ANALISIS (UI) DAN USER EXPERIENCE (UX) PADA AIS UIN JAKARTA MENGGUNAKAN METODE HEURISTIC EVALUATION DAN WEBUSE DENGAN STANDAR ISO 13407

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S. Kom)

Oleh : MUMTAZ HAYA WARALALO 1113091000059

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M / 1440 H

ANALISIS USER INTERFACE (UI) DAN USER EXPERIENCE (UX) PADA AIS UIN JAKARTA MENGGUNAKAN METODE HEURISTIC EVALUATION DAN WEBUSE DENGAN STANDAR ISO 13407

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S. Kom) Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh : Mumtaz Haya Waralalo 1113091000059

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M / 1440 H

i

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta LEMBAR PERSETUJUAN

ANALISIS USER INTERFACE (UI) DAN USER EXPERIENCE (UX) PADA AIS DIN JAKARTA MENGGUNAKAN METODE HEURISTIC EVALUATIONDAN WEBUSEDENGAN STANDAR ISO 13407

Skripsi

0leh: Mumtaz Haya Waralalo 1113091000059

Menyetujui,

sen ,J4 ~rnbimbing II, I . I I l)J/ ,.~, DR. Husni . Su ana S.T. M.Sc. Luh Kesuma ~hani, S.T., M.T. NIP. 197710302001121003 NIP. 19780424200801 2022

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Infonnatika

Arini, M NIP. 19760131200901 2001 LEMBARPENGESAHAN

Skripsi berjudul "Analisis User Interface (UI) dan User Experience (UX) pada AIS UIN Jakarta Menggunakan Metode Heuristic Evaluation dan Webuse dengan Standar ISO 13407" yang ditulis oleh Mumtaz Haya Waralalo, NIM 1113091000059 telah diujikan dalam sidang Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 4 Februari 2019. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) pada Program Studi Teknik Infonnatika.

Jakarta, 4 Februari 2019

Tim Penguji Penguji I, Penguji II,

nty Eka M, M.Kom AnifHanifa Setyanigrum, M.Si NIP. 197608052009122003 NIDN.072802034038997

Tim Pembimbing

Luh Kesuma Wardhani, S.T., M.T. NIP. 19780424200801 2022

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Infonnatika

Arini, T NIP. 19760131200901 2001

iii Em '5zsmrz (1."".' .1Ii taW'" .-!D'

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelas Strata 1 di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Apabila di kemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakall hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN SyarifHidayatullah Jakarta

1113091000059

tV

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI

Sebagai civitas akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Mumtaz Haya Waralalo NIM : 1113091000059 Program Studi : Teknik Informatika Fakultas : Sains dan Teknologi Jenis Karya : Skripsi demi pembuatan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalti Free Right) atas karya ilmiah yang berjudul:

ANALISIS USER INTERFACE (UI) DAN USER EXPERIENCE (UX) PADA AIS UIN JAKARTA MENGGUNAKAN METODE HEURISTIC EVALUATION DAN WEBUSE DENGAN STANDAR ISO 13407 beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berhak menyimpan, mengalihmedia/ formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, 4 Februari 2019 Mumtaz Haya Waralalo

(…………………………………………..)

v

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Proses penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dukungan, saran, serta kritik dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat, rahmat, dan karunia-Nya kepada penulis. 2. Ibu Arini, M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika dan Bapak Feri Fahrianto, M.Sc. selaku Sekretaris Program Studi Teknik Informatika. 3. Bapak DR. Husni Teja Sukmana, S.T., M.Sc, selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Luh Kesuma Wardhani, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, masukan, serta saran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. 4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu kepada penulis di dalam maupun di luar kelas. 5. Kedua orang tua penulis, DR. Sya’ban Muhammad, MA. Dan DRA. Gefarina Djohan, MA. yang senantiasa memberikan doa, dukungan, dan motivasi kepada penulis. 6. Bariaty Satria, Tamara Yoandianissa, Fansi Lantara, Iwana Asmarani, dan Latifa Ayu Lestari, sahabat-sahabat terbaik sejak di bangku sekolah. Terima kasih telah menemani penulis hingga saat ini. Terima kasih atas doa, dukungan, dan semangatnya. 7. Kepada Nadya, Rizka, Amanda, Syifa, Wafira, Wanti, dan Alia, dan BAYTI STUDIO, terima kasih telah menemani penulis selama lima tahun masa kuliah. 8. Teman-teman grup #Wisuda2019 (Dimas Octaviano, S.Kom, Rizka, Arya, Muchtar, Febrian, Aqin, Abdur, dkk) yang selalu menyemangati

vi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dan mendoakan agar bisa segera wisuda di tahun 2019 ini. Semoga do’a ini juga berbalik kepada kalian, Aamiinn! 9. Sahabat-sahabat HMI Komisariat Fakultas Sains dan Teknologi, terkhusus Apriliyanto Pambudi dan Subarkah Nur Hidayat. Abangda Zainuddin Asri, Abangda Ridho Anhar, Kakanda Sabfauzi, dan Kakanda Adi Prayoga yang telah banyak membantu penulis selama beberapa tahun sebagai mahasiswa dan juga aktivis. 10. Kawan-kawan Rekan Pengurus HMI Cabang Ciputat 2018-2019, Ketum Tharlis Dian Syah Lubis beserta Jajaran, Ketum BPL Agustina Permatasari beserta Jajaran. Terima kasih atas dukungannya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan dengan tenang dan bahagia. 11. Kawan-kawan Rekan Pengurus KOHATI HMI Cabang Ciputat 2018- 2019. Karlina, Vanya, Quro, Maw, Barid, Tira, Onet, Fairuz, Masnia, dan semua yang sangat penting mendukung penulis selama satu periode yang sangat berdinamika dan menyenangkan ini. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Jakarta, 4 Februari 2019

Mumtaz Haya Waralalo 1113091000059

vii

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Nama : Mumtaz Haya Waralalo Program Studi : Teknik Informatika Judul : Analisis User Interface (UI) dan User Experience (UX) pada AIS UIN Jakarta Menggunakan Metode Heuristic Evaluation dan Webuse dengan Standar ISO 13407

ABSTRAK

Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat pesat dalam memudahkan kita melakukan aktivitas di berbagai kegiatan keseharian. Hampir semua organisasi, perusahaan, hingga pemerintahan melakukan seluruh kegiatannya menggunakan sistem digital dalam setiap pelayanannya. Dalam berbagai sektor, ada bagian penting yang memerlukan sistem akademik dengan data yang terstruktur, yakni sistem pada perguruan tinggi negeri di Indonesia, salah satunya ialah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Berdasarkan kuesioner yang dilakukan terhadap 35 responden yang diambil dari berbagai mahasiswa di 11 fakultas yang ada di UIN Jakarta, dan dengan pengukuran menggunakan metode heuristic evaluation dan web usability tool evaluation (webuse) sesuai standar ISO 13407, maka didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa AIS UIN Jakarta masih memiliki tampilan yang biasa saja, kurang menarik hingga tidak menarik dengan total nilai interface dan usability 46,33%. Untuk itu, penulis membuat rekomendasi AIS UIN Jakarta dengan kembali menggunakan metode dan standar yang sama dengan evaluasi pada AIS sebelumnya untuk meningkatkan nilai interface dan usability AIS pada aspek penilaian Flexibility and efficiency of use, Aesthetic and minimalist design, dan Help users recognize, diagnose, and recover from errors dan juga pada aspek standar Causality, Visible Constraints, Mapping, Transfer Effects dan Population Stereotypes. Setelah dilakukan parameter pengukuran pada rekomendasi AIS UIN Jakarta, didapatkan hasil bahwa responden menilai sistem informasi akademik AIS tersebut memiliki skala sangat menarik, yakni dengan nilai interface dan usability sebesar 96%.

Kata Kunci : Interface, Usability, Heuristic, Webuse, UIN Syarif Hidayatullah Jumlah Pustaka : 10 Buku + 5 Jurnal + 2 Website Jumlah Halaman : VI Bab + XV Halaman + 111 Halaman

viii

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Author : Mumtaz Haya Waralalo Major : Informatics Engineering Title : User Interface (UI) and User Experience (UX) Analysis on AIS UIN Jakarta Using The Heuristic Evaluation and Webuse Method With ISO 13407 Standard

ABSTRACT

At this time science and technology are developing very rapidly in facilitating us to carry out activities in various daily activities. Almost all organizations, companies, and governments carry out all activities using a digital system in every service. In various sectors, there is an important part that requires an academic system with structured data, namely the system at state universities in Indonesia, one of which is the Syarif Hidayatullah State Islamic University (UIN) Jakarta. Based on the questionnaire conducted on 35 respondents taken from various students in 11 faculties in UIN Jakarta, and by measuring using the Heuristic Evaluation Method and Web Usability Tool Evaluation (WEBUSE) according to ISO 13407 standard, the results showed that AIS UIN Jakarta still has an ordinary look, less attractive to unattractive with a total value of interface and usability of 46.33%. To that end, the authors made a recommendation for the AIS UIN Jakarta by re-using the same methods and standards with evaluations in previous AIS to improve the interface value and usability of AIS in aspects of assessment of Flexibility and efficiency of use, Aesthetic and minimalist design, and Help users recognize, diagnose and recover from errors and also on standard aspects Causality, Visible Constraints, Mapping, Transfer Effects and Population Stereotypes. After measuring parameters on the recommendations of the AIS UIN Jakarta, it was found that respondents considered the academic information system to have a very interesting scale, namely with an interface and usability value of 96%.

Keywords : Interface, Usability, Heuristic, Webuse, UIN Syarif Hidayatullah Number of library : 10 Books + 5 Journal + 2 Website Number of Pages : VI Chapters + XV Pages + 111 Pages

ix

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ...... i LEMBAR PENGESAHAN ...... ii PERNYATAAN ORISINALITAS ...... iii PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI ...... iv ABSTRAK ...... v KATA PENGANTAR ...... vi DAFTAR ISI ...... vii DAFTAR GAMBAR ...... viii DAFTAR TABEL ...... ix BAB I ...... 1 1.1 Latar Belakang ...... 1 1.2 Rumusan Masalah ...... 6 1.3 Batasan Masalah ...... 6 1.4 Tujuan Penelitian ...... 7 1.5 Manfaat Penelitian ...... 8 1.6 Metodologi Penelitian ...... 8 1.6.1 Metodologi Pengumpulan Data ...... 8 1.6.2 Metodologi Evaluasi Desain Interface Sistem ...... 9 1.7 Sistematika Penulisan ...... 10 BAB II ...... 12 2.1 Pengertian Evaluasi Desain ...... 12 2.1.1 Pengertian Evaluasi...... 12 2.1.2 Pengertian Desain ...... 12 2.2 Human Computer Interaction (HCI) ...... 13 2.3 ISO 13407 ...... 14 2.3.1 Definisi ISO 13407:2000 ...... 14 2.3.2 Karakter Kualitas ISO 13407 ...... 17 2.3.3 Prinsip-prinsip ISO 13407 ...... 18 2.4 Pengertian User Interface ...... 19 2.4.1 Konsep User Interface ...... 20

x

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4.2 Jenis-jenis User Interface ...... 20 2.4.3 Prinsip User Interface...... 21 2.4.4 Penerapan User Interface ...... 22 2.5 Pengertian User Experience ...... 23 2.5.1 Penerapan User Experience ...... 24 2.5.2 Pembagian Fungsi Penerapan User Experience ...... 25 2.6 Pengertian Sistem Informasi ...... 27 2.6.1 Fungsi Sistem Informasi ...... 28 2.6.2 Tujuan Sistem Informasi ...... 29 2.6.3 Komponen Sistem Informasi ...... 30 2.7 Heuristic Evaluation ...... 30 2.7.1 Pengertian Heuristic Evaluation ...... 30 2.7.2 Kriteria Heuristic Evaluation ...... 31 2.7.3 Rating Heuristic Evaluation ...... 32 2.8 Web Usability Evaluation Tool (Webuse) ...... 33 2.8.1 Pengertian Webuse ...... 33 2.8.2 Tahap dan Pengujian Webuse ...... 34 2.9 Testing (Pengujian) Interface Design System ...... 36 2.9.1 Pengertian Testing (Pengujian) ...... 36 2.9.2 Pengertian Alpha Testing ...... 36 2.9.3 Pengertian Beta Testing ...... 38 BAB III ...... 41 3.1 Objek Penelitian ...... 41 3.2 Pengumpulan Data ...... 41 3.2.1 Metode Observasi ...... 42 3.2.2 Metode Wawancara ...... 42 3.2.3 Kuesioner ...... 43 3.2.4 Studi Pustaka...... 43 3.3 Metode Pengembangan Sistem ...... 45 3.3.1 Tahapan Perencanaan Kebutuhan ...... 45 3.3.2 Tahapan Evaluasi ...... 46 3.3.3 Tahapan Implementasi ...... 47 3.4 Kerangka Penelitian ...... 48

xi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB IV ...... 52 4.1 Tahap Desain Interface ...... 52 4.2 Implementasi ...... 53 4.2.1 Source Code ...... 53 4.2.2 Pembangunan Interface AIS ...... 53 4.2.3 Rekomendasi Berdasarkan Flexibility and Efficiency of Use ...... 56 4.2.4 Rekomendasi Berdasarkan Aesthetic and Minimalist Design ...... 60 4.2.5 Rekomendasi Berdasarkan Help Users Recover from Error ...... 61 BAB V ...... 64 5.1 Gambaran Umum ...... 64 5.1.1 Profil Pustipanda ...... 64 5.1.2 Visi dan Misi ...... 64 5.1.3 Sasaran Mutu ...... 65 5.1.4 Struktur Organisasi ...... 65 5.1.5 Produk-Produk Pustipanda ...... 66 5.2 Perancangan Tahap Pre-user Testing ...... 67 5.2.1 Definisi Tujuan Pengujian ...... 67 5.2.2 Aspek User Interface yang akan dievaluasi ...... 68 5.3 Analisis Desain Interface AIS ...... 70 5.4 Perancangan Pengumpulan Data ...... 73 5.4.1 Perancangan Kuisioner ...... 73 5.4.2 Penyebaran Kuisioner ...... 79 5.5 Analisis Kebutuhan ...... 79 5.5.1 Analisis Parameter Heuristic Evaluation ...... 79 5.5.2 Analisis Parameter Webuse ...... 90 5.5.3 Analisis Parameter Rating Scale ...... 90 5.6 Analisis Hasil dengan Standar ISO 13407 ...... 92 5.7 Desain Interface Usulan ...... 98 5.8 Test and Refine ...... 99 5.8.1 Test and Refine dengan Alpha Testing ...... 99 5.8.2 Test and Refine dengan Beta Testing ...... 100 BAB VI ...... 106 6.1. Kesimpulan ...... 106

xii

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

6.2. Saran ...... 110 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

xiii

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur Proses ISO 13407 ...... 15 Gambar 2.2 Proses Evaluasi Metode Webuse (Chiew dan Salim 2003) ...... 34 Gambar 2.3 Proses Alpha test dalam siklus pengembangan software ...... 38 Gambar 2.4 Pengujian Beta ...... 39 Gambar 3.1 Kerangka Penelitian ...... 48 Gambar 4.1 Mockup Rancangan Desain Interface AIS (Halaman 1) ...... 52 Gambar 4.2 Mockup Rancangan Desain Interface AIS (Halaman 2) ...... 53 Gambar 4.3 Rekomendasi Desain Interface AIS (Halaman 1) ...... 56 Gambar 4.4 Rekomendasi Desain Interface AIS (Halaman 2) ...... 56 Gambar 4.5 Rekomendasi Flexibility and Efficiency of Use (1) ...... 57 Gambar 4.6 Rekomendasi Flexibility and Efficiency of Use (2) ...... 57 Gambar 4.7 Rekomendasi Flexibility and Efficiency of Use (3) ...... 58 Gambar 4.8 Rekomendasi Flexibility and Efficiency of Use (4) ...... 58 Gambar 4.9 Rekomendasi Flexibility and Efficiency of Use (5) ...... 59 Gambar 4.10 Rekomendasi Flexibility and Efficiency of Use (6) ...... 59 Gambar 4.11 Rekomendasi Aesthetic and Minimalist Design (1) ...... 60 Gambar 4.12 Rekomendasi Aesthetic and Minimalist Design (2) ...... 60 Gambar 4.13 Rekomendasi Aesthetic and Minimalist Design (3) ...... 61 Gambar 4.14 Rekomendasi Aesthetic and Minimalist Design (4) ...... 61 Gambar 4.15 Rekomendasi Help Users from error (1) ...... 62 Gambar 4.16 Rekomendasi Help Users from error (2) ...... 62 Gambar 4.17 Rekomendasi Help Users from error (3) ...... 63 Gambar 4.18 Rekomendasi Help Users from error (4) ...... 63 Gambar 5.1 Struktur Organisasi Pustipanda ...... 66 Gambar 5.2 Halaman Login AIS ...... 70 Gambar 5.3 Halaman Utama AIS Mahasiswa ...... 71 Gambar 5.4 Halaman Utama AIS Mahasiswa - Menu ...... 72 Gambar 5.5 Identitas Responden pada Kuesioner ...... 75 Gambar 5.6 Responden Jenis Kelamin ...... 82

xiv

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 5.7 Responden - Fakultas ...... 83 Gambar 5.8 Responden - Jurusan ...... 83 Gambar 5.9 Responden - Semester ...... 84 Gambar 5.10 Hasil Kuesioner (Flexibility and efficiency of use) ...... 84 Gambar 5.11 Hasil Kuesioner (Aesthetic and minimalist design) ...... 87 Gambar 5.12 Hasil Kuesioner (Help user recover from error) ...... 88 Gambar 5.13 Hasil Kuesioner Causality ...... 94 Gambar 5.14 Hasil Kuesioner Visible Constraints ...... 94 Gambar 5.15 Hasil Kuesioner Mapping ...... 95 Gambar 5.16 Hasil Kuesioner Transfer Effects ...... 95 Gambar 5.17 Hasil Kuesioner Population Stereotypes ...... 96 Gambar 5.18 Desain Interface Usulan (Halaman 1) ...... 99 Gambar 5.19 Desain Interface Usulan (Halaman 2) ...... 99 Gambar 5.19 Identitas Representatif Responden ...... 100 Gambar 5.20 Hasil Evaluasi Metode HE – Webuse (1) ...... 101 Gambar 5.21 Hasil Evaluasi Metode HE – Webuse (2) ...... 101 Gambar 5.22 Hasil Evaluasi Metode HE – Webuse (3) ...... 101 Gambar 5.23 Hasil Kuisioner Causality ...... 101 Gambar 5.24 Hasil Kuisioner Visible Constraints ...... 101 Gambar 5.25 Hasil Kuisioner Mapping ...... 102 Gambar 5.26 Hasil Kuisioner Transfer Effects ...... 103 Gambar 5.27 Hasil Kuisioner Population Stereotypes ...... 103

xv

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kesesuaian Merit dan Pilihan Jawaban ...... 35 Tabel 2.2 Hubungan Poin Usability dan Level Usability ...... 35 Tabel 3.1 Daftar penelitian sejenis ...... 44 Tabel 5.1 Definisi Tujuan Pengujian ...... 67 Tabel 5.2 Aspek Evaluasi Interface Design & Usability ...... 69 Tabel 5.3 Aspek Evaluasi Standar ...... 69 Tabel 5.4 Perancangan Kuesioner ...... 74 Tabel 5.5 Pertanyaan Kuesioner Metode – ISO 13407 ...... 75 Tabel 5.6 Pertanyaan lanjutan ISO 13407 ...... 77 Tabel 5.7 Tabel Responden ...... 80 Tabel 5.8 Skala, Bobot Nilai dan Presentase Penilaian Kuesioner ...... 86 Tabel 5.9 Presentase Penilaian Kuesioner (1) ...... 86 Tabel 5.10 Presentase Penilaian Kuesioner (2) ...... 88 Tabel 5.11 Presentase Penilaian Kuesioner (3) ...... 89 Tabel 5.12 Parameter Rating Scale (Berdasarkan Evaluasi Heuristik) ...... 90 Tabel 5.13 Daftar Pertanyaan Tampilan AIS Awal ...... 93 Tabel 5.14 Skala, Bobot Nilai dan Presentase Penilaian Kuesioner ISO ...... 96 Tabel 5.15 Skala Penilaian Pertanyaan Tampilan AIS Awal ...... 97 Tabel 5.16 Skala Penilaian Pertanyaan Tampilan Rekomendasi AIS (1) ...... 102 Tabel 5.17 Skala Penilaian Pertanyaan Tampilan Rekomendasi AIS (2) ...... 105

xvi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat pesat dalam memudahkan kita melakukan aktivitas terdata dalam kegiatan berbagai kegiatan akademis. Hampir semua organisasi, perusahaan, hingga pemerintahan melakukan seluruh kegiatannya menggunakan sistem yang terkomputisasi dalam setiap pelayanannya. Dalam berbagai sektor, ada bagian penting yang memerlukan sistem akademik dengan data yang terstruktur, yakni sistem pada perguruan tinggi negeri di Indonesia, salahsatunya ialah Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

UIN Jakarta merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang memiliki

11 fakultas didalamnya. Adapun berbagai fakultas tersebut ialah fakultas yang mencakup keagamaan sampai dengan fakultas umum yang terus berkembang. Di masing-masing fakultas tersedia layanan komputer bersistem yang bisa digunakan untuk pelayanan akademik secara langsung. Adapun sistem akademik tersebut juga dapat dibuka dengan basis website oleh setiap mahasiswa terdaftar dengan

Nomor Induk Mahasiswa (NIM) yang sudah dimiliki. Sistem Akademik tersebut ialah Academic Information System (AIS).

AIS atau biasa disebut Sistem Informasi Akademik merupakan sebuah fasilitas sistem berbasis web yang berisikan profil dan perkembangan aktifitas akademik mahasiswa dari pemilihan mata kuliah hingga laporan penilaian, adapun didalamnya juga berisikan beberapa informasi yang ditujukan kepada mahasiswa, seperti kegiatan universitas atau himbauan untuk mahasiswa. Sistem

1

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2

AIS ini berada di jaringan Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta dengan alamat ais.uinjkt.ac.id dan mulai digunakan pada tahun 2010.

AIS sebagai system informasi yang selalu digunakan oleh mahasiswa harus menjadi sistem web yang mudah digunakan dan bernilai informatif demi kelancaran perkuliahan dan aktifitas mahasiswa sebagai pengguna dalam keseharian. Pengalaman pengguna dalam hal ini mahasiswa dapat menjadi tolak ukur penerimaan terhadap AIS. Jika seorang pengguna mengalami keengganan dan ketidaknyamanan dalam menggunakan sebuah layanan sistem informasi akademik, atau layanan AIS tersebut sulit untuk digunakan, maka bisa dikatakan bahwa layanan AIS memiliki potensi kegagalan. Pendekatan melalui aspek usability dapat digunakan dalam menganalisis user interface dan user experience pada AIS UIN Jakarta.

Adapun peneliti memperoleh hal-hal yang perlu dievaluasi dari pembagian kuesioner yang dijawab oleh 35 Responden dari seluruh fakultas yang berjumlah

11 fakultas, masing-masing 3 responden per-fakultas dengan teori simple random sampling. Dari hasil kuesioner tersebut, maka didapatkan bahwa: tampilan AIS yang kurang efektif dan efisien, tampilan AIS juga tidak mengikuti perkembangan desain terkini (moderen), dan tampilan AIS sangat kurang responsive terhadap perubahan menu ketika error yang berganti. Hal lainnya yang juga perlu ditingkatkan ialah informasi kegiatan perkuliahan yang jelas, serta perkembangan informasi aktifitas belajar mengajar yang kurang berfungsi sehingga perlu ada evaluasi secara detail untuk mengukur kemudahan penggunaan AIS bagi user atau mahasiswa dari segi kemudahan dipelajari, digunakan, kepuasan dan tingkat efisiensi, hal ini berguna untuk kelangsungan dan pengembangan UIN Jakarta ke depan sebagai kampus dengan basis teknologi yang maju. Dengan berbagai hal

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3

yang perlu dievaluasi diatas, maka peneliti menggunakan alat metode evaluasi pengukuran Heuristic Evaluation dan Web Usability Evaluation Tool (WEBUSE) dengan standar ISO 13407 yang merujuk pada kebutuhan website yang didalami dengan meperhatikan user sebagai pengguna interaktif.

Dalam mengembangkan sebuah interface sistem berbasis website, ada banyak dukungan bagi perancang untuk memastikan website yang dibangunnya sesuai dengan kebutuhan user. Salah satunya adalah dengan memastikan bahwa langkah pengembangan sesuai dengan standar yang berlaku. Dengan menggunakan metode heuristik dan webuse, serta melihat dari kebutuhan yang harus dipenuhi oleh AIS, maka didapatkan standar ISO 13407 sebagai standar yang mengikuti kriteria dari heuristik itu sendiri.

Pada ISO 13407 terdapat lima prinsip yang bisa memenuhi standar dari kebutuhan AIS dengan UI dan UX yaitu Causality, Visible Constraints, Mapping,

Transfer Effects dan Population Stereotypes. Kelima prinsip tersebut mencakup fasilitas, pengelompokkan, dan ekspektasi tindakan yang ada pada AIS UIN

Jakarta, sehingga dari standar tersebut didapatkan AIS yang baik dari segi UI dan

UX-nya. Adapun untuk mencapai standar dibutuhkan metode evaluasi yang sesuai dengan ISO dan kebutuhan pengguna khususnya.

Dalam beberapa metode evaluasi, menurut (Nielsen. 1995) evaluasi heuristik melibatkan beberapa set evaluator memeriksa interface website dan menilai kesesuaiannya terhadap prinsip usability yang diakui atau disebut prinsip heuristik. Prinsip Heuristik Nielsen merupakan prinsip heuristik yang paling sering digunakan dalam evalusi heuristik (Penha et al., 2014). Pada hal ini prinsip

Nielsen yang mencakup kebutuhan dari sisi tampilan website dan aplikasi, maka

10 prinsip tersebut ialah kategori yang sederhana dan sesuai dengan AIS UIN

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4

Jakarta dengan pengguna yang membutuhkan interface lebih baik dan cepat dalam pengembangannya. Oleh karena itu penelitian ini akan menggunakan evaluasi heuristik dengan prinsip heuristik milik Nilesen. Metode ini digunakan untuk mendapatkan evaluasi kekurangan dan kesalahan usability pada AIS.

Dengan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui level usability interface aplikasi apakah sudah memiliki level yang baik, menggali masalah usability yang ada, mendapatkan evaluasi masalah usability oleh ahli, mengevaluasi usability

AIS UIN Jakarta secara komprehensif dan menghasilkan rekomendasi perbaikan masalah usability yang ditemukan pada AIS untuk meningkatkan level usability menjadi lebih baik lagi. Adapun evaluasi heuristik ini untuk mengukur User

Interface dari AIS UIN Jakarta yang berfungsi maksimal pada usabilitynya.

WEBUSE atau Web Usability Evaluation Tool merupakan sebuah metode usability inquiry yang dikembangkan oleh (Chiew dan Salim. 2003). WEBUSE dapat mengumpulkan kepuasaan subjektif pengguna dan kesan mereka terhadap website dengan tool yang terstruktur dan akurat. Karena hal itu, dalam penelitian ini akan dilakukan dengan metode webuse sebagai user based method untuk mengevaluasi bersama metode heuristic evaluation diatas. Dan webuse ialah dikhususkan untuk mengukur User Experience terhadap usability dari AIS UIN

Jakarta.

Dengan menggunakan metode heuristik Nielsen ditentukan tiga kriteria

(Flexibility and efficiency of use, Aesthetic and minimalist design, dan Help users recognize, diagnose, and recover from errors) dari sepuluh kriteria usability heuristics untuk user interface design dengan output yang diharapkan adalah menghasilkan nilai severity rating sehingga didapatkan rekomendasi perbaikan dari AIS UIN Jakarta.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 5

Usulan peneliti dan berdasarkan hasil wawancara kepada pihak Pustipanda ialah perbaikan pada halaman utama yang berisikan menu login dengan halaman informasi seputar UIN Jakarta yang lebih moderen, tata letak login menjadi center dan halaman informasi menjadi slide berjalan yang lebih responsif, Selanjutnya di tampilan menu, terdapat perkembangan bentuk menjadi flat design yang terletak di tengah halaman utama ketika sudah login setelahnya. Adapun yang lainnya ialah perubahan pada desain warna dan bentuk tata letak yang lebih terkini, dalam hal ini lebih moderen.

Terdapat beberapa penelitian yang dilakukan oleh (Suci Indrawari, 2015) adalah bagaimana melakukan evaluasi terhadap usabilitas SIM Penerimaan

Koleksi Deposit di Perpustakaan Nasional RI berdasarkan pendekatan evaluasi heuristic. Serta pada penelitian (Putu Krisnayan. 2016) juga mengalisis tingkat usability pada website UNDIKSHA yang diukur menggunakan metode heuristic evaluation dengan menggunakan 10 Variabel usability menentukan rancangan layout website UNDIKSHA yang memenuhi kriteria usability.

Penelitian serupa juga dilakukan pada evaluasi aplikasi (Yusi Tyroni Mursityo.

2018) bertujuan untuk mengetahui level usability interface aplikasi apakah sudah memiliki level yang baik, menggali masalah usability yang ada, mendapatkan evaluasi masalah usability oleh ahli, mengevaluasi usability pada aplikasi Perdana Taxi secara komprehensif dan menghasilkan rekomendasi perbaikan masalah usability yang ditemukan pada aplikasi untuk meningkatkan level usability menjadi lebih baik lagi dengan metode heuristic dan juga webuse.

Berdasarkan uraian di atas, penulis mengambil judul “Analisis User

Interface (UI) dan User Experience (UX) pada AIS UIN Jakarta

Menggunakan Metode Heuristic Evaluation dan Webuse dengan Standar ISO

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 6

13407” yang diharapkan dapat membantu melakukan penilaian penggunaan system informasi (AIS) pada mahasiswa agar menjadi lebih kompatibel, efektif, serta moderen dalam proses pembelajaran, aktivitas perkuliahan dari setiap mahasiswa dari berbagai fakultas di UIN Jakarta. Perbedaan dari penelitian ini dengan yang lain adalah penelitian menggunakan standar ISO 13407 dan dengan metode yang paling tepat untuk pengembangan tampilan pada AIS UIN Jakarta, dan hasil dari penelitian ini akan langsung menjadi rujukan bermanfaat bagi AIS

UIN Jakarta yang dinilai sebagai sistem dari kampus yang mengikuti perkembangan dunia, salahsatunya teknologi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas didapat perumusan permasalahan yaitu:

1. Bagaimana mengevaluasi dan membangun Interface sistem informasi

akademik AIS UIN Jakarta dengan menggunakan metode Heuristics

Evaluation dan WEBUSE ?

2. Bagaimana mengukur Interface sistem informasi akademik AIS UIN Jakarta

dengan standar ISO 13407?

3. Bagaimana mengukur performansi Interface AIS UIN Jakarta dengan basis

web untuk memudahkan dan membantu penggunaannya pada aktifitas

perkuliahan dan keseharian mahasiswa UIN Jakarta?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka pembahasan masalah akan dibatasi oleh:

1. Penelitian ini dilakukan untuk mahasiswa aktif dari 11 fakultas di UIN

Jakarta dengan teori simple random sampling. Adapun terdapat 35 Responden

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 7

(Mahasiswa) dari berbagai fakultas, masing-masing 3 responden dengan 2

responden tambahan sebagai penguat permasalahan berbasis teknologi yang

sebelumnya sudah didapatkan dari PUSTIPANDA dengan memberi gambaran

evaluasi terpenting untuk pengembangan tampilan AIS UIN Jakarta.

2. Penilaian evaluasi tampilan yang dilakukan pada beberapa halaman terkemuka

AIS UIN Jakarta, agar dapat membantu perkembangan tampilan dan kegunaan

keseluruhan halaman lain nantinya.

3. Penilaian yang dilakukan berdasarkan User Interface dan User Experience,

serta bobot nilai setiap pertanyaan menggunakan metode Heuristic

Evaluation: Flexibility and efficiency of use, Aesthetic and minimalist design,

dan Help users recognize, diagnose, and recover from errors dan WEBUSE

dengan standar ISO 13407.

4. Sistem penilaian pengguna AIS UIN Jakarta ini hanya untuk menilai

mahasiswa semester 1-8 sebagai mahasiswa yang paling memiliki interaksi

pada system langsung.

5. Penelitian ini hanya sampai pada tahap testing design interface, tidak sampai

pada tahap perawatan (maintenance).

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Membuat tampilan sistem informasi akademik AIS UIN Jakarta dengan

metode Heuristic Evaluation dan Web Usability Evaluation Tool (Webuse).

2. Mengukur tampilan sistem informasi akademik AIS UIN Jakarta dengan

standar ISO 13407.

3. Mengukur pengembangan tampilan sistem informasi berbasis web untuk

membantu mahasiswa menggunakan AIS UIN Jakarta yang lebih modern,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 8

efektif, dan efisien. Serta meminimalisir kejadian error pada system tampilan.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh bagi penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis, memberikan pemahaman dan pengetahuan menyeluruh tentang

sistem informasi AIS UIN Jakarta berdasarkan ISO 13407 dengan metode

Heuristic Evaluation dan WEBUSE. Adapun metode heuristik untuk meng-

evaluasi User Interface (UI) dan Webuse untuk meng-evaluasi User

Experience (UX) yakni untuk usability.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 9

2. Bagi Pengelola Sistem Informasi (PUSTIPANDA), dapat menyediakan

informasi yang cepat, tepat, akurat dan mudah digunakan mahasiwa secara

modern dan informatif.

3. Bagi Universitas, dapat dijadikan bahan pedoman ataupun referensi penelitian

mengenai pendataan setiap mahasiswa. Dan dapat menjadi alat mengembangan

pada system akademik universitas itu sendiri.

1.6 Metodologi Penelitian

Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode dalam merancang sistem. penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut:

1.6.1 Metodologi Pengumpulan Data

Dalam melakukan analisis pada penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data-data dengan beberapa cara anatara lain observasi, studi pustaka, dan wawancara.

1. Studi Observasi

Penulis mengumpulkan data dengan observasi langsung atau pengamatan

langsung pada Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data

(PUSTIPANDA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Studi Wawancara

Pada studi wawancara penulis memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab, bertatap muka antara penulis dengan

penjawab atau responden.

3. Studi Pustaka

Pada studi pustaka ini penulis mengumpulkan, membaca, dan mempelajari

teori yang ada di dalam buku dan karya ilmiah yang berhubungan dengan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 10

penelitian ini.

1.6.2 Metodologi Evaluasi Desain Interface Sistem

Metode Evaluasi Desain interface sistem yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Heuristics Evaluation terdapat 10 kriteria dalam metode ini, yaitu: Visibilitas dari status system, Kesesuaian antara sistem dan dunia nyata, Kendali dan kebebasan pengguna, Standar dan konsistensi, Bantu pengguna untuk mengenali, mendiagnosa, dan mengatasi masalah, Pencegah kesalahan, Adanya pengenalan, Fleksibilitas dan efesiensi, Estetika dan desain yang minimalis, dan Fitur bantuan dan dokumentasi.

Dari 10 kriteria evaluasi, diambil 3 kriteria (Flexibility and efficiency of use,

Aesthetic and minimalist design, dan Help users recognize, diagnose, and recover from errors) sebagai yang paling dibutuhkan dalam pengembangan desain interface pada AIS UIN Jakarta.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dan penyusunan laporan penelitian skripsi ini dengan urutan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian,

metodelogi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini menguraikan teori-teori yang berhubungan

dengan konsep dan teori dasar materi yang terkait dan

digunakan selama penelitian dan yang digunakan untuk

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 11

membantu menyusun laporan penelitian skripsi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan tata cara penelitian berdasarkan

metode penelitian yang dipilih dan digunakan antara lain metode

pengumpulan data dan metode pengembangan sistem yang

digunakan dalam sistem informasi penilaian kinerja karyawan.

BAB IV PERANCANGAN REKOMENDASI

Pada bab ini akan dibahas mengenai bagaimana perancangan

rekomendasi akan dibuat berdasarkan hasil dari evaluasi dengan

metode dan standar yang sudah digunakan.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum

perusahaan, analisis proses yang berjalan, analisis dari data-data

yang digunakan dalam perusahaan, dan pembahasan yang

mencakup gambaran umum tentang obyek penelitian.

BAB VI PENUTUP

Pada bab ini merupakan akhir penulisan skripsi, dimana

berdasarkan uraian-uraian yang telah dibahas akan dituangkan ke

dalam suatu bentuk kesimpulan akhir serta saran-saran.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Evaluasi Desain

2.1.1 Pengertian Evaluasi

Evaluasi merupakan sinonim dari bahasa Inggris "evaluation" yang diartikan sebagai penaksiran atau penilaian (James J.1996). (Nurkancana. 1983) menyatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan berkenaan dengan proses untuk menentukan nilai dari suatu hal. Sementara (Raka Joni. 1975) menjelaskan bahwa evaluasi adalah proses untuk mempertimbangkan sesuatu barang, hal atau gejala dengan mempertimbangkan beragam faktor yang kemudian disebut Value Judgment.

Maka dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses menetukan nilai untuk suatu hal atau objek yang berdasarakan pada acuan- acuan tertentu untuk menentukan tujuan tertentu. Dalam perusahaan, evaluasi dapat diartikan sebagai proses pengukuran akan efektivitas strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan (Duncan, Tom. 2005). Data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan digunakan sebagai analisis situasi program berikutnya.

2.1.2 Pengertian Desain

Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata "desain" bisa digunakan, baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, "desain" memiliki arti "proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru". Sebagai kata benda,

"desain" digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 13

berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk benda nyata.

Desain secara etimologi berasal dari bahasa "designo" (Itali) yang secara gramatikal berarti gambar dan bermakna: to make preliminary sketches of, to plan and carry out experiment", to form in the mind. Secara garis besar, ada tujuh prinsip di dalam dunia desain yaitu: Keseimbangan, Kesatuan, Perbandingan,

Urutan, Irama, Skala, Fokus.

Metode desain adalah suatu cara yang dilakukan oleh desainer untuk menghasilkan suatu karya desain. Beberapa metode yang umum digunakan, antara lain: Explosing yaitu mencari inspirasi dengan berpikir secara kritis untuk menghasilkan suatu desain yang belum pernah diciptakan. Redefining yaitu mengolah kembali suatu desain agar menjadi bentuk yang berbeda dan lebih baik.

Managing yaitu menciptakan desain secara berkelanjutan dan terus-menerus.

Phototyping yaitu memperbaiki dan atau memodifikasi desain warisan nenek moyang. Trendspotting yaitu membuat suatu desain berdasarkan tren yang sedang berkembang.

2.2 Human Computer Interaction (HCI)

Interaksi manusia dan komputer (bahasa Inggris: human–computer interaction atau disingkat HCI) adalah disiplin ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dan komputer yang meliputi perancangan, evaluasi, dan implementasi antarmuka pengguna komputer agar mudah digunakan oleh manusia.

Ilmu ini berusaha menemukan cara yang paling efisien untuk merancang pesan elektronik. Sedangkan interaksi manusia dan komputer sendiri adalah serangkaian proses, dialog dan kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk berinteraksi dengan komputer yang keduanya saling memberikan masukan dan umpan balik melalui sebuah antarmuka untuk memperoleh hasil akhir yang diharapkan sistem

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 14

harus sesuai dengan kebutuhan manusia dan dirancang berorientasi kepada manusia sebagai pemakai.

Tujuan utama disusunnya berbagai cara interaksi manusia & komputer untuk mempermudah manusia dalam mengoperasikan komputer dan mendapatkan berbagai umpan balik yang ia perlukan selama ia bekerja pada sebuah sistem komputer. Para perancang antarmuka manusia dan komputer berharap agar sistem komputer yang dirancangnya dapat bersifat akrab dan ramah dengan penggunanya

(user friendly).

Interaksi manusia komputer dibutuhkan agar kita lebih cepat dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. serta dapat membuat waktu pengerjaannya lebih cepat dan tidak membutuhkan banyak biaya dalam membuat suatu pekerjaan.

2.3 ISO 13407

Dalam mengembangkan sebuah sistem berbasis website, ada banyak dukungan bagi perancang sistem untuk memastikan sistem yang dibangunnya sesuai dengan kebutuhan user. Salah satunya adalah dengan memastikan bahwa langkah pengembangan sesuai dengan standar yang berlaku.

2.3.1 Definisi ISO 13407

ISO 13407 mengatur tentang proses perancangan berorientasi manusia/user untuk sistem yang interaktif. Alur prosesnya digambarkan dalam gambar 2.1 berikut.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 15

Gambar 2.1 Alur Proses ISO 13407

Keterangan gambar:

1. Memahami dan menentukan konteks pengguna

1. Karakteristik pengguna yang diharapkan

2. Pekerjaan yang dilakukan pengguna

3. Pemecahan secara hirarki atas pekerjaan global

4. Tujuan global penggunaan sistem untuk setiap kategori

pengguna, termasuk karakteristik tugas yang mungkin

menggangu penggunaan dalam scenario khusus, seperti

frekuensi dan lama kinerja.

5. Deskripsi harus mencakup alokasi aktifitas dan langkah

operasional antara manusia dan sumberdaya teknologi

6. Pahami lingkungan tempat pengguna akan menggunakan sistem

7. Sangat penting awal langkah untuk menentukan kebutuhan sistem

minimal dan optimal dengan memperhatikan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 16

2. Menentukan kebutuhan pengguna dan Organisasi dalam UCD

penting untuk memperluas aktivitas kebutuhan fungsional sistem

dengan membuat pernyataan eksplisit kebutuhan pengguna dan

organisasi, dalam hubungannya dengan konteks diskripsi

penggunaan dalam hal:

1. Kualitas perancangan interaksi manusia dan komputer serta

workstation,

2. Kualitas dan isi tugas pengguna ( termasuk alokasi tugas diantara

kategori penguna yang berbeda ),

3. Kinerja tugas yang efektif khususnya dalam hal

transparasi aplikasi ke pengguna,

4. Kerjasama dan komunikasi yang efektif diantara pengguna dan

pikah ketiga yang relevan,

5. Dibutuhkan kinerja sistem baru terhadap tujuan finansial.

3. Solusi perancangan yang dihasilkan

1. Dengan memgunakan pengetahuan yang ada untuk

mengembangkan suatu proposal solusi perancangan.

2. Membuat solusi perancangan lebih konkrit (dengan

simulasi, prototype, dll )

3. Memperlihatkan prototype ke pengguna dan

mengamatinya saat melakukan tugas spesifik, dengan atau

tanpa bantuan evaluatur.

4. Menggunakan umpan balik untuk perbaikan rancangan.

5. Mengulang proses ini sampai tujuan dipenuhi.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 17

4. Evaluasi Perancangan terhadap kebutuhan pengguna

1. Formative: menyediakan umpanbalik yang dapat digunakan untuk

memperbaiki rancangan.

2. Summative: melakukan penilaian apakah tujuan pengguna dan

organisasi telah tercapai

2.3.2 Karakter Kualitas ISO 13407

Bagaimanapun kerasnya usaha seorang perancang antar muka untuk mengerti kebutuhan user, selalu ada gap/jarak antar harapan user dan kenyataan (Prinsip Norman). Prinsip Norman dapat digunakan untuk memberi panduan perancangan karena Norman menekankan pada dua prinsip yaitu:

Menjembatani perbedaan evaluasi. Hal-hal yang bisa dilakukan dalam menjembatani perbedaan evaluasi adalah:

1. Memberi umpan balik tentang status sistem

2. Menyediakan penjelasan atas tampilan jika ternyata sangat kompleks.

3. Membangun model mental pengguna atas aplikasi kita.

4. Memberitahu user apa yang dapat dilakukan

5. Mengingatkan user dimana posisi mereka saat ini

6. Menentukan harapan.

Menjembatani perbedaan eksekusi. Hal-hal dalam poin ini antara lain:

1. Menggunakan obyek berupa iconographic/gambar dengan label

2. Menggunakan obyek yang besar (dalam batasan tertentu)

3. Mempertahankan obyek tetap berada di layar

4. Mempertahankan obyek dalam lokasi yang tetap/konsisten

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 18

5. Mempertahankan obyek dekat dengan penunjuk mouse

6. Menghindari penggunaan scrolling dan keyboard

2.3.3 Prinsip-prinsip ISO 13407

1. Causality Prinsip causality dapat dijelaskan dalam kejadian berikut: sesuatu yang terjadi setelah suatu tindakan, akan dianggap orang/user bahwa tindakan tersebut sebagai penyebabnya.

Contoh causality yang tidak benar: menjalankan suatu aplikasi yang belum dikenal sebelum komputer rusak akan menyebabkan komputer sering rusak. Efek lain dari prinsip causality: perintah yang hasilnya tidak jelas kelihatan sering diulangi berkali-kali (misalkan meng-klik mouse berulangkali untuk mengaktifkan menu pada sistem yang sedang hang/loading/tidak menanggapi). Prinsip perancangan causality: Menyediakan umpan balik yang jelas. Berorientasi pada konteks. dan dapat dipahami setelah melakukan suatu tindakan.

2. Visible Constraints

Visible contraints adalah batasan secara visual. Dengan melihat user akan tahu batasan tindakan/fasilitas/fungsi dari aplikasi yang digunakannya. User akan tahu batasan jumlah tindakan yang mungkin harus diperoleh dari kemunculan obyek. User akan tahu batasan dari aplikasi dengan cara melihat dan merasakan.

Prinsip perancangan: Perluas rentang batasan peluang, Fasilitasi pengguna dengan peluang yang mungkin berdasarkan konteksnya.

3. Mapping

Mapping atau pemetaan mendefinisikan himpunan relasi yang

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 19

mungkin diantara obyek. Prinsip perancangannya: Membuat relasi alami antar obyek terlihat, Mengkelompokkan dan mengorganisir obyek yang berhubungan dalam container/tempat, dan Container harus mempunyai label.

4. Transfer Effects

Manusia cenderung akan mentransfer pelajaran/ekspektasi dari obyek yang sama. Ada dua macam efek transfer: Positive transfer: pelajaran sebelumnya dapat diterapkan pada situasi yang baru. Negative transfer: pelajaran sebelumnya berbeda dengan situasi yang baru. Prinsip perancangan: Pertimbangkan pengalaman pengguna sebelumnya dalam perancangan serta kemampuannya dalam belajar (perancangan pengalaman pengguna)

5. Population Stereotypes

Populasi belajar bahwa idiom berlaku dengan cara tertentu. Misalnya, merah berarti bahaya dan hijau berarti aman. Namun idiom dapat berbeda pada budaya yang berbeda. Misalnya, saklar lampu/switch di Amerika berlawanan dengan di Inggris. Arah ke bawah untuk mematikan tetapi di Inggris sebaliknya.

Prinsip perancangan: Abaikan/ubah apa yang terlihat dan terasa sesuai dengan hubungan stereotipe dan budaya. Contoh: pengguna Windows dan

Macintosh atau pengguna Windows dan Linux. Serta, mengubah budaya stereotipe sangat sulit.

2.4 Pengertian User Interface

User interface adalah cara program dan user berkomunikasi. Istilah user interface atau interface kadang-kadang digunakan sebagai penggati istilah HCI

(Human Computer Interaction). HCI adalah semua aspek dari interaksi pengguna

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 20

dan computer, tidak hanya hardware. Semuanya yang terlihat dilayar, membaca dalam dokumentasi dan dimanipulasi dengan keyboard (atau mouse) merupaka bagian dari user interface.

User Interface berfungsi untuk menghubungkan atau penterjemah informasi antara pengguna dengan system operasi, sehingga computer dapat digunakan. Dengan demikian, user interface bisa juga diartikan sebagai mekanisme inter-relasi atau integrasi total dari perangkat keras dan lunak yang membentuk pengalaman bekomputer. User interface dari sisi software bias berbentuk

Graphical User Interface (GUI) atau Command Line Interfae (CLI), sedangkan dari sisi hardware bias berbentuk Aplle Desktop Bus (ADB), USB, dan fire wire.

2.4.1 Konsep User Interface

Mengkonsep user interface secara benar tidaklah mudah. Terdapat begitu banyak aspek yang pelu diperhatikan. User interface akan mengacu pada beragam aplikasi teknologi mulai dari electronic display, software aplikasi computer,aplikasi web, aplikasi mobile,hingga aplikasi kiosk Informasi public.

Kioks adalah peralatan sistem informasi publik yang dirancang sedemikian rupa yang ditujukan untuk beragam kondisi user, baik secara usia, gender, latar belakang kultural, tingkat pemahaman dan pendidikan bahkan kondisi keterbatasan fisik yang berbeda.

2.4.2 Jenis-jenis User Interface

Ada dua jenis user interface, yaitu: Command Line Inteface (CLI) dan

Graphical User Interface (GUI).

Pertama, CLI adalah tipe antarmuka dimana pengguna berinteraksi dengan system operasi melalui text terminal. CLI adalah sebuah bentuk antarmuka antara sistem operasi dan pemakai dimana pemakai mengetikkan perintah-perintah

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 21

dengan menggunakan perintah dalam bentuk teks dan sebuah metode untuk memasukinya.

Pengguna CLI biasanya adalah administrator sistem berbasis sistem operasi

LINUX. Setiap sistem operasi memberi nama CLI- nya berbeda-beda. Unix member nama CLI-nya sebagai bash, ash, ksh, dan lain sebagainya. Ms-Dos memberi nama CLI-nya command.com atau command prompt. Sedangkan

Windows Vista, menamakannya Powershell. Pengguna Linux mengenal

CLI pada Linux sebagai Terminal, sedangkan pada Apple atau machintosh namanya adalah commandshell.

Kedua, Graphical User Interface (GUI). Saat ini interface yang banyak digunakan dalam software adalah GUI (Graphical User Interface). Penganut GUI biasanya adalah mereka yang sudah terbiasa dengan system operasi Windows.

Bagi mereka, GUI adalah harga mati yang tidak bisa ditawar lagi.

GUI adalah tipe antarmuka yang digunakan oleh pengguna untuk berinteraksi dengan system operasi melalui gambar-gambar grafik, kon, dan menggunakan perangkat penunjuk (pointing device) seperti mouse atau track ball.

Sama seperti CL, tiap-tiap siste operasi memiliki nama tersendiri untuk komponen GUI-nya. Pada Apple Mac OS X, GUI-nya disebut . Microsoft member nama GUI pada Windows XP sebagai Lunar dan GUI Windows Vista sebagai Aero. Pada Linux, ada dua pengembangan utama desktop environment, yang masing-masing menghasilkan roduk KDE (K Desktop Environment) dan

GNOME.

2.4.3 Prinsip User Interface

User interface desain adalah desain komputer, peralatan, mesin, perangkat komunikasi mobile, aplikasi perangkat lunak, dan situs web dengan fokus pada

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 22

pengalaman pengguna dan interaksi. Tujuan dari user interface design adalah membuat interaksi pengguna sesederhana dan seefisien mungkin, dalam hal mencapai tujuan pengguna-apa yang sering disebut pengguna desain yang berpusat. User interface design yang bagus memfasilitasi dan menyelesaikan tugas di tangan tanpa menarik perhatian yang tidak perlu pada dirinya sendiri. Desain grafis dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegunaan. Proses desain harus menyeimbangkan fungsi teknis dan elemen visual (misalnya, model mental) untuk menciptakan sebuah sistem yang tidak hanya operasional saja tetapi juga bermanfaat serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna berubah.

Interface design terlibat dalam berbagai proyek dari sistem komputer, untuk mobil, untuk pesawat komersial; semua proyek-proyek ini melibatkan banyak interaksi sama manusia dasar, namun juga membutuhkan beberapa keterampilan yang unik dan pengetahuan. Akibatnya, desainer cenderung mengkhususkan diri pada jenis proyek tertentu dan memiliki kemampuan berpusat di sekitar keahlian mereka, apakah itu perancangan perangkat lunak, penelitian pengguna, desain web, atau desain industri.

2.4.4 Penerapan User Interface

Pada umumnya penerapan user interface banyak ditemukan pada program software, perangkat hardware dan sistem operasi .

Pada program software hampir semua user interface-nya menggunakan sistem GPU dimana pengguna dapat memasukkan perintah dan memanipulasi sistem dengan memilih tampilan grafis tertentu dengan menggunakan mouse atau keyboard. Pada dua sistem operasi yang paling lazim, yakni Windows dan

Macintosh, user interface-nya memiliki tampilan yang berbeda namun pada dasarnya dikembangkan dari unsur dan elemen yang hampir sama.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 23

Sedangkan pada sebagian besar perangkat hardware user interface-nya cenderung lebih sederhana dan didominasi oleh simbol sehingga lebih mudah untuk dimengerti. Sebagai contoh yang paling dasar ditemui adalah user interface pada remote TV yang memiliki keypad numerik, tombol volume, tombol serta tombol-tombol lainnya sebagai simbol fungsi.

Pengaplikasian user interface lainnya juga terdapat pada sistem operasi smartphone, dimana pengguna banyak berinteraksi dan memasukkan perintah baik dengan tulisan maupun tampilan grafis. Sesuai fungsinya, user interface pada smartphone cenderung dituntut untuk lebih simpel dan mudah dimengerti dibanding user interface pada perangkat lain yang lebih besar. Karena itu banyak merek smartphone berlomba-lomba menyajikan pengalaman user interface terbaik dengan ciri khas masing-masing seperti iPhone dengan iOS dan Samsung dengan

Touchwiz-nya.

Dengan semakin majunya perkembangan teknologi di era digital, perangkat canggih yang pintar dengan user interface yang mudah dipahami dan mampu mempermudah kehidupan sehari-hari pengguna akan semakin diminati.

Para pengembang pun semakin giat mengembangkan user interface yang terintegrasi dan memberikan pengalaman penggunaan yang menyenangkan.

2.5 Pengertian User Experience

User Experience merupakan cara seseorang merasakan ketika menggunakan sebuah produk, sistem, atau jasa. Pengalaman pengguna menyoroti aspek-aspek pengalaman, pengaruh, arti dan nilai dari interaksi manusia-komputer dan kepemilikan sebuah produk, juga termasuk persepsi seseorang mengenai aspek-aspek praktis seperti kegunaan, kemudahan penggunaan, dan efisiensi dari sebuah sistem. Pengalaman pengguna pada dasarnya subyektif, karena pengalaman

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 24

pengguna berdasar atas perasaan dan pemikiran individu mengenai sebuah sistem.

Pengalaman pengguna sifatnya dinamis, karena senantiasa berubah dari waktu ke waktu seiring berubahnya keadaan.

ISO 9241-210 (2009) mendefinisikan pengalaman pengguna sebagai

"persepsi dan respon seseorang yang dihasilkan dari penggunaan atau penggunaan terantisipasi dari sebuah produk, sistem, atau jasa". Maka, pengalaman pengguna adalah subyektif dan berfokus pada penggunaan.

Catatan tambahan pada definisi ISO menerangkan bahwa pengalaman pengguna mencakup semua emosi, keyakinan, pilihan, persepsi, respon fisik dan psikologis, perilaku, dan keberhasilan pengguna yang terjadi sebelum, selama, dan setelah penggunaan. Catatan tambahan ini juga menyertakan tiga faktor yang mempengaruhi pengalaman pengguna: sistem, pengguna, dan konteks penggunaan.

2.5.1 Penerapan User Experience

Pada masa awal era internet pemain-pemain besar di jagad internet seperti

Yahoo, Amazon, Paypal, Google lebih peduli kepada teknologi, desain tidak cukup mendapat perhatian yang besar. Teknologi itu juga yang memberikan kesuksesan besar kepada mereka. Namun sekarang di masa di mana kompetisi begitu sengit keberhasilan produk tidaklah cukup ditentukan oleh teknologi yang bermanfaat dan fungsional semata.

Untuk merebut hati para pengguna produk, para pemain di dunia internet ini tidak lagi bisa mengenyampingkan kebutuhan dan keinginan pengguna yang oleh Don Norman dinamakan dengan user-centered design. Produk yang berteknologi sekaligus fungsional tapi juga mampu memberi pengalaman

(experience) yang menyenangkan, mudah pemanfaatannya, sehingga memiliki

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 25

user engagement tinggi yang diukur oleh lamanya waktu yang dihabiskan oleh pengguna di produk tersebut.

Pentingnya penerapan user experience ialah kemudahan bagi pengguna website, aplikasi smartphone, atau perangkat lunak desktop, menaikkan kepercayaan pengguna/konsumen pada produk tersebut, tingkat kepercayaan pengguna/konsumen sangat dipengaruhi oleh kemampuan produk yang mereka gunakan dalam membantu menyelesaikan masalah mereka, menaikkan conversion rate, dan yang terakhir dari segi bisnis user experience dipercaya mampu menaikkan penjualan (rujukan econsultancy).

2.5.2 Pembagian Fungsi Penerapan User Experience

User experience bukanlah pekerjaan yang melibatkan satu atau dua individu untuk menyelesaikan suatu masalah dalam satu malam. User experience tidak hanya semata berurusan dengan user interface namun aspek dari pengalaman si pengguna secara menyeluruh yang menyangkut konten, usability, informasi, termasuk aspek bisnisnya. Sehingga pekerjaan user experience melibatkan mereka dengan keterampilan dan spesialisasi berbeda yang melibatkan riset, perencanaan, pengembangan, pengujian. User experience adalah pekerjaan tim, mereka berkolaborasi untuk menciptakan sebuah produk.

1. Visual designer

Tampilan secara visual mempunyai peranan penting untuk suatu desain web, aplikasi web/smartphone, aplikasi desktop. Kesan pertama dan tampilan visual yang memanjakan mata tentu memiliki daya tarik tersendiri bagi pengguna.

2. Front end developer

Implementasi terhadap konsep, ide yang telah dituangkan oleh UX

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 26

designer tentu butuh implementasi, adalah pekerjaan front end developer untuk implementasinya dengan kode HTML,CSS, Javascript.

3. Content strategist

Website membutuhkan konten yang berbicara kepada publik siapa mereka, apa yang mereka lakukan, kalau mereka berbisnis apa bisnis mereka jalankan, pesan apa yang ingin mereka sampaikan kepada publik. Bagaimana itu dilakukan dan bagaimana strateginya adalah pekerjaan content strategist.

4. Usability expert

Memastikan bahwa sistem berfungsi dengan baik, mudah menggunakannya, user-friendly. Memastikan user bisa mendapatkan apa yang diinginkan dengan cepat yang dibantu oleh navigasi, search box. Usability expert menerapkan pola yang bisa dipelajari pengguna saat menggunakan sistem, sehingga walau tanpa dibekali guideline si pengguna bisa menggunakan siistem dengan mudah.

5. Information architect

Salah satu syarat terpenuhinya sistem yang mengaplikasikan user experience yang benar adalah organisasi konten termasuk diantaranya penataan navigasi dan link. Karena hal ini berkaitan dengan informasi yang dicari oleh pengunjung.

6. User experience designer

User experience designer adalah orang yang menentukan visi dari produk yang akan dihasilkan secara keseluruhan dari sisi user experience. Tim akan bekerja berdasarkan roadmap yang telah dibuat oleh user experience designer. Masing-masing anggota tim kemudian akan bekerja sesuai porsinya masing-masing untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 27

2.6 Pengertian Sistem Informasi

Sistem Informasi (SI) adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis. (Beynon-Davies P. 2009)

Ada yang membuat perbedaan yang jelas antara sistem informasi, dan komputer sistem TIK, dan proses bisnis. Sistem informasi yang berbeda dari teknologi informasi dalam sistem informasi biasanya terlihat seperti memiliki komponen TIK. Hal ini terutama berkaitan dengan tujuan pemanfaatan teknologi informasi. Sistem informasi juga berbeda dari proses bisnis. Sistem informasi membantu untuk mengontrol kinerja proses bisnis. (O'Brien, J A. 2003)

Alter berpendapat untuk sistem informasi sebagai tipe khusus dari sistem kerja. Sistem kerja adalah suatu sistem di mana manusia dan/atau mesin melakukan pekerjaan dengan menggunakan sumber daya untuk memproduksi produk tertentu dan/atau jasa bagi pelanggan. Sistem informasi adalah suatu sistem kerja yang kegiatannya ditujukan untuk pengolahan (menangkap, transmisi, menyimpan, mengambil, memanipulasi dan menampilkan) informasi.

Dengan demikian, sistem informasi antar-berhubungan dengan sistem data di satu sisi dan sistem aktivitas di sisi lain. Sistem informasi adalah suatu bentuk komunikasi sistem di mana data yang mewakili dan diproses sebagai bentuk dari memori sosial. Sistem informasi juga dapat dianggap sebagai bahasa semi formal

2 2UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 7 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 28

yang mendukung manusia dalam pengambilan keputusan dan tindakan.

Sistem informasi merupakan fokus utama dari studi untuk disiplin sistem informasi dan organisasi informatika. Sistem informasi adalah gabungan yang terorganisasi dari manusia, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan komunikasi dan sumber data dalam mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam organisasi.

2.6.1 Fungsi Sistem Informasi

Beberapa kegunaan atau fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat

bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.

2. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan

sistem informasi secara kritis.

3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.

4. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung

sistem informasi.

5. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.

6. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari

sistem informasi dan teknologi baru.

7. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan

pemeliharaan sistem.

8. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-

transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah

satu produk atau pelayanan mereka.

9. Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan

persediaan pada tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang

2 2UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 8 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 29

yang tersedia.

10. Sistem Informasi Untuk Pengendalian Operasional. Pengendalian

operasional adalah proses pemantapan agar kegiatan operasional

dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengendalian operasional

menggunakan prosedur dan aturan keputusan yang sudah ditentukan lebih

dahulu. Sebagian besar keputusan bisa diprogramkan.

11. Sistem Informasi Untuk Perencanaan Strategis. Tujuan perencanaan

strategis adalah untuk mengembangkan strategi dimana suatu organisasi

akan mampu mencapai tujuannya. Horison waktu untuk perencanaan

strategis cenderung lama, sehingga perubahan mendasar dalam organisasi

bisa diadakan.

12. Sistem Informasi Manajemen Berdasarkan Fungsi Organisasi. Sistem

informasi manajemen dapat dianggap sebagai suatu federasi subsistem yang

didasarkan atas fungsi yang dilaksanakan dalam suatu organisasi. Masing-

masing subsistem membutuhkan aplikasi-aplikasi yntuk membentuk semua

proses informasi yang berhubungan dengan fungsinya, walaupun akan

menyangkut database, model base dan beberapa program komputer yang

biasa untuk setiap subsistem fungsional. Dalam masing-masing subsistem

fungsional, terdapat aplikasi untuk proses transaksi, pengendalian

operasional, pengendalian manajemen, dan perencanaan strategis.

2.6.2 Tujuan Sistem Informasi

Tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi. Sistem informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya. Data yang diolah saja tidak cukup dapat dikatakan sebagai suatu informasi. Untuk dapat berguna, maka informasi harus didukung oleh tiga pilar

2 2UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 9 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 30

sebagai berikut: tepat kepada orangnya atau relevan (relevance), tepat waktu

(timeliness), dan tepat nilainya atau akurat (accurate). Keluaran yang tidak didukung oleh tiga pilar ini tidak dapat dikatakan sebagai informasi yang berguna, tetapi merupakan sampah (garbage).

2.6.3 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari komputer, instruksi, fakta yang tersimpan, manusia dan prosedur sehingga dapat dikategorikan dalam empat bagian:

1. Sistem Informasi Manajemen

2. Sistem Pendukung Keputusan

3. Sistem Informasi Eksekutif

4. Sistem Pemrosesan Transaksi

2.7 Heuristic Evaluation

2.7.1 Pengertian Heuristic Evaluation

Heuristic Usability atau yang juga dikenal sebagai Heuristic Evaluation adalah sistem evaluasi untuk software komputer berbasis pengguna. Sistem ini melibatkan evaluator untuk memberikan masukan yang kemudian dikategorikan dalam prinsip-prinsip heuristik. Meskipun dianggap sebagai metode informal dalam mengkaji kegunaan sebuah software atau aplikasi. Pendekatan yang diciptakan Nielsen di tahun 1990, adalah cara mengevaluasi yang cukup terpercaya dalam dunia New Media saat ini.

Evaluasi Heuristik adalah panduan, prinsip umum, atau aturan yang dapat menuntun keputusan rancangan atau digunakan untuk mengkritik suatu keputusan yang sudah diambil. Evaluasi Heuristik diusulkan oleh Nielsen dan Molich, hampir

3 2UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 0 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 31

sama dengan Cognitive Walkthrough tetapi sedikit terstruktur dan sedikit terarah.

Pada pendekatan ini, sekumpulan kriteria usability atau heuristic diidentifikasi dan perancangan dilaksanakan misalnya dimana kriteria dilanggar.

Tujuan dari evaluasi heuristik adalah untuk memperbaiki perancangan secara efektif. Evaluator melakukan evaluasi melalui kinerja dari serangkaian tugas dengan perancangan dan dilihat kesesuaiannya dengan kriteria setiap tingkat. Jika ada kesalahan terdeteksi maka perancangan dapat ditinjau ulang untuk memperbaiki masalah ini sebelum tingkat implementasi. Evaluasi Heuristik sangat baik digunakan sebagai teknik evaluasi desain, karena lebih mudah untuk menemukan atau menentukan masalah usability yang muncul. (Krisnayani, P.

2016)

2.7.2 Kriteria Heuristic Evaluation

Menurut Nielsen, terdapat sepuluh kriteria usability heuristics untuk UI dan

UX design yang kaitannya dengan tampilan sebuah website :

1. Visibility of system status: sebuah sistem akan selalu memberikan informasi

kepada pengguna mengenai apa yang terjadi pada sistem.

2. Match between system and the real world: sistem harus “berbicara” sesuai

dengan yang biasanya digunakan oleh pengguna.

3. User control and freedom: pengguna kadang memilih pilihan yang salah

dan memerlukan “emergency exit” untuk meninggalkan aktivitas tersebut

tanpa melakukan kegiatan tambahan lainnya.

4. Consistency and standars: pengguna tidak harus menghawatirkan apakah

kata, situasi, atau aksi yang berbeda ternyata memiliki arti yang sama.

5. Error prevention: merancang sebuah sistem yang mencegah terjadinya

3 2UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 32

kesalahan lebih baik daripada merancang pesan kesalahan.

6. Recognition rather than recall: memperkecil beban pengguna dalam

memanfaatkan obyek, aksi, dan pilihan lainnya. Pengguna tidak perlu

mengingat-ingat informasi dari setiap halaman. Instruksi yang ada pada

euris harus jelas dan mudah untuk digunakan.

7. Flexibility and efficiency of use: sistem yang dibuat sebaiknya dapat

mengakomodir pengguna ahli maupun pemula. Tersedianya alternatif untuk

pengguna yang “berbeda” dari pengguna biasa (secara fisik, budaya,

bahasa, dll)

8. Aesthetic and minimalist design: sistem memberikan informasi yang

relevan. Sebuah informasi yang tidak relevan akan mengurangi visibilitas

dan usability sebuah sistem.

9. Help users recognize, diagnose, and recover from errors: sistem mampu

menginformasikan kesalahan yang dijelaskan dengan bahasa yang jelas,

dapat menjelaskan permasalahan, dan dapat memberikan solusi.

10. Help and documentation: sistem menyediakan bantuan dan dokumentasi

yang berisi informasi tentang penggunaan sistem.

2.7.3 Rating Heuristic Evaluation

Evaluasi heuristik pada sebuah perangkat dapat mengidentifikasi masalah- masalah usability yang ada pada perangkat lunak tersebut. Masalah-masalah tersebut kemudian dinilai sesuai dengan tingkat kesulitan permasalahan tersebut

(severity rating). Severity rating dapat menentukan banyaknya sumber daya yang diperlukan untuk memperbaiki masalah yang ada, dan dapat memberikan perkiraan awal terhadap prinsip usability apa yang harus ditambahkan.

3 2UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 33

Tingkat severity ratings pada masalah usability dapat ditentukan dengan skala 0 sampai 4 berikut:

1. Skala 0 : Tidak ada masalah pada usability tersebut.

2. Skala 1 : Kategori cosmetic problem , masalah tidak perlu

diperbaiki kecuali ada waktu tersisa dalam pengerjaan

proyek.

3. Skala 2 : Kategori minor usability problem, perbaikan masalah ini

diberikan prioritas yang rendah.

4. Skala 3 : Kategori major usability problem, perbaikan masalah ini

diberikan prioritas yang tinggi. e. Skala 4 : Kategori

usability catastrophe , masalah ini harus diperbaiki

sebelum produk diluncurkan. (Farida, L.Dwi. 2016)

Evaluasi heuristik adalah jenis evaluasi yang sering digunakan karena dapat dilakukan dengan cepat, mudah dan dengan biaya yang rendah dibandingkan dengan jenis evaluasi usability yang lainnya.

2.8 Web Usability Evaluation Tool (Webuse)

2.8.1 Pengertian Webuse

Web Usability Evaluation Tool (WEBUSE) merupakan sebuah metode evaluasi usability metode evaluasi yaitu berupa kuesioner evaluasi usability berbasis Web yang memungkinkan pengguna menilai kegunaan situs web yang dievaluasi. (Chiew. 2003) membagi kategori usability dalam metode WEBUSE berdasarkan kriteria evaluasi usability, yaitu Content, Organization, and

Readability, Navigation and Links, Desain User Interface, Performance and

Effectiveness.

3 2UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 34

Gambar 2.2 Proses Evaluasi Metode Webuse (Chiew dan Salim 2003)

2.8.2 Tahap dan Pengujian Webuse

Beberapa tahap dalam pengujian usability menggunakan kuesioner

WEBUSE adalah:

1. Menentukan sistem web yang akan dievaluasi

2. Responden mengisi semua pertanyaan yang ada pada kuesioner

3. Merit digunakan berdasarkan jawaban dari user untuk setiap pertanyaan

kemudian diakumulasi untuk setiap kategori usability

4. Poin kategori usability adalah mean value dari masing-masing kategori.

5. Poin usability dari website adalah mean value dari masing-masing kategori

6. Level usability ditentukan berdasarkan poin usability

Empat pilihan jawaban yang tersedia untuk setiap pertanyaan dan satu ketentuan bahwa pilihan adalah netral. Hasil kuesioner akan diubah dalam bentuk merit. Hubungan pilihan dan merit dapat dilihat pada Tabel 2.1:

3 2UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 35

Tabel 2.1 Kesesuaian Merit dan Pilihan Jawaban (Iunike Kartika Dewi. 2018)

Kemudian merit diakumulasikan berdasarkan 5 kategori usability. Mean value untuk setiap kategori dianggap sebagai poin usability untuk setiap kategori.

Poin usability untuk kategori, x, didefinisikan dalam rumus 1.

Hasil keseluruhan poin usability website adalah mean value dari poin usability keempat kategori. Level usability berdasarkan besaran poin usability. Tabel

2.2 menunjukkan hubungan poin usability dan level usability beserta penjelasannya

Tabel 2.2 Hubungan Poin Usability dan Level Usability (Iunike Kartika Dewi. 2018)

Dengan keterangan, sebagai berikut:

1. jika poin x lebih besar sama dengan 0, dan x lebih kecil sama dengan 0.2 maka

usability level Bad

2. jika poin x lebih besar dari 0.2, dan x lebih kecil sama dengan 0.4 maka

usability level Poor

3 2UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 5 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 36

3. jika poin x lebih besar dari 0.4, dan x lebih kecil sama dengan 0.6 maka

usability level Moderate

4. jika poin x lebih besar dari 0.6, dan x lebih kecil sama dengan 0.8 maka

usability level Good

5. jika poin x lebih besar dari 0.8, dan x lebih kecil sama dengan 1.0 maka

usability level Excellent

2.9 Testing (Pengujian) Interface Design System

2.9.1 Pengertian Testing (Pengujian)

Testing atau pengujian merupakan sebuah metode untuk melakukan verivikasi dalam rangka mencari kesalahan sebuah aplikasi (Rizky, 2011).

2.9.2 Pengertian Alpha Testing

Alpha Testing atau Pengujian Alpha adalah salah satu strategi pengujian perangkat lunak yang paling umum digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, hal ini khusus digunakan oleh organisasi pengembangan produk dengan tujuan agar system yang dikembangkan terhindar dari cacat atau kegagalan penggunaan.

Pengujian alpha berlangsung di situs pengembang oleh tim internal, sebelum rilis kepada pelanggan eksternal. Agar nantinya ketika pelanggan menggunakan system ini tidak kecewa karena masalah cacat atau kegagalan aplikasi. Pengujian ini dilakukan tanpa keterlibatan tim pengembangan tes ini berlangsung di situs pengembang. Pengembang mengamati penggunaan aplikasi oleh pengguna selanjutnya pengguna mencatat temuan yang terjadi dari kecacatan aplikasi.

Pengujian Alpha adalah pengujian dari aplikasi saat pembangunan adalah

3 2UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 6 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 37

tentang untuk menyelesaikan. perubahan desain kecil masih dapat dibuat sebagai hasil dari pengujian alpha. Pengujian Alpha biasanya dilakukan oleh kelompok yang independen dari tim desain, tim pengembang tapi masih dalam perusahaan, misalnya di-rumah insinyur pengujian perangkat lunak, atau insinyur perangkat lunak QA. Pengujian Alpha adalah pengujian akhir sebelum perangkat lunak ini diluncurkan untuk pengguna secara umum. Ini memiliki dua fase:

Pada tahap pertama dari pengujian alpha, perangkat lunak diuji oleh pengembang di lingkungan internal developer. Mereka menggunakan perangkat lunak debugger, atau debugger hardware-assisted. Tujuannya adalah untuk menangkap bug dengan cepat.

Pada tahap kedua pengujian alpha, software ini diserahkan kepada staf QA software, untuk pengujian tambahan dalam lingkungan yang mirip dengan penggunaan yang dimaksudkan. Hal ini untuk mensimulasikan suasana atau lingkungan pengujian yang sebenarnya sehingga ketika system tersebut dipasang, sudah tidak terjadi kegagalan maupun cacat system secara real.

Pengujian Alpha disimulasikan atau pengujian operasional yang sebenarnya dengan potensi pengguna / pelanggan atau tim uji independen di situs pengembang. pengujian alpha sering digunakan untuk perangkat lunak off-the-rak sebagai bentuk pengujian penerimaan internal sebelum software pergi ke pengujian beta. Pada gambar 2.3 berikut dijelaskan proses Alpha test dalam siklus pengembangan software

3 2UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 7 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 38

Gambar 2.3 Proses Alpha test dalam siklus pengembangan software

Pada tahap pertama dari pengujian alpha, perangkat lunak diuji oleh pengembang secara in-housedi mana tujuannya adalah untuk menangkap bug dengan cepat. Perangkat lunak yang diuji sebenarnya sudah diuji pada tahap unit test, maupun system test. Pada bagian akhir perangkat lunak tersebut diuji pada lingkungan yang sebenarnya tetapi masih dilingkungan developer. Lingkungan dibuat sedemikian rupa agar menyerupai lingkungan sebenarnya. Hal ini dilakukan agar seluruh modul yang ada dalam perangkat lunak tersebut berjalan sesuai aktifitas dan lingkungan sebenarnya.

2.9.3 Pengertian Beta Testing

Pengujian beta juga dikenal sebagai pengujian pengguna berlangsung di lokasi pengguna akhir oleh pengguna akhir untuk memvalidasi kegunaan, fungsi, kompatibilitas, dan uji reliabilitas dari software yang dibuat. Aktifitas pengujian beta menambah nilai siklus hidup pengembangan perangkat lunak karena memungkinkan pelanggan sebenarnya kesempatan untuk memberikan masukan ke dalam desain, fungsi, dan kegunaan dari produk. Masukan ini tidak hanya penting untuk keberhasilan produk tetapi juga investasi ke produk masa depan ketika data

3 2UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 8 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 39

yang dikumpulkan dikelola secara efektif.

Hal ini juga dikenal sebagai uji lapangan. Ini terjadi di lokasi pelanggan.

Ini mengirimkan sistem untuk pengguna yang menginstal dan menggunakannya di bawah kondisi kerja dunia nyata. Tes beta merupakan tahap kedua dari pengujian perangkat lunak di mana pengguna mencoba produk. Awalnya, tes alpha berarti tahap pertama pengujian dalam proses pengembangan perangkat lunak. Tahap pertama meliputi unit testing, pengujian komponen, dan pengujian sistem. pengujian beta dapat dianggap “pengujian pra-rilis artinya sebelum produk tersebut dilempar ke pasaran maka harus dipastikan dari sisi pelanggan bahwa perangkat lunak tersebut terbebas dari cacat atau kegagalan .

Tujuan dari pengujian beta adalah untuk menempatkan aplikasi Anda di tangan pengguna yang sebenarnya yang berada di luar tim teknik Anda untuk menemukan setiap kekurangan atau masalah dari perspektif pengguna akhir.

Diagram gambar 2.4 berikut menjelaskan pengujian Beta dalam siklus hidup pengembangan perangkat lunak:

Gambar 2.4 Pengujian Beta

3 2UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 9 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 40

Versi beta tertutup dilepaskan untuk kelompok memilih individu untuk uji pengguna dan sesuai undangan saja, sedangkan pengujian beta terbuka berasal dari kelompok yang lebih besar dari masyarakat umum dan siapapun yang tertarik.

Penguji melaporkan bug yang mereka temukan, dan kadang-kadang menyarankan fitur tambahan yang mereka pikir harus tersedia dalam versi final.

Keuntungan dari pengujian beta ialah pengujian ini memiliki kesempatan untuk mendapatkan aplikasi Anda ke tangan pengguna sebelum melepaskannya ke masyarakat umum.

Pengguna dapat menginstal, menguji aplikasi, dan mengirim umpan balik selama periode pengujian beta ini. Penguji beta Anda dapat menemukan masalah dengan aplikasi bahwa pembuat mungkin tidak menyadari, seperti aliran aplikasi membingungkan, dan bahkan crash.

Menggunakan umpan balik yang pembuat dapatkan dari pengguna ini, pembuat dapat memperbaiki masalah sebelum dirilis ke masyarakat umum.

Semakin masalah pembuat memperbaikinya memecahkan masalah pengguna nyata, semakin tinggi kualitas aplikasi pembuat ketika melepaskannya untuk masyarakat umum. Memiliki aplikasi berkualitas tinggi ketika pembuat lepaskan untuk masyarakat umum akan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Pengguna ini, yang pengadopsi awal dari aplikasi Anda, akan menghasilkan kegembiraan tentang aplikasi tersebut.

4 2UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 0 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah pengukuran UI dan UX Sistem Informasi

Akademik (AIS) berdasarkan Metode Heuristic Evaluation dan Web Usability

Evaluation Tool (Webuse) dengan Standar ISO 13407 di PUSTIPANDA

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah strategis dan sistematis bertujuan dalam memperoleh data yang dibutuhkan, dengan adanya data maka sebuah penelitian akan menjadi optimal. Terdapat hubungan di antara metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah dapat memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan data. Pengumpulan data-data sebagai sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan beberapa metode penelitian.

3.2.1 Metode Observasi

Observasi merupakan teknik yang dilakukan guna mendapatkan sebuah data primer dengan cara mengamati dan menganalisa langsung objek datanya.

Observasi atau pengamatan dilakukan dengan melihat langsung proses dan pengumpulan data khususnya pada Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data

(PUSTIPANDA) sejak bulan Oktober hingga November 2018.

Hasil yang didapatkan dalam kegiatan pengamatan sistem ini adalah mengetahui dan memahami proses sistem yang sedang berjalan dan

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 42

mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini seperti tentang kerangka desain, pengembangan dari admin dan bagaimana sistem AIS yang sudah ada atau yang sedang berjalan. Kekhususan pada pengembangan desain interface sistem informasi akademik AIS masih belum dilakukan karena fokus pada sistem masih berada pada lingkup pendataan dan bagaimana AIS berjalan dengan standar seperti pada awal pembuatan. Ini merupakan analisa dari peneliti yang juga melihat dari sisi mahasiswa sebagai pengguna dan observasi langsung ke pengembang sistem di PUSTIPANDA UIN Jakarta.

3.2.2 Metode Wawancara

Wawancara pertama dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2018 di

PUSTIPANDA guna memperoleh data-data yang dibutuhkan. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam analisa dan perancangan sistem. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, penulis mendapatkan informasi mengenai:

1 Informasi mengenai Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data

(PUSTIPANDA) UIN Jakarta.

2 Penjelasan lebih mendetail mengenai masalah dan sistem informasi AIS

UIN Jakarta.

3 Proses pengembangan sistem yang berjalan terkait dengan desain interface AIS

UIN Jakarta.

4 Informasi permasalahan yang dihadapi dalam proses pengembangan

yang berhubungan dengan kesesuain tampilan yang dibutuhkan mahasiswa.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 43

5 Penilaian dilakukan dengan menyesuaikan kebutuhan dan pengembangan

tampilan yang mudah dan baik digunakan oleh mahasiswa dan kritik dari

para mahasiswa yang sudah ditujukan terhadap PUSTIPANDA terkait

dengan tampilan AIS UIN Jakarta.

Wawancara juga dilakukan dengan narasumber lainnya dan juga khususnya para pakar dan staf khusus yang ahli dalam memberikan parameter- parameter untuk digunakan dalam penilaian dan untuk memberikan skala prioritas pada setiap parameter pertanyaan, skala tersebut akan digunakan untuk mendapatkan kriteria yang paling tepat dari dua metode yang akan digunakan guna nantinya akan menjadi evaluasi khusus bagi AIS untuk perbaikan tampilan yang sesuai dengan perkembangan desain juga kebutuhan mahasiswa.

3.2.3 Kuesioner

Kuesioner dilakukan dengan cara memberikan beberapa pertanyaan yang diberikan kepada responden. Responden yang ditentukan untuk penelitian ini berdasarkan jenis teknik sampling non-probability sampling. Kuesioner dilakukan secara online sebagai media bantu dalam mendapatkan jawaban dari responden.

Tujuan dari kuesioner ini adalah untuk mengetahui nilai AIS yang saat ini berjalan serta mengetahui kebutuhan user untuk rekomendasi AIS baru yang akan dirancang nantinya. Jawaban dari responden akan diolah sebagai data penelitian.

Di akhir hasil, kuesioner juga dilakukan pada professional pada bidang UI dan UX.

3.2.4 Studi Pustaka

Selain dengan observasi dan wawancara, peneliti juga melakukan pencarian data-data dan informasi yang dibutuhkan dari buku referensi, hasil

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 44

penelitian sejenis dengan penelitian sistem menggunakan metode heuristic dan webuse yang akan dibuat, serta jurnal-jurnal hasil penelitian dan situs internet yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini. Daftar penelitian terdapat pada tabel 3.1:

Tabel 3.1 Daftar penelitian sejenis

No. Judul, Fitur Tujuan Kesimpulan 1 Analisis Usabilitas a. Sistem a. Melakukan evaluasi Sistem Informasi Informasi terhadap usabilitas Berdasarkan analisis Manajemen Manajemen SIM Penerimaan yang dipaparkan pada Koleksi Deposit Penerimaan Penerimaan bab pembahasan berdasarkan diketahui bahwa Koleksi Deposit Deposit pendekatan evaluasi SIM penerimaan koleksi Di Perpustakaan b. Sistem heuristik deposit di Nasional Registrasi b. Memberikan Perpustakaan.Nasional Berdasarkan c. Menu profile rekomendasi terhadap RI belum dapat memenuhi Pendekatan perbaikan SIM unsur usabilitas dalam Evaluasi Penerimaan Koleksi komponen kemudahan Deposit berdasarkan dipelajari, efisiensi, Heuristik. aspek usabilitas kemudahan diingat, 2015 dengan menggunakan pencegahan kesalahan pendekatan evaluasi dan memuaskan. heuristik. 2 Analisa Usability a. Menu a. mengalisis tingkat Layout website Pada Website profile UNDIKSHA sudah 1. Memberikanusability pada website UNDIKSHA universitas UNDIKSHA yang mampu memenuhi sumbangan dalam kriteria usability sebuah dengan b. Database aspekdiukur menggunakan teoretis 10 Menggunakan Staff Pengajar Variabel usability dan website. Beberapa yang (keilmuan) yaitu bagi diperlukan ialah adanya Metode Heuristic c. Galeri perkeuntukmbangan menentukan ilmu rancangan layout perubahan warna tampilan Evaluation. perpustakaan dan ilmu website UNDIKSHA untuk membedakan antara 2016 teknologi informasi, link yang sudah pernah khususnyayang memenuhi bidang kriteria usability diakses dan belum teknologi informasi pernah diakses, untuk perpustakaan. tersedianya bantuan saat terjadi error, penyajian submenu dan ikon-ikon yang konsisten.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 45

3 Analisis Usability a. Petunjuk a. Penelitian ini Pada hasil evaluasi Aplikasi Mobile peta bertujuan untuk heuristik didapatkan Pemesanan b. Layanan mengetahui level pelanggaran pada keenam usability kedua Layanan Taksi Pemesanan prinsip heuristik pada antarmuka aplikasi Perdana c. Profile aplikasi pengguna taksi apakah sudah memiliki dengan masalah Menggunakan pemesan, level yang baik, teridentifikasi terbanyak Metode Webuse kendaraan, menggali masalah ditemukan pada dan Heuristic dan driver usability yang ada, fleksibilitas dan efisiensi Evaluation. mendapatkan evaluasi penggunaan serta estetika 2018 masalah usability oleh desain dan minimalis. ahli, mengevaluasi Untuk itu, diperlukan usability aplikasi perbaikan terhadap Perdana Taxi secara pelanggan tersebut. komprehensif.

Dari ketiga penelitian serupa yang sudah dianalisa, maka perbedaan dari beberapa judul diatas ialah pada penelitian ini terdapat standar ISO 13407 yang menjadi evaluasi dengan penggunakan metode heuristik dan webuse, sehingga kebutuhan dalam pemenuhan standar interface dan juga usability dapat langsung ditujukan. Adapaun dari hal tersebut maka peneliti dapat mengukur dan membuat gambaran rekomendasi yang bisa digunakan oleh pengguna secara langsung.

3.3 Metode Evaluasi Desain Sistem

Dalam evaluasi Sistem Informasi Akademik AIS UIN Jakarta, peneliti menggunakan metode heuristic dan web usability, peneliti juga melakukan analisis dan perancangan sistem pendekatan yang digunakan adalah berorientasi objek.

Adapun tahapan evaluasi tersebut ialah meneliti kebutuhan mahasiswa dengan standar tampilan yang berfungsi baik dan desain menarik menurut 10 kriteria yang ada pada metode heuristic, terdapat tiga metode yang paling menjadi kebutuhan dasar dari perbaikan interface pada AIS UIN Jakarta: Flexibility and efficiency of use , Aesthetic and minimalist design, Help users recognize, diagnose, and recover from errors. Dan penelitian langsung menggunakan metode Web

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 46

Usability Evaluation Tool (Webuse) untuk dapat berhubungan langsung antara pengguna yakni mahasiswa dengan AIS itu sendiri. Setelah mendapatkan hasil dari menggunakan metode, maka dilakukan lagi penelitian lebih dalam untuk mendapatkan standar khusus yang sudah ditentukan, yaitu standar ISO 13407.

3.3.1 Tahapan Perencanaan Kebutuhan

Tahapan ini mengidentifkasikan apa saja yang dibutuhkan untuk membantu menilai sistem yang mampu mengelola tampilan yang ada dan dapat berfungsi sesuai kebutuhan. Adapun analisa yang dilakukan dengan tahapan ini adalah: a. Analisis Masalah

Pada tahap ini peneliti mencari sumber data atau informasi yang diperlukan

untuk pengevaluasi sistem yang akan diusulkan, dan peneliti menganalisis

permasalahan yang terjadi pada PUSTIPANDA UIN Jakarta. b. Analisis Kebutuhan Sistem.

Pada tahapan ini peneliti melakukan identifikasi data yang telah dikumpulkan

dan didapatkan seperti parameter kriteria dan sub kriteria serta nilai skala pada

masing-masing kriteria atau sub kriteria tersebut setelah itu dilakukan

perhitungan dengan metode Heuristik dan Webuse untuk mendapatkan bobot

hasil yaitu bobot sub kriteria di kali dengan masing-masing bobot kriteria,

selanjutnya pengelompokan parameter rating scale dan juga menerangkan

apa saja yang sudah dievaluasi dan akan dikembangkan dari segi tampilan

utama.

3.3.2 Tahapan Evaluasi

Tahapan selanjutnya dalam menganalisis masalah pada tampilan sistem

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 47

dan usulan penyelesaian masalah yaitu tahapan perancangan desain interface sistem yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Berikut penjabarannya: a. Perancangan Desain Antarmuka (Interface Design)

Pada tahap ini dilakukan penggambaran bagaimana system informasi

akademik AIS beroperasi dan mengilustrasikan kegiatan-kegiatan yang

dilakukan dan bagaimana data tersebut dapat bekerja pada kegiatan itu.

Cara yang digunakan yakni menggunakan use case, class diagram, activity

diagram dan sequence diagram yang akan menggambarkan aliran proses

sistem yang baru. b. Perancangan Antarmuka (Interface Design)

Pada fase ini merupakan rancang bangun percakapan antara pemakai system

(user) dengan komputer yang terdiri dari proses interaksi. Pada tahapan ini

adalah untuk membuat layout tampilan AIS terkhusus halaman login (Home),

Profile Individu, dan Menu AIS.

3.3.3 Tahapan Implementasi

Tahap ini merupakan tahap evaluasi sistem berdasarkan dari hasil analisis dan perancangan yang telah dilakukan. Adapun proses yang harus dilakukan pada tahap ini adalah:

1. Perancangan (Design)

Dalam tahapan Design ini peneliti akan melakukan proses menggambarkan

interface dengan menggunakan tampilan tertentu. Sehingga desain AIS yang

sudah dirancang dapat diaplikasikan dan dapat dijalankan.

2. Pengujian (testing).

Dalam tahapan ini peneliti akan menguji desain AIS yang telah dibuat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 48

dengan menggunakan metode pengujian Webuse dan Beta Testing,

pengujian dengan hanya memperhatikan interaksi antara pengguna dan

tampilan sistem. Apabila tampilan sistem sudah menghasilkan output yang

sesuai dengan tujuan yang telah dibuat, berarti tampilan sistem telah lolos

pengujian tersebut.

3.4 Kerangka Penelitian

Pada penelitian ini, penulis melakukan tahapan-tahapan kegiatan yang sesuai dengan rancangan kegiatan sebagaimana yang tertuang pada alur penelitian. Alur tersebut meliputi keseluruhan metode peng-evaluasian

Interface AIS UIN Jakarta. Berikut alur penelitian yang terdapat pada gambar 3.1:

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 49

Keterangan Alur:

1. Studi Pendahuluan

Sebelum penelitian dijalankan, terlebih dahulu akan dilakukan kajian

pustaka tentang hal-hal yang berkaitan dan yang diperlukan untuk

melakukan evaluasi interface dan usability terhadap AIS UIN Jakarta

baik dari buku, jurnal, artikel baik nasional maupun internasional.

Dilakukan juga wawancara terhadap Pustipanda untuk mengetahui

proses kerja tampilan AIS UIN Jakarta.

2. Penentuan Metode Evaluasi

Pada tahap ini penulis merancang evaluasi yang dilakukan terhadap

AIS UIN Jakarta untuk mengetahui tingkat ketergunaan melalui

tampilan yang ada saati ini. Pengujian yang dilakukan menggunakan

dua metode yaitu Heuristic evaluation dan Web Usability Evaluation

Tool (WEBUSE).

3. Pengumpulan Data

Pada tahap ini akan dilakukan pengisian kuesioner pada responden

dan professional Design Interface. Dimana setiap pertanyaan yang

dibuat sudah dibentuk dalam cakupan evaluasi heuristik dan webuse

juga dengan standar ISO 13407.

4. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan metode pengelompokan data. Hasil

evaluasi masalah/kesalahan yang ditemukan oleh evaluator akan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 50

dikelompokkan sesuai masalah heuristik. Hasilnya akan dikelola

dengan menggunakan pendekatan analisis statistik menggunakan

presentase, sehingga ditemukan presentasi poin heuristik dari

permasalahan terbesar/tertinggi. Selanjutnya akan dilakukan analisis

lebih lanjut pada poin-poin tersebut dengan tujuan mencari sumber

masalah dan memberikan saran atas masalah yang ada. Poin-poin

selanjutnya akan diklasifikasikan dengan usability hasil dari webuse

dengan perhitungan merit. Mendekati kesimpulan, standar yang

digunakan dalam pemenuhan kebutuhan UI dan UX dari AIS UIN

Jakarta ialah standar ISO 13407.

5. Rekomendasi:

Rekomendasi yang dibuat akan merujuk pada hasil evaluasi dengan

pemenuhan 3 kriteria pada heuristic, perhitungan usability dengan

webuse, dan juga kebutuhan standar dari UI dan UX pada sebuah

system berbasis website yaitu ISO 13407. Konsentrasi pada halaman

yang harus dibentuk ialah terdapat pada halaman awal dan halaman

profile yang berisikan menu-menu sederhana dengan tujuan

memudahkan user dalam penggunaannya melalui tampilan,

6. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah untuk meng-evaluasi UI dan UX

dari AIS UIN Jakarta untuk nantinya diperoleh rekomendasi yang

dapat membantu AIS dalam pembangunan interface yang unggul pada

tampilan sehingga kegunaannya menjadi lebih mudah dan dapat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 51

memenuhi standar sebagaimana seharusnya sebuah system informasi

akademik berfungsi. Menggunakan evaluasi pada tampilan dan

kegunaan dengan standar ISO yang sudah ditentukan, maka

diharapkan ada rekomendasi yang bisa menyesuaikan kebutuhan user

modern pada saat ini.

Keterangan Gambar Kerangka:

Simbol Keterangan

Proses

Rincian proses untuk kebutuhan data

Bahan kebutuhan penelitian

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta BAB IV PERANCANGAN REKOMENDASI

Pada Bab V ini akan menjelaskan mengenai rekomendasi dari keseluruhan hasil evaluasi penelitian tentang AIS UIN Jakarta yang ada pada bab sebelumnya.

4.1 Tahap Desain Interface

Berdasarkan hasil evaluasi menggunakan hasil analisa statistik deskriptif dan penilaian desain interface serta usability dengan metode heuristic evaluation dan juga web usability tool evaluation, didapatkan bahwa dari tiga variabel yang disebut didapatkan bahwa pada tiga aspek evaluasi dengan pertimbangan ISO

13407 AIS membutuhkan sebuah rancangan desain interface.

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai rekomendasi dari masing-masing variabel, dan rekomendasi kriteria yang mempengaruhi variabel latennya yang didapatkan dari hasil analisa statistic deskriptif dan penilaian desain interface serta usability. Berikut rancangan yang dibuat oleh peneliti dengan pertimbangan hasil evaluasi tampilan dan juga usability sebelumnya:

Gambar 4.1 Mockup Rancangan Desain Interface AIS (Halaman 1)

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 53

Gambar 4.2 Mockup Rancangan Desain Interface AIS (Halaman 2)

4.2 Implementasi

4.2.1 Source Code

Pembuatan rekomendasi AIS UIN Jakarta menggunakan bahasa pemrograman HTML dengan index pokok dan juga CSS sebagai berikut:

AIS UIN JAKARTA

Welcome

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


54


. . .

///CSS/// @font-face { font-family: 'Source Sans Pro'; font-style: normal; font-weight: 200; src: local('Source Sans Pro ExtraLight'), local('SourceSansPro-ExtraLight'), url(https://fonts.gstatic.com/s/sourcesanspro/v11/6xKydSBYKcSV- LCoeQqfX1RYOo3i94_wlxdr.ttf) format('truetype'); } @font-face { font-family: 'Source Sans Pro'; font-style: normal; font-weight: 300; src: local('Source Sans Pro Light'), local('SourceSansPro-Light'), url(https://fonts.gstatic.com/s/sourcesanspro/v11/6xKydSBYKcSV- LCoeQqfX1RYOo3ik4zwlxdr.ttf) format('truetype'); } * { box-sizing: border-box; margin: 0; padding: 0; font-weight: 300; } body { font-family: 'Source Sans Pro', sans-serif; color: white;

.wrapper { background: #50a3a2; background: linear-gradient(to bottom right, #50a3a2 0%, #53e3a6 100%); position: absolute; top: 50%; left: 0; width: 100%;

height: 400px; UIN Syarif Hidayatullah Jakarta margin-top: -200px; overflow: hidden; } .wrapper.form-success .container h1 { 55

} .container { max-width: 600px; margin: 0 auto; padding: 80px 0; height: 400px; text-align: center; } .container h1 { font-size: 40px; transition-duration: 1s; transition-timing-function: ease-in-put; font-weight: 200; } form { padding: 20px 0; position: relative; z-index: 2; } form input { -webkit-appearance: none; -moz-appearance: none; appearance: none; outline: 0; border: 1px solid rgba(255, 255, 255, 0.4); background-color: rgba(255, 255, 255, 0.2); width: 250px; border-radius: 3px; padding: 10px 15px; margin: 0 auto 10px auto; 4.2.2 display: Pembangunan block; Interface AIS text-align: center; fontBerdasarkan-size: 18px; rancangan mockup desain interface pada AIS UIN Jakarta color: white; transition-duration: 0.25s; yang sudah dibuat dengan evaluasi heuristik dan webuse pada interface AIS font-weight: 300; } sebelumnya, maka pada tahap selanjutnya akan dibuat rekomendasi interface yang form input:hover { background-color: rgba(255, 255, 255, 0.4); mempertimbangkan} sisi efektifitas, efisiensi, desain sederhana dan juga kegunaan form input:focus { AIS background yang lebih-color: interaktif white; dengan penanganan terhadap perbaikan error yang width: 300px; terjadi. color: Adapun #53e3a6; rekomendasi desain interface ini sudah disesuaikan dengan } kebutuhanform button pada { pemenuhan standar ISO 13407. Berikut ialah desain utama yang -webkit-appearance: none; sudah - mozdibuat-appearance: dengan sederhana none; menggunakan bahasa pemrograman HTML pada appearance: none; gambar outline: 4.3 0;dan 4.4: background-color: white; border: 0;

padding: 10px 15px; UIN Syarif Hidayatullah Jakarta color: #53e3a6; border-radius: 3px; width: 250px; cursor: pointer; 56

Gambar 4.3 Rekomendasi Desain Interface AIS (Halaman 1)

Gambar 4.4 Rekomendasi Desain Interface AIS (Halaman 2)

4.2.3 Rekomendasi Berdasarkan Flexibility and Efficiency of Use

Pada kriteria Flexibility and Efficiency of Use, dilihat dari hasil kriteria kuesioner ini memiliki penilaian yang kurang dari setiap item kriteria yang ada.

Selain itu dari hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kriteria ini berpengaruh secara positif terhadap tingkat usability dari penggunaan AIS UIN Jakarta.

Kualitas dari aplikasi ini dapat ditingkatkan terlebih dahulu dengan meningkatkan kriteria yang mempengaruhi usability dari aplikasi ini yakni interface AIS yang

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 57

sederhana dan mudah digunakan oleh pengguna. Maka dari itu, untuk ahli pengembang AIS perlu memahami bahwa pengguna AIS UIN Jakarta itu sendiri memperdulikan tingkat kemudahan pada interface ini untuk dipelajari sehingga

AIS akan lebih mudah untuk digunakan. Dengan keadaan AIS yang saat ini, perlu adanya perbaikan dan peningkatan kualitas terhadap desain interface ini.

Berdasarkan penjelasan tersebut, rekomendasi yang dapat diberikan berdasarkan kategori Flexibility and Efficiency of Use yaitu:

Gambar 4.5 Rekomendasi Flexibility and Efficiency of Use (1)

Gambar 4.6 Rekomendasi Flexibility and Efficiency of Use (2)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 58

Pada rekomendasi di halaman pertama user dipusatkan pada 3 poin yaitu symbol sebagai pilihan dalam penggunaan cepat pada kebutuhan AIS, kemudian ada login box di tengah, dan ada pilihan bahasa sebagai alternative dari pengguna asing yang terdaftar sebagai mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada pilihan berita dan informasi terdapat tampilan khusus yang menunjukkan kedua sisi dari login box sebagai bentuk dari efektifitas dan efisiensi tampilan AIS.

Gambar 4.7 Rekomendasi Flexibility and Efficiency of Use (3)

Gambar 4.8 Rekomendasi Flexibility and Efficiency of Use (4)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 59

Gambar 4.9 Rekomendasi Flexibility and Efficiency of Use (5)

Gambar 4.10 Rekomendasi Flexibility and Efficiency of Use (6)

Dan pada rekomendasi di halaman user, tampilan semakin disederhanakan dengan profile utama sebagai dasar, symbol menu, dan juga tombol tindakan cepat termasuk pilihan keluar pada halaman user tersebut. Ketika tombol dibuka, maka tampilan selanjutnya tetap sederhana dengan efektif dan terperinci pada kotak yang sudah tersedia didalamnya. Adapun rekomendasi isi menjadi gambaran dari evaluasi heuristic yang digabungkan dengan evaluasi webuse berbentuk Flexibility and Efficiency of Use.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 60

4.2.4 Rekomendasi Berdasarkan Aesthetic and Minimalist Design

Pada kriteria Aesthetic and Minimalist Design, dilihat dari hasil kriteria kuesioner ini memiliki penilaian yang juga kurang dari setiap item kriteria yang ada. Maka rekomendasi dari evaluasi yang sudah dilakukan ialah bentuk tampilan

AIS yang lebih minimalis dan juga moderen seperti User Interface / User

Experience dengan standar saat ini. Berikut ialah rekomendasi yang sudah dibuat:

Gambar 4.11 Rekomendasi Aesthetic and Minimalist Design (1)

Gambar 4.12 Rekomendasi Aesthetic and Minimalist Design (2)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.13 Rekomendasi Aesthetic and Minimalist Design (3)

Gambar 4.14 Rekomendasi Aesthetic and Minimalist Design (4)

4.2.5 Rekomendasi Berdasarkan Help Users Recover from Error

Pada kriteria Help users recognize, diagnose, and recover from error, dilihat dari hasil kriteria kuesioner ini memiliki penilaian yang juga berhubungan dengan kekurangan usability dari setiap item kriteria yang ada. Maka rekomendasi dari evaluasi yang sudah dilakukan ialah bentuk tampilan dan penyelesaian masalah ialah sebagai berikut:

61

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 62

Gambar 4.15 Rekomendasi Help users recognize, diagnose, and recover from error (1)

Gambar 4.16 Rekomendasi Help users recognize, diagnose, and recover from error (2)

Pada tampilan ini juga terdapat solusi dari permasalahan ketika harus terjadi perbaikan atau not responding pada system yang ada pada AIS. Hal ini mengharuskan pada konsentrasi penyimpanan tindakan terakhir yang membiarkan user memilih antara melanjutkan AIS atau keluar dari AIS sebagai pilihannya.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 63

Gambar 4.17 Rekomendasi Help users recognize, diagnose, and recover from error (3)

Gambar 4.18 Rekomendasi Help users recognize, diagnose, and recover from error (4)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum

5.1.1 Profil Pustipanda

Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data atau lebih dikenal dengan istilah Pustipanda UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah salah satu Unit

Pelaksana Teknis dengan tujuan membangun universitas digital dalam lingkup yang juga mencakup tujuan dari UIN Syarif Hidayatullah (Keilmuan,

Keindonesiaan, dan Keislaman).

Pustipanda (dulu Puskom) didirikan sesuai dengan Surat Keputusan

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada bulan Februari 2010. Ditandai dengan dilantiknya Bapak Husni Teja Sukmana, Ph.D sebagai Kepala Pustipanda

(Puskom) untuk periode 2010-2015 dan sekarang dikepalai oleh Bapak Nashrul

Hakiem, Ph.D sejak tahun 2015. Dengan dibantu beberapa staff yang merupakan peleburan dari Sub-bagian Pengembangan Sistem, Bagian Sistem

Informasi, Biro Perencanaan, Keuangan dan Sistem informasi. Pustipanda mulai melakukan beberapa pembenanan baik itu di bidang pengembangan sistem, jaringan dan data center.

5.1.2 Visi dan Misi

A. Visi

Visi dari Pustipanda adalah “UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi

Universitas Digital Kelas Dunia untuk Mendukung Integrasi Keilmuan,

Keislaman, dan Keindonesiaan”.

64

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 65

B. Misi

1. Meningkatkan performa sistem informasi perguruan tinggi yang innovative,

creative, high availability, high reliability, secure, fast, informed,

documented, and integrated dalam rangka meningkatkan kinerja dan mutu

bidang pendidikan, pengajaran, penelitian, publikasi ilimiah, pengabdian

masyarakat dan organisasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Meningkatkan mutu tata kelola universitas dengan pemanfaatan teknologi

Information and Communications Technology (ICT).

3. Meningkatkan penelitian di bidang ICT dalam rangka menjaga bussiness

continuity dan knowledge share pengembangan Information and

Communications Technology (ICT).

5.1.3 Sasaran Mutu

1. Membuat sistem Information and Communications Technology (ICT) yang

berorientasi kepada kebutuhan stakeholder dan shareholder UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Meningkatkan kualitas prasarana, SDM, dan layanan Information and

Communications Technology (ICT) di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Mengembangkan dan mengimplementasikan tata kelola IT sesuai dengan

standarisasi nasional dan internasional.

5.1.4 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi pada Pustipanda terdapat pada gambar 5.1:

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 66

Gambar 5.1 Struktur Organisasi Pustipanda

5.1.5 Produk-Produk Pustipanda

Produk-produk yang sudah dibuatkan oleh Pustipanda terakhir ini adalah:

1. Academic Information System (AIS), alamat https://ais.uinjkt.ac.id

2. Sistem SPMB Mandiri, alamat http://spmb.uinjkt.ac.id

3. Service Desk UIN Jakarta, alamat http://servicedesk.uinjkt.ac.id

4. E-Journal, alamat http://journal.uinjkt.ac.id

5. Insitutional Repository, alamat http://repository.uinjkt.ac.id

6. Sistem Informasi RBA, alamat http://sirba.uinjkt.ac.id

7. Sistem Laporan Kinerja Pegawai (e-LKP), alamat http://lkp.uinjkt.ac.id

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 67

8. Host to Host Real Time Payment, pembayaran online untuk SPMB,

perkuliahan, dll

9. Website pendukung kegiatan UIN:

1. Pustipanda (http://pustipanda.uinjkt.ac.id)

2. Puslitpen (http://puslitpen.uinjkt.ac.id)

3. Bagian Akademik (http://akademik.uinjkt.ac.id)

4. Bagian Kemahasiswaan (http://kemahasiswaan.uinjkt.ac.id), dll

5. Perbaikan infrastruktur jaringan dan wireless di lingkungan kampus 1 dan

kampus 2

5.2 Perancangan Tahap Pre-user Testing

Tahapan pre-user testing merupakan tahapan kedua dalam proses evaluasi yang akan dilakukan. Aktivitas yang dilakukan pada tahapan ini mengacu pada tahap evaluasi usability.

5.2.1 Definisi Tujuan Pengujian

Dalam penelitian ini nantinya akan dilakukan evaluasi pada AIS dengan metode Heuristic Evaluation dan juga Web Usanility Tool Evaluation (Webuse).

Evaluasi dilakukan berdasarkan aspek yang terdapat dalam ISO 13407 sehingga didapatkan hasil kekurangan yang dapat digunakan untuk penarikan rekomendasi perbaikan interface AIS. Berikut ini merupakan definisi tujuan pengujian yang akan dilakukan pada saat melakukan evaluasi usability pada tabel 5.1:

Tabel 5.1 Definisi Tujuan Pengujian

Tujuan Keterangan

Untuk mendapatkan hasil evaluasi Tujuan ini dilakukan untuk usability berupa penilaian kualitas mendapatkan hasil evaluasi desain kegunaan AIS UIN berdasarkan interface AIS UIN Jakarta dengan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 68

faktor- tujuan untuk mengetahui faktor-faktor faktor usability oleh ISO 13407 usability dengan apa saja yang dengan metode Heuristic Evaluation berpengaruh pada AIS, sehingga dapat dan Webuse diketahui faktor kualitas apa saja yang sudah terpenuhi, serta mengetahui perilaku user terhadap penggunaan AIS UIN Jakarta sehingga kebutuhan terkait user interface dapat teridentifikasi secara spesifik

Berdasarkan hasil evaluasi yang telah didapatkan, tujuan selanjutnya yaitu Untuk menghasilkan rekomendasi membuat saran dan rekomendasi Interface berdasarkan hasil evaluasi perbaikan tampilan untuk AIS UIN untuk Jakarta berdasarkan hasil evaluasi masukan perbaikan dalam yang dilakukan untuk peningkatan pengembangan kualitas desain kualitas pada desain interface dan factor interface dan usability AIS UIN usability. Peningkatan kualitas ini Jakarta berguna untuk pengembangan AIS kedepannya.

5.2.2 Aspek User Interface yang akan dievaluasi

Aspek Usability atau kegunaan dalam sebuah user interface adalah untuk mengukur performa dari sebuah interface untuk melihat kemampuan sebuah sistem. Aspek usability atau kegunaan ini juga mempengaruhi penerimaan sebuah system berbasi website dalam dunia nyata.

AIS UIN Jakarta yang terdiri dari beberapa komponen halaman yang disajikan pada tampilan sistem. Setiap komponen halaman yang ada pada AIS tersebut memiliki fungsi sesuai dengan kebutuhan mahasiswa tersebut. Komponen halaman yang tersedia merupakan aspek-aspek dalam user interface AIS ini yang akan dijadikan bahan evaluasi selama proses pengujian desain interface. Fokus dari aspek pengujian adalah sebagai berikut pada tabel 5.2 dan tabel 5.3:

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 69

Tabel 5.2 Aspek Evaluasi Interface Design & Usability

Kriteria Tampilan Kriteria Kegunaan Keterangan

Flexibility and efficiency of use, Content & Organization Sistem cukup memudahkan & Readability user • Design User Interface Aesthetic and minimalist design Sistem cukup menghasilkan • Performance & informasi yang relevan Effectiveness Help users recognize, diagnose, Penanggulangan kesalahan and recover from error Navigation & Links yang mungkin dilakukan oleh user sangat baik

Tabel 5.3 Aspek Evaluasi Standar

Aspek Prinsip Kriteria

Menyediakan umpan balik yang jelas. Causality Berorientasi pada konteks. dan dapat dipahami setelah melakukan suatu tindakan. Perluas rentang batasan peluang, Visible Constraints Fasilitasi pengguna dengan peluang

yang mungkin berdasarkan konteksnya. Membuat relasi alami antar obyek terlihat, Mengkelompokkan dan Mapping mengorganisir obyek yang

berhubungan dalam container/tempat, dan Container harus mempunyai label. Pertimbangkan pengalaman pengguna Transfer Effects sebelumnya dalam perancangan serta kemampuannya dalam belajar (perancangan pengalaman pengguna) Abaikan/ubah apa yang terlihat dan terasa sesuai dengan hubungan stereotipe Population Stereotypes dan budaya. Contoh: pengguna Windows dan Macintosh atau pengguna Windows dan Linux. Serta, mengubah budaya stereotipe sangat sulit.

Aspek user interface pada evaluasi interface design dan usability yang akan dilakukan diukur dengan tiga factor desain dan lima faktor yang dimiliki oleh

ISO 13407 untuk kategori usability dengan fokus untuk mengukur kualitas UI dan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 70

UX AIS pada aspek usability tersebut.

Adapun halaman yang akan menjadi fokus utama dari evaluasi dan pembangunan desain interface ialah halaman login AIS, halaman home user, dan juga menu yang ada pada AIS UIN Jakarta.

5.3 Analisis Desain Interface AIS

Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan, berikut ini adalah desain interface sistem teknologi dan informasi pada AIS

UIN Jakarta. Dapat dillihat pada gambar 5.2, 5.3, 5.4 sebagai berikut:

Gambar 5.2 Halaman login AIS

Berdasarkan desain interface tersebut maka dapat dijelaskan uraian sebagai berikut:

1. Desain halaman awal pada AIS memiliki tata letak kiri sebagai tempat

mahasiswa untuk login dan lembar informasi pada sebelah kanan.

2. Terdapat tombol login dan reset. Tombol login bagi mahasiswa yang ingin

masuk ke dalam AIS pribadinya dan tombol reset untuk mahasiswa

mengosongkan kembali tulisan yang ada kolom “username” atau

“password” dengan sekaligus.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 71

3. Panduan informasi dan rekomendasi tindakan pada login pertama kali dan

login berkelanjutan terdapat di dalam kotak login.

4. Terdapat arahan untuk digunakan ketika mahasiswa tidak mengingat

password pribadinya.

5. Terdapat teks berita terbaru seputar kampus dan kenegaraan di tata letak

bawah-kiri dan teks yang menjadi shortcut untuk pembayaran mahasiswa

sebagai kegiatan per-semester mahasiswa aktif UIN.

Gambar 5.3 Halaman Utama AIS Mahasiswa

Berdasarkan desain interface tersebut maka dapat dijelaskan uraian sebagai berikut:

1. Pada halaman ini terdapat langsung lembar informasi yang ada di halaman

pertama seperti sebelum login, tampilan lembar tersebut adalah banner

yang dapat berisikan informasi atau tampilan default tertentu yang

menampilkan kampus UIN Jakarta.

2. Pada atas banner terdapat tiga halaman utama, yaitu: Home, Informasi

Kalender Akademik, dan Pengumuman. Tiga halaman itu menjadi hal

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 72

terpenting bagi mahasiswa untuk dapat langsung dibuka.

3. Pada tata letak kanan-bawah terdapat tombol untuk keluar dari halaman

AIS mahasiswa, serta tombol bantuan untuk memperolah cara menggunaan

AIS sebagai panduan yang akan langsung ter-unduh sebagai file PDF.

4. Di sebelah kiri-bawah terdapat “menu” sebagai kebutuhan dasar dan sarana

fasilitas mahasiswa untuk kegiatan pembelajaran di kampus UIN Jakarta.

Gambar 5.4 Halaman Utama AIS Mahasiswa - Menu

Berdasarkan desain interface diatas dengan penambahan pilihan “menu”, maka dapat dijelaskan uraian sebagai berikut:

 Pilihan “menu” yang terletak di kiri-bawah akan tampil ke atas ketika

pengguna menekan tombol tersebut

 Profile mahasiswa berupa passfoto, nama, dan nim akan terdapat di paling

atas ketika menu tebuka.

 Berbagai pilihan menu pada AIS akan tampil dengan desain style expand

dan collapse sidebar.

 Terdapat pilihan untuk keluar dan informasi pada menu AIS.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 73

Berdasarkan kuesioner terhadap 35 responden, diperoleh hasil dengan identifikasi masalah sebagai berikut yang ada pada desain interface AIS

(halaman login, halaman utama AIS mahasiswa, dan Halaman pilihan menu) diantaranya adalah tata letak banner informasi dan kotak login yang masih pada posisi tidak central, sehingga bisa dikatakan bahwa desain tata letak AIS masih tertinggal dengan desain moderen pada standarnya. Banner yang seharusnya menjadi media informasi juga kurang maksimal dengan tampilan yang tidak selalu diisi info terkini dari kampus, serta banner tersebut juga tidak bersifat slider

(bisa digeser).

Kurang efektif dan efisien pun terdapat pada menu yang ada pada AIS yang masih berbentuk collapse dan expand, sedangkan desain yang lebih mudah digunakan adalah desain yang berbentuk icon dan berada di halaman utama ketika awal masuk ke halaman utama mahasiswa. Desain minimalis menjadi kebutuhan dari kegunaan banyak website yang mengimbangi kebutuhan anak muda hari ini, terutama mahasiswa yang sering bersinggungan dengan teknologi, kemudian pada pemilihan warna pun menjadi dasar utama bagi kenyamanan mahasiswa yang menggunakan sistem teknologi informasi AIS.

Pada pilihan terbawah dari menu pun terdapat pengulangan tombol keluar dan bantuan, sedangkan ketika terjadi error kedua tombol tersebut tetap tidak menjadi solusi, dan halaman akan keluar secara otomatis tanpa konfirmasi terlebih dahulu kepada pengguna dalam bentuk textbox.

5.4 Perancangan Pengumpulan Data

5.4.1 Perancangan Kuesioner

Kuesioner sebagai alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dan hasil uji coba desain interface dan usability AIS UIN Jakarta. Secara garis besar,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 74

kuesioner terdiri dari beberapa pernyataan untuk menunjukkan penilaian kualitas dari desain interface dan usability dari system informasi akademik berbasis web ini. Pembuatan kuesioner ini mengacu pada referensi model kuesioner evaluasi heuristic dan evaluasi usability dengan standar ISO 13407. Kueisoner ini digunakan untuk mengidentifikasi kepuasan pengguna terhadap interface dari segi pengalaman dan penggunaan AIS ini untuk melihat apakah memenuhi dari tujuan

UI dan UX serta usability dengan baik.

Pembuatan kuesioner ini sebagai alat dalam pengumpulan data evaluasi kualitas desain interface dan usability AIS ini, dimana data yang terekam pada kuesioner tersebut akan diolah dengan proses statistic deksriptif untuk memudahkan visualisasi hasil penilaian kualitas interface dan usability system informasi akademik AIS UIN Jakarta ini yang dapat dilihat pada tabel 5.4:

Tabel 5.4 Perancangan Kuesioner

Bagian Kuesioner Deskripsi Keterangan

Terdapat informasi umum Instruksi sederhana atau Instruksi Pengisian yang terdiri dari: nama, Petunjuk cara pengisian Kuesioner jenis kelamin, Fakultas, Kuesioner jurusan, dan semester Form pengisian identitas Identitas Responden Responden Pernyataan untuk Terdapat tiga kategori Bagian I : penilaian usability Pernyataan yaitu: Pernyataan Penilaian melalui pernyataan yang Flexibility and efficiency Usability berdasarkan mengacu pada aspek of use, Aesthetic and Heuristic Evaluation dan desain interface dan minimalist design, dan Web Usability Tool usability berdasarkan Help users recognize, Evaluation dengan dengan indicator yang diagnose, and recover standar ISO 13407 dimiliki oleh ISO 13407 from error

Terdapat tiga bagian pada kuesioner ini, yaitu bagian identitas responden, bagian pernyataan kriteria keunggulan UI dan UX dengan metode heuristic evaluation dan web usability tool evaluation berdasarkan ISO 13407, dan bagian

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 75

pertanyaan terbuka. Pada bagian identitas responden dapat dilihat pada gambar 5.5:

Gambar 5.5 Identitas Responden pada Kuesioner

Sedangkan untuk bagian pernyataan indicator heuristic evaluation dan web usability tool evaluation berdasarkan ISO 13407 terdiri dari beberapa hal pada tabel 5.5:

Tabel 5.5 Pertanyaan Kuesioner Berdasarkan Metode dengan pertimbangan ISO 13407

Aspek Pertanyaan

Flexibility and efficiency of use 1. Bahasa yang digunakan AIS mudah dipahami (Accelerators — unseen by the novice user — may often speed up the 2. Pilihan Menu dan Informasi pada interaction for the expert user such that AIS mudah dipahami

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 76

the system can cater to both 3. Pilihan pengelompokkan menu inexperienced and experienced users. dan Informasi pada AIS mudah Allow users to tailor frequent actions.) diingat 4. Terdapat bantuan informasi pada halaman AIS 5. Tata letak bantuan informasi sesuai dan mudah dimengerti 6. Terdapat pilihan “search” di Sistem Informasi AIS untuk memudahkan pencarian 7. Respon tindakan pada AIS cepat 8. Terdapat pilihan bahasa untuk mengakomodasi pengguna asing (mahasiswa international) 9. Pengguna dapat memilih menu favorite yang diinginkan sesuai kebutuhan 10. Terdapat tombol yang bisa langsung mengantarkan masuk ke link tertentu

1. Tampilan desain AIS menarik

2. Tampilan desain AIS modern

3. Tampilan tata letak halaman awal AIS simetris

4. Tampilan tata letak halaman awal AIS mudah diingat Aesthetic and minimalist design 5. Tata letak menu AIS akrab dan mudah diakses oleh pengguna (Dialogues should not contain information which is irrelevant or rarely needed. Every 6. Terdapat pilihan mengubah ukuran extra unit of information in a dialogue font jika dianggap kecil oleh competes with the relevant units of pengguna information and diminishes their relative visibility.) 7. Terdapat perubahan warna pada tampilan jika ada tindakan

8. Terdapat pilihan untuk mengubah tampilan menjadi sederhana (modern design)

9. Terdapat beberapa pilihan mengubah tema tampilan pada sistem AIS

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 77

10. Terdapat slide informasi ter-update pada tampilan awal AIS

1. Informasi yang ditampilkan di setiap halaman memungkinkan pengguna untuk dapat mengambil keputusan (memilih)

2. Pilih font (jenis, ukuran) di AIS tepat dan membuat pengguna nyaman

3. Struktur setiap halaman sudah konsisten dan seragam

4. Judul setiap halaman jelas dan informative Help users recognize, diagnose, and recover from error 5. Ada atribut, gambar, atau informasi jika tindakan fungsi (Error should be expressed in yang dipilih tidak sesuai plain language (no codes), precisely indicate the problem, and constructively 6. Terdapat pilihan solusi ketika suggest a solution.) system AIS sedang error

7. Terdapat system penyimpanan tindakan otomatis ketika AIS seketika error

8. Terdapat solusi ketika pengguna lupa dengan password personal di AIS

9. Terdapat informasi langsung yang menunjukkan semester pengguna

10. Database penyimpanan tugas tidak pernah error

Tabel 5.6 Pertanyaan lanjutan ISO 13407

Aspek Pertanyaan

Causality Apakah ada tanda ketika terjadi Prinsip causality dapat dijelaskan dalam kejadian perubahan halaman? berikut: sesuatu yang terjadi setelah

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 78

suatu tindakan, akan dianggap orang/user bahwa tindakan tersebut sebagai penyebabnya. Apakah ada tanda ketika terjadi perubahan error?

Apakah setiap menu memiliki fungsi Visible Constraints yang dibutuhkan oleh pengguna? Prinsip perancangan: Perluas rentang batasan peluang, Fasilitasi pengguna dengan peluang Apakah ada tampilan baru yang yang mungkin berdasarkan konteksnya. memudahkan pengguna saat menggunakan AIS?

Apakah tata letak menu sesuai dengan Mapping Prinsip perancangannya: Membuat kebutuhan pengguna? relasi alami antar obyek terlihat, Mengkelompokkan dan mengorganisir obyek yang berhubungan dalam Apakah tata letak keseluruhan AIS container/tempat, dan Container harus mempunyai lebih memungkinkan pengguna dalam label. tindakan cepat?

Apakah ketika perpindahan halaman Transfer Effects terdapat efek yang memperlihatkan Prinsip perancangan: Pertimbangkan pengalaman jelas tindakan tersebut? pengguna sebelumnya dalam perancangan serta kemampuannya dalam Apakah AIS sudah memenuhi belajar (perancangan pengalaman kebutuhan pengguna seperti website pengguna). interaktif pada umumnya?

Apakah tampilan dapat berubah sesuai Population Stereotypes dengan kebutuhan pengguna? (seperti: Prinsip perancangan: Abaikan/ubah apa yang terlihat zoom, atau perubahan warna ketika dan terasa sesuai dengan waktu malam) hubungan stereotipe dan budaya.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 79

Apakah ada beberapa pilihan tampilan yang berfungsi pada AIS?

5.4.2 Penyebaran Kuesioner

Kuesioner yang telah dibuat kemudian akan disebar kepada mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penyebaran kuesioner dilakukan secara offline dan online. Untuk kuesioner yang bersifat online, penyebaran dilakukan menggunakan google form, yang kemudian link dari kuesioner ini akan disebarkan kepada pengguna AIS UIN Jakarta melalui media sosial. Responden akan diinstruksikan untuk melaksanakan pengujian sesuai instruksi yang terdapat dalam kuesioner kemudian mengungkapkan pendapatnya dalam pernyataan yang terlampir dalam kuesioner tersebut.

1. Desain AIS memiliki fungsi lebih sebagai menyambung link ke berita

terbaru atau laman kampus yang juga dibawah naungan Pustipanda.

2. Desain AIS bisa berubah menyesuaikan dengan pengguna dari sisi besar dan

kecil, bahasa asing, dan juga perubahan tampilan menjadi minimalis atas

standar biasa.

3. Desain AIS informatif dengan kotak pemberitahuan yang lebih jelas dan

sederhana.

4. Desain AIS memiliki respon ketika ada perubahan atau ketika error terjadi.

5.5 Analisis Kebutuhan

5.5.1 Analisis Parameter Heuristic Evaluation

Pada analisis ini akan dijelaskan kriteria pada Heuristic Evaluation yang digunakan dalam evaluasi AIS UIN Jakarta, terdapat 3 kriteria (Flexibility and

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 80

efficiency of use, Aesthetic and minimalist design, dan Help users recognize, diagnose, and recover from errors) yang digunakan dari 10 kriteria pada penilaian Heuristic Evaluation. Dari 3 kriteria tersebut, sudah terdapat hasil evaluasi berdasarkan kuesioner dengan 35 Responden yang diambil dari tanggal

11 Oktober 2018 – 20 Oktober 2018. Berikut merupakan tabel responden yang terdiri dari Mahasiswa semester I sampai dengan semester VIII di 11 fakultas

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu pada tabel 5.7 dibawah ini:

Tabel 5.7 Tabel Responden

Responden Jenis Kelamin Fakultas Jurusan Semester Fakultas Ilmu Sosial dan Hubungan R1 Perempuan VII Ilmu Politik Internasional Fakultas Sains dan R2 Laki-laki Sistem Informasi VII Teknologi Fakultas Ilmu Sosial dan R3 Perempuan Ilmu politik V Ilmu Politik R4 Laki-laki Fakultas Psikologi Psikologi III Fakultas Ilmu Tarbiyah R5 Perempuan IPA V dan Keguruan Fakultas Sains dan R6 Laki-laki Fisika VII Teknologi Fakultas Sains dan R7 Perempuan Agribisnis III Teknologi Fakultas Ilmu Sosial dan Hubungan R8 Perempuan VII Ilmu Politik Internasional Fakultas Ekonomi dan R9 Laki-laki Ekonomi Syariah VII Bisnis Fakultas Ekonomi dan Ekomomi R10 Perempuan VII Bisnis Pembangunan Fakultas Ilmu Dakwah Komunikasi R11 Perempuan V dan Ilmu Komunikasi Penyiaran Fakultas Ushuluddin dan R12 Laki-laki Filsafat VII Filsafat Fakultas Ushuluddin dan R13 Perempuan Filsafat VII Filsafat Fakultas Adab dan R14 Perempuan Sastra Indonesia VII Humaniora Fakultas Dirasat R15 Perempuan Tafsir V Islamiyah Fakultas Kedokteran dan Kesehatan R16 Laki-laki VII Ilmu Kesehatan Masyarakat R17 Perempuan Fakultas Syariah dan Perbankan V

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 81

Hukum Fakultas Syariah dan R18 Laki-laki Hukum Keluarga V Hukum Fakultas Ilmu Dakwah R19 Laki-laki Ilmu Komunikasi VII dan Ilmu Komunikasi Fakultas Adab dan R20 Perempuan Sastra Arab V Humaniora Fakultas Dirasat R21 Laki-laki Tafsir V Islamiyah Fakultas Ilmu Sosial dan R22 Laki-laki Ilmu Politik VII Ilmu Politik Fakultas Ilmu Tarbiyah R23 Laki-laki IPS VII dan Keguruan Fakultas Ilmu Tarbiyah R24 Perempuan Pend. Fisika V dan Keguruan R25 Perempuan Fakultas Psikologi Psikologi VII Fakultas Kedokteran dan Kesehatan R26 Perempuan V Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Sains dan Teknik R27 Laki-laki V Teknologi Informatika Fakultas Sains dan R28 Laki-laki Fisika III Teknologi R29 Perempuan Fakultas Psikologi Psikologi VII Fakultas Ilmu Tarbiyah R30 Laki-laki IPS VII dan Keguruan Fakultas Ushuluddin dan R31 Perempuan Filsafat VII Filsafat Fakultas Ilmu Sosial dan R32 Laki-laki Ilmu Politik VII Ilmu Politik Fakultas Ilmu Dakwah R33 Laki-laki KPI VII dan Ilmu Komunikasi Fakultas Adab dan R34 Laki-laki Sastra Arab III Humaniora Fakultas Syariah dan R35 Laki-laki Hukum Keluarga III Hukum

Beberapa penjabaran dari tingkat responden yang telah diterima, terdapat

51,4 % laki-laki dan 48,6 % perempuan. Adapun hal itu memberi gambaran kasus bahwa laki-laki lebih sadar dan lebih banyak memfungsikan AIS secara keseluruhan, sedangkan perempuan hanya menggunakan AIS sebagai kebutuhan dasar seperti melihat nilai atau mengisi KRS yang memang dilakukan semua mahasiswa pada saat memasuki awal semester.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 82

Gambar 5.6 Responden - Jenis Kelamin

Pada kriteria keseluruhan fakultas yang ada di kampus UIN Jakarta dari

11 fakultas diperoleh minimal 2 mahasiswa, sehingga pada kebutuhan di masing- masing fakultas sudah terdapat perwakilan yang telah menjalankan dan memperhatikan bagaimana interface AIS berjalan dengan cukup efektif serta efisien dan moderen.

Responden dari Fakultas Sains dan Teknologi seimbang dengan

Responden dari Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yaitu 14,7 % dari seluruh Responden yang mengisi kuesioner. Dimana kedua fakultas tersebut ialah fakultas yang biasa membutuhkan teknologi dalam keseharian pembelajaran pada beberapa mata kuliahnya. Adapun yang kedua terdapat Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dengan 11,8 % Responden.

Selanjutnya terdapat 5 Fakultas dengan jumlah Responden yang sama yaitu 8,8 %, Fakultas yang dimaksud adalah Fakultas Adab dan Humaniora,

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas Ilmu

Politik dan Fakultas Psikologi. Kemudian ada Fakultas Dirasat Islamiyah dan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dengan presentase 5,9%. Dan yang terakhir adalah Fakultas Ekonomi dan bisnis dengan responden terkecil yaitu 3 %.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 83

Gambar 5.7 Responden - Fakultas

Dari keseluruhan fakultas yang sudah mengisi kuesioner, maka diperkecil lagi dengan jurusan yang ada pada masing-masing fakultas tersebut. Adapun jurusan terbanyak diperoleh dari mahasiswa yang berasal dari berbagai jurusan di

Fakultas Sains dan Teknologi sebagai mahasiswa yang paling dekat dengan system dan teknologi informasi yang ada di pembelajaran maupun dalam keseharian.

Gambar 5.8 Responden – Jurusan

Responden terbesar pada kriteria semester ada pada semester VII (ganjil) yaitu 54,3 %, berdasarkan hasil wawancara dan analisa benar bahwa mahasiswa pada semester VII merupakan pengguna paling banyak dan sering, karena

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 84

kebutuhan yang semakin kemudahan teknologi, baik dari sistem penugasan sampai dengan kegiatan KKN dan PKL yang sangat memerlukan AIS sebagai media penilaian didalamnya. Kemudian setelahnya kriteria semester yang mendapat 31.4 % ialah semester V (ganjil), lalu 14,3 % ada responden dari semester III (ganjil) dan yang terkecil adalah responden dari semester I dikarenakan banyak mahasiswa yang belum terbiasa menggunakan AIS dan belum familiar dalam penggunaannya (hasil wawancara dan observasi).

Gambar 5.9 Responden – Semester

Pada kriteria Fleksibitas dan Efisiensi Penggunaan (Flexibility and efficiency of use) dengan 10 pertanyaan khusus dan 35 responden diatas, diperoleh hasil bahwa dari sisi kemudahan dan perancangan untuk mahasiswa baru ataupun mahasiswa dengan ketentuan lain (mahasiswa semester atas, mahasiswa asing, mahasiswa dengan kendala cuti, dll), AIS masih kurang dalam kemudahan penggunaan dengan spesifikasi yang lebih sederhana.

Respon AIS yang kurang dipahami ketika masuk ke dalam login dan home pribadi juga menjadi hal yang masih tertinggal dengan standar pada umumnya sistem berbasis website. Tata letak pada beberapa tombol seperti “keluar” dan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 85

“bantuan” masih terdapat di berbagai sudut, sehingga efisiensi masih kurang dalam penempatannya yang sudah ada sisi kiri-bawah halaman dan ada lagi di sisi bawah menu.

Perubahan desain interface dari pengguna asing dan dari pengguna yang tidak terlalu menguasai teknologi masih kesulitan dalam mengerti AIS, adapun solusi yang diinginkan adalah AIS mudah pada penggunaan pertama kali, tersedia juga perubahan bahasa minimal bahasa Indonesia dan English (bahasa internasioonal). Kemudian dari segi efektif, banner informasi yang ada belum dapat dimaksimalkan dengan 1 layer yang sudah tersedia.

Gambar 5.10 Hasil Kuesioner (Flexibility and efficiency of use)

Pada kuesioner dengan kriteria kedua yaitu Estetika dan Desain Minimalis

(Aesthetic and minimalist design) menggunakan 10 pertanyaan khusus juga dengan

35 responden, maka diperoleh hasil bahwa AIS memiliki tampilan dan tata letak yang masih tertinggal dengan standar desain terbaru dan terkini. Penggunaan tata letak masih belum central yaitu memusatkan semua di tengah halaman, sehingga highlight yang paling penting untuk digunakan atau sekedar dilihat belum dapat diunggulkan secara khusus. Pemilihan warna dan ukuran font pada AIS juga belum dapat menyesuaikan kebutuhan dari pengguna AIS untuk kriteria dengan standar desain berbasis website moderen yang sederhana tapi sangat fungsionalis.

Pada pertanyaan ini penulis menentukan bobot nilai dan presentase

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 86

jawaban pada skala likert dan dihasilkan Tabel 5.8:

Tabel 5.8 Skala, Bobot Nilai dan Presentase Penilaian Kuesioner

Skala Bobot nilai Presentase

Tidak Memenuhi Kriteria 4 0% - 19,99%

Kurang Memenuhi Kriteria 3 20% - 39,99%

Memenuhi Kriteria 2 40% - 59,99%

Sangat Memenuhi Kriteria 1 60% - 79,99%

Dari hasil kuesioner diperoleh hasil jawaban dari pertanyaan yang diberikan ke responden pada Tabel 5.9:

Tabel 5.9 Presentase Penilaian Kuesioner (1)

NO Kriteria 1 2 3 4 Rata-rata Total

1 1 10 39 56 26.5 18.92857 2 1 8 45 52 26.5 18.92857 3 1 6 33 72 28 20 4 0 10 39 60 27.25 19.46429 5 Flexibility and efficiency of 0 6 33 76 28.75 20.53571 6 use 0 6 24 88 29.5 21.07143 7 0 8 33 72 28.25 20.17857 8 0 6 24 88 29.5 21.07143 9 0 2 30 88 30 21.42857 10 1 18 24 60 25.75 18.39286 Total Keseluruhan 20 % Kurang Kriteria HE Memenuhi Kriteria

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 87

Hasil Kriteria ke-2 ialah berikut pada Gambar 5.11:

Gambar 5.11 Hasil Kuesioner (Aesthetic and minimalist design)

Selanjutnya pada kriteria ketiga yaitu Help users recognize, diagnose, and recover from error. Kriteria ini merupakan kriteria dengan penggunaan penyesuaian, diagnose, dan pemulihan terhadap error yang kerap terjadi pada AIS.

Adapun error yang sering terjadi adalah ketika AIS sedang dalam perbaikan atau sedang dalam traffic yang sangat padat ketika mahasiswa memasuki semester baru dan mengisi AIS sesuai dengan kebutuhannya.

Respon yang terjadi ketika AIS mengalami error juga masih belum terlihat familiar, seringkali mahasiswa yang mengalami hal tersebut mendapati bahwa AIS pribadi yang sudah terbuka secara langsung otomatis keluar tanpa penyimpanan tindakan terakhir yang telah dilakukan oleh pengguna. Perubahan visual yang seharusnya terlihat ketika ada hal yang tidak berfungsi sesuai dengan yang seharusnya juga tidak ada pada system teknologi AIS saat ini.

Pada pertanyaan ini penulis menentukan bobot nilai dan presentase jawaban pada skala likert yang sama dengan Tabel 5.8. Dan dari hasil kuesioner diperoleh hasil jawaban dari pertanyaan yang diberikan ke responden yang terdapat pada Tabel 5.10:

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 88

Tabel 5.10 Presentase Penilaian Kuesioner (2)

NO Kriteria 1 2 3 4 Rata-rata Total

1 0 6 45 45 24 17.14286 2 0 6 48 42 24 17.14286 3 1 10 48 44 25.75 18.39286 4

1 8 51 44 26 18.57143

5 1 12 48 40 25.25 18.03571 6

0 4 60 44 27 19.28571

7 Aesthetic and minimalist 0 4 60 44 27 19.28571 8 design 0 8 33 72 28.25 20.17857 9 0 2 54 84 35 25 10 0 4 51 56 27.75 19.82143 Total Keseluruhan 19.28 % Tidak Kriteria HE Memenuhi Kriteria

Selanjutnya kriteria ke-3 terdapat pada Gambar 5.12:

Gambar 5.12 Hasil Kuesioner (Help users recognize, diagnose, and recover from error)

Dari 3 kriteria tersebut diperoleh berdasarkan 30 pertanyaan dengan masing-masing 10 pertanyaan mendasar dan khusus pada ke-3 kriteria yang sudah ditentukan. Setelah mendapatkan hasil dari 3 kriteria tersebut maka untuk

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 89

selanjutnya data akan diolah untuk mendapatkan pengukuran usability AIS dan merekomendasikan mockup sesuai dari hal-hal yang kurang pada interface AIS

UIN Jakarta.

Pada pertanyaan ini penulis menentukan bobot nilai dan presentase jawaban pada skala likert yang sama dengan Tabel 5.8. Dan dari hasil kuesioner diperoleh hasil jawaban dari pertanyaan yang diberikan ke responden yang terdapat pada Tabel 5.11:

Tabel 5.11 Presentase Penilaian Kuesioner (3)

NO Kriteria 1 2 3 4 Rata-rata Total

1 1 4 45 60 27.5 19.64286 2 0 4 30 64 24.5 17.5 3 0 6 27 64 24.25 17.32143 4 0 14 36 56 26.5 18.92857 5 Help users recognize, 0 2 54 56 28 20 diagnose, and recover from 6 error 0 2 33 64 24.75 17.67857 7 0 2 33 64 24.75 17.67857 8 1 8 33 68 27.5 19.64286 9 3 14 36 44 24.25 17.32143 10 0 6 27 64 24.25 17.32143 Total Keseluruhan 18.30 % Tidak Kriteria HE Memenuhi Kriteria

Dari penghitungan skor diatas dapat dihitung nilai AIS UIN Jakarta dengan menjumlahkan skor dari tiap kriteria pada metode heuristik yang diperoleh

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 90

dan dibagi dengan nilai hasil maksimal maka didapatkan nilai Interface dengan menggunakan rumus index % berjumlah 20 + 19,28 + 18.30 = 19,19 % yang mempunyai skala Tidak Memenuhi Kriteria berdasarkan Tabel 5.8.

5.5.2 Analisis Parameter Webuse

Pada rumus dan pembagian nilai di setiap pertanyaan yang ada pada kuesioner yang sudah dibuat ialah hasil akhir dari evaluasi usability berupa laporan usability dari 4 kategori usability. Hal tersebut ada pada tabel 2.1 yang menjelaskan tentang kesesuaian merit dan pilihan jawaban.

Nilai sigma pada poin kuesioner berjumlah 3 dikalikan dengan bobot nilai per-pertanyaan sejumlah keseluruhan ( 0,25 x 22 pertanyaan + 0,50 x 8 pertanyaan = 9,5) kemudian 9,5 dibagi dua pernilai pertanyaan (1 pertanyaan bernilai poin 2) menjadi 4,75 lalu nilai sigma awal ( 4,75 x 3 : 30 = 0,475 ) dikali

1 mendapatkan jumlah akhir 0,475. Maka kategori usability didapat ialah x pada level moderate.

5.5.3 Analisis Parameter Rating Scale

Rating Scale pada penelitian ini merupakan skala penilaian yang disesuaikan dengan kriteria pada evaluasi heuristik diatas, skala penilaian rating scale yang digunakan pada penelitian ini yaitu nilai 4 merupakan yang tertinggi dan nilai 1 adalah yang terendah. Berdasarkan data hasil observasi dan kuesioner yang telah dilakukan dengan 35 Responden, maka didapatkan syarat penilaian pada setiap sub kriteria (Iunike Kartika Dewi. 2018), yaitu:

Tabel 5.12 Parameter Rating Scale (Berdasarkan Evaluasi Heuristik)

Kriteria Sub Kriteria Rating Scale Kemudahan Penggunaan 4. AIS mudah digunakan Flexibility and efficiency of use 3. AIS sekedar digunakan 2. AIS jarang digunakan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 91

1. AIS terpaksa digunakan Pengelompokkan Menu 4. User mudah mencari keperluan 3. User harus beberapa kali mengunakan 2. User harus sering kali menggunakan 1. User kesulitan menggunakan Menu Kemaksimalan Informasi 4. Informasi pada AIS bermanfaat 3. Informasi pada AIS hanya sekedar 2. Informasi pada AIS sulit ditemukan 1. Informasi pada AIS tidak ada Diperoleh bantuan 4. Terdapat akses bantuan langsung 3. Terdapat bantuan sederhana 2. Cukup sulit mendapat bantuan 1. Tidak ada bantuan pada AIS Terdapat penyesuaian pada 4. AIS dapat disesuaikan dengan user pengguna tertentu 3. AIS dapat diubah dengan standar 2. AIS cukup sulit disesuaikan 1. AIS tidak bisa disesuaikan dengan user Tampilan Menarik 4. Desain AIS menarik 3. Desain AIS standar 2. Desain AIS sangat sederhana 1. Desain AIS tidak menarik Tata letak simetris 4. Tata letak AIS cental dan simetris 3. Tata letak AIS cukup rapi 2. Tata letak AIS standar 1. Tata letak AIS tidak rapi Tata letak mudah diingat 4. Tata letak AIS mudah digunakan Aesthetic and dan digunakan 3. Tata letak AIS cukup umum minimalist design 2. Tata letak AIS biasa 1. Tata letak AIS sulit digunakan Desain informasi maksimal 4. Desain informasi terlihat jelas 3. Desain informasi harus dicari dahulu 2. Desain informasi kurangf tersedia 1. Desain informasi tidak ada Menu bersifat moderen 4. Menu AIS memiliki desain terkini 3. Menu AIS memiliki desain standar 2. Menu AIS cukup hanya bisa berfungsi 1. Menu AIS sangat tidak moderen Terdapat informasi pada 4. Terdapat informasi ketika AIS error saat error 3. Terdapat peringatan ketika AIS error 2. Terdapat respon tampilan ketika error 1. Tidak ada informasi ketika AIS error Terdapat perubahan 4. AIS berubah ketika ada tindakan Help users tampilan ketika dilakukan recognize, 3. AIS berubah dengan waktu lama tindakan diagnose, and 2. AIS tidak berubah tetapi ada respon recover from 1. AIS tidak berubah ketika ada tindakan error Terdapat penyimpanan 4. AIS menyimpan tindakan sebelum error tindakan ketika AIS error 3. AIS memberi peringatan akan error 2. AIS tidak bisa digerakkan ketika error 1. AIS langsung out begitu error terjadi Terdapat solusi ketika AIS 4. Terdapat kotak informasi ketika AIS berhenti

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 92

berhenti 3. Terdapat peringatan ketika AIS akan berhenti 2. AIS berhenti dalam waktu lama 1. Tidak ada solusi ketika AIS berhenti Struktur halaman AIS 4. Struktur halaman AIS tidak berubah konsisten 3. Struktur berubah sesuai kondisi 2. Struktur kadang berubah tanpa sebab 1. Struktur halaman AIS terus berubah

Pada penilaian parameter scale didapat 10 pertanyaan dengan 3 kriteria menjadi jumlah seluruh pertanyaan ialah 30 pertanyaan. Di setiap dua pertanyaan terdapat satu nilai yang sama, dimana pertanyaan satu adalah pertanyaan umum dan yang satu lainnya ialah pertanyaan penegas (khusus).

5.6 Analisis Hasil dengan Standar ISO 13407

Hasil yang diperoleh dari evaluasi menggunakan metode heuristik dan webuse ialah dari segi tampilan dan kegunaan AIS memiliki kekurangan pada 3 kriteria yaitu kesederhanaan fungsi, tampilan minimalis, dan solusi ketika AIS mengalami kegagalan fungsi. Hal tersebut dipertegas oleh professional yang berpendapat bahwa konsentrasi UI dan UX ialah pada desain tampilan yang interaktif dan diawali dengan konseptual yang jelas, kelemahan dari tampilan AIS saat ini ialah desain yang digunakan masih dengan pemetaan fungsi yang belum tepat dengan penggunanya, dalam hal ini mahasiswa. Beberapa elemen modernitas seperti kedalaman ilusi dan skema warna dengan saturasi yang tinggi juga diperlukan dalam pengembangan desain tampilan AIS yang lebih sederhana dengan nilai daya tarik dan daya fungsi yang unggul.

Dengan demikian dilakukan lagi perhitungan yang diberikan kepada professional untuk diketahui dengan ukuran standar yang pasti dengan hasil 34,5 %

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 93

dengan kategori kurang memenuhi kriteria.

Dari hasil evaluasi tersebut maka rujukan metode dengan mengutamakan user sebagai yang paling memiliki kebutuhan, maka standar ISO 13407 dapat mendukung pembangunan tampilan pada AIS UIN Jakarta. Adapun beberapa daftar pertanyaan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna AIS pada standar ISO

13407 ada pada tabel 5.13 dibawah ini:

Tabel 5.13 Daftar Pertanyaan Tampilan AIS Awal

ASPEK PERTANYAAN

Apakah ada tanda ketika terjadi perubahan halaman? Causality Apakah ada tanda ketika terjadi perubahan error?

Apakah setiap menu memiliki fungsi yang dibutuhkan oleh pengguna? Visible Constraints Apakah ada tampilan baru yang memudahkan pengguna saat menggunakan AIS?

Apakah tata letak menu sesuai dengan kebutuhan pengguna?

Mapping Apakah tata letak keseluruhan AIS lebih memungkinkan pengguna dalam tindakan cepat?

Apakah ketika perpindahan halaman terdapat efek yang memperlihatkan jelas tindakan tersebut? Transfer Effects Apakah AIS sudah memenuhi kebutuhan pengguna seperti website interaktif pada umumnya?

Apakah tampilan dapat berubah sesuai dengan kebutuhan pengguna? (seperti: zoom, atau perubahan warna ketika Population waktu malam) Stereotypes Apakah ada beberapa pilihan tampilan yang berfungsi pada AIS?

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 94

Dari pertanyaan diatas maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Gambar 5.13 Hasil Kuesioner Causality

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 95

Gambar 5.14 Hasil Kuesioner Visible Constraints

Gambar 5.15 Hasil Kuesioner Mapping

Gambar 5.16 Hasil Kuesioner Transfer Effects

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 96

Gambar 5.17 Hasil Kuesioner Population Stereotypes

Pada pertanyaan ini penulis menentukan bobot nilai dan presentase jawaban pada skala likert dan dihasilkan Tabel 5.14:

Tabel 5.14 Skala, Bobot Nilai dan Presentase Penilaian Kuesioner ISO

Skala Bobot nilai Presentase

Tidak Menarik 1 0% - 19,99%

Kurang Menarik 2 20% - 39,99%

Biasa Saja 3 40% - 59,99%

Menarik 4 60% - 79,99%

Sangat Menarik 5 80% - 100%

Dari hasil kuesioner diperoleh hasil jawaban dari pertanyaan yang diberikan ke responden (Tabel 5.15)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 97

Tabel 5.15 Skala Penilaian Pertanyaan Tampilan AIS Awal

SKALA T PENILAIAN O ASPEK PERTANYAAN T PRESENTASE 1 2 3 4 5 A L Apakah ada tanda ketika terjadi 12 15 7 0 1 68 perubahan halaman? Causality Apakah ada tanda ketika terjadi 14 15 3 1 2 67 perubahan error?

Apakah setiap menu memiliki fungsi yang dibutuhkan oleh 13 11 7 1 3 76 pengguna? Visible Constraints Apakah ada tampilan baru yang

memudahkan pengguna saat 19 10 3 1 2 62 menggunakan AIS?

Apakah tata letak menu sesuai 13 13 4 3 2 83 dengan kebutuhan pengguna?

Mapping Apakah tata letak keseluruhan

AIS lebih memungkinkan 12 13 6 3 1 75 pengguna dalam tindakan cepat?

Apakah ketika perpindahan halaman terdapat efek yang 16 11 6 1 1 65 memperlihatkan jelas tindakan tersebut? Transfer Effects Apakah AIS sudah memenuhi

kebutuhan pengguna seperti 12 13 5 2 3 76 website interaktif pada umumnya?

Apakah tampilan dapat berubah sesuai dengan kebutuhan pengguna? (seperti: zoom, atau 21 9 2 2 1 57 Population perubahan warna ketika waktu

Stereotype malam) s

Apakah ada beberapa pilihan tampilan yang berfungsi pada 16 12 3 3 1 66 AIS?

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 98

Dari penghitungan skor diatas dapat dihitung nilai AIS UIN Jakarta dengan menjumlahkan skor dari tiap aspek yang diperoleh dan dibagi dengan nilai hasil maksimal maka didapatkan nilai Interface dan Usability dengan menggunakan rumus index %

Dari penghitungan nilai Interface dan Usability diatas, AIS UIN Jakarta mempunyai nilai yang mempunyai skala Biasa Saja berdasarkan Tabel

4.10.

5.7 Desain Interface Usulan

Berdasarkan identifikasi masalah yang sebelumnya didapatkan dari desain interface yang sudah berjalan, peneliti mengusulkan perancangan desain interface sistem teknologi informasi AIS UIN Jakarta terbaru. Dalam hal ini juga akan mengatasi permasalahan dari evaluasi yang sudah dilakukan dengan metode heuristic dan web usability tools. Adapun perancangan desain interface

AIS yang diusulkan adalah seperti gambar 5.18 dan 5.19:

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 99

Gambar 5.18 Desain Interface Usulan (Halaman 1)

Gambar 5.19 Desain Interface Usulan (Halaman 2)

Berdasarkan Desain Interface usulan tersebut maka dapat dijelaskan uraian sebagai berikut:

1. Desain tata letak AIS menjadi cental dan terpusat ditengah layar.

2. Desain AIS menggunakan warna standar dengan pusat informasi dan login

yang lebih terkemuka.

5.8 Test and Refine

5.8.1 Test and Refine dengan Alpha Testing

Penilaian hasil rekomendasi AIS UIN Jakarta dilakukan pada Pustipanda

dan juga professional yang berada pada bidang UI dan UX. Adapun hasilnya ialah

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 100

desain tampilan yang diberikan sudah hampir memenuhi kriteria modernitas

dengan trend website development yakni adanya effect drop shadow, saturasi

warna yang tegas, dan juga partikel background dengan motion (Javascript). Hal-

hal lain mengenai UI dan UX ialah konsentrasi pada pengelompokkan menu yang

lebih berfungsi bagi mahasiswa sebagai user dengan usia relatif muda dan

memiliki kebutuhan digital yang lebih interaktif adalah sesuatu yang penting untuk

diperhatikan.

Dengan demikian pula dilakukan lagi perhitungan akhir yang diberikan kepada professional untuk diketahui dengan ukuran standar yang pasti dengan hasil

86 % dengan kategori sangat menarik (memenuhi kriteria).

Kemudian, kebutuhan pengguna setiap waktu berubah dengan

perkembangan teknologi, saat ini rekomendasi AIS UIN Jakarta sudah memenuhi

kategori berhasil, akan tetapi untuk pengembangan UI dan UX dibutuhkan skala

waktu yang terus mengikuti standar kemajuan tekonologi.

5.8.2 Test and Refine dengan Beta Testing

Pengujian dari tampilan yang sudah ada sebelumnya dengan rekomendasi yang sudah dibuat diuji dengan metode pengujian beta karena pengujian beta ialah pengujian yang menggunakan kuantitas dan dianalisa berdasarkan hal tersebut.

Dengan jumlah responden yang sama dengan evaluasi yakni berjumlah 35 responden dengan pilihan langsung dan satu pertanyaan yang bisa dijawab essai.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 101

Gambar 5.19 Identitas Representatif Responden

Gambar 5.20 Hasil Evaluasi Metode HE – Webuse (1)

Gambar 5.21 Hasil Evaluasi Metode HE – Webuse (2)

Gambar 5.22 Hasil Evaluasi Metode HE – Webuse (3)

Dari hasil kuesioner pada rekomendasi tampilan AIS UIN Jakarta maka diperoleh jawaban dari pertanyaan yang diberikan ke responden tabel 5.16:

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 102

Tabel 5.16 Skala Penilaian Pertanyaan Tampilan Rekomendasi AIS (1)

No. Kriteria Rata-rata Total Total Kriteria HE Keseluruhan Flexibility and efficiency of Memenuhi 1 86.5 78.92857 75 % use Kriteria Sangat Aesthetic and minimalist 2 89.5 81.92857 80 % Memenuhi design Kriteria Help users recognize, Memenuhi 3 diagnose, and recover from 78 70 70 % Kriteria error

Dan berikut dibawah hasil kuesioner pada ISO 13407:

Gambar 5.23 Hasil Kuisioner Causality

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 103

Gambar 5.24 Hasil Kuisioner Visible Constraints

Gambar 5.25 Hasil Kuisioner Mapping

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 104

Gambar 5.26 Hasil Kuisioner Transfer Effects

Gambar 5.27 Hasil Kuisioner Population Stereotypes

Daftar pertanyaan dengan standar ISO 13407 sudah tepat dengan metode evaluasi heuristik dan webuse sesuai dengan pertanyaan awal pada analisis hasil tampilan awal AIS yang terdapat pada tabel 4.5 dan skala penilaian yang sama dengan tabel 4.6 diatas.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 105

Dari hasil kuesioner pada rekomendasi tampilan AIS UIN Jakarta maka

diperoleh jawaban dari pertanyaan yang diberikan ke responden tabel 5.17:

Tabel 5.17 Skala Penilaian Pertanyaan Tampilan Rekomendasi AIS (2)

SKALA PENILAIAN T O ASPEK PERTANYAAN PRESENTASE TA 1 2 3 4 5 L

Apakah ada tanda ketika terjadi 0 1 7 14 13 134 perubahan halaman? Causality Apakah ada tanda ketika terjadi 1 0 1 9 12 137 perubahan error? 3

Apakah setiap menu memiliki fungsi yang dibutuhkan oleh 0 0 4 7 24 160 pengguna? Visible Constraints Apakah ada tampilan baru yang memudahkan pengguna saat 0 0 5 10 20 135 menggunakan AIS?

Apakah tata letak menu sesuai 0 0 3 8 24 126 dengan kebutuhan pengguna?

Mapping Apakah tata letak keseluruhan AIS

lebih memungkinkan pengguna 0 0 5 12 18 153 dalam tindakan cepat?

Apakah ketika perpindahan halaman terdapat efek yang 0 1 8 8 18 148 memperlihatkan jelas tindakan Transfer tersebut? Effects Apakah AIS sudah memenuhi

kebutuhan pengguna seperti 0 0 4 7 24 160 website interaktif pada umumnya?

Apakah tampilan dapat berubah sesuai dengan kebutuhan pengguna? (seperti: zoom, atau 0 3 11 9 12 135 Population perubahan warna ketika waktu Stereotype s malam)

Apakah ada beberapa pilihan 0 0 5 13 17 152 tampilan yang berfungsi pada AIS?

Dari penghitungan skor diatas dapat dihitung nilai AIS UIN Jakarta

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 106

dengan menjumlahkan skor dari tiap aspek yang diperoleh dan dibagi dengan nilai hasil maksimal maka didapatkan nilai Interface dan Usability dengan menggunakan rumus index %

Dari penghitungan nilai Interface dan Usability diatas, AIS UIN Jakarta mempunyai nilai yang mempunyai skala Sangat Menarik berdasarkan Tabel

5.14.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Pada Bab VI ini akan menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran dari keseluruhan pengerjaan penelitian pada AIS UIN Jakarta dan juga akan menjelaskan beberapa keterbatasan penelitian sehingga dapat dijadikan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

6.1 Kesimpulan

Dalam penelitian ini dilakukan evaluasi user interface dan juga user experience dari AIS UIN Jakarta dengan metode heuristic evaluation (kriteria tampilan) dan Web Usability Tool Evaluation (kriteria kegunaan) sehingga didapatkan rekomendasi perbaikan untuk meningkatkan kualitas tampilan dan penggunaannya. Evaluasi yang dilakukan dengan dua metode tersebut ditunjang dengan kuesioner berdasarkan 3 aspek cakupan yang terhubung pada ISO

13407.

1. Berdasarkan hasil analisis kuesioner dengan jumlah 35 responden yang

tercakup dari 11 fakultas yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, maka

didapatkan dalam masing-masing aspek variabel penelitian (Flexibility and

efficiency of use, Aesthetic and minimalist design, dan Help users recognize,

diagnose, and recover from error) memiliki penilaian yang kurang pada

ketiganya dan butuh rekomendasi dalam bentuk kesatuan yang sama yaitu

AIS yang sederhana, efektif, efisien, moderen, dan juga dapat menangani

keadaan tertentu (error).

2. Berdasarkan perhitungan penilaian usability, hasil akhir dari evaluasi usability

berupa laporan usability dari 4 kategori usability. Nilai sigma pada poin 107

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 108

kuisioner berjumlah 3 dikalikan dengan bobot nilai per-pertanyaan sejumlah

keseluruhan ( 0,25 x 22 + 0,75 x 8 = 9,5) kemudian 9,5 dibagi dua pernilai

pertanyaan menjadi 4,75 lalu nilai sigma awal ( 4,75 x 3 : 30 = 0,475 ) dikali 1

mendapatkan jumlah akhir 0,475. Maka kategori usability didapat ialah x pada

level moderate.

3. Berdasarkan ISO 13407, maka didapatkan hasil awal bahwa presentase 46,33

% AIS UIN Jakarta masuk dalam kategori Biasa Saja. Dengan penilaian 3

kriteria ISO yang menghasilkan kategori Kurang Menarik dan 2 kriteria ISO

dengan kategori Biasa saja. Hal ini mengartikan bahwa AIS UIN Jakarta

membutuhkan perubahan dari segi tampilan maupun kegunaannya sebagai

website interaktif mahasiswa.

4. Berdasarkan Professional, maka didapatkan penilaian bahwa konsentrasi UI

dan UX ialah pada desain tampilan yang interaktif dan diawali dengan

konseptual yang jelas, kelemahan dari tampilan AIS saat ini ialah desain yang

digunakan masih dengan pemetaan fungsi yang belum tepat dengan

penggunanya, dalam hal ini mahasiswa. Beberapa elemen modernitas seperti

kedalaman ilusi dan skema warna dengan saturasi yang tinggi juga diperlukan

dalam pengembangan desain tampilan AIS yang lebih sederhana dengan nilai

daya tarik dan daya fungsi yang unggul.

5. Untuk meningkatkan kualitas dari AIS UIN Jakarta berdasarkan hasil evaluasi

yang telah dilakukan, rekomendasi perbaikan yang perlu difokuskan adalah

pada aspek pegukuran yang mengarahkan interface lebih sederhana tapi

memiliki tingkat kegunaan yang tinggi, karena lebih dari setengah responden

menyebutkan bahwa interface AIS masih perlu pembangunan lebih dari sisi

tampilan dan kegunaannya. Oleh karena itu, pengembang AIS ini dapat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 109

memfokuskan lebih dari aspek yang ada dalam kriteria tersebut untuk

memperbaiki user interface dan user experience dalam meningkatkan kualitas

sistem sehingga menjadi lebih baik.

6. Untuk meningkatkan tampilan dan kegunaan dari AIS UIN Jakarta

berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan, diberikan usulan

rekomendasi bagi pengembang desain interface AIS UIN Jakarta yang telah

dipaparkan pada bab V. Berdasarkan hasil pemaparan tersebut didapatkan

total 2 halaman rekomendasi yang didapatkan dari hasil penelitian dan dari

masukan pengguna.

7. Hasil akhir dari rekomendasi yang sudah dibuat penulis di bab V ialah dengan

metode evaluasi heuristic dan webuse tampilan AIS yang baru memiliki

tingkat menarik yang lebih tinggi dari sebelumnya dan berada pada level

excellent.

8. Pada hasil akhir kuesioner tahap rekomendasi berdasarkan ISO 13407, maka

didapatkan bahwa presentase 96 % AIS UIN Jakarta masuk dalam kategori

Sangat Menarik Dengan penilaian 3 kriteria ISO yang menghasilkan kategori

Sangat Menarik dan 2 kriteria ISO dengan kategori Menarik. Hal ini

mengartikan bahwa Rekomendasi AIS UIN Jakarta sudah memenuhi dari segi

tampilan maupun kegunaan fungsinya secara khusus.

9. Pada hasil penilaian professional ialah rekomendasi AIS UIN Jakarta sudah

hampir memenuhi kriteria modernitas dengan trend website development

yakni adanya effect drop shadow, saturasi warna yang tegas, dan juga partikel

background dengan motion (Javascript). Hal-hal lain mengenai UI dan UX

ialah konsentrasi pada pengelompokkan menu yang lebih berfungsi bagi

mahasiswa sebagai user dengan usia relatif muda dan memiliki kebutuhan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 110

digital yang lebih interaktif adalah sesuatu yang penting untuk diperhatikan.

6.2 Saran

Berdasarkan pelaksanaan penelitian pada AIS UIN Jakarta ini dapat memberikan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu:

1. Penelitian ini memfokuskan evaluasi perangkat lunak pada variable

interface design dan usability. Selain faktor-faktor usability yang

dihubungkan dengan ISO 13407, masih terdapat standar lainnya yang

memiliki kriteria-kriteria pengukuran lainnya terkait interface dan

usability. Untuk penelitian berikutnya dapat memfokuskan kepada

penggalian variabel usability berdasarkan standar lainnya

2. Pada penelitian selanjutnya peneliti dapat menggunakan metode lain

dalam evaluasi yang mengarah pada pengukuran UI dan UX yang

diperlukan pada pembangunan usability sistem.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta DAFTAR PUSTAKA

Badre, A. N. (2002). Shaping Web usability: interaction design in context. Boston: Addison Wesley.

Chiew, K.T. & Salim, S.S. (2003). WEBUSE: Website Usability Evaluation Tool. Malaysian Journal of Computer Science.

Farida, L.Dwi. (2016). Pengukuran User Experience Dengan Pendekatan Usability (Studi Kasus: Website Pariwisata Di Asia Tenggara). SEMNASTEKNOMEDIA.

Folmer, E. & Bosch, J.( 2002). Architecting for Usability: a Survey. The Journal of Systems and Software 70:2004.

Iunike, K.D., Yusi, T.M., Rekyan, R.M.P. (2018), Analisis Usability Aplikasi Mobile Pemesanan Layanan Taksi Perdana Menggunakan Metode Webuse dan Heuristic Evaluation. Jurnal: Indonesia.

Krisnayani, P., Arthana, I Ketut R., Darmawiguna, I Gede M. (2016). Analisa Usability Pada Website UNDIKSHA Dengan Menggunakan Metode Heuristic Evaluation, Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5 Nomor 2, Tahun 2016.

Lowdermilk, T. (2013). User-centered design: [a developer’s guide to building user-friendly applications]. O’Reilly Media.

Nielsen, J. (1994). Heuristics Evaluation. In Nielsen J. And Mack, R. L. (Eds.), Usablity Inspection Methods, Jhon Wiley & Sons, New York, USA.

Nielsen, J. (1995). 10 Usability Heuristics for User Interface Design.

Nielsen, J. (1995). How to Conduct A Heuristic Evaluation, [Online]. Available: http://www.nngroup.com/articles/how-to-conductaheuristic-evaluation/. [Accessed: 2-Desember-2018].

Nielsen, J. (2012). Usability 101: Introduction to Usability.

111

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 112

Nimah,I., dkk., (2011). Evaluasi Heuristik Aplikasi Open Source Groupware Sebagai Solusi Praktis e Government, The 13th Industrial Electronics Seminar 2011 (IES 2011) Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS), Indonesia.

Penha, M., Correia, Walter F.M., Campos, Fabio, F.D.C., Dan Barros, M.D.L.N. (2014). Heuristic evaluation of Usability – a Case Study with the Learning Management System (LMS of IFPE. International Journal of Humanities and Social Science,

Prayoga, S.A.,Sensuse, D.I. (2010). Analisis Usability Pada Aplikasi Berbasis Web Dengan Mengadopsi Model Kepuasan Pengguna (User Satisfaction), Journal of Information Systems, Volume 6, Issues 1.

Shitkova, M., Holler, J., Heide, T., Clever, N. & Becker, J. (2015). Towards Usability Guidelines for Mobile Websites and Application. Jerman: International Conference on Wirtschaftsinformatik.

Suci, I.I. (2015). Analisis Usabilitas Sistem Informasi Manajemen Penerimaan Koleksi Deposit Di Perpustakaan Nasional Berdasarkan Pendekatan Evaluasi Heuristik. Jurnal: Indonesia.

Usability.gov. (2015). User-Centered Design Process Map. Retrieved from http://www.usability.gov/how-to-and-tools/resources/ucd-map.html

Usability First. (2011). Introduction to User-Centered Design How Do You Achieve a High Level of Usability ? Human Factors.

Vatankhah, N., Wei, K.T. & Letchmunan. (2014). Usability Measurement of Malaysian Online Tourism Websites. International Journal of Software Engineering and Its Applications.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 113

LAMPIRAN

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 114

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 115

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 116

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 117

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta