PRESIDEN JOKO WIDODO MEMIMPIN PERINGATAN KE-74 HARI BHAYANGKARA DI NEGARA, Rabu, 1 Juli 2020 residen Joko Widodo memimpin ­Peringatan ke-74 Hari Bhayangkara di Istana Negara, Jakarta pada Rabu, 1 Juli P2020. Pada acara tersebut, Presiden ­Jokowi menganugerahkan Tanda Kehormatan ­Bintang Bhayangkara Nararya kepada empat orang ­perwakilan penerima tanda kehormatan ­berdasarkan pada Keputusan Presiden Repub- lik Nomor 61/TK/TH 2020 tanggal 30 Juni 2020 yang dibacakan oleh Sekretaris Militer Presiden Mayjen TNI Suharyanto selaku Sekretaris Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan. Foto: Lukas - Sekretariat Presiden

Foto: Muchlis Jr - Sekretariat Presiden Foto: Muchlis Jr - Sekretariat Presiden Foto: MuchlisJr-Sek retariat Presiden

Foto: Muchlis Jr - Sekretariat Presiden BaYanum Denma Korbrimob Polri. 4.  Bekasi Kota Polda Metro Jaya; Kaurbinopsnal Satbinmas Polres Metro 3.  Bareskrim Polri; AnalisKebijakan Madya BidangPidkor ­ 2.  Danpasgegana Korbrimob Polri; 1.  Perwakilan penerimagelar adalah: Aipda Entis Sutardi, AKP ElikSetyawati, S.Sos., Kombes Pol. Dr. Indarto, S.H.,S.Sos., Brigjen Pol. Reza Arief Dewanto, Presiden menyampaikan ­tujuh instruksi untuk dijadikan pedoman ­dalam ­pelaksanaan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia

1. Pegang teguh serta amalkan nilai-nilai luhur Tri Brata dan Catur ­Prasetya ­dalam setiap pelaksanaan tugas. Jaga kehormatan, kepercayaan, dan ­kebanggaan sebagai anggota Polri;

2. Presiden meminta agar Polri terus melakukan reformasi diri secara total dengan membangun sistem dan tata kelola yang partisipatif, transparan, dan akuntabel, serta membangun ­kultur kerja Polri yang profesional, modern, dan terpercaya;

3. Mantapkan soliditas internal. Perkuat sinergi dengan TNI dan seluruh ­elemen pemerintah maupun ­masyarakat ­untuk menghadapi tantangan yang ­semakin kompleks;

4. Kepala Negara menginstruksikan agar Polri terus menerapkan ­strategi ­proaktif serta tindakan ­persuasif dan humanis dalam menangani Foto: Muchlis Jr - Sekretariat Presiden ­masalah sosial yang terjadi di tengah 6. Menjaga kedisiplinan masyarakat ­masyarakat; ­untuk menerapkan protokol ­kesehatan agar masyarakat produktif dan aman 5. Tingkatkan pelayanan publik yang dari Covid-19; modern dan profesional. Lakukan ­penanganan hukum secara ­transparan 7. Harus ikut mendukung proses dan berkeadilan sehingga Polri ­pemulihan ekonomi nasional ­sesuai ­semakin dipercaya masyarakat; kewenangan Polri dengan penuh Presiden ­tanggung jawab. retariat Foto: Lukas - Sek Dirgahayu Kepolisian Negara ­Republik “ ­Indonesia. Teruslah menjadi Rastra Sewakottama, abdi utama nusa dan bangsa. Terima kasih, selamat bertugas - Presiden Joko Widodo - ” PRESIDEN JOKO WIDODO MEMBUKA KONFERENSI FRI VIRTUAL TAHUN 2020 DI ISTANA KEPRESIDENAN, Sabtu, 4 Juli 2020 Foto: Lukas - Sekretariat Presiden residen Joko Widodo ­meresmikan Pembukaan Konferensi Forum ­Rektor Indonesia (FRI) Virtual ­Tahun 2020 Pdi Istana Kepresidenan ­Bogor, ­Provinsi Jawa Barat pada Sabtu, 4 Juli 2020. ­Presiden Jokowi menyampaikan ­bahwa ­Indonesia mempunyai peluang besar ­melewati “Middle Income Trap”. Presiden juga menyampaikan ­sejumlah pesan bagi FRI untuk ­pengembangan strategi baru yang dapat menjadikan ­perguruan tinggi mampu mencetak generasi­ unggul untuk ­membangun ­Indonesia maju. Foto: Laily Rachev - Sekretariat Presiden Foto: Laily Rachev - Sekretariat Presiden

Di sinilah posisi strategisnya pendidikan­ ­tinggi, yaitu mengembangkan ilmu “ ­pengetahuan dan teknologi, ­mencetak ­generasi muda yang produktif dan ­kompetitif yang selalu berjuang ­untuk ­kemanusiaan dan untuk kemajuan ­Indonesia - Presiden Joko Widodo - ” Foto: Lukas - Sekretariat Presiden

Pandemi Covid-19 telah “ memberikan ­pelajaran berharga bagi kita. Krisis telah­ ­memaksa kita untuk

mengembangkan ­cara-cara Presiden

baru. Membangun norma-­ retariat norma baru membangun standar kebaikan dan

­kepantasan yang baru Foto: Laily Rachev - Sek - Presiden Joko Widodo - ” PRESIDEN JOKO WIDODO MEMIMPIN RAPAT TERBATAS PERCEPATAN PENANGANAN PANDEMI COVID-19 DAN PETA PENDIDIKAN 2020-2035 Senin, 6 Juli 2020 Foto: Krishadiyanto - Sekretariat Presiden

residen Joko Widodo ­memimpin gas rumah kaca (GRK) sebanyak 26 rapat terbatas (ratas) untuk ­persen pada tahun 2020 dan 29 ­persen ­membahas kelanjutan kerja sama pada tahun 2030, sesuai ­dengan ­konvensi Ppenurunan emisi GRK Indonesia–­ perubahan iklim yang telah disepakati Norwegia dan kebijakan instrumen nilai meskipun saat ini, pemerintah tengah ekonomi karbon (carbon pricing) di ­Istana berfokus pada ­penanganan ­pandemi Merdeka, Jakarta, pada Senin, 6 Juli Covid-19. Usai rapat terbatas, Menteri 2020. Presiden Jokowi menyampaikan­ Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti bahwa pemerintah Indonesia terus Nurbaya ­menyampaikan keterangan pers ­berkomitmen untuk menurunkan ­emisi terkait ratas tersebut. Foto: Krishadiyanto - Sekretariat Presiden Foto: Krishadiyanto - Sekretariat Presiden Kita harus memastikan ­bahwa ­pengaturan karbon ini “­betul-betul memiliki dampak yang signifikan bagi pencapaian target penurunan gas rumah­ kaca sebesar 26 persen di 2020 dan 29 persen pada tahun 2030 - Presiden Joko Widodo - ” PRESIDEN JOKO WIDODO MEMIMPIN RAPAT TERBATAS PERCEPATAN PEMBANGUNAN TOL TRANS DAN TOL CISUMDAWU Selasa, 7 Juli 2020 Foto: Krishadiyanto - Sekretariat Presiden

residen Joko Widodo ­memimpin ­rapat terbatas bersama jajaran ­terkait untuk membahas percepatan Pproyek strategis nasional jalan tol, yaitu­ jalan tol Trans-Sumatera dan jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, 7 Juli 2020. Presiden Jokowi menyampaikan bahwa kedua jalan tol memiliki peran yang ­strategis, terutama dalam ­memberikan dorongan bagi percepatan pemulihan ekonomi nasional. Foto: Krishadiyanto - Sekretariat Presiden Foto: Krishadiyanto - Sekretariat Presiden Presiden retariat Foto: Krishadiyanto - Sek

Saya minta ada terobosan ­sumber-sumber pembiayaan “alternatif untuk ­mengurangi ­beban ekuitas dari PMN “Saya melihat ini yang banyak ­memang ­kendala-kendala aturan teknis dan prosedur (penyertaan modal negara) administrasi yang terus ­berulang-ulang kita alami dan tidak ada penyelesaian dan juga tidak tergantung dari ­secara permanen. Penyelesaiannya selalu APBN. Ini saya kira yang perlu kasus per kasus, tidak kita buat regulasi yang ­sederhana, yang ringkas, yang cepat. ­digarisbawahi Saya kira sebetulnya solusinya itu,” kata ­Presiden. - Presiden Joko Widodo -”