FAST DALAM KONTEKS HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (URGENSI PERLINDUNGAN HUKUM KARYA DESAIN FASHION SEBAGAI BAGIAN EKONOMI KREATIF)

Deny Andreas Krismawan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Email: [email protected], [email protected] Naskah diterima: 13/1/2021, direvisi: 31/5/2021, disetujui: 7/6/2021

Abstract

Fashion design which is part of creative industry has grown rapidly. It is also closely related to designers, models, and . The flourish of fashion industry is also followed by the emergence of product brought concept ready to wear clothes, lower in price, cheap material and quickly manufactured. It is aim to keep up with the latest trends on . Meanwhile, intellectual property rights in several countries including Indonesia have not yet provided a sufficient protection for fashion products. Hence, the problems appeared are how the regulations related intellectual property rights provide legal protections to fashion designs and how the construction of regulation arranged to protect innovative design works that promote a shelter to fashion designs. These research implements normative legal research method by applying a statute approach, legal comparative apporach, and conseptual approach. The outcomes of the research indicate that recent regulations in intellectual property rights have not presented effective protection for fashion designs. Furthermore, future efforts in protecting fashion designs are to enact policies as well as Act to shelter innovative designs works that include protection for fashion designs.

Keywords: Fast fashion, intellectual property rights, , legal protection

Abstrak

Desain fashion merupakan salah satu bagian dari industri kreatif yang memiliki karakteristik dan berkaitan erat dengan desainer, model, serta peragaan busana semakin berkembang dalam beberapa tahun ini. Perkembangan industri fashion juga diwarnai dengan kemunculan istilah fast fashion sebagai bentuk produk fashion yang mengambil konsep desain tanpa ijin dari desainernya untuk diproduksi menjadi model baju siap pakai, harga murah, bahan baku murah, diproduksi dengan cepat yang siap dipasarkan dan bertujuan mengikuti tren terkini. Sementara, hak kekayaan intelektual yang mengatur perlindungan terhadap produk desain fashion yang terdapat di beberapa negara termasuk Indonesia belum memberikan perlindungan yang maksimal. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap karya desain fashion berdasarkan peraturan yang berlaku saat ini dalam perspektif hak kekeyaan intelektual dan bagaimana konsep pengaturan hukum yang harus dibuat berkaitan dengan perlindungan karya desain inovatif yang mengatur juga secara spesifik tentang perlindungan desain fashion. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian mormatif dengan pendekatan perundang-undangan, pendekatan perbandingan hukum, dan pendekatan konseptual. Hasil yang diperoleh dari peneltian adalah peraturan terkait hak kekayaan intelektual belum memberikan perlindungan yang maksimal terhadap desain produk fashion dan konsep perlindungan hukum yang digunakan untuk memberikan perlindungan desain fashion adalah dengan membuat kebijakan atau peraturan baru yang berkaitan dengan perlindungan karya desain inovatif yang di dalamnya termasuk desain fashion.

Kata kunci: fast fashion, hak kekayaan intelektual, desain fashion, perlindungan hukum

282 Fast Fashion dalam Konteks Hak Kekayaan Intelektual... (Deny Andreas Krismawan)

A. Pendahuluan menawarkan model bisnis dengan meluncurkan produk busana model terbaru kepada konsumen Sektor ekonomi kreatif menjadi sektor yang yang dikemas dengan konsep harga murah tetapi diandalkan oleh negara-negara di dunia untuk dapat up to date.4 Istilah ini memiliki makna sebagai menunjang pertumbuhan perekonomian. Industri bentuk produk fashion yang mengambil konsep ini merupakan jenis industri yang berbasis pada desain dari pertunjukan busana seperti fashion pengetahuan dan pikiran manusia yang mampu week dan diaplikasikan menjadi model baju siap menghasilkan karya atau produk kreatif yang tidak pakai yang siap dipasarkan dan bertujuan mengikuti dapat pernah punah dan bersifat berkelanjutan.1 tren terkini.5 Para produsen produk fast fashion Industri kreatif merupakan salah satu sektor menggunakan desain dari busana yang ditampilkan ekonomi yang dapat bertahan terhadap resesi dan dalam pertunjukan busana atau fashion week krisis keuangan global.2 Hal ini berkaitan dengan untuk diproduksi secara cepat, murah, dan dalam sifat industri kreatif yang selalu berinovasi dan jumlah banyak agar masyarakat konsumen dapat mengandalkan kreatifitas dan imajinasi para membelinya. Melalui Fast fashion, para peritail secara penciptanya. tidak langsung telah memberikan mindset kepada Desain fashion merupakan salah satu bagian dari konsumen untuk berbelanja dengan sering dan dalam industri kreatif yang memiliki karakteristik berupa kuantitas yang banyak dengan tujuan untuk tetap ciptaan desain dua dimensi yang diwujudkan dalam mengikuti tren busana yang sedang terjadi.6 Konsep suatu karya tiga dimensi yang dapat dipertunjukkan bisnis dari industri busana ini telah mendapatkan dan didistribusikan kepada konsumen sebagai kesuksesan yang besar dengan dibuktikan oleh sebuah produk desain fashion. Geliat industri fashion pertumbuhan penjualan yang berkelanjutan dan semakin berkembang dalam beberapa tahun ini. semakin menurunnya bentuk industri busana Industri yang berkaitan erat dengan desainer, model, konvensional, dan semakin bertumbuhnya model pertunjukan fashion runway mampu menghasilkan industri berbasis digital seperti online marketplace pendapatan penjualan global sebesar lebih dari USD yang mampu menawarkan kecepatan dalam transaksi 180 miliar setiap tahunnya, dan secara prsentase dan pengiriman produk ke konsumen.7 Produk membubuhkan sekitar 4% dari total GDP global atau pakaian dari fast fashion dibuat dengan tujuan untuk diperkirakan sebesar USD 1 triliun.3 Peran majalah dipakai pada saat tren mode sedang berlangsung dan mode seperti Vouge, pertunjukan adibusana seperti kemudian pakaian tersebut dapat tidak dipakai lagi Fashion Week dan juga merek-merek terkenal karya atau bahkan dibuang jika tren telah berganti lagi. designer ternama telah memberikan kontribusi yang Produksi pakaian dengan konsep fast fashion yang besar sekali bagi pertumbuhan industri fashion. dilakukan oleh para pelaku usaha ritel tersebut telah Perkembangan industri fashion yang meningkat membuat para desainer menyatakan bahwa desain secara signifikan juuga diwarnai dengan kemunculan mereka dengan tanpa ijin telah diproduksi ulang oleh istilah fast fashion. Industri fast fashion ini ritel perusahaan fashion.

1. https://news.detik.com/kolom/d-5150292/ekonomi-kreatif-dan-ekosistem-pengetahuan. 20 Agustus 2020. Ekonomi Kreatif dan Ekosistem Pengetahuan. Jakarta: Detik News, diakses tanggal 3 Desember 2020. 2. Aidiyah, Fihatul. 2013. Perlindungan Hukum Hak Kekayaan Intelektual Pada Industri Kreatif Bidang Desain Fashion. Semarang: Tesis Program Pascasarjana Magister Ilmu Hukum Universitas Diponegoro. 3. Purcell, Lauren E. 2013. A Fashion Flop: The Innovative Design Protection and Piracy Prevention Act. Journal of Law & Commerce University of Pittsburg Volume 31. 4. Kirsi Niinimaki, Greg Peters, Helena Dahibo, Patsy Perry, Timo Rissanen, Alison Gwilt. 2020. The Environmental Price of Fast Fashion. Nature Review Earth and Environment Volume 1. 5. Tony Hines, Margaret Bruce. 2007. Fashion Marketing: Contemporary Issues. Amsterdam Boston, Butterworth- Heinemann. 6. https://m.liputan6.com/citizen6/read/3939303/tak-hanya-murah-kenali-lebih-jauh-industri-fast-fashion. Tak Hanya Murah Kenali Lebih Jauh Industri Fast Fashion. 21 April 2019. Jakarta: Liputan6dotcom, diakses pada 3 Desember 2020. 7. Anguelov N. 2015. The Diety Side of the Garment Industry: Fast Fashion and Its Negative Impact on Environment and Society, CRC Taylor & Francis.

283 Jurnal LEGISLASI INDONESIA Vol 18 No. 2 - Juni 2021: 282-295

Potensi besar yang dimiliki industri fashion Hak kekayaan intelektual sebagai peraturan dengan penjualan yang besar dan melimpah, pada yang mengatur tentang perlindungan terhadap hasil sisi lain, industri ini mendapatkan perlindungan yang olah pikir yang diwujudkan dalam suatu karya yang belum maksimal dari hak kekayaan intelektual di berwujud. Perlindungan ini memberikan hak ekslusif beberapa negara dari tindakan pembajakan karya kepada pemilik, pemegang dan pencipta karya atau penggunaan desain oleh pihak lain tanpa ijin.8 tersebut. Ada beberapa jenis hak kekayaan intelektual Kehadiran industri dengan konsep fast fashion yang diatur dan dikenal, yaitu hak cipta, hak paten, memberikan dilema tersendiri bagi para pelaku hak merek, dan hak desain industri. Produk desain industri fashion, khususnya para desainer fashion. fashion sebagai salah satu karya hasil olah pikir Hal ini disebabkan oleh industri fast fashion yang manusia, memerlukan perlindungan hukum atas berharga murah baik dari segi produksi maupun tidakan yang dilarang oleh peraturan perundang- harga jualnya, diproduksi dalam skala besar, ditiru undangan yang berkaitan dengan hak kekayaan desainnya secara cepat oleh para peritelnya dan intelektual. Hal ini sejalan dengan kondisi bahwa juga ditawarkan dengan berbagai diskon dan promo belum terdapat suatu norma hukum yang secara yang besar.9 Dengan semakin banyaknya produk spesifik memberikan perlindungan terhadap karya fast fashion yang dibuat dengan meniru desain yang desain fashion dari tindakan peniruan yang dilakukan sedang tren melalui pertunjukan adi busana, maka oleh peritel fast fashion. Oleh karena tidak lengkap para desainer asli yang mendesain dan membuat dan spesifiknya perlindungan hukum terhadap desain hak kekayaan intelektual mereka dilanggar. Karena fashion, maka terjadi suatu kondisi industri busana para peritel dalam produksinya tidak meminta ijin yang jauh dari konteks kreatif dan inovatif. penggunaan desain kepada para desainer. Beberapa Hak kekayaan intelektual yang mengatur perusahaan ritel busana besar yang memproduksi perlindungan terhadap produk desain fashion yang fast fashion seringkali menggunakan desain fashion terdapat di beberapa negara termasuk Indonesia dari perusahaan besar atau desain yang dibuat belum memberikan perlindungan yang maksimal dan oleh desainer independen. Produk fashion seperti dapat disebut beberapa negara belum memberikan baju, celana, jaket, sepatu dan asesoris lainnya perlindungan hukum sama sekali terhadap karya yang diproduksi dan dibuat oleh peritel fast fashion desain fahion. Sebagai contoh di Indonesia dalam memiliki bentuk desain yang menyerupai desain Undang-Undang Hak Cipta tidak disebutkan tentang fashion asli yang dibuat oleh perusahaan brand desain fashion sebagai suatu ciptaan yang dilindungi. ternama atau desainer independen yang terlebih Demikian juga dengan Undang-Undang tentang dahulu menciptakan desain produk-produk tersebut. Merek. Yang dilindungi oleh UU Merek tersebut Para peritel fast fashion dengan cepat meniru adalah berupa logo atau simbol yang disebut juga beberapa desain tanpa melalui prosedur seperti ijin sebagai merek dari produk desain fashion tersebut. penggunaan dari desainer asli yang merancangnya. Sedangkan untuk desain fashion sendiri tidak secara Dari sisi para desainer asli atau peruahaan brand langsung diberikan perlindungan. Berdasarkan hal ternama yang desain mereka dipakai begitu saja tersebut maka terdapat rumusan permasalahan dalam tanpa melalui ijin yang dilakukan oleh peritel fast penelitian ini yaitu bagaimana bentuk perlindungan fashion, tindakan tersebut merupakan kerugian baik hukum terhadap karya desain fashion berdasarkan secara moral maupun ekonomi yang harus mereka peraturan yang berlaku saat ini dalam perspektif tanggung dan hadapi. hak kekeyaan intelektual dan bagaimana konsep pengaturan hukum yang harus dibuat berkaitan

8. Cuzella, Jeanette. 2015. Fast Fashion: A Proposal for Copyright Protection of 3D-Pronted Apparel. Colo. Tech L.J. Volume 13. 9. Cohen, Arielle K. 2012. Designer Collaborations as a Sollution to the Fast Fashion Copyright Dilemma. Chicago- Kent Journal of Intellectual Property Volume 11 Nomor 2.

284 Fast Fashion dalam Konteks Hak Kekayaan Intelektual... (Deny Andreas Krismawan) dengan perlindungan karya desain inovatif yang dengan cepat mengadopsi desain untuk diproduksi mengatur juga secara spesifik tentang perlindungan dengan tujuan untuk menarik perhatian konsumen. desain fashion. Pakaian yang diproduksi oleh peritel tersebut dengan Metode penelitian yang digunakan dalam cepat berganti desain, karena untuk mengikuti tren penelitian ini adalah menggunakan penelitian hukum yang sedang terkenal, dimana pergantian mode normatif dengan menggunakan metode pendekatan tersebut dalam selang waktu sekitar 3 (tiga) atau 5 penelitian yaitu Pendekatan Perundang-undangan (lima) minggu.10 (Statue Approach), pendekatan perbandingan hukum Perusahaan besar di bidang fast fashion secara (comparative approach) dan pendekatan konseptual konsisten selalu mengikuti tren yang ada pada (conseptual approach). Bahan hukum dalam setiap pertunjukan busana. Kemudian, mereka penelitian ini mengggunakan bahan hukum primer menggunakan desain dari para desainer yang tampil yang terdiri atas Peraturan perundang-undangan di acara runway tersebut untuk diproduksi ulang yang terkait dengan Hak Kekayaan Intelektual dan dengan jumlah yang banyak, diberi label harga yang bahan hukum sekunder terdiri dari literatur buku, relative murah, dan menggunakan bahan yang mudah jurnal ilmiah, penelitian terdahulu dan laporan rusak, akan tetapi memiliki desain seperti tren mode hasil penelitian ilmiah. Sedangkan bahan hukum yang sedang ada. Sehingga para konsumen tertarik tersier menggunakan artikel yang terdapat dalam untuk membeli terus menerus. Untuk menjaga agar situs internet. Sementara itu, teknik yang digunakan konsumen selalu membeli produk mereka, para untuk pengumpulan bahan hukum adalah dengan peritel selalu melakukan riset untuk menemukan tren menggunakan studi kepustaaan (library research) mode yang sedang berlangsung di pasar busana.11 dengan mengumpulkan dan menganalisis bahan- Para pelopor dari produk fast fashion seperti bahan kepustakaan serta peraturan-peraturan yang Zara dan H&M memberikan kontribusi terhadap ada yaitu peraturan perundang-undangan terkait hak perkembangan industri ini. Kesuksesan mereka sudah kekayaan intelektual dan ekonomi kreatif, buku dan tidak dapat diperdebatkan lagi. Sebagai contoh adalah literatur hukum, jurnal hukum, dan doktrin hukum. Zara dengan perusahaan induknya yaitu Inditex, yang Selanjutnya, dalam hal teknik analisis bahan hukum memiliki sekitar 2.700 toko yang tersebar di 60 negara menggunakan teknik analisis intepretasi sistematis di dunia. Peritel ini memiliki keuntungan sekitar US$ dan intepretasi gramatikal. 24 miliar dengan pendapatan tahunan senilai US$ 8 miliar.12 Akan tetapi, dalam pembuatan desain B. Pembahasan untuk produk mereka, peritel tanpa ijin memakai 1. Bentuk Perlindungan Hukum terhadap Karya desain yang ditampilkan dalam pertunjukan busana Desain Fashion berdasarkan Peraturan yang untuk dibuat ulang dalam kuantitas yang banyak. Berlaku Saat ini dalam Perspektif Hak Kekeyaan Untuk menyikapi hal tersebut, hak kekayaan Intelektual intelektual dapat menjadi pilihan dalam memberikan perlindungan terhadap karya desain fesyen dari para Industri fashion global merupakan bagian yang desainer rumah mode merek terkenal maupun desainer penting dari perkembangan perekonomian global. independen yang membuat rancangan busana yang Bisnis fashion dan apparel bertumbuh dengan ditiru oleh peritel besar. Hak kekayaan intelektual cepat sekali dan memiliki pendapatan sekitar $ 1.69 digunakan sebagai sarana untuk melindungi hasil triliunFast fashion merupakan istilah yang dipakai olah pikir manusia yang berupa kreativitas. Hak untuk menggambarkan suatu produk dari industri kekayaan intelektual (HKI) merupakan hak atas mode yang mengambil inspirasi dari fashion runway kebendaan yang tidak berwujud dan merupakan hasil atau pertunjukan busana kemudian para peritelnya

10. Vertica Bhardwaj and Ann Fairhurst. 2010. Fast Fashion: Response to Change in the Fashion Industry. The International Review of Retail, Distribution, and Consumer Research, Vol. 20, No. 1. 11. Anama Joy, John F. Sherry Jr, Alladi Venkatesh, Jeff Wang, Ricky Chan. Fast Fashion, Sustainability, and the Ethical Appeal of Luxury Brands. Fashion Theory, Volume 16, Issue 3. 12. Ibid

285 Jurnal LEGISLASI INDONESIA Vol 18 No. 2 - Juni 2021: 282-295 olah pikir pengetahuan manusia dan kreativitas yang berupa karya seni rupa. Sedangkan untuk bentuk diwujudkan dalam suatu karya misalnya seperti hak desain yang sudah berwujud suatu busana atau cipta, hak merek, hak paten dan desain industri.13 pakaian tidak mendapatkan perlindungan dari Dalam ruang lingkup hak kekayaan intelektual, hak cipta. produk desain fesyen mendapatkan perlindungan Perlindungan hak cipta terhadap produk fashion hukum melalui aspek hak cipta, hak merek dan melingkupi perlindungan terhadap gambar, motif melalui desain industri. Perlindungan yang diberikan atau corak yang terdapat dalam desain produk memiliki konsep yang berbeda-benda dan para busana. Dengan kata lain hak cipta hanya desainer dapat memilih salah satu atau beberapa memberikan perlindungan terhadap desain hak kekayaan intelektual yang ada. yang bersifat ornamental yang diaplikasikan a. Perlindungan produk fashion melalui Hak Cipta pada sebuah produk busana atau pakaian. Tujuan dari perlindungan hak cipta adalah untuk Oleh karena itu hak cipta tidak memberikan melindungi karya original dari pencipta dalam perlindungan terhadap produk fashion dalam bentuk yang berwujud. Dimana karya yang dapat bentuk sebagai barang fungsional (useful article) diberikan perlindungan hak cipta adalah asli dan diproduksi secara masal untuk tujuan ciptaan dari pencipta dan karya tersebut harus industri. bersifat kreatif.14 Dalam Konteks Hak Cipta di b. Perlindungan produk fashion melalui Hak merek Indonesia, perlindungan terhadap ciptaan diatur Perlindungan merek memiliki tujuan untuk di dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 melindungi suatu produk dari pelanggaran Tentang Hak Cipta. Dalam Undang-Undang ini terhadap merek produk tersebut. Perlindungan yang dimaksud dengan hak cipta adalah “hak merek ini digunakan untuk mencegah dan ekslusif pencipta yang timbul secara otomatis mengatasi tindakan dari produk pesaing yang berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu melakukan perilaku bisnis curang. Berdasarkan ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan peraturan perudang-undangan.” Indikasi Geografis, yang dimaksud dengan Kemudian ciptaan-ciptaan yang dilindungi dalam merek adalah “tanda yang dapat ditampilkan Undang-Undang Hak Cipta adalah meliputi secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni huruf, angka, susunan warna dalam bentuk 2 dan sastra. Diantaranya adalah buku, lagu, seni (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara, rupa, seni batik, karya arsitektur, fotografi, film, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih program komputer. Berkaitan dengan karya unsur tersebut untuk membedakan barang dan/ desain fesyen, dalam Undang-Undang Hak Cipta atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan tidak disebutkan secara tertulis di dalam Pasal hukum dalam kegiatan perdagangan brang dan/ 40. Ketentuan yang mendekati adalah ciptaan atau jasa.” Merek yang dilindungi dalam Undang- yang dilindungi dalam Pasal 40 huruf f, yaitu Undang ini adalah berupa merek dagang dan karya seni rupa dalam segala bentuk. Sketsa merek jasa. atau gambar rancangan busana yang dibuat Merek merupakan tanda yang dicantumkan pada oleh desainer merupakan bentuk karya yang suatu barang atau produk. Jika suatu barang mendapatkan perlindungan hak cipta. Sketsa hasil produksi suatu perusahaan tidak memiliki busana dalam bentuk gambar dua dimensi ini kekuatan pembeda dianggap sebagai tidak cukup masuk dalam kateogri ciptaan yang dilindungi mempunyai kekuatan pembedaan dan karenanya

13. Irawan, Candra. 2012. Politik Hukum Hak Kekayaan Intelektual Indonesia Kritik Terhadap WTO/TRIPs Agreement dan Upaya Membangun Hukum Kekayaan Intelektual Demi Kepentingan Nasional. Bandung: CV Mandar Maju, hlm. 44. 14. Cohen, Arielle K. Op. Cit

286 Fast Fashion dalam Konteks Hak Kekayaan Intelektual... (Deny Andreas Krismawan)

bukan merupakan merek.15 Hukum menyatakan • Mencegah produk palsu yang merek sebagai sesuatu yang menjadi milik menggunakan merek tanpa seijin pemilik eksklusif pihak tertentu, dan melarang pihak merek; lain untuk memanfaatkannya kecuai dengan • Memberikan kewenangan kepada penegak ijin dari pemilik merek.16 hukum untuk melakukan tindakan Merek dagang juga dapat diartikan sebagai simbol terhadap pemalsuan produk tanpa yang digunakan untuk membedakan suatu mendapatkan ijin dari pihak pemegang produk barang dan/atau jasa yang dimiliki suatu merek. perusahaan dari perusahaan pesaingnya. Pada c. Perlindungan produk fashion melalui desain umumnya istilah ini disebut sebagai “brand”.17 industri Berkaitan dengan industri fashion, merek atau Desain industri secara umum mengacu brand pada suatu produk adalah identitas dari kepada suatu bentuk luar dan fungsi produk produk busana tersebut. Sebagai contoh desain secara keseluruhan. Suatu desain industri dapat fashion berupa jaket memiliki merek dagang dalam bentuk:19 “Gucci” atau “Chanel”. Perlindungan yang • Fitur 3 (tiga) dimensi yaitu bentuk dari diberikan oleh hak merek dalam industri fashion sebuah produk; adalah perlindungan terhadap logo atau identitas • Fitur 2 (dua) dimensi yaitu dalam bentuk dari produk tersebut. Sedangkan untuk desain ornament, pola, garis, warna dari suatu dari fashion itu sendiri tidak mendapatkan produk; perlindungan dari peraturan di bidang merek. • Kombinasi dari satu atu lebih fitur. Sebagai contoh pembajakan terhadap design Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang- yang tidak mendapatkan perlindungan dari Undang Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Desain merek yaitu, suatu produk yang dibuat oleh Industri, yang dimaksud dengan desain industri peritel besar di industri fast fashion membuat adalah “suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, tas yang menggunakan desain dari produk atau komposisi, garis atau warna, atau garis Louis Vuitton (LV) dengan bentuk yang serupa. dan warna, atau gabungan daripadanya yang Kemudian yang masuk dalam kategori tindakan berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang masuk perlindungan merek adalah jika yang memberikan kesan estetis dan dapat suatu produsen pakaian memproduksi busana diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dengan menggunakan merek produk Versace dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan tanpa ijin. suatu produk, barang, komoditas industri, atau Sementara itu, perlindungan merek terhadap kerajinan tangan.” produk desain fashion memiliki fungsi untuk:18 Dari ketentuan dalam peraturan desain industri • Membantu melindungi identitas suatu menyatakan bahwa desain industri mengacu brand dengan cara menghindarkan kepada aspek ornamental dan estetika dari suatu kesamaan dengan brand lain yang beredar produk dan tidak mempertimbangkan aspek di pasar; teknis dan fungsionalnya.20

15. Gautama, Suradgo. 1989. Hukum Merek Indonesia. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, hlm. 34. 16. Haris Munandar dan Sally Sitanggang. 2009. Mengenal HAKI, Hak Kekayaan Intelektual Hak Cipta, Paten, Merek, dan Seluk-beluknya. Jakarta: Erlangga, hlm. 50. 17. Centre for Fashion Enterprise. 2012. Intellectual Property in the Fashion Design Industry. London, hlm. 10. 18. Ibid, hlm, 16. 19. World Intellectual Property Organization. 2005. Looking good: An Introduction to Industrial Designs for Small and Medium-sized Enterprises. Intellectual Property for Business Series Nomor 2, hlm. 3. 20. Ibid.

287 Jurnal LEGISLASI INDONESIA Vol 18 No. 2 - Juni 2021: 282-295

Kemudian, untuk mendapatkan perlindungan Hal ini berkaitan dengan konsep dari meniru (to desain industri maka desain harus didaftarkan copy) yaitu membuat sesuatu karya yang dibuat terlebih dahulu dengan memenuhi syarat yaitu:21 menjadi sama atau identik dengan aslinya. Istilah • Desain harus baru. Desain disebut baru ini membuat menjadi sulit untuk didiefinisikan dan jika tidak ada desain yang sama yang dibedakan denga konsep inspirasi. Dimana inspirasi ada di pasar sebelum tanggal formulir merupakan proses yang secara mental terstimulasi pendaftaran; untuk melakukan sesuatu yang inovatif dan kreatif. • Desain harus asli. Asli dalam hal ini harus Sementara itu, tindakan yang dilakukan oleh peritel benar-benar dicipatakan oleh desainer dan fast fashion merupakan sebuah peniruan (to copy) bukan merupakan tiruan atau turunan dari yang menjadi tindakan pengimitasian (imitation) yaitu desain yang sudah ada; tindakan yang sengaja menstimulir untuk meniru • Desain harus memiliki ciri kekhususan. sesuatu. Bahkan, kondisi tersebut menimbulkan Fashion sebagai suatu karya dalam bidang kesulitan untuk membedakan mana tindakan dari desain mendapatkan perlindungan dalam peritel tersebut yang merupakan terinspirasi atau peraturan tentang desain industri di Indonesia. mana yang mengimitasi.22 Oleh karena itu dalam Dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000, perlindungan hukum terhadap karya desain fashion perlindungan terhadap produk desain industri dari tindakan peniruan yang dilakukan oleh industri mendapatkan perlindungan selama jangka waktu fast fashion seharusnya mengatur secar tegas dan 10 (sepuluh) tahun sejak tanggal penerimaan. berimbang tentang perbedaan antara konsep inovasi Akan tetapi hal ini kurang sesuai dengan sifat yang terinspirasi dengan imitasi.23 dari produk desain fashion yang memiliki sifat 2. Konsep Pengaturan Hukum Berkaitan mudah berganti-ganti atau memiliki siklus Dengan Perlindungan Karya Desain Inovatif pendek short lifecycle, dimana memiliki waktu Yang Mengatur Juga Secara Spesifik tentang pergantian yang kurang dari 10 (sepuluh) tahun Perlindungan Desain Fashion sejak pertama diumumkan atau dipublikasikan. Kemudian, jenis-jenis desain yang masuk dalam Perlindungan hukum adalah suatu upaya untuk lingkup perlindungan dalam Undang-Undang memberikan perlindungan terhadap kepentingan Desain Industri di Indonesia tidak dsebutkan individu serta untuk memberikan jaminan bagi dengan tegas dan jelas. Ketentuan yang mengatur pencipta dan desainer. Bentuk perlindungan adalah tentang bentuk desain terebut harus hukum dapat berupa perlindungan hukum yang bersifat estetis dan diwujudkan dalam karya 3 bersifat preventif dan perlindungan hukum represif. (tiga) dimensi atau 2 (dua) dimensi dan dapat Dalam hal perlindungan preventif dapat berupa diproduksi secara masal. upaya perlindungan yang dilakukan pemerintah Berdasarkan pada perspektif hukum hak untuk melindungi pencipta atau desainer dengan kekayaan intelektual seperti hak cipta, hak merek membuat peraturan di bidang hak kekayan intlektual dan desain industri yang diuraikan di atas, maka dan dan perlindungan desain untuk mencegah perlindungan hukum pada karya desain fashion adanya pelanggaran seperti pembajakan, peniruan sebagai bentuk utuh dari segi desainnya belum dan pemalsuan karya desain fashion. Sementara mendapatkan perlindungan yang maksimal dan itu, perlindungan yang bersifat represif berupa belum spesifik diatur perlindungannya. Tindakan para perlindungan jika telah terjasdi sengketa pelanggaran peritel fast fashion dalam tindakannya melakukan hak ekonomi dan hak moral pelaku industri fashion produksi busana melalui copying karya desain berupa fashion design. Perlindungan dpat berupa dari desainer yang asli tanpa ijin masih berlanjut. penerapan tanggung jawab pelaku dan pengenaan pidana penjara ataupun denda.

21. Ibid, hlm. 7-8. 22. Bhardwaj and Fairhurst. Op.Cit. 23. Eleanor Rockett. 2019. : An Analysis of Intellectual Property Protection for the Fast Fashion Industry. Plymouth Law and Criminal Review Volume 11.

288 Fast Fashion dalam Konteks Hak Kekayaan Intelektual... (Deny Andreas Krismawan)

Desain fashion merupakan suatu bagian dari mereka dengan tujuan memproduksi secara cepat karya desain yang dalam dunia akademis meiliki dan menarik minat konsumen. Jika pada model keterkaitan dengan ilmu desain. Definisi dari desain fashion yang konvensional membutuhkan waktu itu sendiri memiliki pengertian yaitu:24 sekitar 6 (enam) bulan dari pertunjukan busana a. Menurut Archer, desain adalah salah satu bentuk sampai ditampilkan di toko, maka pada konsep fast kebutuhan badani dan rohani manusia yang fashion, hanya memerlukan waktu yang singkat yaitu dijabarkan melalui pelbagai bidang pengalaman, 4 (empat) minggu atau kurang.25 keahlian, dan pengetahuan yang mencerminkan Akibat semakin gencarnya perkembangan perhatian pada apresiasi dan adaptasi terhadap ritel fast fashion yang mengadopsi desain atau sekelilingnya, terutama yang berhubungan rancangan busana yang ditampilkan di runway dengan bentuk, komposisi, makna, nilai, dan dengan tidak mendapatkan ijin dari desainernya, pelbagai tujuan benda buatan manusia. membuat para desainer dan produsen fashion brand- b. Menurut ISCID, desain merupakan sebuah brand terkenal merasa dirugikan. Kemudian para kegiatan atau tindakan kreatif yang desainer independen yang karyanya diadopsi oleh mencerminkan keanekaan bentuk kualitas, peritel juga mersakan dampak karena mereka kalah proses, pelayanan, dan sistem, bagaikan sebuah bersaing dengan produk pakaian yang diproduksi lingkaran yang saling terhubung. Selain itu perusahaan fast fashion besar yang dibuat dengan desain merupakan faktor yang membangun biaya murah dan diproduksi secara masal.26 Hal ini kegiatan inovasi pemanusiaan teknologi, dikarenakan desain mereka diadopsi dan diproduksi dinamika budaya dan perubahan ekonomi. ulang dengan menggunakan merek peritel fast c. Institut Teknologi Bandung, desain adalah fashion untuk mendapatkan keuntungan. Fenomena pemecahan masalah dalam konteks teknologi pengapdosian desain fashion oleh peritel besar dan estetika. tersebut memunculkan kesulitan dan permasalahan Fashion sebagai suatu bagian dari karya desain, yang signifikan. Perbedaan antara inspirasi dan juga memiliki sifat dan karakteristik dari desain. imitasi menjadi sulit ditentukan untuk membedakan Sifat dan karakteristik tersebut adalah kreatif, apakah peritel fast fashion terinspirasi oleh desainer inovatif, memiliki estetika dan berwujud suatu karya. atau apakah peritel besar tersebut dengan sengaja Sebagai bentuk karya seni yang kreatif perkembangan melakukan imitasi atau menjiplak desain dari karya fashion sangat dinamis dan inovatif. Industri ini para desainer aslinya. mengalami peningkatan dalam hal penjualan dan Peraturan-peraturan dalam bidang hak kekayaan distribusinya. Munculnya konsep industri yang intelektual (HKI) yang berkaitan dengan upaya disebut sebagai fast fashion telah merubah bentuk perlindungan hukum terhadap desain fashion belum wajah industri busana di dunia. H&M, Zara,dan maksimal dalam melindungi karya desain fashion. Forever 21 telah menjadi ikon tumbuhnya ritel fast Sebagai perbandingan, di negara yang sudah maju fashion di dunia. Para peritel tersebut menerapkan industri fashionnya seperti Amerika Serikat, para dan mengadopsi tren dunia mode yang muncul di pelaku usaha fashion dalam hal ini desainer tidak perhelatan pertunjukan busana atau runway di setiap memiliki perlindungan yang cukup terhadap karya majalah fashion atau situs berita fashion untuk desain mereka. Hal ini berbeda dengan karya seni dipajang dan ditampilkan di seluruh jaringan toko yang lain seperti film, musik, seni rupa dan buku

24. Sachari, Agus. 2005. Industrial Design dan Perkembangannya di Indonesia, Makalah dalam Pelatihan Bagi Pemeriksa Desain Industri di Direktorat Jenderal HKI, hlm. 5-7. Dalam Pusat Perencanaan Pembangunan Hukum Nasional Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM. 2015. Laporan Akhir Penyelarasan Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Tentang Desain Industri, hlm. 25-26. 25. Mihm, Barbara. 2010. Fast Fashion in a Flat World: Global Sourcing Strategies. International Business & Economics Research Journal Volume 9 Number 6. 26. Brewer, Mark K. 2019. in Fast Fashion World: Promoting Sustainability and Responsibility. Laws. 2019, hlm. 4.

289 Jurnal LEGISLASI INDONESIA Vol 18 No. 2 - Juni 2021: 282-295 yang mendapatkan perlindungan yang jelas dalam Rancangan undang-undang tentang perlindungan Undang-Undang hak cipta jika karya-karya tersebut desain tersebut memberikan perlindungan selama 3 mengalami pembajakan.27 (tiga) tahun bagi produk desain fashion dan hanya Perlindungan terhadap produk desain fashion memerlukan waktu pengajuan selama 3 bulan di beberapa negara memiliki karakteristik masing- setelah desain fashion tersebut dipublikasikan.29 masing sesuai dengan kebijakan dari negara. Sebagai Rancangan peraturan DPPA terdebut kemudian perbandingan adalah peraturan tentang desain diganti dengan IDPPA (Innovative Design Protection di Amerika Serikat. Selama beberapa tahun ini and Piracy Prevention Act), setelah itu pada tahun beberapa upaya untuk melakukan legislasi terhadap 2012, kembali diajukan suatu rancangan peraturan perlindungan bagi desain produk fashion. Hal ini ke kongres berupa IDPA (Innovative Design Protection dilakukan karena peraturan bagi perlindungan Act). Rancangan ini merupakan bentuk revisi dari fashion masih belum memadai dan menjangkau. rancangan peraturan design sebelumnya. Dengan Para desainer mendapati karya desain yang telah adanya IDPA ini maka diharapkan dapat memberikan mereka rancang telah di copycat oleh para pelaku perlindungan hukum dan kepastian hukum bagi industri ritel fast fashion. Kondisi ini juga dialami para pelaku industri desain dan juga desain pakaian oleh para desainer independen yang pada umumnya pada umumnya. Meskipun dengan diajukannnya merupakan pelaku industri kecil dan menengah rancangan undang-undang ini tidak dapat menghapus tidak mampu membendung adanya produk desain tindakan pembajakan dan pencurian desain fashion, fashion tiruan yang diproduksi oleh peritel besar. akan tetapi IDPA dapat diharapkan dapat mengurangi Tiga peraturan yang sudah ada seperti hak cipta, hak pencurian desain dan menyelamatkan industri merek dan paten terhadap desain (desain industri) fashion yang bernilai milyaran dollar Amerika dari belum memadai untuk melindungi desain fashion. terjangan pembajakan dan pencurian desain fashion Untuk desain industri jangka waktu perlindungannya selama ini. yang terlalu lama tidak sesuai dengan sifat desain Argumetasi dalam upaya perlindungan desain fashion yang cepat berubah dalam hal desain karena fashion antara lain adalah argumentasi yang untuk fashion mengikuti tren yang berubah-ubah menyatakan bahwa fashion merupakan ekspresi dari musim ke musim. Demikian juga dengan hak dari kreativitas. Hal ini sesuai dengan ketentuan merek, peraturan ini tidak cukup untuk mengatur bahwa hak cipta melindungi ekspresi kreatif, maka perlindungan terhadap desain fashion, karena hak seharusnya desain fashion harus memperoleh merek hanya melindungi nama dan logo dari produk perlindungan sebagaimana hak cipta melindungi fashion itu sendiri. Sedangkan untuk hak cipta karya lain yang merupakan bagian dari ekspresi sendiri hanya melindungi karya orisinil dari suatu kreatif. Tindakan mengcopy dan meniru desain dari ciptaan, dalam hal ini seperti karya seni rupa , karya desainer fashion menjadi produk fashion lain yang arsitektur dan karya sastra, bukan melindungi karya menggunakan bahan murah merupakan tindakan yang berbentuk fungsional tetapi melindungi bahan, pelanggarnan dan yang tidak menghargai karya seni.30 gambar pola pakaian dan seni motif yang ada pada Selain di Amerika Serikat yang memberikan pakaian.28 perlindungan hukum terhadap desain fashion yang Untuk menanggulangi hal tersebut, di kongres berupa perlindungan untuk desain-desain fashion Amerika Serikat pernah mengajukan peraturan yang melalui IDPA, maka Australia juga memberikan berkaitan dengan perlindungan hak cipta atas desain perlindungan terhadap karya fashion desain bagi fashion yaitu Design Piracy Prohibition Act (DPPA). para desainer. Pemerintah Australia memberikan

27. Jeanette Cuzella, Op.Cit. 28. Mackey, Alexandra. 2012. Made in America: A Comparative Analysis of Copyright Law Protections for Fashion Design In Asia and The United States. American University Business Law Review Volume 1 Issue 2. 29. Eguchi, Aya. 2011. Curtailing Copycat Couture: The Merits of the Innovative Design Protection and Piracy Prevention Act and a Licencing Scheme for the Fashion Industry. Cornell Law Review Volume 97. 30. Andrews, Katelyn N. 2012. The Most Fascinating Kind of Art: Fashion Design Protection as Moral Right. NYU Journal of Intellectual Property & Ent’ Law Volume 2.

290 Fast Fashion dalam Konteks Hak Kekayaan Intelektual... (Deny Andreas Krismawan) memberikan perlindungan melalui peraturan Arti penting diberlakukannya registered designs untuk melindungi hasil karya desain yang artistik di Australia adalah untuk memberikan perlindungan dan inovatif. Tujuan dari perlindungan hukum kepada para desainer besar maupun desainer terhadap karya inovatif dan kreatif seperti fashion independen dengan jalan melakukan pendaftaran dan prouk desain lainnya adalah untuk mendorong terhadap karya desain fashion mereka sebelum perkembangan teknologi dan ekspresi seni di dunia dipublikasikan atau diproduksi massal. Setelah industri serta untuk menciptakan lapangan kerja mendaftarkan karya desain fashion, para desainer baru dan menstimulasi sektor industri kreatif agar mendapatkan kepastian dan jaminan perlindungan berkembang di Australia dan negara lainnya. hukum terhadap tindakan peniruan dan pemakain Varian bentuk perlindungan hak intelektual yang desain tanpa ijin dari para competitor atau peritel diberikan oleh pemerintah Australia adalah seperti: fast fashion. Para desainer juga dapat melakukan a. Registered designs, memberikan perlindungan tindakan hukum dengan melakukan gugatan atas untuk produk design 2 dan 3 dimensi atau pelanggaran bila desain mereka digunakan tanpa penampakan visual dari produk. ijin atau ditiru.32 Peraturan desain di Australia b. Trade marks, melindungi bentuk dari huruf, menyarankan adanya pendaftaran atas suatu angka, symbol, warna dari suatu produk sebagai desain industri untuk dapat diberikan perlindungan pembeda dari produk lain. terutama terhadap pelanggaran karya desain. c. Patents, melindungi penemuan baru. Dengan melakukan pendaftaran, maka desainer d. Copyright, perlindungan di bidang seni, sastra, fashion dapat memeroleh hak desain. Hal ini karena music, film, program komputer langkah pendaftaran merupakan sebuah prima facie e. Trade secrets, Confidential information, Circuit pembuktian atas kepemilikan suatu hak desain. layouts,New plant varieties Selain proses pendaftaran, desainer fashion juga Dalam upaya melindungi desain fashion, Australia dapat melakukan publikasi terhadap rancangan sudah selangkah lebih kedepan dari negara lain. Hal fashion mereka. Akan tetapi langkah publikasi ini ini dibuktikan dengan adanya undang-undang untuk tidak menimbulkan suatu ha katas desain, melainkan melindungi karya desain inovatif yaitu Registered dapat berfungsi sebagai untuk menghalangi atau Designs sebagai tambahan untuk hak merek, hak mencegah terjadinya pendaftaran desain oleh pihak cipta dan paten. Registered designs memiliki peran lain dengan alasan novelty atau kebaruan. penting dalam memberikan perlindungan terhadap Sebagai gambaran lain tentang perlindungan fashion, karena dapat melindungi penampakan desain fashion adalah tentang bentuk perlindungan unik dari sebuah pakaian yang mana sesuai dengan hukum yang ada di negara Uni Eropa. Di negara- bentuk dari desain fashion.31 Hal ini sulit diterapkan negara Uni Eropa yang melakukan perlindungan di negara lain yang tidak memiliki peraturan sistem desain melalui pendaftaran, terdapat juga bentuk pendaftaran design seperti di Australia. Karena lain perlindungan desain yaitu melalui perlindungan produk jadi seperti desain fashion yang ditampilkan secara terbatas tanpa melalui pendafataran yang di pertunjukan busana seperti New York Fashion dikenal dengan unregistered designs. Melalui langkah Week tidak akan mendapatkan perlindungan dari ini, suatu desain fashion memperoleh perlindungan tindakan peniruan desain yang dilakukan oleh peritel selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal pertama kali fast fashion. desain tersebut dipublikasikan kepada pasar di Uni Eropa. Hal ini diakrenakan desain seperti fashion, memiliki masa atau life cycle yang tidak

31. https://fashionjournal.com.au/fashion/your-go-to-guide-to-fashion-and-the-law/. 21 Mei 2020. An Introduction to Fashion Law in Australia. Brunswick East-Australia: Fashion Journal, diakses tanggal 31 Desember 2020. 32. https://www.wipo.int/edocs/lexdocs/laws/en/au/au332en.pdf. Fashion Rules: A Guide to Intellectual Property for Australia’s Clothing and Fashion Design Industry. New South Wales: Australian Fashion Council, diakses tanggal 31 Desember 2020 pukul 13.55 WIB

291 Jurnal LEGISLASI INDONESIA Vol 18 No. 2 - Juni 2021: 282-295 lama seperti desain-desain lain. Sehingga, desainer memiliki siklus ketahanan produk yang relatif singkat. dan perusahaan-perusahaan rumah mode dapat Oleh karena itu dalam Undang-Undang Desain melakukan uji coba pasar terlebih dahulu apakah Industri harus diberikan atau dimasukkan ketentuan produk fashion mereka dapat diterima dan laku di baru atau antisipasi tentang perlindungan terhadap pasaran sebelum mengeluarkan biaya yang lebih produk desain seperti fashion yang memiliki siklus banyak untuk melakukan pendaftaran desain atas kehidupan pendek. Salah satu metodenya adalah produk mereka. mengadopsi sistem yang dilakukan di negara-negara Upaya perlindungan hukum bagi desain fashion Uni Eropa dengan menerapkan Unregistered Designs yang ada di Indonesia dapat dilihat dari penerapan yaitu sistem pemberian hak desain tanpa melakukan peraturan perundang-undangan di bidang hak pendaftaran terlebih dahulu. Sehingga para desainer kekayaan intelektual. Salah satu peraturan di dan pelaku usaha UMKM dapat melakukan uji coba bidang Hak Kekayaan Intelektual yang berkaitan pasar dulu tentang produk mereka. erat dengan desain fashion adalah Undang-Undang Mengingat belum diberikannya perlindungan Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri. hukum bagi produk desain fashion melalui peraturan- Dalam Undang-Undang Desain Industri ini menganut peraturan terkait dengan hak kekayaan intelektual, sistem pendaftaran seperti yang dilakukan di negara- maka diperlukan suatu perubahan atau revisi negara lain. Model pendaftaran yang dianut oleh terhadap peraturan yang berkaitan dengan desain Undang-Undang Desain Industri di Indonesia adalah fashion. Salah satu peraturan tersebut adalah pendekatan hak cipta untuk desain industri yang Undang-Undang Desain Industri. Dimana dalam memiliki pengertian bahwa pendekatan ini tidak perubahan kedepan nantinya, Undang-Undang ini memerlukan dan tidak mengenal pemeriksaan dapat memberikan perlindungan yang pasti terhadap substantif atas permohonan pendaftaran desain keberlangsungan industri fashion dan industri industri. Pendekatan ini memandang bahwa kreatif secara umum. Salah satu metode yang dapat perlindungan desain industri otomatis diberikan jika dilakukan adalah memasukkan sistem perlindungan tidak ada keberatan dari pihak lain.33 desain tanpa melakukan pendaftaran (unregistered Terdapat beberapa karakteristik dari designs). Dengan cara ini maka dapat diberikan perlindungan desain industri dengan pendekatan hak kemudahan dan jaminan bagi pelaku usaha desain cipta yaitu sebagai berikut: (1) hak desain industri fashion termasuk sepatu dan asesoris pakaian untuk dimulai dari kreasi atau publikasi; (2) kebaruan tidak mendapatkan perlindungan jika terdapat tindakan diperhitungkan tetapi yang digunakan orisinalitas; (3) pelanggaran hak oleh pihak lain, karena dengan tidak haknya relatif dan dimungkinkan untuk melakukan adanya pendaftaran terlebih dahulu, maka karya yang tindakan hukum terhadap penjiplakan dengan itikad dipublikasikan oleh deseainer sudah mendapatkan buruk, sebaliknya tidak dapat dituntut pelanggaran.34 perlindungan. Penerapan perlindungan desain industri yang ada Dengan semakin banyaknya produksi dari di Indonesia selama ini tidak hanya diperuntukkan industri fast fashion maka desain fashion yang dibuat bagi industri di sektor usaha besar, namun harus oleh desainer semakin mudah untuk dilanggar hak diperuntukkan juga bagi usaha mikro kecil dan desainnya. Oleh karena itu, untuk memperoleh menengah (UMKM). Hal ini mengingat bahwa sebagian perlindungan dari dibajaknya dan dipakainya desain besar industri di Indonesia adalah dilakukan oleh fashion oleh pihak peritel fast fashion tanpa ijin, pelaku usaha UMKM. Industri fashion di Indonesia maka perlindungan melalui peraturan perundang- juga banyak didominasi oleh desainer-desainer undangan dapat menjadi upaya preventif. Peraturan independen yang melakukan usaha UKM. Karena yang ada selama ini yaitu hak cipta dan hak merek karakteristik dari industri fashion dan UMKM yang belum memberikan perlindungan yang maksimal

33. Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. 2015. Laporan Akhir Penyelarasan Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Tentang Desain Industri, hlm. 84. 34. Sinungan, Ansori. 2011. Perlindungan Desain Industri: Tantangan dan Hambatan Dalam Praktiknya di Indonesia. Bandung: Alumni, hlm. 123.

292 Fast Fashion dalam Konteks Hak Kekayaan Intelektual... (Deny Andreas Krismawan) dimana hak cipta hanya memberikan perlindungan berbanding terbalik dengan kerugian yang dialami terhadap desain ornamental yang terdapat dalam oleh disainer yang asli. Sementara itu, para desainer produk fashion sebagai bagian dari seni rupa. tidak bisa melakukan gugatan atas pelanggaran Sementara itu hak merek juga hanya melindungi terhadap hak desain yang mereka ciptakan. dari segi merek, logo, warna atau simbol dari suatu Perlindungan hukum yang harus ditempuh produk fashion. adalah dengan membuat suatu kebijakan baru Peraturan perundang-undangan yang dapat dalam bentuk peraturan perundang-undangan digunakan untuk dapat memberikan perlindungan seperti Undang-Undang tentang perlindungan hukum bagi desain fashion adalah peraturan khusus yang khusus bagi karya-karya desain inovatif termasuk mengatur tentang perlindungan dan penegakan di dalamnya adalah karya desain fashion. Kemudian hukum bagi karya desain-desain inovatif. Peraturan pemerintah juga dapat memberikan kebijakan lain tersebut dapat berupa Undang-Undang tentang berupa pemberian insentif dan pembinaan bagi Perlindungan Karya Desain Inovatif, dimana di pelaku usaha desain fashion skala kecil menengah dalamnya terdapat jenis-jenis karya desain inovatif yang memiliki potensi besar agar dapat memberikan yang memproleh perlindungan dari pembajakan dan/ kontribusi bagi perekonomian. Sehingga perwujudan atau peniruan. Salah satunya adalah desain fashion ekonomi kreatif melalui peran industri kreatif dapat seperti pakaian, tas, sepatu dan asesoris lainnya menjadi tulang punggung perekonomian suatu yang merupakan suatu karya seni dan desain inovatif negara. yang selama ini belum mendapatkan perlindungan secara fungsional atau utuh dari peraturan terkait Daftar Pustaka hak kekayaan intelektual. Buku

Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian C. Penutup Hukum dan Hak Asasi Manusia. 2015. Pertumbuhan industri fashion secara global Laporan Akhir Penyelarasan Naskah Akademik telah berpartisipasi dalam menyumbang kemajuan Rancangan Undang-Undang Tentang Desain perekonomian. Akan tetapi dalam sisi lain, semakin Industri. berkembangnnya industri fashion, juga muncul Centre for Fashion Enterprise. 2012. Intellectual industri fast fashion yang menerapkan sistem bisnis Property in the Fashion Design Industry. London. dengan membajak atau meniru ulang desain fashion untuk diproduksi ulang dengan biaya murah dan Gautama, Suradgo. 1989. Hukum Merek Indonesia. jumlah yang banyak. Hal ini tentunya memberikan Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. kerugian bagi para desainer asli dari rumah mode Haris Munandar dan Sally Sitanggang. 2009. karena peritel besar tersebut tidak memiliki ijin dari Mengenal HAKI, Hak Kekayaan Intelektual desainer aslinya. Hak Cipta, Paten, Merek, dan Seluk-beluknya. Perlindungan hukum terhadap desain fashion Jakarta: Erlangga. dari peraturan terkait dengan hak kekayaan intelektual seperti hak cipta, hak merek, dan desain Irawan, Candra. 2012. Politik Hukum Hak Kekayaan industri belum memberikan perlindungan yang Intelektual Indonesia Kritik Terhadap WTO/ maksimal kepada produk fashion sebagai ciptaan yang TRIPs Agreement dan Upaya Membangun bersifat utuh dan fungsional dan tidak ada peraturan Hukum Kekayaan Intelektual Demi Kepentingan hukum yang spesifik mengatur tentang perlindungan Nasional. Bandung: CV Mandar Maju. karya desain fashion. Saat ini peraturan terkait hak Pusat Perencanaan Pembangunan Hukum Nasional kekayaan intelektual tersebut hanya memberikan Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian perlindungan dari segi ornamental, symbol, warna Hukum dan HAM. 2015. Laporan Akhir dan merek dari suatu produk fashion. Sementara Penyelarasan Naskah Akademik Rancangan itu, produksi dari peritel fast fashion yang meniru Undang-Undang Tentang Desain Industri. desain tanpa ijin semakin lebih besar dan meningkat

293 Jurnal LEGISLASI INDONESIA Vol 18 No. 2 - Juni 2021: 282-295

Sachari, Agus. 2005. Industrial Design dan Eguchi, Aya. 2011. Curtailing Copycat Couture: The Perkembangannya di Indonesia, Makalah dalam Merits of the Innovative Design Protection and Pelatihan Bagi Pemeriksa Desain Industri di Piracy Prevention Act and a Licencing Scheme Direktorat Jenderal HKI. for the Fashion Industry. Cornell Law Review, Volume 97. Sinungan, Ansori. 2011. Perlindungan Desain Industri: Tantangan dan Hambatan Dalam Eleanor Rockett. 2019. Trashion: An Analysis of Praktiknya di Indonesia. Bandung: Alumni. Intellectual Property Protection for the Fast Fashion Industry. Plymouth Law and Criminal Tony Hines, Margaret Bruce. 2007. Fashion Marketing: Review Volume 11. Contemporary Issues. Amsterdam Boston, Butterworth-Heinemann. Kirsi Niinimaki, Greg Peters, Helena Dahibo, Patsy Perry, Timo Rissanen, Alison Gwilt. 2020. The World Intellectual Property Organization. 2005. Environmental Price of Fast Fashion. Nature Looking good: An Introduction to Industrial Review Earth and Environment Volume 1. Designs for Small and Medium-sized Enterprises. Intellectual Property for Business Series Nomor Mackey, Alexandra. 2012. Made in America: A 2. Comparative Analysis of Copyright Law Protections for Fashion Design In Asia and The Artikel Jurnal United States. American University Business Aidiyah, Fihatul. 2013. Perlindungan Hukum Hak Law Review Volume 1 Issue 2. Kekayaan Intelektual Pada Industri Kreatif Mihm, Barbara. 2010. Fast Fashion in a Flat World: Bidang Desain Fashion, Tesis Program Global Sourcing Strategies. International Pascasarjana Magister Ilmu Hukum Universitas Business & Economics Research Journal. Diponegoro, Semarang. Volume 9 Number 6. Anama Joy, John F. Sherry Jr, Alladi Venkatesh, Jeff Purcell, Lauren E. 2013. A Fashion Flop: The Innovative Wang, Ricky Chan. Fast Fashion, Sustainability, Design Protection and Piracy Prevention Act. and the Ethical Appeal of Luxury Brands. Fashion Journal of Law & Commerce, University of Theory Volume 16 Nomor 3. Pittsburg Volume 31. Andrews, Katelyn N. 2012. The Most Fascinating Vertica Bhardwaj and Ann Fairhurst. 2010. Fast Kind of Art: Fashion Design Protection as Moral Fashion: Response to Change in the Fashion Right. NYU Journal of Intellectual Property & Industry. The International Review of Retail, Ent’ Law Volume 2. Distribution, and Consumer Research Volume Anguelov N. 2015. The Dirty Side of the Garment 20, Nomor 1. Industry: Fast Fashion and Its Negative Impact on Sumber Internet Environment and Society, CRC Taylor & Francis. https://fashionjournal.com.au/fashion/your-go-to- Brewer, Mark K. 2019. Slow Fashion in Fast guide-to-fashion-and-the-law/. 21 Mei 2020. Fashion World: Promoting Sustainability and An Introduction to Fashion Law in Australia. Responsibility. Laws. Brunswick East-Australia: Fashion Journal, Cohen, Arielle K. 2012. Designer Collaborations as a diakses tanggal 31 Desember 2020. Sollution to the Fast Fashion Copyright Dilemma. https://m.liputan6.com/citizen6/read/3939303/ Chicago-Kent Journal of Intellectual Property, tak-hanya-murah-kenali-lebih-jauh-industri- Volume 11 Nomor 2. fast-fashion. 21 April 2019. Tak Hanya Murah Cuzella, Jeanette. 2015. Fast Fashion: A Proposal for Kenali Lebih Jauh Industri Fast Fashion. Copyright Protection of 3D-Pronted Apparel. Colo. Jakarta: Liputan6dotcom, diakses pada 3 Tech L.J. Volume 13. Desember 2020.

294 Fast Fashion dalam Konteks Hak Kekayaan Intelektual... (Deny Andreas Krismawan) https://news.detik.com/kolom/d-5150292/ekonomi- Peraturan Perundang-undangan kreatif-dan-ekosistem-pengetahuan. 20 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Agustus 2020. Ekonomi Kreatif dan Ekosistem Desain Industri Pengetahuan. Jakarta: Detik News, diakses tanggal 3 Desember 2020. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta https://www.wipo.int/edocs/lexdocs/laws/en/ au/au332en.pdf. Fashion Rules: A Guide to Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Intellectual Property for Australia’s Clothing and Merek dan Indikasi Geografis Fashion Design Industry. New South Wales: Australian Fashion Council, diakses tanggal 31 Desember 2020 pukul 13.55 WIB

295