KEMAMPUAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU POLITIK UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA DALAM MENGEVALUASI INFORMASI
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh Hardian Ahmadi NIM: 11150251000011
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ADAB DAN HUMAANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019
ABSTRAK Hardian Ahmadi (11150251000011). Kemampuan Mahasiswa Program Studi Ilmu Politik Universitas Nasional Jakarta Dalam Mengevaluasi Informasi. Di bawah bimbingan Nuryudi, MLIS. Program studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab Dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan literasi informasi mahasiswa Program Studi Ilmu Politik Universitas Nasional Jakarta. Jenis penelitian ini ialah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan instrumen kuesioner. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 64 responden mahasiswa Prodi Ilmu Politik yang aktif. Kuesioner penelitian ini telah diuji validitas dan reliabilitas menggunakan teknik Cronbach’s Alpha dengan bantuan IBM SPSS V22. Peneliti menggunakan kriteria evaluasi informasi sebagai teori kemudian dijadikan landasan dalam pembahasan. Hasil menunjukan bahwa kemampuan mahasiswa Prodi Ilmu Politik UNAS Jakarta dapat dikatakan baik. Adapun skor rata-rata dari kriteria relevansi adalah 2,87, kriteria otoritas adalah 2,94, kriteria kekinian adalah 2,93 dan kriteria objektifitas adalah 2,92. Kriteria-kriteria tersebut berada pada skala interval 2,52 – 3,27 sehingga dapat dikatakan baik.
Kata Kunci : Literasi Informasi, Evaluasi Informasi, Ilmu Politik.
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis berupa nikmat iman dan nikmat sehat sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini. Tak lupa salawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya yang menjadi suri tauladan bagi manusia hingga akhir zaman. Aamiin.
Salah satu kebahagiaan terbesar penulis ialah dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi. Penulisan skripsi ini tentu tidak mudah dan penuh perjuangan yang tak kenal lelah dan penuh harapan. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Kemampuan Evaluasi Informasi Mahasiswa Prodi Ilmu Politik
Universitas Nasional Jakarta”.
Tak lupa, selama penulis melakukan penelitian, penulis menyadari ada banyak pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
Mengingat jasa dan bantuan kepada semua pihak atas bantuannya sehingga skripsi ini dsapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat iman, nikmat sehat serta
kelancaran selama penulisan skripsi ini.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.a, selaku Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Saiful Umam, Ph.D selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Ibu
Siti Maryam, M.Hum selaku Kepala Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah, Bapak Amir Fadhilah, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Ilmu
Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ibu Dr. Ida Farida, MLIS selaku
II
dosen pembimbing akademik penulis, dan Bapak Nuryudi, S.Ag, SS, MLIS
selaku dosen pembimbing skripsi penulis.
4. Keluarga besar dosen Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat slama perkuliahan.
5. Teman teman JIP 2015 kelas A yang telah berjuang bersama-sama menimba
ilmu dengan penulis dari semester 1 sampai akhir semester.
6. Keluarga besar UKM LDK Pusat dan LDK Fakultas Adab dan Humaniora
angkatan Azzukruf tahun 2017/2018 terutama divisi Kesekretariatan
Muhammad Rizaldi (FST), Ahmad Habib (FEB), Annisa Solihah (FITK),
Rif’ah (FDI) dan Tutik (FKIK).
7. Teman-teman KKN “Garuda” 177 tahun 2018 terutama Dimas Ramdan yang
membantu penulis dalam berdiskusi tentang politik, terima kasih atas
perjuangan selama 1 bulan di lokasi KKN. Serta masyarakat Desa Cibadak
kecamatan Tanjung Sari Kabupaten Bogor, terutama masyarakat dusun Cikadu.
8. Bapak Safrizal Rambe, S.IP., M.Si selaku Kepala Program Studi Ilmu Politik
Universitas Nasional Jakarta dan Bapak Rahmat Sufajar, S.IP., M.Si selaku
Sekretaris Program Studi Ilmu Politik Universitas Nasional Jakarta, yang telah
memberikan izin penelitian penulis serta memberikan saran-saran kepada
penulis. Serta mas Eko dan mas Attala selaku mahasiswa Ilmu Politik UNAS
Jakarta yang membantu penulis dalam menyebarkan kuesioner penulis kepada
responden.
9. Keluarga besar penulis di Solo dan Jakarta terutama Ayah dan Ibu yang selalu
memberikan doa dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Keluarga besar Perpustakaan Universitas Satya Negara Indonesia (USNI).
Bapak Febri Nurul Huda S.Ip sebagai kepala Perpustakaan USNI dan ketua
III
IKAJIP UIN Jakarta, Mbak Nia Daniyanti, Bang Adit Saputra, Pak Gembol,
Deni, Koko.
11. Sahabat tercinta “Gembelita” yang menjadi sahabat penulis semenjak duduk di
bangku kelas 1 SMP, sekaligus membantu penulis dalam menyelesaikan dan
menyemangati penulis. Khairunnisa Zuriyatulkarimah, Ratna Sari Pratiwi,
Muhammad Bagas Putra dan Muhammad Falhan.
12. Bang Hari yang selalu menjadi langganan mahasiswa UKM LDK dan memberi
harga murah setiap print dan fotocopy di tempat fotocopy nya.
13. Ibu Romlah selaku ibu warteg di sebelah gang Asrama Mahasiswa UIN Jakarta
yang membantu penulis dalam menyediakan makanan dan memperbolehkan
menitip perlengkapan penulis di warteg.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam penulisan skripsi ini dengan nikmat sehat, iman, kebahagiaan serta Allah SWT mengabulkan apa yang dicita-citakan. Penulis merasa masih banyak ketidak sempurnaan dalam penelitian ini sehingga penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan dan orang yang membacanya, Aamiin.
Jakarta, 30 September 2019
Hardian Ahmadi
IV
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...... I
KATA PENGANTAR ...... II
DAFTAR ISI ...... V
DAFTAR TABEL ...... VII
DAFTAR LAMPIRAN ...... IX
BAB I PENDAHULUAN ...... 1
A. Latar Belakang ...... 1 B. Pembahasan dan Perumusan Masalah ...... 8 C. Tujuan Penelitian ...... 9 D. Manfaat Penelitian ...... 9 E. Definisi Istilah ...... 10 F. Penelitian Terdahulu ...... 11 G. Sistematika Penulisan ...... 12
BAB II TINJAUAN LITERATUR ...... 14
A. Literasi Informasi ...... 14 1. Definisi Literasi Informasi ...... 14 2. Manfaat Literasi Informasi ...... 17 3. Literasi Informasi di Perguruan Tinggi ...... 19 4. Standar Kompetensi Literasi Informasi Perguruan Tinggi ...... 22 5. Evaluasi Berdasarkan Model Literasi Informasi ...... 24 6. Evaluasi Informasi ...... 27 7. Tujuan Evaluasi Informasi ...... 28 8. Kriteria Evaluasi Informasi ...... 30
BAB III METODE PENELITIAN...... 37
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian...... 37 B. Populasi dan Sampel ...... 37 C. Teknik Pengumpulan Data ...... 39
V
D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...... 40 E. Uji Validitas dan Reliabilitas ...... 43 F. Tempat dan Waktu Penelitian ...... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...... 48
A. Profil Prodi Ilmu Politik Universitas Nasional Jakarta ...... 48 1. Profil dan Sejarah ...... 48 2. Visi, Misi dan Tujuan ...... 49 B. Hasil Penelitian ...... 50 C. Pembahasan ...... 71
BAB V PENUTUP ...... 76
A. Kesimpulan ...... 76 B. Saran ...... 76
DAFTAR PUSTAKA ...... 78
LAMPIRAN ...... 83
BIODATA PENULIS ...... 87
VI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Standar Literasi Informasi Untuk Perguruan Tinggi ...... 23
Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner ...... 40
Tabel 3.2 Skor interval pernyataan ...... 43
Tabel 3.3 Uji validitas butir pernyataan ...... 44
Tabel 3.4 Teknik cronbach alpha ...... 45
Tabel 3.5 Uji realibilitas pernyataan...... 45
Tabel 3.6 Jadwal Penelitian ...... 47
Tabel 4.1 Jenis kelamin responden ...... 50
Tabel 4.2 Pernyataan 1 ...... 51
Tabel 4.3 Pernyataan 2 ...... 52
Tabel 4.4 Pernyataan 3 ...... 53
Tabel 4.5 Pernyataan 4 ...... 54
Tabel 4.6 Pernyataan 5 ...... 55
Tabel 4.7 Pernyataan 6 ...... 56
Tabel 4.8 Pernyataan 7 ...... 57
Tabel 4.9 Pernyataan 8 ...... 58
Tabel 4.10 Pernyataan 9 ...... 59
Tabel 4.11 Pernyataan 10 ...... 60
Tabel 4.12 Pernyataan 11 ...... 61
Tabel 4.13 Pernyataan 12 ...... 62
Tabel 4.14 Pernyataan 13 ...... 63
Tabel 4.15 Pernyataan 14 ...... 64
Tabel 4.16 Pernyataan 15 ...... 65
Tabel 4.17 Pernyataan 16 ...... 66
Tabel 4.18 Pernyataan 17 ...... 67
Tabel 4.19 Pernyataan 18 ...... 68
Tabel 4.20 Pernyataan 19 ...... 69
Tabel 4.21 Hasil pernyataan kriteria relevansi ...... 70
Tabel 4.22 Hasil pernyataan kriteria otoritas ...... 72
VII
Tabel 4.23 Hasil pernyataan Kriteria Kekinian ...... 73
Tabel 4.24 Hasil Pernyataan Kriteria Objektifitas ...... 74
VIII
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Kuesioner ...... 82
Lampiran 2 : Lembar Dosen Pembimbing ...... 84
Lampiran 3 : Lembar Izin Penelitian ...... 85
Lampiran 4 : Lembar Surat Balasan Penelitian...... 86
IX
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Informasi di zaman keterbukaan informasi merupakan hasil perkembangan
dari masa ke masa dan terus disempurnakan. Informasi akan terus berkembang
tanpa henti sehingga menghasilkan informasi – informasi baru. Bisa dibilang era
informasi pada saat ini melalui proses yang sangat lama untuk tumbuh
berkembang dan saling menguatkan. Tahap demi tahap sehingga memunculkan
informasi baru sesuai dengan kebutuhan manusia di zaman sekarang.
Pada dasarnya informasi digunakan sebagai tombak penghancur kebodohan
umat manusia. Di zaman sekarang kebutuhan informasi manusia sangat berbeda
dengan kebutuhan informasi manusia di zaman dahulu. Berbeda di zaman
dahulu, informasi hanya digunakan untuk bertahan hidup, misalnya bagaimana
cara mendapatkan makanan dan melindungi diri. Namun saat ini kebutuhan
informasi semakin kompleks karena kebutuhan hidup manusia terus bertambah
seiring dengan berjalannya waktu.
Informasi yang terus bertambah di dalam lingkaran kehidupan manusia
menimbulkan ledakan informasi yang tidak bisa dibendung. Ledakan informasi
adalah peningkatan pesat dalam jumlah informasi atau data yang dipublikasikan
dan efek dari kelimpahan informasi.1 Informasi muncul dengan deras melalui
berbagai media dan untuk berbagai kalangan tanpa terkecuali. Tentunya ledakan
informasi memiliki dampak positif yaitu semakin kompleksnya ilmu
1 M Hilbert, Global Information Explosion (California, 2015).
1
pengetahuan untuk masyarakat, namun tidak menutup kemungkinan ledakan
informasi membawa dampak negatif untuk masyarakat.
Salah satu dampak negatif dari ledakan informasi ialah munculnya
informasi palsu menyesatkan yang tidak sesuai dengan fakta atau yang biasa
disebut hoax. Hoax adalah upaya memutarbalikan fakta menggunakan informasi
yang meyakinkan tetapi tidak dapat diverifikasi kebenarannya.2 Hoax diciptakan
oleh orang – orang yang tidak bertanggung jawab serta memiliki tujuan tertentu
supaya menguntungkan pihak tertentu dan menjatuhkan salah satu pihak. Hoax
seperti virus yang mudah tumbuh di berbagai media masa untuk menjerumuskan
para pembaca informasi. Dalam hal ini pemerintah Indonesia tidak tinggal diam,
berbagai cara telah dilakukan untuk memberantas hoax melalui lembaga –
lembaga kepercayaan pemerintah. Namun tetap saja hoax sulit diberantas karena
hal ini merupakan efek dari ledakan informasi di zaman kemudahan mengakses
informasi seperti sekarang ini.
Hoax telah menjadi masalah nasional karena berpotensi mengakibatkan
perpecahan di masyarakat, stabilitas politik dan gangguan keamanan sehingga
menghambat pembangunan nasional.3 Terutama pada saat masa pemilu dan
pilkada serentak di beberapa daerah di Indonesia, dimana pada masa tersebut
terdapat kampanye hitam dan persaingan politik. Isu sara menjadi senjata
andalan dalam penyebaran informasi hoax yang akhirnya menimbulkan
kegaduhan dan sentimen terhadap suatu kelompok. Misalnya isu serbuan pekerja
2 Henri Septanto, “Pengaruh HOAX Dan Ujaran Kebencian Sebuah Cyber Crime Dengan Teknologi Sederhana Di Kehidupan Sosial Masyarakat,” Institut Teknologi Dan Bisnis Kalbis, accessed January 28, 2019, http://research.kalbis.ac.id/Research/Files/Article/Full/LCSCVZI11HG7VORWMAFRW7GH3.pdf. 3 Septanto.
2
asal China memasuki wilayah Indonesia membuat masyarakat Indonesia merasa
sentimen kepada orang China.
Literasi informasi sangat diperlukan mengingat informasi hoax telah akrab
dan menjamur di kehidupan kita sehari-hari. Sejalan dengan pendapat
Muhammad Azwar Muin, Kemampuan khusus untuk menentukan suatu
informasi sebagai informasi yang benar ataupun tidak, dan menggunakannya
dengan bijak adalah bagian dari literasi informasi.4 Literasi informasi diartikan
dengan beragam istilah seperti diantaranya keberaksaraan informasi, melek
informasi, keterampilan informasi, informasi literasi dan lain sebagainya.5
Menurut Dictionary for Library and Information Science oleh Joan M. Reitz,
literasi informasi adalah kemampuan dalam menemukan informasi yang
dibutuhkan, mengerti bagaimana perpustakaan diorganisir, familiar dengan
sumber data yang tersedia (termasuk format informasi dan alat penelusuran yang
terautomasi) dan pengetahuan dari teknik yang biasa digunakan dalam pencarian
informasi. Hal ini termasuk kemampuan yang diperlukan untuk mengevaluasi
informasi dan menggunakannya secara efektif seperti pemahaman infrastruktur
teknologi pada transfer informasi pada orang lain, termasuk konteks sosial,
politik, dan budaya serta dampaknya.6
Association of College and Research Library (ACRL) telah menyusun 5
standar literasi informasi, dimana salah satu dari standar-standar tersebut dapat
digunakan untuk menangkal informasi hoax, yaitu standar 3 evaluasi informasi.
4 Muhammad Azwar Muin, Information Literacy Skills : Strategi Penelusuran Informasi Online (Makassar: Alauddin University Press, 2013). 5 Ida Farida, “Urgensi Pengajaran Infomation Literacy Pada Tingkat Perguruan Tinggi,” Al- Maktabah 8 (Oktober 2006). 6 M. R Joan, “ODLIS : Online Dictionary of Library and Information Science,” accessed January 17, 2019, https://www.library.ucsb.edu/research/db/1182.
3
Menurut Neburut Fitzgerald, mengevaluasi informasi adalah menilai kualitas
gagasan dan erat kaitannya dengan pemikiran kritis yang mengkaji literatur
tentang pemikiran kritis memberikan kontribusi cukup penting untuk
pemahaman sifat evaluasi.7
Evaluasi informasi merupakan salah satu bagian dari literasi sekaligus cara
untuk mengatasi masalah maraknya informasi bohong. Kita semua mengetahui
bahwa tidak semua informasi yang ada di internet dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya. Informasi yang tidak dapat dipertanggung jawabkan dapat
menjerumuskan pembaca kepada kesesatan. Pada dasarnya evaluasi informasi
merupakan kemampuan seseorang mengenal informasi dapat dipercaya atau
tidak. Oleh karena itu mengevaluasi informasi merupakan hal yang sangat
penting dilakukan oleh para pencari informasi.
Pemerintah sudah cukup tegas dalam menangani permasalahan hoax di
Indonesia. Pemerintah telah membuat peraturan undang-undang tentang hoax
untuk mengantisipasi penyebaran berita bohong. Orang yang menyebarkan
berita bohong dapat dijerat pasal 28 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia
nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang nomor 11 tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.8
Dalam konteks ini, kemampuan evaluasi informasi berperan sebagai
crosschek mengenai informasi yang beredar, apakah informasi tersebut masuk
7 Fitzgerald and Marry Ann, “Evaluating Information : An Information Literacy Challenge The Evaluation Process : Core Principles” 2 (July 1999). 8 Pemerintah Republik Indonesia, “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik,” 2016, https://web.kominfo.go.id/sites/default/files/users/4761/UU%2019%20Tahun%202016.pdf.
4
dalam kategori hoax atau tidak. Bahkan dalam ajaran agama Islam dijelaskan
bahwa crosschesk dianggap penting agar para pembuat dan penyebar informasi
hoax tidak mudah menjerumuskan dalam kesesatan. Dalam salah satu ayat Al
Quran menyebutkan bahwa pembuat dan penyebar informasi bohong secara
sengaja disebut sebagai orang fasik.
ٌۢ َٰٓيَأَيُّ َها ٱلَّ ِذ َين َء َامنُ َٰٓو۟ا إِن َجآَٰ َء ُك ْم َف ِاس ق بِنَبَإٍ َفتَبَيَّنُ َٰٓو۟ا أَن
تُ ِصيبُ ۟وا َق ْو ٌۢ ما بِ َج َهلَ ٍة َفت ُ ْصبِ ُح ۟وا َع َل ى َما فَعَ ْلتُ ْم نَ ِد ِم َ ين
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya
yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Q.s Al-Hujuraat :
6).9
Kemampuan evaluasi informasi tidak hanya untuk kalangan akademisi saja,
namun untuk semua kalangan masyarakat. Mengingat bahwa semua kalangan
masyarakat Indonesia setiap harinya mendapatkan informasi dari internet yang
belum tentu benar. Maka evaluasi informasi tidak memandang status masyarakat
yang membutuhkan informasi baik dari akademisi maupun non akademisi.
9 Khalifah Center, “Al Hujurat : 6” (KhalifahCenter.com), accessed January 30, 2019, KhalifahCenter.com: http://www.khalifahcenter.com/q.
5
Menurut data survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII), jumlah pengguna internet di Indonesia terus meningkat dari tahun ke
tahun. Tercatat dari tahun 1998 sampai tahun 2017 angka pengguna internet
terus bergerak naik. Dari 3 tahun terakhir, tahun 2015 terdapat 110,2 juta jiwa,
tahun 2016 terdapat 132,7 juta jiwa dan tahun 2017 terdapat 143,26 juta jiwa
dari seluruh elemen masyarakat.10 Untuk durasi pemakaian internet, tercatat
65,98% masyarakat Indonesia mengakses internet setiap hari dalam satu
minggu.11 Persentase tersebut merupakan durasi terbesar diantara durasi
penggunaan internet lainnya.
Penyebaran informasi hoax tidak mengenal media cetak atau elektronik,
namun media elektronik seperti internet merupakan paling banyak digunakan
penyebar hoax. Proses survei dilakukan secara online dan melibatkan 1,116
responden 91,80% responden mengatakan bahwa berita seputar Sosial Politik
baik yang terkait dengan Pemilihan Kepala Daerah atau pemerintah adalah jenis
berita hoax yang sering mereka terima lewat Media Sosial (92,40%).12
Mahasiswa merupakan kaum orang yang berpendidikan tinggi dan mampu
membedakan informasi yang bersifat ilmu pengetahuan dan mana yang bukan.
Penggunaan internet sudah akrab di kalangan mahasiswa karena mahasiswa
pada zaman sekarang banyak melek teknologi. Terlebih lagi penggunaan internet
sudah menjadi kebutuhan pokok dalam menyelesaikan kewajiban mahasiswa.
Menurut data survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII),
10 Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, “Hasil Survey Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet Indonesia,” Agustus 2018, https://apjii.or.id/survei2017. 11 Indonesia. 12 Mastel, “Infografis Hasil Survey MASTEL Tentang Wabah HOAX Nasional,” Suara Sektor ICT Indonesia, accessed January 30, 2019, https://mastel.id/infografis-hasil-survey-mastel-tentang- wabah-hoax-nasional/.
6
persentase komposisi terbesar pengguna internet berumur 18 – 34 tahun yaitu
49,52%.13 Artinya mahasiswa merupakan kelompok yang paling rentan terkena
dampak penyebaran informasi hoax karena umur 18 – 34 tahun merupakan umur
mayoritas mahasiswa.
Begitupun dengan mahasiswa Ilmu Politik yang tidak bisa bebas dari
serangan informasi hoax. Ilmu politik merupakan ilmu yang menganalisis
perkembangan sosial politik dengan menggunakan teori ilmu politik agar
memberikan alternatif solusi masalah-masalah sosial politik.14 Mahasiswa ilmu
politik mempelajari bagaimana pemerintahan berjalan dan berinteraksi, dampak
kebijakan pemerintah terhadap stabilitas ekonomi dan pertumbuhan negara,
pengetahuan tentang hukum peraturan pemerintah dan bagaimana penggunaan
hukum dapat mempengaruhi perubahan sosial dan politik.
Salah satu perguruan tinggi yang menyelenggarakan Prodi Ilmu Politik
yaitu Universitas Nasional Jakarta. Visi Prodi Ilmu Politik Universitas Nasional
ialah unggul dalam kajian Ilmu Politik yang berkomitmen terhadap
pengembangan nilai-nilai demokrasi, sedangkan misinya yaitu, menghasilkan
sarjana ilmu politik yang berkualitas serta berkomitmen terhadap pengembangan
nilai-nilai demokrasi, menyelenggarakan penelitian ilmu politik demi
peningkatan pengembangan nilai-nilai demokrasi, menyelenggarakan
pengabdian masyarakat untuk pengembangan nilai-nilai demokrasi. Lulusan dari
mahasiswa ilmu politik dapat berkarir sebagai peneliti / akademisi, pengamat
13 Indonesia, “Hasil Survey Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet Indonesia.” 14 Buka Mata, “Yuk Bahas : Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (FISIP),” 2017, https://bukamata2017.wordpress.com/2017/01/09/yuk-bahas-fakultas-ilmu-sosial-dan-ilmu- politik-fisip/.
7
politik, politisi, anggota DPR, menteri, duta besar, jurnalis, pegawai
pemerintahan (birokrat), staf ahli bidang politik / konsultan politik,
wirausahawan.
Pada wawancara awal peneliti kepada beberapa mahasiswa ilmu politik
Universitas Nasional Jakarta, mahasiswa cukup bisa mengevaluasi informasi
dan menilai informasi hoax di internet. Mereka tidak mempercayai hoax karena
mereka dapat menilai informasi hoax dari judul yang berlebihan dan terkesan
provokasi, dan foto yang dilampirkan terkadang yang sudah diedit oleh penyebar
berita. Mereka juga telah memiliki cara untuk menangkal informasi hoax yaitu
dengan membandingkan informasi dari sumber yang lain. Namun dalam menilai
informasi, mereka tidak melihat domain website, profil website, penulis serta
lembaga yang bertanggung jawab website yang bersangkutan.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian
tentang “Kemampuan Mahasiswa Program Studi Ilmu Politik Universitas
Nasional Jakarta Dalam Mengevaluasi Informasi”, yang mana berita hoax
sedang menjadi isu di seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Untuk
mengetahui kemampuan literasi informasi mahasiswa dalam menangkal
informasi hoax, peneliti menggunakan kriteria literasi informasi ACRL 2000
Standar 3.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk menjaga agar penelitian ini tidak terlalu luas pembahasannya,
peneliti membatasi masalah hanya pada kemampuan evaluasi informasi
mahasiswa yang terdapat pada website penyedia situs berita mengenai
8
politik dan objek yang digunakan ialah mahasiswa Prodi Ilmu Politik
Universitas Nasional Jakarta.
Pada penelitian ini penulis hanya menggunakan standar literasi
informasi ACRL standar nomor 3 yaitu pada bagian evaluasi informasi
sehingga penelitian ini bisa menjadi lebih fokus.
2. Perumusan Masalah
Untuk menjawab hal tersebut, maka dibuat rumusan masalah penelitian
ini yaitu
a. Bagaimana kemampuan evaluasi informasi mahasiswa Prodi Ilmu
Politik?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, berdasarkan latar
belakang masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hasil kemampuan literasi informasi mahasiswa Prodi Ilmu Politik
Universitas Nasional Jakarta sehingga kemampuan ini dapat membantu
mahasiswa kedepannya terutama dalam menyelesaikan pendidikan dan
pada karir mereka.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran, ide, gagasan dan wawasan dalam upaya mengevaluasi informasi
oleh setiap individu.
9
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan sebagai bahan evaluasi mahasiswa untuk
meningkatkan kemampuan literasi informasi dan penelitian ini diharapkan
sebagai informasi untuk pihak perpustakaan atau Program Studi Ilmu Politik
Universitas Nasional Jakarta dalam membantu mahasiswa Prodi Ilmu
Politik dalam meningkatkan literasi informasi mahasiswa.
Selain itu penelitian ini juga dapat menjadi acuan bagi masyarakat
dalam mengevaluasi informasi. Setiap individu masyarakat dapat meniru
bagaimana cara menilai informasi yang mereka baca sehingga tidak mudah
menelan berita bohong. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai acuan
pemerintah atau lembaga masyarakat dalam membantu masyarakat
mengevaluasi informasi dengan mengadakan pelatihan atau seminar.
E. Definisi Istilah
1. Literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah informasi dari tahap
mengidentifikasi, mencari, mengolah, mengevaluasi dan menggunakan
informasi tersebut untuk diri sendiri maupun orang lain.
2. Evaluasi adalah suatu proses sistematis dalam memeriksa, menentukan dan
menilai untuk membuat keputusan sejauh mana program telah tercapai.
3. Informasi adalah sekumpulan data atau fakta yang telah dikelola dan
diproses sedemikian rupa sehingga menjadi suatu yang mudah dimengerti
oleh penerima.
4. Ilmu politik adalah ilmu sosial yang membahas praktik politik serta teori
dan deskripsi serta perilaku politik dan analisis sistem politik.
F. PENELITIAN TERDAHULU
10
Penulis menemukan 2 penelitian terdahulu yang terkait dengan tema penulis akan teliti, yaitu :
Artikel pertama berjudul “Kemampuan Mahasiswa Tempatan Menilai
Berita Palsu atau Hoax Dalam Media Sosial Dalam Upaya Pengembangan
Jiwa Kewirausahaan” yang ditulis oleh Fatkhurahman dalam Jurnal Benefita
Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning tahun 2018. Artikel ini memiliki kesamaan tema dengan skripsi penulis yaitu membahas kemampuan mahasiswa dalam menilai informasi berita palsu dan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sedangkan perbedaan artikel ini dengan skirpsi penulis teletak pada standar yang pengukuran kemampuan dan objek mahasiswa yang dijadikan penelitian, artikel ini tidak menggunakan standar literasi informasi serta menggunakan mahasiswa program studi manajemen sebagai objek penulisan.
Sedangkan skripsi penulis menggunakan standar literasi informasi yang ditetapkan oleh Association of College and Research Libraries (ACRL) serta menggunakan standar 3 evaluasi informasi dan menggunakan mahasiswa Prodi
Ilmu Politik Universitas Nasional Jakarta sebagai objek.
Tesis berjudul “Kemampuan Mahasiswa Dalam Menelusuri Dan
Mengevaluasi Informasi Berbasis Internet : Studi Kasus Mahasiswa Jip
Uin Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2007” yang ditulis oleh
Muhammad Azwar Fakultas Ilmu Pengetahuan Program Magister Ilmu
Perpustakaan tahun 2011. Penelitian ini memiliki kesamaan tema dengan skripsi penulis yaitu membahas kemampuan mahasiswa dalam mengevaluasi informasi di internet dan menggunakan standar 3 Association of College and
Research Libraries (ACRL) untuk mengukur kemampuan mahasiswa.
Sedangkan perbedaan terletak pada bidang keilmuan yang dibahas dan latar
11
belakang penelitian. Artikel ini membahas kemampuan mahasiswa ilmu
perpustakaan UIN Jakarta dalam menelusuri dan mengevaluasi informasi
sedangkan skripsi penulis membahas kemampuan evaluasi informasi
mahasiswa ilmu politik Universitas Nasional.
G. Sistematika Penulisan
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi uraian dari penulis dengan menguraikan hal-hal
seputar penelitian seperti: latar belakang, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi istilah
dan sistematika penulisan.
Bab 2 Tinjauan Literatur
Bab ini menjelaskan mengenai landasan-landasan teori yang
digunakan, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
yang diambil dari literatur-literatur yang berkaitan dan penelitian
yang relevan dengan topik penelitian, mulai dari seputar
perpustakaan perguruan tinggi, kegiatan literasi informasi, peran
dan tugas pustakawan , dan penelitian terdahulu.
Bab 3 Metode Penelitian
Bab ini membahas mengenai penulisan yang digunakan yaitu jenis
dan pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik
pengolahan dan analisis data.
Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan tentang profil objek penelitian, visi dan misi,
struktur organisasi, sumber daya manusia objek penelitian, koleksi
objek penelitian, hasil penelitian dan pembahasan.
12
Bab 5 Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dari penyajian hasil penelitian yang
dikemukakan oleh penulis, dan penulis memberikan saran-saran
yang merupakan masukan dan sumbangan pemikiran penulis.
13
BAB II TIJAUAN LITERATUR A. Literasi Informasi
1. Pengertian Literasi Informasi
Konsep lierasi informasi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1974
yang ditulis oleh Paul G. Zurkowski, President of the International Industry
Association, beliau menggambarkan keterampilan dan teknik yang dimiliki
seseorang yang literat informasi untuk memanfaatkan sejumlah sarana
literasi informasi yang juga sebagai sumber utama dalam membuat solusi
informasi terhadap masalah mereka.15
Definisi literasi informasi terus berkembang dari tahun ke tahun dan
terus menyeseuaikan perkembangan zaman. Pada zaman dahulu pencarian
informasi hanya ditujukan kepada bahan pustaka tercetak. Kemudian saat ini
bahan pustaka tidak hanya tercetak, namun digital juga dianggap bahan
pustaka.
Literasi informasi berasal dari kata Information Literacy. Menurut
kamus bahasa Inggris, Information ialah informasi dan Literacy ialah literasi
atau gerakan pemberantasan buta huruf dan informasi.16 Sehingga literasi
informasi ialah upaya gerakan pemberantasan kebutaan huruf dan informasi.
Menurut American Library Association, untuk menjadi paham
literasi informasi, seseorang harus mampu mengetahui kebutuhan informasi
15 Deden Himawan, “Pengantar Literasi Informasi,” Perpustakaan Institute Pertanian Bogor, April 25, 2014. 16 Mahoni.com, “Kamus Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris : A Dictionary,” 01 (Jakarta, n.d.).
14
yang dibutuhkan, dan memiliki kemampuan menemukan, mengevaluasi dan
menggunakan secara efektif informasi yang dibutuhkan.17
Menurut CILIP, Asosiasi Perpustakaan dan Informasi Inggris, literasi
informasi ialah mengetahui kapan dan kenapa sesorang membutuhkan
informasi, dimana menemukan informasi, dan bagaimana mengevaluasi
informasi, menggunakan dan mengkomunikasikan secara etis.18
Menurut Verzosa, literasi informasi dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk mengakses dan mengevaluasi informasi secara efektif
untuk memcahkan masalah dan membuat keputusan. Seorang yang memiliki
literasi informasi adalah orang yang tahu bagaimana belajar untuk belajar
(larning how to learn) karena mereka tahu bagaimana informasi itu dikelola,
cara menemukannya, dan menggunakan informasi sesuai dengan etika yang
berlaku.19 Kemudian menurut Alfida, literasi informasi didefinisikan sebagai
kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi, mencari dan
mengakses informasi yang diperlukan, mengevaluasi, mengatur dan
menerapkannya sesuai dengan kebutuhan.20
17 “Information Literacy Glossary,” American Library Association, September 1, 2006, http://www.ala.org/acrl/issues/infolit/overview/glossary. 18 CILIP, “Information Literacy : Definition.,” accessed February 14, 2019, http://www.cilip.org.uk/professionalguidance/informationliteracy/definition/. 19 Fe Angela Verzosa, “User Education and Information Literacy : Current Practices and Innovative Strategies,” March 5, 2010, https://www.academia.edu/1505125/Copyright_Protection_for_Philipphine_Publications?show_ app_store_popup=true. 20 Alfida, “Menakar Program Literasi Informasi Melalui Karya Ilmiah Remaja,” Al-Maktabah 14 (Desember 2015).
15
Menurut Doyle, bahwa sesorang disebut memiliki keahlian literasi
informasi jika orang tersebut21 :
a. Mampu menyadari kebutuhan informasinya.
b. Mampu menyadari informasi yang akurat dan lengkap merupakan dasar
dalam membuat keputusan yang benar.
c. Mampu mengidentifikasi sumber-sumber potensial dari suatu informasi.
d. Mampu membangun strategi pencarian yang tepat.
e. Mampu mengakses berbagai sumber informasi termasuk dasar lainnya.
f. Mampu mengevaluasi informasi.
g. Mampu mengelola informasi untuk mengaplikasikan /
mempraktikannya.
h. Mampu mengintegrasikan informasi yang baru dengan pengetahuan
lama yang telah dimilikinya.
i. Mampu menggunakan informasi dengan kritis dan untuk menyelesaikan
masalah.
Menurut Zurkowski dalam Vanya Firyal, yang merupakan orang
yang pertama kali menggunakan konsep literasi informasi mengemukakan
bahwa seseorang dapat dikatakan melek terhadap informasi (information
literate) jika seseorang tersebut terlatih menggunakan sumber-sumber
informasi untuk menyelesaikan tugas mereka.22
21 Doyle Christina S, “Outcome Measures for Information Literacy Within the National Education Goals of 1990,” Eric, June 24, 1992. 22 Vanya Firyal, “Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa Prodi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018).
16
Para ahli dan organisasi dari berbagai negara telah mengemukakan
definisi literasi informasi menurut mereka masing-masing. Secara kalimat
definisi literasi informasi memiliki perbedaan, namun secara konsep dasar
literasi infomasi memiliki banyak kesamaan. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa literasi informasi merupakan kemampuan seseorang dalam
mengetahui kebutuhan informasi, mencari informasi menggunakan strategi
khusus, mengevaluasi informasi dan menggunakan informasi tersebut sesuai
dengan aturan dan tidak menyalahi penggunaan ilmu pengetahuan yang
didapat.
2. Manfaat Literasi Informasi
Pada saat ini perkembangan ilmu pengetahuan atau informasi sedang
berkembang pesat di kalangan masyarakat. Berbagai bidang seperti
ekonomi, kesehatan, pendidikan, pertanian dan lain-lain membutuhkan
informasi yang bermanfaat agar kehidupan masyarakat terus berkembang
dan maju. Namun disisi lain meledaknya jumlah nformasi membuat orang
yang tidak bertanggung jawab menciptakan informasi-informasi palsu
sehingga masyarakat kesulitan mana berita yang benar dan mana yang tidak
benar. Masyarakat ditantang untuk bisa menyelekasi, memilih dan
menggunakan informasi dengan baik. Agar masyarakat dapat membedakan
berita benar dan tidak benar, diperlukan kemampuan literasi informasi.
Menurut The Senior College and University Commision (WASC)
dalam Carolina Barton, literasi informasi sebagai salah satu persiapan siswa
17
untuk memasuki dunia profesi, masyarakat dan pembelajaran seumur
hidup.23
Menurut California State University dalam Siti Zaenab, manfaat
literasi informasi dalam dunia pendidikan yaitu :
a. Menyediakan metode yang telah diuji dapat memandu mahasiswa
kepada berbagai sumber informasi yang terus berkembang.
b. Mendukung usaha nasional untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
c. Menyediakan perangkat tambahan untuk memperketat isi perkuliahan.
d. Meningkatkan pembelajaran sepanjang hayat.
Di dunia ini banyak tersimpan ilmu pengetahuan dari seluruh dunia
dan untuk mencari informasi dibutuhkan, diperlukan skill khusus.
Kebanyakan orang-orang kesulitan menemukan informasi yang dibutuhkan,
bahkan tidak sedikit orang yang sama sekali tidak menemukan informasi
yang dibutuhkan. Menurut ACRL dalam Prasana Ranaweera, literasi
informasi penting karena banyaknya informasi yang teredia masyarakat
kontemporer tidak membuat orang menjadi warga negara yang terinformasi,
mereka perlu belajar bagaimana menggunakan informasi ini secara efektif.24
Menurut ACRL dalam Carolina Barton, manfaat dari literasi
informasi ialah25 :
a. Dapat menentukan sifat dan tingkat informasi yang dibutuhkan.
23 Carolina Barton, “Information Literacy and Higher Education,” Concordia University, July 2016. 24 Prasanna Ranaweera, “Importance of Information Literacy Skills for an Information Literate Society,” University of Colombo, n.d. 25 Barton, “Information Literacy and Higher Education.”
18
b. Dapat mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien.
c. Dapat mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya secara kritis.
d. Dapat menggunakan informasi secara efektif untuk mencapai tujuan
tertentu.
e. Dapat menggunakan informasi secara etis dan legal.
Dari paparan tentang manfaat literasi informasi dari berbagai sumber
menyatakan bahwa literasi informasi memiliki manfaat yang sangat baik.
Manfaat mempelajari literasi informasi dapat digunakan sepanjang hayat dan
dapat diterapkan ke berbagai keilmuan untuk mencari topik pengetahuan
yang kita butuhkan.
3. Literasi Informasi di Perguruan Tinggi
Di zaman serba digital, mahasiswa dihadapkan pada tantangan
berupa banyaknya sumber-sumber informasi dalam bentuk digital. Hal ini
dikarenakan terjadinya ledakan informasi yang tidak terbendung dalam
bentuk digital. Hal ini menjadi masalah karena mahasiswa diibaratkan
mencari jarum pada tumpukan jerami yang artinya sangat sulit mahasiswa
menemukan informasi yang tepat dengan sumber-sumber yang dapat
dipercaya. Sehingga mereka perlu mengembangkan kemampuan berpikir
kritis dan dapat memecahkan masalah.
Literasi informasi diibaratkan sebagai senjata pamungkas dalam
mendobrak masalah tersebut. Memang pada perkembangannya literasi
informasi bukanlah sebuah istilah baru. Pada dasarnya literasi informasi
zaman dulu dan sekarang tidaklah berbeda dan secara garis besar sama.
19
Literasi informasi telah ada sejak zaman dahulu namun pada
perkembangannya disesuaikan dengan masalah pada saat ini.
Pihak perguruan tinggi seharusnya memberikan pelatihan tidak
hanya pada mahasiswa saja. Dosen sebagai guru akademisi mahasiswa perlu
dilatih juga agar dapat terus menghasilkan karya ilmiah untuk masyarakat
luas. Penguasaan literasi informasi tidak hanya bertujuan untuk menjadikan
mahasiswa sebagai individu yang information literate, yang mampu
menyelesaikan tugas-tugas akademisnya dengan baik, tetapi juga untuk
membekali mereka dengan pemahaman yang mendalam tentang literasi
informasi karena merekalah nantinya yang akan menularkan dan
mengajarkan kompetensi ini kelingkungan kerjanya.26
Manfaat yang dirasakan tidak hanya itu, berikut manfaat kompetensi
literasi informasi di perguruan tinggi :27
a. Menyediakan metode yang telah teruji untuk dapat memandu
mahasiswa kepada berbagai sumber informasi yang terus berkembang
Sekarang ini individu berhadapan dengan informasi yang beragam dan
berlimpah. Informasi tersedia melalui perpustakaan, sumber-sumber
komunitas, organisasi khusus, media dan internet.
b. Mendukung usaha nasional untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Lingkungan belajar yang proaktif mensyaratkan setiap mahasiswa
memiliki kompetensi literasi informasi. Dengan keahlian informasi
26 Jonner Hasugian, “Urgensi Literasi Informasi Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi Di Perguruan Tinggi,” Jurnal Studi Perpustakaan Dan Informasi Universitas Sumatra Utara 4, no. 2 (Desember 2008). 27 Hasugian.
20
tersebut maka mahasiswa akan selalu dapat mengikuti perkembangan
bidang ilmu yang dipelajarinya.
c. Menyediakan perangkat tambahan untuk memperkuat isi perkuliahan.
Dengan kompetensi literasi informasi yang dimilikinya, maka
mahasiswa dapat mencari bahan-bahan yang berhubungan dengan
perkuliahan sehingga dapat menunjang isi perkuliahan tersebut.
d. Meningkatkan pembelajaran seumur hidup. Dalam hal ini pembelajaran
seumur hidup ini merupakan misi utama dari sebuah institusi pendidikan
tinggi.
Dalam Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002 tentang
Kurikulum Inti Perguruan Tinggi mengemukakan bahwa kompetensi adalah
seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang
sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan
tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.28 Literasi informasi masuk dalam
kategori kompetensi yang sangat penting bagi mahasiswa maupun
masyarakat. Karena hal tersebut setiap mahasiswa di perguruan tinggi perlu
mengembangkan dirinya dalam hal kemampuan literasi informasi.
Dapat disimpulkan bahwa kemampuan literasi informasi di
perguruan tinggi sangat penting bagi kaum akademisi. Tidak hanya sebatas
untuk mahasiswa, dosen sebagai tenaga pengajar juga perlu memiliki
kemampuan literasi informasi. Perlu digaris bawahi bahwa informasi pada
zaman kemudahan akses ini berkembang pesat dan selalu berubah mengikuti
28 Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, “Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002 Tentang Inti Pendidikan Tinggi” (Pemerintah Republik Indonesia, April 2, 2002).
21
perkembangan zaman. Sehingga pihak perguruan tinggi perlu mengadakan
pelatihan-pelatihan agar dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa dan
dosen.
4. Standar Kompetensi Literasi Informasi Untuk Perguruan Tinggi
Pada bulan Januari 2000, Dewan ACRL memyetujui “Standar
Kompetensi Literasi Informasi Untuk Perguruan Tinggi”. Asosiasi
Pendidikan Tinggi Amerika dan Dewan Perguruan Tinggi Independen telah
menyetujui standar-standar ini dan mereka banyak digunakan untuk kampus-
kampus di seluruh negara. Ada minat global terhadap standar kompetensi
literasi informasi dan standar tersebut telah diterjemahkan ke dalam 8
bahasa. Panduan literasi informasi berbasis disiplin ilmu telah
dikembangkan untuk antropologi dan sosiologi, jurnalisme, literatur dalam
bahasa Inggris, ilmu politik, psikologi, ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pendidikan guru.29
Standar literasi informasi perlu dibuat untuk menilai sejauh mana
kemampuan mahasiswa dalam perguruan tinggi. Mahasiswa dianggap
mampu jika dapat memenuhi lima standar literasi informasi Association of
College and Research Libraries (ACRL). Tanda awal jika mahasiswa
merasa kesulitan mencari informasi yang dibutuhkan, mahasiswa tersebut
belum dikatakan memiliki kemampuan literasi informasi.
29 American Library Association, “ACRL History,” September 1, 2006, http://www.ala.org/acrl/aboutacrl/history/history.
22
Standar literasi informasi yang ditetapkan oleh Association of
College and Research Libraries (ACRL) yang merupakan salah satu divisi
dari American Library Association (ALA), yaitu sebagai berikut30 :
Tabel 2.1 Standar Literasi Informasi Untuk Perguruan Tinggi
Standar 1 Indikator Kinerja 1. Mendefinisikan dan menjelaskan informasi yang dibutuhkan. Menentukan sifat 2. Mengenali berbagai macam jenis dan format dan tingkat sumber-sumber informasi yang potensial. informasi yang 3. Mempertimbangkan biaya dan keuntungan untuk dibutuhkan mendapatkan informasi yang dibutuhkan. 4. Mengevaluasi kembali sifat dan tingkat informasi yang dibutuhkan. Standar 2 Indikator Kerja 1. Memilih metode pencarian yang sangat tepat atau sistem temu kembali informasi untuk mengakses Mengakses informasi yang dibutuhkan. informasi yang 2. Menyusun dan menggunakan desain strategi dibutuhkan pencarian secara efektif. secara efektif 3. Menemukan kembali informasi secara online atau dan efisien melalui orang dengan menggunakan berbagai macam metode. 4. Memilih kembali strategi pencarian jika diperlukan. 5. Mengumpulkan, merekam, dan mengelola informasi dan sumber-sumbernya. Standar 3 Indikator Kinerja Mengevaluasi 1. Meringkas ide-ide utama untuk menarik informasi dan kesimpulan dari informasi yang telah sumber dikumpulkan. sumbernya 2. Mampu menetapkan kinerja awal untuk menilai secara kritis dan suatu informasi dan sumbernya. menggabungkan 3. Menggabungkan ide utama untukk menyusun informasi terpilih konsep baru. ke dalam 4. Membandingkan pengetahuan baru dengan pengetahuan pengetahuan sebelumnya untuk menentukan nilai yang telah ada tambah, pembantahan, atau karakteristik unik lain sebelumnya. dari informasi.
30 ACRL Board, “ACRL Information Literacy Competency Standards for Higher Education,” Ala.Org, January 18, 2000, http://www.ala.org/ala/acrl/acrlstandards/informationliteracycompetency.htm#ilhed.
23
5. Menentukan apakah pengetahuan baru memiliki pengaruh pada sistem nilai yang dimiliki individu 6. Membuktikan kebenaran dari pemahaman dan interpretasi informasi melalui percakapan dengan individu lain, ahli subjek, dan atau para praktisi. 7. Menentukan apakah pertanyaan awal harus ditinjau ulang. Standar 4 Indikator Kinerja Secara individu 1. Menggabungkan informasi baru dan yang atau sebagai sebelumnya untuk merencanakan dan menciptakan anggota hasil atau kinerja. kelompok, 2. Memperbaiki pengembangan proses suatu hasil menggunakan atau kinerja. informasi secara 3. Mengkomunikasikan hasil atau kinerja secara efektif untuk efektif kepada orang lain. menyelesaikan tugas Standar 5 Indikator Kinerja Memahami isu-isu 1. Memahami isu-isu etika, hukum dan sosio-ekonomi di ekonomi, hukum seputar informasi dan teknologi-informasi. dan sosial yang 2. Mengikuti hukum, peraturan, kebijakan institusi dan ada di sekitar etika yang berhubungan dengan mengakses dan penggunaan dan menggunakan sumber-sumber informasi. akses informasi, 3. Masyarakat sumber-sumber informasi yang digunakan dan menggunakan dalam mengkomunikasikan hasil atau kinerjanya. informasi secara etis dan legal
Dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan acuan ACRL 2000
standar 3 evaluasi informasi. Penulis menilai standar 3 evaluasi informasi
dapat dijadikan acuan dalam mengevaluasi informasi karena terdapat standar
3 memiliki kriteria-kriteria yang sesuai dapat menilai informasi palsu.
5. Evaluasi Berdasarkan Model Literasi Informasi
a. The Big 6
The Big 6 adalah proses model literasi informasi yang digunakan
untuk pemecahan masalah. Model ini mengintegrasikan keterampilan
pencarian dan penggunaan informasi bersama dengan teknologi dalam
proses sistematis untuk menemukan, menggunakan, menerapkan, dan
24
mengevaluasi informasi kebutuhan dan tugas tertentu. The Big 6 dapat
dipandang sebagai keterampilan hidup dasar dan esensial yang dapat
diterapkan lintas situasi sekolah, perguruan tinggi, dan pekerjaan. The
Big 6 dikembangkan oleh Mike Elsenberg dan Bob Berkowitz,
menjadikan pendekatan yang paling dikenal dan banyak untuk
mengajarkan keterampilan informasi dan teknologi dunia.31
Dalam mengevaluasi informasi, The big6 lebih menekankan pada
seberapa efisien dan efektif proses pencarian informasi. Efisien yang
dimaksud ialah bagaimana mencapai suatu tujuan dengan sumber daya
yang minim, serta efektif ialah bagaimana mencapai tujuan dengan
langkah-langkah tepat dan memiliki alternatif-alternatif lain. The Big6
memiliki 4 langkah evaluasi informasi, yaitu sebagai berikut :32
1. Identifikasi sumber informasi primer dan sekunder
2. Bedakan antara fakta dan opini/propaganda, dll
3. Periksa keabsahan informasi, validitas, akurasi, kekinian, dan
kelengkapannya.
4. Memahami, menganalisis, mensintesis informasi dalam berbagai
format dari berbagai sumber.
b. Empowering 8 Model
Model literasi informasi ini dikembangkan pada lokakarya yang
diselenggarakan bersama IFLA-ALP dan National Insitute of Library &
31 Mohammed Usman, “Analysis and Use of Big 6 & Dialogue Models to Solve Information Problem or Make a Decision For Better Outcome,” Intitute of Human Virology, February 2015. 32 G. G Chowdhury and Sudarta Cowdhury, Searching CD_ROM and Online Information Sources (London: Library Association Publishing, 2001).
25
Information Sciences (NILIS) Sri Lanka. Tujuan dari lokakarya ini ialah
untuk meningkatkan pembelajaran berbasis sumber daya di negara-
negara ini dengan menyadarkan para peserta untuk literasi informasi,
sebagai sebuah konsep yang belum berakar di sebagian besar negara di
wilayah tersebut.
Empowering 8 memiliki 8 komponen dalam melakukan literasi
informasi yaitu identify, explore, select, organise, create, present,
asssess dan apply. Ketika mengevaluasi informasi, kita perlu melihat
salah satu komponen dari delapan komponen tersebut, yaitu organise.
Kemampuan yang harus dikuasai dalam organise ialah :33
1. Menyortir informasi
2. Membedakan antara fakta, pendapat dan rekaan
3. Memeriksa prasangka dalam sumer
4. Mengurutkan informasi secara logis
5. Menggunakan susunan visual untuk membandingkan
informasi yang diperoleh
c. The SCONUL Seven Pillars
Pada tahun 1999, kelompok kerja SCONUL (Standing
Conference of National and University Libraries) di Inggris menerbitkan
keterampilan informasi di pendidikan tinggi. SCONUL memperkenalkan
model The Seven Pillars of Information Skills. Model ini digunakan
33 Pradeepa Wijetunge, “Empowering 8: The Information Literacy Model Developed in Sri Lanka to Underpin Changing Education Paradigms of Sri Lanka,” University of Colombo 1 (2005).
26
untuk membantu para guru dan pustakawan untuk memberikan
keterampilan literasi informasi kepada pelajar mereka.34
Dalam mengevaluasi informasi, The SCONUL Seven Pillars
membahas langkah-langkah serta kriteria dalam mengevaluasi informasi.
Kriteria-kriteria ini sama seperti kriteria yang diterapkan dalam ACRL
2000 dan model literasi lainnya. Kriteria tersebut ialah :
1. Akurasi
2. Relevansi
3. Bias
4. Reputasi
5. Kredibilitas
6. Evaluasi Informasi
Informasi menjadi salah satu kebutuhan utama dalam menjalani
kehidupan ini. Kita memerlukan informasi agar kegiatan yang kita lakukan
sehari-hari dapat dilaksanakan dengan benar dan tidak menjerumuskan
kepada aktifitas dan pemikiran yang salah. Oleh sebab itu diperlukan
kemampuan evaluasi informasi dalam menilai informasi apakah informasi
tersebut dapat kita gunakan atau tidak.
Menurut KBBI Daring Kemendikbud, evaluasi berarti penilaian,
lebih lengkapnya evaluasi merupakan pengumpulan dan pengamatan dari
berbagai macam bukti untuk mengukur dampak dan efektivitas dari suatu
34 sconul, “The SCONUL Seven Pillars of Information Literacy,” 2011, http://www.sconul.ac.uk/groups/information_literacy/seven_pillars.html.
27
objek, program, atau proses berkaitan dengan spesifikasi dan persyaratan
pengguna yang telah ditetapkan sebelumnya.35 Dalam hal ini evaluasi
merupakan menilai sesuatu dengan kriteria yang telah ditetapkan apakah
telah sesuai dengan pencapaian atau belum.
Mernurut KKBI Daring Kemendikbud, informasi adalah
pemberitahuan kabar atau berita tentang sesuatu. Menurut Lani Sidharta,
Informasi adalah data yang disajikan dalam bentuk yang berguna untuk
membuat keputusan.36 Sehingga dapat disimpulkan bahwa informasi adalah
pemberitahuan atau berita yang dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan di masa yang akan datang.
Neburut Fitzgerald, mengevaluasi informasi adalah menilai kualitas
gagasan dan erat kaitannya dengan pemikiran kritis yang mengkaji literatur
tentang pemikiran kritis memberikan kontribusi cukup penting untuk
pemahaman sifat evaluasi.37 Tidak semua informasi yang beredar di internet
dapat dibenarkan, untuk itu evaluasi informasi diperlukan sebagai filter
informasi.
7. Tujuan Evaluasi Informasi
Semua aktifitas manusia pasti memiliki tujuan sama seperti aktifitas
evaluasi informasi. Evaluasi informasi diperlukan untuk menilai apakah
35 Badan Pengembangan dan Pembina an Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, “KBBI Daring Kemendikbud” (Jakarta: Kementerian Pendidikan Kebudayaan Indonesia, n.d.), accessed February 12, 2019. 36 Lani Sidharta and Wiwik Yuwono, Pengantar Sistem Informasi Bisnis (Jakarta: Elex Media Komputindo, 1995). 37 Fitzgerald and Ann, “Evaluating Information : An Information Literacy Challenge The Evaluation Process : Core Principles.”
28
informasi yang terkandung menyesatkan atau tidak. Tujuan lain dari evaluasi
ialah mengumpulkan informasi untuk menentukan nilai dan manfaat objek
tersebut.38 Pada dasarnya tujuan dari evaluasi ialah untuk menentukan
langkah selanjutnya dengan informasi yang telah terkumpul.
Sedangkan evaluasi informasi menurut Jeffrey Katzer dibedakan
menjadi 3 berdasarkan segmentasi,39 yaitu sebagai berikut.
a. Evaluasi informasi untuk mahasiswa
Evaluasi informasi untuk mahasiswa bertujuan untuk mengevaluasi
penelitian. Biasanya mahasiswa mendapat tugas seperti projek dan paper
yang membutuhkan sumber referensi penelitian lainnya, sehingga
mahasiswa perlu mengevaluasi apakah referensi tersebut berguna dan sesuai
dengan kebutuhannya atau tidak.
b. Evaluasi informasi untuk profesional
Seperti pekerja sosial, guru, pustakawan, jurnalis, manajer dan lain-
lain. Mengevaluasi informasi bagi kelompok ini merupakan hal yang
penting karena mereka membutuhkan informasi terbaru yang berhubungan
dengan profesinya untuk meningkatkan skill, dan mencari ide atau gagasan
baru.
c. Evaluasi informasi untuk umum
38 Wirawan, Evaluasi : Teori, Model, Metodologi, Standar Dan Aplikasi Profesi (Jakarta: Rajawali Pers, 2016). 39 Jeffrey Katzer, Evaluating Information : A Guide For Users of Social Science Research, 3rd ed. (Newyork: McGraw Hill, 1991).
29
Iklan-iklan menguasai media elektronik, berbagai macam
pembahasan artikel seperti psikologi, kesehatan, politik, dan lain-lain tidak
semua dapat dibenarkan dan digunakan. Sehingga perlu melakukan evaluasi
informasi untuk menggunakan informasi tersebut atau tidak.
8. Kriteria Evaluasi Informasi
Untuk mengevaluasi informasi yang kita dapatkan memerlukan
kriteria untuk menilai apakah informasi yang kita dapatkan benar atau tidak.
Berikut beberapa kriteria evaluasi informasi berdasarkan ACRL 2000 :
a. Otoritas
Istilah otoritas berasal dari bahasa Inggris authority, yang
sebetulnya merupakan turunan dari kata latin auctoritas. Kata ini berarti
pengaruh, kuasa, wibawa, otoritas.40 Dalam kamus besar bahasa
Indonesia, otoritas / authority merupakan hak untuk bertindak;
kekuasaan; wewenang.41
Otoristas merupakan salah satu kriteria terpenting dalam
mengevaluasi informasi. Menilai otoritas pada buku lebih mudah
ketimbang di internet, karena di dalam buku terdapat penulis atau
lembaga yang bertanggung jawab. Sangat banyak kita menemukan
informasi yang beredar di internet tidak memiliki penulis yang jelas atau
biasa disebut anonim.42
40 Wikipedia.org, “Otoritarianisme,” in Asal Kata Otoritas (Wikipedia.org, n.d.). 41 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta, 2008). 42 Agus Rifai, Materi Pokok Penelusuran Litertur, 1st ed. (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014).
30
Otoritas memiliki hubungan dengan reputasi, yaitu reputasi
penulis atau lembaga, dan reputasi informasi itu sendiri.43 Informasi
yang ada di dalam website ditulis oleh pengarang atau lembaga yang
memiliki reputasi baik. Informasi yang ditulis oleh pengarang yang tidak
berkompeten perlu dipertanyakan kualitas informasi tersebut. Menurut
Elmer E. Rasmuson Library, dalam kategori otoritas pembaca berita
perlu memperhatikan pendidikan penulis, email, alamat kantor dan
nomor telepon.44 Karena informasi yang terkandung belum tentu
dikatakan berkualitas. Penjelasan mengenai otoritas dan reputasi suatu
informasi dalam halaman web biasanya tercantum juga dalam menu
About Us, atau Profile, atau Contact Us.45 Selain itu, untuk menilai
otoritas sebuah website, pembaca informasi perlu melihat domain
website tersebut. Misalnya domain ac.id merupakan lembaga
pendidikan, domain .gov.id merupakan domain pemerintah Indonesia,
dll, serta pembaca informasi perlu mengetahui apakah situs tersebut dari
organisasi atau lembaga yang kredibel dan siapa yang mensponsori situs
tersebut.
Situs dan penulis yang memiliki reputasi baik mudah dipercaya
oleh pencari informasi. Misalnya situs pemerintah yang memuat suatu
informasi. Terkadang ada orang yang tak bertanggung jawab memuat
informasi yang tidak benar dan beratas namakan pemerintah supaya
pembaca informasi tersebut percaya. Untuk mengklarifikasi informasi
43 Muin, Information Literacy Skills : Strategi Penelusuran Informasi Online. 44 Elmer E. Rasmuson Library, “Evaluating Information Resources,” Oktober 2018, https://library.uaf.edu/ls101-evaluation. 45 Muin, Information Literacy Skills : Strategi Penelusuran Informasi Online.
31
tersebut, pencari informasi perlu mengunjungi situs pemerintah resmi
yang memiliki domain .gov.
b. Objektivitas
Objektivitas merupakan kata dasar yang berasal dai objek.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, objektivitas ialah sikap jujur
dalam mengambil keputusan atau tindakan.46 Makna objektivitas dalam
dunia jurnalisme atau pers adalah merujuk pada keadilan, kenetralan,
faktualitas dan nonpartisan.47
Pembaca informasi perlu teliti informasi yang dimuat di dalam
website berimbang dan tidak bias. Beberapa ciri dari informasi biar yaitu
terdapat banyak iklan, mempunyai kepentingan komersial, ideologis dan
politik. Objektifitas artinya informasi yang terkandung dimuat secara
adil, tanpa ada provokasi, atau tanpa ada propaganda.48 Selain itu,
objektifitas juga berkaitan dengan tujuan web tersebut dibuat. Sumber
objektif akan melaporkan temuan informasi yang sebenarnya – bahkan
jika itu bertentangan dengan penilaian penulis.
Pembaca informasi perlu mengetahui tujuan penulisan informasi
penulis atau mengidentifikasi keinginan penulis dalam menuliskan
informasi tersebut. Informasi yang tidak baik terkadang memihak suatu
kelompok dan memojokan kelompok lain. Pihak organisasi yang
menerbitkannya juga berpotensi bias (berta sebelah). Dalam sebuah
46 Nasional, Kamus Bahasa Indonesia. 47 Wikipedia.org, “Objektivitas,” in Objektivitas (Jurnalisme) (Wikipedia.org, n.d.). 48 Rifai, Materi Pokok Penelusuran Litertur.
32
artikel pembahasan yang berat sebelah itu bisa saja dituliskan secara
tersirat dan ini perlu kita cermati. Bisa saja tulisan itu berupa fakta,
opini, lelucon atau tulisan bernada sinis, dan hal-hal lain yang dapat
mempengaruhi objektivitas informasi.49 Hal ini berbahaya karena
pembaca dapat menumbuhkan kebencian terhadap suatu kelompok.
Untuk mengetahui tujuan dari website dapat dilihat pada menu About
Us.50
c. Kekinian
Kekinian merupakan kata yang berasal dari bahasa asing yaitu
currency. Dalam kamus terjemahan bahasa Inggris – bahasa Indonesia,
currency memiliki arti zaman sekarang atau mutakhir.51 Dalam kamus
besar bahasa Indonesia, kekinian atau currency ialah keadaan kini atau
sekarang; berkenaan dengan masa kini.52
Kekinian erat kaitannya dengan kemutakhiran jika informasi
yang terkandung merupakan informasi terbaru. Informasi terbaru dapat
meningkatkan tingkat kepercayaan pembaca atas informasi yang
dibacanya. Pembaca informasi perlu mengetahui bahwa informasi yang
terkandung merupakan informasi terbaru dan selalu di-update.
Pengguna internet umumnya lebih mempercayai informasi yang terbaru
ketimbang informasi yang sudah lama, karena web yang masih
menyediakan informasi lama terkesan ketinggalan zaman.53 Ada
49 Rifai. 50 Muin, Information Literacy Skills : Strategi Penelusuran Informasi Online. 51 Mahoni.com, “Kamus Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris : A Dictionary.” 52 Nasional, Kamus Bahasa Indonesia. 53 Muin, Information Literacy Skills : Strategi Penelusuran Informasi Online.
33
beberapa jenis informasi yang memerlukan kemutakhiran tingkat tinggi
seperti informasi kesehatan, teknologi, dan politik. Pembaca informasi
perlu melihat tanggal pembuatan atau tanggal edisi penulisan informasi
tersebut. Tanggal pembuatan informasi website biasanya terdapat pada
bagian paling atas, paling bawah informasi atau pada bagian footer54.
Melihat tanggal publikasi informasi dan tanggal terakhir situs
diperbaharui sangat penting. Dari hal ini para pencari informasi dapat
menilai apakah informasi yang terkandung merupakan informasi
terbaru. Serta apakah situs tersebut dirawat dengan baik dengan pendiri
situs, karena hal ini berkaitan dengan reputasi dan kredibilitas situs
tersebut.
d. Relevansi
Relevansi berasal dari kata relevan, yang mana menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia relevan ialah kait-mengait; bersangkut-paut;
berguna secara langsung.55
Relevansi adalah penilaian tentang sejauh mana informasi yang
dikandung suatu sumber informasi sesuai dengan masalah yang akan
dibahas.56 Menurut Mark Canada, relevansi merupakan informasi yang
terkandung apakah berkaitan dengan pertanyaan yang ingin anda
54 Rifai, Materi Pokok Penelusuran Litertur. 55 Nasional, Kamus Bahasa Indonesia. 56 Muin, Information Literacy Skills : Strategi Penelusuran Informasi Online.
34
pecahkan.57 Relevansi juga menilai tingkat kedalaman informasi yang
anda temukan sesuai dengan yang anda butuhkan atau tidak.58
Hal ini dianggap penting mengingat informasi yang beredar di
internet jumlahnya tak terbatas dan sebagai pencari informasi perlu jeli
dalam memilah informasi agar tidak salah dengan informasi yang
dipilih.
e. Akurasi
Akurasi umumnya menunjukan pada ketepatan yang faktual
kebenaran dari suatu sumber informasi. Menentukan keakuratan suatu
informasi merupakan hal mendasar dari keseluruhan proses evaluasi dan
hal tersebut sering kali menjadi alasan untuk mengkritisi suatu sumber
informasi. Akurasi suatu informasi selalu dikaitkan dengan orang yang
menulis atau bertanggung jawab atas informasi tersebut. Penjelasan
mengenai akurasi suatu informasi dalam halaman web biasanya
tercantum dalam menu about us, atau profile, atau, contact us.59
f. Bukti yang Kuat
Selain itu untuk menilai atau mengevaluasi sumber informasi online,
yaitu dengan membandingkan informasi yang diperoleh dengan
informasi lainnya yang berasal dari situs lain yang terpercaya, apakah
ada kesamaan ataukah perbedaan. Suatu informasi yang ganjal dan
57 Michael C. Alewine and Mark Canada, Introduction to Information Literacy for Students (UK: Wiley Blackwell, 2017). 58 University of Fort Hare Libraries, “Information Literacy Guide : Evaluating Information,” University of Fort Hare, Desember 2015, https://ufh.za.libguides.com/infolit. 59 Muin, Information Literacy Skills : Strategi Penelusuran Informasi Online.
35
memiliki perbedaan yang sangat mencolok dibandingkan kebanyakan
informasi dari situs-situs lainnya mengindikasikan informasi terebut
menyesatkan dan seharusnya dihindari.60
60 Muin.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif,
menurut Sinambela bertujuan untuk menghasilkan gambaran yang akurat
tentang fenomena yang diteliti.61 Dalam penelitian ini tentang Kemampuan
Evaluasi Informasi Mahasiswa Prodi Ilmu Politik Universitas Nasional Jakarta.
Dengan metode ini diharapkan mampu menggambarkan kemampuan literasi
informasi mahasiswa Prodi Ilmu Politik Universitas Nasional Jakarta.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif.
Penelitian kuantitatif yaitu digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat statistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.62
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan
kemudian ditarik kesimpulannya.63 Dalam penelitian ini, populasi yang
akan digunakan ialah mahasiswa Prodi aktif Ilmu Politik 2015 - 2018
Universitas Nasional Jakarta yang berjumlah 180 orang.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut.64 Teknik penarikan sample yang akan dilakukan oleh
61 Sinambela, Lijan Poltak, Metode Penelitian Kuantitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014). 62 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2009). 63 Sinambela, Lijan Poltak, Metode Penelitian Kuantitatif. 64 Sinambela, Lijan Poltak.
37
penulis ialah teknik insidental/kebetulan. Sampling insidental merupakan
teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
kebetulan bertemu dengan penulis dan dipandang cocok untuk dijadikan
sampel. Sampel yang terpilih ialah mahasiswa aktif Prodi Ilmu Politik
Universitas Nasional Jakarta tahun 2015 – 2018.
Untuk mengetahui banyaknya sampel yang akan diteliti, maka
penulis menentukan sampel dari jumlah populasi menggunakan rumus
Slovin sebagai berikut :65
N n = 1+푁푒2
Keterangan :
n = Sampel
N = Populasi
e = Perkiraan tingkat kesalahan
Jadi sampel yang diambil adalah:
180 n = 1+180(0,1)2
n = 180 2,8
n = 64,2 (dibulatkan menjadi 64)
65 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif : Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS (Jakarta: Kencana, 2012).
38
Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah responden yang didapatkan yaitu
sebanyak 64 orang.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada responden.
Dalam hal ini peneliti akan memberikan kuesioner kepada mahasiswa Prodi
Ilmu Politik Universitas Nasional Jakarta.
Kuesioner yang diajukan kepada 64 responden yang berisi 19 butir
pernyataan yang mana setiap butir berpedoman pada kriteria evaluasi
informasi. Penulis menyusun kuesioner dalam bentuk lembar tercetak dan
disebar langsung kepada mahasiswa aktif Prodi Ilmu Politik UNAS Jakarta.
Kuesioner disajikan dalam bentuk pernyataan dan disediakan empat pilihan
dalam bentuk skala likert.66
Sangat Tidak Setuju (STS) = Bobot 1
Tidak Setuju (TS) = Bobot 2
Setuju (S) = Bobot 3
Sangat Setuju (SS) = Bobot 4
Dalam kuesioner yang disebarkan, mula-mula penulis membuat
kisi-kisi sehingga memudahkan penulis dalam mengolah data.
66 Siregar.
39
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner
No Indikator Kuesioner No Item Jumlah Item
1 Relevansi 1 – 6 6
2 Otoritas 7 – 12 6
3 Kekinian 13 – 15 3
4 Objektivitas 16 – 19 4
Jumlah 19
2. Riset Kepustakaan
Riset kepustakaan adalah kegiatan penulis dalam mencari sumber-
sumber data tertulis dan landasan teori untuk mendukung proses analisis
data. Penulis melakukan pencarian data yang terkait dengan topik
pembahasan penulisan seperti buku, artikel, dan lain-lain.
D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Langkah selanjutnya ialah melakukan pengolahan data, yang mana
langkah ini merupakan langkah lanjutan dari pengumpulan data. Setelah
penulis mendapatkan kuesioner penelitian, penulis akan mengolah dengan
langkah-langkah berikut.67
a. Editing Data
67 Siregar.
40
Editing data adalah proses pengecekan atau memeriksa data
yang telah berhasil dikumpulkan dari lapangan, karena ada
kemungkinan data yang telah masuk tidak memenuhi syarat atau
tidak dibutuhkan. Tujuan dilakukan editing adalah untuk
mengoreksi kesalahan-kesalahan dan kekurangan data yang terdapat
pada catatan di lapangan.
b. Tabulasi Data
Tabulasi adalah proses penempatan data ke dalam bentuk
tabel yang telah diberi kode sesuai dengan kebutuhan analisis.
2. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan langkah selanjutnya dari pengolahan data,
kemudian dianalisis dengan metode deskriptif. Teknik ini dilakukan
dengan proses tabulasi data ke dalam tabel kemudian dihitung frekuensi,
persentase dan skornya, kemudian selanjutnya dianalisis dan
diinterpretasikan ke dalam kalimat sebagai penjelas. Dalam menganalisis
data, penulis menggunakan rumus persentase68 :
퐹 P = 푥 100% 푛
Keterangan :
P = Angka persentase
F = Frekuensi jawaban responden
n = Jumlah responden
68 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Depok: Raja Grafindo Persada, 2005).
41
Kemudian penulis menggunakan rumus analisa mean untuk
mengetahui rata-rata setiap butir pertanyaan.
Rumus mean69 sebagai berikut :
∑푥 푀푒 = 푁
Keterangan :
Me = mean (rata-rata)
∑x = jumlah nilai
N = jumlah individu
Sedangkan untuk menempatkan kemampuan evaluasi informasi
apakah sangat baik, baik, tidak baik dan sangat tidak baik, penulis
menggunakan skala interval, yaitu sebagai berikut :70
Skala Interval = {a(m - n)/b}
Keterangan :
a = Jumlah atribut
m = Skor tertinggi pada skala
n = Skor terendah pada skala
b = Jumlah kelas
Dalam penelitian ini skor terendah ialah 1, dan skor tertinggi ialah
4, maka perhitungan skala interval yaitu : {1(4-1) : 4} = 0,75
69 Bilson Simamora, Analisis Multivariat Pemasaran (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005). 70 Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002).
42
Dari perhitungan di atas telah didapat interval untuk setiap skor
tanggapan yang diperoleh dengan rata-rata hitung sebagai berikut :
Tabel 3.2
Skor Interval Pernyataan
No Skor Kategori
1 1,00 – 1,75 Sangat Tidak Baik
2 1,76 – 2,51 Tidak Baik
3 2,52 – 3,27 Baik
4 3,28 – 4,03 Sangat Baik
E. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas adalah menunjukan sejauh mana suatu alat ukur mampu
mengukur apa yang ingin diukur.71 Sebelum menyebarkan angket yang
seluruhnya ditujukan kepada 64 mahasiswa Program Studi Ilmu Politik
Universitas Nasional Jakarta, penulis terlebih dahulu melakukan uji
validitas terhadap 30 mahasiswa Program Studi Ilmu Politik Universitas
Nasional Jakarta.
Penulis melakukan uji validitas penelitian ini menggunakan
perangkat lunak yang bernama IBM SPSS V22. Berikut adalah tabel hasil
uji validitas yang disebarkan kepada 30 mahasiswa.
71 Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif : Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS.
43
Tabel 3.3 Uji Validitas Butir Pernyataan
Uji Valid Nomor Nilai r Nilai r Ket Angket Hitung Tabel
1 0.583 0.361 Valid 2 0.694 0.361 Valid 3 0.425 0.361 Valid 4 0.690 0.361 Valid 5 0.781 0.361 Valid 6 0.492 0.361 Valid
7 0.773 0.361 Valid 8 0.697 0.361 Valid
9 0.586 0.361 Valid 10 0.554 0.361 Valid 11 0.538 0.361 Valid 12 0.639 0.361 Valid 13 0.498 0.361 Valid
14 0.459 0.361 Valid 15 0.462 0.361 Valid
16 0.707 0.361 Valid
17 0.470 0.361 Valid 18 0.532 0.361 Valid 19 0.764 0.361 Valid
Tabel tersebut menunjukan bahwa seluruh butir pernyataan yang penulis ajukan kepada mahasiswa ialah valid. Hasil valid didapatkan karena setiap butir pernyataan memenuhi kriteria valid, yaitu r(hitung) lebih besar dari r(tabel).
44
2. Uji Reliabilitas
Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik Cronbach Alpha.
Berikut ialah tolak ukur dalam pengukuran uji reabilitas menggunakan
teknik Cronbach Alpha72 :
Tabel 3.4 Teknik Cronbach Alpha
Cronbach’s alpha Internal Consistency
a ≥ 0.9 Excellent (High – Stakes testing)
0.7 ≤ a < 0.9 Good (Low-stakes testing)
0.6 ≤ a < 0.7 Acceptable
0.5 ≤ a < 0.6 Poor
a < 0.5 Unacceptable
Penulis menggunakan bantuan perangkat lunak IBM SPSS V22 untuk
mengetahui hasil dari pengujian reliabilitas. Berikut ialah hasil dari uji
reliabilitas :
Tabel 3.5 Uji Realibilitas Pernyataan
Cronbach's
Alpha N of Items
0.900 19
72 Edi Riadi, Statistika Penelitian : Analisis Manual Dan IBM SPSS (Yogyakarta: CV Andi, 2015).
45
Tabel tersebut menunjukan hasil 0.900 yang artinya butir-butir
angket pada penelitian ini masuk dalam kategori Good. Sehingga angket
pada penelitian ini dinyatakan reliabel.
F. Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga bulan Agustus
tahun 2019. Untuk penelitian bertempat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Nasional Jakarta, yang beralamat di Jl. Sawo Manila, Pejaten, Pasar
Minggu, Jakarta 12520. Alasan peneliti memilih Program Studi Ilmu Politik
Universitas Nasional Jakarta adalah karena Universitas Nasional Jakarta
memiliki Program Studi Ilmu Politik yang memperoleh akreditasi A dengan
nomor 041/BAN-PT/Ak-XVI/SI/XII/2011.
Tabel 3.6 Jadwal Penelitian
Tahun 2019
No. Kegiatan Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt
1 Penyusunan proposal dan pengajuan proposal 2 Seminar proposal 3 Penyusunan skripsi dan Bimbingan skripsi 4 Pengumpulan literatur skripsi 5 Penyusunan kuesioner dan penyebaran kuesioner
46
6 Pengolahan data dan analisis data 7 Penyerahan laporan skripsi dan sidang skripsi
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Program Studi Ilmu Politik Universitas Nasional Jakarta
1. Sejarah dan Profil
Program studi Ilmu Politik Universitas Nasional merupakan salah
satu program studi yang diselenggarakan oleh pihak Universitas Nasional
Jakarta yang tergabung dalam Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
Pada tanggal 22 Desember 1949 merupakan dimulainya penyelenggaraan
Program Studi Ilmu Politik ditandai dengan hadirnya Surat Keputusan
pendirian program studi dengan Nomor 548/S.-/1949 yang ditandatangi
oleh Menteri Pendidikan Republik Indonesia, S. Mangunsarkoro. Prodi
Ilmu Politik Universitas Nasional Jakarta memiliki nilai akreditasi A dengan
nomor 041/BAN-PT/Ak-XVI/SI/XII/2011.
Terdapat 2 konsentrasi yang diselenggarakan oleh pihak prodi,
pertama konsentrasi Politik Indonesia yang mana peminat konsentrasi ini
akan memperluas wawasan dalam hal sistem pemerintahan Indonesia,
budaya politik, sosiologi politik, strategi dan administrasi pembangunan,
sosial ekonomi dan kebijakan politik. Yang kedua, konsentrasi
Perbandingan Politik, yang mana peminat konsentrasi ini akan memperluas
wawasannya dalam hal beberapa sistem politik, kebudayaan politik dan
praktek pemerintahan. Pogram studi Ilmu Politik beralamat di Jl. Sawo
Manila, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta 12520.73
73 Universitas Nasional, “Visi, Misi Dan Tujuan Ilmu Politik Universitas Nasional Jakarta,” n.d., ip.fisip.unas.ac.id/visi-misi-tujuan/.
48
2. Visi, Misi dan Tujuan Prodi Ilmu Politik Universitas Nasional Jakarta
a. Visi
Unggul dalam kajian Ilmu Politik yang berkomitmen terhadap
pengembangan nilai-nilai demokrasi.
b. Misi
- Menghasilkan sarjana ilmu politik yang berkualitas serta
berkomitmen terhadap pengembangan nilai-nilai demokrasi
- Menyelenggarakan penelitian ilmu politik demi peningkatan
pengembangan nilai-nilai demokrasi.
- Menyelenggarakan pengabdian masyarakat untuk pengembangan
nilai-nilai demokrasi.
c. Tujuan
- Meningkatkan kualitas proses pendidikan
- Mempersiapkan lulusan yang siap dan mampu berkompetisi di pasar
kerja baik lokal, nasional maupun internasional serta dinamis dan
progresif.
- Meningkatkan atmosfir akademik yang mendukung penguatan kultur
akademik.
- Mengembangkan ilmu dengan prinsip-prinsip dialogis, komunikasi
dua arah dan egalitarian antar dosen dan mahasiswa.
- Meningkatkan kualitas penelitian yang relevan dan aplikatif bagi
kebaikan kehidupan masyarakat.
- Melakukan diseminasi bagi pengembangan sumber daya secara
berkelanjutan serta relevan dengan upaya ilmiah
49
- Meningkatkan kebutuhan hidup asasi bagi masyarakat dan secara
dinamis dan progresif.74
B. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang dilakukan oleh
penulis mengenai kemampuan evaluasi informasi mahasiswa Prodi Ilmu
Politik UNAS Jakarta. Data diperoleh dengan cara menyebarkan angket
kepada responden mahasiswa ilmu politik UNAS yang pernah membaca
berita melalui website. Penulis menyebarkan angket kepada 64 mahasiswa
yang kemudian diolah menggunakan metode deskriptif kuantitatif.
Kuesioner berbentuk kelas lembar yang berisi 20 pernyataan melalui
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik UNAS (HIMAJIP UNAS) yang
kemudian disebarkan ke 64 orang mahasiswa Program Studi Ilmu Politik
UNAS. Jika sudah terisi semua, angket dapat diolah. Penulis menggunakan
aplikasi IBM SPSS V22.
Berikut ini ialah jenis kelamin reponden mahasiswa yang mengisi
angket :
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin
Perempuan 22 34%
Laki-laki 42 66%
Total 64 100%
74 Nasional.
50
Dalam penelitian ini penulis mengukur kemampuan evaluasi informasi menggunakan kriteria evaluasi informasi yaitu relevansi, otoritas, kekinian dan objektivitas, yang mana kriteria evaluasi informasi merupakan bagian dari Standar 3 ACRL literasi informasi.
1. Relevansi
Berikut ini merupakan beberapa pernyataan yang perlu dijawab
untuk mengetahui kemampuan mahasiswa Program Studi Ilmu Politik
UNAS Jakarta untuk kriteria relevansi, yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.2 Pernyataan 1
Bobot Pernyataan Jawaban F P S Nilai Ketika saya Sangat Tidak 1 0 0% 0 membaca berita Setuju pada situs web, Tidak Setuju 2 10 16% 20 saya dapat menilai Setuju 3 44 68% 132 informasi yang disajikan relevan Sangat Setuju 4 10 16% 40 untuk saya. Jumlah 64 100% 192 Skor Rata-Rata 192 : 64 = 3
Berdasarkan perhitungan data diatas menyatakan bahwa
responden yang menyatakan setuju berjumlah 44 mahasiswa (68%),
yang menyatakan sangat setuju berjumlah 10 orang (16%), jumlah
mahasiswa yang menyatakan tidak setuju sama dengan yang
menyatakan setuju yaitu berjumlah 10 mahasiswa (16%), kemudian
tidak ada mahasiswa yang menjawab sangat tidak setuju (0%).
Berdasarkan perhitungan keseluruhan dari tabel tersebut nilai
skor rata-rata menunjukan angka 3. Skor ini berada pada interval 2,52
51
– 3,27 yang berarti kemampuan mahasiswa Program Studi Ilmu Politik
UNAS Jakarta masuk dalam kategori baik dalam menilai informasi yang relevan.
Tabel 4.3 Pernyataan 2
Bobot Pernyataan Jawaban F P S Nilai Saat saya membaca Sangat Tidak 1 0 0% 0 berita pada situs Setuju web, saya dapat Tidak Setuju 2 12 19% 24 menilai tingkat Setuju 3 44 68% 132 kedalaman Berita tersebut. Sangat Setuju 4 8 13% 32 Jumlah 64 100% 188 Skor Rata-Rata 188 : 64 = 2,93
Berdasarkan perhitungan data diatas menyatakan bahwa responden yang menyatakan setuju berjumlah 44 mahasiswa (68%), yang menyatakan tidak setuju berjumlah 12 mahasiswa (19%), jumlah mahasiswa yang menyatakan sangat setuju berjumlah 8 mahasiswa
(13%), kemudian tidak ada mahasiswa yang menjawab sangat tidak setuju (0%).
Berdasarkan perhitungan keseluruhan dari tabel tersebut nilai skor rata-rata menunjukan angka 2,93. Skor ini berada pada interval
2,52 – 3,27 yang berarti kemampuan mahasiswa Program Studi Ilmu
Politik UNAS Jakarta masuk dalam kategori baik dalam menilai tingkat kedalaman informasi.
52
Tabel 4.4 Pernyataan 3
Bobot Pernyataan Jawaban F P S Nilai Saat situs web dan Sangat Tidak 1 0 0% 0 berita tersebut Setuju menampilkan Tidak Setuju 2 16 25% 32 foto/video sebagai Setuju 3 37 58% 111 bukti atas informasi tersebut, saya dapat Sangat Setuju 4 11 17% 44 menilai foto/video Jumlah 64 100% 187 hasil manipulasi Skor Rata-Rata 187 : 64 = 2,92 atau asli.
Berdasarkan perhitungan data diatas menyatakan bahwa responden yang menyatakan setuju berjumlah 37 mahasiswa (58%), yang menyatakan tidak setuju berjumlah 16 mahasiswa (25%), jumlah mahasiswa yang menyatakan sangat setuju berjumlah 11 mahasiswa
(17%), kemudian tidak ada mahasiswa yang menjawab sangat tidak setuju (0%).
Berdasarkan perhitungan keseluruhan dari tabel tersebut nilai skor rata-rata menunjukan angka 2,92. Skor ini berada pada interval
2,52 – 3,27 yang berarti kemampuan mahasiswa Program Studi Ilmu
Politik UNAS Jakarta masuk dalam kategori baik dalam menilai keaslian foto/video sebagai bukti atas informasi tersebut.
53
Tabel 4.5 Pernyataan 4
Bobot Pernyataan Jawaban F P S Nilai Ketika berita Sangat Tidak 1 3 5% 3 tersebut Setuju menampilkan data, Tidak Setuju 2 6 9% 12 saya Setuju 3 43 67% 129 memperhatikan dan tidak mudah Sangat Setuju 4 12 19% 48 percaya dengan Jumlah 64 100% 192 data tersebut. Skor Rata-Rata 192 : 64 = 3
Berdasarkan perhitungan data diatas menyatakan bahwa responden yang menyatakan setuju berjumlah 43 mahasiswa (67%), yang menyatakan sangat setuju berjumlah 12 mahasiswa (19%), jumlah mahasiswa yang menyatakan tidak setuju berjumlah 6 mahasiswa (9%), dan mahasiswa yang menjawab sangat tidak setuju hanya 3 mahasiswa
(5%).
Berdasarkan perhitungan keseluruhan dari tabel tersebut nilai skor rata-rata menunjukan angka 3. Skor ini berada pada interval 2,52
– 3,27 yang berarti kemampuan mahasiswa Program Studi Ilmu Politik
UNAS Jakarta masuk dalam kategori baik dalam menilai keaslian data sebagai bukti atas informasi tersebut.
54
Tabel 4.6 Pernyataan 5
Bobot Pernyataan Jawaban F P S Nilai Saya ikut serta Sangat Tidak 1 9 14% 9 dalam grup diskusi Setuju anti-hoax yang Tidak Setuju 2 24 38% 48 terdapat di media Setuju 3 20 31% 60 sosial. Sangat Setuju 4 11 17% 44 Jumlah 64 100% 161 Skor Rata-Rata 161 : 64 = 2,51
Berdasarkan perhitungan data diatas menyatakan bahwa responden yang menyatakan tidak setuju berjumlah 24 mahasiswa
(38%), yang menyatakan setuju berjumlah 20 mahasiswa (31%), jumlah mahasiswa yang menyatakan sangat setuju berjumlah 11 mahasiswa (17%), dan mahasiswa yang menjawab sangat tidak setuju berjumlah 9 mahasiswa (14%).
Berdasarkan perhitungan keseluruhan dari tabel tersebut nilai skor rata-rata menunjukan angka 2,51. Skor ini berada pada interval
1,76 – 2,51 yang berarti kemampuan mahasiswa Program Studi Ilmu
Politik UNAS Jakarta masuk dalam kategori tidak baik dalam hal mengikuti grup anti-hoax di media sosial.
55
Tabel 4.7 Pernyataan 6
Bobot Pernyataan Jawaban F P S Nilai Sangat Tidak Ketika saya 1 2 3% 2 membaca suatu Setuju topik/tema berita Tidak Setuju 2 15 23% 30 pada situs web, Setuju 3 35 55% 105 saya melakukan Sangat Setuju 4 12 19% 48 riset kecil-kecilan Jumlah 64 100% 185 ke berbagai situs lain untuk membandingkan Skor Rata-Rata 185 : 64 = 2,89 berita yang disajikan.
Berdasarkan perhitungan data diatas menyatakan bahwa responden yang menyatakan setuju berjumlah 35 mahasiswa (55%), yang menyatakan tidak setuju berjumlah 15 mahasiswa (23%), jumlah mahasiswa yang menyatakan sangat setuju berjumlah 12 mahasiswa
(19%), dan mahasiswa yang menjawab sangat tidak setuju berjumlah 2 mahasiswa (3%).
Berdasarkan perhitungan keseluruhan dari tabel tersebut nilai skor rata-rata menunjukan angka 2,89. Skor ini berada pada interval
2,52 – 3,27 yang berarti kemampuan mahasiswa Program Studi Ilmu
Politik UNAS Jakarta masuk dalam kategori baik dalam hal melakukan membandingkan informasi ke sumber lain.
56
2. Otoritas
Berikut ini merupakan beberapa pernyataan yang perlu dijawab
untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam mengevaluasi
informasi untuk kriteria otoritas, yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.8 Pernyataan 7
Bobot Pernyataan Jawaban F P S Nilai Saya Sangat Tidak 1 2 3% 2 memperhatikan Setuju penulis yang Tidak Setuju 2 16 25% 32 tercantum dalam Setuju 3 35 55% 105 situs web berita tersebut. Sangat Setuju 4 11 17% 44 Jumlah 64 100% 183 Skor Rata-Rata 183 : 64 = 2,85
Berdasarkan perhitungan data diatas menyatakan bahwa
responden yang menyatakan setuju berjumlah 35 mahasiswa (55%),
yang menyatakan tidak setuju berjumlah 16 mahasiswa (25%), jumlah
mahasiswa yang menyatakan sangat setuju berjumlah 11 mahasiswa
(171%), dan mahasiswa yang menjawab sangat tidak setuju hanya
berjumlah 2 mahasiswa (3%).
Berdasarkan perhitungan keseluruhan dari tabel tersebut nilai
skor rata-rata menunjukan angka 2,85. Skor ini berada pada interval
2,52 – 3,27 yang berarti kemampuan mahasiswa Program Studi Ilmu
Politik UNAS Jakarta masuk dalam kategori baik dalam hal
memperhatikan pennulis yang tercantum pada situs web.
57
Tabel 4.9 Pernyataan 8
Bobot Pernyataan Jawaban F P S Nilai Saya Sangat Tidak 1 1 2% 1 memperhatikan Setuju kompetensi atau Tidak Setuju 2 25 39% 50 keahlian penulis Setuju 3 29 45% 87 pada situs web tersebut. Sangat Setuju 4 9 14% 36 Jumlah 64 100% 174 Skor Rata-Rata 174 : 64 = 2,71
Berdasarkan perhitungan data diatas menyatakan bahwa responden yang menyatakan setuju berjumlah 29 mahasiswa (45%), yang menyatakan tidak setuju berjumlah 25 mahasiswa (39%), jumlah mahasiswa yang menyatakan sangat setuju berjumlah 9 mahasiswa
(14%), dan mahasiswa yang menjawab sangat tidak setuju hanya berjumlah 1 mahasiswa (2%).
Berdasarkan perhitungan keseluruhan dari tabel tersebut nilai skor rata-rata menunjukan angka 2,71. Skor ini berada pada interval
2,52 – 3,27 yang berarti kemampuan mahasiswa Program Studi Ilmu
Politik UNAS Jakarta masuk dalam kategori baik dalam hal memperhatikan kompetensi atau keahlian penulis yang sebagai penulis pada situs web.
58
Tabel 4.10 Pernyataan 9
Bobot Pernyataan Jawaban F P S Nilai Saya Sangat Tidak 1 0 0% 0 memperhatikan Setuju siapa atau lembaga Tidak Setuju 2 5 8% 10 yang bertanggung Setuju 3 38 59% 114 jawab atas berita tersebut. Sangat Setuju 4 21 33% 84 Jumlah 64 100% 208 Skor Rata-Rata 208 : 64 = 3,25
Berdasarkan perhitungan data diatas menyatakan bahwa responden yang menyatakan setuju berjumlah 38 mahasiswa (59%), yang menyatakan tidak setuju berjumlah 5 mahasiswa (8%), jumlah mahasiswa yang menyatakan sangat setuju berjumlah 21 mahasiswa
(33%), dan mahasiswa tidak ada mahasiswa yang menjawab sangat tidak setuju (0%).
Berdasarkan perhitungan keseluruhan dari tabel tersebut nilai skor rata-rata menunjukan angka 3,25. Skor ini berada pada interval
2,52 – 3,27 yang berarti kemampuan mahasiswa Program Studi Ilmu
Politik UNAS Jakarta masuk dalam kategori baik dalam hal memperhatikan perorangan atau lembaga yang bertanggung jawab atas berita tersebut.
59
Tabel 4.11 Pernyataan 10
Bobot Pernyataan Jawaban F P S Nilai Saya Sangat Tidak 1 1 2% 1 memperhatikan Setuju alamat kontak Tidak Setuju 2 19 30% 38 (email, telpon, Setuju 3 31 48% 93 media sosial) pada situs web tersebut Sangat Setuju 4 13 20% 52 Jumlah 64 100% 184 Skor Rata-Rata 184 : 64 = 2,87
Berdasarkan perhitungan data diatas menyatakan bahwa responden yang menyatakan setuju berjumlah 31 mahasiswa (48%), yang menyatakan tidak setuju berjumlah 19 mahasiswa (30%), jumlah mahasiswa yang menyatakan sangat setuju berjumlah 13 mahasiswa
(20%), dan mahasiswa yang menjawab sangat tidak setuju hanya 1 orang (2%).
Berdasarkan perhitungan keseluruhan dari tabel tersebut nilai skor rata-rata menunjukan angka 2,87. Skor ini berada pada interval
2,52 – 3,27 yang berarti kemampuan mahasiswa Program Studi Ilmu
Politik UNAS Jakarta masuk dalam kategori baik dalam hal memperhatikan alamat kontak perorangan atau lembaga yang bertanggung jawab atas berita tersebut.
60
Tabel 4.12 Pernyataan 11
Bobot Pernyataan Jawaban F P S Nilai
Saya Sangat Tidak 1 2 3% 2 memperhatikan url Setuju atau domain pada Tidak Setuju 2 20 31% 40 situs web tersebut Setuju 3 22 35% 66 (.edu, .ac.id , .gov, .com, .net , dll) Sangat Setuju 4 20 31% 80 Jumlah 64 100% 188 Skor Rata-Rata 188 : 64 = 2,93
Berdasarkan perhitungan data diatas menyatakan bahwa responden yang menyatakan setuju berjumlah 22 mahasiswa (35%), yang menyatakan tidak setuju berjumlah 20 mahasiswa (31%), jumlah mahasiswa yang menyatakan sangat setuju berjumlah 20 mahasiswa
(31%), dan mahasiswa yang menjawab sangat tidak setuju hanya 2 orang (3%).
Berdasarkan perhitungan keseluruhan dari tabel tersebut nilai skor rata-rata menunjukan angka 2,93. Skor ini berada pada interval
2,52 – 3,27 yang berarti kemampuan mahasiswa Program Studi Ilmu
Politik UNAS Jakarta masuk dalam kategori baik dalam hal memperhatikan url atau domain pada situs web.
61
Tabel 4.13 Pernyataan 12
Bobot Pernyataan Jawaban F P S Nilai
Saya dapat menilai Sangat Tidak 1 0 0% 0 reputasi Setuju lembaga/organisasi Tidak Setuju 2 10 16% 20 yang bertanggung Setuju 3 40 62% 120 jawab atas berita tersebut. Sangat Setuju 4 14 22% 56 Jumlah 64 100% 196 Skor Rata-Rata 196 : 64 = 3,06
Berdasarkan perhitungan data diatas menyatakan bahwa responden yang menyatakan setuju berjumlah 40 mahasiswa (62%), yang menyatakan sangat setuju berjumlah 14 mahasiswa (22%), jumlah mahasiswa yang menyatakan tidak setuju berjumlah 10 mahasiswa
(16%), dan tidak ada mahasiswa yang menjawab sangat tidak setuju
(0%).
Berdasarkan perhitungan keseluruhan dari tabel tersebut nilai skor rata-rata menunjukan angka 3,06. Skor ini berada pada interval
2,52 – 3,27 yang berarti kemampuan mahasiswa Program Studi Ilmu
Politik UNAS Jakarta masuk dalam kategori baik dalam hal menilai reputasi lembaga atau organisasi yang bertanggung jawab atas berita.
62
3. Kekinian
Berikut ini merupakan beberapa pernyataan yang perlu dijawab
untuk mengetahui kemampuan mahasiswa mengevaluasi informasi
untuk kriteria kekinian, yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.14 Pernyataan 13
Bobot Pernyataan Jawaban F P S Nilai Saya Sangat Tidak 1 0 0% 0 memperhatikan Setuju tanggal yang Tidak Setuju 2 14 22% 28 tercantum pada Setuju 3 31 48% 93 halaman web yang mengindikasikan Sangat Setuju 4 19 30% 76 kapan berita Jumlah 64 100% 197 tersebut dimuat. Skor Rata-Rata 197 : 64 = 3,07
Berdasarkan perhitungan data diatas menyatakan bahwa
responden yang menyatakan setuju berjumlah 31 mahasiswa (48%),
yang menyatakan sangat setuju berjumlah 19 mahasiswa (30%), jumlah
mahasiswa yang menyatakan tidak setuju berjumlah 14 mahasiswa
(22%), dan tidak ada mahasiswa yang menjawab sangat tidak setuju
(0%).
Berdasarkan perhitungan keseluruhan dari tabel tersebut nilai
skor rata-rata menunjukan angka 3,07. Skor ini berada pada interval
2,52 – 3,27 yang berarti kemampuan mahasiswa Program Studi Ilmu
Politik UNAS Jakarta masuk dalam kategori baik dalam hal
memperhatikan tanggal yang tercantum pada halaman situs web.
63
Tabel 4.15 Pernyataan 14
Bobot Pernyataan F P S Jawaban Nilai Saya Sangat Tidak 1 0 0% 0 memperhatikan Setuju materi berita yang Tidak Setuju 2 10 16% 20 disajikan Setuju 3 40 62% 120 diperbaharui secara berkala untuk Sangat Setuju 4 14 22% 56 mengetahui Jumlah 64 100% 196 seberapa baru Skor Rata-Rata 196 : 64 = 3,06 berita tersebut
Berdasarkan perhitungan data diatas menyatakan bahwa responden yang menyatakan setuju berjumlah 40 mahasiswa (62%), yang menyatakan sangat setuju berjumlah 14 mahasiswa (22%), jumlah mahasiswa yang menyatakan tidak setuju berjumlah 10 mahasiswa
(16%), dan tidak ada mahasiswa yang menjawab sangat tidak setuju
(0%).
Berdasarkan perhitungan keseluruhan dari tabel tersebut nilai skor rata-rata menunjukan angka 3,06. Skor ini berada pada interval
2,52 – 3,27 yang berarti kemampuan mahasiswa Program Studi Ilmu
Politik UNAS Jakarta masuk dalam kategori baik dalam hal memperhatikan pembaharuan informasi pada website tersebut.
64
Tabel 4.16 Pernyataan 15
Bobot Pernyataan Jawaban F P S Nilai Saya dapat Sangat Tidak 1 3 5% 3 mengetahui Setuju foto/video yang Tidak Setuju 2 21 33% 42 sudah lama Setuju 3 31 48% 91 kemudian dipublikasikan Sangat Setuju 4 9 14% 36 kembali Jumlah 64 100% 172 Skor Rata-Rata 172 : 64 = 2,68
Berdasarkan perhitungan data diatas menyatakan bahwa responden yang menyatakan setuju berjumlah 31 mahasiswa (48%), yang menyatakan tidak setuju berjumlah 21 mahasiswa (33%), jumlah mahasiswa yang menyatakan sangat setuju berjumlah 9 mahasiswa
(14%), dan mahasiswa yang menjawab sangat tidak setuju hanya 3 mahasiswa (5%).
Berdasarkan perhitungan keseluruhan dari tabel tersebut nilai skor rata-rata menunjukan angka 2,68. Skor ini berada pada interval
2,52 – 3,27 yang berarti kemampuan mahasiswa Program Studi Ilmu
Politik UNAS Jakarta masuk dalam kategori baik dalam menilai foto/video yang dipublikasikan kembali atau tidak sebagai bukti atas informasi tersebut.
65
4. Objektifitas
Berikut ini merupakan beberapa pernyataan yang perlu dijawab
untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam mengevaluasi
informasi untuk kriteria objektifitas, yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.17 Pernyataan 16
Bobot Pernyataan Jawaban F P S Nilai Sangat Tidak 1 5 8% 5 Saya dapat menilai Setuju mana berita yang Tidak Setuju 2 11 17% 22 ditulis mengandung Setuju 3 29 45% 87 fakta atau opini Sangat Setuju 4 19 30% 76 Jumlah 64 100% 190 Skor Rata-Rata 190 : 64 = 2,96
Berdasarkan perhitungan data diatas menyatakan bahwa
responden yang menyatakan setuju berjumlah 29 mahasiswa (45%),
yang menyatakan sangat setuju berjumlah 19 mahasiswa (30%), jumlah
mahasiswa yang menyatakan tidak setuju berjumlah 11 mahasiswa
(17%), dan mahasiswa yang menjawab sangat tidak setuju berjumlah 5
orang (8%).
Berdasarkan perhitungan keseluruhan dari tabel tersebut nilai
skor rata-rata menunjukan angka 2,96. Skor ini berada pada interval
2,52 – 3,27 yang berarti kemampuan mahasiswa Program Studi Ilmu
Politik UNAS Jakarta masuk dalam kategori baik dalam hal berita yang
mengandung fakta atau opini.
66
Tabel 4.18 Pernyataan 17
Bobot Pernyataan Jawaban F P S Nilai Saya dapat menilai Sangat Tidak 1 2 3% 2 berita yang Setuju disajikan tidak Tidak Setuju 2 6 9% 12 netral, tidak Setuju 3 30 47% 90 imbang, dan berat sebelah Sangat Setuju 4 26 41% 104 Jumlah 64 100% 208 Skor Rata-Rata 208 : 64 = 3,25
Berdasarkan perhitungan data diatas menyatakan bahwa responden yang menyatakan setuju berjumlah 30 mahasiswa (47%), yang menyatakan sangat setuju berjumlah 26 mahasiswa (41%), jumlah mahasiswa yang menyatakan tidak setuju berjumlah 6 mahasiswa (9%), dan mahasiswa yang menjawab sangat tidak setuju hanya berjumlah 2 orang (3%).
Berdasarkan perhitungan keseluruhan dari tabel tersebut nilai skor rata-rata menunjukan angka 3,25. Skor ini berada pada interval
2,52 – 3,27 yang berarti kemampuan mahasiswa Program Studi Ilmu
Politik UNAS Jakarta masuk dalam kategori baik dalam hal menilai kenetralan dari berita pada situs website.
67
Tabel 4.19 Pernyataan 18
Bobot Pernyataan F P S Jawaban Nilai Sangat Tidak 1 0 0% 0 Setuju Saya dapat menilai Tidak Setuju 2 12 19% 24 bahwa berita yang Setuju 3 40 62% 120 disajikan tidak bias Sangat Setuju 4 12 19% 48 Jumlah 64 100% 192 Skor Rata-Rata 192 : 64 = 3
Berdasarkan perhitungan data diatas menyatakan bahwa responden yang menyatakan setuju berjumlah 40 mahasiswa (62%), yang menyatakan sangat setuju berjumlah 12 mahasiswa (19%), jumlah mahasiswa yang menyatakan tidak setuju berjumlah 12 mahasiswa
(19%), dan tidak ada mahasiswa yang menjawab sangat tidak setuju
(0%).
Berdasarkan perhitungan keseluruhan dari tabel tersebut nilai skor rata-rata menunjukan angka 3. Skor ini berada pada interval 2,52
– 3,27 yang berarti kemampuan mahasiswa Program Studi Ilmu Politik
UNAS Jakarta masuk dalam kategori baik dalam hal menilai kenetralan dari berita pada situs website.
68
Tabel 4.20 Pernyataan 19
Bobot Pernyataan Jawaban F P S Nilai Saya Sangat Tidak 1 2 3% 2 memperhatikan Setuju tujuan dari Tidak Setuju 2 23 36% 46 pembuatan situs Setuju 3 32 50% 96 pada menu About Us Sangat Setuju 4 7 11% 28 Jumlah 64 100% 172 Skor Rata-Rata 172 : 64 = 2,68
Berdasarkan perhitungan data diatas menyatakan bahwa responden yang menyatakan setuju berjumlah 32 mahasiswa (50%), yang menyatakan sangat setuju berjumlah 7 mahasiswa (11%), jumlah mahasiswa yang menyatakan tidak setuju berjumlah 23 mahasiswa
(36%), dan mahasiswa yang menjawab sangat tidak setuju hanya 2 orang (3%).
Berdasarkan perhitungan keseluruhan dari tabel tersebut nilai skor rata-rata menunjukan angka 2,68. Skor ini berada pada interval
2,52 – 3,27 yang berarti kemampuan mahasiswa Program Studi Ilmu
Politik UNAS Jakarta masuk dalam kategori baik dalam hal memperhatikan tujuan pembuatan situs pada menu about us di situs website.
Berikut ialah tabel hasil rekapitulasi skor dari butir-butir pertanyaan yang diajukan penulis kepada responden mahasiswa pogram studi ilmu politik Universitas Nasional Jakarta.
69
C. Pembahasan
Di dalam pembahasan ini penulis akan menjelaskan hasil dari
perhitungan mengenai kemampuan evaluasi informasi mahasiswa Prodi
Ilmu Politik Universitas Nasional Jakarta. Berdasarkan perhitungan skor
diatas, kemampuan mahasiswa Prodi Ilmu Politik masuk dalam kategori
baik (2,92). Jawaban yang mahasiswa berikan hampir semuanya baik (2,52
– 3,27) dan sangat baik (3,28 – 4,03), namun hanya satu pernyataan yang
mendapat skor tidak baik (1,76 – 2,51). Skor tidak baik tersebut tidak terlalu
menjadi masalah karena skor tidak baik tersebut hanya terpaut satu nilai
0,01 dengan skor baik.
1. Kriteria Relevansi
Tabel 4.21 Hasil Pernyataan Kriteria Relevansi
Topik No Pernyataan Skor Ketika saya membaca berita pada situs web, saya dapat menilai Kesesuaian 1 3 informasi yang disajikan relevan untuk saya Saat saya membaca berita pada Tingkat Kedalaman 2 situs web, Saya dapat menilai 2,93 tingkat kedalaman berita tersebut Saat berita tersebut menampilkan foto/video sebagai bukti atas Keaslian Bukti 3 berita tersebut, Saya dapat menilai 2,92 foto/video hasil manipulasi atau asli Ketika berita tersebut menampilkan data, saya Keaslian Data 4 3 memperhatikan dan tidak mudah percaya dengan data tersebut Saya ikut serta dalam grup diskusi Diskusi Anti Hoax 5 anti-hoax yang terdapat di media 2,51 social Ketika saya membaca suatu Membandingkan 6 2,89 topik/tema berita pada situs web,
70
Saya melakukan riset kecil- kecilan ke berbagai situs lain untuk membandingkan berita yang disajikan Jumlah 17,25
Skor rata – rata = 17,25 : 6 2,875
Dalam kriteria relevansi, mahasiswa Prodi Ilmu Politik UNAS harus memiliki kemampuan dalam menilai tingkat kesesuaian berita dan tingkat kedalaman berita yang mereka baca. Dalam kriteria ini skor terbesar terdapat pada nomor 1 dan 4. Pernyataan nomor 1 menyatakan bahwa mahasiswa mampu menilai informasi yang disajikan relevan untuk mereka.
Pernyataan ini mendapat skor 3 pada skala interval 2,52 – 3,27, yang mana skor interval tersebut menyatakan baik. Pernyataan nomor 4 menyatakan bahwa mahasiswa memperhatikan data yang ditampilkan dan tidak mudah percaya dengan data tersebut. Pernyataan pada nomor 4 mendapatkan skor
3 pada skala interval 2,52 – 3,27, yang mana skor interval tersebut menyatakan baik. Sedangkan skor terendah didapat pada pernyataan nomor
5 yang menyatakan bahwa mahasiswa ikut serta dalam grup diskusi anti hoax. Pernyataan ini mendapat skor 2,51 pada skala interval 1,76 – 2,51 masuk dalam kategori tidak baik.
71
2. Kriteria Otoritas
Tabel 4.22 Hasil Pernyataan Kriteria Otoritas
Topik No Pernyataan Skor Saya memperhatikan penulis yang Penulis 7 2,85 tercantum dalam situs web berita Saya memperhatikan kompetensi Kompetensi 8 atau keahlian penulis pada web 2,71 Penulis tersebut Saya memperhatikan siapa atau Yang bertanggung 9 lembaga yang bertanggung jawab 3,25 jawab atas berita tersebut Saya memperhatikan alamat Kontak web 10 kontak (email, telpon, media 2,87 sosial) pada situs web tersebut Saya memperhatikan url atau Domain web 11 domain pada situs web tersebut 2,93 (.edu, .ac.id , .gov, .com, .net , dll) Saya dapat menilai reputasi lembaga/organisasi yang Reputasi lembaga 12 3,06 bertanggung jawab atas berita tersebut Jumlah 17,67
Skor rata-rata = 17,67 : 6 2,94
Dalam kriteria otoritas, mahasiswa Prodi Ilmu Politik UNAS harus memiliki kemampuan dalam menilai otoritas. Karena pada dasarnya otoritas terkait dengan hal-hal subyektif mengenai pembuatan berita tersebut.
Dengan pernyataan ini mahasiswa tidak mudah percaya dengan media abal- abal dan beralih ke media yang reputasinya dapat dipercaya. Skor terbesar pada kriteria ini terdapat pada pernyataan nomor 9. Pernyataan nomor 9 menyatakan bahwa mahasiswa memperhatikan siapa atau lembaga yang bertanggung jawab atas berita tersebut. Pernyataan ini mendapatkan skor
3,25 pada skala interval 2,52 – 3,27, yang mana skor interval tersebut
72 menyatakan baik. Sedangkan skor terendah terdapat pada pernyataan nomor
8 yang menyatakan bahwa mahasiswa memperhatikan kompetensi penulis.
Pernyataan ini mendapat skor 2,71 pada skala interval 2,52 – 3,27 dan masuk dalam kategori baik.
3. Kriteria Kekinian
Tabel 4.23 Hasil Pernyataan Kriteria Kekinian
Topik No Pernyataan Skor Saya memperhatikan tanggal yang Waktu berita tercantum pada halaman web yang 13 3,07 dimuat mengindikasikan kapan berita tersebut dimuat Saya memperhatikan materi berita Pembaharuan yang disajikan diperbaharui secara 14 3,06 berita berkala untuk mengetahui seberapa baru berita tersebut Saya dapat mengetahui foto/video Kesesuaian waktu 15 yang sudah lama kemudian 2,68 foto/video dipublikasikan kembali Jumlah 8,81
Skor rata-rata = 8,81 : 3 2,93
Dalam kriteria kekinian, mahasiswa Prodi Ilmu Politik UNAS harus mampu kemampuan dalam menilai keterbaharuan berita yang mereka dapat.
Hal ini berkaitan dengan kepercayaan pembaca dalam mempercayai informasi. Pembaca lebih memilih berita yang terbaru ketimbang berita yang lama. Skor tertinggi pada kriteria ini terdapat pada pernyataan nomor
13. Pernyataan nomor 13 menyatakan bahwa mahasiswa memperhatikan tanggal yang tercantum pada halaman berita tersebut. Sehinga pernyataan ini mendapat skor 3,07 pada interval 2,52 – 3,27, terpaut tipis 0,01 dengan
73 pernyataan nomor 14 yang memiliki skor 3,06 sehingga pernyataan nomor
13 masuk dalam kategori baik. Sedangkan skor terendah terdapat pada pernyataan nomor 15 yang menyatakan bahwa mahasiswa dapat menilai foto/video yang telah kadaluarsa. Sehingga pernyataan nomor 15 mendapat skor 2,68 pada interval 2,52 – 3,27 dan masuk dalam kategori baik.
4. Kriteria Objektifitas Tabel 4.24 Hasil Pernyataan Kriteria Objektifitas
Topik No Pernyataan Skor Saya dapat menilai mana berita Fakta dan opini 16 yang ditulis mengandung fakta 2,96 atau opini Saya dapat menilai berita yang Kenetralan 17 disajikan tidak netral, tidak 3,25 imbang, dan berat sebelah Saya dapat menilai bahwa berita Bias 18 3 yang disajikan tidak bias Saya memperhatikan tujuan dari Tujuan situs web 19 pembuatan situs pada menu About 2,68 Us Jumlah 11,89
Skor rata-rata = 11,89 : 4 2,97
SKOR RATA – RATA TOTAL = 55,62 : 19 2,92 (BAIK)
Dalam kriteria objektifitas, mahasiswa Prodi Ilmu Politik UNAS harus mampu menilai keobjektifan berita yang dibaca. Objektif yang dimaksud ialah adil tanpa ada propaganda atau ajakan yang menyesatkan.
Skor tertinggi terdapat pada pernyataan nomor 17 yang menyatakan bahwa mahasiswa Prodi Ilmu Politik dapat menilai keadilan penulis dalam menulis berita. Pernyataan nomor 17 mendapat skor 3,25 pada interval 2,52 – 3,27 sehingga pernyataan nomor 17 masuk dalam kategori baik. Sedangkan skor
74 terendah terdapat pada pernyataan nomor 19 yang menyatakan bahwa mahasiswa memperhatikan tujuan dari pembuatan situs web tersebut.
Pernyataan nomor 19 mendapat skor 2,68 pada interval 2,52 – 3,27 sehingga pernyataan ini masuk dalam kategori baik.
75
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan kemampuan evaluasi informasi mahasiswa
Prodi Ilmu Politik UNAS, dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan
mereka sudah dapat dikatakan baik. Dikatakan baik karena berdasarkan
perhitungan keseluruhan 4 kriteria mahasiswa Program Studi Ilmu Poiltik
UNAS Jakarta mendapatkan skor rata-rata 2,92 yang berada pada interval 2,52
– 3,27. Skor tertinggi diperoleh kriteria otoritas yaitu 2,94 dan skor terendah
diperoleh kriteria relevansi yaitu 2,87.
Meskipun secara keseluruhan dikatakan baik, namun sayangnya masih
ada satu pernyataan yang menyatakan tidak baik. Pernyataan tersebut berada
pada nomor 5 tentang keaktifan mahasiswa dengan grup media sosial anti hoax.
Pernyataan ini hanya mendapat 2,51 pada skala interval 1,76 – 2,51. Namun
hal ini tidak terlalu menjadi masalah karena pernyataan tersebut tidak
mempengaruhi hasil keseluruhan secara signifikan. Masih kurangnya skor
pada pernyataan tersebut dapat tertutupi dengan pernyataan-pernyataan lainnya
yang mendapat penilaian baik dan sangat baik.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang penulis bahas diatas, adapun beberapa
saran yang penulis berikan dalam meningkatkan kemampuan evaluasi
informasi mahasiswa Prodi Ilmu Politik UNAS Jakarta, yaitu :
1. Para mahasiswa perlu belajar dan lebih aktif lagi dalam keikutsertaan
grup anti hoax di sosial media atau website. Mahasiswa juga dapat
76
menggunakan aplikasi yang mampu menekan maraknya peredaran
hoax, misalnya aplikasi Hoax Buster Tools (HBT) agar mahasiswa dapat
melindungi dirinya dengan informasi bohong.
2. Pihak Program Studi Ilmu Politik UNAS Jakarta perlu mengadakan
kegiatan semacam seminar, pelatihan atau penyuluhan tentang
mencegah bahaya hoax kepada para mahasiswa sehingga memiliki
keterampilan dalam mencegah informasi hoax untuk diri mereka
sendiri.
77
DAFTAR PUSTAKA
Alewine, Michael C., and Mark Canada. Introduction to Information Literacy for Students. UK: Wiley Blackwell, 2017. Alfida. “Menakar Program Literasi Informasi Melalui Karya Ilmiah Remaja.” Al-Maktabah 14 (Desember 2015). Association, American Library. “ACRL History.” September 1, 2006. http://www.ala.org/acrl/aboutacrl/history/history. Barton, Carolina. “Information Literacy and Higher Education.” Concordia University, July 2016. Board, ACRL. “ACRL Information Literacy Competency Standards for Higher Education.” Ala.Org, January 18, 2000. http://www.ala.org/ala/acrl/acrlstandards/informationliteracycompetency.htm #ilhed. Center, Khalifah. “Al Hujurat : 6.” KhalifahCenter.com. Accessed January 30, 2019. KhalifahCenter.com: http://www.khalifahcenter.com/q. Chowdhury, G. G, and Sudarta Cowdhury. Searching CD_ROM and Online Information Sources. London: Library Association Publishing, 2001. Christina S, Doyle. “Outcome Measures for Information Literacy Within the National Education Goals of 1990.” Eric, June 24, 1992. CILIP. “Information Literacy : Definition.” Accessed February 14, 2019. http://www.cilip.org.uk/professionalguidance/informationliteracy/definition/. Farida, Ida. “Urgensi Pengajaran Infomation Literacy Pada Tingkat Perguruan Tinggi.” Al- Maktabah 8 (Oktober 2006). Firyal, Vanya. “Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa Prodi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.” UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018. Fitzgerald, and Marry Ann. “Evaluating Information : An Information Literacy Challenge The Evaluation Process : Core Principles” 2 (July 1999). Hasugian, Jonner. “Urgensi Literasi Informasi Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi Di Perguruan Tinggi.” Jurnal Studi Perpustakaan Dan Informasi Universitas Sumatra Utara 4, no. 2 (Desember 2008). Hilbert, M. Global Information Explosion. California, 2015. Himawan, Deden. “Pengantar Literasi Informasi.” Perpustakaan Institute Pertanian Bogor, April 25, 2014. Indonesia, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet. “Hasil Survey Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet Indonesia,” Agustus 2018. https://apjii.or.id/survei2017. Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik. “KBBI Daring Kemendikbud.” Jakarta: Kementerian Pendidikan Kebudayaan Indonesia, n.d. Accessed February 12, 2019. Indonesia, Menteri Pendidikan Nasional Republik. “Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002 Tentang Inti Pendidikan Tinggi.” Pemerintah Republik Indonesia, April 2, 2002. Indonesia, Pemerintah Republik. “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik,” 2016. https://web.kominfo.go.id/sites/default/files/users/4761/UU%2019%20Tahun% 202016.pdf. “Information Literacy Glossary.” American Library Association, September 1, 2006. http://www.ala.org/acrl/issues/infolit/overview/glossary.
78
Joan, M. R. “ODLIS : Online Dictionary of Library and Information Science.” Accessed January 17, 2019. https://www.library.ucsb.edu/research/db/1182. Katzer, Jeffrey. Evaluating Information : A Guide For Users of Social Science Research. 3rd ed. Newyork: McGraw Hill, 1991. Libraries, University of Fort Hare. “Information Literacy Guide : Evaluating Information.” University of Fort Hare, Desember 2015. https://ufh.za.libguides.com/infolit. Library, Elmer E. Rasmuson. “Evaluating Information Resources,” Oktober 2018. https://library.uaf.edu/ls101-evaluation. Mahoni.com. “Kamus Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris : A Dictionary.” 01. Jakarta, n.d. Mastel. “Infografis Hasil Survey MASTEL Tentang Wabah HOAX Nasional.” Suara Sektor ICT Indonesia. Accessed January 30, 2019. https://mastel.id/infografis-hasil- survey-mastel-tentang-wabah-hoax-nasional/. Mata, Buka. “Yuk Bahas : Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (FISIP),” 2017. https://bukamata2017.wordpress.com/2017/01/09/yuk-bahas-fakultas-ilmu- sosial-dan-ilmu-politik-fisip/. Muin, Muhammad Azwar. Information Literacy Skills : Strategi Penelusuran Informasi Online. Makassar: Alauddin University Press, 2013. Nasional, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta, 2008. Nasional, Universitas. “Visi, Misi Dan Tujuan Ilmu Politik Universitas Nasional Jakarta,” n.d. ip.fisip.unas.ac.id/visi-misi-tujuan/. Ranaweera, Prasanna. “Importance of Information Literacy Skills for an Information Literate Society.” University of Colombo, n.d. Riadi, Edi. Statistika Penelitian : Analisis Manual Dan IBM SPSS. Yogyakarta: CV Andi, 2015. Rifai, Agus. Materi Pokok Penelusuran Litertur. 1st ed. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014. sconul. “The SCONUL Seven Pillars of Information Literacy,” 2011. http://www.sconul.ac.uk/groups/information_literacy/seven_pillars.html. Septanto, Henri. “Pengaruh HOAX Dan Ujaran Kebencian Sebuah Cyber Crime Dengan Teknologi Sederhana Di Kehidupan Sosial Masyarakat.” Institut Teknologi Dan Bisnis Kalbis. Accessed January 28, 2019. http://research.kalbis.ac.id/Research/Files/Article/Full/LCSCVZI11HG7VORWMA FRW7GH3.pdf. Sidharta, Lani, and Wiwik Yuwono. Pengantar Sistem Informasi Bisnis. Jakarta: Elex Media Komputindo, 1995. Simamora, Bilson. Analisis Multivariat Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005. ———. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002. Sinambela, Lijan Poltak. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014. Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif : Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana, 2012. Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Depok: Raja Grafindo Persada, 2005. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2009. Usman, Mohammed. “Analysis and Use of Big 6 & Dialogue Models to Solve Information Problem or Make a Decision For Better Outcome.” Intitute of Human Virology, February 2015. Verzosa, Fe Angela. “User Education and Information Literacy : Current Practices and Innovative Strategies,” March 5, 2010.
79
https://www.academia.edu/1505125/Copyright_Protection_for_Philipphine_Pu blications?show_app_store_popup=true. Wijetunge, Pradeepa. “Empowering 8: The Information Literacy Model Developed in Sri Lanka to Underpin Changing Education Paradigms of Sri Lanka.” University of Colombo 1 (2005). Wikipedia.org. “Objektivitas.” In Objektivitas (Jurnalisme). Wikipedia.org, n.d. ———. “Otoritarianisme.” In Asal Kata Otoritas. Wikipedia.org, n.d. Wirawan. Evaluasi : Teori, Model, Metodologi, Standar Dan Aplikasi Profesi. Jakarta: Rajawali Pers, 2016.
80
LAMPIRAN
KUESIONER
81
Kemampuan Evaluasi Informasi Mahasiswa Mahasiswa Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam Menangkal Informasi Hoax Pada Situs Web Berita
Dengan Hormat, Saya Hardian Ahmadi mahasiswa S1 Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian tentang “Kemampuan Evaluasi Informasi Mahasiswa Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam Menangkal Informasi Hoax Pada Situs Web Berita”. Kuesioner ini digunakan untuk pengumpulan data dalam rangka penulisan skripsi. Identitas maupun hasil kuesioner Anda bersifat rahasia dan terlindungi keamanannya. Atas bantuan dan partisipasinya, penulis ucapkan terima kasih.
Petunjuk Pengisian,
Berilan tanda centang (√) di sebelah kanan tiap pertanyaan/pernyataan, sesuai dengan skala tingkat kesetujuan Anda atas pernyataan yang ada. Dimulai dari SS untuk pernyataan Sangat Setuju, S untuk pernyataan Setuju , TS untuk pernyataan Tidak Setuju dan STS untuk pernyataan Sangat Tidak Setuju.
Catatan :
Pengisian kuesioner ini merupakan pengalaman pribadi anda ketika membaca informasi/berita pada website.
Nama : ...... (boleh inisial)
Jenis Kelamin : ......
Tahun Angkatan : ......
Pendapat No Pernyataan STS TS S SS Ketika saya membaca berita pada situs web, saya 1 dapat menilai informasi yang disajikan relevan untuk saya. Saat saya membaca berita pada situs web, Saya dapat 2 menilai tingkat kedalaman berita tersebut.
Saat saya membaca berita pada situs web dan berita 3 tersebut menampilkan foto/video sebagai bukti atas berita tersebut, Saya dapat menilai foto/video hasil manipulasi atau asli. Ketika berita tersebut menampilkan data, saya 4 memperhatikan dan tidak mudah percaya dengan data tersebut. No Pernyataan Pendapat
82
SS S TS STS
5 Saya ikut serta dalam grup diskusi anti-hoax yang terdapat di media social.
Ketika saya membaca suatu topik/tema berita pada 6 situs web, Saya melakukan riset kecil-kecilan ke berbagai situs lain untuk membandingkan berita yang disajikan. 7 Saya memperhatikan penulis yang tercantum dalam situs web berita tersebut. 8 Saya memperhatikan kompetensi atau keahlian penulis pada web tersebut. 9 Saya memperhatikan lembaga yang bertanggung jawab atas berita tersebut. 10 Saya memperhatikan alamat kontak (email, telpon, media sosial) pada situs web tersebut. 11 Saya memperhatikan url atau domain pada situs web tersebut (.edu, .ac.id , .gov, .com, .net , dll). 12 Saya dapat menilai reputasi lembaga/organisasi yang bertanggung jawab atas berita tersebut. Saya memperhatikan tanggal yang tercantum pada 13 halaman web yang mengindikasikan kapan berita tersebut dimuat. Saya memperhatikan materi berita yang disajikan 14 diperbaharui secara berkala untuk mengetahui seberapa baru berita tersebut. 15 Saya dapat mengetahui foto/video yang sudah lama kemudian dipublikasikan kembali. 16 Saya dapat menilai mana berita yang ditulis mengandung fakta atau opini. 17 Saya dapat menilai berita yang disajikan tidak netral, tidak imbang, dan berat sebelah. 18 Saya dapat menilai bahwa berita yang disajikan tidak bias. 19 Saya memperhatikan tujuan dari pembuatan situs pada menu About Us.
== TERIMA KASIH ==
83
84
85
86
BIODATA PENULIS
Hardian Ahmadi lahir di Bogor, 2 Mei 1997 anak
pertama dari dua bersaudara anak dari pasangan Bapak
Widodo dan Ibu Sukarsih. Bertempat tinggal di Jalan
Jembatan lama RT 07 / RW 07 Kelurahan Makasar,
Kecamatan Makasar Jakarta Timur, DKI Jakarta.
Menyelesaikan pendidikan TPA Al Anshor (2003), SDN
Makasar 01 (2003–2009), SMPN 50 Jakarta (2009–2012), SMAN 9 Jakarta (2012-
2015). Melanjutkan ke Perguruan Tinggi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Adab dan Humaniora Jakarta, Program Studi Ilmu
Perpustakaan dan Informasi tahun 2015–2019. Menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kemampuan Evaluasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Politik
Universitas Nasional Jakarta”. Pernah mengikuti magang di Perpustakaan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Praktik Kerja
Lapangan di Universitas Satya Negara Indonesia. Pernah melaksanakan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) di Desa Cibadak Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor.
87