Naskah Publikasi Sarjana Farmasi September 2019

HUBUNGAN TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT DENGAN OUTCOME KLINIS PADA DIABETISI TIPE 2 PROLANIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONOPRINGGO KABUPATEN

Tia Listiana1*, Wulan Agustin Ningrum, M.Farm.,Apt.2*, Nuniek Nizmah Fajriyah, S.Kp., M.Kep., Sp.KMB.3*

Program Studi Sarjana Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan Jl. Raya Ambokembang No.8 Kedungwuni Pekalongan, Jawa Tengah, Email : @[email protected]

Abstrak Diabetes melitus merupakan suatu penyakit yang menyerang gangguan metabolik menahun yang diakibatkan karena terdapat kerusakan pada pankreas sehingga tidak dapat memproduksi insulin secara efektif atau pankreas tidak cukup memproduksi insulin. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat kepatuhan penggunaan obat dengan outcome klinis pada diabetisi tipe 2 Prolanis di Wilayah Kerja Puskesmas Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Penelitian ini termasuk penelitian observasional non-eksperimental. Sebanyak 50 sampel dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan kriteria inklusi pasien yang terdiagnosa menderita DM tipe 2 Prolanis di Wilayah Kerja Puskesmas Wonopringgo Kabupaten Pekalongan, bersedia mengikuti penelitian, telah menjalani kontrol 3 bulan terakhir, dan pasien DM dengan atau tanpa penyakit penyerta. Kepatuhan penggunaan obat dan outcome klinis dapat dilihat berdasarkan pengisisan kuesioner kepatuhan dan data rekam medis pasien selama menjalani pemeriksaan 3 bulan terakhir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan cross sectional selanjutnya dianalisis hubungan antar variabel dengan Chi Square, penelitian dilakukan terhadap 50 responden dan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kepatuhan dengan outcome klinis (P=0,231).

Kata kunci : Diabetes melitus, hubungan, kepatuhan, outcome klinis, prolanis. 1. PENDAHULUAN diabetes melitus di Indonesia tahun 2018 Diabetes melitus adalah kelompok gangguan sebesar 10,9% (Riskesdas, 2018) dan di metabolik dikarakteristikkan oleh Jawa Tengah tahun 2015 sebanyak 18,33% hiperglikemia, dihubungkan dengan (Fajriyah, dkk., 2017). Berdasarkan data abnormalitas pada karbohidrat, lemak dan Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan metabolism protein serta hasil dari tahun 2018 terdapat sebanyak 29.750 orang komplikasi kronik termasuk mikrovaskuler, kasus baru maupun kunjungan. Prevalensi makrovaskuler dan gangguan neuropatik terbanyak di Puskesmas Wonokerto I 2.620 (Wulandari, 2009). Prevalensi penyakit pasien kunjungan dan 569 pasien kasus

1 Copyright@Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Naskah Publikasi Sarjana Farmasi September 2019 baru, Puskesmas Wonopringgo 1.903 pasien memberikan motivasi terhadap diabetisi tipe kunjungan dan 826 pasien kasus baru dan 2 untuk selalu patuh dalam penggunaan obat Puskesamas Siwalan 1.802 pasien guna untuk mengontrol kadar gula pasien kunjungan dan 660 pasien kasus baru agar stabil dan tidak mengalami kenaikan (Dinkes Kab. Pekalongan, 2018). ataupun penurunan secara drastis kadar gula Seseorang dapat dikatakan menderita darah penderita tersebut. diabetes melitus tipe 2 apabila kadar glukosa Berdasarkan uraian tersebut, darah sewaktu >200mg/dL dan kadar pengujian hubungan tingkat kepatuhan glukosa darah puasa >126mg/dL, untuk itu penggunaan obat dengan outcome klinis karena banyaknya pasien yang menderita pada diabetisi tipe 2 dapat dilakukan karena diabetes khususnya diabetes melitus tipe 2 besarnya prevalensi penyakit tersebut Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial khusunya di Puskesmas Wonopringgo (BPJS) menerapkan Program Pengelolaan Kabupaten Pekalongan dengan populasi Penyakit Kronis (PROLANIS) dengan terbanyak yaitu sebesar 64 pasien diabetisi aktivitas rutin pemeriksaan sebulan sekali tipe 2 pada tahun 2018. yang ditujukan untuk pasien diabetes 2. ALAT DAN BAHAN melitus tipe 2 dan hipertensi di fasilitas a. Alat kesehatan tertentu. Instrumen penelitian ini yaitu Tingkat kepatuhan merupakan kuesioner yang sudah divalidasi tingkat sejauh mana pasien mengikuti aturan sebelumnya, data rekam medis, lembar medis yang diberikan. Tingkat kepatuhan rekam medis, informed consent. Dalam juga merupakan suatu usaha yang dilakukan penelitian ini kuesioner yang digunakan untuk menjaga perilaku yang berkaitan adalah kuesioner kepatuhan yang dengan resiko kesehatan (Rusnoto,2018). sebelumnya divalidasi terlebih dahulu Hasil klinis (outcome klinis) dapat dilihat sebelum digunakan sebagai parameter dengan data rekam medis pasien selama penelitian. menjalani pengobatan 3 bulan terakhir b. Bahan dalam rumah sakit tersebut (Safitri, 2013). Bahan yang digunakan dalam Sehingga untuk mengetahui apakah penelitian ini adalah seluruh diabetisi tipe 2 pasien tersebut patuh atau tidak patuh dalam di Wilayah Kerja Puskesmas Wonopringgo penggunaan obat dapat dilihat dan Kabupaten Pekalongan yang memenuhi diperbandingkan dengan hasil klinis pasien kriteria inklusi beserta jawaban dari pasien yang menjalani terapi pengobatan diabetes pada saat pengisian kuesioner serta data melitus tipe 2 selama minimal 3 bulan rekam medis pasien diabetisi tipe 2 yang terakhir, apabila pasien patuh dalam mengikuti program Prolanis. penggunaan obat maka outcome klinis yang 3. METODE didapatkan kadar gula dalam darah pasien Penelitian ini menggunakan jenis dapat terkontrol yaitu mengalami penurunan penelitian observasional atau non kadar gula dalam darah dan sebaliknya, eksperimental merupakan suatu penelitian perbandingan kedua hal tersebut dapat yang dilakukan dengan mengamati variabel

2 Copyright@Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Naskah Publikasi Sarjana Farmasi September 2019 yang diamati (pasien) dengan menggunakan 4. Riwayat pendekatan cross sectional yang dianalisis Penyakit dengan metode deskriptif dan analitik Ada 1 2% merupakan suatu penelitian yang Tidak 49 98% berhubungan dengan waktu. Pengambilan Tabel diatas menggambarkan data menggunakan kuesioner kepatuhan dan karakteristik dari responden, dalam data rekam medis pasien. penelitian ini banyaknya penderita diabetes 4. HASIL DAN PEMBAHASAN melitus tipe 2 dilihat dari jenis kelamin Penelitian ini bertujuan untuk banyak di dominasi pada jenis kelamin mengetahui hubungan tingkat kepatuhan perempuan yaitu sebanyak 39 pasien dengan penggunaan obat dengan outcome klinis persentase 78%. Jumlah pasien dengan jenis pada diabetisi tipe 2 Prolanis di Wilayah kelamin perempuan lebih banyak dari pada Kerja Puskesmas Wonopringgo Kabupaten laki-laki. Menurut Wahyuni dan raihana Pekalongan. Instrumen penelitian ini yaitu (2013) wanita sebagai penyandang penyakit menggunakan kuesioner kepatuhan untuk diabetes karena beberapa faktor salah mengetahui tingkat kepatuhan penggunaan satunya perempuan memiliki lemak obat pada pasien, kuesioner ini terdiri atas berlebihan pada batang tubuh terutama 12 pertanyaan yang sebelumnya telah dibagian perut sehingga tingginya asama divalidasi di tempat dan dengan responden lemak didalam darah dapat meningkatkan yang berbeda dengan penelitian yaitu resistensi terhadap insulin, faktor lain yang dilakukan di Puskesmas Kedungwuni 1 mempengaruhi yaitu karena perempuan Kabupaten Pekalongan terhadap 21 lebih memiliki gaya hidup kurang aktif responden. Penelitian dilakukan di sehingga memungkinkan terkena diabetes Puskesmas Wonopringgo Kabupaten disbanding dengan gaya hidup yang aktif. Pekalongan terhadap 50 responden yang Karakteristik diabetisi tipe 2 masuk kriteria inklusi dan kemudian berdasarkan usia menunjukkan bahwa kuesioner penelitian tersebut dibandingkan diabetisi tipe 2 dengan usia < 45 tahun dengan kadar gula dalam darah yang sebanyak 3 pasien dengan persentase 6% terdapat pada data rekam medis. lebih sedikit dibandingkan dengandiabetisi a. Karakteristik Responden tipe 2 dengan usia > 45 tahun sebanyak 47 No Karakterist Jumla Persenta pasien dengan persentase 94%. Hal ini . ik Pasien h se sesuai dengan penelitian Hapsari (2014) 1. Jenis Kelamin menyatakan bahwa distribusi diabetisi tipe 2 Laki-laki 11 22% berdasarkan usia > 45 tahun dengan Perempuan 39 78% persentase > 18,48%-51,09% lebih tinggi 2. Usia dibandingkan dengan usia < 45 tahun < 45 tahun 3 6% dengan persentase hanya 9,78 %. > 45 tahun 47 94% Tingkat pendidikan dalam penelitian 3. Pendidikan ini untuk pendidikan < 9 tahun memiliki < 9 tahun 35 70% ˃ 9 tahun 15 30% peringkat lebih besar yaitu sebanyak 35

3 Copyright@Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Naskah Publikasi Sarjana Farmasi September 2019 pasien dengan persentase sebanyak 70% tidak sesuai aturan, selain itu didominasi dibandingkan dengan pendidikan > 9 dengan pola makan atau diet yang tidak tahunyaitu hanya 15 pasien dengan terjaga serta penerapan gaya hidup sehat persentase 30%. Berdasarkan UU No. 20 atau olah raga yang tidak teratur sehingga tahun 2003 pendidikan < 9 tahun seperti walaupun pasien teratur dalam meminum tidak sekolah, SD, dan SLTP/SMP dan obat kadar gula darahnya tidak terkontrol. pendidikan > 9 tahun seperti SMA, dan c. Hubungan Karakteristik Pasien Perguruan Tinggi. dengan Keberhasilan Terapi Riwayat penyakit dalam penelitian ini lebih didominasi oleh pasien yang tidak memiliki riwayat penyakit diabetes melitus sebanyak 49 pasien dengan persentase 98% pasien yang tidak memiliki riwayat penyakit diabetes melitus dan sebaliknya pasien dengan riwayat penyakit diabetes melitus dalam penelitian ini hanya terdapat 1 orang dengan persentase 2%. b. Gambaran Kepatuhan

Berdasarkan data diatas total Jenis Kelamin berdasarkan data responden yang patuh dalam penggunaan diatas menunjukkan bahwa diantara jenis obat lebih banyak dibandingkan dengan kelamin laki-laki dan perempuan dengan responden yang tidak patuh tetapi persentase kadar gula darah terkontrol lebih besar keberhasilan terapi pada pasien yang patuh perempuan sebanyak 20% dibandingkan dengan kadar gula terkontrol lebih sedikit dengan laki-laki sebanyak 6% dari nilai yaitu hanya 24% dibandingkan dengan signifikansi (P=0,213) dengan kadar gula tidak terkontrol yaitu sebanyak menggunakan analisis data Chi Square 60% dan untuk pasien yang tidak patuh menunjukkan tidak ada hubungan antara dalam penggunaan obat dengan keberhasilan jenis kelamin dengan keberhasilan terapi. terapi kadar gula darah terkontrol hanya 1 % Nilai Odd Ratio sebesar 1,088 artinya jenis dan kadar gula darah tidak terkontrol kelamin 1,088 tidak memberikan pengaruh sebanyak 14%. Hal ini terjadi dikarenakan terhadap berhasil atau tidaknya terapi. Hal penggunaan obat yang tidak sesuai yakni ini diperkuat dalam penelitian Nusfirianda aturan pakai dan cara meminum obat yang (2017) bahwa tidak ada hubungan antara

4 Copyright@Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Naskah Publikasi Sarjana Farmasi September 2019 jenis kelamin dengan pengontrolan kadar juga semakin sadar terhadap kesehatannya, gula darah. pernyataan ini diperkuat oleh penelitian Tingkat pendidikan dalam penelitian Tiaraningrum (2014) mengemukakan bahwa ini menunjukkan bahwa diantara pendidikan semakin tua usia responden maka semakin < 9 tahun dengan kadar gula terkontrol lebih matang pula untuk memilih sesuatu tinggi yaitu 20% dan > 9 tahun dengan termasuk untuk lebih menjaga kadar gula terkontrol lebih rendah yaitu 6% kesehatannya. dengan nilai signifikansi (P=0,213) dengan Riwayat penyakit khususnya menggunakan analisis data Chi Square diabetes melitus merupakan suatu faktor menunjukkan tidak ada hubungan antara resiko terjadinya penyakit diabetes melitus. pendidikan dengan keberhasilan terapi hal Dalam penelitian ini sebanyak 49 responden ini mungkin terjadi karena pasien dengan yang tidak memiliki riwayat penyakit pendidikan > 9 tahun cenderung lebih sibuk diabetes melitus dengan persentase 98% dan dalam pekerjaan atau aktivitasnya sehingga 1 responden memiliki riwayat penyakit tidak terlalu memperhatikan penggunaan diabetes melitus dengan persentase 2%. obat, diet, dan olah raga. Nilai Odd Ratio Hubungan riwayat penyakit dengan sebesar 1,600 artinya pendidikan 1,600 tidak keberhasilan terapi dapat ditentukan dengan memberikan pengaruh terhadap berhasil nilai signifikasni (P=0,213) dianalisis atau tidaknya terapi. Hal ini didukung oleh menggunakan analisis Chi Square hal penelitian dari Nusfirianda (2017) yang tersebut menunjukkan bahwa tidak ada menyatakan bahwa tidak ada hubungan hubungan antara riwayat penyakit diabetes antara tingkat pendidikan dengan melitus dengan keberhasilan terapi. Nilai keberhasilan terapi. Odd Ratio1,361 artinya riwayat penyakit Karakteristik usia dalam data yang yang dimiliki pasien sebesar 1,361 tidak diperoleh menunjukkan bahwa responden memberikan pengaruh terhadap dengan usia < 45 tahun memiliki keberhasilan terapi. Dari total pasien yang keberhasilan terapi yaitu kadar gula tidak memiliki riwayat penyakit diabetes terkontrol 0% dan responden dengan usia 26% diantaranya memiliki kadar gula darah >45 tahun memiliki keberhasilan terapi terkontrol dan 72% memiliki kadar gula yaitu kadar gula darah terkontrolya sebesar darah tidak terkontrol, hal ini hampir sama 26% dengan signifikansi (P=0,213) dengan penelitian yang dilakukan oleh dianalisis dengan menggunakan analisis Chi Fahmiyah dan Latra (2016) hasil dari Square menunjukkan bahwa tidak ada penelitian tersebut yang memiliki hubungan antara karakteristik usia dengan karakteristik pasien dengan riwayat penyakit keberhasilan terapi. Nilai Odd Ratio1,382 diabetes melitus dengan kadar gula tidak artinya usia 1,382 tidak memberikan terkontrol lebih besar yaitu 70,83% dan pengaruh terhadap keberhasilan terapi. kadar gula darah terkontrol sebesar 29,7%. Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa d. Hubungan Karaktirtik Pasien dengan semakin bertambahnya usia semakin baik Kepatuhan pengontrolan kadar gula darahnya selain itu

5 Copyright@Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Naskah Publikasi Sarjana Farmasi September 2019

menyatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kepatuhan dengan jenis kelamin dengan nilai (P=0,531). Hubungan antara kepatuhan penggunaan obat pada diabetisi tipe 2 dengan karakteristik pendidikan dimana respon dengan dengan pendidikan < 9 tahun lebih tinggi yaitu 60% dibandingkan dengan responden dengan pendidikan > 9 tahun 22%. Dari analisis hubungan antara karakteristik pendidikan dengan kepatuhan diperoleh nilai (P=0,231) artinya tidak terdapat hubungan antara karakteristik pendidikan dengan kepatuhan penggunaan obat, hasil perhitungan Odd Ratio yang Hubungan antara jenis kelamin diperoleh 2,182 artinya karakteristik dengan kepatuhan penggunaan obat pada pendidikan 2,182 kali tidak memiliki diabetisi tipe 2 dimana pasien dengan jenis hubungan dengan kepatuhan penggunaan kelamin perempuan jauh lebih patuh yaitu obat. Penelitian ini berbeda dengan sebanyak 68% dibandingkan dengan pasien penelitian Gustiana, dkk (2014) menyatakan dengan jenis kelamin laki-laki dengan bahwa responden dengan pendidikan >9 persentase kepatuhan sebanyak 16%. tahun jauh lebih patuh 75,0% dibandingkan Berdasarkan analisis hubungan antara jenis dengan < 9 tahun 40,5%. kelamin dengan kepatuhan penggunaan obat Hubungan antara karakteristik usia diperoleh nilai (P=0,213) dapat diartikan dengan kepatuhan penggunaan obat pada bahwa karakteristik jenis kelamin tidak diabetisi tipe 2 dimana responden dengan berhubungan dengan kepatuhan penggunaan usia > 45 tahun lebih patuh 80% obat pada diabetisi tipe 2 dan hasil Odd dibandingkan dengan kepatuhan responden Ratio yang diperoleh 0,392 yang dapat dengan usia < 45 tahun 4%. Berdasarkan diartikan bahwa jenis kelamin 0,392 kali analisis hubungan antara karakteristik usia tidak berhubungan dengan kepatuhan dengan kepatuhan penggunaan obat penggunaan obat. Hal tersebut sesuai diperoleh (P=0,231) yang dapat diartikan dengan penelitian Pradana (2015) bahwa bahwa tidak adanya hubungan antara hubungan tingkat kepatuhan dengan jenis karakteristik usia dengan kepatuhan kelamin terdapat perbedaan dimana tingkat penggunaan obat hasil analisis Odd Ratio kepatuhan dengan jenis kelamin perempuan diperoleh 0,350 hal ini diartikan lebih tinggi yaitu 37,5% dibandingkan karakteristik usia 0,350 kali tidak memiliki dengan laki-laki yaitu 27,3% dalam hubungan dengan kepatuhan penggunaan menjalankan pengobatan farmakologis pada obat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut pasien diabetes. Selain itu hasil uji analisis berbeda dengan penelitian Nusfirianda

6 Copyright@Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Naskah Publikasi Sarjana Farmasi September 2019

(2017) yang memaparkan hasil Hasil penelitian dipaparkan pada penelitiannya bahwa pasien dengan usia < tabel diatas terlihat bahwa responden dengan 45 tahun lebih tinggi tingkat kepatuhannya kategori patuh tidak terkontrol cenderung dibandingkan dengan pasien dengan usia > lebih tinggi 60% dibandingkan dengan 45 tahun dengan persentase 66,7%. Namun pasien dengan kategori patuh terkontrol penelitian ini diperkuat oleh pernyataan 24%, hasil analisis hubungan kepatuhan Tiaraningrum (2014) bahwa semakin tua penggunaan obat dengan keberhasilan terapi usia responden maka semakin matang pula (Outcome Klinis) yang ditandai dengan untuk memilih sesuatu termasuk untuk lebih terkontrolnya kadar gula darah pasien menjaga kesehatannya. menghasilkan nilai (P=0,213) yang dapat Hubungan antara karakteristik diartikan bahwa tidak ada hubungan antara riwayat penyakit dengan kepatuhan kepatuhan dengan keberhasilan terapi yang penggunaan obat dimana responden yang dijalani oleh responden selama penelitian tidak memiliki riwayat penyakit diabetes ini. Nilai Odd Ratio yang diperoleh sebesar melitus cenderung lebih patuh 82% 2,800 yang dapat diartikan bahwa kepatuhan dibandingkan dengan responden yang penggunaan obat sebanyak 2,800 kali tidak memliki riwayat penyakit diabetes melitus berhubungan dengan keberhasilan terapi 2%. Berdasarkan analisis hubungan antara yang dijalani oleh responden pada penelitian karakteristik riwayat penyakit dengan ini di Puskesmas Wonopringgo Kabupaten kepatuhan penggunaan obat diperoleh Pekalongan. (P=0,231) yang artinya bahwa tidak Hasil penelitian yang dilakukan terdapat hubungan antara karakteristik berbanding terbalik dengan hipotesis yang riwayat penyakit dengan kepatuhan diajukan dalam penelitian ini, yang penggunaan obat, dan hasil analisis Odd menduga adanya hubungan antara Ratio diperoleh 1,195 yang artinya kepatuhan penggunaan obat dengan karakteristik riwayat penyakit 1,195 kali keberhasilan terapi (Outcome Klinis) pada tidak terdapat hubungan dengan kepatuhan responden yang digunakan dalam penelitian penggunaan obat. Hasil penelitian tersebut ini. Keberhasilan terapi atau yang disebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan dengan outcome klinis dalam penelitian ini oleh Nusfirianda (2017) bahwa kepatuhan merupakan hasil klinis berupa kadar gula pasien lebih tinggi pada pasien yang tidak darah puasa atau sewaktu pasien yang memiliki riwayat penyakit diabetes dengan dilihat selama 3 bulan terakhir tersebut hasil persentase 59,5%. mengalami penurunan, kenaikan, atau e. Hubungan Kepatuhan Dengan fluktuatif. Terapi dikatakan berhasil apabila Keberhasilan Terapi kadar gula darah puasa atau sewaktu pasien mengalami penurunan dari pemeriksaan 3 bulan terakhir, sebaliknya terapi dikatakan tidak berhasil apabila kadar gula darah puasa atau sewaktu pasien tidak mengalami penurunan atau dikatakan mengalami

7 Copyright@Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Naskah Publikasi Sarjana Farmasi September 2019 kenaikan dan kadar gula darah fluktuatif kadar gula darah tidak terkontrol. Uji selama pemeriksaan 3 bulan terakhir. statistik digunakan untuk mengetahui Hal tersebut terjadi karena hubungan antara kepatuhan penggunaan dimungkinkan oleh penelitian yang berhasil obat dengan Outcome klinis atau dilakukan oleh Mulyani (2016) mengatakan keberhasilan terapi, hasil menyatakan bahwa bahwa terdapat hubungan yang kuat dan antara keduanya tidak memiliki hubungan signifikan antara kepatuhan dengan dengan nilai (P=0,231). Hal tersebut keberhasilan terapi atau Outcome Klinis (r= dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain 0,783 dan P < 0,05). Selain itu diperkuat pengaturan diet atau pola makan pasien yang oleh penelitian Rusnoto dan Subagiyo cenderung tidak terjaga, selain itu penerapan (2018) mengatakan bahwa hasil gaya hidup sehat seperti olah raga yang penelitiannya didapatkan bahwa responden jarang sekali dilakukan oleh pasien rata-rata berumur > 45 tahun sebagian besar walaupun dalam program PROLANIS ini responden dengan jenis kelamin perempuan diterapkan senam bersama pasien dan hasil penelitian didapatkan bahwa ada PROLANIS yang dilakukan seminggu sekali hubungan antara kepatuhan minum obat pada hari jumat, tetapi banyak pasien yang dengan kadar glukosa darah. mengukuti senam tersebut dengan alasan Berdasarkan hasil penelitian tersebut sibuk beraktivitas lainnya seperti bekerja. yang berbanding terbalik dengan hipotesis Selain itu terdapat faktor lain yang sangat penelitian ini dipengaruhi oleh beberapa mempengaruhi yaitu cara pakai dan faktor diantaranya pengaturan diet atau pola penggunaan obat yang tidak tepat. makan responden yang cenderung tidak b. Saran terjaga, selain itu penerapan gaya hidup b.1. Bagi Prodi sehat seperti olah raga yang jarang sekali Sarjana Farmasi mampu memberikan diterapkan oleh responden walaupun dalam edukasi dan monitoring terhadap pasien program PROLANIS ini dilakukan senam khususnya terkait informasi penggunaan bersama pasien PROLANIS yang dilakukan obat, terapi farmakologi maupun non seminggu sekali pada hari jumat pasien farmakologi. beralasan sibuk beraktivitas lainnya, dan b.2. Bagi Institusi selain faktor tersebut terdapat hal yang Universitas Muhammadiyah sangat mempengaruhi yaitu ketidaksesuaian Pekajangan Pekalongan khususnya Fakultas cara mengkonsumsi obat yang diterapkan Ilmu Kesehatan menjadi kontribusi oleh puskesmas terhadap pasien. keilmuan dan dapat memberikan masukan 5. KESIMPULAN DAN SARAN dalam mengembangkan ilmu kefarmasian a. Kesimpulan terkait kepatuhan dalam penggunaan obat Pasien dengan kategori patuh dengan outcome klinis pada diabetisi tipe 2. sebanyak 42 responden dari 50 responden b.3. Bagi Faskes yang digunakan dengan persentase 84%, Puskesmas Kecamatan Wonopringgo 24% pasien patuh dengan kadar gula darah dapat menjadikan penelitian ini sebagai terkontrol dan 60% pasien patuh dengan informasi kepatuhan pasien dalam

8 Copyright@Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Naskah Publikasi Sarjana Farmasi September 2019 penggunaan obat, selain itu dapat Surabaya Menggunakan Regresi memperbaiki cara pemberian informasi Probit Binner. Jurnal Sains dan Seni ITS, penggunaan obat yang tepat dan sesuai 5 (2) : 456-461. Surabaya. dengan cara penggunaan obat yang Fajriyah, Nuniek Nizmah. Nurul Aktifah & ditetapkan. Firman Faradisi. 2017. Hubungan b.4. Bagi peneliti selanjutnya Lama Sakit Diabetes Melitus dengan Peneliti selanjutnya dapat meneliti Pengetahuan Perawatan Kaki pada hubungan tingkat kepatuhan penggunan obat Pasien Diabetes non Ulkus. dengan outcome klinis pada diabetisi tipe 2 Universitas Muhammadiyah lebih dalam terkait faktor yang . Jurnal Urecol 6 mempengaruhinya. Universitas Muhammadiyah DAFTAR PUSTAKA Magelang, ISSN 2407-9189. American Diabetes Association. 2017. Fatimah, Restyana Noor. 2015. Diabetes Standars of Medical Care in Melitus Tipe 2.Lampung : Medical Diabetes2017 : 40. USA : ADA. Faculty. Lampung : Universitas Awad, Langi, Pandelaki. 2011. Gambaran Lampung. Jurnal J Majority 4 :5. Faktor Resiko Pasien Diabetes Gustiana, Suratun, Haryati. 2014. Faktor- Melitus Tipe II di Poliklinik Faktor yang Berhubungan Endokrin Bagian/SMF FK-Unsrat DenganKepatuhan Diet Diabetes RSU Prof. Dr. R.D Kandou Manado Mellitus Pada Pasien DM (Factors Periode Mei 2011-Oktober 2011. Associated With Compliance Diet Penelitian Kandidat Skripsi Fakultas Of Diabetes Mellitus). JKep,2 (3) : Kedokteran dan Bagian Ilmu 97-107. Penyakit Dalam Kedokteran Hapsari, Puspita Ayu. 2014. Hubungan Universitas Sam Ratulangi Manado. Antara Kepatuhan Penggunaan Obat Manado. dan Keberhasilan Terapi pada Pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Diabetes Mellitus Instalasi Rawat (BPJS). Panduan Praktis Prolanis. Jalan di RS X . Skripsi. 2014. BPJS Kesehatan. Jakarta. Surakarta : Universitas [Ditjen Binfar dan Alkes] Direktorat Jendral Muhammadiyah Surakarta. Bina Kefarmasian dan Alat Infodatin, 2014. Situasi Dan Analisis Kesehatan. 2005. Pharmaceutical Diabetes. Menteri Kesehatan Care Untuk Penyakit Diabetes Republik Indonesia. Jakarta. Mellitus. Jakarta : Departemen Katzung, Bertram G. 2010. Farmakologi Kesehatan Republik Indonesia. Dasar Dan Klinik. Jakarta : EGC Fahmiyah, I., Latra, I.N. 2016. Faktor Yang 2010. Mempengaruhi Kadar Gula Darah Mulyani, Risya. 2016. Hubungan Kepatuhan Puasa Diabetes Melitus Tipe 2 di Dengan Keberhasilan Terapi Poli Diabetes RSUD Dr. Soetomo Berbasis Kombinasi Insulin Dan Obat Antidiabetik Oral Pada Pasien

9 Copyright@Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Naskah Publikasi Sarjana Farmasi September 2019

Diabetes Mellitus Tipe 2 di Instalasi Departemen Kesehatan, Republik Rawat Jalan RSU Daerah Ulin Indonesia. Jakarta. Banjarmasin. Kalimantan selatan : Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas). 2018. Universitas Muhammadiyah Badan Penelitian dan Pengambangan Banjarmasin. Jurnal Rakernas & Kesehatan Kementrian Kesehatan. PIT, e-ISSN 2541-047. Jakarta Nusfirianda, Deki. 2017. Hubungan Rusnoto dan Subagiyo. 2018. Hubungan Kepatuhan Penggunaan Obat Tingkat Kepatuhan Minum Obat Antidiabetes dan Antihipertensi dengan Kadar Glukosa Darah pada Dengan Keberhasilan Terapi pada Pasien Diabetes Mellitus di Klinik Pasien Rawat Jalan di PKU Anisah Demak. STIKES Muhammadiyah Bantul. Skripsi. Muhammadiyah Surakarta. Jurnal Yogyakarta : Universitas Ahmad Urecol 7 Universitas Dahlan. Muhammadiyah Surakarta. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia Sabarguna, H. Boy S. 2007. Sistem (PERKENI). 2015. Pengelolaan dan Informasi Manajemen Rumah Sakit. Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe Yogyakarta : Konsorsium. 2 di Indonesia. PERKENI. Jakarta. Safitri, Inda Nofriani. 2013. Kepatuhan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Indonesia (PERMENKES RI) No.75 Ditinjau Dari Locus Of Control. Tahun 2014 tentang Puskesmas. Vol.01 No.02. Malang : Universitas 2014. Jakarta. Muhammadiyah Malang. Jurnal Pradana,I.P.A. 2015. Hubungan JIPT, ISSN 2301-8267. 01 :07. Karakteristik Pasien Dengan Tingkat Saifunurmazah, Dimas. 2013. Kepatuhan Kepatuhan Dalam Menjalani Terapi Penderita Diabetes Mellitus Dalam Diabetes Melitus di Puskesmas Menjalani Terapi Olah Raga Dan Tembuku 1 Kabupaten Bangli Bali Diet. Skripsi. : UNNES. 2015, ISM, 8 (1):3-. Sani, Fathur. 2018. Metodologi Penelitian Prevalensi Diabetes di Indonesia. 2009. Farmasi Komunitas Dan Departemen Kesehatan Republik Eksperimental . Yogyakarta : Dee Indonesia : Jakarta. Publhiser. Puspita. 2016. Faktor-Faktor Yang Sugiyono, 2017.Metodologi Penelitian Berhubungan Dengan Kualitiatif Kuantitatif dan KepatuhanPenderita Hipertensi R&D.Bandung : Alfabeta. Dalam Menjalani Pengobatan. Suyono, Slamet, dkk.. 2009. Skripsi. Semarang :Universitas Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Negeri Semarang. Terpadu edisi kedua. Jakarta : FKUI. Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas). 2013. Tiaraningrum, R. 2014. Studi Deskriptif Badan Penelitian dan Motivasi dan Personal Reference Pengembangan Kesehatan, Peserta JKN Mandiri Pada Wilayah

10 Copyright@Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Naskah Publikasi Sarjana Farmasi September 2019

Tertinggi di Kelurahan Mojosongo Kota Surakarta.Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. UU.No. 20 Tahun 2003 Tentang sisdiknas. 2007. Transmedia pustaka. Jakarta. Wahyuni, Sri dan Alkaff, Rihana N. 2013. Diabetes Mellitus pada Perempuan Usia Reproduksi di Indonesia Tahun 2007 . Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 3 No. 1 : 46-51. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. Wulandari, Ayu. 2009. Evaluasi Pemilihan Obat Antidiabetes Pada Penderita Diabetes di Instalasi Rawat Inap RSU Daerah . Skripsi. Fakultas Farmasi. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.

11 Copyright@Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan