jawa Barat, 41 Sampai saat ini belum ditemukan data dan Jawa Tengah, dan Bali, bahkan juga informasi mengenai lokasi keberadaan amngiklankan produk luar negeri (dari sentral listrik tenaga diesel Blitar tersebut. Malaysia). 42 Sri Djojo Bojo, 26 Januari 1924, hlm. 3. 27 Kartawibawa, Bakda Mawi Rampog, 43 Gardu induk listrik tersebut berada di Wedalan Bale Poestaka (Weltervreden: Desa (sekarang kelurahan) Sentul dan Drukkerij Volkslectuur, 1923), hlm. 13-14. dimanfaatkan untuk pengendalian dan Periksa Rudolf Mrazek, Engineers of Happy distribusi listrik untuk kawasan Blitar. Land, Perkembangan Teknologi dan Gedung tersebut saat ini berada di sebelah Nasionalisme di sebuah Koloni. (Jakarta: selatan Makam Bung Karno dan dibiarkan Yayasan Obor Indonesia, 2006), hlm. 25. mangkrak. Setelah gardu induk itu 28 Regeerings Almanak 1895 Tweede berfungsi, belum diketahui kelanjutan pusat Gedeelde, hlm. 526. listrik tenaga diesel yang sebelumnya sudah 29 Ibid. ada. 30 Ibid., hlm. 9. 44 25 Jaren Decentralisatie in Nederlandsch 31 Handinoto, “Perletakan Stasiun Kereta Indië 1905-1930 Uitgegeven voor de Api Dalam Tata Ruang Kota-Kota di Jawa Vereeniging voor Locale Belangen, hlm. Khususnya Jawa Timur Pada Masa 373. Tidak ada penjelasan mengenai

15

Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 1-18

pipanisasi maupun tempat-tempat 55 Sartono Kartodirdjo, dkk (Dewan penampungan dan distribusinya. Bangunan- Redaksi),op.cit., hlm. CXCVII. Tempat- bangunan yang berkaitan dengan tempat dan bangunan bekas pabrik rokok penyediaan air minum dari sumber air masa kolonial di Blitar tidak ditemukan lagi. Buluroto juga sudah tidak ditemukan. 56 Tim Penyususun, Bunga Rampai dan 45 Dongki diperkirakan berasal dari kata Sejarah Kota Blitar, hlm. 104-105. Setelah dokkeren kracht (kekuatan yang mengetuk merdeka makin banyak perusahaan rokok atau memukul berkali-kali), yakni sebuah yang didirikan di Blitar (antara lain Bokor gerakan akibat tekanan air yang memukul Mas, Petjoet, Tonggeng, dan Suket Teki), sendiri terus-menerus dan menggerakkan dan sebagian merupakan cabang dari kelep pompa, sehingga memompa sendiri. perusahaan rokok di Malang (cap Grendel, Gerakan tersebut dapat memompa air naik Oepet dan Bentoel), Tulungagung (cap ke permukaan yang lebih tinggi, seperti Kerbau dan Retjo Pentung), dan Kediri (cap dikenal sekarang dengan nama pompa Gudang Garam). hidram. Saat ini pompa air tersebut sudah 57 Data tersebut bersumber dari uraian tidak ada, bahkan bekas bangunannya juga Kemmerling (1921), dalam “Sejarah sudah tidak ditemukan lagi fondasinya. Letusan Gunung Kelut” dalam 46 Notulen der openbare vergadering van http//:blitarian.com diunduh pada 8 Februari Gemeenteraad van Blitar 28 Augst 1923, 2010. hlm. 13. Tidak disebutkan pusat kedudukan 58 “Sejarah Letusan Gunung Kelut” dalam perusahaan tersebut (kira-kira di Batavia) http//:blitarian.com. Periksa Buletin Berkala dan Blitar menjadi salah satu cabangnya. Vulkanologi, Direktorat Vulkanologi,1985 47 Tim Penyusun, Hari Jadi dan Bunga dan Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 1 No. 4 Rampai Sejarah Kota Blitar, hlm. 108-109. Desember 2006. Kehebatan bencana 48 25 Jaren Decentralisatie in Nederlandsch Gunung Kelut tahun 1919 juga digambarkan Indië 1905-1930 Uitgegeven voor de oleh Bung Karno dalam otobiografinya dan Vereeniging voor Locale Belangen, hlm. menyebutkannya bahwa separoh negeri 369. terlanda dampak letusan tersebut. Lihat 49 Ibid, hlm. 373. Cindy Adams, Bung Karno Penyambung 50 Ibid, hlm. 373-374. Kompleks tersebut Lidah Rakyat Indonesia, cetakan keempat berada di sepanjang De Gebangstraat. (Jakarta: CV. Haji Masagung, 1986), hlm. 51 Periksa W.F. Wertheim, Masyarakat 51-53. Indonesia dalam Transisi, Studi Perubahan 59 Setelah terjadi letusan Gunung Kelut 1951 Sosial, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1999), tingginya ditambah 1,5 M lagi. Pada 1952 hlm. 140-141. dinaikkan lagi sampai dua kali, masing- 52 Pasar Baru semula berada di dekat masing 1,3 M dan 4,2 M. Tinggi dam itu perempatan sebelah utara Gedung menjadi 18 M sebelum terjadi letusan tahun Pengadilan (sekarang Gedung Pemuda), 1966. Akan tetapi sejak letusan 1951, Kali kemudian dipindahkan ke Kepanjenlor dan Lahar tidak mengalami perubahan aliran, diberi nama Pasar Pon. sedang setelah letusan 1953 lahar yang 53 Th. W. van Kempen, “Over het sudah dingin berangsur-angsur mulai turun Kampongvraagstuk in de Groote Indische ke sungai tersebut sehingga dasar sungai Stadsgemeente” dalam Koloniaal menjadi sangat dangkal. Lihat Dyah Tijdschrift, Uitgegeven door de Vereeniging Trisnowati, dkk. Bencana Alam di Jawa van Ambtenaren bij het Binnenlandsch Timur 1890-1977 (Surabaya: Badan Arsip Bestuur in Nederlandsch-Indië, 1927 Propinsi Jawa Timur, 2005), hlm. 151-152. Zestiende Jaargang, hlm. 441. 60 “Sejarah Letusan Gunung Kelut” dalam 54 Howard W. Dick, Surabaya, City of Work, http//:blitarian.com diunduh pada 8 Februari A Socioeconomic History, 1900-2000 2010. Beberapa catatan Belanda berupa (Singapore: Singapore University Press, lembaran-lembaran yang tidak lengkap lagi 2003), hlm. 271. tersimpan sebagai “Rapport betreffende beschadigingen door bandjirs aangericht in

16

Industrialisasi di Gemeente Blitar (Nurhadi Sasmita)

de Kloetgebieden der Afdeeling Blitar en Ketua Gemeenteraad van Blitar. Periksa Kediri”, terdapat dalam Koleksi “Verslag der Conferentie van den Adviseur Departement der Burgelijke Openbare voor de Decentralisatie met de Werken (BOW) No. EV.76 ANRI Jakarta. Burgemeester en Voorzitters van 61 Data 1906-1914 dikutip dari Gemeenteraden, gehouden op Zaterdag 11 Decentralisatie-Verslag 1913-1914, hlm. Februari 1928 te 9 uur v.m. in het gebouw 28-29; 1925-1928 dikutip dari van de Loge “De Ster in het Oostern”, Decentralisatie-Verslag 1927-1928, hlm. Vrijmetselaarsweg 2 te Weltavreden” dalam 36; 1939 dikutip dari Begrooting van Koleksi Binnenlandsch Bestuur No. 1683 Uitgaven en Ontvangsten van de ANRI-Jakarta. Periksa Salinan surat dari De Stadsgemeente Blitar voor het Dienstjaar Hoodingenieur, Hoofd der Technische 1939; 1940 dikutip dari Begrooting van Afdeeling, Hoofdkantoor D.V.G. Afdeeling Uitgaven en Ontvangsten van de G (Gezondmakingswerken en Stadsgemeente Blitar voor het Dienstjaar Volkshuisvesting) (w.g.) J.H. Levert 1940; 1942 dikutip dari Begrooting van mengenai Verbetering der aan de Uitgaven en Ontvangsten van de Gemeenten over te dragen kampongs kepada Stadsgemeente Blitar voor het Dienstjaar Adviseur voor de Decentralisatie tertanggal 1942. 24 Agustus 1927, dalam Koleksi 62 A.P.E. Korver, Sarekat Islam Gerakan Binnenlandsch Bestuur No. 1696 ANRI Ratu Adil? (Jakarta: Grafitipers, 1985), hlm. Jakarta. 214 dan Mengenang 50 Tahun Wafatnya 66 T.J. Bezemer (et.al. redacteuren), H.O.S. Tjokroaminoto, 16 Agustus 1883-17 Oosthoek’s Geillustreerde Encyclopaedie Desember 1934 (Jakarta: Yayasan Tweede Druk Deel II (Utrecht: A. Oosthoek, Masagung, 1984), hlm. 23, dan Koloniaal 1925), hlm. 701. Verslag van 1917, hlm. 1-2. 67 Departement van Economische Zaken, 63 Sugiono Soetomo, Urbanisasi dan Volkstelling 1930 Deel III Inheemsche Morfologi, Proses Perkembangan Bevolking van Oost-Java (Batavia: Peradaban dan Wadah Ruang Fisiknya: Landsdrukkerij, 1934), hlm. 3 dan E. De Menuju Ruang Kehidupan yang Manusiawi Bruyne, G.B.J. Hiltermann, H.R. Hoetink (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hlm. 161- (Hoofdredactie), Winkler Prins 165. Encyclopaedie Vierde Deel (Amsterdam: 64 Purnawan Basundoro, “Industrialisasi, Elsevier, 1949), hlm. 302. Perkembangan Kota dan Respons 68 Departement van Economische Zaken, Masyarakat: Studi Kasus Kota Gresik” ibid., hlm. 11. dalam Humaniora Volume XIII No. 2/2001, 69 Ibid., hlm. 10. hlm. 133. 70 Ibid., hlm. 13. 65 Untuk kepentingan tersebut pemerintah 71 Data mengenai perkembangan ekonomi di pusat menyelenggarakan beberapa kali Gemeente Blitar sangat sedikit yang berhasil Conferentie inzake Kampongverbetering ditemukan, sehingga gambaran untuk mengetahui berbagai persoalan yang komprehensip mengenai kondisi ekonomi timbul di lingkungan kampung di kota-kota, juga susah direkonstruksi secara lebih serta merumuskan kebijakan perbaikan dan memadai. Beberapa bukti fisik yang masih penataan kampung (dan desa). Konferensi tersisa juga tidak dapat diketahui sejarahnya itu dikoordinasikan oleh Directeur van secara lebih lengkap karena tidak tersedia Binnenlandsch Bestuur bekerjasama dengan sumber tertulis maupun lisan. Adviseur v/d Decentralisatie, Inspecteur 72 Ukuran luas tanah di Hindia Belanda, satu Agrarische Zaken, serta pihak terkait bau setara dengan kurang lebih 7.000 M2. lainnya. Konferensi itu mempertemukan 73 Satu pikul tebu setara dengan 62,5 Kg. para burgemeester, gemeenteraad, tehnische 74 Pada 1903 di Surabaya dibuka ladang tebu dienst, dan sebagainya, antara lain seluas 32.077 bau dan dibangun 39 pabrik diselenggarakan pada 11 Februari 1928 di gula. Angka yang dirujuk dalam paragraf- Weltevreden, dan dihadiri oleh C.E. Barre, paragraf ini perihal jumlah pabrik dan luas

17

Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 1-18

ladang tebu per keresidenan berasal dari Dickooff 1919 seperti yang dikutip dalam Marieke Bloembergen, op.cit., hlm. 129. 75 Angka untuk Pasuruan diperoleh dari Elson 1984: 182. Angka untuk Kediri dari Van Moll 1913 seperti yang dikutip Marieke Bloembergen, ibid. 76 Punt 5 Notulen der openbare vergadering van Gemeenteraad van Blitar 28 Augst 1923.

18