Prosiding Seminar Nasional Komunikasi dan Informatika #3 Tahun 2019: 179-184

Media Tradisional di Era Digital

Traditional Media in The Digital Era Emilsyah Nur1, Rukman Pala2

Balai Pengembangan SDM dan Penelitian Komunikasi dan Informatika Jl. Prof. Dr. Abdurrahman Basalamah II No.25, Makassar, 90123, Telp/Fax: 0411-4460084

[email protected]). [email protected])

Abstrak – Komunikasi yang menggunakan media tradisional memiliki peran penting dalam masyarakat, karena selain pesan dapat tersampaikan dengan baik juga menjadi media pendidik, alat pengendali sosial, serta tersampaikannya nilai-nilai budaya secara langsung. Eksistensi media tradisional saat ini kurang mampu bersaing dengan adanya perkembangan media digital, oleh karena ini akan dilaksanakan sebuah penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan, peran masyarakat dan peran pemerintah terhadap media tradisional di wilayah kerja yaitu Kota Pare-pare, Kabupaten , Kabupaten Bulukumba, Kota Ambon, Kota Kendari, Kota Ternate dan Kota Kupang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan kedudukan media tradisional masih sangat dibutuhkan untuk meningkatkan nilai-nilai tradisional, kearifan lokal dan kebudayaan suatu daerah. Media tradisional juga masih dibutuhkan masyarakat dengan pesan-pesan moral yang perlu disampaikan kepada masyarakat. Peran masyarakat dalam mengembangkan media tradisional yaitu dengan memberikan kesempatan kepada pemilik-pemilik seni budaya untuk tampil disetiap acara-acara adat merupakan peran masyarakat agar seni budaya yang ada dapat tetap eksis. Hal ini memerlukan pembinaan dan pelatihan serta dukungan anggaran dalam mengembangkan media tradisional. Peran pemerintah dalam mengembangkan media tradisional dirasakan masih cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari perhatian pemerintah daerah dalam melaksanakan lomba-lomba mulai dari tingkat desa sampai tingkat kabupaten/kota. Pembinaan dalam bentuk memberikan ruang yang cukup luas kepada sanggar- sanggar seni untuk membuka pelatihan-pelatihan kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat mengembangkan potensi seni budaya yang dimiliki. Kata Kunci : media tradisional, era digital Abstract - Communication using traditional media has an important role in society, because in addition to the message can be conveyed well it also becomes a media of educators, social control tools, and the delivery of cultural values directly. The existence of traditional media is currently unable to compete with the development of digital media, because this will be carried out by a study. This study aims to determine the position, the role of the community and the role of the government towards traditional media in the work area of Pare-pare City, , , Ambon City, Kendari City, Ternate City and Kupang City. This research was conducted using qualitative descriptive research methods. Data collection is done by interview, observation and documentation. The results showed the position of traditional media is still very much needed to improve traditional values, local wisdom and culture of a region. Traditional media are also still needed by the community with moral messages that need to be conveyed to the community. The role of the community in developing traditional media, namely by providing opportunities for art and culture owners to perform at each customary event, is the role of the community so that existing cultural arts can continue to exist. This requires coaching and training as well as budget support in developing traditional media. The role of government in developing traditional media is still felt quite good. This can be seen from the attention of local governments in carrying out competitions ranging from village level to district / city level. Guidance in the form of providing a large enough space for art studios to open training to the community so that the community can develop the potential of art and culture possessed. Keywords: traditional media, digital era

PENDAHULUAN dapat digunakan oleh manusia untuk mempermudah melakukan apapun tugas dan pekerjaan. Perkembangan teknologi ke arah serba digital saat Peran penting teknologi inilah yang membawa ini semakin pesat. Pada era digital seperti ini, manusia peradaban manusia memasuki era digital. Era digital secara umum memiliki gaya hidup baru yang tidak bisa telah membawa berbagai perubahan yang baik sebagai dilepaskan dari perangkat yang serba elektronik. dampak positif yang bisa gunakan sebaik-baiknya. Teknologi menjadi alat yang mampu membantu Namun dalam waktu yang bersamaan, era digital juga sebagian besar kebutuhan manusia. Teknologi telah membawa banyak dampak negatif, sehingga menjadi

179 Prosiding Seminar Nasional Komunikasi dan Informatika #3 Tahun 2019: 179-184 tantangan baru dalam kehidupan manusia di era digital dalam bentuk nyayian rakyat, tarian rakyat, musik ini. Tantangan pada era digital telah pula masuk ke instrumental rakyat, drama rakyat, pidato rakyat, yang dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial semua kesenian rakyat tersebut merupakan produk budaya, pertahanan, keamanan, dan teknologi sastra, visual maupun pertunjukkan yang diharapkan informasi itu sendiri. Grant & Meadows (2016) dapat diteruskan dari generasi ke generasi selanjutnya. mengatakan bahwa keefetifan pada hampir semua Pertunjukkan rakyat yang kebanyakan orang, organisasi, atau sumber daya informasi akan menggunakan bahasa daerah mulai ditinggalkan orang, mengubah komunikasi dan perdagangan sebanyak terutama setelah banyak warga masyarakat menguasai yang telah dilakukan internet. bahasa . Di pihak lain, jumlah para seniman Era digital terlahir dengan kemunculan digital, yang menciptakan dan memerankan pertunjukkan jaringan internet khususnya teknologi informasi pertunjukkan tradisional itupun semakin berkurang. komputer. Media baru era digital memiliki Generasi baru nampaknya kurang berminat untuk karakteristik dapat dimanipulasi, bersifat jaringan atau melibatkan diri dalam pengembangan pertunjukkan internet. Media massa beralih ke media baru atau tradisional yang semakin kurang mendapat sambutan internet karena ada pergeseran budaya dalam sebuah khalayak ini. Kemudian (Ratihningsih, 2014) penyampaian informasi. Kemampuan media era digital menunjukkan peristiwa-peristiwa internasional yang ini lebih memudahkan masyarakat dalam menerima menaruh perhatian pada pengembangan dan informasi lebih cepat. Prasanti (2017) mengungkapkan pendayagunaan media tradisional bagi pembangunan. bahwa era digital merupakan suatu masa dimana Salah satu di antaranya ialah seminar yang sebagian besar masyrakat pada era tersebut dilaksanakan oleh East West Communication Institute menggunakan sistem digital dalam kehidupan sehari- di Hawaii, yang menegaskan kembali bahwa strategi harinya. komunikasi modern di negara-negara yang sedang Dengan media internet membuat media massa berkembang akan mengalami kerugian besar, jika tidak berbondong-bondong pindah haluan. Semakin didukung oleh media tradisional (Arifianto, 2015). Di canggihnya teknologi digital masa kini membuat berbagai daerah di Indonesia, media tradisional tampil perubahan besar terhadap dunia, lahirnya berbagai dalam berbagai bentuk dan sifat, sejalan dengan variasi macam teknologi digital yang semakin maju telah kebudayaan yang ada di daerah-daerah itu, misalnya: banyak bermunculan. Berbagai kalangan telah Tudang Sipulung (Duduk Bersama), Ma’bulo Sibatang dimudahkan dalam mengakses suatu informasi melalui (Kumpul Bersama Dalam Sebuah Pondok Bambu) di banyak cara, serta dapat menikmati fasilitas dari Sulawesi Selatan (Chusmeru, 2017). teknologi digital dengan bebas dan terkendali. Media tradisional mempunyai nilai tradisional yang Namun budaya digital masyarakat Indonesia sangat tinggi dalam sistem komunikasi karena memiliki posisi cepat menerima perkembangan teknologi tersebut. Di khusus dalam sistem suatu budaya. Kespesifikan tanda- lihat secara global Indonesia masuk dalam budaya tanda informasi yang dilontarkan dalam pertunjukan- digital yang di butuhkan dalam mencapai pertumbuhan pertunjukan, mengakibatkan orang-orang berasal dari yang positif sesuai dengan kemajuan jaman itu sendiri. sistem budaya lain sulit menyadari, memahami, dan Namun dalam perkembangan digital membawa menghayati ekspresi kesenian yang bersifat verbal, pengaruh terhadap media tradisional, hal ini material, maupun musik yang ditampilkan (Haruna, dikarenakan masyarakat lebih banyak bergeser kepada 2014). penggunaan media modern sebagai sumber informasi. Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan Pada masa silam, media tradisional pernah menjadi masalah dalam penulisan ini adalah: Bagaimakah perangkat komunikasi sosial yang penting. Kini kedudukan media tradiiaonal di era digital? penampilannya dalam masyarakat telah surut. Sebagian Bagaimanakah peran masyarakat dalam diantara media tradisional memiliki potensi untuk mengembangkan media pemerintah? Bagaimanakah menjadi sarana komunikasi publik, sebab media peran pemerintah daerah dalam mengembangkan tradisional seperti halnya media massa mempunyai media tradisional di era digital? Adapun tujuan fungsi informatif dan edukatif bagi masyarakat. Sejalan penelitian ini adalah: untuk mengetahui kedudukan dengan definisi diatas, jenis media tradisional yang media tradisional di era digital, untuk mengetahui dapat di petakan seperti: media rakyat yang tampil peran masyarakat dalam mengembangkan media

180 Prosiding Seminar Nasional Komunikasi dan Informatika #3 Tahun 2019: 179-184 pemerintah, untuk mengetahui peran pemerintah Aset dan kearifan lokal Kota Pare-pare daerah dalam mengembangkan media tradisional di era Media penyampai pesan Kabupaten Luwu Media informasi Kabupaten Bulukumba digital. Manfaat penelitian ini: diharapkan dapat Hadirnya internet Kota Ternate memberikan konstribusi pada Direktorat yang terkait di Sistem dan metode informasi Kota Kendari Dirjen IKP agar dapat memberikan konstribusi pada Cukup dibutuhkan Kota Ambon Dinas yang melakukan pembinaan dan pengembangan Masih dibutuhkan Kota Kupang untuk pembinaan media tradisional di era digital. Tabel 2 Media Tradisional dalam Pandangan Masyarakat METODOLOGI PENELITIAN Keberadaan Media Lokasi Sangat diperlukan Kota Pare-pare Dalam metode penelitian kualitatif ini Masih dibutuhkan Kabupaten Luwu menggunakan metode studi kasus tunggal terjalin, Masih dibutuhkan Kabupaten Bulukumba Membutuhkan dukungan peran Kota Ternate karena melebihi satu unit kasus yang dianalisis (Yin, masyarakat 2019), dengan maksud mengkomparasi pola Peran masyarakat Kota Kendari perkembangan media tradisional di kedua lokasi Sangat dibutuhkan Kota Ambon penelitian, serta mempelajari faktor-faktor yang Sangat dibutuhkan Kota Kupang berpengaruh terhadap eksistensi media tradisional. data Tabel 3 Peran Pemerintah terhadap Media Tradisional penelitian dikumpulkan menggunakan teknik Peran Lokasi observasi, dan wawancara dengan informan di lokasi Perhatian khusus Kota Pare-pare penelitian sebagai triangulasi. observasi dilakukan Perhatian khusus Kabupaten Luwu Pelestarian budaya lokal Kabupaten untuk mengeksplorasi dan pencatatan data yang belum Bulukumba tergali khususnya pada media, pengelola media dan Mendukung pengembangan Kota Ternate masyrakat pengguna media tersebut. media Untuk berkembang Kota Kendari Lokasi penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Mendapat perhatian Kota Ambon BBPPSDMP kominfo wilayah Makassar, dimana Sangat dibutuhkan Kota Kupang pemilihan lokasi penelitian bertujuan untuk Deskripsi Media Tradisional Pare-pare mengetahui kondisi media tradisional agar tetap eksis dan memiliki daya tahan tinggi untuk bersaing di era Media tradisional yang ada di Kota Pare-pare yang digital. masuk dalam binaan Diskominfo Kota Pare-pare diberi Adapun teknik pengumpulan data dikumpulkan nama Ananta Kupa dan para penginisiatifnya dan dengan menggunakan teknik observasi, dan wawancara pengelolaannya beberapa orang sudah memasuki purna dengan informan di lokasi penelitian sebagai bakti, beberapa tahun terakhir ini tidak ada lagi triangulasi. Observasi dilakukan untuk mengeksplorasi aktivitas pertunjukkan karena tidak bantuan dari dan pencatatan data yang belum tergali khususnya pada pemerintah untuk melaksaakan peranannya dengan media pengelola media dan masyarakat pengguna pertunjukkan rakyat yang diisi dengam pesan media tersebut. penyadaran masyarakat selaku warga Negara baik dan Untuk teknik pengolahan dan analisis data dalam taat pada aturan-aturan yang berlaku di Negara ini atau penelitian ini adalah semua data yang terkumpul di di Kota Pare-pare. Tidak ada data yang valid tentang lapangan kemudian diorganisir berdasarkan kebutuhan jumlah media tradisional yang ada di Pare-pare apalagi penelitian untuk menjawab pertanyaan rumusan kalau media tradisional yang aktif dan dikelola secara masalah. Data-data ini kemudian disusun dan organisasi seperti ananta kupa, bias saja banyak dianalisis secara deskriptif kualitataif. individual tetapi itupun juga tidak ada data astunya dengan jumlah yang ada. Jumlah media tradisional saat HASIL DAN PEMBAHASAN ini yang sering dipentaskan pada acara-acara festival tertentu ada dua antara lain Pakkacapi, dan Berdasarkan hasil data lokasi penelitian yang Mappadendang Rabana. telah dilakukan pada wilayah kerja BBPPSDMP Makassar, berikut ini kami paparkan matriks hasil olahan data Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3. Deskripsi Media Tradisional Luwu Tabel 1 Kedudukan Media Tradisional Kedudukan Lokasi 181 Prosiding Seminar Nasional Komunikasi dan Informatika #3 Tahun 2019: 179-184

Saat ini media tradisional di Kabupaten Luwu tidak informasi, diangap kurang jelas dan akurat, selain itu banyak karena akibat pergeseran perangkat TIK yang kurangnya sosialisasi kepada masyarakat di era begitu cepat berkembang sehingga sulit sekali milenial sehingga media tradisional di daerah menemui media tradisional yang masih aktif khususnya perkotaan semakin tenggelam. yang berperan dalam penyambung informasi dari pemerintah ke masyarakat. Adapun media tradisional Deskripsi Media Tradisional di Kota Kendari yang di Kabupaten Luwu dan masih berkembang saat Media tradisional yang di daerah ini, kalau yang ini ada 1 Sanggar Seni Konteporer yang saat ini masih aktif hanya beberapa dan itu secara rutinitas, eksis yang tersebar di 15 tempat di Kabupaten Luwu, ditampilkan pada acara-acara penjemputan tamu pada tapi kegiatannya tergantung dari moment yang ada di tamu-tamu tertentu, media yang dimaksud adalah Kabupaten Luwu. Masalah pengaruh bidang TIK yang musik bamboo, kemudian dihadirkan juga media- begitu cepat berkembang kepada masyarakat media tradisional pada festival-festival baik yang khususnya penggunaan internet sehingga media lama berkaitan dengan acara hari-hari besar, mapun kegiatan mulai ditinggalkan oleh masyarakat yang ada di pariwisata. Media tradisional yang ada di Kecamatan Kabupaten Luwu. Abeli yang disebut tuntutan kain tradisional sering diikutkan festival dan banyak masyarakat yang tertarik, Deskripsi Media Tradisional di Kabupaten karena selain daripada memproduksi kain jadi, juga Bulukumba diawali dengan suatu petuah-petuah dari penenunnya Melihat kondisi media tradisional yang ada di yang berisikan dengan pesan nilai-nilai etika moralitas, Kabupaten Bulukumba saat ini kurang berkembang, yang intinya bekerja keras dengan penuh keikhlasan namun keberadaannya masih ada. Adapun jumlah akan mendapatkan hasil yang terbaik. Oleh karena itu, media tradisional yang ada saat ini adalah Teater bahwa media seperti ini sangat berperan positif baik Kampoeng SorajaE dan Al Farabhi disamping itu sebagai sesuatu kearifan lokal yang berkualitas dan tumbuh juga media tradisonal lainnya. Masalah yang juga memberikan edukasi untuk motivasi. Media dihadapi media tradisional Kabupaten Bulukumba saat tradisional lainnya yang pernah berkembang adalah ini adalah : Regenerasi yang berkurang / tidak berminat gambus namun akhir-akhir ini tidak lagi aktif, hal ini sementara pelaku media sebelumnya sudah tua jadi disebabkan karena tidak adanya regenerasi yang dibina memerlukan regenerasi tetapi dengan perkembangan dan juga terkait dengan pembinaan dari pemerintah digilitalisasi saat ini sulit dibantahkan kita berharap khususnya instansi yang terkait belum sesuai dengan kedepan ada regenerasi yang bisa melanjutkan. Biaya harapan, bahkan media gambus ini kelihatannya pertunjukan dan alat peraga lainnya butuh sponsor, ini bergerser ke kabupaten disekitar kota Kendari mungkin termasuk permasalahan besar karena untuk di kabupaten lebih dapat eksis dibanding dengan di melaksanakan suatu pementasan perlu biaya. Kurang kota. terlibat dalam even-even pemerintahan, kecuali bila ada kegiatan pemerintah itupun hanya beberapa media Deskripsi Media Tradisional di Kota Ternate tradisional yang terlibat. Media tradisional yang ada di Kota Ternate yaitu Dolo Bololo yaitu pepatah yang mengandung nasihat Deskripsi Media Tradisional di Kota Ambon yang merupakan sastra lisan. Selama ini Dolo Bololo Media tradisional yang dulunya dipakai masyarakat ini lebih banyak dilakukan oleh orang-orang tua sebagai media penyampaian informasi, saat ini yang kalaupun komunitas itu paling satu atau dua. Sementara sudah jarang terdengar dikarenakan kemajuan itu dibidang Bahasa dan Sastra sedang merevitalisasi teknologi sudah hadir dan menyediakan fasilitas yang dan mengembalikan khasanah bahasa daerah yang lebih efisien dan efektif serta jelas. Jumlah media tadinya hanya dikenal oleh orang asli Ternate itupun tradisional yang ada dan berkembang di Ambon ada lebih orang-orang tua karena banyak generasi muda lima yaitu Tipa-tipa, Tahuri, Oleng-toleng serta yang tidak tahu padahal akan hal tersebut. Lonceng gereja dan Marinyo. Masalah yang dihadapi adalah kemajuan teknologi dalam era digitalisasi Deskripsi Media Tradisional di Kota Kupang menjadikan informasi yang jelas sehingga media Kondisi saat ini, menunjukkan bahwa tradisional yang dulunya dipakai sebagai media perkembangan media tradisional di Kota Kupang.

182 Prosiding Seminar Nasional Komunikasi dan Informatika #3 Tahun 2019: 179-184

Dalam mendukung perkembangannya media mendukung pengembangan media tradisional sangat tradisional melibatkan media cetak dan elektronik. dibutuhkan. Untuk mengetahui peran masyarakat Contoh : melibatkan RRI dengan mengadakan lomba dalam mengembangan media tradisional, berikut hasil tarian daerah. Saat ini media tradisional yang wawancara dengan beberapa informan di bawah ini. berkembang sebanyak 21 media tradisional (sanggar). Wawancara dengan Bapak Freida Huye selaku Hal ini menunjukkan bahwa media tradisional masih Kepala Seksi Kesenian Dinas Parawisata dan tetap eksis di masyarakat. Tergantung bagaimana kita Kebudayaan Kota Ambon mengemukakan: memperkenalkan kemasyarakat. Kami disini “Perkembangan media tradisional di Kota Ambon menghimpun anak muda dimana setelah dijelaskan masih dapat berkembang di era digital. Hal ini maka mereka cinta dengan budaya juga tidak respek didukung oleh peran serta masyarakat baik sebagai dengan budaya modern. Media tradisional ikut pengguna seni budaya maupun sebagai pencinta seni. berpengaruh dengan adanya kemajuan teknologi, Adanya kesadaran masyarakat untuk terus apabila tidak ada orang-orang yang mempertahankan mengembangkan seni budaya tersebut merupakan maka media tradisional akan punah. Tapi sekarang usaha yang dilakukan sehigga seni budaya dapat terus respek dari masyarakat sudah baik, media tradisional di lestari.” Kota Kupang didukung dengan berkembangnya 15-16 sanggar. 3 sanggar yang besar yaitu: Sanggar Peran Pemerintah Daerah dalam Mengembangkan Manggarai, Sanggar Ende, dan Sanggar Maumere. Media Tradisional Kota Kupang Kedudukan Media Tradisional di Kabupaten Pare- Peran pemerintah Kota Kupang dalam pare mengembangkan media tradisional di Kota Kupang sangat dibutuhkan khususnya dalam mendukung dan Kedudukan media tradisional di Kota Pare-pare mengembangkan media tradisional sehingga dapat masih disenangi terutama pada segmen masyarakat lebih eksis di masyarakat. Untuk mengetahui peran tertentu, disenangi karena media tradisional adalah pemerintah berikut wawancara dengan Kepala Bidang asset yang juga merupakan kearifan lokal yang Kebudayaan Dinas Pendidikan Kota Kupang memberikan edukasi melalui diseminasi informasi mengemukakan. “Sudah melakukan terobosan- yang mengajak masyarakat tentang bagaimana bertata terobosan dalam membina media tradisional/sanggar- karama dan beretika yang baik sesuai dengan budaya sanggar. Diprioritaskan pemberian bantuan kepada orang bugis, petuah-petuah ini diceritakan dengan media tradisional/sanggar yang masih dalam standar sangat runtut dengan kandungan nilai-nilai moralitas yang kurang baik/berkembang. Bantuan dilakukan yang mengajak masyarakat agar tetap dalam koridor bertahap karena keterbatasan dana.” yang tidak menyimpang atau melanggar dengan apapun profesinya. Wawancara dengan Ibu Nur Asia KESIMPULAN selaku Pemerhati Pengelola Media Tradisional Ananta Dari hasil penelitian di atas, yang dapat kami Kupa mengemukakan:“Masih disukai pada moment berikan beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut: tertentu, masih bisa disampaikan misalnya pada 1. Kedudukan media tradisional masih sangat perayaan HUT Proklamasi, HUT Kota Pare-pare dan dibutuhkan untuk meningkatkan nilai-nilai lainnya, dengan mengumpulkan masyarakat untuk tradisional, kearifan lokal dan kebudayaan suatu memberikan hiburan dan pesan-pesan pembangunan daerah. Media tradisional juga masih dibutuhkan dari dimensi yang berbeda di era digital ini, selain itu masyarakat dengan pesan-pesan moral yang perlu dapat melestarikan budaya tradisional.” disampaikan kepada masyarakat. Namun eksistensi media tradisional yang ada sekarang segmen Peran Masyarakat dalam Mengembangka Media peminatnya masih terbatas pada masyarakat tertentu Tradisional Kota Ambon saja sedangkan dikalangan milenial sangat sulit Pemberdayaan masyarakat untuk mengembangkan berkembang, dikarenakan adanya kendala pada media tradisonal di Kota Ambon sangat dibutuhkan. masalah bahasa daerah dan kurangnya sosialisasi Mengingat media tradisional dapat berfungsi sebagai yang dilakukan oleh instansi terkait serta pengaruh media penyampaian informasi atau pesan moral kepada media digitalisasi yang lebih disukai oleh kaum masyarakat, maka keberadaan masyarakat untuk milenial. Selain itu masalah yang dihadapi

183 Prosiding Seminar Nasional Komunikasi dan Informatika #3 Tahun 2019: 179-184

regenerasi untuk mengembangkan seni budaya yang pemerintah yang tekait langsung untuk ada disetiap daerah sangat terbatas, hal ini membicarakan konsep dan programnya agar media dikarenakan kurangnya minat dari generasi muda tradisional ini tetap ada dan eksis sebagai bagian untuk mempelajari budaya yang ada disetiap untuk berkontribusi dalam pembangunan. daerah. 2. Peran masyarakat dalam mengembangkan media UCAPAN TERIMA KASIH tradisional yaitu dengan memberikan kesempatan Kami atas nama Tim Peneliti BBPPSDMP Kominfo kepada pemilik-pemilik seni budaya untuk tampil Makassar mengucapkan banyak terima kasih kepada: disetiap acara-acara adat merupakan peran Seluruh SKPD Dinas Kominfo yang ada di lokasi masyarakat agar seni budaya yang ada dapat tetap penelitian di wilayah kerja BBPPSDMP Kominfo eksis. Hal ini memerlukan pembinaan dan pelatihan Makassar. Juga stakholder yang terkait dengan serta dukungan anggaran dalam mengembangkan penelitian ini mulai dari: Tokoh Masyrakat, Tokoh media tradisional. Agama, Budayawan dan Praktisi serta Pengita Media 3. Peran pemerintah dalam mengembangkan media Tradisional yang ada di wilayah masing-masing lokasi tradisional dirasakan masih cukup baik. Hal ini penelitian ini. Tak lupa pula kami mengucapkan terima dapat dilihat dari perhatian pemerintah daerah kasih atas dukungan Bapak Kepala Balai Besar dalam melaksanakan lomba-lomba mulai dari Pengkajian Pengembangan SDM Kominfo Makassar tingkat desa sampai tingkat kabupaten/kota. atas dukungan dan bantuan sehingga kegiatan Pembinaan dalam bentuk memberikan ruangan penelitian ini dapat kami laksanakan dengan tepat yang cukup luas kepada sanggar-sanggar seni untuk waktu. Dan yang terakhir ucapan terima kasih atas membuka pelatihan-pelatihan kepada masyarakat bantuan dan peran serta teman-teman peneliti Bidang sehingga masyarakat dapat mengembangkan Komunikasi mulai dari pembuatan Riset Design potensi seni budaya yang dimiliki. Namun yang sampai laporan akhir penelitian ini selesai dibuat. kurang dilakukan pemerintah adalah sosialisasi dan bantuan dana, hal ini dikarenakan pemerintah DAFTAR PUSTAKA daerah menganggap kegiatan ini bukan merupakan skala prioritas. Arifianto, S. (2015). Pemanfaatan Media Tradisional untuk Diseminasi Informasi Publik. Jurnal Ilmu Adapun saran yang dapat diberikan dalam Pengetahuan Dan Teknologi Komunikasi, 17(1), 71– 86. penelitian ini adalah sebagai berikut: Chusmeru. (2017). Pemahaman Mahasiswa tentang 1. Agar media tradisional tetap eksis diperlukan peran Komunikasi Tradisional. Journal Acta Diurna, 13(1), pemerintah untuk memasukkan kegiatan ini dalam 75–88. Grant, A. E., & Meadows, J. H. (2016). Communication APBD sehingga anggaran yang disediakan untuk technology update and fundamentals. New York: mengembangkan media tradiisonal terpenuhi Routledge. disetiap daerah. Haruna, R. (2014). Ma’badong dalam Analisis Semiotika 2. Perlu ada perhatian khusus dari pemerintah Roland Barthes. AL MUNIR: Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam, 5(1), 75–97. Retrieved from khususnya instansi yang terkait pembinaan pada https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/almunir/a pelaku media, penyediaan anggaran yang memadai rticle/view/649 serta pemanfaatan media tradisional dalam kegiatan Prasanti, D. (2017). Perubahan Media Komunikasi dalam pembangunan. Pola Komunikasi Keluarga di Era Digital. COMMED: Jurnal Komunikasi Dan Media, 1(1), 69–81. Retrieved 3. Peluang tetap ada dimiliki untuk mengembangkan from media tradisional sepanjang konsep dan http://113.212.163.133/index.php/commed/article/vie pembinaannya dapat dilakukan secara terprogram. w/115 Oleh karena itu harus ada upaya bersama dari Yin, R. K. (2019). Studi Kasus: Desain & Metode. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

184